• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUMUSAN STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MELALUI PENILAIAN KINERJA TEKNOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUMUSAN STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MELALUI PENILAIAN KINERJA TEKNOLOGI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERUMUSAN STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN

AIR MINUM DALAM KEMASAN MELALUI PENILAIAN

KINERJA TEKNOLOGI

Ari Basuki

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura, e-mail: aribasuki.utm@gmail.com

ABSTRAK

PT. X adalah salah satu perusahaan air minum dalam kemasan yang saat ini sedang berkembang dan bersaing ketat dengan para kompetitornya. Untuk bisa memenangkan persaingan bisnis, maka perusahaan ini harus mampu merumuskan strategi keunggulan bersaing. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja komponen teknologi PT. X, yang nantinya akan dijadikan dasar dalam merumuskan strategi tersebut. Metode teknometrik digunakan untuk menilai kinerja komponen teknologi yang akan menghasilkan pemetaan kontribusi masing-masing komponen teknologi. Kemudian, hasil pemetaan ini akan dijadikan input dalam merancang strategi keunggulan bersaing dengan menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja komponen teknologi secara agregat, menghasilkan nilai TCC sebesar 0,579 atau dapat dikatakan kinerja teknologi PT. X berada pada kategori cukup mendekati baik. Dan, strategi keunggulan bersaing yang harus diwujudkan oleh PT. X harus ditekankan pada komponen teknologi technoware dengan cara memperbaiki fasilitas pendukung sistem operasi dan peningkatan daya inovasi perusahaan.

Kata kunci: Strategi Keunggulan Bersaing, Kinerja Komponen Teknologi, Teknometrik,

SWOT PENDAHULUAN

Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (selanjutnya disebut ADMK) telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Kinerja industri air minum dalam kemasan (AMDK) selama kuartal I/2014 meningkat 9% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (industri.bisnis.com). Tingginya angka pertumbuhan ini menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tidak sedikit perusahaan AMDK yang gulung tikar karena kalah bersaing dengan kompetitornya.

Perusahaan AMDK, PT. X yang berdomisili di Sidoarjo adalah salah satu perusahaan air minum dalam kemasan yang sedang berkembang dan berupaya untuk bisa merumuskan strategi yang unggul dalam menghadapi para pesaingnya. Menurut Pitts dan Lei (2003), keunggulan bersaing memungkinkan perusahaan memperoleh kinerja unggul pada jangka waktu tertentu. Selain sumber daya manusia, teknologi adalah salah satu faktor yang sangat berperan dalam menciptakan keunggulan bersaing suatu perusahaan. Teknologi telah banyak diaplikasikan sebagai variabel yang strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan produktivitas perusahaan (Hany, 2010).

Teknologi secara umum menurut the Economic and Social Commission for Asia and the Pasific (ESCAP) of United Nation, membagi teknologi tadi menjadi ke dalam empat komponen komponen teknologi. Pencapaian keunggulan bersaing sebuah perusahaan dapat

(2)

dicapai dengan cara peningkatan kinerja teknologi, yaitu dengan meningkatkan kinerja dari setiap komponen teknologi yang ada didalam perusahaan secara simultan. Menurut Purwaningsih, dkk (2005), transformasi peningkatan kinerja teknologi tidak dapat dilakukan tanpa salah satu dari keempat komponen tersebut. Keempat komponen dasar tersebut adalah technoware, humanware, infoware dan orgaware.

Dijelaskan oleh Susihono (2012), bahwa komponen technoware, humanware, inforware dan orgaware berfungsi untuk mengubah input menjadi output yang mempunyai variasi dan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Technoware merupakan inti dari proses transformasi yang dioperasikan oleh Humanware dengan menggunakan inforware yang ada. Technoware tidak akan mampu bekerja tanpa adanya humanware. Humanware mempunyai peran kunci didalam proses transformasi, karena Humanware menyebabkan komponen technoware akan menjadi lebih produktif. Lebih lanjut, menurut Moran dan Brightman (2000), komponen Humanware sangat menentukan kesuksesan proses perubahan organisasi karena didalamnya terkait dengan kemampuan sumberdaya manusia yang merupakan subyek penting yang akan melaksanakan proses perubahan dari hasil dan proses perubahan yang direncanakan. Inforware merepresentasikan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. Orgaware berperan mengkoordinasi ketiga komponen inforware, humanware dan technoware secara bersamaan dalam suatu proses transformasi agar sebuah proses dapat berlangsung dengan seefisien mungkin.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja teknologi dari setiap komponen teknologi yang dimiliki PT. X selama ini guna dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan sebuah strategi keunggulan bersaing yang lebih baik.

METODA

Untuk merumuskan strategi keunggulan bersaing di PT. ‘X’, pada penelitian ini

digunakan dua metode utama yakni metode teknometrik dan SWOT. Menurut Nazaruddin (2008), metode teknometrik digunakan untuk menilai kinerja dengan titik berat pengukuran pada keempat komponen teknologi (technoware, humanware, orgaware, dan infoware). Hasil dari metode ini akan dijadikan dasar dalam merumuskan sebuah strategi dengan menggunakan metode SWOT.

Tahapan dalam Teknometrik 1. Estimasi Tingkat Sofistikasi

Estimasi tingkat sofistikasi dilakukan untuk menentukan klasifikasi komponen teknologi yang dilakukan dengan menggunakan panduan kuisioner. Kuisioner ini berisikan kriteria generik teknometrik hasil pengembangan United Nation Economic and Social Commision for Asia and the Pasific (UNESCAP). Tingkat sofistikasi diperoleh dengan mengidentifikasi seluruh item (kriteria) utama dari technoware, humanware, inforware dan organware (Susihono, 2012). Technoware adalah teknologi yang melekat pada obyek (object embodied technology) meliputi seluruh fasilitas fisik yang diperlukan dalam operasi transformasi. Humanware adalah teknologi yang melekat pada manusia (person embodied technology) meliputi seluruh kemampuan yang dimiliki dan diperlukan dalam operasi transformasi. Infoware adalah teknologi yang melekat pada dokumen (document embodied technology) mencakup seluruh fakta dan gambar-gambar yang diperlukan dalam operasi transformasi. Orgaware adalah teknologi yang melekat pada kelembagaan (institution embodied technology) mencakup kerangka kerja yang diperlukan pada operasi transformasi.

(3)

2. Menilai State of the art

Prosedur penilaian state-of- the-art adalah dengan menggunakan kriteria umum untuk setiap komponen teknologi yang telah disarankan sebagai kriteria spesifik untuk mengembangkan sistem rating. Nilai rating state-of- the art diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Susihono,2012) :

(1) (2) (3) (4) Dimana :

tik= skor kriteria ke-k untuk technoware item i

hij= skor kriteria ke-i untuk humanware kategori j

fm= skor kriteria ke-m untuk inforware

On= skor kriteria ke-n untuk orgaware

3. Penentuan Kontribusi Komponen

Nilai Kontribusi tiap item komponen teknologi dihitung dengan menggunakan input nilai batas level sofistikasi dan rating state of the art, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Susihono, 2012) : (5) (6) (7) (8) Dimana :

Ti = kontribusi masing-masing item i dari technoware Hj = kontribusi masing-masing item j dari humanware I = kontribusi masing-masing item i dari infoware O = kontribusi masing-masing item o dari orgaware U = batas atas

L = batas bawah

Nilai Ti menunjukan kontribusi dari tiap-tiap item technoware sedangkan nilai Hj menunjukan kontribusi dari tiap-tiap kategori Humanware. Untuk nilai I menunjukkan kontribusi dari tiap-tiap kategori infoware dan nilai O sendiri menunjukkan kontribusi dari kategori orgaware.

4. Penilaian Intensitas Kontribusi Komponen

Nilai intensitas kontribusi komponen teknologi dihitung dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan AHP. Dengan metode AHP, akan diperoleh bobot (nilai intensitas) tiap komponen teknologi. Nilai ini akan digunakan untuk menghitung besarnya Technology Contributions Coefficien (TCC).

(4)

5. Perhitungan Technology Contributions Coefficien (TCC)

Nilai TCC dari sebuah perusahaan menunjukan hasil kontribusi teknologi gabungan (joint contribution) untuk keseluruhan operasi transformasi. Nilai TCC tidak memungkinkan nol karena 0 berarti tidak ada aktivitas transformasi tanpa keterlibatan seluruh komponen teknologi, nilai maksimum TCC = 1. Nilai TCC dihitung dengan menggunakan input

nilai kontribusi T, H, I ,O dan β yang telah diperoleh menggunakan persamaan (1). TCC

juga dapat dipandang sebagai technology content aided (TCA) per output (Susihono,2012), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(9) Di mana :

T = Kontribusi fasilitas rekayasa terhadap koefisien kontribusi teknologi H = Kontribusi kemampuan insan dari manusia

I = Kontribusi akses dan kemampuan teknologi O = Kontribusi pemanfaatan atas perangkat organisasi b = Kepentingan relatif kriteria fasilitas rekayasa Perumusan Strategi Dengan SWOT

Menurut Dudiagunoviani (2009), perencanaan strategi kompetitif harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini diperusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika pemikiran yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Berdasarkan hasil penilaian tiap komponen teknologi, diketahui skor masing-masing item komponen. Nilai skor ini merepresentasikan kinerja tiap komponen teknologi, apakah tiap komponen tersebut telah dijalankan dengan baik oleh perusahaan ataukah menunjukkan kinerja yang masih lemah (belum baik). Pemetaan baik atau lemahnya tiap komponen teknologi akan menjadi input kekuatan dan kelemahan dalam metode SWOT. Jadi, dengan analisis SWOT nantinya dapat dihasilkan 4 kemungkinan alternatif strategi, adapun strateginya yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.

Tabel 1. Pemetaan perumusan strategi dengan identifikasi SWOT

(5)

HASIL & DISKUSI

Dengan melakukan penilaian pada setiap item komponen teknologi yang sesuai dengan panduan UNESCAP, diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Nilai kontribusi komponen teknologi PT. X

Komponen LL UL Rating SoA Kontribusi Teknologi (T, H, I, O)

Technoware 3 5 0,63 0,47

Humanware 2,33 7 0,73 0,64

Inforware 3 8 0,66 0,70

Orgaware 4 6 0,80 0,62

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa besarnya kontribusi setiap komponen teknologi di PT. X adalah tidak sama. Komponen teknologi yang menghasilkan kontribusi terbesar untuk peningkatan keunggulan bersaing PT. X berasal dari komponen Infoware dengan nilai 0,70. Sedangkan, komponen Technoware memberikan kontribusi yang paling kecil (0,47). Penyebab utamanya adalah komponen technoware, seperti fasilitas fisik yang dimiliki PT. X dalam melakukan operasi transformasi masih banyak yang menggunakan fasilitas manual. Untuk komponen humanware dan orgaware, besarnya kontribusi dari kedua komponen ini tidak berbeda jauh nilainya (0,64 dan 0,62). PT. X telah memiliki pekerja dengan kemampuan yang cukup dan didukung adanya kerangka kerja yang jelas dalam melakukan proses operasi.

Tabel 3. Nilai koefisien kontribusi gabungan

Komponen Kontribusi Teknologi Intesitas Nilai TCC

Technoware 0,47 0,321

0,579

Humanware 0,64 0,321

Inforware 0,70 0,074

Orgaware 0,62 0,284

Secara agregat, besarnya kinerja teknologi PT. X hingga saat ini dapat diketahui dari nilai TCC (Technology Contributions Coefficien) sebesar 0,579 (dapat dilihat pada tabel 3). Nilai TCC menyatakan hasil kontribusi teknologi gabungan (joint contribution) untuk keseluruhan operasi transformasi.

Tabel 4. Tingkatan nilai TCC Nilai TCC Tingkatan Nilai

0,1 Sangat Buruk

0,3 Buruk

0,5 Sedang

0,7 Baik

0,9 Sangat Baik

1,0 Mencapai State-of-the Art

Jika melihat capaian tingkatan nilai TCC (tabel 4), maka dapat dikatakan bahwa kinerja teknologi PT. X secara agregat hingga saat ini berada pada tingkat Sedang mendekati Baik (0,5<TCC≤0,7).

(6)

Strategi Pengembangan Kinerja Teknologi Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berdasarkan hasil dari pemetaan kontribusi tiap item komponen teknologi, diketahui bahwa terdapat item-item komponen teknologi yang nilainya sudah baik, dan ada juga yang nilai kontribusinya masih lemah. Untuk mencapai keunggulan bersaing, pihak perusahaan harus memperbaiki komponen teknologi yang nilainya masih lemah dan mendayagunakan secara maksimal kekuatan internal yang dimiliki. Komponen yang teknologi yang memiliki nilai kontribusi tinggi akan menjadi input bagi kekuatan (strength) dalam analisis SWOT. Sedangkan, komponen teknologi yang nilai kontribusinya masih rendah, dinyatakan sebagai kelemahan (weakness) yang harus segera diperbaiki oleh perusahaan guna mencapai keunggulan bersaing. Dengan menggunakan metode SWOT yang memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada untuk meminimalkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi, maka dihasilkan berbagai bentuk strategi, seperti yang ditunjukkan pada tabel 5 berikut.

(7)

Tabel 5. Rumusan strategi dengan menggunakan SWOT

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

Tingkat konsumsi masyarakat terhadap AMDK semakin meningkat karena semakin rendahnya kualitas air tanah.

Banyaknya pesaing sejenis yang bermunculan, termasuk usaha air minum isi ulang.

Cuaca di area pemasaran (Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Mojokerto, Pasuruan) sangat panas, hal ini menyebabkan jumlah konsumsi air minum meningkat

Kekuatan (Strength) Strategi SO Strategi ST

Komponen Technoware

1. Perusahaan harus mampu menjaga dan meningkatkan mutu produknya dengan cara melakukan kalibrasi peralatan operasi secara teratur.

2. Perusahaan harus mampu mempertahankan perencanaan produksinya yang baik atau terus meningkatkan kualitas penanganan bahan baku.

3. Perusahaan harus mampu mempertahankan media informasi yang cukup baik agar lebih mudah dalam pemasarannya kepada konsumen.

4. Perusahaan harus memberikan berbagai macam pelatihan untuk lebih meningkatkan kapabilitas pekerjanya.

1. Melakukan diversifikasi produk untuk mempertahankan pangsa pasar.

2. Meningkatkan fasilitas dan layanan konsumen agar pangsa pasar tetap terjaga dengan baik 3. Mempertimbangkan untuk menambah outlet

pemasaran produk Perusahaan memiliki alat yang cukup baik dalam pengendalian proses dan penanganan

bahan baku

Perusahaan sangat memperhatikan peraturan keselamatan, memiliki peralatan keselamatan kerja yang cukup memadai.

Perusahaan mampu melakukan perancanaan produksi dengan baik, menggunakan sistem informasi perencanaan produksi.

Komponen Humanware

Seluruh pekerja mampu bekerja sama dengan baik untuk kemajuan perusahaan, adanya koordinasi rutin antara pimpinan dan karyawan.

Tingkat kedisiplinan karyawan yang tinggi, adanya sistem reward dan punishment yang jelas.

Komponen Infoware

Penerapan SOP untuk berbagai aktivitas sudah bagus, segala aktivitas terkait dengan proses operasi terdokumen dengan baik

Media yang digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai produk kepada konsumen didukung sarana teknologi dan sumber daya yang handal melalui website yang dimiliki

Komponen Orgaware

Pimpinan perusahaan selalu memberikan masukan dan menerima masukan dari pekerja dalam segala aspek untuk kemajuan perusahaan melalui pertemuan rutin tiap awal minggu

Kelemahan (Weakness) Strategi WO Strategi WT

Komponen Technoware 1. Merancang dan menerapkan system 5R untuk menunjang mutu hasil produksi.

2. Mengupdate informasi produk dalam website perusahaan, terutama informasi yang berkaitan dengan promosi produk 3. Merancang system pengukuran kinerja yang baku agar

perusahaan bisa memantau kinerja perusahaan secara kontinyu, salah satunya diukur dari jumlah penjualan 4. Mengadakan pelatihan secara kontinyu, terutama yang

berkaitan dengan peningkatan daya inovasi karyawan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi

1. Perusahaan harus meningkatkan mutu produk dengan cara memperbaiki kualitas area produksi. 2. Melakukan intensitas strategi pemasaran produk

dengan cara mengupdate website untuk menampilkan promosi yang intensif 3. Melakukan inovasi produk (mutu, kualitas,

peralatan) agar bisa berkompetisi dengan produk lain.

Suasana lingkungan di area tertentu kurang memenuhi standart (ditempat pengisian air dan pemasangan label kondisinya masih kurang bersih)

Komponen Infoware

Perusahaan kurang baik dalam pembaharuan informasi karena web yang dimiliki sangat jarang di up date

Komponen Orgaware

Belum ada sistem pengukuran kinerja yang baku bagi pekerja di perusahaan tersebut Kemampuan inovasi karyawan masih rendah, karena tingkat pendidikannya paling tinggi level pendidikan menengah

Faktor Eksternal

(8)

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu :

1. Kinerja komponen teknologi PT. X hingga saat ini menunjukkan hasil yang tidak sama. Komponen teknologi infoware menunjukkan kinerja yang paling baik dengan nilai kontribusi teknologi sebesar 0,7. Sebaliknya, komponen teknologi technoware menunjukkan kinerja yang paling rendah (0,47) dibandingkan komponen tekanologi yang lainnya (infoware, humanware, dan orgaware).

2. Secara agregat, kinerja teknologi PT. X berada pada kategori Cukup mendekati Baik yang ditunjukkan dengan capaian nilai TCC sebesar 0,579.

3. Strategi keunggulan bersaing yang perlu ditekankan oleh PT. X yaitu dengan memperbaiki komponen teknologi technoware, dan memperbaiki fasilitas pendukung sistem operasi, serta peningkatan daya inovasi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dudiagnoviani, Y. (2009). Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tani Beras Organik Kelompok Tani Cibereum Jempol. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPBBogor. Hany I., (2010). Analisis Kandungan Teknologi Terhadap Performansi Bisnis Industri Skala

Kecil, Institut Teknologi Bandung.

Moran, John- W.,Baird K -Brightman. (2000). Leading Organizational Change, Journal of Workplace Learning : Employee Conseling Today, Vol 12.No.2, pp 66-74.

Nazaruddin, (2008). Manajemen Teknologi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Pitts, R. A. and D. Lei. (2003). Strategic Management: Building and Sustaining Competitive Advantage, Ohio: Thompson Learning.

Purwaningsih, R; Prastawa, H dan Fanani, R. (2005). Penilaian Teknologi Dengan Metode Teknometrik Di PT Indo Acidatama Chemical Industry Solo. Transistor .Vol. 5, No. 1. UNDIP Semarang.

Susihono, W. (2012). Penilaian Teknologi Untuk Menentukan Posisi Industri Pesaing. J@TI Undip, Vol VII No 2. UNDIP Semarang.

Gambar

Tabel 3. Nilai koefisien kontribusi gabungan
Tabel 5. Rumusan strategi dengan menggunakan SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur alhamdulillah dipanjatkan ke hadirat Allah swt yang telah menganugerahkan kekuatan dan pertolongan kepada penulis, sehingga penulis dapat

perbuatan zina maka akan mengurangi adanya kenakalan remaja yang melakukan hubungan seksual tanpa ikatan perkawinan. Namun pasal ini masih berkategori sebagai delik

(3) Kendala yang dihadapi oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sejarah dalam mengembangkan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang menjadi jawaban terhadap kebutuhan sumber daya manusia. Oleh karena itu

Beberapa parameter populasi dalam dinamika populasi sangat penting untuk diketahui pada perikanan yang sedang dieksploitasi di suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha Dadi Jaya Plastik di. Lampiran 3, Pemilik ingin memiliki keuntungan sebesar 25% dari

Hidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung yang dihasilkan oleh hujan efektif yang terjadi merata di seluruh DAS dengan intensitas tetap dalam satu satuan waktu

Bakteri Vibrio harueyi yang digunakan dalam percobaan ini diisolasi dari larva kepiting bakau stadia zoea-l yang terinfeksi, di mana pada peng-.. amatan di malam hari