• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

he

 Secara tahunan pada April 2012, seluruh indikator aktivitas ekonomi pada

kelompok migas turun sementara mayoritas indikator non migas dan ekspor komoditas non migas utama tumbuh positif.

 Secara bulanan sebagian besar indikator (66,67%) mengalami penurunan

dibandingkan bulan sebelumnya dengan tingkat penurunan yang paling signifikan terjadi pada ekspor barang dari logam tidak mulia.

 Secara kumulatif sampai dengan April 2012, sebagian besar (56,67%)

indikator aktivitas ekonomi masih meningkat terutama dari ekspor sumber daya alam dan indikator otomotif kecuali sepeda motor.

 Hasil asesmen subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya

menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pengekspor kayu bulat terbesar di Asia. Selain itu, subsektor ini memiliki forward dan backward linkage yang cukup erat dengan sektor/subsektor ekonomi lainnya.

Pertumbuhan Beberapa Indikator Ekonomi: Tahunan

 Secara tahunan pada April 2012, seluruh indikator aktivitas ekonomi pada kelompok migas turun

sementara mayoritas indikator non migas dan ekspor komoditas non migas utama tumbuh positif. Produksi minyak mentah, kondensat dan penjualan minyak diesel pada April 2012 menunjukkan penurunan secara tahunan (yoy) masing-masing sebesar 2,35%, 16,03%, dan 29,44%. Kendala teknis yang dialami beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) diduga menjadi penghambat optimalisasi produksi minyak mentah. Pada April 2012 tercatat kemampuan produksi minyak mentah hanya sebesar 871,3 ribu barel per hari. Indikator otomotif kecuali sepeda motor masih tumbuh lebih tinggi daripada indikator lainnya. Produksi kendaraan non niaga tumbuh paling tinggi mencapai 70,21% (yoy) sebaliknya produksi sepeda motor turun sebesar 13,41% (yoy). Pada kelompok ekspor komoditas non migas utama tercatat biji tembaga tumbuh paling tinggi (137,40%) diikuti batubara (23,28%), kayu lapis (15,63%) dan minyak nabati (15,02%). Beberapa komoditas ekspor lainnya mengalami penurunan dengan penurunan terbesar terjadi pada ekspor besi & baja (-41,75%).

Grafik 1.

Pertumbuhan Tahunan Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih

-60 -30 0 30 60 90 120 150 Pr od uks i M inyak M en tah Pr od uks i K on den sat Pe nju ala n M in ya k D ie se l K on su m si Sem en Pr od uks i K en dar aan N on N iaga Pen jualan K en dar aan N on N iaga Pr od uks i K en dar aan N iaga Pe nju alan K en da ra an Ni ag a Pr od uks i Sep ed a M ot or Pen jualan Sep ed a M ot or Pen jualan L is tr ik ke In du st ri Pen jualan L is tr ik ke Bis nis / Per dag an gan Pen jualan L is tr ik ke Ru m ah Tan gg a Pen jualan L is tr ik To tal K un jun gan W is m an Ting kat H un ian H ot el B er bint an g d i J akar ta Tin gk at H un ia n H ot el Be rb in ta ng d i B ali Bat ub ar a Bij i Tem bag a Bar an g d ar i L og am Tid ak M uli a M akan an Olahan M in ya k N ab at i Teks til d an Pr od uk Teks til K ay u Lap is K ay u G er gaji an Bah an K er tas d an K er tas K ar et Ol ah an Be si & B aja A lat A ng ku tan d an B ag iann ya Per alat an Li st rik

April 2012 April 2011 s.d April 2012 (rata-rata) (%, yoy)

Migas Non Migas Ekspor Utama

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

& ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

April 2012

(2)

 Secara rata-rata selama April 2011 s.d April 2012, seluruh indikator migas turun sementara sebagain besar indikator non migas dan ekspor non migas utama meningkat. Penjualan minyak diesel tercatat mengalami rata-rata penurunan yang paling besar (-12,02%) pada kelompok indikator migas. Sementara itu kendaraan niaga (30,43%) dan ekspor minyak nabati (34,50%) merupakan indikator yang memiliki rata-rata pertumbuhan paling tinggi pada masing-masing kelompok non migas dan kelompok ekspor komoditas non migas utama.

 Apabila dibandingkan pertumbuhan pada April 2012 dengan rata-rata pertumbuhan selama April 2011 s.d

April 2012 maka hanya terdapat 9 indikator yang memiliki kinerja positif dan berada diatas rata-ratanya (Grafik 1).

Bulanan

 Secara bulanan pada April 2012 sebagian besar indikator (66,67%) mengalami penurunan

dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan yang paling signifikan terjadi pada ekspor barang dari logam tidak mulia (-30,05%) diikuti oleh ekspor minyak nabati (-22,41%), penjualan minyak diesel (-14,05%), dan ekspor bahan kertas dan kertas (-10,26%). Sementara itu beberapa indikator yang tumbuh positif pada bulan ini antara lain ekspor biji tembaga (214,58%), ekspor besi & baja (8,99%), dan penjualan listrik ke industri (7,16%).

 Dalam kurun waktu April 2011 s.d April 2012, mayoritas indikator aktivitas ekonomi (70,00%) tumbuh

positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor minyak nabati dengan rata-rata sebesar 21,09%, selain produksi dan penjualan kendaraan non niaga masing-masing 3,14% dan 2,32% serta penjualan minyak diesel (2,19%). Sementara itu, indikator yang tercatat turun dalam kurun waktu tersebut antara lain ekspor biji tembaga 21,59%) dan ekspor barang dari logam tidak mulia 2,61%) dan ekspor peralan listrik (-1,19%).

 Sebanyak 8 indikator aktivitas ekonomi pada April 2012 memiliki kinerja diatas rata-rata selama April 2011

s.d April 2012 yang terlihat terutama di indikator ekspor biji tembaga (Grafik 2). Grafik 2.

Pertumbuhan Bulanan Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih

-60 -30 0 30 60 Pr od uks i M inyak M en tah Pr od uks i K on den sat Pen jualan M inyak D ies el K on su m si Sem en Pr od uks i K en dar aan N on N iaga Pen jualan K en dar aan N on N iaga Pr od uks i K en dar aan N iaga Pe nju ala n K en da ra an N ia ga Pr od uks i Sep ed a M ot or Pen jualan Sep ed a M ot or Pen jualan L is tr ik ke In du st ri Pen jualan L is tr ik ke Bis nis / Per dag an gan Pen jualan L is tr ik ke Ru m ah Tan gg a Pen jualan L is tr ik To tal K un jun gan W is m an Ting kat H un ian H ot el B er bint an g d i J akar ta Ting kat H un ian H ot el B er bint an g d i B ali Bat ub ar a Bij i Tem bag a Bar an g d ar i L og am Tid ak M uli a M ak an an O lah an M in ya k N ab at i Teks til d an Pr od uk Teks til K ay u Lap is K ay u G er gaji an Bah an K er tas d an K er tas K ar et Ol ah an Be si & B aja A lat A ng ku tan d an B ag iann ya Per alat an Li st rik

April 2012 April 2011 s.d April 2012 (rata-rata) (%, mtm)

Migas Non Migas Ekspor Utama

240 ..

Kumulatif

 Secara kumulatif sampai dengan April 2012, sebagian besar (56,67%) indikator aktivitas ekonomi masih

meningkat. Dari 30 indikator aktivitas ekonomi yang dipantau, sebanyak 17 diantaranya masih meningkat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi berasal dari ekspor sumber daya alam berupa minyak nabati (56,83%) dan batubara (19,95%). Disamping itu, perkembangan indikator otomotif secara umum juga masih baik terutama untuk jenis kendaraan non niaga (produksi naik 29,20%, penjualan naik 18,99%) dan kendaraan niaga (produksi naik 19,79%, penjualan naik 19,76%). Disisi lain indikator yang tercatat turun s.d April (ytd) antara lain ekspor besi & baja (-34,08%), ekspor biji tembaga (-30,02%) dan penjualan minyak diesel (-27,87%).

(3)

Tabel 1

Perkembangan Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih

Satuan Apr Des* Jan* Feb* Mar* Apr*

yoy mtm ytd1)

Migas

- Produksi Minyak Mentah ribu barel 23.707 23.954 24.235 22.570 24.147 23.148 -2,35 -4,14 -1,18

- Produksi Kondensat ribu barel 3.509 3.626 3.181 3.081 3.211 2.947 -16,03 -8,24 -9,31

- Penjualan Minyak Diesel kiloliter 13.592 9.678 9.369 8.047 11.159 9.591 -29,44 -14,05 -27,87

Non Migas

- Konsumsi Semen ribu ton 3.734 4.557 4.059 4.063 4.379 4.183 12,01 -4,48 16,60

- Produksi Kendaraan Non Niaga unit 34.919 51.583 54.703 58.671 60.743 59.436 70,21 -2,15 29,20

- Penjualan Kendaraan Non Niaga unit 39.504 51.856 51.111 59.415 61.331 60.750 53,78 -0,95 18,99

- Produksi Kendaraan Niaga unit 19.503 27.794 21.925 27.299 24.341 24.386 25,04 0,18 19,79

- Penjualan Kendaraan Niaga unit 19.264 26.961 24.183 25.974 24.806 24.494 27,15 -1,26 19,76

- Produksi Sepeda Motor ribu unit 716 448 686 666 607 620 -13,41 2,12 -5,75

- Penjualan Sepeda Motor ribu unit 709 463 653 671 627 623 -12,16 -0,60 -4,83

- Penjualan Listrik ke Industri juta KWH 4.704 4.561 4.913 4.837 4.731 5.070 7,77 7,16 10,04

- Penjualan Listrik ke Bisnis/ Perdagangan juta KWH 2.427 2.480 2.529 2.445 2.420 2.504 3,19 3,47 8,14

- Penjualan Listrik ke Rumah Tangga juta KWH 5.250 5.830 5.828 5.667 5.592 5.757 9,65 2,95 11,44

- Penjualan Listrik Total juta KWH 13.223 13.747 14.152 13.797 13.603 14.215 7,50 4,50 10,15

- Kunjungan Wisman ribu orang 608 725 653 593 659 626 2,96 -4,93 8,90

- Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Jakarta persen 57 56 55 55 56 58 1,22 3,48 -1,78

- Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Bali persen 64 62 62 56 59 59 -7,84 -0,64 -7,14

Ekspor Non Migas Utama

- Batubara ribu ton 25.370 33.189 27.780 27.027 33.240 31.277 23,28 -5,90 19,95

- Biji Tembaga ribu ton 67 66 0,005 146 50 159 137,40 214,58 -30,02

- Barang dari Logam Tidak Mulia ribu ton 240 185 193 218 245 171 -28,63 -30,05 -19,29

- Makanan Olahan ribu ton 153 219 180 190 176 162 5,66 -8,31 1,38

- Minyak Nabati ribu ton 1.353 1.875 1.855 1.468 2.006 1.557 15,02 -22,41 56,83

- Tekstil dan Produk Tekstil ribu ton 151 173 156 164 166 152 0,77 -8,23 -1,12

- Kayu Lapis ribu ton 167 172 162 167 192 193 15,63 0,47 14,70

- Kayu Gergajian ribu ton 41 40 30 37 37 35 -15,30 -6,52 -9,98

- Bahan Kertas dan Kertas ribu ton 594 643 586 638 676 607 2,10 -10,26 5,91

- Karet Olahan ribu ton 280 220 216 230 252 249 -11,32 -1,23 -8,09

- Besi dan Baja ribu ton 138 86 90 96 74 80 -41,75 8,99 -34,08

- Alat Angkutan dan Bagiannya ribu ton 40 45 58 62 51 46 15,54 -9,54 8,49

- Peralatan Listrik ribu ton 59 71 70 60 63 58 -1,35 -7,79 2,69

Indikator April 2012

Pertumbuhan

2011 2012

Sumber data : Bank Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

Keterangan : -

-

Data penjualan kendaraan niaga, non niaga dan sepeda motor mulai ditambahkan ke dalam publikasi Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih (IAE) sejak edisi September 2010 dengan data series kebelakang.

Data tingkat hunian Hotel Berbintang di wilayah Jakarta dan Bali mulai ditambahkan ke dalam publikasi Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih (IAE) sejak edisi Juli 2010 dengan data series kebelakang.

*) Beberapa indikator aktivitas ekonomi masih bersifat sementara yang akan mengalami perubahan pada periode berikutnya.

1) Pertumbuhan kumulatif (ytd) dihitung dengan cara membandingkan data kumulatif dari bulan Januari hingga periode laporan denga n periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perhitungan pertumbuhan kumulatif mulai dilakukan pada periode Laporan IAE September 2008. Khusus untuk indikator Tingkat Hunian Hotel, pertumbuhan dihitung dengan cara membandingkan rata-rata data dari bulan Januari sampai dengan periode laporan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

(4)

GRAFIK PERTUMBUHAN INDIKATOR TERPILIH

Grafik 3. Produksi Minyak Mentah

Grafik 4. Produksi Kondensat -15,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 -8,0 -6,0 -4,0 -2,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) -15,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 -20,0 -15,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) Grafik 5.

Penjualan Minyak Diesel Konsumsi SemenGrafik 6.

-60,0 -40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 -60,0 -40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) -40,0 -30,0 -20,0 -10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 -10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) Grafik 7.

Produksi Kendaraan Non Niaga

Grafik 8.

Penjualan Kendaraan Non Niaga

-40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 -40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) -40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 -40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm)

(5)

Grafik 9.

Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan NiagaGrafik 10.

-50,0 -25,0 0,0 25,0 50,0 75,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) -50,0 -30,0 -10,0 10,0 30,0 50,0 70,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) Grafik 11. Produksi Sepeda Motor

Grafik12. Penjualan Sepeda Motor

-40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 -30,0 -20,0 -10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) -40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 -20,0 -10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) Grafik 13.

Penjualan Listrik ke Sektor Industri

Grafik 14.

Penjualan Listrik ke Bisnis/Perdagangan

-20,0 -10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) -6,0 0,0 6,0 12,0 18,0 24,0 30,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm)

(6)

Grafik 15.

Penjualan Listrik ke Rumah Tangga

Grafik 16. Penjualan Listrik Total

-10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) Grafik 17. Kunjungan Wisman Grafik 18.

Tingkat Hunian Hotel Jakarta

-16,0 0,0 16,0 32,0 48,0 64,0 -16,0 0,0 16,0 32,0 48,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) -20,0 -10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 -15,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm) Grafik 19.

Tingkat Hunian Hotel Bali

-15,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 -15,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2010 2011 2012 yoy mtm (% yoy) (% mtm)

(7)

ASSESMEN SUBSEKTOR EKONOMI (SUBSEKTOR INDUSTRI BARANG KAYU & HASIL HUTAN LAINNYA)

Subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya memiliki keterkaitan ke depan (forward linkage) dan ke belakang (backward linkage) yang cukup erat dengan sektor/subsektor ekonomi lainnya. Pasokan input kelompok industri bambu, kayu & rotan mayoritas dipenuhi dari dalam negeri. Orientasi produk kelompok industri bambu, kayu & rotan sebagian besar dialokasikan untuk memenuhi permintaan sektor ekonomi lainnya dan sebesar 21,20% ditujukan untuk ekspor.

Pertumbuhan subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya setiap tahunnya selalu negatif dan pada tahun 2010 mengalami kontraksi yang cukup dalam. Hal ini ditengarai karena minimnya pasokan bahan baku dan pasca penerapan perdagangan bebas ASEAN-China sejak Januari 2010. Seiring dengan pertumbuhan negatif dari subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya, maka subsektor ini secara rata-rata memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang positif.

Indonesia merupakan negara pengekspor kayu bulat terbesar di Asia, namun jumlah ekspor kayu olahan (sebagian besar kayu gergajian) ditengarai masih relatif kecil dan masih dapat ditingkatkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara. Dengan memiliki keuanggulan komparatif dalam penyediaan kayu dari hasil hutan maka seyogyanya industri ini dapat dikembangkan dengan baik.

A. Peranan Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

 Kelompok industri barang kayu & hasil hutan lainnya terdiri dari industri pengolahan hulu (industri

penggergajian kayu/saw-mill, industri kayu lapis (plywood-mill), industri papan partikel/particle-board,

industri MDF (Medium Density Fibre-board); industri hilir (industry Wood-Working yang menghasilkan

produk-produk kayu antara lain pintu, jendela, wood-flooring; industri furniture kayu & barang-barang

kerajinan kayu) serta industri pengolahan rotan1.

 Rata-rata pertumbuhan subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya selama 11 tahun

(2001-2011) tercatat negatif yaitu sebesar -0,37% (yoy). Hampir setiap tahun subsektor ini selalu mengalami pertumbuhan negatif kecuali pada tahun 2001 s.d 2003, 2008 dan 2011. Pada triwulan I-2012 subsektor ini kembali mengalami kontraksi sebesar -0,86%. Subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya pada tahun 2010 mengalami kontraksi yang cukup dalam. Hal ini ditengarai disebabkan minimnya pasokan bahan baku karena hutan alam sudah habis diproduksi sementara hutan tanaman industri masih belum berkembang. Pasca penerapan perdagangan bebas ASEAN-China sejak Januari 2010, juga ditengarai memperdalam kontraksi pada subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya. Namun pada tahun 2011, kinerja subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif yaitu tumbuh sebesar 0,35%.

 Rata-rata share subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya terhadap total PDB dalam 11

tahun terakhir (2001-2011) sebesar 1,42%, atau memiliki peranan/share peringkat kelima dari 9 sektor industri pengolahan non migas. Sementara, peranan subsektor ini terhadap sektor industri pengolahan non migas rata-rata sebesar 6,15%, dibawah share subsektor industri makanan, minuman & tembakau (31,22%), subsektor industri alat angkutan, mesin & peralatannya (26,84%), subsektor industri pupuk kimia & barang dari karet (12,22%), dan subsektor industri tekstil, barang kulit & alas kaki (11,34%). Peranan subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya cenderung stabil dari tahun ke tahun, pada triwulan I-2012 yaitu sebesar 5,30%.

(8)

 Seiring dengan pertumbuhan negatif dari subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya, subsektor ini secara ratarata memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar -0,004% (2001-2011). Rata-rata kontribusi sektor industri pengolahan non migas dalam struktur ekonomi nasional selama 11 tahun terakhir adalah sebesar 1,31% terutama berasal dari subsektor industri alat angkutan, mesin & peralatannya (0,71%) dan subsektor industri makanan, minuman & tembakau (0,29%).

Tabel 2. Pertumbuhan Tahunan PDB Subsektor Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya

R I N C I A N 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tw I-2012 Rata-rata

(2001-2011) A. Pertumbuhan Tahunan (yoy)

Sektor Industri Pengolahan non Migas 4.86 5.69 5.97 7.51 5.86 5.27 5.15 4.05 2.56 5.12 6.83 6.13 5.35

a) Makanan, minuman & tembakau 1.07 0.19 2.69 1.39 2.75 7.21 5.05 2.34 11.22 2.78 9.19 8.19 4.17 b) Tekstil, barang kulit & alas kaki 3.40 3.23 6.18 4.06 1.31 1.23 (3.68) (3.64) 0.60 1.77 7.52 1.41 2.00 c) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 0.54 0.62 1.19 (2.07) (0.92) (0.66) (1.74) 3.45 (1.38) (3.47) 0.35 (0.86) (0.37) d) Kertas dan barang cetakan (4.78) 5.26 8.41 7.61 2.39 2.09 5.79 (1.48) 6.34 1.67 1.50 0.50 3.16 e) Pupuk, kimia & barang dari karet 0.50 4.73 10.71 9.01 8.77 4.48 5.69 4.46 1.64 4.70 3.95 9.19 5.33 f) Semen dan barang galian bukan logam 19.08 6.56 7.06 9.53 3.81 0.53 3.40 (1.49) (0.51) 2.18 7.19 6.11 5.21 g) Logam dasar besi dan baja (1.00) (1.28) (7.97) (2.61) (3.70) 4.73 1.69 (2.05) (4.26) 2.38 13.06 5.57 (0.09) h) Alat angkutan, mesin & peralatannya 17.22 18.09 8.88 17.67 12.38 7.55 9.73 9.79 (2.87) 10.38 7.00 6.23 10.53 i) Barang lainnya 12.64 (11.08) 17.74 12.77 2.61 3.62 (2.82) (0.96) 3.19 3.00 1.82 4.21 3.87 B. Distribusi/Share thd Total PDB

Sektor Industri Pengolahan non Migas 25.21 24.89 24.40 23.96 22.42 22.38 22.43 23.01 22.61 21.51 20.92 20.47 23.07

a) Makanan, minuman & tembakau 7.84 7.96 7.66 7.12 6.41 6.37 6.68 7.00 7.50 7.23 7.37 7.14 7.19 b) Tekstil, barang kulit & alas kaki 3.16 3.45 3.36 3.11 2.78 2.70 2.37 2.12 2.08 1.93 1.93 1.86 2.63 c) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 1.90 1.62 1.48 1.36 1.27 1.34 1.39 1.48 1.43 1.25 1.14 1.09 1.42 d) Kertas dan barang cetakan 1.19 1.33 1.38 1.35 1.22 1.19 1.15 1.05 1.09 1.02 0.93 0.88 1.17 e) Pupuk, kimia & barang dari karet 2.93 2.72 2.82 2.79 2.75 2.82 2.80 3.11 2.91 2.74 2.55 2.59 2.81 f) Semen dan barang galian bukan logam 0.98 0.98 0.95 0.94 0.89 0.87 0.83 0.81 0.78 0.71 0.68 0.69 0.86 g) Logam dasar besi dan baja 0.73 0.76 0.67 0.70 0.66 0.62 0.58 0.59 0.48 0.42 0.42 0.42 0.60 h) Alat angkutan, mesin & peralatannya 6.21 5.87 5.87 6.36 6.23 6.27 6.44 6.67 6.18 6.05 5.75 5.67 6.17 i) Barang lainnya 0.26 0.19 0.21 0.22 0.21 0.21 0.19 0.18 0.18 0.16 0.15 0.15 0.20 C. Distribusi/Share thd Sektor Industri

Pengolahan Non Migas

a) Makanan, minuman & tembakau 31.12 31.99 31.38 29.73 28.58 28.46 29.80 30.40 33.16 33.61 35.20 34.87 31.22 b) Tekstil, barang kulit & alas kaki 12.54 13.85 13.76 12.99 12.40 12.06 10.56 9.21 9.19 8.97 9.23 9.09 11.34 c) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 7.53 6.50 6.09 5.68 5.67 5.97 6.19 6.43 6.33 5.82 5.44 5.30 6.15 d) Kertas dan barang cetakan 4.71 5.34 5.66 5.64 5.45 5.30 5.12 4.56 4.82 4.75 4.47 4.29 5.08 e) Pupuk, kimia & barang dari karet 11.63 10.94 11.55 11.64 12.25 12.59 12.50 13.53 12.85 12.73 12.21 12.63 12.22 f) Semen dan barang galian bukan logam 3.88 3.95 3.91 3.92 3.95 3.88 3.70 3.53 3.43 3.29 3.27 3.36 3.70 g) Logam dasar besi dan baja 2.90 3.06 2.73 2.94 2.96 2.77 2.58 2.57 2.11 1.94 2.00 2.05 2.60 h) Alat angkutan, mesin & peralatannya 24.64 23.59 24.06 26.54 27.81 28.02 28.69 28.97 27.33 28.14 27.47 27.67 26.84 i) Barang lainnya 1.04 0.78 0.87 0.92 0.93 0.95 0.85 0.80 0.77 0.76 0.73 0.73 0.86 D. Kontribusi thd Pertumbuhan Ekonomi

Sektor Industri Pengolahan non Migas 1.16 1.37 1.46 1.85 1.48 1.33 1.30 1.01 0.63 1.23 1.62 1.45 1.31

a) Makanan, minuman & tembakau 0.09 0.02 0.20 0.10 0.20 0.50 0.36 0.16 0.75 0.20 0.64 0.55 0.29 b) Tekstil, barang kulit & alas kaki 0.11 0.11 0.20 0.13 0.04 0.04 (0.11) (0.10) 0.01 0.04 0.17 0.03 0.06 c) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 0.01 0.01 0.02 (0.03) (0.01) (0.01) (0.02) 0.03 (0.01) (0.03) 0.00 (0.01) (0.00) d) Kertas dan barang cetakan (0.07) 0.07 0.11 0.10 0.03 0.03 0.08 (0.02) 0.08 0.02 0.02 0.01 0.04 e) Pupuk, kimia & barang dari karet 0.02 0.14 0.32 0.29 0.29 0.15 0.19 0.15 0.05 0.15 0.12 0.28 0.17 f) Semen dan barang galian bukan logam 0.14 0.05 0.06 0.08 0.03 0.005 0.03 (0.01) (0.00) 0.02 0.05 0.04 0.04 g) Logam dasar besi dan baja (0.01) (0.01) (0.05) (0.01) (0.02) 0.02 0.01 (0.01) (0.02) 0.01 0.04 0.02 (0.00) h) Alat angkutan, mesin & peralatannya 0.85 1.01 0.56 1.16 0.91 0.59 0.77 0.80 (0.24) 0.82 0.57 0.52 0.71 i) Barang lainnya 0.03 (0.02) 0.03 0.03 0.01 0.01 (0.006) (0.00) 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01

Sumber: BPS, diolah

 Perkembangan produksi industri besar dan sedang pada subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya

ditunjukkan oleh indeks produksi menurut jenis industri KBLI 2 digit, terutama kelompok industri kayu, barang dari kayu, & gabus (tidak termasuk furniture), & barang anyaman dari rotan, bambu, dan sejenisnya (KBLI 16). Produksi kelompok industri tersebut mengalami penurunan sebesar 5,43% (yoy)

(9)

Grafik 20. Pertumbuhan Kapasitas Produksi Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya

 Sejalan dengan tren perkembangan

produksi subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya, penggunaan kapasitas utilisasi (capacity utilization) juga menunjukkan perilaku yang sama. Kapasitas utilisasi pada tahun 2011 tercatat sebesar 61,64% lebih

tinggi dibanding tahun 2010

(60,39%).

50.00 60.00 70.00 80.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2009 2010 2011 2012

(%)

Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya Industri Pengolahan

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia

B. Investasi Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya

 Target investasi Indonesia untuk subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya pada tahun

2012 adalah sebesar Rp283,5 triliun yang terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp206,8 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp76,7 t riliun. Hingga triwulan I-2012 perkembangan realisasi investasi telah mencapai Rp71,2 triliun atau 25,1% dari target yang ditetapkan untuk 2012. Nilai investasi tersebut tumbuh 1,5% secara triwulanan dan 32,8% secara tahunan. Berdasarkan Koridor Ekonomi pada periode Triwulan I-2012, realisasi PMDN dan PMA tertinggi berada di Koridor Jawa dimana untuk realisasi PMDN terbesar ada di Jawa Timur (Rp3,8 triliun) dan realisasi PMA terbesar ada di DKI Jakarta (USD1,2 miliar). Berdasarkan asal investor, negara dengan angka realisasi PMA terbesar di triwulan I-2012 berasal dari Singapura (USD1,2 miliar), Jepang (USD0,6 miliar), Korea Selatan (USD0,5 miliar), British Virgin Islands (USD0,3 miliar), dan Belanda (USD0,3 miliar).

 Investasi subsektor industri kayu yang merupakan sektor sekunder selama tahun 2011 meningkat

dibanding tahun sebelumnya. Total realisasi investasi industri kayu mencapai Rp974,8 miliar, atau tumbuh 16,2% dibanding periode sebelumnya. Sementara itu, untuk realisasi investasi selama triwulan I-2012, total realisasi investasi subektor industri kayu sebesar Rp141,5 miliar. Investasi tersebut sebesar 64,24% berasal dari PMA dan sebesar 35,76 dari PMDN.

Tabel 3. Pertumbuhan Tahunan Indeks Produksi SubsektorIndustri Kayu, Barang dari kayu & Gabus dan Barang Anyaman dari Rotan, Bambu & sejenisnya

2 0 1 2 Triwulan

I II III IV * I

16

Industri kayu, barang dari kayu & gabus (tidak termasuk furnitur), dan barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya -5.43 3.50 -5.83 -0.22 8.27 0.88 -0.36 2 0 1 1 Tahunan 2011 Triwulan Tahunan 2010 Kode KBLI Uraian Sumber: BPS

(10)

Tabel 4. Realisasi Investasi (miliar rupiah)

No SEKTOR 2011 Triwulan I-2012

I Sektor Primer 39.436,50 60.474,20 22.674,80 1 Tanaman pangan & perkebunan 15.486,30 20.369,80 6.929,10 2 Peternakan 381,50 437,10 151,30 3 Kehutanan 526,20 105,20 1,80 4 Perikanan 163,00 90,10 50,40 5 Pertambangan 22.879,50 39.472,00 15.542,20 II Sektor Sekunder 55.649,20 99.639,30 28.934,70 6 Industri Makanan 25.636,70 17.882,30 4.824,30 7 Industri Tekstil 1.824,90 5.474,90 1.673,50 8 Industri Barang Dari Kulit & Alas Kaki 1.186,10 2.308,50 640,50 9 Industri Kayu 839,20 974,80 141,50 10 Industri Kertas & Percetakan 1.520,40 11.613,80 2.425,50 11 Industri Kimia & Farmasi 10.406,60 15.918,50 5.852,40 12 Industri Karet & Plastik 1.461,50 5.625,70 2.718,40 13 Industri Mineral Non Logam 2.520,20 8.674,40 1.618,50 14 Industri Logam, Mesin & Elektronik 6.095,10 22.742,20 4.897,30 15 Industri Instrumen Kedokteran, Presisi & Optik jam - 377,10

-16 Industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi 3.906,40 7.460,00 4.062,20 17 Industri Lainnya 252,10 587,10 80,60 III Sektor Tersier 111.474,50 91.155,90 19.636,10 18 Listrik, Gas dan Air 17.787,20 25.918,80 2.089,40 19 Konstruksi 5.633,20 3.781,50 424,00 20 Perdagangan & Reparasi 7.078,80 7.762,60 1.439,00 21 Hotel & Restoran 3.509,70 2.574,20 1.957,60 22 Transportasi, Gudang & Komunikasi 59.436,60 42.320,20 8.296,70 23 Perumahan, Kawasan Industri & Perkantoran 9.715,30 2.521,00 648,90 24 Jasa Lainnya 8.313,70 6.277,60 4.780,50

206.560,20

251.269,40 71.245,60 JUMLAH/TOTAL

2010

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), diolah

C. Pembiayaan Kredit Perbankan Terhadap Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya

 Sumber pembiayaan modal kerja pada subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya mayoritas

berasal dari non bank (77%) dan hanya sebesar 23% yang berasal dari perbankan. Sementara, sumber pembiayaan untuk investasi pada subsektor ini sebagian besar juga berasal dari non bank

yaitu sebesar 80%2.

 Pada tahun 2011, realisasi kredit subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya mengalami

pertumbuhan 17,59% dari tahun sebelumnya, yakni mencapai Rp10.125 miliar. Pangsa penyaluran kredit subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya terhadap total industri pengolahan sebesar 2,96%, bahkan hanya 0,51% dari total penyaluran kredit sektor ekonomi.

(11)

Grafik 21. Realisasi Kredit Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya -10 -5 0 5 10 15 20 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I s.d Mei 2010 2011 2012

(%, qtq) (miliar Rp)

Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya % qtq Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya % qtq Industri Pengolahan

Sumber : Data Laporan Bank, Bank Indonesia

D.Perkembangan Neraca Perdagangan

 Data ekspor impor subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya tercermin dari data ekspor

impor manufacture of wood and products of wood (ISIC-20). Neraca perdagangan subsektor

industri barang kayu & hasil hutan lainnya selalu mengalami surplus. Surplus neraca perdagangan sempat merosot pada tahun 2009 dengan nilai sebesar USD2,04 miliar, turun 18,88%

dari tahun 2008. Penurunan tersebut disebabkan dari penurunan harga manufacture of wood and

products of wood yang ditengarai akibat adanya resesi ekonomi global. Pada tahun 2010 s.d 2011 surplus neraca perdagangan subsektor ini semakin meningkat seiring dengan adanya peningkatan jumlah ekspor. Negara tujuan utama ekspor adalah Jepang dan Cina. Nilai ekspor pada tahun 2012 (data s.d April 2012) mencapai USD1,15 miliar dengan net ekspor sebesar USD1,02 miliar.

 Disisi lain, nilai impor pada tahun 2012 mencapai USD0,14 miliar, hanya sekitar 9,5% dari total

ekspor impor produk manufacture of wood and products of wood. Berdasarkan negara asal barang, impor industri barang kayu & hasil hutan lainnya mayoritas berasal dari negara Malaysia dan Thailand.

Grafik 22. Ekspor-Impor Industri Kayu dan Barang Kayu

0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* (miliar USD)

Ekspor Impor Net Impor

(12)

E. Keterkaitan dengan Sektor Lain

 Subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya memiliki keterkaitan ke depan dan ke

belakang yang cukup erat dengan sektor/subsektor ekonomi lainnya. Berdasarkan pendekatan linkages dalam tabel Input-Output (I-O) Updating 2008, subsektor barang kayu & hasil hutan lainnya tercermin dari kelompok industri bambu, kayu & rotan.

 Eratnya keterkaitan ke belakang dari kelompok industri tersebut ditunjukkan dari nilai backward linkage

yang tinggi yaitu sebesar 2,10. Sementara itu, meskipun tidak setinggi backward linkage, keterkaitan ke

depan (forward linkage) dari kelompok industri bambu, kayu & rotan dalam subsektor industri barang

kayu & hasil hutan lainnya bernilai lebih dari 1. Nilai forward linkage tersebut menunjukkan bahwa

pertumbuhan setiap 1 unit output dari komoditas pada kelompok industri bambu, kayu & rotan akan mendorong ouput di sektor lainnya sebesar 1,51 unit.

Tabel 5. Backward dan Forward Linkage Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya

Industri bambu, kayu dan rotan 2.10 1.51

Komoditas Subsektor Kehutanan Backward Linkage Forward Linkage

Sumber : Tabel Input-Output Update 2008, diolah

 Pasokan input kelompok industri bambu, kayu & rotan mayoritas dipenuhi dari dalam negeri.

 Orientasi produk kelompok industri bambu, kayu & rotan sebagian besar dialokasikan untuk memenuhi

permintaan antara sektor ekonomi lainnya, terutama kelompok bangunan. Disisi lain, alokasi produksi kelompok industri bambu, kayu & rotan sebesar 21,20% ditujukan untuk ekspor.

Tabel 6. Struktur Permintaan dan Penawaran Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya

KonsumsiInvestasi (PMTB) Perubahan Stok Ekspor Output Domestik Impor Industri bambu, kayu dan rotan 1.42 12.38 55.73 18.83 0.08 4.16 21.20 97.69 2.31 Penawaran (%) Permintaan

Antara

Permintaan Akhir

Komoditas Subsektor Industri Barang Kayu & Hasil

Hutan Lainnya Pangsa Thd Output Total (%) Pangsa Thd Output Sektor (%) Permintaan (%)

Sumber : Tabel Input Output Update 2008, diolah

Tabel 7. Alokasi Input dan Output Subsektor Industri Bambu, Kayu & Rotan

Input Utama % Komoditas Alokasi Output %

Industri bambu, kayu dan rotan 30.52 Bangunan 57.78

Kayu 15.90 Industri bambu, kayu dan rotan 30.93

Perdagangan 11.32 Perdagangan 4.16

Industri kimia 7.81 Industri barang dari logam 3.07

Hasil hutan lainnya 4.93 Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 1.23

Angkutan darat 4.06

Pengilangan minyak bumi 4.00

Angkutan air 3.45

Lembaga keuangan 2.78

Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 2.41

Industri bambu, kayu dan rotan

(13)

F.

Peluang, Tantangan & Prospek Tahun 2012

3

 Indonesia merupakan negara pengekspor kayu bulat terbesar di Asia, namun jumlah ekspor kayu

olahan (sebagian besar kayu gergajian) ditengarai masih relatif kecil dan masih dapat ditingkatkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara.

 Indonesia memiliki keuanggulan komparatif dalam penyediaan kayu dari hasil hutan. Sebagaimana

diketahui bahwa produktivitas hutan tanaman di negara dengan iklim tropis lebih tinggi dibandingkan dengan negara bukan tropis.

 Beberapa permasalahan yang dihadapi subsektor industri barang kayu & hasil hutan lainnya antara

lain minimnya pasokan bahan baku seiring dengan maraknya praktek illegal logging pada hutan

alam dan illegal trade serta belum optimalnya pengelolaan Hutan Tanaman dan Hutan Rakyat

sebagai sumber bahan baku; produktivitas dan efisiensi biaya relatif rendah sebagai akibat dari penggunaan teknologi/mesin sederhana; daya saing terhadap produk-produk negara maju tergolong rendah; infrastruktur belum cukup memadai dilihat dari sisi sarana pengangkutan dan Research & Development. Selain itu, integrasi dalam pengolahan kayu harus ditingkatkan sehingga hasil sisa dapat dimanfaatkan secara maksimal.

 Industri barang kayu & hasil hutan lainnya pada tahun 2012 diproyeksikan akan tumbuh pada

kisaran 1,8-2,5% (yoy)4.

3 Dari berbagai sumber

Gambar

GRAFIK PERTUMBUHAN INDIKATOR TERPILIH
Tabel 2. Pertumbuhan Tahunan PDB Subsektor Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya  R I N C I A N 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tw I-2012 Rata-rata
Grafik 20.  Pertumbuhan Kapasitas Produksi Subsektor  Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya
Tabel 4. Realisasi Investasi  (miliar rupiah)
+3

Referensi

Dokumen terkait

2 Racionalieji kuboidai ir racionalieji stačiakampiai tetraedrai Primename, kad racionaliuoju kuboidu vadinamas stačiakampis gretasienis, kurio visų briaunų ilgiai x, y, z, visų

hasil perolehan penilaian validasi terhadap trainer pada 3 aspek yang dinilai yaitu, tampilan wujud media sebesar 82,5 %, rangkaian sebesar 80 %, dan kesesuaian dengan

Pendanaan akan berasal dari obligasi korporasi yang diterbitkan pada tahun 2011 yang lalu.. (Positive) Source: Kontan • Penjualan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) terus

langsung terhadap siswa , untuk segera melaporkan kepada Wali Kelas / guru BP/BK berkaitan dengan pelanggaran tata tertib peserta didik yang dilakukan oleh siswa

Sampel batu kapurberasal dari Tuban, Jawa Timur yang merupakan daerah penghasil utama batu kapur dengan kemurnian tinggi di Indonesia.. Sintesis PCC dilakukan dengan metode

Faktor penghambat diferensiasi pendidikan karakter anak-anak, diferensiasi remaja dan diferensiasi dewasa yakni diantaranya latar belakang berbagai macam karakter

Hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dengan cara tatap muka dan praktik pengajaran menggunakan multimedia berjalan dengan baik dan lancar. Pertemuan

ra lain adalah faktor dari komitmen organisasi, disiplin kerja dan kepuas- an kerja yang diterima oleh pegawai atas pekerjaan yang telah dilakukan. Selama ini kinerja