• Tidak ada hasil yang ditemukan

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

7

dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Peranan pemerintah dalam upaya mencapai keberhasilan Pembangunan yaitu dengan menentukan arah kebijakan pembangunan dan untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut diperlukan adanya perencanaan pembangunan yang baik untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan PAD, tenaga kerja, dan investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Bali. Secara parsial PAD dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali, sedangkan investasi tidak berpengaruh signifikan. Teknik analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah dengan model analisis regresi linear berganda.

Selanjutnya, oleh Lainatul dkk., (2016) dengan judul Pengaruh PMDN, dan PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penanaman modal asing, penamaman modal dalam negeri, dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2010-2013 di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia dari tahun 2010-2013 secara parsial dan simultan.

(2)

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi panel dengan model Effect Tetap.

Yang terakhir, Weya dkk., (2015) yang berujudul Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan Asli Daerah Dan PDRB Di Provinsi Papua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pendapatan asli daerah memberikan pengaruh terhadap pertumbuhaan ekonomi di Provinsi Papua. Metode analisisnya menggunakan analisis regresi sederhana dan deskriptif. Hasilnya Pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan secara stastik tidak signifikan terhadap pertumbuhaan ekonomi di Provinsi Papua.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah perbedaan dan pengembangan. Perbedaannya terdapat pada variabel bebasnya yaitu PAD, tenaga kerja, PMDN yang digunakan untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain itu perbedaan terdapat pada objek yang diteliti. Pengembangan penlitian ini dengan penelitian terdahulu hanya terdapat pada periodenya saja.

B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Pertumbuhan ekonomi

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 1999).

Pembangunan ekonomi merupakan proses pengelolaan sumber daya yang dilakukan secara kerjasama antara pemerintah dan seluruh komponen masyarakat. Pemerintah terus mengupayakan pembangunan ekonomi melalui berbagai cara agar

(3)

kesejahteraan rakyat sebagai tujuan ekonomi dapat tercapai. Tidak hanya pemerintah, seluruh komponen masyarakat harus ikut andil dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Sehingga terjadi interaksi antara pemerintah dan seluruh komponen masyarakat dalam upaya mencapai kesejahteraan (Safari, 2016).

Kemiskinan yang berlangsung terus di banyak negara Afrika merupakan salah satu akibat tidak adanya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut. Karena itu, masalah pertumbuhan ekonomi telah banyak mendapat perhatian ekonom, baik di negara sedang berkembang maupun negara-negara industri maju (Tambunan, 1996).

Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur pretasi dari perkembangan sesuatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan sektor produksi barang modal (Sukirno, 1994).

Mendeskripsikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang suatu negara dalam menyediakan barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh menyesuaikan dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan serta ideologi yang diperlukan dalam menyediakan barang-barang ekonomi (Kuznet, 1973).

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto/Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan tersebut

(4)

lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 2010).

Laju pertumbuhan ekonomi daerah diartikan sebagai kenaikan dalam produk domestik regional bruto tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pada pertambahan jumlah penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Pertumbuhan ekonomi daerah ini oleh para ahli biasanya disama artikan dengan pembangunan ekonomi daerah (Sukirno, 1985).

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi. Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dapat dibuat dalam harga berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Dan umumnya BPS (Badan Pusat Statistik) dalam menerbitkan laporan pendapatan regional tersedia angka dalam harga berlaku dan harga konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di wilayah tersebut (Badan Pusat Statistik, 2016).

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang tercermin dari kenaikan PDB atau PNB dalam jangka panjang tanpa memandang besar atau kecilnya pertumbuhan penduduk dan perubahan struktur ekonomi. Cara menghitung PDB dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pertama, pendekatan pendapatan yang terdiri dari gaji, sewa, laba, dan bunga. Kedua, pendekatan pengeluaran yang dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran

(5)

konsumsi, pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor neto (Fitriani, 2016).

Pertumbuhan ekonomi mengukur hasil dan perkembangan suatu perekonomian dari satu periode ke periode selanjutnya. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari proses produksi barang dan jasa yang ada di negara tersebut. Proses produksi barang dan jasa itu dapat dilihat dari produk domestik bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik warga negaranya dan milik penduduk di negara-negara lain (Sukirno, 2012).

Menurut pandangan ekonom klasik mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah stok barang dan modal, (3) luas tanah dan kekayaan alam, (4) tingkat tekhnologi yang digunakan (Kuncoro, 2004).

Menurut Sadono Sukirno (1994), pertumbuhan ekonomi memiliki faktor-faktor yang telah lama dipandang oleh ahli-ehli ekonomi sebagai sumber penting yang dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi, meliputi :

1. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya

Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca jumlah dan jenis laut yang diperoleg, jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Keayaan alam akan dapat mempermudah unsaha untuk mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Di dalam setiap negara di mana

(6)

pertumbuhan eonomi baru bermula dapat banyak hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luat sektor utama (peryanian dan pertambangan)- yaitu di mana sektor kekayaan alam terdapat.

2. Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Disamping itu sebagai akibat pendidikan, latihan, dan pengalam kerja, keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal ini akan menyebabkan produktivitas bertambah dan i yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerjani dan ini selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi.

Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya belum tinggi tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk. Suatu negara dipandang menghadapi masalah pendukduk apabila jumlah penduduk adalah tidak seimbang dengan faktor-faktor produksi lain yang tersedia, yaitu mjumlah penduduk jauh berlebihan. Ini berarti pertambahan penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan dalam priduksi nasional, ataupun kalau ia bertambah, pertambahan tersebut adalah terlalu lambat dan tidak dapat mengimbangi pertambahan penduduk.

(7)

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertimbangkan keefisienan pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya dalam kegiatan ekonomi. Barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya dan teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi itu.

4. Sistem Sosial dan Sistem Masyarakat

Sistem Sosial dan Sistem Masyarakat penting peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Sikap masyarakat daat menentyukan sampai di mana pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Disebagian masyarakat terdapat sikap masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang besar kepada pertumbuhan ekonomi. Sikap yang sedemikian itu antara lain adalah sikap berhemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk investasi, sikap yang berhemat yang betrujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk investasi, sikap yang menghargai kerja keras dan kegiatan-legiatan untuk mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.

Menurut Todaro (2003), pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu meliputi:

1. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja

Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan jumlah angkatan kerja yang bekerja yang notabenya merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi

(8)

pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pertumbuhan penduduk ini dipengaruhi seberapa besar perekonomian dapat menyerap angkatan kerja yang bekerja produktif.

2. Akumulasi Modal

Akumulasi modal merupakan gabungan dari investasi baru yang di dalamya mencakup lahan, peralatan fiskal dan sumber daya manusia yang digabung dengan pendapatan sekarang untuk dipergunakan memperbesar output pada masa datang. 3. Kemajuan Tekonologi

Kemajuan teknologi menurut para ekonom merupakan faktor terpenting dalam terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi memberikan dampak besar karena dapat memberikan cara-cara baru dan menyempurnakan cara lama dalam melakukan suatu pekerjaan.

Menurut Sadono (2000), alat untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. Ada beberapa alat pengukur dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu :

1. Produk Domestik Bruto / PDB

Produk Domestik Bruto/Produk Domestik Regional Bruto apabila ditingkat nasional adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar.

2. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita

Produk domestik bruto per kapita dapat digunakan sebagai alat ukur pertumbuhan yang lebih baik dalam mencerminkan kesejahteraan penduduk dalam skala daerah.

(9)

a. Teori Adam Smith

Adam Smith meyakini adanya invisible hand dalam segala persoalan ekonomi (Jhingan, 2012). Oleh karena itu Adam Smith menentang adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Menurut Adam Smith, terdapat dua aspek utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk (Arsyad, 2010). Smith menyebutkan bahwa unsur pokok sistem produksi suatu negara ada tiga antara lain:

1. Sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat yang tersedia dapat dijadikan batas maksimum pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2. Sumberdaya manusia dipandang sebagai input dalam proses produksi dan pembagian kerja yang merupakan kunci peningkatan produktivitas kerja. 3. Akumulasi modal yang dimiliki memegang peranan paling penting dalam

pembangunan ekonomi. Ketersediaan stok modal ditentukan oleh jumlah tabungan masyarakat. Pengaruh stok modal dalam pertumbuhan ekonomi ada yang secara langsung dan tak langsung. Yang dimaksud pengaruh secara langsung adalah bertambahnya stok modal yang secara langsung meningkatkan output. Sedangkan pengaruh tak langsung berupa peningkatan produktivitas tenaga kerja yang dapat dilakukan melalui spesialisasi.

b. Teori Keynesian

Menurut Keynes dalam buku (Sadono Sukirno, 2000), kegiatan perekonomian terutama tergantung kepada segi permintaan, yaitu tergantung

(10)

kepada pengeluaran agregat yang dilakukan dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu. Pengeluaran agregat adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu. Pengeluaran agregat yang wujud tidak selalu mencapai full employment, untuk mengatasinya pemerintah perlu mempengaruhi pengeluaran agregat. Komponen utama pembelanjaan agregat ada 4 yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi yang dilakukan oleh pihak swasta, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Dengan persamaan sebagai berikut :

Y = C + I + G + NX Dimana :

Y = Pendapatan Nasional

C = Pengeluaran konsumsi rumah tangga I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah NX = Ekspor Neto (ekspor-impor)

c. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Setiap perekonomian harus menabungkan bagian tertentu dari pendapatannya, untuk sekedar mengganti barang-barang modal yang habis atau rusak (gedung, peralatan, dan bahan-bahan). Akan tetapi, untuk bisa tumbuh diperlukan adanya investasi yang merupakan tambahan neto ke dalam persediaan modal. Dalam rasio modal-output, tabungan (S) adalah bagian dalam jumlah tertentu, atau s, dari pendapatan nasional (Y), yang persamaannya: S=sY. Investasi

(11)

neto (I) adalah perubahan yang terjadi dalam persediaan modal (K) yang dapat diwakili oleh ΔK, sehingga persamaannya adalah: ΔI=K. Tetapi, karena jumlah persediaan modal, K, mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional atau output, Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio modal-output, k, maka: , sehingga ΔK = kΔY (Todaro, 2003).

Mengingat tabungan nasional neto (S) harus sama dengan investasi neto (I), maka persamaannya: S=I, sehingga persamaannya menjadi: S=sY=kΔY=ΔK=I, atau bisa diringkas menjadi sY=kΔY, atau . Dengan ΔY/Y merupakan tingkat pertumbuhan GDP (yaitu angka persentase perubahan GDP) yang ditentukan secara bersama-sama oleh rasio tabungan nasional s, serta rasio modal-output nasional k. Secara lebih spesifik, persamaan ini menyatakan bahwa tanpa adanya intervensi pemerintah, tingkat pertumbuhan pendapatan nasional secara positif berbanding lurus dengan rasio tabungan (yakni, semakin banyak bagian GDP yang ditabung dan diinvestasikan, maka akan lebih besar lagi pertumbuhan GDP yang dihasilkannya) dan berbanding terbalik terhadap rasio modal-output dari suatu perekonomian (yakni, semakin besar rasio modal-output nasional atau k, maka tingkat pertumbuhan GDP akan semakin rendah). Jadi, agar perekonomian tumbuh pesat maka perlu menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin bagian dari GDP (Todaro, 2003).

d. Teori Solow-Swan

Teori pertumbuhan neo klasik dikembangkan oleh dua orang ekonom yaitu : Robert Solow dan Trevor Swan. Teori neoklasik berpendapat bahwa pertumbuhan

(12)

ekonomi bersumber pada penambahan dan perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran agregat. Teori pertumbuhan ini juga menekankan bahwa perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi (Sukirno,2005).

Teori neoklasik juga membagi tiga jenis input yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu :

1. Pengaruh modal dalam pertumbuhan ekonomi 2. Pengaruh teknologi dalam pertumbuhan ekonomi

3. Pengaruh angkatan kerja yang bekerja dalam pertumbuhan ekonomi

Teori neoklasik memiliki pandangan dari sudut yang berbeda dari teori klasik yaitu dari segi penawaran. Pertumbuhan ekonomi ini bergantung kepada fungsi produksi, persamaan ini dinyatakan dengan :

Y=TKtα Lt1−α ...(2.1) dimana Y adalah output, K adalah modal, L adalah angkatan kerja yang bekerja dan T adalah teknologi. Karena tingkat kemajuan teknologi ditentukan secara eksogen maka model neo klasik Solow juga disebut model pertumbuhan eksogen. Model Solow memiliki beberapa kekurangan dan untuk memperbaikinya dengan memecah total faktor produksi dengan memasukan variabel lain, dimana variabel ini dapat menjelaskan pertumbuhan yang terjadi. Model ini disebut model pertumbuhan endogen.

(13)

2. Belanja Modal

Menurut PP nomor 24 tahun 2005, belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, dan aset tak berwujud. Belanja modal juga dimaksudkan untuk pengeluaran biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas, dan kualitas aset.

Belanja modal merupakan salah satu belanja langsung yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pengeluaran dalam belanja modal ditunjukan dalam rangka untuk memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang bisa memberikan manfaat lebih dari satu periode skutansi serta dapat melebihi batasan minimal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, (Diah, 2015).

Ada empat faktor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah (1) sumberdaya manusia, (2) sumberdaya alam, (3) pembentukan modal, dan (4) teknologi. Dalam hal ini pengeluaran modal pemerintah berperan menjadi social overhead capital (SOC) yang menjadi daya tarik pihak swasta untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya berbagai fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan. Pertambahan belanja modal yang juga berarti bertambahnya social overhead capital (SOC) termasuk didalamnya semakin meningkat dan baiknya infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah daerah akan memacu pertumbuhan perekonomian di daerah (Samuelson dan Nordhaus,1995).

(14)

Belanja modal yang berperan dalam peningkatan kualitas layanan publik sekaligus menjadi stimulus dalam perekonomian. Belanja jalan, jaringan, peralatan dan mesin dapat mendorong kelancaran proses usaha sektor swasta guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain hal tersebut, pemerintah juga menyediakan fasilitas sosial seperti sekolah, rumah sakit, perumahan murah dan sebagainya yang diharapkan dapat meningkatkan investasi modal manusia. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (Diana, 2015).

Hendarmin (2011) mengatakan bahwa model belanja modal pemerintah adalah :

1. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, presentase inventasi pemerintah terhadap total investasi adalah besar, karena pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti : pendidikan, kesehatan, transportasi.

2. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meningkat pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin besar.

3. Pada tingkat ekonomi lebih lanjut dalam pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti : program kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat, dan sebagainya.

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan untuk pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari dua

(15)

belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Berikut adalah yang termasuk dalam belanja modal (Yuwono, dkk, 2008) :

a. Tanah yang dikelompokkan sebagai asset tetap ialah tanah yang diperoleh untuk siap dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Perolehannya dengan cara mengeluarkan biaya harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan.

b. Peralatan dan mesin merupakan mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, seluruh investasi kantor, dan peralatan lain yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari dua belas bulan serta dalam kondisi siap pakai. Hal-hal yang mengubah nilai peralatan dan mesin adalah penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama. Dalam pencatatannya harus dibuat ketentuan yang berbeda antara hal-hal yang mengubah nilai tersebut.

c. Gedung dan bangunan yaitu mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Hal-hal yang mengubah nilai gedung dan bangunan adalah penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.

d. Jalan, irigasi dan jaringan yaitu asset yang dimiliki atau dikuasai pemerintah berupa jalan, irigasi, dan jaringan dalam keadaan siap pakai.

e. Aset tetap lainnya yaitu mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan kedalam kelompok aset tetap yang telah disebutkan diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah kedalam kondisi

(16)

siap pakai dengan masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Aset tetap lainnya dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lain dan dari sitaan atau rampasan.

3. Konsumsi Masyarakat

Tingkat kesejahteraan masyarakat antara lain dapat dilihat melalui besarnya pendapatan/pengeluaran. Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Kemampuan daya beli masyarakat dapat memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi daya beli masyarakat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjadi salah satu indikasi peningkatan kesejahteraan masyarakat (BPS Jawa Timur, 2016).

Pola konsumsi masyarakat berdasarkan alokasi penggunaanya dapat dogolongkan ke dalam kelompok-kelompok penggunaan, yaitu pengeluran untuk makanan dan bukan makanan. Pola konsumsi masyarakat Indonesia dalam kurun waktu dua puluh tahun hampir tidak mengalami perubahan. Pada tahun 1984 konsumsi masyarakat Indonesia sekitar 63,24% dari konsumsinya dialokasikan untuk mkanan dan setiap tahun terus mengalami penurunan sehingga mencapai 6,86% pada tahun 1993 (Dumairy, 1999).

Drahan Bannoch dalam bukunya “Economics” memberi pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (dalam satu tahun) pengeluaran. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak terbatas hanya pengeluara

(17)

untuk barang-barang yang tidak tahan lama, tetapi dapat meliputi pengeluaran untuk barang-barang tahan lama (durrable goos) (Waluyo, 2007).

Pengeluran konsumsi rumah tangga merupakan nilai pembelajaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagi jenis kebutuhannya dalam satu tahun tertentu. Belanja berbagai jenis barang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, digolongkan sebagai konsumsi. Sedangkan barang-barang yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi Sukirno (1996).

Faktor-faktor pengeluran konsumsi adalah pendapatan, selera, faktor sosial kultur, kekeyaan, hutang pemerintah, capital gain, tingkat susku bunga, tingkat harga, money illusion, distribusi, umur, letak geografis, dan distribusi pendapatan (Naga, 2001).

Konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), karena semakin tinggi pendapatan suatu rumah tangga maka semakin tinggi pula tingkat konsumsinya. Hubungan antara konsumsi dengan pendapatan ini disebut hasrat konsumsi atau Propensity to Consume. Sedangkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli semua kebutuhan berupa barang tahan lama dan jasa disebut pengeluaran konsumsi (Sayuti, 1989).

Pola konsumsi merupakan bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut. Konsumsi rumah

(18)

tangga merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia (Direktorat Diseminasi Statistik BPS, 2009).

Konsumsi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekononomi Indonesia yang sekaligus juga indikator kesejahteraan penduduk Indonesia. Karena konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakaan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua. Konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiataan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Sementara itu. dalam jangka panjang. pola konsumsi dan tabungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi (Sukirno.2000).

4. Investasi

Investasi merupakan penanaman modal pada suatu perusahaan dalam rangka untuk menambah barang-barang modal dan perlengkapan produksi yang sudah ada supaya menambah jumlah produksi. Penanaman modal dalam bentuk investasi ini dapat berasal dari dua sumber, yaitu penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal luar negeri. Investasi yang naik dari tahun ketahun akan menyebabkan penyerapan angkatan kerja yang bekerja akan semakin besar karena dengan tingginya investasi maka proses produksi naik dan semakin banyak membutuhkan angkatan kerja yang bekerja (Sukirno,2000).

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berasal dari investasi dalam negeri maupun investasi asing. Penigkatan investasi

(19)

akan mendorong peningkatan volume produksi yang selanjutnya akan meningkatkan kesempatan kerja yang produktif sehingga akan meningkatkan pendapatan perkapita sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi. Investasi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan untuk jangka panjang dapat menaikan standar hidup masyarkatnya (Mankiw, 2003).

Investasi adalah sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barangbarang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Di dalam neraca nasional atau struktur Produk Domestik Bruto (PDB) menurut penggunaannya investasi didefinisikan sebagai pembentukan modal tetap domestik (domestic fixed capital formation) (Fatimah, 2007).

Teori Rostow mengatakan pembangunan akan lebih mudah tercapai apabila jumlah tabungan ditingkatkan. Apabila tabungan naik maka tingkat investasi juga akan ikut naik dan pertumbuhan ekonomi akan cepat tercapai yang dicerminkan dalam kenaikan pendapatan nasional. Smith menyatakan untuk meningkatkan output maka unsur produksilah yang paling berpengaruh. Jumlah dan tingkat pertumbuhan output sangat tergantung pada laju pertumbuhan stok modal (Arsyad,1999).

Pertumbuhan merupakan fungsi dari investasi, hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan ekonomi dan investasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan

(20)

dan saling membutuhkan. Semakin besar investasi maka semakin besar tingkat pertumbuhan yang dicapai. Sebaliknya semakin tinggi pertumbuhan ekonomi semakin besar pendapatan yang dapat ditabung dan investasi akan meningkat, ini merupakan investasi fungsi dari pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2003).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 dalam Pasal 1 Ayat 9 Tentang Penanaman Modal, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Lainatul .,dkk, 2016).

Menurut Salim dan Budi (2008: 149) penanaman modal asing merupakan transfer modal baik nyata maupun tidak nyata dari suatu negara ke negara lain atau pemindahan modal. Tujuan pemindahan modal ini digunakan dinegara tersebut agar menghasilkan keuntungan dibawah pengawasan dari pemilik modal, baik total maupun sebagian (Lainatul .,dkk, 2016)

5. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan belanja modal dengan pertumbuhan ekonomi

Menurut Rafiq (2016) peran aktif pemerintah daerah diharapkan berperan aktif dalam mengelola dan mengembangkan sektor publik dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Belanja modal yang berperan dalam peningkatan kualitas layanan publik sekaligus menjadi stimulus dalam perekonomian. Belanja jalan, jaringan, peralatan dan mesin dapat mendorong kelancaran proses usaha sektor swasta guna

(21)

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain hal tersebut, pemerintah juga menyediakan fasilitas sosial seperti sekolah, rumah sakit, perumahan murah dan sebagainya yang diharapkan dapat meningkatkan investasi modal manusia. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (Diana, 2015).

Jika pemerintah daerah menetapkan anggaran belanja modal atau pembangunan lebih besar dari pengeluaran rutin, maka kebijakan ekspansi anggaran daerah ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah (Saragih, 2003)

b. Hubungan konsumsi masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan nilai belanja yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu tahun tertentu. Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, pakaian, biaya jasa pengangkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya. (Sukirno, 1994).

Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan keluarga. Selama ini berkembang pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut. Konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia (Direktorat Diseminasi Statistik BPS, 2009).

(22)

mayoritas masyarakat yang sejahtera, maka akan lebih banyak mengeluarkan konsumsinya, dan jika masyarakat mengeluarkan lebih banyak konsumsi maka akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi karena pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan bagian dari konstribusi nilai PDB di suatu daerah yang merupakan salah satu ukuran dari pertumbuhan ekonomi.

c. Hubungan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi

Hubungan investasi dan pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitanya, ini dikarenakan investasi merupakan salah satu faktor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Agar mengalami pertumbuhan yang pesat maka setiap perekonomian haruslah menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin bagian dari GNP-nya. Dalam teori klasik dengan model pertumbuhan Harrod-Domar, untuk memicu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan netto terhadap cadangan atau stok modal (Wicaksono, 2013).

Ketersediaan modal ditentukan oleh jumlah tabungan masyarakat. Menurut Keynes, modal memiliki peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian di mana penggunaan modal ditekankan kepada permintaan yang tinggi, dan permintaan yang tinggi itu diharapkan dapat diikuti oleh penawaran yang tinggi pula (Boediono, 1981).

Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah meningkatkan produktivitas di bidang pertanian, pertambangan, perkebunan dan industri. Investasi berupa peralatan modal inilah yang mampu meningkatkan output di berbagai bidang. Pembentukan modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan

(23)

kerja. Pembentukan modal akan meningkatkan penggunaan mesin dan alat-alat produksi untuk para pekerja. Hal ini akan menciptakan terjadinya meluasnya skala produksi dan spesialisasi kerja (Jhingan, 2012).

Investasi dapat berupa pembelian barang modal dan pelengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa yang dibutuhkan dalam perekonomian. Hal ini akan meningkatkan PDB riil yang berarti memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi (Diana, 2015).

6. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagaimana adalah bahwa pertumbuhan ekonomi (Y) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu belanja modal, pengeluaran masyarakat, dan tenaga kerja. Dimana belanja modal yang manfaatnya untuk investasi publik misalnya perbaikan fasilitas publik dan membeli barang publik yang gunanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Konsumsi adalah dua per tiga dari PDB. Jadi jika semakin besar pengaluaran konsumsi masyarakat akan meningkatkan nilai PDB dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah karena PDB merupakan salah satu ukuran untuk pertumbuhan ekonomi (Mankiw, 2000).

PMA merupakan investasi yang dilakukan oleh pihak asing. Investasi sumber dari pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa yang akan datang. Dengan kata lain dalam teori ekonomi, investasi

(24)

berarti kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian karena meningkatnya nilai investasi. Secara umum investasi meliputi pertambahan barang dan jasa dalam masyarakat seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru, lahan baru dan sebagainya. Investasi tidak hanya untuk memaksimalkan output tetapi untuk menentukan distribusi tenaga kerja dan distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta teknologi (Sukirno, 2004).

Hubungan yang ada pada variabel bebas yaitu, tingginya nilai invetasi yang dimiliki suatu daerah tidak lebih untuk dijadikan pengeluaran pemerintah yaitu untuk membeli barang –barang modal yang dibutuhkan pada suatu daerah yang pengeluarannya itu disebut juga anggaran belanja modal. Maka jika banyak nya investor memberikan investasi pada suatu daerah maka akan meningkatkan jumlah anggaran belanja modal. Barang-barang modal yang dibeli tidak lebih untuk meningkatkan roda perekonomian pada suatu daerah yang bisa berupa pembelian mesin, tanah, gedung, perbaikan infrastruktur dan sebagainya. Hal tersebut dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi pengangguran yang menjadi masalah sensitif pada negara berkembang seperti Indonesia dan nantinya dapat meningkatkan pendapatan nasional suatu daerah jika kapasitas produksi terus meningkat. Jika masalah kesejahteraan masyarakat sudah dapat diatasi konsumsi masyarakat juga akan meningkat karena konsumsi rumah tangga dapat dilihat dari kesejahteraan masayrakat di suatu daerah. Kembali lagi jika suatu daerah sudah bisa dikatakan memiliki perekonomian yang baik maka akan banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modal pada daerah tersebut baik penenam modal dalam

(25)

negeri maupun penanam modal asing.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori di atas, penelitian yang relevan dan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga belanja modal memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Diduga konsumsi masyarakat memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Diduga PMA memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

4. Diduga belanja modal, konsumsi masyarakat, dan PMA memiliki pengaruh yang siginfikan secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi.

Belanja Konsumsi PMA

Masyarakat Meningkatkan fasilitas publik Meningkatkan PDB Meningkatkan Investasi Pertumbuhan Ekonomi : Saling berhubungan

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Kasus yang diungkap dalam penelitian ini adalah tentang usaha perikanan tangkap gill net dan rawai dasar di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pasir Kabupaten

Larutan dari satu zat atau lebih yang dapat berupa zat kimia, senyawa organik, zat imunogenik dengankadar yang telah ditentukan dalam pelarut tertentu dan dapat memberikan warna

Kriteria dasar yang dapat dijadikan standar pemilihan pengesub untuk pengerjaan order adalah: peralatan yang dipakai pengesub, jumlah pekerja yang dimiliki

Sedangkan untuk perbandingan target dan capaian Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa setengah anak bawah dua tahun [baduta] umur 0-23 bulan memiliki status gizi dengan kriteria gizi kurang sebanyak 25 orang (53%).. Status

Kerja sama dengan ormas.

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, maka penulis tertarik dan merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan model

Total jumlah subjek untuk kelompok urea dan niasinamid adalah sama yaitu 33 subjek mendapatkan krim urea 10% atau niasinamid 4% berdasarkan random alokasi menggunakan