• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harimurti Kridalaksana. Sheddy N. Tjandra FONOLOGI FONEMIK FONOLOGI. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang 21/03/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Harimurti Kridalaksana. Sheddy N. Tjandra FONOLOGI FONEMIK FONOLOGI. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang 21/03/2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

P E N G A N T A R L I N G U I S T I K J E P A N G 1 0 M A R E T 2 0 1 4

FONOLOGI

Definisi dari Para Linguis

Harimurti Kridalaksana

• Kamus Linguistik

Sheddy N. Tjandra

• Fonologi Jepang

Harimurti Kridalaksana

Ilmu yang menyelidiki bunyi

bahasa menurut fungsinya;

fonemik

FONOLOGI

Kanji

Fonologi

音韻論

おんいんろん

Harimurti Kridalaksana (Fonemik)

1.

Sistem fonem suatu bahasa.

2.

Prosedur untuk menentukan fonem

suatu bahasa.

3.

Penyelidikan mengenai sistem fonem

suatu bahasa.

Sheddy N. Tjandra

ilmu yang memaparkan fungsi, kedudukan, dan kondisi yang diperlukan dari tiap-tiap

bunyi bahasa di dalam tata bunyi secara keseluruhan.

(2)

B A T A S A N D A N R U A N G L I N G K U P

FONOLOGI JEPANG

Kajian Fonologi

Fonem

Alofon

Aksen

Intonasi

Silabis

Mora

Kanji

Fonem

音素

おんそ

Definisi Para Linguis Harimurti Kridalaksana

Sheddy N. Tjandra

Dedi Sutedi

Harimurti Kridalaksana

Fonem adalah satuan bunyi terkecil

yang mampu menunjukkan kontras makna.

Fonem merupakan abstraksi, sedangkan

wujud fonetisnya tergantung pada beberapa faktor, terutama posisinya dalam hubungan dengan bunyi lain.

Sheddy N. Tjandra

Fonem adalah satuan bunyi

terkecil berwujud abstrak dengan

ciri pembeda fonetis tertentu

yang berfungsi membedakan

makna dalam bahasa lisan.

(3)

Dedi Sutedi

Fonem adalah satuan

bunyi terkecil yang

berfungsi untuk

membedakan arti.

Kesimpulan Definisi

Fonem adalah satuan

bunyi terkecil berwujud

abstrak yang berfungsi

membedakan makna.

Contoh (B.Inggris)

Kata “pan” dan “ban” memiliki perbedaan yaitu kata yang pertama diawali dengan /p/ dan kata yang kedua diawali dengan /b/. Kata “ban” dan “bin” yang memiliki

perbedaan pada vokal /æ/ dan /ı/. Perbedaan-perbedaan tersebut

menyebabkan perbedaan pula pada arti (Richard et al, 1992:279).

Kanji

Alofon

異音

いおん

Definisi

Alofon adalah varian fonem berdasarkan posisi (Kridalaksana).

Dalam satu fonem memunculkan beberapa bunyi akibat letak fonem tersebut dalam suatu kata, yang dipengaruhi oleh fonem yang ada di depan atau di belakangnya (Sutedi).

Alofon dan Fonem

Fonem merupakan kristalisasi dari beberapa bunyi konkrit sebagai alofon dalam tata bunyi suatu bahasa.

Jadi, bunyi konkrit alami disebut alofon dan fonem adalah satuan bunyi yang diciptakan ahli sehingga berwujud abstrak, karena keberadaan fonem ada di dalam benak pikiran penutur dan di dalam masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan.

(4)

Alofon dan Fonem

Oleh karena itu, fonem sering dikatakan memiliki satu atau beberapa alofon, atau kebalikannya, satu atau beberapa alofon membentuk fonem.

Jika meminjam konsep induk dan anak, maka fonem adalah induknya dan alofon adalah anaknya.

Alofon dan Fonem

Fonem

Alofon

Alofon

Alofon

A L O F O N D A N F O N E M

Contoh

Fonem dengan 1 alofon

Bahasa Indonesia:

‘rabu’ fonem /r/ alofon [r]

‘labu’ fonem /l/ alofon [l]

Bahasa Jepang:

‘obasan’

fonem /a/ alofon [a]

‘obaasan’

fonem /a:/ alofon [a:]

Fonem dengan beberapa alofon

Bahasa Indonesia:

fonem letup /k/ pada akhir kata ‘tembok’

memiliki tiga variasi ucapan, yaitu:

[tεmbɔk”] konsonan letup velar yang tidak meletup keluar,

[tεmbɔk’] konsonan letup velar yang meletup keluar, [tεmbɔʔ] konsonan letup glotal.

Jadi, fonem letup /k/ memiliki tiga alofon,

Fonem dengan beberapa alofon

Bahasa Jepang:

fonem likwida pada kata ‘raamen’ memiliki tiga variasi ucapan, yaitu:

[ra:meN] konsonan tril dengan getaran berkali-kali,

[ɼa:meN] konsonan flap dengan getaran satu kali, [la:meN] konsonan lateral tanpa getaran.

(5)

Alofon & Distribusinya

Distribusi Alofon

Kehadiran alofon tidak sembarangan. Alofon muncul pada posisi-posisi tertentu yang ditempati fonem bersangkutan. Posisi tertentu pada pengucapan kata yang

diduduki fonem hingga menentukan kehadiran alofon tertentu sebagai bentuk konkrit dari fonem bersangkutan disebut

distribusi alofon.

Jenis Distribusi Alofon

Distribusi Komplementer adalah

distribusi alofon pada posisi tertentu

yang hanya memungkinkan kehadiran

satu alofon saja.

Distribusi komplementer dapat dilihat

pada kata ‘rabu’ dan ‘labu’ yang hanya

memiliki satu alofon yaitu [r] dan [l].

Jenis Distribusi Alofon

Distribusi Variasi Bebas adalah

distribusi alofon pada posisi tertentu

yang memungkinkan kehadiran

beberapan alofon tanpa membedakan

makna.

Distribusi variasi bebas dapat dilihat

pada kata

‘raamen’

yang memiliki tiga

alofon, yaitu [r]. [

ɼ

], [l].

T E K N I K M E N E M U K A N F O N E M

Analisis Pasangan Minimal

Pasangan Minimal...

...adalah dua kata yang maknanya

berbeda tetapi ucapannya paling

tidak berbeda pada satu ciri fonetis,

sehingga secara akustis amat mirip

karena memiliki lingkungan fonetis

(6)

Lingkungan fonetis [_abu]

‘rabu’ berkonsonan tril /r/ ‘labu’ berkonsonan lateral /l/ ‘babu’ berkonsonan letup bilabial /b/ ‘tabu’ berkonsonan letup alveolar /t/ Contoh 1:

Contoh Pasangan Minimal (B.Ind.)

‘rabu’ ><

‘labu’

‘rabu’ ><

‘babu’

‘rabu’ ><

‘tabu’

‘labu’ ><

‘babu’

‘labu ><

‘tabu’

‘babu’ ><

‘tabu’

Lingkungan fonetis [_aku]

書く /k-aku/ <Menulis>

咲く /s-aku/ <mekar/berkembang>

炊く /t-aku/ <menanak (nasi)>

泣く /n-aku/ <Menangis>

履く /h-aku/ <Memakai sepatu dll.>

抱く /d-aku/ <memeluk / mendekap>

Contoh 2:

Contoh Pasangan Minimal (B.Jpg) ‘kaku’ ><

‘saku’

‘kaku’ >< ‘taku’

‘kaku’ ><

‘naku’ ‘kaku’ >< ‘haku’ ‘kaku ><

‘daku’ ‘saku’ ><

‘taku’ ‘saku >< ‘naku’

‘saku >< ‘haku

‘saku’ >< ‘daku’

Contoh Pasangan Minimal lain

Bunyi panjang:

おばさん [obasaN] /a/ <tante; bibi>

おばあさん [oba:saN] /a:/ <nenek> Beda alofon: カニ [kani] /n/ <kepiting> 柿 [kaki] /k/ <persimmon> Beda aksen: 雨 [a¬me] /¬/ <hujan>

同音異義語

*

あめ

[ame]

●○

‘hujan’

あめ

[ame]

○●

‘permen’

(7)

Definisi Aksen

Penonjolan ucapan yang bersifat

relatif dan terbentuk berdasarkan

kebiasaan sosial dari satu

masyarakat bahasa dan dikenakan

pada pengucapan kata.

Aksen

Aksen adalah tinggi rendahnya tekanan suara (pitch) pada setiap kata sebagai ciri pembeda, yang

merupakan suatu aturan yang ditetapkan karena kebiasaan masyarakat di suatu wilayah (Kashima, 1997:57).

Fungsi aksen:

1. Pembeda arti dalam kata.

2. Pembeda arti dalam frase atau klausa.

Jenis Aksen

Aksen Energi

Aksen Nada

Aksen Energi

Aksen Energi adalah aksen

kuat-lemahnya tenaga yang dikenakan

pada suku kata atau kata-kata.

Aksen energi banyak ditemukan

dalam bahasa Inggris.

Contoh Aksen Energi

Contoh:

Kata ‘desert’ diucapkan [dézərt] dengan penekanan tenaga pada vokal [é] yang ada di suku kata pertama menjadi bermakna “gurun pasir”.

Kata ‘desert’ diucapkan [dizə:rt] dengan penekanan kata pada vokal [ə] yang ada di suku kata kedua menjadi bermakna “melakukan desersi”.

Aksen Nada

Aksen Nada adalah aksen

tinggi-rendahnya nada yang dikenakan

pada suku kata atau kata-kata.

Aksen nada banyak ditemukan

dalam bahasa Cina Mandarin.

(8)

Contoh Aksen Nada

Contoh:

Kata 馬’ma’ bernada 1 yaitu nada paling rendah bermakna “kuda”.

Kata 麻’ma’ bernada 2 yaitu nada rendah bermakna “serat karung”.

Kata ‘ma’ bernada 3 yaitu nada standar bermakna “ibu”.

Kata罵‘ma’ bernada 4 yaitu nada tinggi bermakna “memaki”.

Definisi

Intonasi adalah perubahan

tinggi-rendahnya nada pada akhir kalimat

yang mengungkapkan sikap

psikologis penutur.

Jenis

Intonasi Menaik diberi tanda fonetis [↑], Intonasi Menurun diberi tanda fonetis [↓], Intonasi Mendatar diberi tanda fonetis [→], Intonasi Turun-Naik diberi tanda fonetis

[↓↑],

Intonasi Turun-Datar diberi tanda fonetis [↓→],

Intonasi

1. Fungsi gramatikal, memperjelas makna kalimat/bagian kalimat.

2. Menunjukkan suasana dan perasaan.

3. Menyampaikan informasi baru / lama.

4. Menunjukkan informasi secara individu.

Kashima (1997:30)

例:雨 (bertanya, jawaban, ragu?)

Mora

Setiap bunyi dalam bahasa Jepang jika

ditulis dengan huruf kana (Hiragana

atau Katakana) kecuali

you –on (Kya,

kyu, kyo

dan yang lainnya), setiap satu

hurufnya dianggap sebagai satu

mora

[

haku]<ketukan>

Mora

Haku

(9)

Silabis

Silabis dalam bahasa Jepang disebut

onsetsu (

音節)

, Identik dengan satu kata

dalam bahasa Indonesia, Banyaknya

huruf Kana yang digunakan dalam satu

kata tidak sama dengan jumlah silabis

dalam kata tersebut.

Sila-

bis

Suku

Kata

Silabis

Contoh Mora & Silabis

1. 拍 / mora / ketukan Satu huruf = satu mora

例:美容院 びよういんbi-yo-u-i-n

病院 びょういん ?

2. 音節 / Silabis

Identik dengan suka kata dalam bahasa Indonesia.

例:病院 びょういん 4 mora

byou-in 2 silabis カメラ ?

Contoh Mora & Silabis

びょういん‘byouin’ <rumah sakit>, terdiri dari:

5 huruf : び,ょ,う,い,ん

4 ketukan (mora) : びょ,う,い,ん

2 silabis : {byou} dan {in}

サッカー‘sakkaa’ <sepakbola>, terdiri dari:

4 huruf : サ,ッ,カ,ー

4 ketukan (mora) : サ,ッ,カ,ー

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kompensasi dengan kepuasan kerja memiliki kaitan yang sangat erat, mengingat

Pengadaan Lemari Kayu keperluan Bagian Distribusi ,Penyimpanan dan Penghapusan Biro Perlengkapan dan Pengelolaan Aset Pengadaan Gordyn keperluan Kantor PKK.. Pengadaan Lemari

Nandhut’s outlet sebagai market follower, karena memiliki lokasi yang dekat dengan pemukiman pasar sasaran, pelayanan konsumen yang baik, dan.. menawarkan dan menjual

Perhitungan nilai stock loan menggunakan hasil diskritisasi dari metode Crank-Nicolson kemudian memasukkan nilai parameter-parameter yang telah diberikan dengan memperhatikan

Sensor ini bertujuan untuk membantu pemilik sepeda motor dalam mengetahui kapan harus mengganti oli mesin, sedangkan aplikasi mobile ini bertujuan untuk

Titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh frekuensi dari data yang kita selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-masing sebesar 1/10 N

Pencarian pola dengan menggunakan prinsip Web Content Mining dengan sumber data yang diperoleh dari dokumen mutu milik Program Studi Informatika Universitas Pembangunan

Kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif antara lain: aktivitas guru berupa kemampuan interpersonal untuk menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik,