• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian 1) Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Hanafi Winkjosastro, 2007).

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat/alat atau dengan operasi (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).

2) Keluarga Berencana

Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketabahan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum dan Sujiyatini, 2009).

(2)

2. Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntik adalah jenis kontrasepsi hormonal yang pemakaiannya dengan cara disuntikkan diotot panggul setiap 3 bulan sekali atau dengan hormon estrogen yang disuntikkan setiap 1 bulan sekali (BKKBN Kanwil Propinsi Jawa Tengah).

a. Ada 2 macam kontrasepsi suntikan progestin, yaitu :

1) Kontrasepsi Suntikan DMPA (Depo Medroxy Progesterone Acetat) Adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular didaerah bokong.

2) Kontrasepsi Suntikan Depo Noristerat

Adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, yang diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular (Saifuddin, 2006).

b. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntik 1) Keuntungannya antara lain :

a) Sangat efektif.

b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.

d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah. e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

(3)

f) Sedikit efek samping.

g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

h) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai menopause.

i) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

j) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

k) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

l) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) (Saifuddin, 2006).

2) Kerugiannya antara lain :

a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali.

b) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntik).

c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut. d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering. e) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi

(4)

f) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

g) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).

h) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.

i) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).

j) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, dan jerawat (Saifuddin, 2006). c. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik

1) Mencegah ovulasi.

2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma menjadi terganggu.

3) Perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Arum dan Sujiyatini, 2009).

(5)

d. Efek Samping Kontrasepsi Suntik 1) Amenorrhea

2) Perdarahan hebat atau tidak teratur

Spooting yanng berkepanjangan (>8 hari) atau perdarahan sedang. 3) Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)

(Handayani, 2010)

e. Indikasi dan Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik 1) Indikasinya antara lain :

a) Usia reproduksi.

b) Nulipara dan yang telah memiliki anak.

c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.

d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. e) Setelah melahirkan.

f) Setelah abortus atau keguguran.

g) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. h) Perokok.

i) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.

j) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoindanbarbitirat) atau obat tuberculosis (rifampisin).

(6)

l) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. m) Anemia defisiensi besi.

n) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (Saifuddin, 2006). 2) Kontra Indikasinya antara lain :

a) Hamil atau dicurigai hamil.

b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.

d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. e) Diabetes mellitus disertai komplikasi (Saifuddin, 2006). f. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan DMPA

1) Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tidak hamil. 2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

3) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

4) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila sebelumnya ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal secara benar dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.

(7)

5) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi yang lain lagi, kontrasepsi yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

6) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama ke-7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

7) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual (Saifuddin, 2006).

g. Peringatan bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan DMPA

1) Setiap terlambat haid harus dipikir adanya kemungkinan kehamilan. 2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan

ektopik terganggu.

3) Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.

4) Sakit kepala migraine, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.

(8)

5) Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode (Saifuddin, 2006).

3. Keterlambatan

a. Pengertian Keterlambatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), keterlambatan didefinisikan lewat dari waktu yang telah ditentukan, tidak tepat pada waktunya.

b. Akibat Keterlambatan Suntik

Keterlambatan suntik ulang dapat mengakibatkan kehamilan

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama yang dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2007).

c. Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Suntik Ulang 1) Pekerjaan

Kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Manusia bekerja untuk mendapatkan suatu penghasilan dalam bentuk uang

(9)

Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja nampak belum berperan sebagai timbulnya suatu pemilihan dalam melakukan KB suntik. Pekerjaan berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk mencukupi semua kebutuhan salah satunya kemampuan untuk melakukan suntik KB (Depkes, 2002).

2) Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita sangat mempengaruhi perbaikan pendidikan dan perbaikan pelayanan kesehatan yang diinginkan oleh masyarakat. Rata-rata keluarga dengan pendapatan yang cukup baik akan memilih tingkat pendidikan dan sarana kesehatan yang bagus dan bermutu (Notoatmodjo, 2003). Penghasilan perkapita perbulan yang dihitung dari jumlah rata-rata pendapatan yang diterima keluarga baik tetap maupun tidak tetap setiap bulan dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah.

3) Jarak dengan tempat pelayanan kesehatan

Jarak yang ditempuh (dalam menit ) oleh akseptor dari tempat aktivitasnya yang terakhir menuju tempat pelayanankesehatan itu untuk mendapatkan pelayanan. Apakah itu jarak dari rumah maupun jarak dari tempat kerja.

(10)

4) Kealpaan

Kealpaan bisa diartikan sebagai kelalaian, kurang memperhatikan, kurang mengindahkan, ataupun lalai dalam kewajiban (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

5) Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Jumlah tahun sukses yang ditempuh ibu dalam menyelesaikan pendidikan formal.

6) Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan melalui panca indra manusia yaitu indra penglihat, pendengar, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

7) Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang

(11)

dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentusebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

8) Akses layanan

Pelayanan yang diterima oleh akseptor, baik itu pelayanan yang di dapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, dokter maupun bidan.

9) Ketersediaan jadwal

Pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu yang sudah terjadwal ataupun terperinci (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

10) Ketersediaan sarana kesehatan

Untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan, pemerintah mengadakan program KB. Namun hal tersebut tidak bisa berjalan dengan sendirinya tanpa adanya fasilitas yang memadai.

(12)

B. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, disusun suatu kerangka teori faktor yang berhubungan dengan keterlambatan suntik ulang yang pada dasarnya merupakan ringkasan dari berbagai hal yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka. Secara ringkas kerangka teori disajikan dalam bagan dibawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Teori Pendapatan perkapita Pendidikan Jarak pelayanan kesehatan Akses layanan Pengetahuan Sikap Ketersediaan sarana kesehatan Ketersediaan jadwal Pekerjaan Keterlambatan suntik ulang Kealpaan

(13)

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis Ha :

1. Ada hubungan antara pendapatan perkapita dengan keterlambatan untuk melakukan suntik ulang.

2. Ada hubungan antara pekerjaan dengan keterlambatan untuk melakukan suntik ulang. Pendapatan perkapita Pekerjaan Jarak pelayanan kesehatan Keterlambatan suntik ulang Kealpaan

(14)

3. Ada hubungan antara jarak pelayanan kesehatan dengan keterlambatan untuk melakukan suntik ulang.

4. Ada hubungan antara kealpaan dengan keterlambatan untuk melakukan suntik ulang.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka TeoriPendapatan perkapitaPendidikan Jarak  pelayanan kesehatanAkses layananPengetahuanSikap Ketersediaan sarana kesehatanKetersediaan jadwalPekerjaan    Keterlambatansuntik ulangKealpaan
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Catatan : Membawa Dokumen Penawaran Asli sesuai dengan yang di Upload ke SPSE LPSE Kabupaten Simalungun , Data – Data perusahaan Asli, bagi yang diwakilkan membawa surat kuasa

Berikut adalah beberapa link utama pada halaman awal Sistem Aplikasi Rekomendasi Pemasukan &amp; Pengeluaran Bibit / Benih Ternak, dimana terdapat beberapa link

oscillations and period of traces.. Relate the number of complete oscillations with the period of oscillation to make a deduction regarding the relationship between period

• Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan.. berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa Program Kependidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES), sebagai pelatihan

Namun ada pula beberapa yang hanya merasa memiliki tingkat kepuasan sedang terhadap pelayanan Transjogja di mata mahasiswa yang sebanyak 40 orang, ini semua karena satu-

Tujuan kajian ini dijalankan adalah untuk mengenalpasti persepsi pelajar tahun pertama terhadap aktiviti FYE di Fakulti Alam Bina, Fakulti Kejuruteraan dan Sains Geoinformasi

Untuk menjawab anggapan tersebut Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Palangka Raya berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi sebagai berikut : Pertama,