• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) DARI BATUAN KAPUR ALAM DENGAN METODE KARBONASI (KAJIAN LAJU ALIR GAS CO 2 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINTESIS PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) DARI BATUAN KAPUR ALAM DENGAN METODE KARBONASI (KAJIAN LAJU ALIR GAS CO 2 )"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

C - 6

SINTESIS PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) DARI BATUAN KAPUR ALAM DENGAN METODE KARBONASI

(KAJIAN LAJU ALIR GAS CO2)

SYNTHESIS PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) FROM NATURAL LIMESTONE BY CARBONATION METHOD

(STUDY THE FLOW RATE OF GASEOUS CO2)

Fanny Prasetia*), Noor Isnaini Azkiya, Elsa Desyta Putri, Anggita Rosiana Putri dan Sri Wardhani Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya

Jl. Veteran Malang (65145), Telp. 0341-554403

*)Email : fannyprasetia@gmail.com

Abstrak. Sintesis Precipitated Calcium Carbonate (PCC) telah dilakukan dengan

memanfaatkan batuan kapur alam sebagai bahan dasar. Sampel batu kapurberasal dari Tuban, Jawa Timur yang merupakan daerah penghasil utama batu kapur dengan kemurnian tinggi di Indonesia. Sintesis PCC dilakukan dengan metode karbonasi meliputi proses

kalsinasi batu kapur, pelarutan CaO hasil kalsinasi dalam HNO3 6M, penambahan larutan

amonia dan pengaliran gas CO2pada 0,5;1;1,5 dan 2L/menitke dalam filtrat yang dihasilkan.

Serbuk PCC yang diperoleh kemudian dikarakterisasi dengan Spektrofotometer FT-IR dan

XRD. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh laju alir CO2 terhadap

pembentukan PCC. Laju alir gas CO2 optimum ditentukan berdasarkan rendemen PCC

tertinggi. Pada penelitian ini diperoleh laju alir CO2optimum pada 0,5L/menit dengan

rendemen sebesar 65,5%.Berdasarkan karakterisasi menggunakanSpektrofotometer FT-IR

diperoleh serapan khas yang menunjukkan serapankarbonat (CO32-) pada bilangan

gelombang 713,61; 844,76 dan 1423,37cm-1. Kristalinitas PCCditentukan melalui pengujian

XRD dan diketahui bahwa kristal PCC yang dihasilkan menunjukkan jenis kristal kalsit denganpuncak 2 pada 29,6; 39,6 dan 43,3˚ sesuai JCPDS 00-005-0586.

Kata kunci: PCC, Batuan Kapur, Karbonasi

Abstract. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) hassynthesizedby using natural limestone

as base materials. Limestone sampels are obtained from Tuban, East Java which is the main producing area of limestone with high purity in Indonesia. Synthesis of PCC was carried outby carbonation method with severals proccess includes calcination of limestone,

dissolving CaO as results of calcination into HNO3 6M, adding ammonia solution and

flowing of gaseous CO2at 0,5;1;1,5 and 2L/minute into the resulting filtrate. Powders of

obtained PCC then characterized by Spectrophotometer FT-IR and XRD. The aim of this

research is to determine the effect of gaseous CO2 flow rate in formation of PCC. Optimum

flow rate determined based on the highest yield. In this research optimum flow rate obtained in 0,5L/minute with 65,5% yield. Based on characterization using Spectrophotometer FT-IR

typical absorptions obtained in wavenumber713,61; 844,76 and 1423,37 cm-1 that showed

carbonate (CO32-) absorptions. Crystalinity of PCC is determined by XRD test and known

that obtained PCC showed type of calcite crystals with peaks of 2 in 29,6; 39,6 dan 43,3˚ according to JCPDS 00-005-0586.

(2)

C - 7 PENDAHULUAN

Batu kapur (limestone) merupakan mineral yang mengandung senyawa utama

CaCO3 dengan unsur pengotor seperti S,

Fe, Ba, Ni, Ti dan Cu. Batuan ini memiliki warna kuning, abu kuning tua, abu-abu kebiruan, jingga dan hitam dengan

berat jenis 2,6-2,8 g/cm3 [1]. Mineral ini

banyak terdapat di Indonesia terutama daerah Jawa Timur meliputi Tuban,

Pacitan, Trenggalek, Tulungagung,

Ponorogo, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, Nganjuk, Jember Sampang, Pamekasan, Sumenep dan Gresik. Cadangan batu kapur

di Jawa Timur adalah ±1.259.438.298 m3

[2]. Melimpahnya jumlah batu kapur tersebut hanya dimanfaatkan sebagai

bahan bangunan, campuran bahan

pengaspal jalan, bahan campuran ubin traso dan bahan pembuatan kapur tohor. Padahal jika batu kapur ditingkatkan kualitasnya maka batu kapur dapat dimanfaatkan secara lebih luas.

Salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas batu kapur alam

adalah melalui sintesis Precipitated

Calcium Carbonate (PCC) yang

merupakan produk turunan dan hasil pemurnian dari batu kapur. PCC memiliki tiga polimorfi kristal dengan sifat dan karakteristik yang berbeda ketika disintesis dengan media air. Tiga polimorfi kristal tersebut adalah kalsit, vaterit dan aragonit. Secara termodinamika, kalsit merupakan polimorfi yang paling stabil dan disintesis

pada suhu ruang. Vaterit secara

termodinamika paling tidak stabil

sedangkan aragonit hanya terbentuk pada

suhu tinggi. Polimorfi ini bersifat

metastabil dan sacara perlahan berubah menjadi kalsit [3].

Penggunaan PCC tersebar di

berbagai industri antara lain industri cat, kertas, karet, makanan, kosmetik dan antibiotik [4]. Selain itu PCC secara khusus dikembangkan sebagai bahan bioaktif, drug delivery dan suplemen nutrisi [5]. Untuk berbagai industri tersebut, Indonesia masih mengimpor PCC

sebesar 30-40 juta kg per tahun dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya [6].

Sintesis PCC dapat dilakukan salah satunya melalui metode karbonasi. Metode ini memiliki keunggulan yaitu pemakaian

kembali gas CO2 hasil kalsinasi untuk

pengaliran filtrat yang dihasilkan. Metode karbonasi meliputi tahapan kalsinasi, hidrasi dan presipitasi [7].Batu kapur mula-mula dikalsinasi dan CaO hasil kalsinasi dilarutkan dalam asam nitrat. Filtrat yang dihasilkan kemudian dialiri

dengan gas CO2. Pada penelitian yang

telah dilakukan Lailiyah, dkk (2010) sintesis PCC dengan hasil optimum dilakukan pada laju alir 1,41 L/menit [8]. Untuk mengetahui pengaruh laju alir CO2

terhadap sintesis PCC diperlukan

penelitian dengan variasi laju alir 0,5;1;1,5 dan 2L/menit.

BAHAN DAN METODE Alat

Peralatan yang digunakan antara lain peralatan gelas (beaker glass 250 mL, beaker glass 500 mL, corong gelas, pengaduk gelas, pipet tetes, labu takar 100 mL, pipet volume 25 mL, pipet ukur 10 mL), hot plate, stirer, pengaduk magnetik, termometer, neraca ohauss, ayakan mesh 150, indikator pH universal, cawan, tanur, oven, spektrofotometer FT-IR dan XRD.

Bahan

Bahan utama yang digunakan adalah sampel batu kapur yang diambil dari pegunungan kapur di Tuban, Jawa

Timur karena diketahui memiliki

kandungan kalsium yang tinggi mencapai 97%. Bahan penunjang yang digunakan antara lain aquades, HNO3 65%, NH3 25%

dan gas CO2.

Prosedur Penelitian

Tahap Pembuatan Larutan HNO3 6M

Asam nitrat 6M dibuat dengan mengambil HNO3 65% sebanyak 41,55

(3)

C - 8

mL dan memasukkannya dalam labu takar 100 mL kemudian ditambahkan aquades hingga tanda batas.

Preparasi Sampel Batu Kapur

Batu kapur dihancurkan dan

dihaluskan menggunakan mortar kemudian diayak dengan ayakan 150 mesh dan dikarakterisasi dengan spektrofotometer FT-IR. Serbuk batu kapur yang dihasilkan kemudian dikalsinasi pada 900˚ C selama 20 menit hingga terbentuk CaO. Serbuk CaO yang terbentuk dikarakterisasi dengan spektrofotometer FT-IR.

Metode Karbonasi

Sebanyak 5,6 gram CaO hasil kalsinasi ditambahkan 20 mL HNO3 6M dan aquades hingga volume 200 mL. Campuran diaduk selama 30 menit dengan kecepatan 700rpm sambil dipanaskan pada 65˚C. Campuran kemudian disaring dan filtrat yang terbentuk ditambahkan NH3 25% hingga pH larutan 12. Filtrat kemudian dialiri gas CO2 dengan laju alir

0,5;1;1,5 dan 2L/menit disertai

pengadukan. Endapan PCC kemudian dikeringkan pada suhu 100-105˚ C hingga diperoleh massa konstan. Produk PCC dikarakterisasi dengan spektrofotometer FT-IR dan XRD.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari proses kalsinasi batu kapur pada 900˚C selama 20 menit adalah CaO sesuai dengan reaksi (1.1) berikut: CaCO3 (s) → CaO(s) + CO2(g) (1.1)

Sebanyak 30% massa dari batu kapur terdekomposisi pada proses ini.

Karakterisasi CaO hasil kalsinasi

dilakukan menggunakan spektrofotometer FT-IR yang terdapat pada Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Spektra FT-IR CaO Berdasarkan Gambar 1 diperoleh serapan pada bilangan gelombang 426,24

cm-1 yang menunjukkan adanya vibrasi

Ca-O yang berarti batu kapur telah berubah menjadi CaO setelah proses kalsinasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Granados, dkk, (2010) [9].

Reaksi pembentukan PCC dari batu kapur tersaji pada persamaan reaksi 1.2 dan 1.3.

CaO(s) + 2HNO3(l) →Ca(NO3)2(l) + H2O(l) (1.2) Ca(NO3)2(l)+2NH3(l)+CO2(g)+3H2O→

CaCO3(s) + 2NH4NO3(aq) + 2H2O(l) (1.3)

Randemen PCC dari berbagai laju alir tersaji pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Rendemen PCC Rendemen PCC tertinggi diperoleh pada laju alir 0,5 L/menit yaitu 65,5%. Sehingga laju alir optimum untuk sintesis

PCC adalah 0,5 L/menit. Hal ini

dikarenakan selain menghasilkan

randemen tertinggi juga lebih efisien jika diterapkan dalam skala besar. Sesuai dengan pendapat Perry dan Chilton (1973), kecepatan alir menentukan waktu kontak antar bahan. Jika laju alir kecil, waktu

(4)

C - 9 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 1/cm -15 0 15 30 45 60 75 90 105 %T 3 4 8 1 .2 7 29 79 .8 2 28 71 .8 1 25 1 3 .0 7 1 7 9 7 .5 3 1 4 2 3 .3 7 8 7 7 .5 5 8 2 1 .6 2 7 13 .6 1 5 5 1 .6 0 2 8 6 7 .9 5 2584.44 2 51 3 .0 7 1 7 9 5.6 0 1 4 3 6.8 7 11 72 .6 4 8 73 .6 9 7 0 9 .7 6 CaCO3 karbonasi 4000 limestone

Position [°2Theta] (Copper (Cu))

30 40 50 60 70 Counts 0 1000 2000 3000 PCC K

bersinggungan makin besar sehingga lebih banyak partikel yang bereksi [10].

Berikut adalah hasil karakterisasi PCC dengan spektrofotometer FT-IR yang tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3. Spektra FT-IR PCC Hasil spektra FT-IR PCC pada Gambar 3 menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang 713,61; 844,76

dan 1423,37 cm-1 yang menunjukkan

karakter khas dari spesi karbonat (CO32-).

Hal ini berarti PCC yang dihasilkan telah merepresentasikan gugus pada senyawa

CaCO3. Hasil ini telah sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Chen dan Xiang (2009) [11].

Kristalinitas PCC ditentukan

melalui pengujian XRD dan difraktogram PCC yang dihasilkan tersaji pada Gambar 4 sebagai berikut.

Gambar 4. Difraktogram PCC Berdasarkan difraktogram PCC pada Gambar 4 diketahui bahwa terdapat puncak 2 pada 29,6; 39,6 dan 43,3˚ yang menunjukkan fasa kristallin dengan jenis

CaCO3 kalsit sesuai JCPDS

00-005-0586.Kesesuaian hasil ini juga didukung oleh penelitian Shen, et.al, (2007) dan Yanti, dkk., (2012) [12,13].

KESIMPULAN

Hasil penelitian terangkum dalam

kesimpulan berikut. Sintesis PCC

berbahan dasar batuan kapur alam telah dilakukan dengan metode karbonasi. Hasil

optimum diperoleh pada laju alir CO2

0,5L/menit menghasilkan PCC dengan rendemen sebesar 65,5%. Produk PCC dikarakterisasi dengan spektrofotometer

FT-IR dan diperoleh serapan pada

bilangan gelombang 713,61; 844,76 dan

1423,37 cm-1 yang menunjukkan adanya

spesi karbonat (CO32-). Kristalinitas PCC

diuji dengan XRD dan dihasilkan puncak difraktogram pada 2 sebesar 29,6; 39,6 dan 43,3˚ yang menunjukkan jenis kristal CaCO3 kalsit sesuai dengan JCPDS 00-005-0586.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ditujukan pada DIKTI serta seluruh pihak terkait

yaitu Fakultas MIPA Universitas

Brawijaya atas pendanaan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Dra. Sri Wardhani, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan dukungan hingga terselesaikannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1.Oates J.A.H.,“Lime and Limestone,

Chemistry and Technology”,

Production and Uses (1998) Wiley-Vch.

2.Yuliarga, A.K., 2011, Gampang

Memanfaatkan Potensi Gamping di Indonesia,

Sumber:http://m.kompasiana.com,d iakses pada 23 Juli 2014

3.Sabriye, Piskin, Ozgul, DereOzdemir, 2012, Effect of Process Conditions

on Crystal Structure of

Precipitated Calcium Carbonate

_____PCC

(5)

C - 10

(CaCO

3) From Fly Ash: Na2CO3

Preparation Conditions,

International Journal of Biological,

Ecological and Environmental

Sciences (IJBEES) Vol. 1, No. 6, 2012 ISSN 2277 – 4394

4.Soemargono, Billah M., 2007,

Pembuatan Kalsium Karbonat dari Bittern dan Gas Karbon Dioksida secara Kontinyu, Reaktor, Vol.11 (1): 14-21

5.Apriliani, Nurul.F, Maliq A Baqiya, dan

Darminto, 2012, Pengaruh

Penambahan Larutan MgCl

2 pada

Sintesis Kalsium Karbonat

Presipitat Berbahan Dasar Batu Kapur dengan Metode Karbonasi, Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1 (1): 2301-928

6.Haryanto, B., Potensi Pembuatan PCC Dari Batu Kapur Di Sumatera Barat. Teknik kimia Universitas Bung Hatta, Sumatra Barat

7.Kemperl dan J.

Macek.2009.Precipitation of

Calcium Carbonate from Hydrated

Lime of Variable Reactivity,

Granulation and Optical

Properties.Int.J.Miner.Process.93(2 009).Pp 84-88

8.Lailiyah, Q., Baqiya, MA., Darminto., 2010,”Pengaruh Temperatur dan Laju Alir Gas CO2 pada Sintesis

Kalsium Karbonat Presipitat

dengan Metode Bubbling”,Jurnal Sains Pomits Vol.1, No.1: 1-5 9.Granados, M.L., Poves, M.D.Z., Alonso,

D.M., Mariscal, R., Galisteo, F.C., Moreno- Tost, R., Santamaría, J.,

dan Fierro, J.L.G., (2007),

“Biodiesel from sunflower oil by using activated calcium oxide”,

Applied Catalysis B:

Environmental, Vol. 73: 317–326 10.Perry, R.H., and Chilton, C.H., (1973),

“Chemical Engineers' Handbook”,

5th ed., pp.3-11,

McGrawHillKogakusha, ltd.,

Tokyo

11.Chen J., Xiang L., 2009, Controllable synthesis of calcium carbonate

polymorphs at different

temperatures, Powder Technology, 189: 64 – 69

12.Shen Y., Xie A., Chen Z., Xu W., Yao H., Li S., Huang L., Wu Z., Kong X., 2007, Controlled synthesis of calcium carbonate nanocrystals

with multi-morphologies in

different bicontinuous

microemulsions, Materials Science and Engineering A 443: 95–100 13.Yanti, P.H., Novesar J., danSyukri A.,

2012, Synthesis Precipitated

Calcium Carbonate (PCC) using Lisin as Directing Agent, Seminar UR-UKM Optimalisasi Riset Sains

dan Teknologi Dalam

Pembangunan Berkelanjutan,

Repository University of Riau, 31-33

Gambar

Gambar 1. Spektra FT-IR CaO
Gambar 3. Spektra FT-IR PCC

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai penelitian khususnya pada binatang coba yang obes dan DM tipe 2 memperlihatkan bahwa latihan fisik (berenang) intensitas sedang yang dilaksanakan secara teratur

Subjek merasa seharusnya tidak melakukan aborsi jika saja hubungan seksual pranikah yang dilakukannya dapat dicegah, untuk itu saat ini yang dilakukan subjek

Akan tetapi bentuk slentho yang terdapat pada Gamelan Kyai Kancilbelik Keraton Surakarta lebih dekat dengan demung daripada slenthem.. Bentuk

“Bangsa ini harus Belajar lagi dari Sejarah- nya!” Praktik pulisan kritik seni ini membahas tentang perhelatan Festival Seni Rupa “Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat” dalam

Tahap seleksi bakteri toleran kekeringan dilakukan untuk menyeleksi bakteri-bakteri yang dapat bertahan dan tumbuh baik dalam kondisi cekaman kekeringan.. Penentuan

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Jaya Makmur bahwa masyarakat petani padi sangat menggantungkan hidup nya pada sektor pertanian padi, dan upaya petani dalam

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanasan dan pendinginan pada 9 titik pengukuran temperatur oleh termokopel pada permukaan semi-sphere memiliki kurva kenaikan dan

Abstrak Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman sumberdaya hayati yang relatif tinggi. Salah satu sumberdaya hayati tersebut, adalah bambu.