• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Prajegsari I Tempuran Magelang semester II tahun pelajaran 2011-2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Prajegsari I Tempuran Magelang semester II tahun pelajaran 2011-2012 - USD Repository"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI PRAJEGSARI I TEMPURAN MAGELANG

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Enny Purwaningtyas

Nim: 101132010

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI PRAJEGSARI I TEMPURAN MAGELANG

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Enny Purwaningtyas

Nim: 101132010

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Persembahan

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah mencurahkan hikmat dan kebijaksanaan hingga terselesaikan skripsi ini.

2. Suamiu terkasih, yang senantiasa setia memotivasi dan mendampingiku.

3. Anak- anaku tercinta, Hendrik Christiyanto dan Candra Nugroho, yang tetap setia mendoakan keberhasilan studi ibunya.

(6)

v

MOTTO

Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan (Amsal 15: 33)

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing - masing (Amsal 16: 4a)

Serahkan perbuatanmu kepada Tuhan , maka terlaksanalah segala rencanamu (Amsal 16: 3)

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu , dan janganlah

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Belajar dengan menggunakan Metode Kerja Kelompok pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran

Magelang Semester II Tahun Pelajaran 2011-2012 Enny Purwaningtyas

Universitas Sanata Dharma 2012

Peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V terhadap mata pelajaran matematika pada materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangundi SD Negeri Prajegsari 1 masih tergolong rendah. Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil observasi terhadap siswa-siswi kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang ternyata nilainya masih dibawah KKM yaitu nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Dimana siswa Kelas V SD yang mencapai nilai di atas KKM hanya 11 siswa (50%) dari 22 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Obyek penelitian nya adalah siswa-siswi Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 22 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dan expert judgement atau ahlinya dengan guru kelas atau dosen pembimbing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar matematika berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tahun pelajaran 2011-2012. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu ketuntasan belajar awal sebelum pelaksanaan tindakan kelas hanya mencapai 50%, setelah pembelajaran siklus II meningkat menjadi 64% dan setelah siklus II hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 91%.

(10)

ix

ABSTRACT

Increasing Achievement by Using Group WorkMethods in Math Subject at V Graders Prajegsari 1 Elementary School Tempuran Magelang

on Second Semester Academic Year 2011-2012

Enny Purwaningtyas Sanata Dharma University

2012

Improved Class V student achievement against mathematics in understanding the nature of matter - the nature of the relationship between the waking and the Elementary School bangundi Prajegsari 1 is still relatively low. It can be shown on the results of observations of students - fifth grade elementary school students Prajegsari one school year 2011 to 2012 which was the value is still below the value KKM set school at 65. Class V school where students are achieving value above KKM only 11 students (50%) of the 22 students. The purpose of this study was to determine whether the use of group work methods to improve student achievement fifth grade elementary school lesson Prajegsari 1 year from 2011 to 2012 related to understanding the nature - the nature of the relationship between the up and up.

This research is a class action consisting of 2 period. The objects of this research are the students of elementary school student Prajegsari V Class 1 of the school year 2011 to 2012, amounting to 22 students. The instrument used in this study is a written test. The validity of the instrument using content validity and expert judgment or expert with classroom teachers or lecturers.

The results showed that group work methods can improved the academic achievement related to understanding the nature - the nature of the relationship between the up and up at fifth grade elementary school lesson Prajegsari 1 year from 2011 to 2012. The improvement of the achievement showed by the successful of the study before the implementation of action research reached 50%, after period I increased to 64% and after period II the successful of the study reached 91%.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Tak ada kata yang patut terucap, selain puji dan syukur dinaikkan ke

hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah mencurahkan hikmat dan pengertian

sehingga selesailah skripsi sederhana ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang

ditempuh. Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak

memperoleh bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, secara langsung ataupun

tidak langsung. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah pada kesempatan berbahagia

ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, beliau

merupakan inspirator dalam memotivasi penulis sehinnga karya ini dapat

selesai dengan baik.

4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku dosen pembimbing II yang memberikan

dukungan dan bimbingan selama penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan USD yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Zulaemah, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN Prajegsari 1, dan selaku

patner dalam pelaksanaan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan

lancar.

7. Seluruh keluarga besar SD Negeri Prajegsari 1 yang membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Rekan-rekanku di Prodi PPKHB PGSD Universitas Sanata Dharma, terima

kasih atas motivasi dan kerjasamanya.

9. Suamiku Mujiono yang memberikan dukungan, doa, nasehat, dan kesabaran

(12)
(13)
(14)

xiii

3. Metode Kerja Kelompok... 13

4. Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun... 18

5. Pembelajaran Matematika Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun Menggunakan Metode Kerja Kelompok... ….. 22

B. Penelitian yang Relevan…... 24

C. Kerangka Berpikir... 25

D. Hipotesis Tindakan... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian... 27

B. Setting Penelitian... 28

C. Rencana Tindakan... 30

D. Pengumpulan Data... 34

E. Penyusunan Instrumen... 35

F. Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian... 30

1. Siklus 1... 30

a. Rencana kegiatan... 30

b. Pelaksanaan tindakan... 30

c. Pengamatan... 30

d. Refleksi... 33

2. Siklus II... 33

a. Rencana Kegiatan... 33

b. Pelaksanaaan Tindakan... 33

c. Pengamatan... 34

d. Refleksi... 35

(15)

xiv BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 52

B. Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA... 54

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian ... 30

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I ... 35

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II ... 36

Tabel 4. Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penelitian ... 37

Tabel 5. Kriteria Validasi Instrumen Pembelajaran ... 37

Tabel 6. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus 1... 42

Tabel 7. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus II ... 46

Tabel 8. Ringkasan Hasil Penelitian ... 48

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Subyek penelitian... 57

Lampiran 2 Data kelompok siswa pada siklus 1... 58

Lampiran 3 Data kelompok siswa pada siklus 2... 59

Lampiran 4 Hasil ulangan siswa sesudah tindakan... 60

Lampiran 5 Silabus matematika... 61

Lampiran 6 RPP siklus 1... ... 63

Lampiran 7 RPP siklus 2 ... .... 67

Lampiran 8 Lembar Kerja siklus 1 ... 71

Lampiran 9 Lembar Kerja siklus 2 ... 78

Lampiran 10 Tes Formatif siklus 1 ... 83

Lampiran 11 Tes Formatif Siklus 2... 91

Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan... 97

Lampiran 13 Validasi Instrumen Pembelajaran... . 99

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu mata pelajaran utama di sekolah dasar.

Seiring dengan perkembangan zaman, matematika mempunyai peranan yang

penting bagi kehidupan manusia. Matematika banyak digunakan oleh

manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Hal inilah yang mendasari

pentingnya pembelajaran matematika sejak usia dini termasuk di sekolah

dasar.

Kenyataan yang ada, matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran

yang sulit bagi siswa. Kesulitan tersebut diantaranya terjadi ketika siswa

menjumpai soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung

bilangan atau pengenalan bangun ruang yang sering kali siswa merasa

kesulitan untuk memahami dan memecahkan masalah matematika. Siswa

yang merasa dirinya tidak bisa, selalu kesulitan mengerjakan soal matematika

secara psikologis akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa.

Dampaknya adalah siswa tikda bersemangat mengikuti pembelajaran

matematika yang selanjutnya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Permasalahan ini membutuhkan solusi pemecahan yang tepat. Dalam hal

ini guru mempunyai peran yang sangat penting dalam usaha untuk

mengoptimalkan hasil belajar yaitu dengan penggunaan dan pemilihan

metode pembelajaran yang tepat. Didukung pendapat dari Sudjana (2005: 30)

(20)

kemampuan guru untuk selalu kreatif dalam menghadapi berbagai kendala

yang menghambat proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada guru yang sedang

mengajar di kelas, diketahui sebagian besar guru masih kurang mampu

menggunakan pendekatan atau model belajar yang sesuai dengan kebutuhan

siswa. Selain itu sebagian besar guru menyampaikan materi hanya

menggunakan metode ceramah dan latihan soal saja. Keadaan ini

menyebabkan siswa tidak dapat memahami konsep matematika yang

diajarkan oleh guru secara optimal.

Salah satu materi pembelajaran matematika yang sulit dipahami oleh

siswa Kelas V SD adalah materi tentang sifat-sifat bangun dan hubungan

antar bangun. Siswa Kelas V mulai dikenalkan dengan sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun sebagai dasar pemahaman yang selanjutnya akan

diajarkan secara lebih mendalam di Kelas VI. Apabila materi ini tidak

dipahami dengan baik oleh siswa di Kelas V, maka siswa akan mengalami

kesulitan untuk pembelajaran lanjutan di Kelas VI. Siswa akan mengalami

kesulitan untuk mengikuti pembelajaran dan kesulitan menyelesaikan

soal-soal matematika yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar dan ruang.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di SD N Prajegsari 1 Tempuran

Magelang diketahui bahwa sekitar 50% siswa belum memperoleh nilai di atas

KKM dengan nilai rata–rata kelas hanya mencapai 58, sedangkan nilai KKM

yang ditentukan sekolah 65. Data tersebut diperoleh dari ulangan siswa kelas

(21)

materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Kondisi

siswa sendiri diketahui sering merasa kebingungan dalam mengerjakan

soal-soal tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun apalagi jika bentuk

soalnya berupa soal cerita yang berupa permasalahan dalam kehidupan

sehari–hari menyebabkan siswa semakin sulit untuk meyelesaikannya.

Sulitnya siswa untuk memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar

bangun serta rendahnya prestasi belajar matenatika siswa yang berkaitan

dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun menjadi

suatu masalah yang perlu untuk ditindak lanjuti. Proses pembelajaran

matematikan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun memerlukan

adanya metode pembelajaran yang tepat. Peneliti akan menggunakan metode

kerja kelompok dengan sistem bekerjasama dengan teman satu kelompok

untuk memecahkan masalah bersama. Manfaat dari metode kerja kelompok

adalah memberi variasi kepada siswa dalam proses belajar, menumbuhkan

aktifitas siswa dan menumbuhkan sikap percaya diri dalam belajar kelompok.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan

Prestasi Belajar Matematika Materi Memahami Sifat-sifat Bangun dan

Hubungan Antar Bangun dengan Metode Kerja Kelompok di SD Negeri

(22)

B. Pembatasan Masalah

Mengatasi suatu masalah dengan memperhatikan berbagai macam

penyebabnya tidak akan mungkin dapat diselesaikan dalam waktu singkat.

Oleh sebab itu pada penelitian ini dibatasi pada usaha peningkatan prestasi

belajar matematika berkaitan dengan materi memahami sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun dengan metode kerja kelompok di SD Negeri

Prajegsari 1 tahun pembelajaran 2011-2012.

C. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

penggunaan metode kerja kelompok untuk peningkatan prestasi belajar

matematika berkaitan dengan materi memahami sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun di SD Negeri Prajegsari 1 tahun pembelajaran

2011-2012?”.

D. Pemecahan Masalah

Penggunaan metode kerja kelompok diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika pada materi memahami sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun

pembelajaran 2011-2012.

E. Batasan Pengertian

1. Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan olehmata pelajaran. Prestasi dalam penelitian yang

(23)

datar dan bangun ruang yang ditunjukan melalui gambar-gambar bangun

datar dan bangun ruang setelah mengikuti tes yang diberikan oleh guru.

2. Metode Kerja Kelompok adalah metode mengajar untuk membawa

anak-anak sebagai kelompok dan secara bersama-sama berusaha untuk

memecahkan masalah atau melakukan suatu tugas. Kerja kelompok dapat

berjangka pendek atau berjangka panjang dalam hubungan dengan

pengajaran unit.

3. Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun merupakan salah satu

materi pembelajaran pada siswa Kelas V SD. Sifat bangun sendiri ada sifat

bangun datar yaitu merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki

panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Serta sifat

bangun ruang yang pada dasarnya didapat dari benda-benda konkret

dengan melakukan proses abstraksi dan idealisasi.

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode kerja

kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi

memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V

SD Negeri Prajegsari 1 tahun pembelajaran 2011-2012.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memenuhi tugas skripsi yang menjadi salah satu syarat kelulusan program

(24)

tambahan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bekal untuk

memasuki dunia kerja.

2. Bagi siswa

Sebagai bahan masukan siswa sehingga kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan antar bangun dapat meningkat.

3. Bagi guru

Memberi masukan bagi guru dalam menggunakan metode kerja kelompok

(25)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Hilgard dalam bukunya Wens Tanlain (2006) belajar

adalah proses didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi

perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan sedang menurut

Hamalik (1983: 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau

perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara

bertingkah laku yang baru berkait dengan pengalaman dan latihan.

Belajar menurut Slameto (2010: 2) adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yag baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Syaiful Bahri Djamarah

(2008: 13) mendefinisikan belajar sebagai serangkaian kegiatan jiwa

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono (2004: 128) belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

(26)

itu sendiri dengan lingkungan. Muhibbin Syah (2011: 63)

menyebutkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan perubahan diri seseorang yang didalamnya

terbentuk tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.

b. Jenis Belajar

Jenis-jenis belajar yang perlu diperhatikan menurut Hamalik

(1983: 24) adalah sebagai berikut:

1) Kecakapan jasmaniah.

Jenis belajar ini lebih mengutamakan motoris atau gerak-gerik

jasmaniah yang diperlakukan secara otomatis. Hal ini banyak

diperlukan banyak latihan.

2) Problem solving

Jenis belajar ini memerlukan penyelesaian dengan berpikir dan

bukan dengan latihan yang disertai gerak-gerik.

3) Belajar fakta pengetahuan

Dalam segi hafalan dan pengertian perlu melibatkan fakta secara

keseluruhan dan kemudian merealisasikan hal ini memerlukan

(27)

4) Belajar sikap

Jenis belajar ini dapat terjadi dengan berbagai cara mengetahui

sesuatu dan merealisasikan dalam sikap termasuk cara

mengidentifikasi, interaksi kelompok serta dinamika untuk berbuat.

5) Belajar memperoleh minat yang mendalam

Jenis belajar ini dilakukan dengan konsentrasi yang pada umumnya

untuk berbakti pada masyarakat. Dalam kesempatan tersebut

ditekankan pada belajar untuk mengatasi halangan yang ada pada

diri sendiri.

c. Tujuan Belajar

Belajar memiliki tujuan yang kelak dapat dicapai terutama bagi

siswa. Tujuan belajar itu sendiri yaitu apa yang hendak dicapai siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya. Tujuan belajar siswa berupa

kemampuan yang hendak dicapai siswa yang mendasari perilakunya.

Tujuan belajar ini perlu disadari dan dirumuskan secara tegas.

Kemampuan-kemampuan yang menjadi tujuan belajar menurut Wens

Tanlain (2006) adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan menguasai informasi tertentu (pengetahuan).

2) Kemampuan memahami hal tertentu (pemahaman).

3) Kemampuan memecahkan masalah tertentu (pemecahan masalah).

4) Kemampuan mengerjakan sesuatu dengan terampil (ketrampilan).

(28)

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diberikan oleh guru

mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa-siswinya selama waktu

tertentu (Suryabrata, 1984: 324). Menurut Winkel (1993) prestasi

belajar secara umum digunakan sebagai bukti usaha yang dicapai atau

bukti perubahan yang terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan,

ketrapilan, dan sikap sebagai hasil dari proses hasil belajar. Jadi dapat

disimpulkan prestasi belajar adalah hasil belajar diri siswa sebagai

bukti yang dicapai yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan

sebagai hasil akhir dari proses belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Simanjutak (1983: 71), ada 5 faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Latihan

Kegiatan latihan merupakan kegiatan pra belajar yang dapat

menjamin kemajuan belajar siswa , sebagai contoh ketika ulangan

yang harus diakhiri dengan keadaan yang memberi kepuasan tentu

saja memerlukan latihan , ditambah situasi yang memuaskan. Hal

ini kegiatan latihan sangat tergantung pada kepuasan yang dapat

(29)

2) Peranan motivasi

Motivasi menunjukkan kepada suatu keadaan yang menyebabkan

seseorang melakukan suatu perbuatan. Dalam belajar motivasi

memegang peranan penting. Tidak ada motifasi berarti tidak ada

belajar dalam arti sebenarnya. Adanya motivasi maka ada

perubahan yang perlu diulangi bila perbuatan itu dapat

menimbulkan kepuasan. Perbuatan diulangi karena adanya interest

yaitu motivasi karena tertarik akan pelajaran tertentu dan tertarik

akan usaha untuk memperbaiki diri. Melihat peranan motivasi

dalam belajar, maka apabila proses belajar macet atau menurun

maka sebaiknya dicari penyebab dari unsur motivasi lebih dulu.

3) Peranan hukuman dan penghargaan

Peranan hukuman dan penghargaan dalam belajar sama besarnya.

Hukuman menyebabkan anak tidak berbuat sesuatu kesalahan

sedang penghargaan mengakibatkan anak melakukan suatu

perbuatan. Hukuman tidak saja berperan sebagai suatu pencegahan

terhadap suatu perbuatan-perbuatan tertentu tetapi dapat pula

menimbulkan hal yang negatif pada seseorang termasuk pada

orang yang memberi hukuman.

Slameto (2010: 54) menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua jenis yaitu

(30)

dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern

adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang

dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2000: 102) dibedakan menjadi 2

yaitu:

1) Faktor individual

Faktor individual meliputi faktor kematangan/pertumbuhan,

kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2) Faktor sosial

Faktor sosial meliputi faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya,

alat dan media belajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia dan

motivasi sosial.

Muhibbin Syah (2011: 145) menyebutkan secara global

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi tiga macam yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan

di sekitar siswa.

3) Faktor pendeketan belajar (approach learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

(31)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang

dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2008: 177) terdiri dari

faktor luar yang meliputi faktor lingkungan serta instrumental, dan

faktor dari dalam yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

3. Metode Kerja Kelompok

a. Pengertian

Menurut Depdikbud (1996: 18-22) metode kerja kelompok

adalah metode mengajar untuk membawa anak-anak sebagai

kelompok dan secara bersama-sama berusaha untuk memecahkan

masalah atau melakukan suatu tugas. Kerja kelompok dapat berjangka

pendek atau berjangka panjang dalam hubungan dengan pengajaran

unit. Pada dasarnya kerja kelompok diadakan jika guru menginginkan

agar semua murid memikirkan sesuatu atau mengeluarkan pendapat

masing-masing yang tidak mungkin dalam situasi kelas sebagai

keseluruhan akan tetapi harus dilakukan di dalam kelompok kecil.

Menurut Djamarah dan Zain (1992) metode kerja kelompok

merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk membina dan

mengembangkan sikap sosial anak didik yang didasari bahwa anak

didik merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang

berkecenderungan untuk hidup bersama. Melalui pendakatan kerja

(32)

bekerjasama dengan orang lain dan diharapkan anak menjadi lebih

aktif, kreatif dan mandiri.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Kerja Kelompok

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pelaksanaan

metode kerja kelompok dapat berjalan dengan baik, yaitu (Depdikbud,

1996: 18-22):

1) Menentukan masalah-masalah apa yang akan didiskusikan

Tugas itu harus jelas dirumuskan dan dipahami oleh setiap murid

kelompok kecil ini cara yang cepat untuk meminta pendapat seluruh

kelas atau kegiatan lain.

2) Memilih saat yang tepat

Misalnya bila sedang dibicarakan sesuatu masalah yang hangat dan

tiap anak ingin mengeluarkan pendapatnya.

3) Menentukan peserta-peserta dalam tiap kelompok

Cara ini harus efisien dan tak boleh banyak memakan waktu.

Biasanya suatu kelompok kecil terdiri dari lima orang, akan tetapi

dapat juga tiga sampai enam orang bila kelompok terlampau besar,

maka sumber buah pikiran baru terbatas. Bila kelompok terlampau

besar, maka ada bahaya sejumlah anak-anak berdiam diri dan tidak

turut mengeluarkan pendapatnya.

4) Menentukan lamanya kelompok itu berdiskusi

Waktunya harus singkat dan masing-masing didesak untuk berpikir

(33)

permasalahan. Bila waktu terlampau banyak, besar kemungkinan

pembicara panjang lebar dan menyeleweng dari inti persoalan, tentu

tak ada salahnya guru memperpanjang waktu yang ditentukan bila

ternyata bahwa anak-anak masih sibuk semua.

5) Menentukan organisasi kelompok

Organisasi kelompok sederhana saja cukup dengan seorang ketua

dan seorang penulis/pelapor. Guru dapat menentukan lebih dulu

atau membiarkan anak memilih ketuanya sendiri, cara-cara

menentukan peserta kelompok kecil, seperti dikatakan di atas

kelompok kecil hanya diberi waktu singkat untuk

berdiskusi.Dengan sendirinya pembentukan kelompok harus

dilakukan dengan cepat tanpa banyak membuang waktu. Disini

akan kami anjurkan beberapa cara pembentukan kelompok

a) Pembentukan kelompok menurut tempat duduk

Anak -anak yang sebaris apakah ke samping atau kebelakang

dijadikan suatu kelompok dengan jumlah lima orang.

b) Pengelompokan lebih dahulu ditentukan. Ini dapat dilakukan

berdasarkan:

(1) Nama-nama menurut abjad

(2) Hasil tes sosiodrama melihat hubungan psikologi antar

individu misalnya: pengelompokan atas dasar keakraban

berteman. Anak diminta untuk menuliskan tiga temannya

(34)

(3) Bakat dan minat anak.

(4) Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anak-anak yang

ada pengetahuannya tentang masalah yang dibicarakan

disebarkan ke dalam kelompok.

c) Pengelompokkan menurut bilangan

Guru dapat menghitung murid dari satu sampai tujuh (bila ada

35 anak) atau delapan (bila ada 40 anak) sampai setiap anak

mendapat nomor tertentu. Kemudian guru menentukan bahwa

tiap nomor satu membentuk satu kelompok demikian pula

semua nomor dua, nomor tiga, dan seterusnya sehingga

terbentuk 7-8 kelompok menurut besar kelas.

d) Pembentukan kelompok berdasarkan kartu nomor ini suatu

variasi dari nomor tiga.

Guru membuat kartu kartu dan pada tiap kartu dituliskan

nomor 1 sampai 7 atau delapan (tergantung pada jumlah murid)

kartu ini dapat dikocok dan kepada setiap murid diberikan satu

nomor sesudah itu guru mengatakan bahwa tiap nomor 1

membentuk kelompok, demikian pula nomor 2, nomor 3 dan

seterusnya. Cara ini membuat kelompok dapat berganti

sehingga anak-anak belajar bekerja sama dengan anak-anak

yang lain untuk setiap kerja kelompok. Anak-anak hendaknya

(35)

kelas biasa segera pula kembali kepada situasi kelas biasa tanpa

membuang waktu.

e) Kelompok jangka panjang ada kalanya harus dibagi dalam

kelompok yang harus bekerja sama dengan jangka panjang,

dalam pengajaran unit misalnya suatu kelompok baru dapat

diselesaikan dalam beberapa minggu. Bila dalam kelompok

pendek semua kelompok diberi tugas yang sama, maka pada

kelompok jangka panjang dalam hubungan unit, setiap

kelompok mendapat tugas yang berbeda yakni salah satu

bagian aspek dari suatu masalah penting yang luas yang

dihadapi oleh kelas sebagai keseluruhan. Beberapa prinsip

untuk kerja kelompok yang baik. Dalam kerja kelompok ada

kemungkinan guru terlampau banyak menguasai atau

mengaturnya, dapat juga seakan-akan memberi terlampau

banyak tanggung jawab kepada anak.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok

Penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran di

sekolah dasar memiliki beberapa kelebihan dan ada juga kekurangan.

Berikut ini merupakan beberapa kelebihan penerapan metode kerja

kelompok menurut (Joesafira, 1999: 34):

1) Dapat memupuk rasa kerjasama sesama anggota kelompok.

2) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan

(36)

4) Melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang tidak

mungkin sesuai atau kurang sesuai dengan menggunakan metode

lain.

Kelebihan penerapan metode kerja kelompok juga tak luput

dari beberapa kelemahan di dalam proses pembelajaran yakni:

1) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjokan diri atau

sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung

kepada orang lain.

2) Didominasi oleh seseorang.

4. Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun

a. Bangun Datar

Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh

garis-garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997). Bangun datar

dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua

dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau

tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar

merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan

(37)

b. Sifat Bangun Datar

Terdapat beberapa jenis bangun datar sebagai berikut (Imam

Roji, 1997):

1) Layang-layang

Terbagi atas dua diagonal yang berbeda ukurannya.

2) Persegi

a. Semua sisi - sisinya sama panjang

b. Semua sudut sama besar

3) Persegi panjang

a. Sisi yang berhadapan sama panjang

b. Semua sudut sama besar

4) Belah ketupat

a. Semua sisi - sisinya sama panjang

b. Sudut yang berhadapan sama besar

5) Jajar genjang

a. Sisi yang berhadapan sama panjang

b. Sudut yang berhadapan sama besar

6) Lingkaran

c. Memiliki simetri lipat

d. Simetri putar yang tak terhingga jumlahnya

c. Bagun Ruang

Bangun ruang pada dasarnya didapat dari benda-benda konkret

(38)

proses memperhatikan dan menentukan sifat, atribut, ataupun

karakteristik khusus yang penting saja dengan mengesampingkan

hal-hal yang berbeda yang tidak penting. Idealisasi adalah proses

menganggap segala sesuatu dari benda- benda konkret itu ideal.

Unsur-unsur geometri ruang adalah sisi, rusuk, dan titik sudut. Sisi adalah

sekat atau perbatasan bagian dalam dan bagian luar. Rusuk adalah

perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang, sehingga merupakan

ruang garis.Titik sudut adalah merupakan perpotongan tiga bidang atau

perpotongan tiga rusuk atau lebih. Johnson and Rising (1978)

menyatakan bahwa: "Mathematics is a creation of the human mind,

concerned primarily with ideas, processes, and reasonin." yang berarti

bahwa matematika merupakan kreasi pemiiran manusia yang pada

intinya berkait dengan ide-ide, proses dan penalaran.

d. Sifat Bangun Ruang

Menurut Travers dkk (1987) menyatakan bahwa: "Geometry is

the study of the relationships among points, angles, surfaces and

solids". Hal ini menunjukkan bahwa geometri adalah ilmu yang

membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang dan

bangun-bangun ruang.

1) Tabung

a) Mempunyai sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas, sisi alas, dan

selimut tabung.

(39)

c) Bidang atas dan bidang alas berbentuk lingkaran dengan ukuran

sama.

d) Memiliki sisi lengkung yang disebut selimut tabung.

e) Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung.

2) Prisma

a) Prisma terdiri dari atas sisi alas dan sisi atas yang bentuk dan

ukurannya sama

b) Prisma terdiri atas sisi-sisi tegak yang berbentuk persegi

panjang.

c) Prisma segi empat mempunyai 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

d) Prisma segi lima mempunyai 7 sisi, 15 rusuk dan 10 titik sudut

3) Kerucut

a) Alasnya berbentuk lingkaran.

b) Memilik sisi lengkung yang disebut selimut kerucut.

c) Memiliki sebuah titik puncak.

d) Jarak titik puncak ke alas disebut tinggi kerucut.

4) Limas

a) Sisi - sisi tegak pada limas berbentuk segitiga

b) Rusuk - rusuk tegak yang ditarik dari sudut - sudut alas bertemu

di satu titik.

c) Tinggi limas merupakan jarak dari titik puncak ke tengah alas

(40)

5) Kubus

a) Terdiri dari atas sisi alas, sisi atas, dan sisi samping yang

berbentuk persegi dan ukurannya sama.

b) Memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

6) Balok

a) Balok terdiri dari atas sisi alas dan sisi atas yang bentuk dan

ukurannya sama.

b) Memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

c) Mempunyai bentuk sisi persegi atau persegi panjang.

5. Pembelajaran Matematika Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun Menggunakan Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok dipilih sebagai salah satu alternatif dalam

pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat bangun dan hubungan

antar bangun dengan latar belakang bahwa siswa mengalami kesulitan

untuk memahami soal dan permasalahan tentang sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun. Melalui metode kerja kelompok akan terjadi

interaksi antar siswa dalam kelompok untuk secara bersama-sama

memecahkan permasalahan tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar

bangun. Siswa mempunyai kesempatan untuk saling berdiskusi, saling

bertanya dan bekerjasama untuk memecahkan soal yang ada sehingga

(41)

Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan menggunakan

metode kerja kelompok pada materi sifat-sifat bangun dan hubungan

dijabarkan sebagai berikut.

a. Guru menentukan masalah yang akan didiskusikan

Permasalahan dalam hal ini yaitu sifat-sifat bangun dan hubungan

antar bangun.

b. Memilih saat yang tepat

Saat pembelajaran tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar

bangun dirasakan tepat karena siswa belum memahami materi secara

mendalam tetapi mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga akan

terbentuk interaksi yang baik dalam kelompok kerja.

c. Menetukan peserta dalam tiap kelompok

Pemilihan kelompok oleh guru dapat dilakukan dengan mengunakan

no absensi siswa, atau menggunakan metode meja yang berdekatan

untuk efisiensi waktu. Jumlah kelompok antara 4-5 orang karena

jumlah yang terlalu besar menjadi tidak efektif.

d. Menentukan lamanya kelompok itu berdiskusi

Guru memberikan batasan waktu pada siswa untuk mendiskusikan dan

memecahkan masalah tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar

bangun.

e. Memberikan penilaian

Hasil diskusi dan pemecahan soal tentang sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun selanjutnya diberikan penilaian dengan

(42)

di depan kelas. Selanjutnya guru melakukan penilaian secara kelompok

dan individual.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan

sebelumnya oleh beberapa peneliti diantaranya sebagai berikut.

1. Didik Syaifudin (2012), dengan judul penelitian ”Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung

Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas IV SD

N 2 Madiun”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek

penelitiannya adalah siswa kelas IV SD sebanyak 24 orang. Tindakan

kelas dilakukan sebanyak 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri

dari 2 kali pertemuan. Hasil penelitian diketahui metode kerja kelompok

mampu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dengan

peningkatan prestasi sebesar 38%.

2. Erni Sri Mulyati (2003) dengan judul penelitian “Penggunaan metode

kerja kelompok dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa bidang

studi Biologi di SLTP Negeri I Mandirancan Kabupaten Kuningan”.

Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian tindakan kelas.

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X SLTP. Hasil penelitian

diperoleh kesimpulan metode kerja kelompok berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa bidang studi Biologi di SLTP Negeri I Mandirancan.

3. Penelitian Amin (2011) dengan judul penelitian “Penggunaan Metode

(43)

Penjumlahan Pecahan Kelas V SD N 3 Sragen”. Penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas V SD.

Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dan 4 kali pertemuan. Hasil penelitian

metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik

sehingga peserta didik.

C. Kerangka Berfikir

Matematikan sering kali dianggap sulit dan ditakuti oleh sebagian besar

siswa. Pembelajaran matematika dengan materi bilangan, penggunaan

rumus-rumus yang rumit dan pengenalan bangun ruang membuat matematika

menjadi pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa. Hal demikian juga terjadi

pada siswa Kelas V sekolah dasar yang mulai belajar mengenal sifat-sifat

bangun dan hubungan antar bangun. Banyak siswa yang mengalami kesulitan

untuk memecahkan soal tentang materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar

bangun.

Permasalahan tersebut sangat perlu untuk dicarikan solusi

pemecehannya. Kuncinya adalah penggunaan metode pembelajaran yang

tepat sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Pembelajaran perlu

dilakukan dengan metode pembelajaran yang menarik dan tidak

membosankan agar siswa bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan guru yaitu

metode kerja kelompok. Penggunaan metode kerja kelompok akan

memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan teman yang

(44)

Selain itu siswa juga akan menjadi aktif untuk berfikir, mengemukakan

pendapatnya dan bekerjasama dengan teman lain untuk memecahkan

persoalan yang ada. Dilihat dari suasana kelas, penggunaan metode kerja

kelompok akan membuat suasana kelas menjadi lebih variatif dan tidak

membosankan. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode kerja

kelompok yaitu siswa akan mampu memahami materi yang menjadi bahan

diskusi dengan baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini yaitu “Metode kerja kelompok mampu

meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan antar bangun di SD Negeri Prajegsari 1 tahun

(45)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian

tindakan kelas adalah suatu upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses

pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran

(Mulyasa, 2009). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif

yang artinya pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan peneliti

sebagai pengamat. Peneliti dan guru yang bersangkutan bekerja sebagai satu

tim, dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan,

refleksi tindakan dan perencanaan untuk siklus berikutnya.

Ada beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas yang membedakan

dengan jenis penelitian yang lain. Karakteristik PTK adalah sebagai berikut:

1. Adanya masalah dalam PTK yang dipicu oleh kesadaran pada diri guru

bahwa praktek yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah

yang perlu diselesaikan. Guru merasa perlu ada yang diperbaiki dalam

praktek pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan mengingat

kembali apa yang dilakukan guru selama ini di dalam kelas, apa dampakna

terhadap siswa dan mengapa dampaknya seperti itu, sehingga dapat

dijadikan renungan tindakan mana yang merupakan kelemahan dan

kelebihan. Selanjutnya guru dapat memperbaiki kelemahan dan

mengulangi atau bahkan menyempurnakan tindakan yang dianggap sudah

(46)

2. Penelitian dilakukan di dalam kelas yang fokus penelitiannya adalah

kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan

interaksi.

3. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran,

perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan

penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus

yang berpola.

Adapun rancangan (desain) penelitian tindakan kelas yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan

McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart (Mulyasa, 2009) terdapat

empat komponen dalam penelitian tindakan yaitu perencanaan tindakan,

observasi dan refleksi dalam suatu sitem spiral yang saling terkait. Alur

(langkah) pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada gambar

berikut.

REFLEKSI SIKLUS I TINDAKAN REFLEKSI SIKLUS II TINDAKAN

PENGAMATAN PENGAMATAN

Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan Taggart

(47)

Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama sebelum melaksanakan

tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama tindakan

yang akan dilakukan. Langkah kedua setelah rencana disusun secara matang ,

adalah melaksanakan tindakan yang telah direncanakan. Langkah ketiga

bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses

pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat,

berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi

atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya

dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan

perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak

sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Hal ini dilakukan

seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

B. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Pelaksanaan dimulai dengan minta ijin kepada kepala sekolah dimana

terdapat kelas yang akan diteliti. Selanjutnya mengadalan observasi

masalah di kelas V pada minggu pertama bulan Mei tahun 2012. Penelitian

dilaksanakan pada minggu 2 bulan Mei tahun 2012. Setelah penelitian

berlangsung dilakukan pengolahan data dari hasil penelitian dan

penyusunan laporan yang dilakukan bulan juni 2012. Rencana pelaksanaan

(48)

Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des

1. Pengumpulan data awal √

2. Observasi √

3. Izin pengambilan data √

4. Pengambilan data √

5. Analisis Data √

6. Penyusunan laporan √ √ √ √

7. Ujian Skripsi √

8. Revisi laporan skripsi √

2. Tempat penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Prajegsari 1, Tempuran,

Magelang tahun pelajaran 2011-2012.

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Prajegsari 1, Tempuran,

Magelang dengan jumlah siswa 22 anak.

4. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar matematika

berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

menggunakan metode kerja kelompok.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini peneliti akan mengambil dua siklus dengan rencana

(49)

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Prajegsari 1.

b. Menyusun silabus

c. Menyusun RPP.

d. Membuat kisi-kisi soal untuk siklus 1 dan 2.

e. Membuat teks soal.

f. Menentukan skor setiap soal.

2. Rencana tindakan setiap siklus

Siklus 1 pertemuan pertama

a. Rencana tindakan:

1) Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Menjelaskan cara membentuk kelompok dan cara mengerjakan tugas

yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar.

4) Secara kelompok siswa mengerjakan soal cerita yang berkaitan

dengan sifat-sifat bangun datar.

5) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.

b. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan sesuai perencanaan.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung,

dangan cara memperhatikan cara siswa membentuk kelompok hingga

(50)

d. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus.

2) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan dalam

menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun

dan hubungannya dengan bangun datar.

3) Merancang dan memodifikasi tindakan berikutnya.

Siklus 1 pertemuan 2

a. Rencana tindakan

1) Menyiapkan soal ulangan tertulis.

2) Menetukan skor soal ulangan.

b. Rencana pelaksanaan

1) Melaksanakan ulangan tertulis.

2) Menjelaskan cara pengerjaan soal.

c. Observasi

Mengobservasi cepat lambatnya siswa dalam mengerjakan soal, bekerja

sendiri atau melihat punya temen.

d. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus.

2) Melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan

pengerjaan soal.

Siklus ll pertemuan pertama

a. Rencana tindakan

(51)

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Menjelaskan cara membentuk kelompok, dan cara mengerjakan soal

cerita tentang sifat-sifat bangun ruang.

4) Secara kelompok siswa mengerjakan soal cerita tentang sifat-sifat

bangun dan hubungan antar bangun ruang

5) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.

b. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dari

membentuk kelompok sampai siswa bekerja dalam kelompok.

d. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus selama

pembelajaran berlangsung.

2) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam

mengerjakan soal cerita tentang sifat-sifat bangun dan hubungan

antar bangun ruang.

Siklus ll pertemuan kedua

a. Rencana tindakan

1) Menyiapkan soal ulangan.

2) Menetukan skor soal ulangan.

(52)

b. Rencana pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana tindakan.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung

dengan cara memperhatikan cara siswa membentuk kelompok hingga

kegiatan pembelajaran selesai.

d. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus.

2) Membadingkan jumlah siswa yang mampu melakukan pembagian

pada siklus 1 dan siklus 2.

3) Membandingkan skor rata-rata nilai siklus 1 dan siklus 2, ada

peningkatan atau tidak.

4) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan antar bangun.

D. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar

matematika yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun. Data tersebut berupa nilai matematika yang

diperoleh dari hasil penilaian pada kemampuan siswa menggunakan tes.

Instrumen dan pengumpulan data yang digunakan adalah soal uraian

sebanyak 10 butir soal yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun

(53)

E. Penyusunan Instrumen

1. Instrumen

Instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran

yang mencakup Silabus, RPP, LKS dan instrumen penilaian akhir yang

mencakup 10 butir soal dengan materi sifat-sifat bangun dan hubungan

antar bangun.

a. Proses penyusunan

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian

ini adalah tes tertulis, bentuk soal uraian yang berkaitan dengan

memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan

mengacu pada kisi-kisi soal di bawah ini.

b. Kisi-kisi tes akhir siklus 1 dan 2

Kisi-kisi tes akhir untuk siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 3.2

dan Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 2.

Kisi-kisi Soal Akhir Siklus 1

Standar kompetensi

(54)

Tabel 3.

Kisi-kisi Soal Akhir Siklus 2

Standar kompetensi

Kompetensi dasar Indikator Soal Skor nilai soal carita sifat-sifat bangun dan

Menurut Masijo (1995: 242) validitas merupakan taraf sampai

dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes dapat

dikatakan valid bila dilihat secara langsung dari yang sudah dicek valid

atau tidaknya dan dapat dilihat setelah membandingkan dengan tes lain

yang telah valid. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi

untuk menyusun instrumen yang berpedoman pada indikator dalam

kisi-kisi instrumen sesuai dengan materi, lalu dikonsultasikan pada ahlinya,

(55)

Tabel 4.

Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penelitian

No Perangkat

Pembelajaran

Expert Judgment Rata - rata

Skor

1. Silabus Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,33

Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4.77

Rata - rata 4,55

2. RPP Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,47

Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4,66

Rata - rata 4,56

3. LKS Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,62

Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4,75

Rata - rata 4,68

4 Bahan Ajar Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,40

Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4'60

Rata - rata 4,50

Tabel 5.

Kriteria Validasi Instrumen Pembelajaran

Interval Rata - rata skor Keterangan

4,5 - 5 Sangat Baik

4 - 4,49 Baik

3,25 - 3,99 Cukup

2,75 - 3,24 Kurang Baik

0 - 2,74 Sangat Kurang Baik

Berdasarkan hasil validasi di atas, diketahui bahwa silabus

memperoeh rata-rata skor 4,55 dengan kriteria sangat baik. RPP

(56)

memperoleh rata-rata 4,68 dengan kriteria sangat baik dan bahan ajar

memperoleh rata-rata 4,50 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil

tersebut, maka diperoleh perangkat peeembelajaran yang valid dab

perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti dapat digunakan dalam

penelitian ini.

F. Analisis Data

Kriteria keberhasilan siswa ditentukan berdasarkan standar KKM

sebesar 65. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik deskriptif. Keberhasilan siswa akan diperhitungakan dengan dengan

menggunakan persentase dengan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2006:

43):

P = F / N x 100%

Keterangan:

P : Persentase yang dicari F : Frekuensi

(57)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar

dengan menggunakan metode kerja kelompok mata pelajaran matematika

Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang semester II tahun

pelajaran 2011-2012. Materi pelajaran difokuskan pada memahami sifat -

sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang

pada tanggal 7 sampai 19 Mei tahun 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa

Kelas V Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang semester II

tahun pelajaran 2011-2012 sebanyak 22 orang. Pelaksanaan PTK dimulai

dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi awal. Peneliti bersama

dengan guru kelas mendiskusikan tentang pelaksanaan pembelajaran

matematika materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Diskusi

tersebut menghasilkan kesimpulan tentang proses pembelajaran menulis

karangan sebagai berikut:

1. Guru melaksanakan pembelajaran matematika dengan metode ceramah

dan latihan soal.

2. Guru memberikan penjelasan materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar

(58)

3. Guru memberikan contoh untuk mengerjakan soal selanjutnya siswa

diberikan soal dan pertanyaan untuk dikerjakan.

4. Diketahui tingkat keberhasilan belajar siswa masih sangat rendah yaitu

hanya mencapai 50% dan sisanya adalah siswa yang mempunyai nilai di

bawah KKM.

Kendala-kendala yang dihadapi guru selama melaksanakan

pembelajaran sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun sebagai berikut:

1. Sebagian siswa kesulitan memahami materi sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun.

2. Banyak siswa mengalami kesulitan untuk memecahkan soal cerita tentang

sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

3. Guru mempunyai keterbatasan untuk memberikan penjelasan kepada

seluruh siswa secara mendalam.

4. Siswa terlihat kurang berminat dan kurang bersemangat dalam mengikuti

proses pembelajaran, yang ditunjukkan dengan rendahnya rasa ketertarikan

siswa terhadap pembelajaran, pembelajaran yang dianggap kurang menarik

dan materi matematika dianggap sulit.

Dalam rangka memecahkan permasalahan tersebut, peneliti

menawarkan model pembelajaran menggunakan media kerja kelompok

sebagai alat bantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan media

kerja kelompok mempunyai sasaran agar terjadi interaksi antar siswa,

memberikan kesempatan untuk berdiskusi, saling memberi tahu antar teman

yang belum jelas dan bekerjasama untuk memecahkan soal. Secara psikologis

(59)

siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika. Tahap selanjutnya adalah

menyusun langkah-langkah pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini akan

dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali

pertemuan.

1. Siklus 1

Setiap siklus terdiri dari 4 bagian yaitu rencana kegiatan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan siklus I dalam penelitian ini

dijabarkan sebagai berikut.

a. Rencana kegiatan

Rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1

adalah menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal kelompok dan soal-soal

yang akan diujikan pada akhir siklus 1.

b. Pelaksanaan tindakan

Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu

pada Tanggal 8 dan 9 Mei 2012 di Kelas V dengan jumlah siswa 22

anak. Pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode kerja

kelompok dan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disiapkan. Pada akhir siklus pertama diadakan ulangan

dengan bentuk soal uraian yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa setelah pembelajaran memahami sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru pamong.

(60)

dengan mengisi lembar pengamatan. Guru pamong memantau apakah

peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran atau tidak. Guru pamong juga mengamati

siswa tentang keikut sertaan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti

mengamati kegiatan siswa tentang kesulitan, hambatan, kerjasama dan

aktifitas siswa dalam kelompok. Jika kegiatan pembelajaran selesai

peneliti memberikan ulangan yang bertujuan untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Hasil ulangan dari siswa pada siklus 1 dituangkan pada Tabel 4.1

berikut.

Tabel 6.

Hasil Ulangan Siswa pada Siklus 1

(61)

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai hasil ulangan siswa setelah

mengikuti pembelajaran siklus I menggunakan metode kerja kelompok.

Hasil tersebut diketahui ketuntasan belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran siklus I sebanyak 14 orang (64%) sedangkan siswa yang

tidak tuntang yaitu yang mempunyai nilai kurang dari KKM (65)

sebanyak 8 orang (37%). Hasil ini menunjukkan bahwa keberhasilan

belajar siswa masih belum maksimal dan belum memenuhi target,

sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui beberapa

hambatan yang ditemui pada pelaksanaan siklus 1 diharapkan dapat

diatasi pada pembelajaran siklus 2. Berdasarkan hambatan tersebut,

peneliti mengambil kesimpulan langkah perbaikan proses pembelajaran

sebagai berikut:

1) Guru perlu menjelaskan materi tentang sifat-sifat bangun yang

berkaitan dengan bangun datar terlebih dahulu agar dipahami

sehingga dalam menyelesaikan soal cerita tentang bangun datar

siswa tidak mengalami kesulitan

2) Guru perlu mengawasi lebih dekat pada kelompok agar siswa

bekerja dengan optimal.

3) Menentukan kalimat matematika yang mudah difahami pada soal

cerita agar siswa lebih cepat mengerjakan soalnya sehingga

(62)

d. Refleksi

Refleksi dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah

sebagai berikut:

1) Kesulitan siswa pada siklus 1 adalah siswa masih belum bisa

memahami isi cerita pada soal matematika.

2) Siswa mengalami belajar kelompok karena baru pertama kali,

sehingga dalam mengerjakan tugas nampak masih belum ada

kerjasama bahkan masih terkesan uring-uringan dan cenderung

mengerjakan tugas secara individualistis.

3) Pembentukan kelompok menghabiskan waktu terlalu lama karena

pada umumnya siswa masih lamban dalam menentukan kalimat

matematika dalam soal cerita yang berakibat menghambat kegiatan

kelompok.

Hasil observasi dan refleksi dari pelaksanaan siklus I selanjutnya

akan dijadikan dasar untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan

siklus II.

2. Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dijabarkan sebagai berikut:

a. Rencana kegiatan

Rencana kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 meliputi

menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal-soal kelompok dan soal-soal

(63)

b. Pelaksanaan tindakan

Pembelajaran siklus dua dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu

mulai Tanggal 15 dan 16 Mei 2012, di Kelas V dengan jumlah siswa 22

orang. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode kerja

kelompok serta dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir siklus II diadakan ulangan

dengan bentuk soal uraian dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar

siswa berkaitan dengan adanya peningkatan atau tidak. Pembelajaran

dilaksanakan dengan memperhatikan kekurangan pada siklus I

kemudian diperbaiki agar kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi

pada siklus II.

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan dengan bantuan guru pamong.

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung

dengan mengisi lembar pengamatan. Hasil pengamatan pembelajaran

siklus II yaitu hambatan bagi siswa sudah berkurang, siswa sudah dapat

memahami isi cerita pendek serta mampu menyelesaikan soal cerita

yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun dan hubungannya dengan

bangun datar dan ruang. Selain itu siswa sudah dapat bekerja sama

dengan teman teman satu kelompok, dan sikap individualitas sudah

berkurang sehingga dalam kelompok tampak kompak.

Pelaksanaan siklus I tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang, pada

(64)

kelihatan aktif dan tidak nampak ada anak yang menganggur. Pada

pembelajaran siklus II anak lebih kelihatan berani berbicara dan

mengajukan pendapat. Pada akhir siklus II diadakan ulangan dengan

tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi yang dicapai siswa

setelah pembelajaran selesai. Kemudian membandingkan dengan hasil

pemebelajaran pada siklus I. Hasil ulangan siklus II dapat dilihat pada

tabel 4.2 berikut.

Tabel 7.

Hasil Ulangan Siswa pada Siklus II

(65)

Berdasarkan data pada tabel 4.2 diketahui ketuntasan belajar pada

siklus II mencapai 20 orang (91%) sedangkan siswa yang tidak tuntang

hanya sebanyak 2 orang (9%). Hasil ini menunjukkan adanya

peningkatan hasil yang baik dibandingkan dengan siklus I dan telah

mencapai hasil yang diharapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa

peningkatan prestasi belajar sudah dicapai dengan demikian penelitian

tidak perlu dilanjutkan.

d. Refleksi

Refleksi hasil pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Hambatan yang dialami siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa

telah mampu menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan

sifat-sifat bangun datar atau bangun ruang.

2) Proses pembentukan kelompok sudah tidak membutuhkan waktu

lama karena siswa sudah mengerti tata caranya. Kerjasama,

keberanian berbicara, keberanian mengeluarkan pendapat sudah

dilakukan siswa yang pada siklus II ini tiap kelompok hanya 4 orang

sehingga tiap anak aktif bekerja.

Hasil ini dapat diartikan bahwa siklus II telah dilaksanakan dengan

baik. Tingkat keberhasilan siswa telah mencapai target yang maksimal.

Sebanyak 2 orang siswa yang belum mencapai KKM akan

ditindaklanjuti oleh guru dengan memberikan remidi. Dapat

(66)

kelompok pada siklus II sudah efektif sehingga tidak diperlukan untuk

melakukan tindakan lanjutan.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok pada

siklus I dan siklus II telah terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa. Hal tersebut terlihat dari peningkatan nilai hasil ulangan

dari kondisi awal, hasil siklus I dan siklus yang dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut.

Tabel 8.

Ringkasan Hasil Penelitian

No Nama

Data Awal Sesudah Tindakan

Nilai Ketuntasan

Siklus I Siklus II

Gambar

Tabel 1. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian .................................................
Gambar  1. Model Penelitian Kemmis dan Taggart ........................................
Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama sebelum melaksanakan
Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menurutnya, ada tiga norma untuk menentukan, apakah perkara baru dalam urusan agama itu disebut bid’ah atau tidak: Pertama, jika perkara baru itu didukung oleh

Berikutnya akan muncul kotak dialog Save File As yang akan menyimpan seluruh file-file yang mendukung aplikasi yang anda buat, seperti misalnya form diatas3. Ketikan nama yang

[r]

Dalam penelitian ini akan dipelajari pengaruh diameter zeolit alam dan konsentrasi NH 4 Cl terhadap konversi etanol pada aktivasi katalis zeolit alam yang akan

Dengan menggunakan text box , posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah. Pemberian

[r]

Beberapa komponen yang masuk dalam indikator pendidikan di Jawa Timur yaitu Angka Partisipasi Murni, Angka Partisipasi Kasar, Angka Transisi, Angka Putus Sekolah,