• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Kudus No. 10/10/Th. III, 4 Oktober 2016 1  Pada September 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks

Harga Konsumen (IHK) 129,70 lebih tinggi bila dibanding bulan Agustus 2016 yang mengalami deflasi sebesar 0,48 persen dengan IHK 129,65.

 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,09 persen; kelompok sandang 0,13 persen; kelompok kesehatan 0,02 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,44 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,48 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah tarif pulsa ponsel, bawang merah, pasir, rokok kretek filter, cabai merah, dan jus buah.

 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi adalah telur ayam ras, cabai rawit, kangkung, semen, wortel, pisang, dan beras.

 Nasional pada bulan ini mengalami inflasi sebesar 0,22 persen dengan IHK 125,41 dan Jawa Tengah juga mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan IHK 123,69.  Inflasi terjadi di semua kota SBH di Jawa Tengah. Inflasi tertinggi terjadi di Kota

Semarang sebesar 0,13 persen dengan IHK 123,60 diikuti Kota Tegal sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 121,91; Kota Surakarta sebesar 0,06 persen dengan IHK sebesar 121,43; Kota Cilacap sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 129,96; Kota Kudus sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 129,70 dan inflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 121,81.

 Laju inflasi tahun kalender sebesar 1,15 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 2,18 persen.

No. 10/10/Th.III, 4 Oktober 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

(2)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Kudus No. 10/10/Th. III, 4 Oktober 2016 2 Perkembangan harga berbagai komoditas pada September 2016 secara umum mengalami kenaikan. Kenaikan tarif pulsa ponsel, bawang merah, pasir, rokok kretek filter, cabai merah, dan jus buah menjadi pemicu utama terjadinya inflasi di Kudus. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Kudus Pada September 2016 di Kudus inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 129,70 lebih tinggi bila dibanding bulan Agustus 2016 yang mengalami deflasi sebesar 0,48 persen dengan IHK 129,65.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,09 persen; kelompok sandang 0,13 persen; kelompok kesehatan 0,02 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,44 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,48 persen.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kudus September 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke TahunMenurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran Desember IHK 2015 IHK September 2016 Inflasi September 20161) Laju Inflasi Tahun Kalender 20152) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m (Headline) 128.23 129.70 0.04 1.15 2.18 1 Bahan Makanan 143.10 144.22 -0.48 0.78 3.85

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 136.64 141.35 0.31 3.45 4.59 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 119.03 119.89 0.09 0.72 0.39

4 Sandang 115.60 120.01 0.13 3.81 2.96

5 Kesehatan 118.93 122.58 0.02 3.07 5.87

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 116.55 119.05 0.00 2.15 2.37 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 125.87 122.38 0.44 -2.77 -2.70

1)

Persentase perubahan IHK September 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya

2)

Persentase perubahan IHK September 2016 terhadap IHK Desember 2015

3)

Persentase perubahan IHK September 2016 terhadap IHK September 2015

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada September 2016 adalah kelompok makanan jadi 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, & bahan bakar sebesar 0,02 persen; kelompok sandang 0,01 persen; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,07 persen. Sedangkan kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,12 persen.

(3)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Kudus No. 10/10/Th. III, 4 Oktober 2016 3

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kudus (2012=100) September 2016 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M 0.04

1. Bahan Makanan -0.12

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0.06 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0.02

4. Sandang 0.01

5. Kesehatan 0.00

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0.00 7. Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan 0.07

Gambar 1

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kudus (2012=100) September 2016 (%) 0,04 -0,12 0,06 0,02 0,01 0,00 0,00 0,07

(4)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Kudus No. 10/10/Th. III, 4 Oktober 2016 4

Gambar 2

Inflasi month to month Kudus Tahun 2014 – 2016

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi Kudus bulan September tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar -0,03 persen dan 0,28 persen. Inflasi tahun kalender (September) 2014 sebesar 4,15 persen, (September) 2015 sebesar 2,23 persen dan (September) 2016 sebesar 1,15 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2014 terhadap September 2013) 6,31 persen, (September 2015 terhadap September 2014) 6,58 persen dan (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 2,18 persen.

Tabel 3

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, Tahun 2014–2016

Inflasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1. September -0,03 0.28 0.04

2. (September) tahun kalender 4,15 2,23 1.15

3. September (tahun n) terhadap September (tahun n-1) (year on year) 6,31 6.58 2.18 1,67 0,11 0,42 -0,36 0,36 0,52 0,81 0,58 -0,03 0,43 1,31 2,47 -0,36 -0,39 -0,02 0,21 0,45 0,56 0,88 0,60 0,28 -0,11 0,21 0,93 0,44 -0,23 0,51 -0,63 0,16 0,25 1,09 -0,48 0,04

Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des

(5)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Kudus No. 10/10/Th. III, 4 Oktober 2016 5

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada September 2016 mengalami deflasi 0,48 persen atau terjadi penurunan indeks dari 144,91 pada Agustus 2016 menjadi 144,22 pada September 2016.

Dari 11 subkelompok yang ada, tujuh diantaranya mengalami deflasi, tiga subkelompok mengalami inflasi, dan satu subkelompok relatif stabil. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah sayur-sayuran sebesar 3,55 persen dan subkelompok yang mengalami deflasi terendah adalah kacang-kacangan 0,05 persen. Sedangkan

inflasi terjadi pada subkelompok ikan segar 0,40 persen; bumbu-bumbuan 2,10 persen; serta lemak dan minyak 0,29 persen.

Kelompok bahan makanan pada September 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,12 persen, merupakan satu-satunya penyumbang deflasi bulan ini. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: telur ayam ras, cabai rawit, kangkung, beras, daging ayam ras, daging sapi, ikan bawal, ikan gabus, mujair, udang basah, bayam, kacang panjang, kentang, ketimun, kembang kol, kol putih, labu siam, sawi hijau, kacang tanah, apel, melon, pisang, semangka, gula merah, lada/merica, cabai rawit, dan emping mentah. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu: tepung beras, bandeng, belanak, cumi-cumi, ikan kembung, makanan bayi, susu untuk tulang, susu cair kemasan, tauge, terong panjang, tomat sayur, anggur, jeruk, bawang merah, bawang putih, cabai merah, margarine, minyak goreng, dan kerupuk.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada September 2016 mengalami inflasi 0,31 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 140,92 pada Agustus 2016 menjadi 141,35 pada September 2016. Inflasi dialami oleh subkelompok minuman tak beralkohol 0,65 persen dan tembakau dan minuman beralkokol 1,00 persen. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi September sebesar 0,06 persen, yang merupakan penyumbang inflasi

Tabel 4.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Bahan Makanan Bulan September 2016

Komoditas Inflasi Sumbangan

(1) (2) (3)

BAHAN MAKANAN -0.48 -0.12

Padi-padian, Ubi-ubian & hasilnya -0.36 -0.02

Daging dan hasilnya -1.08 -0.02

Ikan Segar 0.40 0.01

Ikan Diawetkan 0.00 0.00

Telur, Susu & hasilnya -1.28 -0.04

Sayur-sayuran -3.55 -0.08

Kacang-kacangan -0.05 0.00

Buah-buahan -1.88 -0.03

Bumbu-bumbuan 2.10 0.06

Lemak dan Minyak 0.29 0.00

Bahan Makanan Lainnya -1.03 0.00

Tabel 5.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Bulan September 2016

Komoditas Inflasi Sumbangan

(1) (2) (3)

MKN.JADI, MINUMAN, ROKOK &

TEMBAKAU 0.31 0.06

Makanan Jadi 0.00 0.00

Minuman tak beralkohol 0.65 0.02

(6)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Kudus No. 10/10/Th. III, 4 Oktober 2016 6 terbesar kedua bulan ini. Komoditas penyumbang inflasi adalah kue basah, jus buah, kopi bubuk, minuman kesegaran, teh, rokok kretek filter, dan rokok putih. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi adalah air kemasan, gula pasir, dan sirop.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan pada September 2016 mengalami inflasi sebesar 0,09 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,78 pada Agustus 2016 menjadi 119,89 pada September 2016.

Dari empat subkelompok yang ada, dua diantaranya mengalami inflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal 0,10 persen dan subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 0,15 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah pasir, tarif listrik, dan

pembersih lantai. Sedangkan komoditas yang menyumbang deflasi adalah semen dan sabun cair / sabun cuci piring. Secara keseluruhan kelompok ini memberi andil inflasi September sebesar 0,02 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,13 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,85 pada Agustus 2016 menjadi 120,01 pada September 2016. Satu-satunya subkelompok yang mengalami inflasi adalah sandang laki-laki 1,22 persen. Sedangkan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0,78 persen. Secara total kelompok sandang menyumbang inflasi September sebesar 0,01 persen. Komoditas penyumbang inflasi adalah baju kaos berkerah, dan komoditas penyumbang deflasi adalah emas perhiasan.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada September 2016 mengalami inflasi sebesar 0,02 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,56 pada Agustus 2016 menjadi 122,58 pada September 2016. Dari empat subkelompok yang ada hanya satu yang mengalami inflasi yaitu perawatan jasmani dan kosmetika 0,03 persen. Komoditas penyumbang inflasi adalah pembersih / penyegar.

Tabel 6.

Inflasi dan Sumbangan Kel. Perumahan, Listrik,Gas& Bhn Bakar Bulan September 2016

Komoditas Inflasi Sumbangan

(1) (2) (3)

PERUMAHAN AIR,LISTRIK,GAS &BHN

BAKAR 0.09 0.02

Biaya tempat tinggal 0.10 0.01

Bahan bakar, penerangan dan Air 0.15 0.01

Perlengkapan Rumahtangga 0.00 0.00

Penyelenggaraan Rumahtangga 0.00 0.00

Tabel 7. Inflasi dan Sumbangan Kelompok Sandang Bulan September 2016

Komoditas Inflasi Sumbangan

(1) (2) (3)

SANDANG 0.13 0.01

Sandang Laki-laki 1.22 0.02

Sandang Wanita 0.00 0.00

Sandang Anak-anak 0.00 0.00

Barang Pribadi & Sandang lainnya -0.78 -0.01

Tabel 8.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Kesehatan Bulan September 2016

Komoditas Inflasi Sumbangan

(1) (2) (3)

KESEHATAN 0.02 0.00

Jasa Kesehatan 0.00 0.00

Obat-obatan 0.00 0.00

Jasa Perawatan Jasmani 0.00 0.00

(7)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Kudus No. 10/10/Th. III, 4 Oktober 2016 7

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi ,dan olahraga pada September 2016 relatif stabil atau tidak mengalami perubahan harga dengan indeks 119,05. Dengan demikian, andil yang diberikan terhadap inflasi September juga tidak ada atau nol.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa pada September 2016 mengalami inflasi 0,44 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 121,84 pada bulan Agustus menjadi 122,38 pada September 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu komunikasi dan pengiriman sebesar 3,57 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok transport sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi

adalah tarif pulsa ponsel. Komoditas yang dominan penyumbang deflasi adalah mobil dan telepon seluler. Secara keseluruhan andil inflasi yang diberikan pada bulan September sebesar 0,07 persen, merupakan penyumbang inflasi terbesar bulan ini.

Tabel 9.

Inflasi dan Sumbangan Kel. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Bulan September 2016

Komoditas Inflasi Sumbangan

(1) (2) (3)

PENDIDIKAN, REKREASI & OR 0.00 0.00

Jasa Pendidikan 0.00 0.00

Kursus - Kursus/ Pelatihan 0.00 0.00

Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0.00 0.00

Rekreasi 0.00 0.00

Olahraga 0.00 0.00

Tabel 10.

Inflasi dan Sumbangan Kel. Transportasi &Komunikasi Bulan September 2016

Komoditas Inflasi Sumbangan

(1) (2) (3)

TRANSPORTASI & KOMUNIKASI 0.44 0.07

Transpor -0.02 0.00

Komunikasi & Pengiriman 3.57 0.07 Sarana & Penunjang Transport 0.00 0.00

(8)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Kudus No. 10/10/Th. III, 4 Oktober 2016 8

Perbandingan Inflasi 6 kota di Jawa Tengah (%)

Bulan September 2016 di Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,69. Inflasi terjadi di semua kota SBH di Jawa Tengah. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,13 persen dengan IHK 123,60 diikuti Kota Tegal sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 121,91; Kota Surakarta sebesar 0,06 persen dengan IHK sebesar 121,43; Kota Cilacap sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 129,96; Kota Kudus sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 129,70 dan inflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 121,81.

0,07 0,13 0,06 0,04 0,02 0,05 0,09 Tegal Semarang Surakarta Kudus Purwokerto Cilacap Jawa Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari masalah yang ada, muncul pemikiran dan ide-ide untuk mengaplikasikan sekam padi yang dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai sampah sisa untuk menjadi

, sebagai badan khusus yang bertugas mengadministrasi kan semua perjanjian di bidang HAKI telah membuat model mengenai perjanjian lisensi untuk negara berkembang. Di dalam

Luas Wilayah, Ketinggian dari Permukaan Laut dan Kedalaman Air Tanah (Sumur) Dirinci Menurut Desa dalam Wilayah Kecamatan Patani Utara,

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan komparatif untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan tentang

Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa, pada menit ke-5 hasil uji disolusi menunjukkan bahwa, bahan aktif yang diuji berupa parasetamol yang terdapat dalam cangkang KK sudah

Di samping itu saya juga seorang entrepreneur yang sedikit banyak saya pernah mengalami kegagalan, kemudian saya berusaha bangkit lagi, kemudian pernah mengalami kegagalan

Berdasarkan hasil uji kualitas modul dengan metode validasi oleh ahli, respon peserta didik dalam uji kelas terbatas dan uji keterbacaan dapat disimpulkan bahwa

Memohon ampunan kepada Allah adalah cara terbaik untuk terus memperbaiki diri, sungguh Allah maha pengampun atas segala kesalahan – kesalahan hambanya. Allah akan