Laporan Akhir
Timur. Secara administrasi Kabupaten Kendal dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kota Semarang
Sebelah Selatan :Kabupaten Temanggung
Sebelah Barat :Kabupaten Batang
Luas wilayah administrasi tercatat sebesar 100.223Ha, dengan luas wilayah yang terbesar
adalah Kecamatan Singorojo, yaitu seluas 11.932Ha atau 11,91 % dari luas Kabupaten Kendal secara
keseluruhan. Sedangkan luas wilayah terendah adalah Kecamatan Ringinarum, luas wilayahnya
sebesar 2.350Ha atau 2,34 % dari luas Kabupaten Kendal secara keseluruhan. Secara administrasi,
Kabupaten Kendal terbagi dalam 20 kecamatan dan 285 desa/kelurahan. Untuk melihat luas
Tabel IV-1
Luas Daerah Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Kendal Tahun 2014
No Kecamatan Luas Daerah(Ha) Desa atau Kelurahan % Jumlah Desa
1 Plantungan 4.882
Blumah, Tlogopayang, Kediten, Wonodadi, Manggungmangu, Tirtomulyo, Jurangagung,
Karanangyar, Jati, Bendosari, Wadas,
Mojoagung.
4,87% 12
2 Sukorejo 7.601
Gentinggunung, Bringinsari, Purwosari,
Ngargosari, Pesaren, Tamanrejo, Harjodowo,
Peron, Damarjati, Mulyosari, Kalipakis,
Trimulyo, Selokaton, Ngadiwarno,
Tampingwinarno, Kebumen, Sukorejo,
Kalibogor.
7,58% 18
3 Pageruyung 5.143
Gondoharum, Getas Blawong, Parakan
Sebaran, Petung, Krikil, Puncakwangi,
Pageruyung, Tambahrejo, Gebangan,
Surokonto Wetan, Bangunsari, Kebon
Gembong, Surokonto Kulon, Pager Gunung.
5,13% 14
4 Patean 9.294
Pakisan, Mlatiharjo, Plososari, Wirosari,
Pagesari, Selo, Curugsewu, Gedong,
Sukomangli, Kalibareng, Kalilumpang, Kalices, Sidokumpul, Sidodadi.
9,27% 14
5 Singorojo 11.932
Cening, Sukodadi, Kaliputh, Getas,
Banyuringin, Kedungsari, Ngreanak, Singorojo, Cacaban, Kalirejo, Merbuh, Trayu, Kertosari.
11,91% 13
6 Limbangan 7.172
Kedungboto, Pero, Gondang, Pakis,
Sumberrahayu, Tambahsari, Limbangan,
Pagertoya, Sriwulan, Tabet, Ngesrepbalong, Gonoharjo, Jawisari, Margosari, Tamanrejo, Pagerwojo.
7,16% 16
7 Boja 6.409
Purwogondo, Kaligading, Salamsari, Blimbing, Bebengan, Boja, Meteseh, Trisobo, Campurejo, Tampingan, Karangmanggis, Ngabean, Kliris, Puguh, Medono, Pasigitan, Leban, Banjarejo.
6,39% 18
8 Kaliwungu 4.773
Kumpulrejo, Karang Tengah, Sarirejo, Krajan
Kulon, Kutoharjo, Nolokarto, Sumberejo,
Mororejo, Wonorejo.
4,76% 9
9 Kaliwungu
Selatan 6.519
Kedungsuren, Jeruk Giling, Darupono,
Protomulyo, Magelung, Plantaran, Sukomulyo. 6,50% 7
10 Barangsong 3.454
Tunggulsari, Sumur, Penjalin, Kertomulyo, Blorok, Sidorejo, Tosari, Rejosari, Turunrejo, Purwokerto, Brangsong, Kebonadem.
3,45% 12
11 Pegandon 3.112
Pekuncen, Puguh, Wonosari, Dawungsari,
Tegorejo, Pesawahan, Karangmulyo,
Karangmulyo, Pucangrejo, Gubugsari,
Pegandon, Penanggulan.
3,11% 12
12 Ngampel 3.388
Winong, Jatirejo, Rejosari, Sumbersari,
Kebonagung, Ngampelkulon, Ngampelwetan,
Sudipayung, Dempelrejo, Banyuurip,
Bojonggede, Putatgede.
3,38% 12
13 Gemuh 3.817
Sojomerto, Triharjo, Cempokomulyo, Galih, Pamriyan, Jenarsari, Poncorejo, Gebang,
Krompaan, Sedayu, Gemuhblanten,
Tamangede, Lumangsari, Johorejo, Tlahab, Pucangrejo.
Laporan Akhir
IV-3
No Kecamatan Luas Daerah(Ha) Desa atau Kelurahan % Jumlah Desa
14 Ringinarum 2.350
Ngerjo, Kedungsari, Kedunggading,
Ringinarum, Tejorejo, Ngawensari, Wungurejo, Rowobranten, Mojo, Purworejo, Pagerdawung, Caruban.
2,34% 12
15 Weleri 3.028
Sidomukti, Penyangkringan, Bumiayu,
Manggungsari, Sumberagung, Ngasinan,
Weleri, Nawangsari, Karangdowo, Penaruban, Sambongsari, Karanganom, Payung, Pucuksari, Kebonsari, Bulak, Gebanganom, Rowosari, Jatipuro, Gempolsewu, SendangSikucing.
3,26% 16
17 Kangkung 3.898
Sendangkulon, Sendandawung, Sukodadi,
Kaliyoso, Gebanganom Wt, Kadilangu, Truko, Lebosari, Kangkung, Laban, Karangmalang Wt, Jungsemi, Tanjungmojo, Rejosari, Kalirejo.
3,89% 15
18 Cepiring 3.008
Pandes, Podosari, Botomulyo, Gondang, Karangsuno, Cepiring, Karangayu, Sidomulyo, Damarsari, Juwiring, Kaliayu, Kalirandugede, Korowelangkulon, Korowelanganyar, Margorejo.
3,00% 15
19 Patebon 4.430
Lanji, Donosari, Margosari, Bulugede,
Tambakrejo, Kebonharjo, Purwosari,
Jambearum, Purwokerto, Sukolilan,
Bangunrejo, Kumpulrejo, Magersari, Wonosari, Kartikajaya, Bangunsari, Pidodo Wetan, Pidodo kulon.
4,42% 18
20 Kota Kendal 2.749
Sukodono, Candiroto, Trompo, Jotang,
Tunggulrejo, Sijeruk, Jetis, Bangangin,
Langenharjo, Kalibuntuwetan, Kebondalem, Ketapang, Banyutowo, Karangsari, Patukangan, Pegulon, Pekauman, Ngilir, Balok, Bandengan.
2,74% 20
Jumlah 100.223 100.00% 285
Laporan Akhira
IV-5 4.2 Kondisi Topografi
Topografi Kabupaten Kendal terbagi dalam tiga jenis yaitu : daerah pegunungan yang terletak
di bagian paling selatan dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2.579 m dpl. Suhu berkisar antara
25 C. Kemudian daerah perbukitan berada di sebelah tengah dan dataran rendah serta pantai di
sebelah utara dengan ketinggian antara 0 s/d 10 m dpl dan suhu berkisar 27 C.
Kabupaten Kendal bisa dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai wilayah agraris. Hal ini
ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang
ada di Kabupaten Kendal, 75,92 persen digunakan untuk usaha pertanian (sawah, tegalan, tambak &
kolam) dan hutan serta perkebunan, sedangkan sisanya digunakan untuk pekarangan (lahan untuk
bangunan dan halaman sekitarnya), padang rumput dan yang sementara tidak diusahakan.
Ketinggian suatu daerah atau wilayah dihitung berdasarkan posisinya dari permukaan laut.
Kecamatan Plantungan yang termasuk dalam wilayah dataran tinggi, memiliki ketinggian 641 m di atas
permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Sukorejo berada pada kisaran 560,00 m. Sedangkan
Kecamatan Kaliwungu adalah kecamatan yang memiliki ketinggian terendah di atas permukaan laut
yaitu 4 m di atas permukaan laut.
4.3 Kondisi Klimatologi
Musim kemarau di wilayah Kendal terjadi pada sekitar bulan Juli s/d September karena pada
saat itu arus angin tidak banyak mengandung uap air. Sebaliknya mulai bulan Oktober hingga Juni arus
angin banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Selain dipengaruhi oleh musim, curah
hujan disuatu tempat juga dipengaruhi oleh keadaan iklim,perputaran/pertemuan arus udara dan
keadaan geografis.
Wilayah Kabupaten Kendal bagianutara yang berdekatan dengan Laut Jawa(dataran rendah),
kondisi iklim di daerahtersebut cenderung lebih panas. Sedangkanwilayah Kabupaten Kendal bagian
selatan(dataran tinggi), kondisi iklim didaerahtersebut cenderung lebih sejuk. Curah hujan di wilayah
Kabupaten Kendal dipantau melalui 5 tempat pencatatan, yaitu Kendal, Weleri, Kaliwungu, Sukorejo,
dan Boja. Berdasarkan pencatatan limastasiun pencatatan hujan, ternyata curahhujan tertinggi berada
pada stasiunpencatatan Boja dengan rata-rata curahhujan pertahunnya sebesar 4.104 mm.
Selamatahun 2013 rata-rata curah hujan yangterjadi di Kabupaten Kendal sebesar 2.704mm,
naik 14,72 persen dari tahunsebelumnya. Rata-rata curah Hujan selama tahun 2012 sekitar 2.358 mm
dengan rata-rata hari hujan selama tahun 2012 adalah 116 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 551 mm.Hari hujan di Kabupaten Kendal paling sering terjadi tiap bulannya
pada bulan Desember dan Januari, hal tersebut dikarenakan pada bulan tersebut merupakan saat
musim hujan.Kondisi hari hujan tersebut diikuti dengan besarnya curah hujan. Curah hujan terbesar
terjadi di bulan Desember ( 398 mm) dan Bulan Januari (551 mm). Curah hujan terbesar terdapat di
tempat pencatatan Sukorejo dengan rata-rata sebesar 3.270 mm.Sedangkan wilayah yang memiliki
curah hujan terkecil terdapat di tempat pencatatan Kaliwungu dengan rata-rata curaha hujan sebesar
201 mm.
4.4 Kondisi Geologi
Kabupaten Kendal dilihat dari jenis dan tekstur tanahnya adalah sebagai berikut:
1. Alluvial, jenis tanah ini bersifat hidromorf dan berwarna kelabu, coklat dan hitam. Produktifitas tanah
ini dari rendah sampai tinggi dan digunakan untuk pertambakan, pertanian padi dan palawija, serta
permukiman. Jenis tanah ini dapat ditemui di wilayah Kecamatan Cepiring, Patebon, Kendal,
sebagian Kecamatan Weleri, Gemuh, Pegandon, Brangsong dan Kaliwungu.
2. Latosol, tanah ini berwarna netral sampai asam berwarna coklat, coklat kemerahan sampai merah.
Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan digunakan untuk lahan pertanian padi, tembakau dan
perkebunan. Jenis tanah ini dapat ditemui di wilayah Kecamatan Limbangan, Singorojo, Pegandon,
Gemuh, Weleri, Plantungan, Sukorejo, Boja, Pageruyung, Patean dan sebagian Kecamatan
Kaliwungu.
3. Andosol dan Regosol, jenis tanah ini bersifat netral sampai asam dengan warna putih, coklat
kekuning – kuningan, coklat atau kelabu serta hitam. Produktifitas tanah ini sedang sampai tinggi
dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Jenis tanah ini meliputi Kecamatan Plantungan dan
Sukorejo.
4. Mediteran Coklat Kemerahan, tanah ini merupakan jenis tanah peralihan antara alluvial dan latosol,
bersifat agak netral dengan warna merah sampai coklat. Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan biasa digunakan untuk sawah, tegal, kebun buah – buahan, padang rumput dan permukiman. Jenis tanah ini meliputi Kecamatan Brangsong, Pegandon dan Kaliwungu.
5. Podzolik dan Regosol, jenis tanah ini mengandung kapur dan tras bersifat netral sampai basa.
Produktifitasnya rendah sampai sedang, biasanya digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan
dan berpotensi sebagai lahan galian golongan C. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Singorojo,
Patean dan Limbangan.
Kondisi geologi Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:
1. Alluvium, di dataran pantai endapan sebagian besar terdiri dari lempung dan pasir dengan
Laporan Akhira
IV-7 dengan bongkah – bongkah yang terkumpul didasarnya ditutupi oleh pasir dan lanau dengan ketebalan 1 – 3 m.
2. Andesit Horenblenda Augit yang merupakan aliran lava.
3. Lahar Gunung Ungaran tengah dan batuan vulkanik di Gunung Kaligesik terdiri dari aliran basal – alivin – augit.
4. Formasi Damar terdiri atas batuan pasir tufaan, konglomerat breksi vulkanik dan tufa.
5. Breksi vulkanik yang kebanyakan merupakan breksi aliran dengan sisipan – sisipan aliran kecil
lava dan tufa halus sampai kasar. Batuan vulkanik yang melapuk dalam sekali dan membentuk
tanah coklat kemerah – merahan berbongkah – bongkah besar, dapat segar dan keras atau
mempunyai pinggiran yang lapuk.
6. Formasi Panjatan, berupa batu pasir, breksi, tufa, batu lempung, dan aliran – aliran lava, namun
yang paling menonjol adalah batu pasir tufaan dan breksi vulkanik, sedang secara setempat meliputi aliran – aliran lava maupun batu lempung marin dan napal.
7. Lapisan Marin, berupa selang – seling batu lempung, napal, batu pasir, konglomerat, breksi
vulkanik dan batu gamping, namun yang terbesar adalah batu lempung. Sebagian gampingan dan napal berkisar warna abu – abu muda sekali, abu – abu kebiruan dan kehijauan sampai abu – abu tua.
8. Batu intrusi, terdiri dari beraneka ragam batuan basa dan mungkin ultra basa yang menembus
Lapisan Marin dan Formasi Panjatan.
9. Kifas Alluvium, yaitu campuran antara kerakal andesit ke beberapa bongkah dan pasir tufaan serta tanah latesit yang tersingkap pada lereng – lereng bukit.
10. Lava Andesit dan batuan klastika gunung api yang berasal dari Pegunungan Jembangan, terutama andesit kipersten augit, setempat – setempat mengandung horenblenda dan setempat – setempat basal olivin yang tercampur pada aliran lava dan breksi aliran dengan beberapa breksi piroklastika,
lahar dan endapan alluvium yang terdiri dari bahan rombakan gunung berapi serta aliran lava dan
breksi aliran dalam jumlah yang tidak begitu banyak.
11. Lava Andesit dan batuan klastika gunung api yang berasal dari Pegunungan Jembangan, terutama andesit kipersten augit, setempat – setempat mengandung horenblenda dan setempat – setempat basal olivin yang tercampur pada aliran lava dan breksi aliran dengan beberapa breksi piroklastika
dan lahar.
12. Lava Andesit dan batuan klastika gunung api yang berasal dari Pegunungan Jembangan, terutama andesit kipersten augit, setempat – setempat mengandung horenblenda dan setempat – setempat basal olivin yang tercampur pada aliran lava dan breksi aliran dengan beberapa breksi piroklastika
Laporan Akhir IV-9
Laporan Akhir IV-11
Laporan Akhir
IV-13 4.5 Kondisi Hidrologi dan Hidrogeologi
Suplai air tanah maupun air tawar seluruhnya datang dari hujan yang berasal dari penguapan
air laut, yang merupakan bagian dari proses siklus hidrologi. Hujan yang jatuh akan meresap ke dalam
tanah, sebagian menjadi air tanah yang mengisi aguifer (formasi tanah yang mengandung dan
menghantarkan air tanah) dan sebagian besar mengalir di permukaan sebagai run off, dalam
kenyataannya siklus hidrologi ini sangat rumit meskipun pada dasamya hidrologi adalah bagian dari
ilmu bumi.
Namun pada kenyataannya hidrologi harus berhubungan dengan atmosfir sebagai medium
yang meneruskan air ke muka bumi maupun dari muka bumi. Kabupaten Kendal memiliki sekitar 20
mata air dengan debit yang beraneka ragam. Mata air yang ada tersebut pada umumnya terletak di
Kecamatan Sukorejo, Plantungan, Singorojo, Limbangan, dan Pateaan.
Kabupaten Kendal termasuk dalam wilayah Sub DAS Bodri, Sub DAS Besar Pemali – Comal – Jratunseluna. Sungai-sungai yang mengalir sebagian besar hulunya masih berada di lingkup Kabupaten
Kendal yaitu bagian tengah dan selatan. Secara umum, bagian tengah dan selatan Kabupaten Kendal
merupakan daerah resapan air hujan yang diharapkan dapat mengisi akuifer yang berguna sebagai
sumber air. Wilayah Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kendal itu sendiri dilalui oleh 12 sungai, antara
lain Sungai Aji (Kedung Pengilon), Bodri, Blukar, Bulawan, Damar, Kuto, Kentrung, Blorong, Waridin,
Buntu, Kendal clan Kedung yang sebagian besar digunakan untuk sistem irigasi teknis persawahan dan
perkebunan.
Berdasarkan data yang ada, wilayah Kabupaten Kendal memiliki sumber mata air yang terbagi
di wilayah Pageruyung, Plantungan, Sukorejo, Patean, Limbangan, dan Boja yang sebagian besar
digunakan untuk penyediaan air bersih penduduk perkotaan. Akan tetapi, sabagian besar memiliki
kandungan air tanah yang sedikit dengan air tanah yang dalam. Berdasarkan kondisi tersebut. PDAM
Kabupaten Kendal mengupayakan pembuatan beberapa sumur dalam (deep well) untuk memenuhi
Laporan Akhir
IV-15 4.6 Kondisi Demografi
4.6.1 Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal pada tahun 2012 tercatat sebanyak 948.493 jiwa.
Mengalami penurunan sebesar 28.310 jiwa dari tahun sebelumnya (2011). Pada tahun 2012,
Kecamatan Boja merupakan Kecamatan dengan konsentrasi penduduk terbesar dibandingkan dengan
Kecamatan lainnya di Kabupaten Kendal yaitu 70.072 jiwa atau 7,39% penduduk Kabupaten Kendal.
Sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Plantungan dengan
jumlah penduduk 30.501 jiwa atau 3,22 persen dari total penduduk di Kabupaten Kendal.
Jumlah penduduk secara rinci perkecamatan periode 3 tahunan (2010-2012) dapat dilihat pada
tabel IV-.2berikut:
Tabel IV-2 Jumlah Penduduk
4.6.2 Kepadatan Penduduk
Konsentrasi penduduk tahun 2012 pada Kabupaten Kendal secara total sebesar 946
jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Weleri, dengan luasan Kecamatan
30,29 Km2 dan jumlah penduduk 59.419 jiwa didapat kepadatan penduduk 1.962 jiwa/Km2. sedangkan
kepadatan terendah terdapat pada Kecamatan Singorojo, hanya 427 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk
Kabupaten Kendal dirinci per-Kecamatan pada Tabel IV-3, sebagai berikut:
Tabel IV-3
Laporan Akhir IV-17
4.6.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Sex ratio adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk
laki-laki per 100 perempuan. Berdasarkan tabel II.4 penduduk berdasarkan jenis kelamin di bawah,
maka sex ratio Kabupaten Kendal tahun 2012 sebesar (478518/469975 x 100) = 101,82 artinya setiap
100 perempuan dalam suatu kawasan di Kabupaten Kendal, akan terdapat pula sebanyak 101 pria di
dalamnya.
Tabel IV-4
Laporan Akhir
IV-19 4.7 KondisiSosial Ekonomi Wilayah
4.7.1 Kondisi Sosial Masyarakat
Pembangunan manusia merupakan proses untuk memperluas pilihan yang dapat ditumbuhkan
melalui upaya pemberdayaan penduduk. Pemberdayaan penduduk ini dapat dicapai melalui upaya
yang menitikberatkan peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatkan derajat kesehatan,
pengetahuan, dan keterampilan agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan
ekonomi produktif, sosial budaya, dan politik. Pembangunan manusia seutuhnya tidak saja mencakup
aspek fisik biologis, aspek intelektualitas, dan aspek kesejahteraan ekonomi semata, tetapi aspek iman
dan ketaqwaan juga mendapat perhatian yang sama besar. Kemajuan pembangunan manusia secara
umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM). Angka
IPM Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dari 71,48 pada tahun 2012 menjadi 72,03 pada tahun
2013. Demikian juga bila dilihat dari komponen-komponen penyusun IPM, nampak komponen IPM
mengalami peningkatan walaupun sangat kecil.
Secara absolut penduduk miskin Kabupaten Kendal tahun 2013 mengalami penurunan dari 121,20
ribu pada tahun 2012 menjadi 114,70 ribu pada tahun 2013. Sedangkan garis kemiskinan naik 8,58
persen dari tahun sebelumnya.
Tabel IV-5
IPM Kabupaten Kendal dan Komponen-Komponennya Tahun 2012 – 2013
Tabel IV-6
Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kabupaten Kendal Tahun 2012 – 2013
Sumber: BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014
4.7.2 Kondisi Ekonomi Wilayah 4.7.2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal mengalami perkembangan secara fluktuatif sejak
tahun 2011 hingga tahun 2013. Keadaan ini dipengaruhi dengan adanya perubahan iklim usaha
perekonomian di daerah Kendal, disamping peran Pemerintah Daerah dalam mengalokasikan dana
APBD yang berbasis kinerja untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Kendal.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal dipengaruhi pula dengan perkembangan yang ada dari
sektor-sektor perekonomian yang menjadi kontributor Produksi Domestik setempat.Selama 3 (tiga)
tahun terakhir yaitu dari tahun 2011-2013 secara singkat dapat dilihat dari tabel yang disajikan berikut:
Tabel IV-7
Laporan Akhir
IV-21 Pertumbuhan ekonomi riil Kabupaten Kendal dalam perkembangan selama periode tiga tahun
ini (2011-2013), mengalami perkembangan yang cukup berarti, terutama dalam tahun terakhir yaitu
tahun 2013, yang pertumbuhannya menurun sebesar 0,04 % dari 5,54 % pada tahun 2012 menjadi
5,50 % pada tahun 2013. Penurunan pertumbuhan ekonomi disebabkan adanya penurunan dari nilai
kontribusi beberapa sektor ekonomi. Sektor lapangan usaha yang mengalami penurunan pertumbuhan
ekonomi besar adalah sektor pertanian yang menurun dari 11,08% tahun 2011 menjadi 3,95% tahun
2013, serta sektor pengangkutan dan komunikasi yang menurun dari 6,35% tahun 2011 menjadi 3,90%
tahun 2013.
4.7.2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Dari sembilan sektor ekonomi yang ada pada PDRB Kabupaten Kendal Tahun 2013, kontribusi
tertinggi didapat dari sektor industri pengolahan,disusul sektor pertanian dan sektor perdagangan.
Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian, serta
sektor listrik, gas, dan air minum. Berdasarkan Harga Berlaku dimana faktor inflasi berpengaruh
didalamnya, beberapa sektor ekonomi yang rentan terhadap faktor inflasi adalah Sektor Pertambangan
& Penggalian,Bangunan, Pengangkutan & Komunikasi,Keuangan, Persewaan & Jasa,dan Jasa-jasa.
Untuk lebih jelasnya, kontribusi sektor lapangan usaha pada PDRB Kabupaten Kendal atas dasar harga
konstan dan harga berlaku tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel berikut.
TabelIV-8
PDRB KabupatenKendalAtas DasarHargaKonstanTahun 2011-2013 (Dalam Jutaan Rupiah)
TabelIV-9
PDRB KabupatenKendalAtasDasarHargaBerlakuTahun 2007-2009 (Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka yang diolah
4.7.2.3 Inflasi
Angka Inflasi merupakan salah satuindikator penting yang dapat memberikaninformasi tentang
dinamika perkembanganharga-harga barang dan jasa yangdikonsumsi masyarakat.
Perkembanganharga barang dan jasa ini berdampaklangsung terhadap tingkat daya beli danbiaya
hidup masyarakat, perubahan nilaiaset dan kewajiban serta nilaikontrak/transaksi bisnis. Oleh karena
itumasyarakat, pelaku bisnis, kalanganperbankan dan pemerintah sangatberkepentingan terhadap
perkembanganinflasi.
Inflasi Kabupaten Kendal tahun 2013sebesar 8,07 persen. Inflasi ini jauh lebihtinggi
dibandingkan tahun 2012 yang hanyamencapai 3,96 persen. Hal ini dipengaruhioleh naiknya harga
BBM pada bulan Mei2013 yang memicu naiknya harga barangdan jasa di pasaran. Jika
dicermatiperbulan, terjadi deflasi pada bulan April,Mei, September dan Oktober.Di Indonesia pada
umumnyatermasuk di Kabupaten Kendal, kenaikanharga yang tinggi biasanya terjadimenjelang bulan
puasa dan Hari Raya IdulFitri karena pada saat itu konsumsimasyarakat meningkat tajam. Hal
inimenyebabkan inflasi tertinggi terjadi padabulan Juli sebesar 2,88 persen karenabertepatan dengan
Hari Raya Idul Fitri dantahun ajaran baru. Kenaikan harga barangdan jasa akan kembali turun,
Laporan Akhir
IV-23 Dalam dunia usaha kestabilan hargaatau terjadinya inflasi yang tidak begitutinggi merupakan
pemicu makinberkembangnya usaha itu sendiri. Namunjika terjadi inflasi yang terlalu tinggi danterjadi
secara terus menerus dapatmengakibatkan matinya dunia usaha karenaakan sepinya pembeli dan
pengusahapuntidak akan mampu mengembalikan modalyang dimiliki.
Gambar 4.1
Grafik Inflasi Bulanan Kabupaten Kendal Tahun 2013
4.7.2.4 Potensi Pertanian
Produksi tanaman padi dan palawijadi Kabupaten Kendal pada tahun 2013 inimengalami
peningkatan dan penurunanyang bervariasi. Peningkatan tertinggi terjadipada produksi tanaman
kacang kedelaisebesar 192 persen dan yang terendahadalah tanaman jagung yang hanyameningkat 4
persen dari tahun 2012.Tanaman yang produksinya mengalamipenurunan terbesar adalah kacang
hijau,tahun 2013 ini turun sebesar 34 persen,padi gogo turun 21 persen sedangkan padisawah turun
sebesar 1 persen.
Tabel IV-10
Produksi Tanaman Padi dan Palawija Di Kabupaten Kendal (Ton)
Disamping tanaman padi danpalawija, tanaman sayuran ada juga yangmengalami peningkatan
yang cukupsignifikan yaitu cabai yang mengalamikenaikan sebesar 72 persen dan sawi naik68 persen.
Komoditas sayuran lainnya jugamengalami peningkatan walaupun sedikit,seperti kubis yang mengalami
peningkatansekitar 3 persen, bawang daun naik 7persen dan bawang merah dengan produksiterbesar
di kelompok komoditi sayuran,produksi tahun 2013 mencapai 20.022 ton,mengalami peningkatan 2
persen dibandingtahun sebelumnya.
Tabel IV-11
Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenisnya Di Kabupaten Kendal Tahun 2011-2013
Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014
Tahun 2013 ini komoditi tanamanbuah-buahan mengalami kenaikan dan penurunan produksi
yang berimbang.Kenaikan tertinggi terjadi pada produksibuah pisang yang naik 37 persen.
Tanamanyang juga mengalami kenaikan antara lainsawo, jambu biji dan nangka, denganpertumbuhan
masing-masing sebesar 36persen, 10 persen dan 5 persen. Tanamanrambutan yang pada tahun 2012
mengalamipenurunan sebesar 27 persen, tahun inikembali turun hingga 30 persen. Hal yangsama
terjadi pada tanaman durian yangtahun 2013 ini mengalami penurunan 37persen, sedangkan tahun
2012 lalu turun 12persen. Komoditi lain yang mengalamipenurunan adalah jambu air yang turun
9persen dan mangga turun 2 persen.Tanaman buah-buahan yang nilaiproduksinya lebih dari 1000 ton
Laporan Akhir
IV-25 Tabel IV-12
Produksi Buah-Buahan Menurut Jenisnya Di Kabupaten Kendal tahun 2011-2013
Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014
Pada tahun 2013 ini tanamanperkebunan rata-rata mengalami penurunanproduksi kecuali
tanaman tebu, kopi, karetdan kemukus. Tanaman tebu naik tajamhingga 1308 persen, kopi bertumbuh
30persen, karet naik 16 persen dan kemukus 1persen. Tanaman tembakau yangmerupakan komoditi
dengan produksiterbesar, tahun ini mengalami penurunantertinggi mencapai 39 persen. Penurunanjuga
Tabel IV-13
Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Kendal (Ton)
Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014
4.7.2.5 Potensi Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal menyatakan jumlahpengunjung pada
objek wisata SendangSikucing selama tahun 2013 berjumlah63.280 pengunjung meningkat 16,39
persendibandingkan tahun 2012. Walaupunjumlah pengunjung objek wisata SendangSikucing
mengalami peningkatan, namunpendapatan yang diperoleh turun sebesar2,41 persen. Selama tahun
2013, jumlahpengunjung terbanyak terjadi pada bulanJanuari dan Agustus. Pada bulan Januaridan
Agustus jumlah pengunjung objekwisata Sendang Sikucing mencapai 28.802 pengunjung, atau
mencapai 45,52 persen dari total pengunjung selama 2013.
Banyaknya jumlah pengunjung pada bulanini diduga berkaitan dengan tahun baru(Januari) dan
hari raya lebaran (Agustus).Objek wisata Curug Sewu pada tahun2013 mengalami peningkatan yang
cukupbesar pada jumlah pengunjung maupunpendapatan yang diperoleh. Jumlahpengunjung tahun
2013 tercatat sebesar78.346 pengunjung, naik 13,19 persen daritahun sebelumnya. Sedangkan
kenaikanpendapatan tercatat mencapai 46,15 persenmenjadi sekitar 520 juta. Berbeda denganobjek
wisata Sendang Sikucing, jumlahpengunjung terbanyak Curug Sewu hanyaterjadi pada bulan Agustus
Laporan Akhir
IV-27 Tabel IV-14
Jumlah Pengunjung Objek Wisata Di Kabupaten Kendal
Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014
4.7.2.6 Potensi Investasi
Potensi investasi di Kabupaten Kendal dapat dilihat dari realisasi investasi berdasarkan
kelompok usaha dan nilai investasinya. Realisasi investasi di Kabupaten Kendal tahun 2012 berjumlah
416 unit usaha dengan nilai investasi 423.786.066.194.000. Sektor lapangan usaha yang menyumbang
realisasi investasi besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor bangunan.
Sedangkan sektor dengan realisasi investasi terendah adalah sektor pertambangan dan energi. Untuk
lebih jelasnya, realisasi investasi berdasarkan kelompok usaha dan nilai investasi Kabupaten Kendal
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV-15
Realisasi Investasi Berdasarkan Kelompok Usaha dan Nilai Investasi Kabupaten Kendal