LAPORAN AKHIR
KEGIATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN
MELALUI INISIATIF LOKAL ( POOR FARMERS
INCOME IMPROVEMENT TROUGH INOVASION )
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NUSA TENGGARA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PERNGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
DEPARTEMEN PERTANIAN
2006
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
1. Judul Kegiatan : Pengembangan Inovasi pertanian Melalui Inisiatif Lokal (Poor Farmers Income Improvement Trough Innovasion)
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB
3. Alamat : Jl Raya Peninjauan , Narmada, Lombok Barat – NTB
4. Penanggung Jawab
a. Nama : Ir. Kaharudin b. Pangkat/Golongan : Penata/III-c c. Jabatan :
c1. Struktural :
c2. Fungsional : Penyuluh
5. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Lombok Timur 6. Status Kegiatan : Lanjutan (L)
7. Tahun Dimulai
8. Tahun Ke I.2005 : II.2006
8. Biaya Kegiatan TA. 2006 : Rp 82.950.000
9. Jangka waktu pelaksanaan : Januari sampai dengan Desember 2006 10. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) NTB
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian TA. 2006
Mengetahui :
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB,
Dr. Ir.H. Dwi Praptomo S, MS NIP. 080 065 973
Penanggung Jawab Kegiatan
Ir. Kaharudin NIP. 080 121 217
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas petunjuk
dan rahmatnya juga Kegiatan pengembangan inovasi pertanian melalui
inisiatif lokal di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat telah
dilaksanakan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat
dalam mendukung kegiatan tersebut, memberikan fasilitasi pelayanan
kepada msyarakat baik perorangan maupun kelompok, lembaga pemerintah
maupun non pemerintah yang mempunyai pengetahuan tradisional asli atau
yang dikenal dengan istilah inisiatif lokal, untuk dikemas dalam bentuk
kegiatan demplot untuk disebar luaskan kemasyarakat pertanian
lainnya.Laporan ini menguraikan hasil pelaksanaan kegiatan demplot inisiatif
lokal yang dilaksanakan oleh beberapa kelompok tani yang ada di
Kabupaten Lombok Timur yang merpakan wilayah kerja P4MI.
Demikian mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi masyarakat pertanian di Nusa Tenggara Barat, saran dan komentar
pembaca yang ditujukan bagi perbaikan laporan ini akan sangat dihargai.
Mataram, Januari 2006
Kepala Balai,
Dr. Ir. H. Dwi Praptomo S, MS
NIP : 080 065 973
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
RINGKASAN ... iv I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Kegiatan ... ... 1 1.3. Keluaran ... 2 II METODOLOGI ... 2 2.1. Pendekatan ... 2
2.2. Ruang lingkup kegiatan... 2
a. Persiapan ... 2
b. Pelaksanaan ... c. Rencana tindak lanjut ... d. Pelaporan ... 3 3 3 2.3 Metode ... 3 a. Lokasi Kegiatan ... b. Peserta... 3 3 c. Waktu ... 4
d. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 4
e. Analisa data ... 4
III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4
3.1. Pengolahan kelapa terpadu ... 4
3.2. Pengkajian sistim usaha ternak ayam buras cros breeding dengan pola kadas plasma - inti ... 4 3.3. Pembuatan kripik gadung dan pemanfaatan sebagai pestisida hayati pada tanaman cabe ... 4 3.4 Demplot penggunaan pestisida nabati pada tanama pisang ... 3.5 Pembuatan obat koreng tradisional pada ternak kambing ... 4 4 IV KESIMPULAN ... 7
V. PERKIRAAN DAMPAK HASIL KEGIATAN ... 7 DAFTAR PUSTAKA ...
RINGKASAN
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat (BPTP
NTB) dalam mendukung P4MI, salah satu kegiatan yang dilaksanakan
adalah memberikan fasiitasi pelayanan kepada masyarakat baik perorangan
maupun kelompok, lembaga pemerintan maupun non pemerintah yang
mempunyai temuan pengetahuan tradisional asli atau yang dikenal dengan
istilah Inisiatif Lokal yaitu suatu bentuk ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh
penduduk asli melalui pengumpulan pengalaman-pengalaman, penelitian
tidak formal, untuk dikemas dalam bentuk kegiatan demplot, untuk
disebarluaskan kemasyarakat pertanian lainnya. Inisiatif lokal
kadang-kadang kelihatan sederhana tetapi sebenarnya komplek, bervariasi dan
lengkap serta sangat sesuai dengan budaya dan kondisi lingkungan
setempat, pengetahuan tersebut seringkali disesuaikan dengan keperluan
penduduk setempat dan kualitas sumberdaya yang tersedia, berkaitan
dengan berbagai norma budaya, peranan sosial, atau kondisi fisik
setempat.Tujuan kegiatan inisiatif lokal : (1). Infentarisasi dan identifikasi
pengetahuan tradisional asli hasil temuan masyarakat, (2). Memberi
kesempatan kepada masyarakat untuk berkreasi dan berinovasi dengan
hasil temuannya, (3).menyebarluaskan pengetahuan asli petani kepetani
lainnya yang membutuhkan.Kegiatan inisiatif lokal dilaksanakan dilahan
petani dengan pendekatan On Farm Research yaitu melibatkan petani
secara langsung sejak perencanaan, pengamatan dan penilaian terhadap
kinerja teknologi tersebut. Kegiatan dilaksanakan dilombok timur oleh
beberapa(lima) kelompok tani. Hasil dari kegiatan al: memberikan
peningkatan pendapatan bagi kelompok tani pelaksana, mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya lokal, merupakan wahana/tempat penyebarluasan
pengetahuan tradisional asli temuan masyarakat kepada masyarakat petani
lainnya melalui kegiatan demplot dan temu lapang yang dilakukan oleh
kelompok pelaksana
.I. PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi bagi semua komoditas pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan menjadi paket teknologi terapan yang siap pakai dengan mempertimbangkan optimasi produksi dan pendapatan petani.
Dalam menjalankan tugasnya BPTP melakukan : (1) Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, (2) Penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, (3) Menyiapkan paket teknologi hasil pengkajian dan perakitan sebagai bahan menyusun materi penyuluhan pertanian, dan (4) Memberi pelayanan teknik kegiatan pengkajian, penelitian dan perakitan teknologi pertanian.
BPTP – NTB dalam mendukung program P4MI, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah memberikan fasilitasi kepada masyarakat baik perorangan maupun kelompok , lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang mempunyai temuan/pengetahuan tradisional asli atau yang dikenal dengan istilah Inisiatif Lokal yaitu suatu bentuk ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh penduduk asli melalui pengumpulan pengalaman-pengalaman, penelitian tidak formal, untuk dikemas dalam bentuk kegiatan demplot, untuk disebarluaskan ke masyarakat pertanian lainnya.
Inisiatif lokal kadang-kadang kelihatan sederhana tetapi sebenarnya komplek, bervariasi dan lengkap serta sangat sesuai dengan budaya dan kondisi lingkungan setempat. Pengetahuan tersebut seringkali disesuaikan dengan keperluan penduduk setempat dan kualitas sumberdaya yang tersedia. Pengetahuan tersebut berkaitan dengan berbagai norma budaya, peranan sosial, atau kondisi fisik setempat.
2. TUJUAN
1. Inventarisasi dan identifikasi pengetahuan tradisional asli hasil temuan masyarakat.
2. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berkreasi dan berinovasi dengan hasil temuannya.
3. Menyebarluaskan pengetahuan asli petani ke patani lainnya yang membutuhkan.
3. KELUARAN
1. Terinventarisasi dan teridentifikasinya pengetahuan tradisional asli hasil temuan masyarakat .
2. Terciptanya kesempatan dan banyak masyarakat yang kreatif dan inovatif dengan pengetahuan asli hasil temuannya.
3.
Tersebarluasnya pengetahuan asli temuan petani ke petani lainnya.
II. METODOLOGI
1.
Pendekatan
Kegiatan Inisitaif Lokal dilaksanakan di lahan petani dengan pendekatan on form research yaitu melibatkan petani secara langsung sejak perencanaan, pengamatan dan penilaian terhadap kinerja teknologi inisiatif lokal tersebut, dengan harapan inisiatif lokal yang sifatnya ramah lingkungan dapat memberikan nilai tambah dalam kegiatan sistem usaha tani.
2.
Ruang lingkup kegiatan
a. Persiapan
• Dilakukan sosialisasi melalui kegiatan pelatihan, pertemuan kelompok untuk menghimbau, mengajak kepada masyarakat yang mempunyai temuan/ilmu pengetahuan tradisional asli yang berkaitan dengan usaha pertanian untuk diajukan/diusulkan dalam kegiatan inisiatif lokal yang difasilitasi oleh BPTP.
• Dilakukan seleksi terhadap beberapa usulan kegiatan inisiatif lokal melalui forum pertemuan yang dihadiri oleh peserta kegiatan inisiatif lokal, dinas/instansi terkait lingkup pertanin, tim evaluator proposal pada kegiatan inisitaif lokal untuk melihat, menilai kelayakan kegiatannyang diusulkan tersebut untuk dilaksanakan dan dibiayai.
• Dilakukan fasilitasi penyempurnaan proposal yang dinilai layak untuk dilaksanakan.
• Dilakukan fasilitasi proses pencairan anggaran kegiatan.
b.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan dianjurkan untuk melibatkan komponen dan sumberdaya yang ada di lokasi yang direncanakan.
c.
Rencana Tindak Lanjut
Dianjurkan kepada pelaksana kegiatan demplot inisitaif lokal untuk menyebarluaskan, temuannya kepada masyarakat tani lainnya yang mempunyai perasalahan yang sama.
d. Pelaporan
• Pembuatan laporan perkembangan kegiatan oleh masing-masing pelaksana kegiatan inisiatif lokal.
• Pembuatan laporan akhir oleh masing-masing pelaksana kegiatan inisiatif lokal.
3.
Metode
a. Lokasi kegiatan
Lokasi kegiatan di seluruh wilayah kerja P4MI Kabupaten Lombok Timur yaitu di lima desa al :
• Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur.
• Desa Suralaga Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.
• Desa Pengkelakmas Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.
• Desa Sukamulia Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur.
• Desa Surabaya Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur. b. Peserta
• Kelompok pengrajin pengolahan kelapa terpadu "Tunas Karya"
• Kelompok tani ternak "Al – Jannah"
• Kelompok wanita tani "Cempaka Putih"
• Kelompok tani "Montong Ancak"
• Kelompok tani “Rembuk bareng” c. Waktu
Kegiatan inisiatif lokal dilaksanakan mulai bulan Januari s/d Desember 2006.
d. Jenis data yang dikumpulkan
Disesuaikan dengan materi kegiatan yang dilaksanakan.
e. Analisa data
Disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan oleh pelaksana.
4.
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan inisiatif lokal yaitu bahan-bahan yang mendukung kelancaran proses pelaksanaan dan disesuaikan dengan jenis kegiatan dan materi yang diusulkan oleh pelaksana.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan inisiatif lokal tahun 2006 telah dilaksanakan lima kegiatan antara lain:
a) Pengembangan pengolahan kelapa terpadu sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat.
b) Pengkajian sistem usaha ternak ayam buras crusa breeding melalui pemberdayaan kelompok tani dengan pola kadas (plasma – inti).
c) Pembuatan kripik gadung dan pemanfaatan sebagai pestisida hayati pada tanaman cabe.
d) Demplot penggunaan pestisida nabati pada tanaman pisang. e) Pembuatan obat koreng tradisional pada ternak kambing.
Dari kelima kegiatan di atas telah diperoleh hasil dengan uraian masing-masing kegiatan antara lain sbb :
1. Kegiatan pengolahan kelapa terpadu dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan : a. Daging kelapa
Diolah dengan cara tampa panas, tampa fermentasi dan tampa menambah bahan kimia maupun bahan lain maka akan menghasilkan minyak kelapa segar/VCO (Virgin Coconut Oil) yang bermanfaat sebagai minyak makan yang berkhasiat sebagai obat secara alami. Kemudian hasil samping dari minyak segar tersebut akan didapat minyak goreng biasa dan blondo (ampas minyak) yang dapat digunakan untuk sambal, lauk dan untuk membuat kue. Selanjutnya ampas kelapa dapat digunakan untuk pakan ternak dan dapat juga digunakan untuk bahan bakar setelah dicetak dan dikeringkan.
b. Tempurung kelapa
Tempurung kelapa dapat diproses dengan sistem penyulingan maka akan diperoleh asap lain yang dapat dipergunakan untuk pengawetan ikan dan daging. Kemudian arang tempurung kelapa dapat diproses menjadi Briket arang tempurung kelapa yang dapat dipergunakan untuk bahan bakar yang mempunyai panas yang cukup baik dan tampa menimbulkan polusi.
c. Air kelapa
Air kelapa dapat diolah menjadi Nata De Coco dan Kecap. d. Sabut kelapa
Sabut kelapa dapat diolah untuk berbagai jenis produk baik untuk kerajinan tangan maupun produk lain, yaitu keset, sulak, tikar, dompet, tas, tali dll. Dan
tepung dari serabut kelapa juga dapat diolah untuk pupuk Bokasi dalam rangka menuju pertanian organik.
2. Kegiatan pengkajian sistem usaha ternak ayam buras cross breeding melalui pemberdayaan kelompok tani dengan pola kadas (plasma inti) petani dapat merasakan manfaatnya antara lain :
• Telah tercipta sistem usaha alternatif dengan pola kadasan yang terencana.
• Telah tercipta pemasaran yang kuat.
• Dapat mempercepat laju perkembangan ayam buras khususnya ayam Arbain.
• Memperluas lapangan pekerjaan terutama bagi petani kecil, wanita dan anak-anak.
3. Kegiatan pembuatan kripik gadung dan pemanfaatan sebagai pestisida hayati pada tanaman cabe, kelompok wanita tani sebagai pelaksana dapat merasakan manfaat dari kegiatan tersebut hal ini terlihat dari terwujudnya industri rumah tangga (home industry) yang dikelola dengan manajemen industri, yang menguntungkan, yang bermuara terhadap penambahan pengetahuan dan keterampilan petani dan keluarganya dan dapat mengangkat satus sosial, ekonomis dari tanaman gadung yang selama ini belum optimal dimanfaatkan menjadi kripik dan pestisida hayati yang bermanfaat sebagai teknologi lokal spesifik yang murah dan mudah diperoleh. Efektifitas produksi krepek gadung sekitar 4 bulan yaitu mulai bulan Juni s/d September, dalam 1 bulan jumlah produksi 4 kwintal gadung menghasilkan 40 kg krepek mentah dengan harga jual per kg Rp. 30.000,- dengan demikian dalam satu bulan petani memperoleh pendapatan Rp. 1.200.000,- masih pendapatan kotor belum dipotong biaya produksi dan tenaga kerja. Aplikasi pestisida pada tanaman cabe memberi pengaruh yang efektif dapat mengurangi dan menurunkan tingkat serangan hama dan memberikan kesuburan tanah, hal ini terlihat dari penampilan pertumbuhan cabe dan penampilan produksi.
4. Kegiatan demplot aplikasi pestisida nabati pada tanaman pisang.
Telah dilakukan aplikasi pestisida pada tanaman pisang dengan cara tanah disekitar rumpun pisang digali melingkar kedalaman 5 – 10 cm, lalau ditaburkan 4 atau 5 sendok makan pestisida nabati secara merata dan disiram, aplikasi ditaburkan pada sore hari. Frekuensi aplikasi mulai dari persemaian sampai dengan menjelang panen sebanyak 5 kali (setiap 30 – 35 hari). Pestisida nabati hasil ramuan tradisional ini bersifat langsung kontak dan lambung, bersifat menurunkan aktifitas hama dan dapat mengakibatkan hama dalam kondisi lemah (step makan) dan menimbulkan kematian pada hama setelah 3 – 5 hari kemudian.
Teknologi ini sangat efektif digunakan untuk hama bakteri dan penyakit hawar daun/belust yang disebabkan oleh rendaman, tingkat keberhasilan aplikasi ramuan pestisida nabati rata-rata mencapai 85% dan keunggulan penggunaanya tidak membunuh musuh alami, tidak menimbulkan kecurigaan serangan hama yang lain, dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
5. Kegiatan pembuatan obat koreng tradisional pada ternak kambing .
Sasaran dari kegiatan pembuatan obat koreng tradisional ini dijual bebas di pasar, petani sering mengalami kerugian karena setiap tahun kambing yang dipelihara terjangkit penyakit Scabies (koreng) terutama di musim penghujan dengan kondisi kandang yang lembab yang sangat potensial untuk berkembangnya penyakit. Kambing yang kena penyakit koreng mempunyai nilai jual rendah bahkan tidak laku dipasaran, untuk induk kambing yang terjangkit penyakit ini dihargakan sekitar Rp. 150.000,- s/d Rp. 200.000,-
Dengan kegiatan inisiatif lokal pembuatan obat koreng tradisional dengan memanfaatkan potensi lokal yaitu getah pohon jamplung dicampur oli bekas dapat mengatasi kesulitan petani dalam penanganan penyakit ternaknya terutama untuk penyakit Scabies (koreng). Aplikasi pada ternak kambing memberikan hasil yang sangat efektif, dalam tempo 5 minggu ternak yang kena penyakit koreng setelah diberikan obat tradisional getah jamplung lukanya mengering dan sembuh. Dengan demikian petani/peternak dapat mengurangi nilai kerugian yang selama ini dialami setiap tahun.
IV. KESIMPULAN
Kegiatan Inisiatif Loka pada masing-masing lokasi pelaksanaan dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Kegiatan Inisiatif Lokal memberikan peningkatan pendapatan lagi kelompok pelaksana.
2. Kegiatan Inisiatif Lokal mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal.
3. Kegiatan Inisiatif Lokal merupakan wahana/tempat penyebar luasan pengetahuan tradisional asli temuan masyarakat kepada masyarakat petani lainnya melalui kegiatan demplot dan temu lapang yang dilakukan oleh kelompok pelaksana.
V. PRAKIRAAN DAMPAK HASIL KEGIATAN
1. Masyarakat atau penemu pengetahuan tradisional asli melalui kegiatan inisiatif local bisa mengekspresikan hasil temuannya.
2. Masyarakat atau kelompok tani dapat belajar dari petani melalui kegiatan demplot pengetahuan tradisional asli yang difasilitasi oleh BPTP.
3. Kegiatan inisiatif local disesuaikan dengan keperluan penduduk setempat, sifatnya ramah lingkungan atau tidak menibulkan pencemaran terhadap lingkungan karena dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat.