• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

1.1 ALUR PROSES

Berikut adalah diagram alir dari kegiatan Penghematan Energi & Air (PEA) di BPPT

Gambar 4.1 Diagram Alir PEA BPPT (Sumber: Pribadi)

4.1.1 Penjelasan Singkat

A) Perencanaan Kegiatan PEA

Meliputi kegiatan Perencanaan awal kegiatan yang akan dilakukan dalam hal melaksanakan Penghematan Energi & Air di BPPT, baik jenis kegiatan maupun anggaran yang diperlukan.

(2)

B) Persiapan Kegiatan PEA

Meliputi kegiatan Persipan PEA seperti persiapan Material ataupun kebutuhan lainnya yang diperlukan.

C) Pelaksanaan Kegiatan PEA

Meliputi pelaksanaan kegiatan PEA sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

D) Monitoring Kegiatan PEA

Meliputi monitoring kegiatan PEA yang dilaksanakan. E) Evaluasi Kegiatan PEA

Meliputi evaluasi kegiatan PEA yang telah dilaksanakan, seperti mengadakan Rapat Koordinasi.

F) Pembuatan Laporan Kegiatan PEA

Meliputi kegiatan pembuatan pelaporan, seperti pembukuan hasil evaluasi kegiatan PEA guna dilaporkan kepada pejabat yang terkait.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Perencanaan Kegiatan PEA

A) Garis Besar Kegiatan Penghematan Energi & Air di BPPT a. Pembentukan Organisasi Penghematan Energi dan Air

 Tim Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air serta Gerakan Indonesia Bersih.

 Tim Cepat Tanggap.

b. Kegiatan Program Penghematan Energi dan Air yang sudah dilakukan b.1 Energi

(3)

 Penggantian lampu TL36 (36 watt) menjadi LED T8 (16 watt).  Penggantian lampu PLC 13 watt dengan LED 9 watt.

 Pemasangan timer di Panel listrik untuk:

 Gedung Parkir 1 dan 2, di setting pada pukul 18.00 – 21.00

 Operasional Timer Lampu Penerangan Jalan 18:00 – 04:30  Pemasangan sensor gerak pada area toilet.

 Regrouping lampu penerangan ruang kantor.

 Tim monitoring pelaksanaan penghematan energi dan air yang memonitor setiap hari.

b.2 Air

 Pemasangan kran sensor.

 Pemasangan flow water meter pada instalasi air bersih dan hasil olahan IPAL.  Pemanfaatan hasil olahan IPAL untuk siram taman dan cuci mobil.

 Pembuatan bak penampung air hujan.

c. Kegiatan Program Penghematan Energi dan Air yang sedang dan akan dilakukan c.1 Energi

 Pemasangan timer dan sensor gerak pada gedung parkir.

 Penggantian chiller 3 unit menggunakan inverter dengan soft starter 10 ~ 100 % dan refrigerant R134a.

 Penggantian backup power turbin dengan konsumsi solar 6000 liter menjadi genset dengan konsumsi solar 3000 liter, sehingga dapat menghemat solar sebanyak 3000 liter (50%).

 Revitalisasi sistem kontrol BAS .  Pemasangan kWh meter setiap lantai. c.2 Air

 Pengujian baku mutu air hasil olahan IPAL secara berkala.  Penggantian closet menjadi eco flush.

(4)

d. Inovasi Penghematan Energi dan Air d.1 Energi

 Pemanfaatan solar cell sebagai substitusi sumber listrik pada gedung parkir 2.  Pemasangan peralatan Sistem Informasi Monitoring Energi. Sistem Informasi

Monitoring Energi Bisa di Akses Secara Online melalui alamat http://sime625.bppt.go.id/thamrin/ baik menggunakan smart phone ataupun perangkat computer.

d.2 Air

 Akan dilakukan monitoring IPAL yang terintegrasi secara online. e. Training/ Sosialisasi

Pelatihan akan dilakukan secara berkala.

Sosialisasi dilakukan dengan media FGD, pemasangan poster, stiker dan banner.

4.2.2 Persiapan Kegiatan PEA

A) Launching Tim Gugus Penghematan Energi & Air

(a) (b)

Gambar 4.2 (a) Apel Peresmian Tim Gugus Penghematan Energi & Air BPPT (b) Peresmian Seragam Tim Gugus Penghematan Energi & Air BPPT

(5)

Gambar 4.3. Pidato Ketua Tim Gugus Penghematan Energi & Air BPPT (Sumber: BPPT, 2016)

4.2.3 Pelaksanaan Kegiatan PEA

A) Pemasangan Kapasitor Bank

Gambar 4.4 Kapasitor Bank BPPT (Sumber: BPPT, 2016)

Penjelasan: Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir

(6)

ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Karena beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.

B) Penggantian lampu TL36 (36 watt) menjadi LED T8 (16 watt)

(a) (b)

Gambar 4.5 (a) Lampi TL konvensional + ballast (36 watt) (b) Lampu TL LED T8 (18 watt)

(Sumber: BPPT, 2016) Penjelasan Perbandingan Konsumsi daya:

a) Lampu TL konvensional (+ ballast / trafo)

Setelah diukur Ampere yang ada = 0,35 A (sumber: Suwirnata, 2011) Maka 0,35 A x 220 A = 77 Watt

b) Lampu TL LED

Berdasarkan data pabrikan = 18 Watt

Sehingga, dapat disumpulkan penggantian Lampu TL konvensional (+ ballast / trafo) menjadi Lampu TL LED dapat menghemat hingga ± 76,6 % pemakaian daya listrik.

(7)

C) Penggantian lampu PLC 13 watt dengan LED 9 watt

(a) (b) Gambar 4.6 (a) lampu ulir LED 9 watt (b) Ruangan dengan penerangan Lampu LED

(Sumber: BPPT, 2016)

Penjelasan: Penggantian Lampu PLC menjadi LED dilakukan dengan menggati juga dudukan dari kedua jenis lampu tersebut

PLC: Lampu Tusuk + Ballast LED: Lampu Ulir

D) Pemasangan timer di Panel listrik

(a) (b) Gambar 4.7 (a) Timer di Panel listrik

(b) Panel Listrik (Sumber: BPPT, 2016)

(8)

Pemasangan timer di Panel listrik untuk:

a) Gedung Parkir 1 dan 2, di setting pada pukul 18.00 – 21.00 b) Operasional Timer Lampu Penerangan Jalan 18:00 – 04:30

E) Pemasangan sensor gerak pada area toilet

(a) (b)

Gambar 4.8 (a) Pemasangan sensor gerak pada area toilet (b) Sensor gerak pada area toilet

(Sumber: BPPT, 2016)

Ketika toilet kosong (tidak terdapat orang di dalam) lampu akan mati, dan ketika terdapat seseorang yang memasuki toilet, maka secara otomatis sensor akan membaca pergerakan tersebut dan memerintahkan lampu untuk hidup.

F) Regrouping lampu penerangan ruang kantor

Regrouping lampu penerangan, yaitu menghubungkan beberapa lampu penerangan menjadi 1 (satu) saklar digital, dan menghubungkannya dengan timer pada sistem BAS (Building Automatis System), sehingga lampu pada ruangan akan hidup mulai pukul 6 (enam) pagi dan akan mati pada pukul 7 (tujuh) malam, kecuali service lamp.

(9)

(a) (b)

Gambar 4.9 (a) Pekerjaan regrouping lampu penerangan (b) Ruangan kantor dengan sistem regrouping lampu penerangan

(Sumber: BPPT, 2016) G) Pemasangan kran sensor

(a) (b) Gambar 4.10. (a) kran sensor

(b) Pengetesan kran sensor (Sumber: BPPT, 2016) Penjelasan:

Cara kerja dari keran sensor, yaitu membaca gerakan tangan / benda sesuai jarak baca dari sensor tersebut, untuk kemudian kran terbuka dan mengeluarkan air. Hal ini dapat menghemat penggunaan Air dibanding kran lainnya, seperti ketika lupa menutup kran. Hasil penelitian menunjukkan pemakaian kran sensor dapat menghemat sampai 70% air bersih. (Sumber: BPPT, 2016)

(10)

H) Pemasangan flow water meter pada instalasi air bersih dan hasil olahan IPAL Dengan diketahuniya parameter dari aliran suatu matrial oleh alat ukur flow meter yang dikirim berupa data angka dapat juga diteruskan guna menghasilkan aliran listrik atau sinyal yang bisa digunakan sebagai input pada control atau rangkaian electric lainnya. Pada kasus tertentu flow meter dapat digunakan untuk mendapatkan efisiensi dari suatu proses denagn cara melakukan adjustment besar kecilnya suatu aliran fluida.

Seperti di industri manufacture dimana kebutuhan air, udara bertekanan dan steam yang tentunya besar kecilnya harus mengacu pada kebutuhan lini produksi berdasarkan konsumsi mesin pada proses produksi. Flow meter di sini bisa digunakan sebagai acuan besar kecilnya kebutuhan udara/air/steam dengann menyetel valve sehingga mesin yang membutuhkan udara lebih kecil bisa di sesuaiakn alirannya dan begitu juga sebaliknya. Sehingga tidak ada lagi kekuranagan udara/air atau steam untuk mesin-mesin yang membutuhkan lebih banyak.

(a) (b) Gambar 4.11 (a) Instalasi piping IPAL

(b) Flow water meter pada instalasi air bersih dan hasil olahan IPAL (Sumber: BPPT, 2016)

(11)

I) Pemanfaatan hasil olahan IPAL untuk siram taman dan cuci mobil

BPPT mengembangkan teknologi daur ulang air limbah kapasitas 120 m3/hari untuk meningkatkan kualitas air limbah menjadi air bersih sesuai Baku Mutu KeMenKes. Sistem daur ulang tersebut terdiri dari Sistem Pretreatment dan Advance Treatment. Pretreatment ditujukan untuk mengurangi kekeruhan, kelebihan Fe-Mn, senyawa organik (secara terbatas) yang menyebabkan bau dan warna, melalui proses-proses pencampuran, oksidasi, filtrasi dan absorpsi. Advance Treatment mengakomodasi proses mikro-ultra filtrasi.

Air bersih hasil daur ulang air limbah saat ini digunakan untuk: siram tanaman, cuci kendaraan, flushing toilet dan lainnya. Air hasil daur ulang air limbah dapat menghemat penggunaan air bersih di kantor BPPT sekitar 32 %.

(a) (b) Gambar 4.12 (a) Pemanfaatan hasil olahan IPAL untuk kolam ikan

(b) Pemanfaatan hasil olahan IPAL siram taman (Sumber: BPPT, 2016)

(12)

J) Pembuatan bak penampung air hujan

Pemanen Air Hujan (PAH) dari air yang jatuh diatas atap gedung merupakan sebuah cara sederhana untuk mengumpulkan air bersih. Cara menangkap air hujan dengan model tersebut dapat dilakukan dengan menampung air hujan kedalam bak penampung. Sebagai sumber air yang murah untuk siram tanaman pada ruang terbuka hijau dan meningkatkan sanitasi lingkungan.

(a)

(b)

Gambar 4.13 (a) Diagram pemanenan Air Hujan (b) Instalasi bak penampung air hujan

(13)

K) Pemanfaatan solar cell sebagai substitusi sumber listrik pada gedung parkir 2

(a) (b) Gambar 4.14 (a) Pemanfaatan solar cell

(b) Solar Cell sebagai substitusi sumber listrik pada gedung parkir 2 (Sumber: BPPT, 2016)

Penggantian PV-Inverter 10 KVA, 400 V, 3 Phase (PV On Grid) 3-phases 10kW (400V/50Hz) 2x MPPT PV solar string inverter AC output power : 10.000W (max. 11.000W)

AC output voltage : 400V/50Hz DC input max voltage : 900V

DC input max power : 6.500W (for each MPPT) Efficiency : 97.8%, MC4, IP65, RS485 Dimensions : 716x645x222mm, 41kg

L) Pemasangan peralatan Sistem Informasi Monitoring Energi. Sistem Informasi Monitoring Energi Bisa di Akses Secara Online

Dengan SIME (Sistem Informasi Monitoring Energi) Penggunaan listrik di Gedung BPPT dapat dimonitor setiap saat dan jika terjadi anomali penggunaan energi dapat dilakukan penanganan secara cepat dan memudahkan dalam pelaporan penggunaan energy

(14)

Gambar 4.15 Peralatan Sistem Informasi Monitoring Energi Sistem Informasi (Sumber: BPPT, 2016)

4.2.4 Monitoring Kegiatan PEA

Monitoring kegiatan PEA dilakukan baik oleh Tim Gugu PEA per minggu / bulan, maupun oleh Teknisi. Hal ini untuk memastikan kegiatan PEA di BPPT selalu berjalan dan termonitor setiap saat.

A) Monitoring Kegiatan PEA

(a) (b) Gambar 4.16 (a) Monitoring Kegiatan PEA di dalam ruangan

(b) Monitoring Kegiatan PEA di luar ruangan (Sumber: BPPT, 2016)

(15)

B) Form Monitoring Kegiatan PEA

Gambar 4.17 Form Monitoring Kegiatan PEA (Sumber: BPPT, 2016)

4.2.5 Evaluasi Kegiatan PEA

A) Profile Penggunaan Energi Gedung 2 BPPT tahun 2015

Gambar 4.18 Profile Penggunaan Energi Gedung 2 BPPT tahun 2015 (Sumber: BPPT, 2016)

(16)

Dari data di atas diketahui penggunaan Energi Listrik Terbesar adalah untuk HVAC, yaitu sebesar 71%.

B) Profile Penggunaan Energi 9 tahun terakhir Gedung 2 BPPT

Gambar 4.19 Profile Penggunaan Energi 9 tahun terkahir Gedung 2 BPPT (Sumber: BPPT, 2016)

Mark: Denda kVAR Rp787.393.141,- Catatan:

(17)

Tabel 4.1 Kriteria Konsumsi Energi Spesifik (Sumber: Permen ESDM No.13 tahun 2012)

KRITERIA KONSUMSI ENERGI SPESIFIK

(kWh/m2/bln) Gedung Perkantoran Ber Ac

Sangat efisien Lebih kecil dari 8,5

Efisien 8,5 sampai dengan lebih kecil dari 14

Cukup efisien 14 sampai dengan lebih kecil dari 18,5

Boros Lebih besar sama dengan 18,5

Gedung Perkantoran Tanpa Ac

Sangat efisien Lebih kecil dari 3,4

Efisien 3,4 sampai dengan lebih kecil dari 5,6

Cukup efisien 5,6 sampai dengan lebih kecil dari 7,4

Boros Lebih besar sama dengan 7,4

Permen ESDM No.13 tahun 2012

Persentase perbandingan luas lantai ber-AC terhadap luas lantai total 10% sampai dengan 90%, maka dianggap sebagai gedung perkantoran ber-AC dan gedung perkantoran tanpa AC.

Gedung BPPT

Luas Lantai Total = 61.783 m2

Luas Lantai Ber-AC = 52.018 m2

(18)

Gambar 4.20 Chart Penggunaan Energi di Gedung 2 BPPT (Sumber: BPPT, 2016)

IKE Standard (SNI/GBCI):

Ged. Perkantoran = 250 kWh/m2/thn

= 20,83 kWh/m2/bln

Indeks Konsumsi Energi:

 2012 = 12,16 kWh/m2/bln (baseline)  2015 = 11,54 kWh/m2/bln Penghematan Energi = 38.307,33 kWh/bln = 5,10% Emisi = 29.036,96 kg CO2/bln = 348.44 ton CO2/thn

C) Penggunaan Solar PV Roof Top gedung Parkir 2 (dua) BPPT (On Grid) Kapasitas PV Roof Top: 10 KWp

(19)

Gambar 4.21 Skematik Sistem Solar cell di BPPT parkir 2 (Sumber: BPPT, 2016)

Gambar 4.22 Energi Listrik yang dihasilkan Sistem Solar cell di BPPT parkir 2 (Sumber: BPPT, 2016)

(20)

D) Perbaikan Faktor Daya

Denda KVARH Listrik PLN BPPT pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 787.000.000. Pembayaran Biaya KVARH tersebut bisa dihilangkan dengan perbaikan faktor daya (cos Phi) dengan pemasangan kapasitor bank yang sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil pengukuran maka direkomendasikan untuk melakukan penggantian kapasitas bank di 3 trafo sbb:

Tabel 4.2. Kapasitas bank Trafo

No Trafo No Kapasitas

1 Trafo 1 100 kVar (12 step)

2 Trafo 2 200 kVAr (8 step)

3 Trafo 3 50 kVAr (5 step)

(a) Perbaikan PF di Trafo 1 (satu)

Gambar 4.23 Eksisting PF trafo 1 (Sumber: BPPT, 2016)

(21)

Gambar 4.24 Simulasi, PF Trafo 1 Setelah Perbaikan (Sumber: BPPT, 2016)

(b) Perbaikan PF di Trafo 2 (dua)

Gambar 4.25 Eksisting PF trafo 2 (Sumber: BPPT, 2016)

(22)

Gambar 4.26 Simulasi, PF Trafo 2 Setelah Perbaikan (Sumber: BPPT, 2016)

Keterangan: Perbaikan P dari 0,82 menjadi 0,92 (c) Perbaikan PF di Trafo 4 (empat)

Gambar 4.27 Eksisting PF trafo 2 (Sumber: BPPT, 2016)

(23)

Gambar 4.28 Simulasi, PF Trafo 2 Setelah Perbaikan (Sumber: BPPT, 2016)

Keterangan: Perbaikan P dari 0,84 menjadi 0,94 E) Pemakaian Air di BPPT

Gambar 4.29 Grafik Pemakaian Air PAM bulanan di BPPT tahun 2009 s.d. 2015 (Sumber: BPPT, 2016)

(24)

Gambar 4.30 Grafik Pemakaian Air PAM di BPPT tahun 2010 s.d. 2015 (Sumber: BPPT, 2016)

Gambar 4.31 Grafik Pemakaian Rata-rata Air Bersih Pegawai di BPPT tahun 2010 s.d. 2015

(Sumber: BPPT, 2016) F) Rapat evaluasi Penghematan Energi & Air di BPPT

Gambar 4.32 Rapat evaluasi Kegiatan PEA di BPPT Standar Pemakaian Air Bersih Pegawai: 50 liter/orang/hari

(25)

4.2.6 Pembuatan Laporan Kegiatan PEA

Tindak Lanjut Pelaksanaan Penghematan Energi & Air, yaitu melalui Laporan baik berupa log book harian dari setiap Teknisi maupun Laporan Akhir yang dapat berupa Buku untuk kemudian dapat dilaporkan ke Kementerian ESDM (Energi & Sumber Daya Mineral) maupun arsip intenal di BPPT.

(a) (b)

Gambar 4.33 (a) Laporan Sosialisasi Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (b) Laporan Kegiatan PEA

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Alir PEA BPPT  (Sumber: Pribadi)
Gambar 4.2 (a) Apel Peresmian Tim Gugus Penghematan Energi & Air BPPT  (b) Peresmian Seragam Tim Gugus Penghematan Energi & Air BPPT
Gambar 4.4 Kapasitor Bank BPPT  (Sumber: BPPT, 2016)
Gambar 4.8 (a) Pemasangan sensor gerak pada area toilet  (b) Sensor gerak pada area toilet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, bagaimanakah kehidupan sosial yang terkandung di dalam karya sastra nantinya akan dilakukan kritikan atau pertimbangan atau penilaian terhadap karya sastra.Bentuk

Ketika kedekatan hubungan terjalin – dengan menyamakan predikat – terapis dapat mulai mengarahkan klien dengan menggunakan teknik.. overlap, yang akan memperluas model

Setelah mengamati video, siswa mampu menuliskan contoh kegiatan yang dapat menjaga keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam dengan lengkap... MENDESKRIPSIKAN

Hal ini berlaku pula untuk sensor RFID, ada sensor yang hanya dapat membaca ID dari tag, dan ada pula sensor yang dapat membaca dan menulisi tag dengan data ID..

pendokumentasian kegiatan sehari-hari lalu membagikannya pada media sosial, media daring membuat semua orang mudah untuk mengakses informasi termasuk seperti

Setelah mendapat keuntungan dalam hasil penjualan bandeng presto, pembagian keuntungan pada Home Industry abon ikan ini semua anggota membuat kesepakatan saat

“Yang dimaksud dengan kesehatan dalam UU ini adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya1. keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan

Kita juga cukup mendekatkan telapak tangan tanpa menyentuh kran atau tempat sabun, alat sensor akan tangan tanpa menyentuh kran atau tempat sabun, alat sensor akan membuat air