• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017 281

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

Ika Widiastuti

Universitas Krisnadwipayana Jakarta E­mail: iwidiastuti86@gmail.com

ABSTRAK: Keberhasilan seorang pemimpin dapat dilihat dari kinerja yang dicapainya dan kepiawaiannya dalam memimpin suatu organisasi. Untuk mendapatkan pemimpin yang sesuai dengan jamannya diperlukan ketelitian dalam menghadapi segala permasalahan yang ada, mempunyai kemampuan memimpin, kemampuan intelektual dan dapat memberikan motivasi kepada pegawainya. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam melaksanakan tugasnya belum sepenuhnya optimal sehingga kinerja pegawai mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan membahas pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung, (2) mengumpulkan informasi serta mengembangkan konsep pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, yaitu menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kuantitatif. Penulis dapat memberikan keisimpulan bahwa: (1) Secara simultan, kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan pengaruh sebesar 53%, dan sisanya sebesar 47% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. Demikian pula secara parsial, kepemimpinan mengarahkan dan kepemimpinan dukungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, (2) Kepemimpinan yang diteliti melalui dimensi mengarahkan dan dimensi dukungan mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai mempunyai hubungan yang sangat kuat dan mempunyai arah hubungan yang positif.

Kata kunci: kepemimpinan, kinerja pegawai, dan motivasi

ABSTRACT: The success of a leader can be seen from the performance he achieved and expertise in an organization. To get the

leadership in accordance with the era required precision in all things that exist, have the ability ability, intellectual ability and can provide motivation to employees. Head of Education Office of Bandung in carrying out its duties not yet optimal. This study aims to (1) find and discuss the influence of leadership on the performance of employees in Bandung Education Agency, (2) gather information and develop the concept of leadership in the performance of employees in Bandung Education Department. Data completion techniques related to this research problem, namely by using questionnaires, observations, interviews and literature study. Data analysis method used in this research is by using quantitative method. The author can give conclusions: (1) Simultaneously, leadership significant to employee performance, with an influence of 53%, and a position of 47% is the influence of other variables that are not examined. Significance of employee performance, (2) Leadership studied through dimensions and dimensions that have high performance. This shows the leadership with the performance of employees who have a very strong relationship and have a positive relationship direction. Keywords: leadership, employee performance and motivation

PENDAHULUAN

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa organisasi merupakan kerangka kerja daripada setiap bentuk kerjasama manusia untuk mencapai tujuan bersama. Fenomena kepemimpinan sebagai kunci utama berjalannya organisasi di negara Indonesia telah memberikan gambaran kepada kita bagaimana kepemimpinan memiliki pengaruh sangat besar terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi harus mampu menyikapi perkembangan zaman ini. Oleh itu keberhasilan seorang pemimpin dapat dilihat dari kinerja yang dicapainya, juga dapat dilihat dari kepiawaiannya dalam memimpin suatu organisasi.

Sukses atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya tergantung kepada kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin harus mengetahui kebutuhan setiap anggotanya, dan hal ini merupakan

kecakapannya dalam pelaksanaan kepemimpinan sehingga dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.

Pemimpin di dalam melaksanakan pekerjaannya mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai dan tujuan organisasi. Oleh karena itu pemimpin di­ harapkan untuk mampu mempengaruhi pegawainya sesuai dengan apa yang diperintahkan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Selain itu, peran pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai merupakan salah satu kunci sukses bagi keberhasilan seluruh organisasi. Dalam meningkatkan kinerja pegawai sangat menentukan dalam mengarahkan sikap dan perilaku pribadi seseorang untuk dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan yang ditentukan dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 tahun 2001 maka terbentuklah Dinas Pendidikan Kota Bandung pada tanggal 7 Maret 2001. Dinas Pendidikan Kota Bandung mempunyai visi yaitu Mewujudkan Masyarakat Kota Bandung yang cerdas, sehat,

(2)

Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017 282

produktif, berakhlak mulia, dan cinta lingkungan hidup guna mendukung Bandung bermartabat. Sedangkan misi Dinas Pendidikan Kota Bandung yaitu meningkatkan kualitas pendidikan warga kota Bandung melalui peningkatan kualitas penyeleng­ garaan pendidikan sesuai tuntutan pembangunan, meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan sarana pendidikan untuk menunjang proses penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan produk­ tivitas kerja dan terciptanya pelayanan yang dapat memuaskan stakeholder pendidikan, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas, dan meningkatkan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan secara efesien dan efektif sesuai dengan perkembangan iptek.

Kepala Dinas di Dinas Pedidikan Kota Bandung di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya belum sepenuhnya optimal sehingga akan meng­ akibatkan kinerja pegawai mengalami penurunan. Hal ini dapat diketahui dengan adanya program yang dilaksanakan oleh kepala dinas yang mengalami kegagalan, diantaranya adalah pencairan dana bantuan operasional sekolah yang mengalami keterlambatan, belum meningkatnya kesejahteraan guru honorer, pengelolaan anggaran yang belum optimal, masih adanya pungutan sekolah yang membebani masyarakat tidak mampu, banyak guru yang belum tersertifikasi dan sebagainya.

Tahun 2010 guru yang sudah tersertifikasi mengalami penurunan yaitu berjumlah 2426 dan pada tahun 2011 berjumlah 2424. Pada tahun 2012 menunjukkan bahwa data peserta guru yang sudah tersertifikasi terjadi kenaikan yaitu 2602. Data guru yang belum tersertifikasi pada tahun 2013 untuk PNS mengalami penurunan yaitu 776 bila dibandingkan dengan tahun 2012 berjumlah 1903 sedangkan pada tahun 2013 data guru yang belum tersertifikasi untuk non PNS mengalami kenaikan berjumlah 1667 bila dibandingkan pada tahun 2012 yaitu berjumlah 699.

Dinas Pendidikan Kota Bandung memiliki berbagai permasalahan yang memiliki dampak bagi kinerja pegawai dan berkaitan dengan kualitas kerja pegawai. Kepala Dinas didalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya belum sepenuhnya optimal sehingga mengakibatkan kinerja pegawai mengalami penurunan hal ini dapat diketahui dengan masih banyaknya guru non PNS yang belum tersertifikasi. Masalah­masalah yang berkaitan dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung, diduga

disebabkan oleh kepemimpinan Kepala Dinas yang belum dapat berjalan dengan optimal.

Berdasarkan pernyataan masalah tersebut, maka yang menjadi pertanyaan masalah (problem question) penelitian ini: Seberapa besar pengaruh ke­ pemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung?

Tujuan penulisan penelitian sebagai berikut: (1) mengetahui dan membahas pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung, (2) mengumpulkan informasi serta mengembangkan konsep pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan para pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Objek dalam penelitian ini adalah kepemimpinan sebagai variabel bebas (independent variable) serta kinerja pegawai sebagai variabel terikat (dependent variable).

Metode yang digunakan metode survey explanatory. Adapun pendekatan explanatory

(Singarimbun, 1995:3) adalah berusaha menjelaskan hubungan kausal dan sekaligus pengujian hipotesis antara variabel yang sedang diteliti sedangkan yang akan penulis teliti adalah para pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kepemimpinan

Kepemimpinan (Wexley dan Yukl, 1977) mempunyai arti mempengaruhi orang untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga dalam usahanya, atau merubah tingkah laku mereka. Berbicara pemimpin tidak akan lepas dari persoalan kepemimpinan dalam suatu organisasi, begitupun dalam organisasi pemerintahan. Peran pemimpin dan kepemimpinan­ nya sangatlah menentukan keberhasilan ataupun kegagalan sebuah organisasi pemerintahan. Oleh karena itu, diperlukan seorang pemimpin yang menggerakkan organisasinya sehingga sumber daya dan alat daya berdaya guna secara optimal. Malayu S.P. Hasibuan (2004:43) menyatakan bahwa pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

(3)

Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017 283

pengarahan (directing) atau mempengaruhi orang lain (influence), dalam kegiatan­kegiatan yang dilaksanakan itu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Kepemimpinan (H. Koontz dan O’Donnel, 1982) adalah suatu seni atau proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mereka mau bekerja dengan sungguh­ sungguh untuk meraih tujuan kelompok.

Menurut Hadari Nawawi (2001:135) fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi yang harus diperhatikan yaitu: (1) Dimensi kemampuan pemimpin mengarahkan (direction). Dimensi ini merupakan aktivitas yang berisi tindakan­tindakan pemimpin dalam interaksi dengan anggota organisasinya, yang mengakibatkan semuanya berbuat sesuatu di bidangnya masing­masing yang tertuju pada tujuan organisasi. Dimensi ini tidak boleh dilihat dari segi aktivitas pemimpin, tetapi nampak dalam aktivitas anggota organisasinya. (2) Dimensi tingkat dukungan (support) dari anggota organisasinya. Dimensi ini terbentuk keterlibatan anggota organisasi dalam kegiatan­kegiatan melaksanakan tugas­tugas pokoknya.

Kinerja Pegawai

Fahmi (2011:2) kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.

Dimensi kinerja pegawai menurut Dharma (2003:355) yaitu : (1) Kuantitas merupakan jumlah keluaran atau output yang harus dihasilkan oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. (2) Kualitas merupakan mutu output yang harus dihasilkan oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. (3) Ketepatan waktu merupakan kesesuaian waktu yang dihasilkan oleh karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan yang direncanakan.

Penilaian Kinerja

Untuk mengetahui sejauh mana kinerja pegawai di dalam suatu organisasi, sangat diperlukan penilaian terhadap kinerja. Menurut Keban (1995:1) bahwa bagi setiap organisasi, penilaian terhadap kinerja

merupakan suatu kegiatan yang penting. Penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Fahmi (2011:65) penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan baik para karyawan maupun manajer yang selama ini telah melakukan pekerjaannya. Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002:81) menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut.

Motivasi

Sukses atau tidaknya kinerja pegawai dipengaruhi oleh pemimpin yang dapat memberikan motivasi kerja kepada pegawai agar tujuan organisasi dapat tercapai. Kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor­ faktor yaitu faktor motivasi yang dilakukan oleh pemimpin dan faktor kemampuan yang dimiliki oleh pegawai. Motivasi merupakan unsur penting bagi kesuksesan pemimpin. Fungsi kepemimpinan di antaranya adalah mengarahkan, membimbing bawahan agar dapat membangun motivasi kerja dan dapat mengemudikan organisasi sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan. Mangkunegara (2005:67) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Menurut Safaria (2004:174), motivasi merupakan salah satu unsur penting bagi kesuksesan pemimpin di dalam mengendalikan, mengarahkan, dan membimbing bawahan dan organisasi secara keseluruhan. Stephen P. Robbins (2008:222) berpendapat bahwa motivasi adalah sebagai proses mengarahkan dan ketekunan setiap individu dengan tingkat intensitas yang tinggi untuk meningkatkan suatu usaha dalam mencapai tujuan. Sedangkan pendapat Hasibuan (1985:8) motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil sehingga tercapai keinginan pada pegawai, sekaligus tercapai tujuan organisasi.

Pemimpin suatu organisasi senantiasa memberi motivasi kepada bawahannya dan pada sisi lain seyogyanya para bawahan dapat menumbuhkan motivasi pada dirinya sendiri, sehingga tercipta suasana dalam lingkungan kerja, baik motivasi yang

(4)

Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017 284

tumbuh dalam diri bawahan maupun yang datang dari atasan langsung sebagai dorongan atau rangsangan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan secara optimal.

Untuk pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik sampel acak berstrata (Stratified Random Sampling), yaitu suatu teknik pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok­kelompok homogen yang disebut strata dan kemudian sampel diambil secara acak dari setiap strata tersebut. Sehingga jumlah sampel dari populasi pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung yaitu berjumlah 202 orang dan sekaligus menjadi responden.

Teknik pengumpulan data dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, menggunakan: (1) Kuesioner, (2) Observasi, (3) Wawancara, (4) Studi pustaka.

Untuk menentukan valid atau tidaknya butir­ butir soal dalam sebuah kuesioner dengan bentuk jawaban berupa Likert’s Summated Rating, maka perhitungan dilakukan melalui teknik korelasi antara masing­masing item pertanyaan dengan total item pertanyaan tersebut. Karena data yang diperoleh adalah data yang bertaraf interval maka uji korelasi yang digunakan adalah teknik product moment. Selain itu teknik korelasi product moment tersebut digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel apabila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.

Uji reliabilitas dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang dipergunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Menurut Sugiyono (2011:354), dalam mengukur reliabilitas sebuah instrumen dapat menggunakan teknik yaitu teknik tes belah dua dari

Spearman­Brown. Banyaknya responden yang diambil untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas sebanyak 202 orang.

Analisis korelasi berguna untuk mengetahui seberapa dekat hubungan antara kedua buah variabel yang akan diteliti, dapat dilihat berdasarkan koefesien korelasi. Untuk penelitian ini, penulis menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment.

Sudjana (2003:69) regresi linier ganda yaitu: hubungan antara sebuah peubah tak bebas dan dua buah atau lebih peubah bebas dalam bentuk regresi. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut disajikan Analisis korelasi untuk setiap variabel dengan menggunakan teknik korelasi

Pearson Product Moment, seperti terlihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1.Analisis Koefisien Korelasi

Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013 Berdasarkan output di atas, diketahui hasil analisis korelasi sebagai berikut:

1. Hubungan antara Kepemimpinan Mengarahkan dengan Kinerja (rYX1)

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,641. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan berada pada interval 0,401 – 0,700, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antara Kepemimpinan Mengarahkan dengan Kinerja adalah searah dengan hubungan yang cukup berarti. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,050 artinya korelasi tersebut bermakna.

2. Hubungan antara Kepemimpinan Dukungan dengan Kinerja (rYX2)

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,701. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan berada pada interval 0,701 – 0,900, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antara Kepemimpinan Dukungan dengan Kinerja adalah

(5)

Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017 285

searah dengan hubungan yang kuat. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,050 artinya korelasi tersebut bermakna.

3. Hubungan antara Kepemimpinan Mengarahkan dengan Kepemimpinan Dukungan (rX1X2)

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,720. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan berada pada interval 0,701–0,900, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antara Kepemimpinan Mengarahkan dengan Kepemimpinan Dukungan adalah searah dan kuat. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 lebih besar dari 0,05 artinya korelasi tersebut bermakna.

Koefisien korelasi ganda menunjukkan sejauh mana hubungan yang terjadi di antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat. Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil analisis korelasi ganda seperti terlihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2.Pengaruh Simultan

Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013 Berdasarkan output di atas, diketahui koefisien korelasi ganda yang diperoleh sebesar 0,728. Angka ini termasuk ke dalam interval 0,701 – 0,900, sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi antara Kepemimpinan dimensi Mengarahkan dan memberikan Dukungan secara simultan dengan Kinerja Pegawai adalah hubungan positif/searah yang kuat.

Analisis pengaruh parsial digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing­masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan cara mengalikan Coefficient Beta dengan Correlations Zero­Order. Berikut disajikan tabel hasil pengolahan data menggunakan SPSS, seperti terlihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3.Analisis Pengaruh Parsial

Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013

Besarnya pengaruh dimensi kepemimpinan mengarahkan terhadap variabel kinerja pegawai adalah hasil perkalian dari 0,283 x 0,641 yaitu 0,181402 atau 18,1%. Besarnya pengaruh dimensi kepemimpinan dukungan terhadap variabel kinerja pegawai adalah hasil perkalian dari 0,497 x 0,701 yaitu 0,348397 atau 34,9%.

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi ganda (R) atau disebut juga sebagai R­Square. Korelasi determinasi berfungsi untuk melihat berapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4.Korelasi Ganda

Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013 Dari tabel hasil output SPSS di atas, diketahui nilai R square sebesar 0,530 atau 53%. Hal ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan dalam Meng­ arahkan dan Memberikan Dukungan memberikan pengaruh simultan terhadap variabel Kinerja Pegawai sebesar 53%, sedangkan sisanya sebesar 100%­53% = 47% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.

Nilai statistik uji F dapat diketahui dari tabel 5 berikut:

Tabel 5.Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai F hitung sebesar 112,051. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai F tabel. Dengan α=0,05, db1=2 dan db2=12, diketahui nilai F tabel sebesar 3,739. Dari nilai­nilai di atas, diketahui nilai F hitung (112,051) > F tabel (3,739), sehingga H0ditolak dan Haditerima, artinya terdapat pengaruh simultan yang signifikan dari Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai. Untuk

(6)

Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017 286

menguji pengaruh kedua variabel bebas secara individual terhadap Kinerja Pegawai, berikut di­ sajikan uji hipotesis secara parsial menggunakan uji t.

Pengaruh kepemimpinan yang terdiri dari mengarahkan dan dukungan terhadap kinerja pegawai sebesar 53% dipengaruhi faktor lain. Hal ini berarti peranan pimpinan dalam kepemimpinannya melalui pelaksanaan mengarahkan dan dukungan di Dinas Pendidikan Kota Bandung perlu ditingkatkan.

Pengaruh variabel kemampuan mengarahkan (X1) terhadap variabel kinerja pegawai (Y) secara langsung adalah 18,1%. Hal ini berarti bahwa sebesar 81,9% dapat dijelaskan oleh faktor lain. Pengaruh variabel dukungan (X2) terhadap variabel kinerja pegawai (Y) dapat diterima secara statistik bermakna yaitu sebesar 34,9%. Hal ini berarti bahwa sebesar 65,1% dapat dijelaskan oleh faktor lain.

PENUTUP

Kesimpulan

Secara simultan, kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan pengaruh sebesar 53%, dan sisanya sebesar 47% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. Demikian pula secara parsial, kepemimpinan mengarahkan dan kepemimpinan dukungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Kepemimpinan yang diteliti melalui dimensi mengarahkan dan dimensi dukungan mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kinerja pegawai. Hal

ini menunjukkan bahwa antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai mempunyai hubungan yang sangat kuat dan mempunyai arah hubungan yang positif. Saran­Saran

Sebaiknya pimpinan melakukan upaya peningkatan kepemimpinan yang lebih optimal melalui pembenahan kepemimpinan dimana adanya pengembangan penerapan peran pemimpin dalam penampilan, perilaku, sikap, cara berkomunikasi dengan memberikan pelatihan kepada pimpinan..

Sebaiknya pimpinan harus dapat mengarahkan tingkah laku bawahannya didalam mengerjakan tugas, pemimpin mampu memberikan insentif kepada pegawai untuk membangkitkan, memelihara, dan memperkuat harapan pegawai agar dapat bekerja lebih produktif dan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Surya, Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya., Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011.

Nawawi, Hadari, Kepemimpinan Menurut Islam, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1993.

Singarimbun, Masri,Metode Penelitian Survey,Pustaka, Jakarta, 2008.

Sofyandi, Herman, Perilaku Organisasional, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007.

Sudjana,Teknik Analisis Regresi dan Korelasi,Tarsito, Bandung, 2003.

Sugiyono,Statistika untuk Penelitian,Alfabeta, Bandung, 2011. Ulbert, Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori

dan Dimensi,Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2003. Wibowo, Manajemen Kinerja, Rajagrafindo Persada, Jakarta,

2012.

Winardi,Teori Organisasi dan Pengorganisasian,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.

Gambar

Tabel 1. Analisis Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani dalam budidaya tanaman cabe jamu rata-rata untuk setiap hektar sebesar Rp. Penerimaan

7 Sedangkan non-logika meliputi ilmu politik, al-Farabi meringkas tulisan Plato The Laws, etika dengan mengomentari Nicomechean Ethics Aristotels ; ilmu alam

kebutuhan pada masa lalu.. Budget and planning analysis, yaitu dari jumlah budget yang disetujui, di dalamnya juga telah tercermin jumlah kebutuhan pegawai yang pada

Walaupun kami wanita yang tidak mempunyai saudara laki-laki, kami berhak sebagai pemilik dan ahli waris harta peninggalan ayah dan ibu kami, bukan orang lain, seperti Bapak

Kawasan hutan mangrove di stasiun riset Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dipilih sebagai tempat penelitian karena

K ecamatan Limo Kota Depok siap mensukseskan visi misi Pemerintah Kota Depok untuk mewujudkan Depok sebagai kota yang unggul, nyaman dan relegius dengan berbagai program. Salah

Perhitungan debit maksimum dilakukan di setiap wilayah kecamatan yang termasuk dalam DAS Bondoyudo dengan menggunakan Metode Rasional dengan 3 parameter utamanya yaitu

Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan