SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI PRAJEGSARI I TEMPURAN MAGELANG
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh : Enny Purwaningtyas
Nim: 101132010
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI PRAJEGSARI I TEMPURAN MAGELANG
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh : Enny Purwaningtyas
Nim: 101132010
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Persembahan
Kupersembahkan karya ini untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah mencurahkan hikmat dan kebijaksanaan hingga terselesaikan skripsi ini.
2. Suamiu terkasih, yang senantiasa setia memotivasi dan mendampingiku.
3. Anak- anaku tercinta, Hendrik Christiyanto dan Candra Nugroho, yang tetap setia mendoakan keberhasilan studi ibunya.
v
MOTTO
Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan (Amsal 15: 33)
Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing - masing (Amsal 16: 4a)
Serahkan perbuatanmu kepada Tuhan , maka terlaksanalah segala rencanamu (Amsal 16: 3)
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu , dan janganlah
viii
ABSTRAK
Peningkatan Prestasi Belajar dengan menggunakan Metode Kerja Kelompok pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran
Magelang Semester II Tahun Pelajaran 2011-2012 Enny Purwaningtyas
Universitas Sanata Dharma 2012
Peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V terhadap mata pelajaran matematika pada materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangundi SD Negeri Prajegsari 1 masih tergolong rendah. Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil observasi terhadap siswa-siswi kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang ternyata nilainya masih dibawah KKM yaitu nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Dimana siswa Kelas V SD yang mencapai nilai di atas KKM hanya 11 siswa (50%) dari 22 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Obyek penelitian nya adalah siswa-siswi Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 22 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dan expert judgement atau ahlinya dengan guru kelas atau dosen pembimbing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar matematika berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tahun pelajaran 2011-2012. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu ketuntasan belajar awal sebelum pelaksanaan tindakan kelas hanya mencapai 50%, setelah pembelajaran siklus II meningkat menjadi 64% dan setelah siklus II hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 91%.
ix
ABSTRACT
Increasing Achievement by Using Group WorkMethods in Math Subject at V Graders Prajegsari 1 Elementary School Tempuran Magelang
on Second Semester Academic Year 2011-2012
Enny Purwaningtyas Sanata Dharma University
2012
Improved Class V student achievement against mathematics in understanding the nature of matter - the nature of the relationship between the waking and the Elementary School bangundi Prajegsari 1 is still relatively low. It can be shown on the results of observations of students - fifth grade elementary school students Prajegsari one school year 2011 to 2012 which was the value is still below the value KKM set school at 65. Class V school where students are achieving value above KKM only 11 students (50%) of the 22 students. The purpose of this study was to determine whether the use of group work methods to improve student achievement fifth grade elementary school lesson Prajegsari 1 year from 2011 to 2012 related to understanding the nature - the nature of the relationship between the up and up.
This research is a class action consisting of 2 period. The objects of this research are the students of elementary school student Prajegsari V Class 1 of the school year 2011 to 2012, amounting to 22 students. The instrument used in this study is a written test. The validity of the instrument using content validity and expert judgment or expert with classroom teachers or lecturers.
The results showed that group work methods can improved the academic achievement related to understanding the nature - the nature of the relationship between the up and up at fifth grade elementary school lesson Prajegsari 1 year from 2011 to 2012. The improvement of the achievement showed by the successful of the study before the implementation of action research reached 50%, after period I increased to 64% and after period II the successful of the study reached 91%.
x
KATA PENGANTAR
Tak ada kata yang patut terucap, selain puji dan syukur dinaikkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah mencurahkan hikmat dan pengertian
sehingga selesailah skripsi sederhana ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang
ditempuh. Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak
memperoleh bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, secara langsung ataupun
tidak langsung. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah pada kesempatan berbahagia
ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, beliau
merupakan inspirator dalam memotivasi penulis sehinnga karya ini dapat
selesai dengan baik.
4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku dosen pembimbing II yang memberikan
dukungan dan bimbingan selama penulisan skripsi.
5. Seluruh dosen dan staf karyawan USD yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Zulaemah, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN Prajegsari 1, dan selaku
patner dalam pelaksanaan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
lancar.
7. Seluruh keluarga besar SD Negeri Prajegsari 1 yang membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan-rekanku di Prodi PPKHB PGSD Universitas Sanata Dharma, terima
kasih atas motivasi dan kerjasamanya.
9. Suamiku Mujiono yang memberikan dukungan, doa, nasehat, dan kesabaran
xiii
3. Metode Kerja Kelompok... 13
4. Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun... 18
5. Pembelajaran Matematika Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun Menggunakan Metode Kerja Kelompok... ….. 22
B. Penelitian yang Relevan…... 24
C. Kerangka Berpikir... 25
D. Hipotesis Tindakan... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian... 27
B. Setting Penelitian... 28
C. Rencana Tindakan... 30
D. Pengumpulan Data... 34
E. Penyusunan Instrumen... 35
F. Analisis Data... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian... 30
1. Siklus 1... 30
a. Rencana kegiatan... 30
b. Pelaksanaan tindakan... 30
c. Pengamatan... 30
d. Refleksi... 33
2. Siklus II... 33
a. Rencana Kegiatan... 33
b. Pelaksanaaan Tindakan... 33
c. Pengamatan... 34
d. Refleksi... 35
xiv BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 52
B. Saran... 52
DAFTAR PUSTAKA... 54
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian ... 30
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I ... 35
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II ... 36
Tabel 4. Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penelitian ... 37
Tabel 5. Kriteria Validasi Instrumen Pembelajaran ... 37
Tabel 6. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus 1... 42
Tabel 7. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus II ... 46
Tabel 8. Ringkasan Hasil Penelitian ... 48
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Subyek penelitian... 57
Lampiran 2 Data kelompok siswa pada siklus 1... 58
Lampiran 3 Data kelompok siswa pada siklus 2... 59
Lampiran 4 Hasil ulangan siswa sesudah tindakan... 60
Lampiran 5 Silabus matematika... 61
Lampiran 6 RPP siklus 1... ... 63
Lampiran 7 RPP siklus 2 ... .... 67
Lampiran 8 Lembar Kerja siklus 1 ... 71
Lampiran 9 Lembar Kerja siklus 2 ... 78
Lampiran 10 Tes Formatif siklus 1 ... 83
Lampiran 11 Tes Formatif Siklus 2... 91
Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan... 97
Lampiran 13 Validasi Instrumen Pembelajaran... . 99
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran utama di sekolah dasar.
Seiring dengan perkembangan zaman, matematika mempunyai peranan yang
penting bagi kehidupan manusia. Matematika banyak digunakan oleh
manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Hal inilah yang mendasari
pentingnya pembelajaran matematika sejak usia dini termasuk di sekolah
dasar.
Kenyataan yang ada, matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran
yang sulit bagi siswa. Kesulitan tersebut diantaranya terjadi ketika siswa
menjumpai soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung
bilangan atau pengenalan bangun ruang yang sering kali siswa merasa
kesulitan untuk memahami dan memecahkan masalah matematika. Siswa
yang merasa dirinya tidak bisa, selalu kesulitan mengerjakan soal matematika
secara psikologis akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa.
Dampaknya adalah siswa tikda bersemangat mengikuti pembelajaran
matematika yang selanjutnya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Permasalahan ini membutuhkan solusi pemecahan yang tepat. Dalam hal
ini guru mempunyai peran yang sangat penting dalam usaha untuk
mengoptimalkan hasil belajar yaitu dengan penggunaan dan pemilihan
metode pembelajaran yang tepat. Didukung pendapat dari Sudjana (2005: 30)
kemampuan guru untuk selalu kreatif dalam menghadapi berbagai kendala
yang menghambat proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada guru yang sedang
mengajar di kelas, diketahui sebagian besar guru masih kurang mampu
menggunakan pendekatan atau model belajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa. Selain itu sebagian besar guru menyampaikan materi hanya
menggunakan metode ceramah dan latihan soal saja. Keadaan ini
menyebabkan siswa tidak dapat memahami konsep matematika yang
diajarkan oleh guru secara optimal.
Salah satu materi pembelajaran matematika yang sulit dipahami oleh
siswa Kelas V SD adalah materi tentang sifat-sifat bangun dan hubungan
antar bangun. Siswa Kelas V mulai dikenalkan dengan sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun sebagai dasar pemahaman yang selanjutnya akan
diajarkan secara lebih mendalam di Kelas VI. Apabila materi ini tidak
dipahami dengan baik oleh siswa di Kelas V, maka siswa akan mengalami
kesulitan untuk pembelajaran lanjutan di Kelas VI. Siswa akan mengalami
kesulitan untuk mengikuti pembelajaran dan kesulitan menyelesaikan
soal-soal matematika yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar dan ruang.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di SD N Prajegsari 1 Tempuran
Magelang diketahui bahwa sekitar 50% siswa belum memperoleh nilai di atas
KKM dengan nilai rata–rata kelas hanya mencapai 58, sedangkan nilai KKM
yang ditentukan sekolah 65. Data tersebut diperoleh dari ulangan siswa kelas
materi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Kondisi
siswa sendiri diketahui sering merasa kebingungan dalam mengerjakan
soal-soal tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun apalagi jika bentuk
soalnya berupa soal cerita yang berupa permasalahan dalam kehidupan
sehari–hari menyebabkan siswa semakin sulit untuk meyelesaikannya.
Sulitnya siswa untuk memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun serta rendahnya prestasi belajar matenatika siswa yang berkaitan
dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun menjadi
suatu masalah yang perlu untuk ditindak lanjuti. Proses pembelajaran
matematikan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun memerlukan
adanya metode pembelajaran yang tepat. Peneliti akan menggunakan metode
kerja kelompok dengan sistem bekerjasama dengan teman satu kelompok
untuk memecahkan masalah bersama. Manfaat dari metode kerja kelompok
adalah memberi variasi kepada siswa dalam proses belajar, menumbuhkan
aktifitas siswa dan menumbuhkan sikap percaya diri dalam belajar kelompok.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan
Prestasi Belajar Matematika Materi Memahami Sifat-sifat Bangun dan
Hubungan Antar Bangun dengan Metode Kerja Kelompok di SD Negeri
B. Pembatasan Masalah
Mengatasi suatu masalah dengan memperhatikan berbagai macam
penyebabnya tidak akan mungkin dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
Oleh sebab itu pada penelitian ini dibatasi pada usaha peningkatan prestasi
belajar matematika berkaitan dengan materi memahami sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun dengan metode kerja kelompok di SD Negeri
Prajegsari 1 tahun pembelajaran 2011-2012.
C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
penggunaan metode kerja kelompok untuk peningkatan prestasi belajar
matematika berkaitan dengan materi memahami sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun di SD Negeri Prajegsari 1 tahun pembelajaran
2011-2012?”.
D. Pemecahan Masalah
Penggunaan metode kerja kelompok diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika pada materi memahami sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun pada siswa Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 tahun
pembelajaran 2011-2012.
E. Batasan Pengertian
1. Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan olehmata pelajaran. Prestasi dalam penelitian yang
datar dan bangun ruang yang ditunjukan melalui gambar-gambar bangun
datar dan bangun ruang setelah mengikuti tes yang diberikan oleh guru.
2. Metode Kerja Kelompok adalah metode mengajar untuk membawa
anak-anak sebagai kelompok dan secara bersama-sama berusaha untuk
memecahkan masalah atau melakukan suatu tugas. Kerja kelompok dapat
berjangka pendek atau berjangka panjang dalam hubungan dengan
pengajaran unit.
3. Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun merupakan salah satu
materi pembelajaran pada siswa Kelas V SD. Sifat bangun sendiri ada sifat
bangun datar yaitu merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki
panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Serta sifat
bangun ruang yang pada dasarnya didapat dari benda-benda konkret
dengan melakukan proses abstraksi dan idealisasi.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode kerja
kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi
memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun pada siswa Kelas V
SD Negeri Prajegsari 1 tahun pembelajaran 2011-2012.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Memenuhi tugas skripsi yang menjadi salah satu syarat kelulusan program
tambahan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bekal untuk
memasuki dunia kerja.
2. Bagi siswa
Sebagai bahan masukan siswa sehingga kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat
bangun dan hubungan antar bangun dapat meningkat.
3. Bagi guru
Memberi masukan bagi guru dalam menggunakan metode kerja kelompok
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Hilgard dalam bukunya Wens Tanlain (2006) belajar
adalah proses didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi
perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan sedang menurut
Hamalik (1983: 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkait dengan pengalaman dan latihan.
Belajar menurut Slameto (2010: 2) adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yag baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Syaiful Bahri Djamarah
(2008: 13) mendefinisikan belajar sebagai serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono (2004: 128) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
itu sendiri dengan lingkungan. Muhibbin Syah (2011: 63)
menyebutkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan perubahan diri seseorang yang didalamnya
terbentuk tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.
b. Jenis Belajar
Jenis-jenis belajar yang perlu diperhatikan menurut Hamalik
(1983: 24) adalah sebagai berikut:
1) Kecakapan jasmaniah.
Jenis belajar ini lebih mengutamakan motoris atau gerak-gerik
jasmaniah yang diperlakukan secara otomatis. Hal ini banyak
diperlukan banyak latihan.
2) Problem solving
Jenis belajar ini memerlukan penyelesaian dengan berpikir dan
bukan dengan latihan yang disertai gerak-gerik.
3) Belajar fakta pengetahuan
Dalam segi hafalan dan pengertian perlu melibatkan fakta secara
keseluruhan dan kemudian merealisasikan hal ini memerlukan
4) Belajar sikap
Jenis belajar ini dapat terjadi dengan berbagai cara mengetahui
sesuatu dan merealisasikan dalam sikap termasuk cara
mengidentifikasi, interaksi kelompok serta dinamika untuk berbuat.
5) Belajar memperoleh minat yang mendalam
Jenis belajar ini dilakukan dengan konsentrasi yang pada umumnya
untuk berbakti pada masyarakat. Dalam kesempatan tersebut
ditekankan pada belajar untuk mengatasi halangan yang ada pada
diri sendiri.
c. Tujuan Belajar
Belajar memiliki tujuan yang kelak dapat dicapai terutama bagi
siswa. Tujuan belajar itu sendiri yaitu apa yang hendak dicapai siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya. Tujuan belajar siswa berupa
kemampuan yang hendak dicapai siswa yang mendasari perilakunya.
Tujuan belajar ini perlu disadari dan dirumuskan secara tegas.
Kemampuan-kemampuan yang menjadi tujuan belajar menurut Wens
Tanlain (2006) adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan menguasai informasi tertentu (pengetahuan).
2) Kemampuan memahami hal tertentu (pemahaman).
3) Kemampuan memecahkan masalah tertentu (pemecahan masalah).
4) Kemampuan mengerjakan sesuatu dengan terampil (ketrampilan).
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diberikan oleh guru
mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa-siswinya selama waktu
tertentu (Suryabrata, 1984: 324). Menurut Winkel (1993) prestasi
belajar secara umum digunakan sebagai bukti usaha yang dicapai atau
bukti perubahan yang terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan,
ketrapilan, dan sikap sebagai hasil dari proses hasil belajar. Jadi dapat
disimpulkan prestasi belajar adalah hasil belajar diri siswa sebagai
bukti yang dicapai yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan
sebagai hasil akhir dari proses belajar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Simanjutak (1983: 71), ada 5 faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
1) Latihan
Kegiatan latihan merupakan kegiatan pra belajar yang dapat
menjamin kemajuan belajar siswa , sebagai contoh ketika ulangan
yang harus diakhiri dengan keadaan yang memberi kepuasan tentu
saja memerlukan latihan , ditambah situasi yang memuaskan. Hal
ini kegiatan latihan sangat tergantung pada kepuasan yang dapat
2) Peranan motivasi
Motivasi menunjukkan kepada suatu keadaan yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan. Dalam belajar motivasi
memegang peranan penting. Tidak ada motifasi berarti tidak ada
belajar dalam arti sebenarnya. Adanya motivasi maka ada
perubahan yang perlu diulangi bila perbuatan itu dapat
menimbulkan kepuasan. Perbuatan diulangi karena adanya interest
yaitu motivasi karena tertarik akan pelajaran tertentu dan tertarik
akan usaha untuk memperbaiki diri. Melihat peranan motivasi
dalam belajar, maka apabila proses belajar macet atau menurun
maka sebaiknya dicari penyebab dari unsur motivasi lebih dulu.
3) Peranan hukuman dan penghargaan
Peranan hukuman dan penghargaan dalam belajar sama besarnya.
Hukuman menyebabkan anak tidak berbuat sesuatu kesalahan
sedang penghargaan mengakibatkan anak melakukan suatu
perbuatan. Hukuman tidak saja berperan sebagai suatu pencegahan
terhadap suatu perbuatan-perbuatan tertentu tetapi dapat pula
menimbulkan hal yang negatif pada seseorang termasuk pada
orang yang memberi hukuman.
Slameto (2010: 54) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua jenis yaitu
dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada di luar individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang
dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2000: 102) dibedakan menjadi 2
yaitu:
1) Faktor individual
Faktor individual meliputi faktor kematangan/pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2) Faktor sosial
Faktor sosial meliputi faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya,
alat dan media belajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia dan
motivasi sosial.
Muhibbin Syah (2011: 145) menyebutkan secara global
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu:
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
3) Faktor pendeketan belajar (approach learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang
dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2008: 177) terdiri dari
faktor luar yang meliputi faktor lingkungan serta instrumental, dan
faktor dari dalam yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
3. Metode Kerja Kelompok
a. Pengertian
Menurut Depdikbud (1996: 18-22) metode kerja kelompok
adalah metode mengajar untuk membawa anak-anak sebagai
kelompok dan secara bersama-sama berusaha untuk memecahkan
masalah atau melakukan suatu tugas. Kerja kelompok dapat berjangka
pendek atau berjangka panjang dalam hubungan dengan pengajaran
unit. Pada dasarnya kerja kelompok diadakan jika guru menginginkan
agar semua murid memikirkan sesuatu atau mengeluarkan pendapat
masing-masing yang tidak mungkin dalam situasi kelas sebagai
keseluruhan akan tetapi harus dilakukan di dalam kelompok kecil.
Menurut Djamarah dan Zain (1992) metode kerja kelompok
merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik yang didasari bahwa anak
didik merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama. Melalui pendakatan kerja
bekerjasama dengan orang lain dan diharapkan anak menjadi lebih
aktif, kreatif dan mandiri.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Kerja Kelompok
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pelaksanaan
metode kerja kelompok dapat berjalan dengan baik, yaitu (Depdikbud,
1996: 18-22):
1) Menentukan masalah-masalah apa yang akan didiskusikan
Tugas itu harus jelas dirumuskan dan dipahami oleh setiap murid
kelompok kecil ini cara yang cepat untuk meminta pendapat seluruh
kelas atau kegiatan lain.
2) Memilih saat yang tepat
Misalnya bila sedang dibicarakan sesuatu masalah yang hangat dan
tiap anak ingin mengeluarkan pendapatnya.
3) Menentukan peserta-peserta dalam tiap kelompok
Cara ini harus efisien dan tak boleh banyak memakan waktu.
Biasanya suatu kelompok kecil terdiri dari lima orang, akan tetapi
dapat juga tiga sampai enam orang bila kelompok terlampau besar,
maka sumber buah pikiran baru terbatas. Bila kelompok terlampau
besar, maka ada bahaya sejumlah anak-anak berdiam diri dan tidak
turut mengeluarkan pendapatnya.
4) Menentukan lamanya kelompok itu berdiskusi
Waktunya harus singkat dan masing-masing didesak untuk berpikir
permasalahan. Bila waktu terlampau banyak, besar kemungkinan
pembicara panjang lebar dan menyeleweng dari inti persoalan, tentu
tak ada salahnya guru memperpanjang waktu yang ditentukan bila
ternyata bahwa anak-anak masih sibuk semua.
5) Menentukan organisasi kelompok
Organisasi kelompok sederhana saja cukup dengan seorang ketua
dan seorang penulis/pelapor. Guru dapat menentukan lebih dulu
atau membiarkan anak memilih ketuanya sendiri, cara-cara
menentukan peserta kelompok kecil, seperti dikatakan di atas
kelompok kecil hanya diberi waktu singkat untuk
berdiskusi.Dengan sendirinya pembentukan kelompok harus
dilakukan dengan cepat tanpa banyak membuang waktu. Disini
akan kami anjurkan beberapa cara pembentukan kelompok
a) Pembentukan kelompok menurut tempat duduk
Anak -anak yang sebaris apakah ke samping atau kebelakang
dijadikan suatu kelompok dengan jumlah lima orang.
b) Pengelompokan lebih dahulu ditentukan. Ini dapat dilakukan
berdasarkan:
(1) Nama-nama menurut abjad
(2) Hasil tes sosiodrama melihat hubungan psikologi antar
individu misalnya: pengelompokan atas dasar keakraban
berteman. Anak diminta untuk menuliskan tiga temannya
(3) Bakat dan minat anak.
(4) Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anak-anak yang
ada pengetahuannya tentang masalah yang dibicarakan
disebarkan ke dalam kelompok.
c) Pengelompokkan menurut bilangan
Guru dapat menghitung murid dari satu sampai tujuh (bila ada
35 anak) atau delapan (bila ada 40 anak) sampai setiap anak
mendapat nomor tertentu. Kemudian guru menentukan bahwa
tiap nomor satu membentuk satu kelompok demikian pula
semua nomor dua, nomor tiga, dan seterusnya sehingga
terbentuk 7-8 kelompok menurut besar kelas.
d) Pembentukan kelompok berdasarkan kartu nomor ini suatu
variasi dari nomor tiga.
Guru membuat kartu kartu dan pada tiap kartu dituliskan
nomor 1 sampai 7 atau delapan (tergantung pada jumlah murid)
kartu ini dapat dikocok dan kepada setiap murid diberikan satu
nomor sesudah itu guru mengatakan bahwa tiap nomor 1
membentuk kelompok, demikian pula nomor 2, nomor 3 dan
seterusnya. Cara ini membuat kelompok dapat berganti
sehingga anak-anak belajar bekerja sama dengan anak-anak
yang lain untuk setiap kerja kelompok. Anak-anak hendaknya
kelas biasa segera pula kembali kepada situasi kelas biasa tanpa
membuang waktu.
e) Kelompok jangka panjang ada kalanya harus dibagi dalam
kelompok yang harus bekerja sama dengan jangka panjang,
dalam pengajaran unit misalnya suatu kelompok baru dapat
diselesaikan dalam beberapa minggu. Bila dalam kelompok
pendek semua kelompok diberi tugas yang sama, maka pada
kelompok jangka panjang dalam hubungan unit, setiap
kelompok mendapat tugas yang berbeda yakni salah satu
bagian aspek dari suatu masalah penting yang luas yang
dihadapi oleh kelas sebagai keseluruhan. Beberapa prinsip
untuk kerja kelompok yang baik. Dalam kerja kelompok ada
kemungkinan guru terlampau banyak menguasai atau
mengaturnya, dapat juga seakan-akan memberi terlampau
banyak tanggung jawab kepada anak.
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok
Penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran di
sekolah dasar memiliki beberapa kelebihan dan ada juga kekurangan.
Berikut ini merupakan beberapa kelebihan penerapan metode kerja
kelompok menurut (Joesafira, 1999: 34):
1) Dapat memupuk rasa kerjasama sesama anggota kelompok.
2) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan
4) Melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang tidak
mungkin sesuai atau kurang sesuai dengan menggunakan metode
lain.
Kelebihan penerapan metode kerja kelompok juga tak luput
dari beberapa kelemahan di dalam proses pembelajaran yakni:
1) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjokan diri atau
sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung
kepada orang lain.
2) Didominasi oleh seseorang.
4. Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun
a. Bangun Datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh
garis-garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997). Bangun datar
dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua
dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau
tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar
merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan
b. Sifat Bangun Datar
Terdapat beberapa jenis bangun datar sebagai berikut (Imam
Roji, 1997):
1) Layang-layang
Terbagi atas dua diagonal yang berbeda ukurannya.
2) Persegi
a. Semua sisi - sisinya sama panjang
b. Semua sudut sama besar
3) Persegi panjang
a. Sisi yang berhadapan sama panjang
b. Semua sudut sama besar
4) Belah ketupat
a. Semua sisi - sisinya sama panjang
b. Sudut yang berhadapan sama besar
5) Jajar genjang
a. Sisi yang berhadapan sama panjang
b. Sudut yang berhadapan sama besar
6) Lingkaran
c. Memiliki simetri lipat
d. Simetri putar yang tak terhingga jumlahnya
c. Bagun Ruang
Bangun ruang pada dasarnya didapat dari benda-benda konkret
proses memperhatikan dan menentukan sifat, atribut, ataupun
karakteristik khusus yang penting saja dengan mengesampingkan
hal-hal yang berbeda yang tidak penting. Idealisasi adalah proses
menganggap segala sesuatu dari benda- benda konkret itu ideal.
Unsur-unsur geometri ruang adalah sisi, rusuk, dan titik sudut. Sisi adalah
sekat atau perbatasan bagian dalam dan bagian luar. Rusuk adalah
perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang, sehingga merupakan
ruang garis.Titik sudut adalah merupakan perpotongan tiga bidang atau
perpotongan tiga rusuk atau lebih. Johnson and Rising (1978)
menyatakan bahwa: "Mathematics is a creation of the human mind,
concerned primarily with ideas, processes, and reasonin." yang berarti
bahwa matematika merupakan kreasi pemiiran manusia yang pada
intinya berkait dengan ide-ide, proses dan penalaran.
d. Sifat Bangun Ruang
Menurut Travers dkk (1987) menyatakan bahwa: "Geometry is
the study of the relationships among points, angles, surfaces and
solids". Hal ini menunjukkan bahwa geometri adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang dan
bangun-bangun ruang.
1) Tabung
a) Mempunyai sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas, sisi alas, dan
selimut tabung.
c) Bidang atas dan bidang alas berbentuk lingkaran dengan ukuran
sama.
d) Memiliki sisi lengkung yang disebut selimut tabung.
e) Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung.
2) Prisma
a) Prisma terdiri dari atas sisi alas dan sisi atas yang bentuk dan
ukurannya sama
b) Prisma terdiri atas sisi-sisi tegak yang berbentuk persegi
panjang.
c) Prisma segi empat mempunyai 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.
d) Prisma segi lima mempunyai 7 sisi, 15 rusuk dan 10 titik sudut
3) Kerucut
a) Alasnya berbentuk lingkaran.
b) Memilik sisi lengkung yang disebut selimut kerucut.
c) Memiliki sebuah titik puncak.
d) Jarak titik puncak ke alas disebut tinggi kerucut.
4) Limas
a) Sisi - sisi tegak pada limas berbentuk segitiga
b) Rusuk - rusuk tegak yang ditarik dari sudut - sudut alas bertemu
di satu titik.
c) Tinggi limas merupakan jarak dari titik puncak ke tengah alas
5) Kubus
a) Terdiri dari atas sisi alas, sisi atas, dan sisi samping yang
berbentuk persegi dan ukurannya sama.
b) Memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.
6) Balok
a) Balok terdiri dari atas sisi alas dan sisi atas yang bentuk dan
ukurannya sama.
b) Memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.
c) Mempunyai bentuk sisi persegi atau persegi panjang.
5. Pembelajaran Matematika Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun Menggunakan Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dipilih sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat bangun dan hubungan
antar bangun dengan latar belakang bahwa siswa mengalami kesulitan
untuk memahami soal dan permasalahan tentang sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun. Melalui metode kerja kelompok akan terjadi
interaksi antar siswa dalam kelompok untuk secara bersama-sama
memecahkan permasalahan tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun. Siswa mempunyai kesempatan untuk saling berdiskusi, saling
bertanya dan bekerjasama untuk memecahkan soal yang ada sehingga
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode kerja kelompok pada materi sifat-sifat bangun dan hubungan
dijabarkan sebagai berikut.
a. Guru menentukan masalah yang akan didiskusikan
Permasalahan dalam hal ini yaitu sifat-sifat bangun dan hubungan
antar bangun.
b. Memilih saat yang tepat
Saat pembelajaran tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun dirasakan tepat karena siswa belum memahami materi secara
mendalam tetapi mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga akan
terbentuk interaksi yang baik dalam kelompok kerja.
c. Menetukan peserta dalam tiap kelompok
Pemilihan kelompok oleh guru dapat dilakukan dengan mengunakan
no absensi siswa, atau menggunakan metode meja yang berdekatan
untuk efisiensi waktu. Jumlah kelompok antara 4-5 orang karena
jumlah yang terlalu besar menjadi tidak efektif.
d. Menentukan lamanya kelompok itu berdiskusi
Guru memberikan batasan waktu pada siswa untuk mendiskusikan dan
memecahkan masalah tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun.
e. Memberikan penilaian
Hasil diskusi dan pemecahan soal tentang sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun selanjutnya diberikan penilaian dengan
di depan kelas. Selanjutnya guru melakukan penilaian secara kelompok
dan individual.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan
sebelumnya oleh beberapa peneliti diantaranya sebagai berikut.
1. Didik Syaifudin (2012), dengan judul penelitian ”Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas IV SD
N 2 Madiun”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitiannya adalah siswa kelas IV SD sebanyak 24 orang. Tindakan
kelas dilakukan sebanyak 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri
dari 2 kali pertemuan. Hasil penelitian diketahui metode kerja kelompok
mampu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dengan
peningkatan prestasi sebesar 38%.
2. Erni Sri Mulyati (2003) dengan judul penelitian “Penggunaan metode
kerja kelompok dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa bidang
studi Biologi di SLTP Negeri I Mandirancan Kabupaten Kuningan”.
Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian tindakan kelas.
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X SLTP. Hasil penelitian
diperoleh kesimpulan metode kerja kelompok berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa bidang studi Biologi di SLTP Negeri I Mandirancan.
3. Penelitian Amin (2011) dengan judul penelitian “Penggunaan Metode
Penjumlahan Pecahan Kelas V SD N 3 Sragen”. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas V SD.
Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dan 4 kali pertemuan. Hasil penelitian
metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik
sehingga peserta didik.
C. Kerangka Berfikir
Matematikan sering kali dianggap sulit dan ditakuti oleh sebagian besar
siswa. Pembelajaran matematika dengan materi bilangan, penggunaan
rumus-rumus yang rumit dan pengenalan bangun ruang membuat matematika
menjadi pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa. Hal demikian juga terjadi
pada siswa Kelas V sekolah dasar yang mulai belajar mengenal sifat-sifat
bangun dan hubungan antar bangun. Banyak siswa yang mengalami kesulitan
untuk memecahkan soal tentang materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun.
Permasalahan tersebut sangat perlu untuk dicarikan solusi
pemecehannya. Kuncinya adalah penggunaan metode pembelajaran yang
tepat sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Pembelajaran perlu
dilakukan dengan metode pembelajaran yang menarik dan tidak
membosankan agar siswa bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan guru yaitu
metode kerja kelompok. Penggunaan metode kerja kelompok akan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan teman yang
Selain itu siswa juga akan menjadi aktif untuk berfikir, mengemukakan
pendapatnya dan bekerjasama dengan teman lain untuk memecahkan
persoalan yang ada. Dilihat dari suasana kelas, penggunaan metode kerja
kelompok akan membuat suasana kelas menjadi lebih variatif dan tidak
membosankan. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode kerja
kelompok yaitu siswa akan mampu memahami materi yang menjadi bahan
diskusi dengan baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini yaitu “Metode kerja kelompok mampu
meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi memahami sifat-sifat
bangun dan hubungan antar bangun di SD Negeri Prajegsari 1 tahun
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas adalah suatu upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
(Mulyasa, 2009). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif
yang artinya pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan peneliti
sebagai pengamat. Peneliti dan guru yang bersangkutan bekerja sebagai satu
tim, dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan,
refleksi tindakan dan perencanaan untuk siklus berikutnya.
Ada beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas yang membedakan
dengan jenis penelitian yang lain. Karakteristik PTK adalah sebagai berikut:
1. Adanya masalah dalam PTK yang dipicu oleh kesadaran pada diri guru
bahwa praktek yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah
yang perlu diselesaikan. Guru merasa perlu ada yang diperbaiki dalam
praktek pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan mengingat
kembali apa yang dilakukan guru selama ini di dalam kelas, apa dampakna
terhadap siswa dan mengapa dampaknya seperti itu, sehingga dapat
dijadikan renungan tindakan mana yang merupakan kelemahan dan
kelebihan. Selanjutnya guru dapat memperbaiki kelemahan dan
mengulangi atau bahkan menyempurnakan tindakan yang dianggap sudah
2. Penelitian dilakukan di dalam kelas yang fokus penelitiannya adalah
kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi.
3. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran,
perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan
penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus
yang berpola.
Adapun rancangan (desain) penelitian tindakan kelas yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan
McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart (Mulyasa, 2009) terdapat
empat komponen dalam penelitian tindakan yaitu perencanaan tindakan,
observasi dan refleksi dalam suatu sitem spiral yang saling terkait. Alur
(langkah) pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada gambar
berikut.
REFLEKSI SIKLUS I TINDAKAN REFLEKSI SIKLUS II TINDAKAN
PENGAMATAN PENGAMATAN
Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan Taggart
Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama sebelum melaksanakan
tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama tindakan
yang akan dilakukan. Langkah kedua setelah rencana disusun secara matang ,
adalah melaksanakan tindakan yang telah direncanakan. Langkah ketiga
bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses
pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat,
berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi
atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya
dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan
perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak
sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Hal ini dilakukan
seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
B. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan dimulai dengan minta ijin kepada kepala sekolah dimana
terdapat kelas yang akan diteliti. Selanjutnya mengadalan observasi
masalah di kelas V pada minggu pertama bulan Mei tahun 2012. Penelitian
dilaksanakan pada minggu 2 bulan Mei tahun 2012. Setelah penelitian
berlangsung dilakukan pengolahan data dari hasil penelitian dan
penyusunan laporan yang dilakukan bulan juni 2012. Rencana pelaksanaan
Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des
1. Pengumpulan data awal √
2. Observasi √
3. Izin pengambilan data √
4. Pengambilan data √
5. Analisis Data √
6. Penyusunan laporan √ √ √ √
7. Ujian Skripsi √
8. Revisi laporan skripsi √
2. Tempat penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Prajegsari 1, Tempuran,
Magelang tahun pelajaran 2011-2012.
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Prajegsari 1, Tempuran,
Magelang dengan jumlah siswa 22 anak.
4. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar matematika
berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
menggunakan metode kerja kelompok.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini peneliti akan mengambil dua siklus dengan rencana
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Prajegsari 1.
b. Menyusun silabus
c. Menyusun RPP.
d. Membuat kisi-kisi soal untuk siklus 1 dan 2.
e. Membuat teks soal.
f. Menentukan skor setiap soal.
2. Rencana tindakan setiap siklus
Siklus 1 pertemuan pertama
a. Rencana tindakan:
1) Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Menjelaskan cara membentuk kelompok dan cara mengerjakan tugas
yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar.
4) Secara kelompok siswa mengerjakan soal cerita yang berkaitan
dengan sifat-sifat bangun datar.
5) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan sesuai perencanaan.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung,
dangan cara memperhatikan cara siswa membentuk kelompok hingga
d. Refleksi
1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus.
2) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan dalam
menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun
dan hubungannya dengan bangun datar.
3) Merancang dan memodifikasi tindakan berikutnya.
Siklus 1 pertemuan 2
a. Rencana tindakan
1) Menyiapkan soal ulangan tertulis.
2) Menetukan skor soal ulangan.
b. Rencana pelaksanaan
1) Melaksanakan ulangan tertulis.
2) Menjelaskan cara pengerjaan soal.
c. Observasi
Mengobservasi cepat lambatnya siswa dalam mengerjakan soal, bekerja
sendiri atau melihat punya temen.
d. Refleksi
1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian khusus.
2) Melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
pengerjaan soal.
Siklus ll pertemuan pertama
a. Rencana tindakan
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Menjelaskan cara membentuk kelompok, dan cara mengerjakan soal
cerita tentang sifat-sifat bangun ruang.
4) Secara kelompok siswa mengerjakan soal cerita tentang sifat-sifat
bangun dan hubungan antar bangun ruang
5) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dari
membentuk kelompok sampai siswa bekerja dalam kelompok.
d. Refleksi
1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus selama
pembelajaran berlangsung.
2) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal cerita tentang sifat-sifat bangun dan hubungan
antar bangun ruang.
Siklus ll pertemuan kedua
a. Rencana tindakan
1) Menyiapkan soal ulangan.
2) Menetukan skor soal ulangan.
b. Rencana pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana tindakan.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan cara memperhatikan cara siswa membentuk kelompok hingga
kegiatan pembelajaran selesai.
d. Refleksi
1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus.
2) Membadingkan jumlah siswa yang mampu melakukan pembagian
pada siklus 1 dan siklus 2.
3) Membandingkan skor rata-rata nilai siklus 1 dan siklus 2, ada
peningkatan atau tidak.
4) Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat
bangun dan hubungan antar bangun.
D. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar
matematika yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun. Data tersebut berupa nilai matematika yang
diperoleh dari hasil penilaian pada kemampuan siswa menggunakan tes.
Instrumen dan pengumpulan data yang digunakan adalah soal uraian
sebanyak 10 butir soal yang berkaitan dengan memahami sifat-sifat bangun
E. Penyusunan Instrumen
1. Instrumen
Instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran
yang mencakup Silabus, RPP, LKS dan instrumen penilaian akhir yang
mencakup 10 butir soal dengan materi sifat-sifat bangun dan hubungan
antar bangun.
a. Proses penyusunan
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
ini adalah tes tertulis, bentuk soal uraian yang berkaitan dengan
memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan
mengacu pada kisi-kisi soal di bawah ini.
b. Kisi-kisi tes akhir siklus 1 dan 2
Kisi-kisi tes akhir untuk siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 3.2
dan Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 2.
Kisi-kisi Soal Akhir Siklus 1
Standar kompetensi
Tabel 3.
Kisi-kisi Soal Akhir Siklus 2
Standar kompetensi
Kompetensi dasar Indikator Soal Skor nilai soal carita sifat-sifat bangun dan
Menurut Masijo (1995: 242) validitas merupakan taraf sampai
dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes dapat
dikatakan valid bila dilihat secara langsung dari yang sudah dicek valid
atau tidaknya dan dapat dilihat setelah membandingkan dengan tes lain
yang telah valid. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi
untuk menyusun instrumen yang berpedoman pada indikator dalam
kisi-kisi instrumen sesuai dengan materi, lalu dikonsultasikan pada ahlinya,
Tabel 4.
Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penelitian
No Perangkat
Pembelajaran
Expert Judgment Rata - rata
Skor
1. Silabus Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,33
Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4.77
Rata - rata 4,55
2. RPP Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,47
Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4,66
Rata - rata 4,56
3. LKS Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,62
Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4,75
Rata - rata 4,68
4 Bahan Ajar Kepala SD Negeri Prajegsari 1 4,40
Guru Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 4'60
Rata - rata 4,50
Tabel 5.
Kriteria Validasi Instrumen Pembelajaran
Interval Rata - rata skor Keterangan
4,5 - 5 Sangat Baik
4 - 4,49 Baik
3,25 - 3,99 Cukup
2,75 - 3,24 Kurang Baik
0 - 2,74 Sangat Kurang Baik
Berdasarkan hasil validasi di atas, diketahui bahwa silabus
memperoeh rata-rata skor 4,55 dengan kriteria sangat baik. RPP
memperoleh rata-rata 4,68 dengan kriteria sangat baik dan bahan ajar
memperoleh rata-rata 4,50 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil
tersebut, maka diperoleh perangkat peeembelajaran yang valid dab
perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti dapat digunakan dalam
penelitian ini.
F. Analisis Data
Kriteria keberhasilan siswa ditentukan berdasarkan standar KKM
sebesar 65. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif. Keberhasilan siswa akan diperhitungakan dengan dengan
menggunakan persentase dengan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2006:
43):
P = F / N x 100%
Keterangan:
P : Persentase yang dicari F : Frekuensi
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
dengan menggunakan metode kerja kelompok mata pelajaran matematika
Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang semester II tahun
pelajaran 2011-2012. Materi pelajaran difokuskan pada memahami sifat -
sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang
pada tanggal 7 sampai 19 Mei tahun 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa
Kelas V Kelas V SD Negeri Prajegsari 1 Tempuran Magelang semester II
tahun pelajaran 2011-2012 sebanyak 22 orang. Pelaksanaan PTK dimulai
dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi awal. Peneliti bersama
dengan guru kelas mendiskusikan tentang pelaksanaan pembelajaran
matematika materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Diskusi
tersebut menghasilkan kesimpulan tentang proses pembelajaran menulis
karangan sebagai berikut:
1. Guru melaksanakan pembelajaran matematika dengan metode ceramah
dan latihan soal.
2. Guru memberikan penjelasan materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar
3. Guru memberikan contoh untuk mengerjakan soal selanjutnya siswa
diberikan soal dan pertanyaan untuk dikerjakan.
4. Diketahui tingkat keberhasilan belajar siswa masih sangat rendah yaitu
hanya mencapai 50% dan sisanya adalah siswa yang mempunyai nilai di
bawah KKM.
Kendala-kendala yang dihadapi guru selama melaksanakan
pembelajaran sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun sebagai berikut:
1. Sebagian siswa kesulitan memahami materi sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun.
2. Banyak siswa mengalami kesulitan untuk memecahkan soal cerita tentang
sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
3. Guru mempunyai keterbatasan untuk memberikan penjelasan kepada
seluruh siswa secara mendalam.
4. Siswa terlihat kurang berminat dan kurang bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran, yang ditunjukkan dengan rendahnya rasa ketertarikan
siswa terhadap pembelajaran, pembelajaran yang dianggap kurang menarik
dan materi matematika dianggap sulit.
Dalam rangka memecahkan permasalahan tersebut, peneliti
menawarkan model pembelajaran menggunakan media kerja kelompok
sebagai alat bantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan media
kerja kelompok mempunyai sasaran agar terjadi interaksi antar siswa,
memberikan kesempatan untuk berdiskusi, saling memberi tahu antar teman
yang belum jelas dan bekerjasama untuk memecahkan soal. Secara psikologis
siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika. Tahap selanjutnya adalah
menyusun langkah-langkah pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini akan
dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali
pertemuan.
1. Siklus 1
Setiap siklus terdiri dari 4 bagian yaitu rencana kegiatan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan siklus I dalam penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut.
a. Rencana kegiatan
Rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1
adalah menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal kelompok dan soal-soal
yang akan diujikan pada akhir siklus 1.
b. Pelaksanaan tindakan
Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu
pada Tanggal 8 dan 9 Mei 2012 di Kelas V dengan jumlah siswa 22
anak. Pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode kerja
kelompok dan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disiapkan. Pada akhir siklus pertama diadakan ulangan
dengan bentuk soal uraian yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa setelah pembelajaran memahami sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru pamong.
dengan mengisi lembar pengamatan. Guru pamong memantau apakah
peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran atau tidak. Guru pamong juga mengamati
siswa tentang keikut sertaan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti
mengamati kegiatan siswa tentang kesulitan, hambatan, kerjasama dan
aktifitas siswa dalam kelompok. Jika kegiatan pembelajaran selesai
peneliti memberikan ulangan yang bertujuan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Hasil ulangan dari siswa pada siklus 1 dituangkan pada Tabel 4.1
berikut.
Tabel 6.
Hasil Ulangan Siswa pada Siklus 1
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai hasil ulangan siswa setelah
mengikuti pembelajaran siklus I menggunakan metode kerja kelompok.
Hasil tersebut diketahui ketuntasan belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran siklus I sebanyak 14 orang (64%) sedangkan siswa yang
tidak tuntang yaitu yang mempunyai nilai kurang dari KKM (65)
sebanyak 8 orang (37%). Hasil ini menunjukkan bahwa keberhasilan
belajar siswa masih belum maksimal dan belum memenuhi target,
sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui beberapa
hambatan yang ditemui pada pelaksanaan siklus 1 diharapkan dapat
diatasi pada pembelajaran siklus 2. Berdasarkan hambatan tersebut,
peneliti mengambil kesimpulan langkah perbaikan proses pembelajaran
sebagai berikut:
1) Guru perlu menjelaskan materi tentang sifat-sifat bangun yang
berkaitan dengan bangun datar terlebih dahulu agar dipahami
sehingga dalam menyelesaikan soal cerita tentang bangun datar
siswa tidak mengalami kesulitan
2) Guru perlu mengawasi lebih dekat pada kelompok agar siswa
bekerja dengan optimal.
3) Menentukan kalimat matematika yang mudah difahami pada soal
cerita agar siswa lebih cepat mengerjakan soalnya sehingga
d. Refleksi
Refleksi dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah
sebagai berikut:
1) Kesulitan siswa pada siklus 1 adalah siswa masih belum bisa
memahami isi cerita pada soal matematika.
2) Siswa mengalami belajar kelompok karena baru pertama kali,
sehingga dalam mengerjakan tugas nampak masih belum ada
kerjasama bahkan masih terkesan uring-uringan dan cenderung
mengerjakan tugas secara individualistis.
3) Pembentukan kelompok menghabiskan waktu terlalu lama karena
pada umumnya siswa masih lamban dalam menentukan kalimat
matematika dalam soal cerita yang berakibat menghambat kegiatan
kelompok.
Hasil observasi dan refleksi dari pelaksanaan siklus I selanjutnya
akan dijadikan dasar untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan
siklus II.
2. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dijabarkan sebagai berikut:
a. Rencana kegiatan
Rencana kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 meliputi
menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal-soal kelompok dan soal-soal
b. Pelaksanaan tindakan
Pembelajaran siklus dua dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu
mulai Tanggal 15 dan 16 Mei 2012, di Kelas V dengan jumlah siswa 22
orang. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode kerja
kelompok serta dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir siklus II diadakan ulangan
dengan bentuk soal uraian dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar
siswa berkaitan dengan adanya peningkatan atau tidak. Pembelajaran
dilaksanakan dengan memperhatikan kekurangan pada siklus I
kemudian diperbaiki agar kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi
pada siklus II.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan dengan bantuan guru pamong.
Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan mengisi lembar pengamatan. Hasil pengamatan pembelajaran
siklus II yaitu hambatan bagi siswa sudah berkurang, siswa sudah dapat
memahami isi cerita pendek serta mampu menyelesaikan soal cerita
yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun dan hubungannya dengan
bangun datar dan ruang. Selain itu siswa sudah dapat bekerja sama
dengan teman teman satu kelompok, dan sikap individualitas sudah
berkurang sehingga dalam kelompok tampak kompak.
Pelaksanaan siklus I tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang, pada
kelihatan aktif dan tidak nampak ada anak yang menganggur. Pada
pembelajaran siklus II anak lebih kelihatan berani berbicara dan
mengajukan pendapat. Pada akhir siklus II diadakan ulangan dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi yang dicapai siswa
setelah pembelajaran selesai. Kemudian membandingkan dengan hasil
pemebelajaran pada siklus I. Hasil ulangan siklus II dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut.
Tabel 7.
Hasil Ulangan Siswa pada Siklus II
Berdasarkan data pada tabel 4.2 diketahui ketuntasan belajar pada
siklus II mencapai 20 orang (91%) sedangkan siswa yang tidak tuntang
hanya sebanyak 2 orang (9%). Hasil ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil yang baik dibandingkan dengan siklus I dan telah
mencapai hasil yang diharapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
peningkatan prestasi belajar sudah dicapai dengan demikian penelitian
tidak perlu dilanjutkan.
d. Refleksi
Refleksi hasil pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Hambatan yang dialami siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa
telah mampu menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan
sifat-sifat bangun datar atau bangun ruang.
2) Proses pembentukan kelompok sudah tidak membutuhkan waktu
lama karena siswa sudah mengerti tata caranya. Kerjasama,
keberanian berbicara, keberanian mengeluarkan pendapat sudah
dilakukan siswa yang pada siklus II ini tiap kelompok hanya 4 orang
sehingga tiap anak aktif bekerja.
Hasil ini dapat diartikan bahwa siklus II telah dilaksanakan dengan
baik. Tingkat keberhasilan siswa telah mencapai target yang maksimal.
Sebanyak 2 orang siswa yang belum mencapai KKM akan
ditindaklanjuti oleh guru dengan memberikan remidi. Dapat
kelompok pada siklus II sudah efektif sehingga tidak diperlukan untuk
melakukan tindakan lanjutan.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok pada
siklus I dan siklus II telah terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa. Hal tersebut terlihat dari peningkatan nilai hasil ulangan
dari kondisi awal, hasil siklus I dan siklus yang dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut.
Tabel 8.
Ringkasan Hasil Penelitian
No Nama
Data Awal Sesudah Tindakan
Nilai Ketuntasan
Siklus I Siklus II