Laporan Akhir III -
3.1.1. Letak Wilayah dan Batas Administrasi
Kabupaten Batang Hari terletak di bagian Tengah Propinsi Jambi dengan luas
Wilayah 5.180,35 km2. Kabupaten Batang Hari secara geografis terletak pada posisi 1º15’ sampai dengan 2º2’ Lintang Selatan dan diantara 102º30’ Bujur Timur sampai dengan 104º30’ Bujur Timur. Dalam lingkup propinsi letak Kabupaten Batang Hari berada di wilayah bagian Tengah Propinsi dan merupakan daerah perbukitan.
Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Batang Hari berbatasan
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun dan Provinsi
Sumatera Selatan.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo.
Wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari terdiri dari 8 (delapan)
Kecamatan yang meliputi 12 (dua belas) Kelurahan dan 91 (sembilan puluh satu)
Desa dengan berbagai perbedaan perkembangan, baik karena potensi geografis,
sumber daya alam, sumber daya manusia maupun karena pembangunan prasarana
pada masing-masing kecamatan dan antar kecamatan. Dilihat dari aspek geografis,
Kabupaten ini mempunyai letak yang strategis karena merupakan lalu lintas yang
menghubungkan kawasan Barat Sumatera.
Untuk lebih jelasnya luas wilayah Kabupaten Batang Hari per kecamatan pada
Tabel 3.1. dan orientasi serta wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari dapat di
Laporan Akhir III -
Secara rinci kondisi rata-rata ketinggian wilayah Kabupaten Batang Hari dapat dilihat
pada Tabel 2.2. Pada tabel tersebut terlihat daerah dengan ketinggian 0-10 meter
diatas permukaan laut dengan sebaran sebesar 284.563 hektar atau sekitar 52,69%,
dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Pemayung dengan luasan sekitar
66.723 hektar.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang Hari berada pada daerah aliran
sungai (DAS) Sungai Batanghari dengan rawa-rawa yang sepanjang tahun tergenang
air. Secara geomorfologis wilayah Kabupaten Batang Hari merupakan daerah landai
yang memiliki kemiringan berkisar antara 0 - 8 persen (92,28 persen).
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi topografi Kabupaten Batang Hari dapat
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
5
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
6 Tabel 3.2. :
Rata-rata Ketinggian Daerah Kabupaten Batang Hari Dari Permukaan Air Laut dirinci Menurut Kecamatan
Tahun 2007
Sumber : BPN Kabupaten Batang Hari Tahun 2006
Kecamatan yang terletak didaerah hulu Sungai Batanghari cenderung lebih
bergelombang dibandingkan daerah hilirnya. Daerah bergelombang terdapat di
Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kecamatan Batin XXIV, Kecamatan Mersam dan
Kecamatan Maro Sebo Ilir. Kecamatan Muara Tembesi, Kecamatan Muara Bulian,
Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Pemayung memiliki topografi yang cenderung
lebih datar/landai sedangkan daerah dengan topografi miring dalam wilayah
Kabupaten Batang Hari bisa dikatakan tidak ada (lihat Tabel 3.3).
Tabel 3.3. : Kategori Kecamatan
di Kabupaten Batang Hari Berdasarkan Topografi
No Kategori Topografi Kecamatan
1 Daerah Bergelombang Batin XXIV, Maro Sebo Ulu, Mersam dan Maro Sebo Ilir
2 Daerah Miring -
3
Daerah Datar Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, dan Pemayung
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
7 3.1.3. Iklim dan Hidrologi
3.1.3.1. Iklim
Daerah Kabupaten Batang Hari beriklim tropis dengan temperatur udara
berkisar antara 20 - 30 derajat celcius. Hasil pengamatan dalam 5 (lima) tahun
terakhir menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata pertahun berkisar antara
1.900-3.000 mm dengan kelembaban antara 62,66 - 84,55 persen serta penyinaran berkisar
antara 89,3 - 133,9 persen.
Curah hujan di Kabupaten Batang Hari selama tahun 2006 berjumlah 2.560,3
mm dengan banyaknya hari hujan 175 hari. Rata-rata curah hujan per bulan
berkisar 185,8 mm sementara rata-rata jumlah hari hujan perbulan adalah 12 hari.
Tabel 3.4. berikut ini menyajikan jumlah curah hujan dan banyaknya hari hujan yang dirinci perbulan dalam tahun 2006.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yaitu sebesar 379,4 mm
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 76,1 mm,
sementara hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari yaitu selama 17 hari dan
yang paling sedikit adalah pada bulan Agustus yaitu hanya 5 hari hujan.
Tabel 3.4. :
Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2006 (mm)
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
8
3.1.3.2. Hidrologi
Kondisi hidrologi suatu daerah ditentukan oleh struktur geologinya, struktur
geologi Kabupaten Batang Hari merupakan daerah pertambangan minyak dan gas
bumi serta bebatuan lain seperti batu bara yang relatif masih merupakan bebatuan
muda hingga pada kedalaman tertentu terdapat beberapa akifer yang relatif dalam
yang berperan sebagai kantong-kantong air tanah dengan kandungan logam/mineral
yang relatif tinggi.
Wilayah Kabupaten Batang Hari dilalui oleh dua sungai besar yaitu Batang
Tembesi dan Sungai Batanghari. Beberapa sungai lainnya yang relatif besar antara
lain adalah Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai Rengas, Sungai
Lingkar, Sungai Kejasung Besar, Sungai Jebak. Di samping sungai besar tadi
terdapat pula beberapa sungai kecil yang merupakan anak-anak sungai yaitu Sungai
Singoan, Sungai Bernai, Sungai Mersam, Sungai Bulian, Sungai Kandang, Sungai
Aur, Sungai Bacang dan lain-lain. Sungai Batanghari sebagai sungai utama dapat
dijadikan sebagai sumber kebutuhan air bersih dan sumber untuk pertanian sawah,
dengan demikian Sungai Batanghari mempunyai arti yang sangat penting bagi
masyarakat. Sungai Batanghari di samping dapat menghasilkan berupa perikanan
dan sirtu juga digunakan sebagai pra sarana transportasi, sumber air baku sebagai
pra sarana irigasi. Kondisi hidrologi, wilayah Kabupaten Batang Hari dipengaruhi oleh
Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari dan DAS Batang Tembesi.
3.1.4. Geologi Dan Struktur Tanah
Kondisi geologi dan struktur tanah yang terdapat dalam wilayah kabupaten
Batang Hari antara lain didominasi oleh Neogen seluas 283.986 Ha diikuti Endapan
seluas 171.662 Ha dan Tufa Vulcan seluas 84.472 Ha. Kondisi geologi wilayah
Kabupaten Batang Hari secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.5. Penyebaran
struktur jenis Neogen terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Maro Sebo Ulu seluas
74.660 Ha, Kecamatan Pemayung seluas 53.822 Ha dan Kecamatan Mersam seluas
43.353 Ha. Untuk jenis Endapan terkonsentrasi di Kecamatan Muara Bulian dengan
luas sekitar 48.164 Ha, sedangkan Tufa Vulcan terkonsentrasi di Kecamatan Batin
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
9 Tabel 3.5. :
Kondisi Geologi Menurut Jenis Per Kecamatan Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2007
No Kecamatan Neogen Endapan Tufa Vulcan
Ha persen Ha persen Ha persen
Keadaan struktur tanah yang ada di Kabupaten Batang Hari terdiri dari 2 (dua)
jenis tanah, yaitu jenis tanah alluvial dan padsolik merah kuning. Jenis tanah
alluvial berada di sekitar Sungai Batanghari dan Sungai Batang Tembesi.
Terbentuknya padsolik merah kuning merupakan proses lixiviasi (padsolik lemah) di
daerah dataran dan lipatan dengan bahan induk batuan beku, tufa vulkan masam,
batuan endapan dan metamorf, tanah ini bersolum sedang, struktur gumpal
bersudut, konsistensi teguh sampai membaur, reaksi tanah masam dan miskin unsur
hara tanaman, penggunaan jenis tanah ini terutama berupa hutan dan perkebunan,
sedangkan jenis tanah alluvial terbentuk dari hasil pengendapan sungai pada waktu
banjir. Hal ini terbukti jenis tanah ini terdapat di sepanjang Sungai Batanghari. Pada
umumnya jenis tanah ini belum mempunyai perkembangan profil, tersusun dari
bahan lapisan endapan, tekstur dari pasir sampai liat, struktur dari kersal sampai
pejal, reaksi tanah dan kesuburannya tergantung pada bahan induk pembentuknya,
konsistensi teguh bila lembab, keras bila kering, lekat bila basah. Lahan ini layak
untuk pengembangan tanaman perkebunan dan sawah. Tekstur tanah yang ada di
Kabupaten Batang Hari terdiri dari 3 ( tiga ) jenis, yaitu tekstur tanah halus berliat,
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
10
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
11
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
12 3.2. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar
pembangunan. Akan tetapi bila jumlah penduduk yang besar ini tidak ditingkatkan
kualitasnya justru bisa berbalik menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu
fenomena-fenomena kependudukan harus dicermati sehingga bisa dimanfaatkan
secara optimal.
3.2.1. Perkembangan Jumlah Penduduk
Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Maro
Sebo Ulu, masing-masing sebesar 2,82 persen dan 3.02 persen. Tingginya
pertumbuhan dikedua daerah tersebut selain disebabkan oleh pertumbuhan alamiah
juga disebabkan karena berkembangnya transmigrasi. Kecamatan Muara Bulian
mengalami penurunan dikarenakan adanya pemekaran wilayah kecamatan menjadi
Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Muaro Sebo Ilir.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. :
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Batang Hari Tahun 2002 - 2006
No Kecamatan Jumlah Penduduk Rata-Rata
Pertumbuhan
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
13 3.2.2. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata, secara absolut
jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau kecamatan tingkatnya relatif
berimbang, tetapi bila dilihat tingkat kepadatannya terlihat perbedaan yang sangat
mencolok.
Pada tahun 2006, Kecamatan Muara Bulian merupakan wilayah dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi di Kabupaten Batang Hari yaitu 103 jiwa
per km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan ibukota kabupaten
dan sekaligus pusat pemerintahan. Kecamatan Bajubang mencatat tingkat kepadatan
yang tertinggi setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 66 jiwa per km2. Sementara
Kecamatan Maro Sebo ulu merupakan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu
dengan tingkat kepadatan 22 jiwa per km2.
Dilihat dari persebarannya, Kecamatan Muara Bulian pada tahun 2004
merupakan wilayah dengan persentase penyebaran terbesar yakni 22,99 persen
disusul Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Pemayung, masing-masing 14,15
persen dan 12,43 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. :
Jumlah Kepadatan dan Persebaran Penduduk Kabupaten Batang Hari Tahun 2006
No Kecamatan Luas
3.2.3. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
14 penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia kelompok
umur 10-14 tahun merupakan yang terbanyak jumlahnya yaitu 24.636 jiwa disusul
kelompok umur 5-9 tahun sebesar 23.300 jiwa kemudian kelompok umur 15-19 jiwa
sebesar 22.992 jiwa dan kelompok umur 0-4 tahun sebesar 22.747 jiwa serta kelopok
25-29 tahun sebesar 20.132 jiwa. Selanjutnya dari kelompok umur 30-34 cenderung
menurun jumlahnya sampai kelompok umur tertua.
Proporsi kelompok umur produktif (15-64) di Kabupaten Batang Hari adalah
sebesar 63,28 persen atau 130.131 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten
Batang Hari sebesar 103.52 persen menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak dibanding perempuan (lihat Tabel 3.8.)
Tabel 3.8. :
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Batang Hari Tahun 2006
Kecamatan Laki-laki Perempuan J u m l a h
3.2.4. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Penduduk Kabupaten Batang Hari pada tahun 2003 sebesar 205.631 jiwa,
sebagian besar bergerak di sektor pertanian (70-80 persen) atau bermata pencaharian
sebagai petani khususnya perkebunan dengan jenis komoditi utama karet dan kelapa
sawit. Sektor industri hanya digeluti 4-8 persen penduduk sementara sektor
perdagangan berkisar antara 9-11 persen dan sisanya bergerak disektor jasa maupun
sektor-sektor lainnya.
Penduduk Kabupaten Batang Hari menurut mata pencaharian dapat
dikelompokkan kedalam sembilan sektor lapangan usaha sebagaimana terlihat pada
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
15 Tabel 3.9. :
Persentase Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2006.
NO Bidang Pekerjaan Utama Perempuan ( persen )
Berdasarkan tabel tersebut sektor pertanian merupakan jenis mata
pencaharian penduduk yang terbesar yaitu 79,97 persen tenaga kerja perempuan dan
69,23 persen tenaga kerja laki-laki, sedangkan sektor perdagangan merupakan mata
pencaharian terbesar kedua yaitu 10,86 persen tenaga kerja perempuan dan 8,92
persen tenaga kerja laki-laki.
3.3. Kondisi Ekonomi
3.3.1. Potensi Unggulan Daerah
Kabupaten Batang Hari yang kaya akan sumberdaya alam merupakan salah
satu daerah yang mempunyai potensi yang relative besar untuk sektor pertanian,
terutama sub sektor tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Demikian juga untuk sektor pertambangan dan penggalian, terutama sub sektor
minyak dan gas bumi, namun sub sektor ini adalah sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui sehingga potensinya tergantung besar kandungan dari migas tersebut.
Sektor industri pengolahan di Kabupaten Batang Hari terutama untuk produk
pengolahan dengan bahan baku (Crude Palm Oil) CPO, Crumb Rubber (Sheet), dan
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
16 Pembangunan bidang pertanian dan perkebunan secara konkrit dapat
merealisasikan apa yang termaktub dalam pasal 2 ayat 3 UU No. 32 tahun 2004,
yakni: 1). dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pendapatan petani. 2) dapat meningkatkan pelayanan umum yakni ketersediaan
input, sarana prasarana pertanian untuk petani, dan ketersediaan pangan untuk
publik, 3). dapat meningkatkan daya saing daerah dalam hal mampu mengangkat,
menampilkan produk pertanian khas (unggulan) daerah yang betul-betul kompetitif.
Produk unggulan dan pertimbangan kebijakan Pemerintah Kabupaten Batang
Hari, maka dipilih Karet, Kelapa Sawit dan Patin Jambi, Kerbau/Sapi sebagai produk
unggulan untuk dikembangkan lebih lanjut.
3.3.2. Pertumbuhan Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batang Hari yang disajikan
menurut lapangan usaha dan tahun ke tahun dijadikan sebagai salah satu indikator
ekonomi makro yang dapat menggambarkan perekonomian Kabupaten Batang Hari.
PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dan tahun ke tahun.
3.3.2.1. Perkembangan Ekonomi
Kabupaten Batang Hari pada Tahun 2001 menghasilkan nilai tambah bruto
sebesar 872.718,56 juta rupiah atas dasar harga berlaku (dengan migas), angka ini
dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan. Pada Tahun 2007 nilai tambah
bruto yang dihasilkan oleh Kabupaten Batang Hari atas dasar harga berlaku sudah
mencapai 2.174.637,90 juta rupiah, bila dibandingkan dengan Tahun 2001 terjadi
perkembangan sebesar 310,11 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari Tahun 2001
sampai dengan Tahun 2007 perekonomian Kabupaten Batang Hari mengalami
perkembangan hingga 2 kali lipat lebih dibandingkan Tahun Dasar 2001. Bila dilihat
dari harga konstan (dengan migas) Tahun 2001 nilal tambah bruto yang dihasilkan
oleh Kabupaten Batang Hari pada Tahun 2006 sebesar 953.277,21 juta rupiah, hal
ini menunjukkan bahwa dari Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2007 perekonomian
Kabupaten Batang Hari mengalami perkembangan sebesar 143,40 persen atau 1,25
kali lipat dibandingkan Tahun Dasar 2001. Dengan kata lain sampai pada Tahun
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
17 dibandingkan dengan Tahun 2001 sebagai tahun dasar.
Tabel 3.10. :
Perkembangan PDRB Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2001 - 2007 (Dengan Migas)
Tahun
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2001
PDRB
2001 863.523,93 123,14 726.641,57 103,62
2002 1.016.862,61 145,01 754.838,21 107,64
2003 1.207.241,60 172,16 790.479,26 112,73
2004 1.394.338,37 198,84 835.272,70 119,11
2005 1.616.543.05 230,53 884.052,76 126,07
2006 1.887.868,64 269,21 953.277,21 135,90
2007 2.174.637,90 310.11 1.006.374.75 143.51
Dari tabel 1.8. di atas diperlihatkan bahwa perkembangan PDRB dari Tahun
2001 hingga Tahun 2007 terus meningkat. Perkembangan perekonomian Kabupaten
Batang Hari pada Tahun 2002 sebesar 147,37 persen, Tahun 2003 sebesar 172,16
persen, pada Tahun 2004 sebesar 198,84 persen dan pada Tahun 2005 sebesar
230,53 persen, Tahun 2006 sebesar 269,21 persen dan Tahun 2007 sebesar 310,11
persen dari Tahun 2001. Sedangkan perkembangan produksi riil pada Tahun 2002
sebesar 111,67 persen, Tahun 2003 sebesar 116,16 persen, pada Tahun 2004 sebesar
122,18 persen dan Tahun 2005 sebesar 129,32 Tahun 2006 sebesar 135,94 persen
dan Tahun 2007 sebesar 143,94 persen dari Tahun 2001. Selama kurun waktu 2001
- 2007 perkembangan produksi bangunan merupakan perkembangan terpesat yaitu
mencapai 260,59 persen atau hampir 3 kali lipat dari Tahun 2001.
3.3.2.2. Pertumbuhan Ekonomi
Pada Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari sebesar 5,57
persen sedangkan pada Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi mencapai 5.12 persen.
Hal ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari
cukup stabil seiring dengan mulai stabilnya perekonomian nasional setelah masa
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
18 Jika PDRB dihitung tanpa memasukkan sub sektor minyak dan gas bumi,
pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari mencapai 5,72 persen pada Tahun 2003,
5,77 persen pada Tahun 2004 sebesar 6,5 persen pada Tahun 2005, sebesar 5,33
persen pada Tahun 2006 dan sebesar 5,68 persen pada Tahun 2007.
Pada Tahun 2006 dan 2007 pertumbuhan sektor Bangunan merupakan
pertumbuhan sektoral tertinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor
yang lain di Kabupaten Batang Hari yaitu sebesar 16,99 persen. Pembangunan
sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi dan beberapa fasilitas umum
yang terus dilakukan di Kabupaten Batang Hari sejak Tahun 2002 hingga Tahun
2007 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan sektor
bangunan. Pembangunan di berbagai sektor, terutama dalam fasilitas umum, seperti
pembangunan jalan, pasar dan fasilitas lainnya semakin meningkatkan angka
pertumbuhan sektor bangunan.
Angka pertumbuhan sektor Jasa-jasa pada Tahun 2007 merupakan angka
pertumbuhan tertinggi kedua setelah pertumbuhan sektor Bangunan yaitu sebesar
12,54 persen. Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih angka pertumbuhan
tertinggi ketiga, sebesar 9,90 persen dari tahun sebelumnya.
Cukup tingginya angka pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi
Iebih banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan yang cukup tinggi pada sub sektor
komunikasi yaitu mencapai 6,25 persen. Hal ini terjadi karena perkembangan yang
cukup pesat pada penggunaan jasa layanan telekomunikasi. Pertumbuhuan yang
tinggi dari keempat sektor tersebut, tidak dialami oleh sektor pertanian yang
mengalami pertumbuhan yang kecil yaitu hanya 4,26 persen dari tahun sebelumnya.
Hal ini antara lain dipengaruhi oleh pertumbuhan sub sektor kehutanan yang terus
turun dibanding pada tahun-tahun sebelumnya.
Sejak Tahun 2002 pertumbuhan sub sektor kehutanan selalu negatif yaitu
sebesar minus 3,04 persen pada Tahun 2002 menjadi minus 3,63 persen pada Tahun
2003, sebesar minus 8,57 persen pada Tahun 2004 dan minus 2,35 persen pada
Tahun 2005. Produksi besar-besaran jenis kayu rimba pada Tahun 2002, semakin
maraknya pencurian kayu (illegal loging) dan tidak adanya peremajaan hutan menjadi
penyebab kayu rimba di hutan wilayah Kabupaten Batang Hari semakin menipis
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
19 Tabel 3.11. :
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari Menurut Sektor Tahun 2002 – 2007 (persen)
Sedangkan produksi kayu akasia dan sengon yang baru mulai berproduksi
pada Tahun 2004 tidak mampu mendongkrak pertumbuhan sub sektor kehutanan di
Kabupaten Batang Hari. Keadaan ini cukup berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi
terutama kegiatan sektor industri pengolahan.
Untuk Tahun 2005 pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar
minus 5,14 persen yang berarti pertumbuhan riil sektor pertambangan dan
penggalian turun. Pertumbuhan positif sektor ini hanya terjadi di Tahun 2004 yaitu
sebesar 4,62 persen. Pada Tahun 2002 sektor pertambangan turun sebesar 15,15
persen, Tahun 2003 turun sebesar 9,67 persen dan Tahun 2004 naik sebesar 4,62
persen kemudian 2005 turun 5,14 parsen. Turunnya laju pertumbuhan sektor
pertambangan dan penggalian di Kabupaten Batang Hari lebih banyak dipengaruhi
sub sektor Minyak dan Gas Bumi. Produksi minyak bumi yang terus turun pada
tahun-tahun tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor
pertambangan dan penggalian. Sedangkan tahun 2006 dan 2007 mengalami
pertumbuhan positif 2,82 parsen dan 4,43 parsen naiknya sektor pertambangan dan
penggalian di Kabupaten Batang Hari tersebut lebih banyak dipengaruhi
berproduksinya tambang batu bara.
Pada Tahun 2005 pertumbuhan sektor Industri Pengolahan merupakan angka
pertumbuhan terendah kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian. Sektor
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
20 pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan negatif pada Tahun 2004 sangat dipengaruhi
oleh turunnya produksi pada industri barang kayu dan hasil hutan Iainnya yang
turun hingga 5,25 persen dan tahun sebelumnya. Berkurangnya produksi kayu dan
hasil hutan yang terlihat dari pertumbuhan negatif sub sektor kehutanan menjadi
salah satu penyebab beberapa perusahaan besar industri pengolah kayu tutup pada
Tahun 2004 dan mengakibatkan turunnya pentumbuhan produksi industri barang
kayu dan hasil hutan lainnya.
Pada Tahun 2006 kenaikan sebesar 2,23 persen pada sektor industri
pengolahan antara lain dipengaruhi oleh mulai beroperasinya perusahaan industri
pengolah karet di Kabupaten Batang Hari. Pengaruh ini terlihat dari pertumbuhan
Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet yang mencapai 43,65 persen pada
Tahun 2006. Tingginya angka pertumbuhan tersebut cukup berpengaruh terhadap
pertumbuhan sektor industri pengolahan walaupun hanya sebesar 1,15 persen. Hal
ini antara lain juga dipengaruhi angka pertumbuhan industri barang kayu dan hasil
hutan lainnya yang masih turun sebesar 1,49 persen.
Seperti tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan sektor Jasa-jasa pada Tahun
2006 yang mencapai 12,36 persen lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sub
sektor Jasa Pemerintah dan Pertahanan yang tumbuh sebesar 11,95 persen.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada Tahun 2006 tumbuh sebesar
4,46 persen. Pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh sebesar
4,83 persen. Walaupun pertumbuhan sub sektor ini tidak setinggi sub sektor restoran
namun kontribusi terhadap pembentukan sektor perdagangan, hotel, dan restoran
cukup besar. Pertumbuhan sub sektor restoran mencapai 6,70 persen, tetapi sub
sektor ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor perdagangan,
hotel, dan restoran. Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
tumbuh sebesar 3,38 persen pada Tahun 2006. Angka ini tidak setinggi angka
pertumbuhan pada Tahun 2005 yang mencapai 6,67 persen. tingginya angka
pertumbuhan sektor ini pada Tahun 2004 lebih banyak dipengaruhi oleh angka
pertumbuhan sub sektor Bank yang mencapai 52,79 persen dari tahun sebelumnya.
Bila dibandingkan antara pertumbuhan masing-masing sektor terhadap laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari, maka dapat dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok, yaitu :
1. Sektor yang berada dibawah laju pertumbuhan PDRB, yaitu :
a. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 4,45 persen.
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 4,43 persen.
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
21 d. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Persewaan sebesar 3,19 persen
e. Sektor Industri Pengolahan sebesar 2,12 persen.
2. Sektor yang berada diatas laju pertumbuhan PDRB, yaitu:
a. Sektor Bangunan sebesar 16,99 persen.
b. Sektor Jasa - jasa sebesar 12,54 persen.
c. Sektor Listrik, gas dan air bersih sebesar 9.90 persen.
d. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 6,25 persen.
Tabel 3.12. :
Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari Dengan Laju Pertumbuhan PDRB Propinsi Jambi Tahun 2003 - 2007 (persen)
Keterangan Uraian 2003 2004 2005 2006 2007
Kab. Batang Hari Dengan Migas 4,72 5,56 5,84 5,12 5,57
Tanpa Migas 5,72 5,77 6,50 5,33 5,68
Provinsi Jambi Dengan Migas 5,00 5,38 5,57 5,89 6,63
Tanpa Migas 5,55 6,48 6,25 6,13 6,76
Tabel 3.12. memperlihatkan perbandingan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang Hari dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi.
Dibandingkan dengan PDRB Provinsi Jambi. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten
Batang Hari dari Tahun 2006 berada dibawah laju pertumbuhan PDRB Kabupaten
Batang Hari dari tahun 2006 berada dibawah laju pertumbuhan PDRB Provinsi
Jambi, baik jika dihitung dengan memasukan komoditi Minyak dan Gas Bumi
maupun tidak.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dan dampak kebijaksanaan
pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor
ekonomi, yang secara tidak Iangsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi
yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan
pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan pembangunan
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
22 3.4. Sarana dan Prasrana
3.4.1. Listrik
Kondisi Kelistrikan di Kabupaten Batang hari Pada umumnya masih
terkendala pada stabilitas Tegangan, yang sedang di upayakan pengembangan
jaringan Listrik ke pedesaan masih kurang hal ini di karenakan kondisi Desa yang
letaknya terpencar-pencar dan jauh dari pusat pembangkit. Untuk Mengetahui
Banyaknya Tenaga Listrik yang di salurkan di kabupaten Batang Hari Tahun
2002-2006 dapat di Lihat Pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13. :
Tenaga Listrik yang Disalurkan per Jenis Pemakaian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2002-2006
NO Jenis Pemakaian
Jumlah (Kwh)
2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6
1 Rumah Tangga (R) 18.675.931 21.152.630 28.924.932 29.348.864 22.858.521 2 Sekolah, Tempat
Ibadah danPanti Asuhan ( S )
742.929 754.102 963.563 1.104.160 884.038 3 Usaha Komersil (U) 1.060.477 1.196.870 1.539.884 2.190.687 3.440.029 4 Industri (I) 969.362 867.122 709.838 1.405.838 1.358.975 5 Kantor Pemerintah (G) 495.041 608.566 666.929 751.017 762.799 6 J a l a n (J) 804.722 881.369 1.216.894 1.311.990 1.395.877
7 Hilang / Lainnya - - - 602.377 388.891
J u m l a h 22.748.462 25.460.659 34.022.040 36.714.933 31.089.130
Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah IV Ranting Muara Bulian
3.4.2. Sistem Prasarana Air Bersih
Sebagian Besar Pemenuhan air Bersih Masyarakat Kabupaten Batang Hari
Masih Menggunakan Air sumur dan Sungai Batang Hari. Pelayanan Air Bersih di
Kabupaten Batang Hari masih dihadapkan pada gangguan terhadap kualitas air,
Peningkatan terhadap kapasitas produksi terpasang karena kapasitas air yang ada
belum mencapai target operasional yang optimal. (tingkat pelayanan masih relative
kecil). Untuk lebih jelas mengenai jumlah, produksi yang terjual dan Produksi air
minum yang terjual per kecamatan Di Kabupaten Batang Hari dapat di lihat pada
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
23 Tabel 3.14. :
Jumlah Pelanggan, Produksi yang Terjual dan Nilai Jual Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Batang Hari
Tahun 2002-2006
Perkembangan Produksi Air Minum yang Terjual per Kecamatan di Kabupaten Batang Hari
Tahun 2002-2006
Telepon Merupakan salah satu sarana hubungan telekomunikasi yang saat ini
keberadaannya dibutuhkan masyarakat. Di Kabupaten Batang Hari Jaringan hanya
menjangkau 3 (tiga) kecamatan yaitu kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Muara
Tembesi dan kecamatan Pemayung dengan presentase terlayani sambungan telepon
sebesar 3,78%
Jika di asumsikan tiap KK membutuhkan setidaknya satu sambungan telepon,
dengan asumsi tingkat pelayanan untuk masa yang akan datang sebesar 10 % dari
jumlah penduduk. Berdasarkan asumsi tersebut maka sampai akhir tahun
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
24 sebanyak 4.513.SST. Jumlah kebutuhan telepon terbesar adalah Kecamatan Muara
Bulian yaitu 1.843 SST dan terkecil adalah Kecamatan Batin XXIV yaitu 478 SST,
Kegiatan-kegiatan penting yang perlu mendapat pelayanan telepon sebagai salah satu
faktor penunjang kegiatan ekonomi di Kabupaten Batang Hari seperti kantor
pemerintahan, kantor swasta / jasa, perdagangan, pelayanan telekomunikasi umum
3.4.4. Prasarana Kesehatan
Keberadaan prasarana Kesehatan baik jenis dan jumlahnya sangat
Menentukan derajat kesehatan penduduk disamping kesadran penduduksendiri
dalam menjaga kesehatan lingkungan disekitarnya. Sarana kesehatan di Kabupaten
Batang Hari hingga tahun 2006 terutama terpusat di Kecamatan Muara Bulian yang
terdiri dari 1 rumah sakit, 12 Puskesmas dan 62 Puskesmas Pembantu. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.16. :
Jumlah Rumah Sakit Umum dan Puskesmas Menurut Jenisnya Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Batang Hari
Tahun 2006
No K e c a m a t a n Rumah
Sakit Umum
Puskesmas
Inpres Non Inpres Pembantu
1 M e r s a m - 1 - 9
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari
3.4.5. Sarana Pendidikan
Saran pelayanan pendidikan yang ada di Kabupaten Batang Hari pada tahun
2006 meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Akademik, dan Perguruan Tinggi Fasilitas ini terutama
terpusat di Kecamatan Muara bulian. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan
Laporan Akhir III -
RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
25 Tabel 3.17. :
Perkembangan Tenaga Medis Menurut Jenis di RSUD Haji Abdoel Madjid Batoe
Kabupaten Batang Hari Tahun 2002-2006
No Tenaga Medis 2002 2003 2004 2005 2006
Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel Madjid Batoe
Tabel 3.18. :
Jumlah Gedung Sekolah dan Perguruan Tinggi Di Kabupaten Batang Hari dirinci per Kecamatan