• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN DELI SERDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN DELI SERDANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

10.1. ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPI2JM pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”. Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2JM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk

Bab

.10

(2)

dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Gambar 10.1. Keorganisasian Pemerintah Kabupaten

Sumber: Pedoman Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Februari 2014

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran,serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

DPRD BUPATI

SEKRETARIS DAERAH

(3)

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepegawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individu berdasarkan kompetensi;

1. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

2. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

3. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada kabupaten/kota.

(4)

Gambar 10.2. Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

Sumber: Pedoman Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Februari 2014

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

(5)

Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggung jawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2JM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang P pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kabupaten/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2. KONDISI KELEMBAGAAN KABUPATEN DELI SERDANG

Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

(6)

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tentang “Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang”.

Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) BAPPEDA Kabupaten Deli Serdang terdiri dari:

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, didukung oleh 3 (tiga) sub bagian yaitu:

- Sub Bagian Umum;

- Sub Bagian Program; - Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Fisik Pembangunan, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:

- Sub Bidang Pekerjaan Umum;

- Sub Bidang Tata Ruang, Perhubungan dan Lingkungan Hidup.

d. Bidang Sosial Budaya, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:

- Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat;

- Sub Bidang Kemasyarakatan

e. Bidang Ekonomi, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:

- Sub Bidang Sumber Daya Alam; - Sub Bidang Perekonomian.

f. Bidang Penelitian dan Statistik, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:

- Sub Bidang Penelitian;

- Sub Bidang Statistik dan Pelaporan.

g. Unit Pelaksana Teknis (UPT). h. Kelompok Jabatan Fungsional.

2) Urusan Pemerintahan Umum

Penyelenggaraan urusan Pemerintahan Umum antara lain diarahkan untuk : a. Meningkatkan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah.

b. Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah.

c. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. d. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.

e. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH. f. Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.

g. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.

h. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat. i. Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah. j. Penataan peraturan perundang-undangan.

k. Penataan wilayah Kecamatan, Desa dan Kelurahan.

l. Regulasi dan pelaksanaan pendelegasian kewenangan kepada satuan kerja di tingkat wilayah (kecamatan, kelurahan/desa) dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. m.Melaksanakan penegakkan hukum atas penyimpangan peraturan

perundang-undangan.

n. Mengimplementasikan sistem akuntansi keuangan pemerintah.

o. Menerapkan teknologi informasi pada semua tingkat pemerintahan untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan.

(7)

meningkatkan ketahanan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

q. Memenuhi kebutuhan sarana prasarana penyelenggaraan urusan Pemerintahan Umum. r. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah dan Kepegawaian.

3) Urusan Pekerjaan Umum

Penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum antara lain diarahkan untuk:

a. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum. b. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pekerjaan Umum.

c. Mewujudkan arahan RTRW dengan: Mendukung pengembangan jalan dan jembatan;

Memelihara dan meningkatkan kapasitas jaringan jalan; dan Meningkatkan kapasitas ruas jalan. b. Membangun, meningkatkan dan memelihara sarana prasarana irigasi dan pengairan.

c. Membangun, meningkatkan dan memelihara sarana prasarana Penerangan Jalan Umum (PJU).

d. Meningkatkan sarana dan prasarana pekerjaan umum.

e. Menyelenggarakan program Gerakan Deli Serdang Membangun (GDSM)

f. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Pekerjaan Umum.

4) Urusan Perumahan

Penyelenggaraan urusan Perumahan antara lain diarahkan untuk: a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perumahan Rakyat.

b. Menciptakan kebijakan perumahan dan permukiman yang komprehensif, terpadu dan berperan nyata dalam memecahkan masalah perkotaan.

c. Mengembangkan lingkungan permukiman yang sehat.

d. Memperbaiki kondisi lingkungan permukiman di kawasan padat/ kumuh. e. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pembangunan Kampung Terpadu.

f. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan Perumahan Rakyat.

g. Menyelenggarakan program Gerakan Deli Serdang Membangun (GDSM).

h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Perumahan Rakyat.

5) Urusan Penataan Ruang

Penyelenggaraan urusan Penataan Ruang antara lain diarahkan untuk: a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Penataan Ruang.

b. Mewujudkan regulasi penataan ruang yang berkualitas dan berbasis pada prinsip berkelanjutan, kebersamaan, keadilan dan perlindungan hukum.

b. Menyelenggarakan penataan ruang Kabupaten Deli Serdang secara terpadu dengan Mebidangro.

a. Melaksanakan kerjasama pembangunan dengan daerah tetangga terkait dengan Rencana Tata Ruang Mebidangro.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang Rencana Rinci Tata Ruang.

6) Urusan Perencanaan Pembangunan

(8)

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perencanaan Pembangunan. b. Menerapkan kebijakan perencanaan pembangunan yang menyeluruh, terpadU dan

merupakan solusi terhadap masalah Kabupaten.

c. Menterjemahkan arahan tata ruang ke dalam rencana jangka panjang, menengah, tahunan dan perencanaan sektor.

d. Mengembangkan sistem dan metodologi perencanaan Daerah. e. Mengembangkan kompetensi tenaga perencana.

f. Mengembangkan manajemen perencanaan.

g. Mengembangkan perencanaan kawasan sercara terpadu.

h. Melakukan kerjasama perencanaan pembangunan infrastruktur, perekonomian dan Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Lingkungan Hidup.

a. Menerapkan kebijakan lingkungan hidup yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

b. Mengintegrasikan regulasi pengelolaan air limbah, konservasi air tanah dan lingkungan hidup. c. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap pelaku pencemaran

lingkungan.

d. Meningkatkan pelaksanaan Pantai Bersih Laut Lestari (PBLL), Langit Biru, Prokasih, Prodasih, Adipura, Green School, dan Adiwiyata.

e. Meningkatkan pengelolaan persampahan.

f. Meningkatkan perbaikan dan konservasi lingkungan hidup dan sumber daya alam (energi, air, sumber daya laut, flora dan fauna).

g. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas professional dalam penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup.

h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib i. Lingkungan Hidup.

Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) antara lain diarahkan untuk Menyusun: a. Rencana Induk RTH sebagai panduan pengembangan RTH ke masa depan. b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya RTH kota.

c. Melindungi peruntukan RTH secara konsisten.

d. Menambah dan mengembangkan taman, hutan, dan kawasan pemakaman serta RTH di sempadan

sungai, danau, waduk dan situ.

e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ornamen dan keindahan kota. f. Mewujudkan taman interaktif Kelurahan.

8) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

(9)

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

b. Menerapkan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan.

d. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa. e. Peningkatan peran perempuan di perdesaan.

f. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib g. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

9) Urusan Statistik

a. Mengintegrasikan urusan Statistik dengan urusan Perencanaan Pembangunan. b. Menyediakan statistik dasar untuk setiap urusan wajib dan pilihan.

c. Pengembangan data/informasi/statistik daerah.

10) Urusan Kearsipan

Penyelenggaraan urusan Kearsipan antara lain diarahkan untuk: a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kearsipan.

b. Menerapkan kebijakan Kearsipan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten

c. Perbaikan sistem administrasi kearsipan.

d. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah.

e. Meningkatkan pengelolaan penyimpanan arsip Daerah dan pelayanan arsip. f. Meningkatkan kapasitas Penyimpanan Arsip Daerah.

g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib h. Kearsipan.

11) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

Penyelenggaraan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil antara lain diarahkan untuk: a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kependudukan dan Catatan Sipil.

b. Menerapkan kebijakan kependudukan dan catatan sipil yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Meningkatkan mutu layanan kependudukan dan catatan sipil kepada masyarakat.

d. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap penyimpangan pelaksanaan peraturan kependudukan.

e. Mewujudkan kesetaraan dalam penerapan peraturan kependudukan.

f. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam penyelenggaraan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil.

g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Kependudukan dan Catatan Sipil.

12) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak antara lain diarahkan untuk:

(10)

c. Menerapkan kebijakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

d. Mengintegrasikan regulasi pemberdayaan perempuan dengan pemberdayaan masyarakat dan desa.

e. Meningkatkan kesadaran dan menggalang masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi perdagangan, tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak. f. Meningkatkan peran perempuan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan dan sebagai penerus

dan pendidik generasi mendatang.

g. Menjamin akses bagi perempuan dalam semua aspek pembangunan. h. Meningkatkan perlindungan anak.

i. Memenuhi kebutuhan anak sebagai penerus bangsa.

j. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

k. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib l. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

13) Urusan Sosial

Penyelenggaraan urusan Sosial antara lain diarahkan untuk: a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Sosial.

b. Menerapkan kebijakan sosial yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Memberi perhatian khusus pada pemberdayaan fakir miskin, Komunitas adat terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya.

d. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial.

e. Meningkatkan pembinaan anak terlantar, penyandang cacat dan trauma. f. Meningkatkan pembinaan panti asuhan/panti jompo.

f. Meningkatkan pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya).

g. Menangani korban bencana dengan menyiapkan makan, minum, sarana berteduh sementara, pakaian, selimut, alat masak, pakaian dan logistik untuk beberapa waktu selama belum dapat kembali ke rumahnya.

h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib i. Sosial.

14) Urusan Penanaman Modal

Penyelenggaran urusan Penanaman Modal antara lain diarahkan untuk: a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Penanaman Modal.

b. Menerapkan kebijakan Penanaman Modal yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. c. Mengintegrasikan pengelolaan seluruh perijinan usaha menjadi satu pintu. d. Mempermudah proses untuk memulai usaha.

(11)

15) Urusan Kebudayaan

Penyelenggaraan urusan Kebudayaan antara lain diarahkan untuk: a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kebudayaan.

b. Menciptakan kebijakan kebudayaan yang komprehensif, terpadu dan berperan nyata terhadap pemecahan masalah kabupaten.

c. Pengembangan nilai budaya, pengelolaan keragaman budaya, dan kekayaan budaya. d. Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.

e. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam penyelenggaraan urusan Kebudayaan.

f. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib g. Kebudayaan.

16) Urusan Pariwisata

Penyelenggaran urusan Pariwisata antara lain diarahkan untuk: a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pariwisata.

b. Melaksanakan promosi terpadu antara pelaku usaha industri pariwisata, perdagangan, investasi dan kebudayaan.

c. Melaksanakan promosi dan pelayanan pariwisata di pintu masuk Kabupaten Deli Serdang antara lain Bandara Kualanamu, Stasiun Kereta Api dan Terminal Bus.

d. Mengembangkan kualitas atraksi, obyek, kawasan, dan lingkungan wisata tematik.

e. Mengembangkan Kabupaten Deli Serdang sebagai destinasi wisata yang berbasis potensi alam f. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepada masyarakat dan kalangan pelaku

industri pariwisata maupun industri pendukung, termasuk keamanan sehingga kabupaten Deli Serdang mampu memenuhi kenyamanan dan kepuasan wisatawan.

(12)

Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Deli Serdang

Gambar 10.3.

Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Deli Serdang

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Deli Serdang

Bidang Penelitian dan Statistik

Sub Bidang Sumber Daya

Alam

Bidang Ekonom

Sekretaris

Sub Bidang Perekonomian Sub Bidang

Pekerjaan Umum

Sub Bidang Tata Ruang, Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Sub Bidang Kesejahteraan

Rakyat

Sub Bidang Kemasyarakatan

Bidang Fisik Pembangunan Bidang Sosial Budaya

Sub Bidang Penelitian

Sub Bidang Statistik dan Pelaporan KEPALA BADAN

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Keuangan Sub Bagian

Program

(13)

Gambar

Gambar 10.1. Keorganisasian Pemerintah Kabupaten
Gambar 10.2. Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
Gambar 10.3.

Referensi

Dokumen terkait

Yang tidak kurang penting juga kita ketahui puncanya, kesan dan implikasi tingkah laku bermasalah dalam bilik darjah agar kita lebih memahami murid yang

Pengadilan Agama Palangka Raya adalah salah satu Entitas Akuntansi di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan

Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir.. 11

Angka ini termasuk ke dalam interval 0,701 – 0,900, sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi antara Kepemimpinan dimensi Mengarahkan dan memberikan Dukungan secara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk adalah untuk membuat karet siklo dari lateks DPNR, membandingkan karet alam ( natural rubber , NR) dengan karet sintetis sebagai bahan baku

Jawaban terhadap pertanyaan mengapa konsumen datang ke suatu tempat (baik pertama kali atau berulang) merupakan informasi yang penting untuk menentukan strategi perusahaan.

Sesuai hasil penelitian mengenai analisis rancangan program percepatan revitalisasi pesawat Piper Seneca V yakni: Pelaksanaan revitalisasi pesawat Piper Seneca V yang dilakukan

Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian Penyakit Filariasis di Kecamatan Dumbo Raya diantaranya faktor lingkungan yang terdiri lingkungan fisik, lingkungan biologi, lingkungan