BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kebugaran
Kebugaran merupakan elemen mendasar dalam mempertahankan ketahanan dan kekuatan fisik. Kebugaran fisik didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik. Menjadi sehat secara fis ik berarti seseorang mampu melaksanakan tugas sehari -hari dengan semangat dan kewaspadaan, tanpa ada kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk me nikmati kegiatan waktu luang serta untuk menghadapi keadaan darurat yang tidak terduga (Haskell dan Kiernan, 2000).
2.1.1. Komponen Kebugaran
Kebugaran dapat dibagi menja di dua yaitu kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran ya ng berkaitan dengan penampilan (performance).
a) Kebugaran berkaitan dengan kesehatan
Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan mencakup empat komponen kebugaran yaitu:
1)Kebugaran kardiorespirasi
Kebugaran daya tahan fisik yang berhubungan dengan kemampuan sistem sirkulasi darah dan sistem pernafasan untuk pasokan bahan bakar selama aktivitas fisik yang berkelanjutan.
2) Kebugaran komposisi tubuh
Kebugaran fisik yang berkaitan dengan jumlah relatif otot, lemak, tulang, dan bagian penting lain dari tubuh .
Berkaitan dengan kemampuan kelompok otot un tuk mengerahkan kekuatan eksternal untuk latihan fisik yang berulang atau berurutan 4) Kebugaran kelenturan sendi
Kelenturan / fleksibilitas otot adalah kemampuan daya otot dan persendian untuk mengerakkan anggota gerak badan seluas -luasnya. Komponen kebugaran ini mempengaruhi pergerakan tubuh.
b) Kebugaran berkaitan dengan penampilan 1) Agility
Kebugaran fisik yang berkaitan dengan kemampuan untuk secara cepat mengubah posisi tubuh dengan kecepatan dan ketepatan .
2) Keseimbangan
Kebugaran fisik yang berkaitan dengan pemeliharaan keseimbangan saat diam atau bergerak.
3) Koordinasi
Kebugaran fisik yang berkaitan dengan kemampuan unt uk menggunakan indera, seperti penglihatan dan pendengaran, bersama -sama dengan bagian-bagian tubuh melakukan tugas motorik yang lancar dan akurat.
4) Waktu reaksi
Kemampuan untuk merespon suatu rangsangan secara cepat . 5) Power
Kemampuan maksimal otot yang dap at dihasilkan dalam masa yang singkat.
Tabel 2.1. Komponen kebugaran fisik dan hubungannya antara kesehatan dan keterampilan (Haskell dan Kiernan, 2000).
2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi k esegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
a.Usia
Penelitian di Belanda melaporkan bahwa kekuatan ae robik (VO2 max) mencapai puncaknya pada umur 18 dan 20 tahun pada laki -laki serta 16 dan 17 tahun pada anak perempuan, bertepatan dengan umur puncak massa otot. Pengukuran kesegaran jasmani pada sebuah penelitian yaitu sebanyak 8800 orang Amerika berusia 10-18 tahun menunjukkan bahwa kesegaran kardiorespirasi cenderung tetap konstan atau meningkat antara usia 12 -18 tahun. Hal ini menunjukk an bahwa daya tahan tiap unit massa tubuh tanpa lemak mungkin menurun atau masih belum berubah ( Meredith, 1996).
b. Jenis kelamin
Secara umum anak perempuan lebih lentur daripada anak laki -laki. Dalam suatu penelitian “The Helena Study” menyatakan laki-laki mempunyai tingkat kebugaran yang lebih tinggi dalam semua komponen kebugaran kecuali
c. Genetik
Terdapat bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa variasi genetik berbeda dalam hal respon terhadap kebugaran jasmani yang berhubunga n dengan kesehatan. Pengaruh keturunan terhadap lemak tubuh 25%, kesegaran otot 20-40%, dan kesegaran kardiovaskuler 10 -25%. Hal ini dibandingkan pada orang-orang yang tidak terlatih (Bouchard,1993).
d. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai s etiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot skeletal dan menghasilkan peningkatan resting energy expenditure yang bermakna (Kurpad, Swaminathan & Bhat, 2004). Aktivitas fisik juga dapat didefinisikan sebagai suatu gerakan fisik yang menyeb abkan terjadinya kontraksi otot (Goran, 2008). Aktivitas fisik pada anak dan remaja dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah faktor fisiologis/perkembangan (misalnya pertumbuhan, kesegaran jasmani, keterbatasan fisik), lingkungan (fasilitas, musim, keamanan ) dan faktor psikologis, sosial dan demografi (pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua, teman sebaya, status ekonomi, jenis kelamin, usia) (Kohl & Hobbs, 1998).
2.1.3. Pengukuran tingkat kebugaran
Terdapat berbagai variasi tes kesegaran jasmani untuk mene tapkan tingkat kesegaran jasmani seseorang. Ada beberapa tes yang sering dipergunakan, antara lain:
1. Tes kebugaran lapangan
a) Tes Balke, lari dalam 15menit
b) Tes Cooper, lari dalam 12 menit (Budiman, 2007) c) Tes ACSPFT
Tes kesegaran jasmani ACSPFT ( Asian Commitee on the Standardization of Physical Fitness Test) merupakan tes kesegaran jasmani di lapangan . Tes ACSPFT merupakan rangkaian tes yang terdiri dari:
Lari 50 meter untuk mengukur kecepatan.
Lompat jauh tanpa awalan untuk mengukur gerak eskplosif tubuh/ d aya ledak otot.
Bergantung angkat badan (putra) atau berg antung siku tekuk (putri) untuk mengukur kekuatan statis dan daya tahan lengan serta bahu. Lari hilir mudik 4 x 10 m untuk mengukur ketangkasan.
Baring duduk 30 detik untuk mengukur daya tahan otot -otot perut. Forward flexion of trunk untuk mengukur kelenturan.
Lari jauh 600 m untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi (Suryanto, 2006).
d) Tes kebugaran laboratorium
i. Treadmill, yang paling sering dipakai adalah protokol Bruce. ii. Ergometer sepeda, merupakan tes submaksimal, yang sering
dilakukan adalah tes ergometer sepeda Astrand dan Fo x (Budiman, 2007).
iii. Harvard Step Test, merupakan salah satu jenis pengukuran tingkat kebugaran seseorang. Dalam Harvard step test ini ketinggian bangku yang digunakan pada l aki-laki adalah 45cm dan perempuan adalah 43cm. Caranya, subjek disuruh naik turun bangku dengan irama 120x/menit dengan menggunakan metronom selama 5 menit. Subjek meletakkan kaki kanan di atas bangku dan setelah diberi arahan (memulakan perlakuan) dan menaikkan kaki kirinya ke atas bangku, setelah itu menurunkan kaki kanan dan diikuti dengan kaki kiri. Sekiranya sebelum 5 menit subjek terasa lelah perlaku an tersebut dihentikan dan dicatat waktu. Pada masa pemulihan, dinilai denyut nadi pada 1-1.5 menit, 2-2.5 menit dan 3-3.5 menit (Rusip, 2006).
Physical Fitness Index : time in seconds x 100
2 x Sum of pulse counts at 1 -1.5, 2-2.5 and 3-3.5 mins
Tabel 2.2. Physical Fitness Index (Rusip,2006).
Criteria Score Value
Excellent 5 >90 Above average 4 80-89 Average 3 65-79 Below average 2 50-64 Poor 1 <50 2.2. Olahraga
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup). Olahraga merupakan alat untuk merangsang perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan k ecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya generasi muda yang aktif mengikuti olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya. Pelaku olahraga kesehatan dalah orang yang tidak kekurangan gerak tetapi bukan pelaku olahraga berat. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat di atas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Ciri-ciri olahraga kesehatan
1. Gerakan mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan
2. Intensitasnya submaksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan -gerakan maksimal atau -gerakan eksplosif maksimal.
3. Terdiri daripada satuan -satuan gerak yang dapat (secara sengaja) dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang kontinu.
4. Bebas stress (non kompetitif= tidak untuk dipertandingkan) 5. Diselengarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/mingg u)
6. Dapat mencapai intensitas antara 65 -80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur, denyut nadi maksimal sesuai umur = 220 - umur dalam tahun.
2.2.2 Manfaat Olahraga
Olahraga yang dilakukan secara rutin bermanfaat dalam hal: a) Meningkatkan sensitivitas in sulin.
b) Meningkatkan kontrol glikemik pada ora ng dengan diabetes tipe 2 . c) Menurunkan tekanan darah.
d) Mengurangi tingkat low-density lipoprotein dan trigliserida. e) Meningkatkan kadar high-density lipoprotein. (Suleman, 2012)
2.3 Oksigen dan Air
Oksigen dan air adalah komponen dasar dari alam. Keseimbangan komponen air dan oksigen menghasilkan kesegaran, vitalitas, dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidu p. Hasil klinis menunjukkan bah wa jumlah nitrat dalam air berkurang ketika air oksigen diperkaya. Ini meningkatkan kualitas air dan membuat air sehat bagi setiap orang, khususnya anak -anak. Menurut data statistik yang baru diterbitkan, sekitar 36% penduduk bumi menderita kekurangan oksigen. Situasi ini
ini dan untuk menyediakan air minum yang sehat dan oksigen untuk konsumsi manusia. Untuk mendukung fungsi tubuh manusia dan kebutuhan energi makanan harus mengandung apa yang disebut unsur penting . Unsur-unsur penting yang sebagian memasuki tubuh manusia dalam bentuk cair. Terlepas dari unsur-unsur penting, oksigen dan air memainkan peran yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup. Air oksigen diperkaya telah diterapkan dalam kedokteran gizi, klinis dan penelitian, untuk mengobati hipoksia seluler. Sebagai terapi, air oksigen diperkaya diresepkan untuk orang yang menderita penyakit yang berbeda, seperti migrain, aritmia jantung atau kanker (Pakdaman, 1985).
2.3.1. Absorbsi oksigen
Penyerapan air beroksigen dimulai d alam jaringan mulut dan sepanjang saluran pencernaan. Dengan difusi dan osmosis, oksigen memanfaatkan isotop O2 15, telah menunjukkan hubungan antara jumlah darah yang diterima oleh otak dan seberapa efektif oksigen dipergunakan. Ini adalah hasil dari tran sportasi oksigen aktif. Sekitar 5 menit setelah minum air oksigen, terjadi peningkatan nilai P O2 dalam darah vena. Berbeda dengan suplai oksigen melalui masker , efek oksigen dalam larutan dapat berlangsung selama beberapa jam. Bahk an setelah 3 sampai 4 jam kandungan oksigen tetap tinggi dalam darah (Pakdaman, 1985).
2.3.2. Transpor oksigen
Transpor oksigen merupakan bagian dari proses eksternal respirasi , yaitu pertukaran gas antara atmosf er dan paru-paru, pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dan darah, transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan pertukaran gas antara darah dan sel. Di dalam darah oksigen terdapat dalam dua bentuk, larut dalam fisik dan terikat secara kimiawi ke hemoglobin. O2 yang secara fisik larut dalam air plasma jumlahnya sangat sedikit karena O2 kurang larut dalam cairan tubuh. Jumlah yang terlarut berbanding lurus dengan P O2 darah; semakin tinggi
PO2 semakin mudah larut O2. Pada P O2 arteri normal sebesar 100mmHg, hanya 3 ml O2yang dapat larut dalam 1 liter darah. Dengan demikian, hanya 15ml O2/menit yang dapat dilarutkan dalam aliran darah paru normal yang besarnya 5 l/menit (curah jantung istirahat). Bahkan pada keadaan istirahat sel mengkonsumsi sampai 250ml/ O2/menit dan jumlah dapat meningkat sampai dua puluh lima kali lipat selama olahraga berat. Untuk menyalurkan O2 yang diperlukan oleh jaringan bahkan dalam keadaan istirahat, curah jantung harus mencapai 83,3 liter/menit apabila O 2 hanya dapat diangkut dalam bentuk terlarut.
Jelaslah, harus terdapat mekanisme lain untuk mengangkut O2 ke jaringan. Mekanisme ini adalah haemoglobin (Hb). Hanya 1,5% O2 dalam darah yang larut sisanya (98.5%) diangkut bersama Hb. O2 yang terikat dengan Hb ini tidak ikut menentukan PO2 darah; dengan demikian, P O2 darah bukan ukuran kandungan O2 total dalam darah melainkan hanya bagian O2 yang larut. Hemoglobin, suatu molekul protein yang mengandung besi, memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan longgar -reversibel dengan O2. Apabila tidak berikatan dengan O2, Hb disebut sebagai hemoglobin tereduksi; apabila berikatan dengan O2, Hb disebut sebagai oksihemoglobin (HbO2) (Sherwood, 2001)
Hb + O2 HbO2
Tabel 2.3 Metode transportasi oksigen dan karbon dioksida (Sherwood, 2001). Gas Metode transportasi dalam darah Persentase (%)
O2 Larut secara fisik
Terikatan dengan hemoglobin
1.5 98.5
CO2 Larut secara fisik
Terikat dengan hemoglobin Bikarbonat (HCO3¯)
10 30 60