• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu hal yang berhubungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. saat ini, kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu hal yang berhubungan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi informasi kini menjadi suatu hal penting yang digunakan oleh hampir semua organisasi. Dalam era globalisasi saat ini, kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan bisnis maupun manajemen organisasi, mulai mutlak untuk dilakukan. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan jika setiap organisasi berlomba-lomba untuk menerapkan dan memanfaatkan teknologi informasi dalam setiap kegiatannya. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang menunjang proses bisnis dan memberikan keuntungan pada organisasi dalam hal persaingan bisnis.

Secara umum, terdapat tiga sasaran utama dari upaya penerapan Sistem Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI) dalam suatu organisasi. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomatisasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua, meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis (Ward & Peppard, 2002). Penerapan SI/TI tentunya akan sangat bermanfaat apabila sesuai dengan tujuan, visi, dan misi organisasi. Berhasil atau tidaknya penerapan TI dapat dilihat dari kemampuannya mengantarkan organisasi/perusahaan mencapai tujuan dengan

(2)

menonjolkan efektifitas dan efisiensi.

Efisiensi dan efektifitas kerja menjadi point utama yang patut digarisbawahi sebagai indikasi keberhasilan penerapan TI dalam sebuah organisasi. Keberhasilan penerapan TI diharapkan mampu memberikan hasil yang optimal terhadap tujuan organisasi yang ingin dicapai. Namun, tak selamanya upaya penerapan TI yang dilakukan oleh sebuah organisasi berjalan dengan lancar. Wedhasmara (2007) mengemukakan bahwa sering ditemukan penerapan TI kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapan SI/TI adalah dengan berkonsentrasi pada kajian ulang bisnis (rethinking business) melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta mempertimbangkan teknologi informasi sebagai bagian dari solusi.

Penerapan SI/TI pada umumnya banyak dilakukan pada organisasi-organisasi berbasis industri telekomunikasi. Di Indonesia, industri telekomunikasi sendiri telah memasuki momentumnya seiring dengan semakin tingginya kesadaran serta pengetahuan masyarakat terhadap produk dan layanan berbasis teknologi informasi serta manfaatnya terhadap kehidupan. Populasi Indonesia yang besar serta pertumbuhan ekonominya yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara menawarkan peluang tersendiri bagi kelanjutan bisnis di industri telekomunikasi sehingga memperbesar pangsa pasar telekomunikasi itu sendiri.

Namun, dalam upaya pengembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia, tentunya menjadi kendala tersendiri bagi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau

(3)

yang berkontur alam pegunungan dan terpisahkan oleh laut-laut. PT Telekomunikasi Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia, dihadapkan pada tantangan pengembangan infrastruktur dalam rangka memenuhi kebutuhan atas akses terhadap layanan telekomunikasi yang berkualitas bagi penduduk di daerah terpencil. Kondisi geografis Indonesia yang demikian rumitnya menjadikan satelit cocok diterapkan untuk sistem komunikasi di Indonesia. Satelit komunikasi memiliki cakupan luas. Dibanding serat optik, penggelaran satelit prosesnya lebih cepat karena tidak perlu menarik kabel dan menggali tanah. Penerapan teknologi informasi satelit tersebut ditangani oleh salah satu subdivisi yang ada pada PT Telekomunikasi Indonesia yakni Sub Divisi Satelit.

Untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam negeri maupun di tingkat global, Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia pun sedang giat-giatnya menerapkan dan menggali potensi dari penggunaan dan penerapan SI/TI pada layanan komunikasi satelit. Namun demikian, dalam upaya penerapannya, Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia pun tak terlepas dari permasalahan. Sebuah studi awal dilakukan pada Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia dengan menggunakan metode analisis Gap. Studi awal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan SI/TI pada Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia pada kenyataannya telah sesuai dengan harapan dan target strategi yang telah direncakan sebelumnya ataukah terdapat kesenjangan (gap) yang menjadi permasalahan yang harus diatasi. Berdasarkan hasil analisis gap yang dilakukan, terdapat 4 point yang harus menjadi fokus perhatian bagi Sub Divisi Satelit PT

(4)

Telekomunikasi Indonesia. Pertama, perangkat keras yang tidak up to date. Kedua, kurangnya tingkat pelatihan pengguna. Ketiga, kurangnya sikap yang positif dari staf TI kepada pengguna. Keempat, kurangnya dokumentasi untuk mendukung pelatihan.

Berdasarkan hasil analisis Gap tersebut maka dibutuhkanlah suatu analisa teknologi informasi dan studi lebih lanjut untuk mengetahui lebih dalam mengapa hal tersebut terjadi. Untuk itu penulis ingin menelaah teknologi informasi satelit yang dimiliki oleh Indonesia, dalam hal ini adalah Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia sebagai satu-satunya perusahaan BUMN yang menangani layanan komunikasi satelit. Demikian pentingnya penerapan dan penggunaan teknologi informasi satelit di Indonesia menjadikan penulis tertarik untuk menelaah lebih jauh tentang isu tersebut melalui tesis yang berjudul “Analisis Strategi Penerapan Teknologi Informasi Dengan Menggunakan Metode SWOT Dan IT Balanced Scorecard (Studi Kasus : PT Telekomunikasi Indonesia Sub Divisi Satelit”.

1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Laporan Tahunan Interaktif 2011, Telkom kembali melakukan penyempurnaan inisiatif strategi perusahaan dengan berfokus pada implementasi kerangka bisnis TIME dan penguatan konsolidasi internal perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar mampu beradaptasi dengan dinamika industri dan bisnis perusahaan serta sebagai upaya untuk mendukung transformasi menyeluruh dalam rangka mewujudkan visi untuk menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan bisnis TIME di tingkat regional.

(5)

Salah satu inisiatif strategi Telkom untuk tahun 2011 adalah berinvestasi di layanan Teknologi Informasi (TI). Inisiatif strategis ini merupakan arahan untuk memasuki industri TI guna melengkapi kapabilitas Telkom dalam menyediakan solusi TI guna meningkatkan performa pelanggan. Tersebarnya pelanggan di seluruh pelosok nusantara menjadi tantangan tersendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan akses terhadap layanan telekomunikasi yang berkualitas. Untuk menjawab tantangan tersebut, Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia menghadirkan layanan komunikasi satelit yang tentunya memudahkan pengembangan dan perluasan jaringan telekomunikasi ke seluruh daerah di Indonesia. Sub Divisi Satelit merupakan organisasi dibawah divisi infrastruktur Telekomunikasi Indonesia yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan sistem komunikasi satelit dan mengolah bisnis satelit. Sub Divisi Satelit memiliki aplikasi yang digunakan untuk membantu dalam pengelolaan data dan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan proses bisnis sehari-hari.

Terdapat dua buah satelit yang dioperasikan yaitu satelit Telkom-1 dan Telkom-2 beserta 205 stasiun bumi, termasuk satu stasiun master kendali satelit. Satelit Telkom-1 mempunyai kapasitas 36 transponder, termasuk 12 transponder extended C-band dan 24 transponder C-band standar. Sedangkan satelit Telkom-2 mempunyai berkapasitas 24 transponder C-band standar.

Kedua satelit tersebut digunakan untuk hal-hal sebagai berikut: • Jaringan transmisi backbone;

• Telekomunikasi daerah terpencil;

• Kapasitas transmisi cadangan untuk jaringan telekomunikasi nasional;

(6)

• Pemancaran satelit, VSAT dan layanan-layanan multimedia; • Penyewaan kapasitas transponder satelit;

• Sewa sirkit berbasis satelit; dan

• Teleport (layanan uplinking dan downlinking stasiun bumi ke dan dari satelit-satelit lain).

Dalam kenyataannya, pelaksanaan penerapan TI di Sub Divisi Satelit masih banyak menemui kendala dan hambatan. Berdasarkan studi awal dengan analisis Gap yang telah dilakukan oleh penulis maka fokus pertama penelitian ini yakni untuk mengkaji permasalahan yang terjadi dalam penerapan teknologi informasi di Sub Divisi Satelit. Untuk itu penulis menggunakan analisis SWOT pada fokus pertama penelitian ini.

Selain itu, penelitian ini juga difokuskan untuk mengetahui bagaimana cara terbaik bagi perusahaan untuk dapat mengoptimalkan sumber daya informasi yang tersedia dan hal apa saja yang menjadi prioritas untuk menunjang kebutuhan pengguna. Penulis melakukan analisa menggunakan metode IT Balanced Scorecard (IT BSC), karena IT BSC merupakan alat ukur yang dapat memberikan gambaran apakah strategi IT telah berjalan dengan baik dan dapat menjelaskan permasalahan yang ada sebelumnya.

Penulis juga menggunakan metode studi kepustakaan melalui jurnal-jurnal IEEE terkait, diharapkan penulisan ini dapat memberikan rekomendasi terbaik bagi perusahaan.

(7)

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifiksi dan batasan masalah yang telah diuraikan pada point sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum kinerja Sub Divisi Satelit PT Telkom Indonesia?

2. Permasalahan seperti apa yang dihadapi Sub Divisi Satelit PT Telkom Indonesia dalam upaya penerapan SI/TI?

3. Bagaimana cara terbaik untuk dapat mengoptimalkan sumber daya informasi yang tersedia dan hal apa saja yang menjadi prioritas untuk menunjang kebutuhan pengguna pada Sub Divisi Satelit PT Telkom Indonesia?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

- Mengetahui manfaat strategi teknologi informasi pada PT Telekomunikasi Indonesia khususnya Sub Divisi Satelit.

- Menganalisa faktor internal dan eksternal yang memengaruhi permasalahan-permasalahan penerapan TI pada PT Telekomunikasi Indonesia khususnya Sub Divisi Satelit dengan analisis SWOT.

- Menganalisa efektifitas strategi teknologi informasi yang diterapkan pada PT Telekomunikasi Indonesia khususnya Sub Divisi Satelit dengan menggunakan metode analisis SWOT dan analisis IT Balanced Scorecard.

(8)

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

- Memberikan informasi mengenai efektifitas strategi teknologi informasi yang diimplementasikan pada PT Telekomunikasi Indonesia khususnya Sub Divisi Satelit.

- Mendukung pihak stakeholder untuk melakukan investasi dibidang telekomunikasi yang sejalan dengan tujuan PT Telekomunikasi Indonesia.

- Hasil dari studi kasus ini dapat digunakan oleh PT Telekomunikasi Indonesia khususnya Sub Divisi Satelit sebagai acuan untuk perencanaan teknologi informasi dimasa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka pada penelitian kali ini akan mencoba menggunakan metode lain, yaitu menggunakan algoritma Naive Bayes untuk

Tuntutan peran di pekerjaan dapat mempengaruhi pemenuhan tuntutan peran di keluarga, yaitu individu tidak dapat memenuhi tuntutan perannya di keluarga karena tuntutan

Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode drill siswa mampu menghafal dan memahami hukum bacaan dalam surat al-‘Adiyat al dengan benar. Materi Pembelajaran

Natrium alginat dapat dikombinasikan dengan HPMC dan digunakan sebagai matriks sediaan lepas lambat sistem floating karena mampu membentuk gel dengan viskositas

Timbangan ini dipasang pada bagian luar pabrik Casting (Penuangan) yang digunakan untuk menimbang MTC (Metal Transportation Car), yang digunakan untuk membawa ladle yang

Bila kebijakan perburuhan reformasi yang membatasi buruh beridiologi pembangunanisme, maka dengan UU 25 tahun 1997 dan tiga undang-undang turunannya

Sesuai dengan teori menurut Siswanto (2010) dimana penanaman kecerdasan spiritual dapat membentuk karakter manusia, melalui pendidikan, pendidikan mendidik anak

 Launching figure Presiden Soekarno di Madame Tussaud Bangkok pada tanggal 24 September 2012 Silahkan ikuti terus TAT Jakarta melalui website dan situs jejaring sosial kami