• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kamus Klasifikasi Temuan Pemeriksaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kamus Klasifikasi Temuan Pemeriksaan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

23

TANGGAL

:

2010

Kamus Klasifikasi Temuan Pemeriksaan

No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan

Klasifikasi pada Jenis

Pemeriksaan Keterangan

Keuangan Kinerja PDTT 1. 1 Temuan Ketidakpatuhan Terhadap

ketentuan perundang-undangan

a. 101 Kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah

Temuan dianggap masuk kategori kerugian apabila telah terjadi kerugian nyata berupa

berkurangnya kekayaan negara sesuai pengertian dalam UU No.1 Tahun 2004 Pasal 1 angka 22 : "Kerugian negara/daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai".

Kerugian tersebut terjadi baik dalam pengelolaan keuangan negara/daerah (APBN/APBD) maupun dalam pengelolaan kekayaan negara/daerah yang dipisahkan (BUMN/BUMD)

v v v Baik Temuan yang

sudah terbit Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) maupun yang belum

1) 10101 Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif Seluruh pekerjaan pengadaan

barang/jasa dalam satu Surat Perjanjian (Kontrak) tidak dilaksanakan sampai dengan batas waktu yang diperjanjikan dan pembayaran atas pekerjaan tersebut sudah dibayarkan seluruhnya; termasuk juga pembayaran untuk biaya perjalanan dinas dan pembayaran honor untuk kegiatan yang terbukti fiktif.

1) Dalam Kontrak pengadaan 10 komputer hasil cek fisik menunjukkan tidak ada satu komputer pun yang diterima oleh pengguna barang.

2) Kontrak pekerjaan pelatihan oleh pihak ketiga ternyata tidak dilaksanakan namun pembayaran telah dilakukan

(2)

24

Keuangan Kinerja PDTT

2) 10102 Rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan

Rekanan pengadaan barang/jasa tidak melaksanakan sebagian atau

seluruhnya pekerjaan yang diperjanjikan dan sebagian pembayaran atas pekerjaan tersebut sudah dilakukan (uang muka dan/atau termijn). Pembayaran yang sudah dilakukan tersebut lebih besar daripada uang jaminan pelaksanaan pekerjaan dan/atau jaminan uang muka. Dalam kondisi tersebut rekanan memilih untuk membiarkan jaminan pelaksanaan pekerjaan dan/atau jaminan uang muka dicairkan oleh pengguna barang/jasa daripada menyelesaikan tanggung jawabnya melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan karena kerugian yang akan diderita (biasanya terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan terhadap harga yang tercantum dalam RAB). Pada akhirnya penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab pemerintah

Berdasarkan hasil cek fisik diketahui bahwa ada pekerjaan pembangunan gedung kantor yang tidak selesai. Hasil wawancara dengan pengguna barang menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut telah dilakukan lelang dan dari hasil lelang tersebut telah diperoleh rekanan pemenang lelang dan telah diikat dengan kontrak untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Pengguna barang/jasa telah menerima jaminan uang muka dan jaminan pelaksanaan pekerjaan dengan nilai total sebesar Rp 250 jt; sebaliknya rekanan telah menerima uang muka dan pembayaran termijn I dengan total Rp 300 jt. Di tengah perjalanan pembangunan gedung tersebut, rekanan menghentikan pelaksanaan pekerjaan tanpa ada alasan yang jelas dan sampai dengan akhir Tahun Anggaran atau waktu

pemeriksaan (cek fisik) pembangunan gedung tersebut tidak diselesaikan, sehingga negara mengalami keruguan

sebesar Rp 50 jt

3) 10103 Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

Barang yang diterima (kualitas maupun kuantitas) kurang dari yang seharusnya. Dalam kasus kekurangan volume pekerjaan, pekerjaan yang dilaksanakan kurang 100% tapi pembayaran dilakukan 100% sehingga kerugian yang terjadi merupakan selisih antara uang yang telah dibayarkan dengan nilai prestasi pekerjaan/barang yang diterima

Pembangunan gedung seluas 200 M2 telah selesai dan dilakukan pembayaran 100%. Hasil cek fisik menunjukkan bahwa luas bangunan hanya 160 M2.

Kelebihan pembayaran dalam kegiatan pengadaan barang/jasa

(3)

25

Keuangan Kinerja PDTT

4) 10104 Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

Adanya pembayaran terhadap suatu unsur biaya dalam kontrak yang seharusnya tidak dilakukan.

Berdasarkan analisa atas perhitungan biaya dalam kontrak pekerjaan dengan menggunakan metode unit cost diketahui terdapat perhitungan biaya yang tidak seharusnya diperhitungkan sehingga pembayaran yang telah dilakukan melebihi prestasi pekerjaan yang diterima

Kelebihan pembayaran dalam kegiatan pengadaan barang/jasa

5) 10105 Pemahalan harga (Mark up) Kemahalan yang terjadi akibat pelanggaran prosedur pengadaan atau kecurangan.

1) Dalam pengadaan mobil pemadam kebakaran harga yang dibayar oleh pemerintah adalah sebesar Rp6 miliar. Setelah dikonfirmasi oleh pemeriksa kepada suplier barang tersebut, ternyata diketahui harga sebenarnya adalah Rp4 miliar sehingga ada indikasi mark up oleh panitia pengadaan barang/jasa sebesar Rp2 miliar.

2) Diketahui pengadaan mobil Toyota Innova untuk spesifikasi 2000 cc Type G adalah Rp200 juta. Setelah

dikonfirmasi kepada ATPM, harga untuk spesifikasi tersebut adalah Rp180 juta. (Dalam kasus ini biasanya panitia pengadaan barang/jasa menggunakan rekanan yang bukan dealer mobil akan tetapi rekanan yang merupakan pedagang umum untuk digunakan sebagai kamuflase dalam proses lelang. Dalam kenyataannya, pemeriksa dapat mengembangkan teknik/prosedur audit untuk

membuktikan bahwa pembelian mobil tersebut langsung dilakukan ke ATPM)

6) 10106 Penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi

Penggunaan uang atau barang secara tidak sah yang digunakan selain untuk keperluan dinas

1) Penggunaan uang persediaan oleh bendaharawan atau sisa uang muka kerja oleh pelaksana kegiatan untuk membiayai keperluan pribadi; 2) AC Split, meja kantor atau BMN

(4)

26

Keuangan Kinerja PDTT

lain yang dibawa oleh pegawai negeri secara tidak sah (tanpa surat bon pinjam) dan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, misalnya AC split yang seharusnya dipasang di ruangan kantor namun dipasang di rumah pribadi PNS;

3) Di atas tanah milik pemerintah didirikan bangunan pribadi. 7) 10107 Pembayaran honorarium dan/atau biaya

perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan

Seorang pegawai negeri atau penyelenggara negara/daerah: 1. menerima lebih dari satu kali honor

rapat untuk hari dan tanggal yang sama;

2. menerima biaya perjalanan dinas lebih dari satu kali untuk

perjalanan dinas yang dilaksanakan pada hari dan tanggal yang sama; 3. menerima honor rapat akan tetapi pada hari dan tanggal yang sama juga menerima biaya perjalanan dinas; atau

4. menerima biaya honor atau biaya perjalanan dinas yang tidak diperkenankan menurut ketentuan atau melebihi ketentuan.

Diketahui pada tanggal 15 s.d. 25 Juli 2007 pegawai negeri X melaksanakan perjalanan dinas ke kota A dengan menerima biaya perjalanan dinas sebesar Rp 10 jt. Hasil pemeriksaan dokumen pembayaran honor rapat diketahui bahwa yang bersangkutan pada tanggal 16 s.d. 19 menerima honor konsinyering sebesar Rp 2 jt. Hasil wawancara dengan PNS yang bersangkutan dan dari hasil penelitian atas keabsahan bukti-bukti

pertanggungjawaban diketahui bahwa PNS yang bersangkutan sebenarnya melakukan perjalanan ke kota A. Dengan kerugian negara yang harus dikembalikan adalah sebesar Rp 2 jt.

8) 10108 Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak

Barang yang diterima dari rekanan pengadaan barang/jasa tidak sama dengan yang diperjanjikan dalam kontrak dan teridentifikasi barang yang diterima berdasarkan perhitungan nilainya lebih rendah dari nilai barang yang diperjanjikan. Kerugian yang terjadi merupakan total loss karena hasil pekerjaan/barang yang diterima tidak sesuai standar mutu yang ditetapkan sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan yang direncanakan.

Pengadaan komputer dengan spesifikasi processor Intel Pentium Core Duo dan motherboard ASUS. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa Processor yang digunakan adalah AMD dengan kecepatan yang sama dan motherboard yang terpasang adalah ECS. Hasil konfirmasi dengan pedagang komputer ternyata terdapat total harga processor AMD dengan kecepatan yang sama dan motherboard ECS lebih murah

dibandingkan total harga Processor Intel Pentium Core Duo dan motherboard

ASUS sebesar Rp 1 juta. Kerugian

(5)

27

Keuangan Kinerja PDTT

negara yang terjadi merupakan nilai seluruh kontrak sehingga seluruh barang yang diterima harus diganti dengan barang yang sesuai dengan kontrak.

9) 10109 Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan

Terdapat pengeluaran biaya yang tidak diperkenankan oleh peraturan per-UU-an atau nilai yper-UU-ang diberikper-UU-an lebih tinggi dari nilai yang ditetapkan dalam peraturan per-UU-an seperti:

1. kegiatan yang tidak diperkenankan untuk dibiayai negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah seperti perayaan ulang tahun instansi;

2. pembayaran tunjangan kepada penyelenggara negara/daerah atau pengelola perusahaan

negara/daerah yang menyalahi aturan;

3. pembayaran uang kepada pihak yang tidak berhak menurut aturan.

1) Hasil pemeriksaan dokumen menunjukkan bahwa seorang kepala dinas menerima tunjangan sewa rumah padahal yang bersangkutan sudah mendapat fasilitas rumah dinas. Menurut ketentuan yang berlaku (Perda terkait, Keputusan Menteri Dalam Negeri atau aturan lain) apabila seorang kepala dinas sudah mendapat fasilitas rumah dinas maka yang bersangkutan tidak boleh menerima tunjangan sewa rumah. Maka tunjangan tersebut adalah kerugian daerah yang harus dikembalikan ke kas daerah; 2) Pemberian bantuan kepada pihak

yang tidak berhak atau tidak sah menurut aturan (contoh : bantuan sosial kepada keluarga

penyelenggara negara/daerah tanpa alas an yang sah).

Kelebihan pembayaran kepada penyelenggara negara/daerah atau pelaksana kegiatan untuk kegiatan yang dilakukan secara swakelola

(6)

28

Keuangan Kinerja PDTT

10) 10110 Pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir macet

Pinjaman/piutang yang macet bukan disebabkan oleh risiko bisnis akan tetapi diakibatkan oleh pelanggaran prosedur atau peraturan per-UU-an sehingga pinjaman menjadi macet atau tidak dapat lagi dilakukan upaya penagihan kepada debitur. Nilai kerugian adalah selisih pinjaman dengan nilai agunan yang bisa disita/ditarik

Sebuah bank pemerintah memberikan pinjaman kepada nasabah tanpa memperhatikan prinsip kehati-hatian (5C : Capital, Capacity, Character, Collateral dan Condition of Economy), misalnya dengan sengaja dan tanpa prosedur yang wajar, sebuah bank pemerintah memberikan pinjaman sebesar Rp 1 miliar kepada nasabah yang hanya memberikan jaminan (collateral) sebesar Rp 100 jt. Sehingga kemudian pinjaman tersebut macet (misalnya nasabah melarikan diri atau dinyatakan pailit) pada saat pokok hutang + bunga yang tertunggak sebesar Rp 800 jt. dengan demikian telah terjadi kerugian sebesar Rp 700 jt (setelah dikurangi collateral).

11) 10111 Kelebihan penetapan dan pembayaran restitusi pajak atau penetapan kompensasi kerugian

Penetapan besarnya restitusi pajak atau kompensasi kerugian melebihi dari ketentuan yang berlaku, misal karena pembebanan biaya yang seharusnya tidak dilakukan atau adanya pendapatan Wajib Pajak yang belum/tidak diakui dalam perhitungan pendapatan kena pajak.

Sebuah perusahaan yang merupakan wajib pajak menerima restitusi pajak sebesar Rp 5 miliar. Berdasarkan hasil perhitungan tim pemeriksa terhadap koreksi fiskal laporan keuangan komersial diketahui bahwa terdapat beberapa item biaya yang seharusnya tidak dikurangkan terhadap penghasilan kena pajak sehingga kerugian yang dialami oleh wajib pajak menjadi lebih rendah. Dengan demikian restitusi yang seharusnya diterima oleh wajib pajak juga berkurang seiring dengan

penurunan kerugian yang dialami wajib pajak.

(7)

29

Keuangan Kinerja PDTT

12) 10112 Penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara/daerah tidak sesuai ketentuan dan merugikan negara/daerah

Penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara/daerah melanggar ketentuan penghapusan dan nilai uang/aset yang diterima oleh negara/daerah atau perusahaan negara/daerah lebih kecil dari nilai aset yang

dijual/dipertukarkan/dihapuskan.

Penjualan rumah dinas yang sebenarnya statusnya tidak boleh dijual, namun ada tindakan kecurangan untuk mengubah status rumah dinas tersebut sehingga boleh dijual. Nilai pasar rumah dinas tersebut adalah Rp 1 miliar, namun rumah dinas tersebut dijual dengan nilai Rp 200 jt. Kerugian Negara yang terjadi adalah selisih nilai pasar/nilai

sesungguhnya dari aset tersebut dengan nilai uang yang diperoleh Negara yaitu sebesar Rp 800 jt.

13) 10113 Pengenaan ganti kerugian negara belum/tidak dilaksanakan sesuai ketentuan

Cukup jelas Atas BMN yang hilang oleh pegawai

belum dikenakan Pengenaan Ganti

Kerugian Negara.

14) 10114 Entitas belum/tidak melaksanakan tuntutan perbendaharaan (TP) sesuai ketentuan

Cukup jelas Terdapat ketekoran kas di kas

negara/daerah yang belum dilakukan proses tuntutan perbendaharaan.

15) 10115 Penghapusan hak tagih tidak sesuai ketentuan

Pemberhentian upaya hukum untuk menagih piutang kepada debitur yang melanggar ketentuan dan/atau dilakukan tanpa persetujuan pihak yang berwenang.

Penghapusan piutang kepada debitur tertentu yang melanggar ketentuan internal bank dan BI tanpa persetujuan dewan direksi dan atas piutang tersebut bank tidak lagi melakukan upaya penagihan.

16) 10116 Pelanggaran ketentuan pemberian diskon penjualan

Perusahaan negara/daerah memberikan diskon penjulan kepada konsumen tertentu dengan tarif yang lebih besar dari ketentuan.

Permberian cash discount yang tidak sesuai dengan ketentuan dewan direksi.

(8)

30

Keuangan Kinerja PDTT

17) 10117 Penentuan HPP terlalu rendah sehingga penentuan harga jual lebih rendah dari yang seharusnya

Entitas mengalami kerugian atau negara dirugikan karena harga jual aset (aset tetap atau persediaan) yang ditentukan lebih rendah dari yang seharusnya (Dalam kasus

harga/penjualan reguler/bukan special pricing). Hal tersebut terjadi karena berdasarkan perhitungan HPP entitas telah mendapatkan keuntungan (gross profit) yang diharapkan. Namun, karena adanya komponen biaya pokok produksi yang tidak dimasukkan dalam perhitungan HPP atau karena estimasi harga pokok aset lebih rendah daripada harga wajar aset tersebut,

kenyataannya, entitas tersebut mendapatkan gross profit yang lebih kecil jika mengacu pada perhitungan HPP yang benar.

HPP suatu proyek berdasarkan perhitungan terperiksa (auditee) adalah Rp 7 miliar dan harga jual yang disepakati dengan klien adalah Rp 9 miliar sehingga menghasilkan gross profit sebesar Rp 2 miliar. Berdasarkan hasil perhitungan ulang oleh tim pemeriksa dengan mengacu pada kebijakan akuntansi yang berlaku pada perusahaan, ternyata terdapat unsur biaya yang tidak diperhitungkan sebagai perhitungan HPP yang seharusnya sebesar Rp 10 miliar sehingga dengan harga jual sebesar Rp 9 miliar sebenarnya perusahaan mengalami kerugian dari proyek tersebut sebesar Rp 1 miliar.

18) 10118 Jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberian fasilitas tidak dapat dicairkan

Jaminan pelaksanaan tidak dapat dicairkan karena suatu hal seperti kadaluarsa, bank penjamin bermasalah, dll.

Rekanan pelaksana pekerjaan tidak melaksanakan dengan jangka waktu yang disepakati dalam kontrak sehingga harus dikenakan sanksi berupa denda dengan nilai maksimum sebesar 5% dari total nilai kontrak. Karena rekanan tersebut tidak mau membayar denda, maka seharusnya pengguna barang/jasa mencairkan jaminan pelaksanaan pekerjaan. Namun, jaminan pelaksanaan tersebut tidak dapat dicairkan karena waktu pencairan melewati batas waktu yang tertera dalam jaminan

pelaksanaan. 19) 10119 Penyetoran penerimaan negara/daerah

dengan bukti fiktif

Adanya penyelewengan uang

penerimaan negara/daerah dengan cara membuat bukti penyetoran fiktif seolah-oleh uang yang ada di bendaharawan penerima telah di setor ke kas Negara/daerah.

(9)

31

Keuangan Kinerja PDTT b. 102 Potensi kerugian negara/daerah atau

kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah

Adanya suatu perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya kerugian di masa yang akan datang berupa berkurangnya kekayaan negara/daerah atau perusahaan daerah berupa uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sesuai pengertian dalam UU No.1 Tahun 2004 Pasal 1 angka 22.

Potensi kerugian tersebut terjadi baik dalam pengelolaan keuangan negara/daerah (APBN/APBD) maupun dalam pengelolaan kekayaan negara/daerah yang dipisahkan (BUMN/BUMD)

v v v Kerugian dianggap

potensi karena belum terjadi kerugian nyata sesuai pengertian dalam UU No.1 Tahun 2004 Pasal 1 angka 22, tetapi berupa risiko terjadi kerugian apabila suatu kondisi yang dapat mengakibatkan kerugian negara/daerah benar-benar terjadi di kemudian hari.

1) 10201 Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapipembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian atau

seluruhnya

Terdapat kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa yang

disebabkan oleh kemahalan harga, kurang volume pekerjaan, kelebihan perhitungan dsb tetapi pembayaran atas pekerjaan tersebut belum dibayar sebagian atau seluruhnya. Hal tersebut berpotensi merugikan Negara/Daerah jika atas pekerjaan tersebut tetap dilakukan pembayaran.

Berdasarkan hasil cek fisik diketahui bahwa ada pekerjaan pembangunan gedung kantor yang sedang dalam proses pengerjaan oleh rekanan. Hasil cek fisik tersebut menunjukkan bahwa terdapat kekurangan fisik pekerjaan yaitu dengan total nilai sebesar Rp 50 jt. Dari hasil pemeriksaan dokumen diketahui bahwa pembayaran termijn terakhir sebesar Rp 100 jt belum dilakukan. Dengan demikian negara berpotensi mengalami kerugian sebesar Rp 50 jt apabila pembayaran termijn terakhir (pelunasan) atas pekerjaan tersebut tetap dibayarkan sebelum kekurangan fisik yang terjadi diperbaiki

oleh rekanan.

(10)

32

Keuangan Kinerja PDTT

2) 10202 Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan

Berpotensi mengakibatkan kerugian apabila nyata-nyata rekanan tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan yang sudah disepakati dalam kontrak. Kerugian dihitung setelah dikurangi biaya retensi.

Hasil cek fisik atas pembangunan gedung kantor menunjukkan bahwa pembangunan fisik telah selesai 100%, namun sampai batas waktu yang ditetapkan dalam kontrak rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan walaupun dari hasil cek fisik diperoleh fakta bahwa terdapat beberapa bagian gedung telah

mengalami kerusakan.

3) 10203 Aset dikuasai pihak lain Aset pemerintah seperti tanah, gedung atau peralatan kantor yang digunakan pihak lain secara tidak sah dan tanpa adanya perjanjian pinjam meminjam yang jelas atau aset yang belum dikembalikan oleh pihak lain setelah berakhirnya masa peminjaman yang tertera dalam surat perjanjian pinjam meminjam

1) Hasil pemeriksaan fisik atas Barang Milik Negara berdasarkan daftar inventaris kantor yang dilakukan pada tanggal 17 Juni 2008 menunjukkan bahwa terdapat notebook kantor senilai Rp 16 jt yang dipinjam oleh pegawai dengan menggunakan nota peminjaman. Batas peminjaman berdasarkan nota

tersebut adalah tanggal 1 Februari 2008. 2) Di atas tanah milik pemerintah

didirikan bangunan milik swasta. Tanah tersebut digunakan berdasarkan surat perjanjian pinjam-meminjam. Berdasarkan hasil penelitian atas dokumen surat perjanjian pinjam-meminjam tersebut diketahui bahwa masa berakhirnya pinjaman tersebut

tidak diatur secara jelas.

4) 10204 Pembelian aset yang berstatus sengketa Pemerintah telah melakukan pembayaran atas suatu aset dan di kemudian hari diketahui bahwa aset tersebut berstatus sengketa. Berpotensi merugikan negara apabila ternyata di pengadilan terbukti bahwa tanah yang dibeli bukan milik pihak yang menerima pembayaran

Pengadaan tanah untuk pembangunan gedung kantor yang dibeli dari masyarakat dengan surat-surat kepemilikan yang lengkap dan sah, namun setelah dilakukan pembayaran di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain yang mengaku sebagai pemilik sah dari tanah yang dibeli dan memiliki bukti-bukti kepemilikan yang juga sah

menurut ketentuan yang berlaku.

(11)

33

Keuangan Kinerja PDTT

5) 10205 Aset tidak diketahui keberadaannya Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat aset yang tercantum dalam catatan akuntansi BMN tetapi tidak diketahui keberadaan fisiknya.

Peralatan kantor yang tidak diketahui keberadaannya pasca reorganisasi atau penggabungan dua atau lebih

departemen atau kementerian negara/lembaga.

6) 10206 Pemberian jaminan dalam pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberian fasilitas tidak sesuai ketentuan

Tidak adanya jaminan atas

pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan kayu/barang negara, dan pemberian fasilitas seperti kemudahan ekspor/impor.

1) Untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa rekanan tidak memberikan jaminan pelaksanaan pekerjaan, atau jaminan

pelaksanaan pekerjaan tidak ditambah/disesuaikan dengan nilai kontrak yang berubah menjadi lebih tinggi karena adanya addendum.

2) Kayu hasil pembukaan lahan transmigrasi dimanfaatkan oleh pihak ketiga dengan menggunakan surat ijin pemanfaatan kayu. Hasil pemeriksaan dokumen

menunjukkan bahwa pihak ketiga belum menyerahkan bank garansi, sementara kayu dimaksud telah diangkut ke gudang pemohon dan pembayaran atas kayu tersebut belum diterima oleh pemerintah.

7) 10207 Pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan aset kepada negara/daerah

Adanya kewajiban pihak ketiga berdasarkan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan tertentu untuk menyerahkan sejumlah aset kepada negara/daerah yang belum dilaksanakan.

Pengembang belum menyerahkan fasos/fasum yang dipersyaratkan terkait dengan pengembangan kawasan tertentu menjadi kawasan perumahan.

(12)

34

Keuangan Kinerja PDTT

8) 10208 Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak tertagih

Piutang/pinjaman yang berpotensi macet terjadi bukan disebabkan oleh risiko bisnis akan tetapi diakibatkan oleh pelanggaran prosedur atau peraturan per-UU-an sehingga piutang/pinjaman berpotensi macet. Namun, atas piutang tersebut masih dapat dilakukan upaya penagihan kepada debitur. Potensi nilai kerugian adalah selisih pinjaman dengan nilai agunan yang bisa disita/ditarik.

Sebuah bank pemerintah memberikan pinjaman kepada nasabah tanpa memperhatikan prinsip kehati-hatian (5C : Capital, Capacity, Character, Collateral dan Condition of Economy), misalnya dengan sengaja dan tanpa prosedur yang wajar, sebuah bank pemerintah memberikan pinjaman sebesar Rp 1 miliar kepada nasabah ketika perekonomian sedang mengalami krisis (condition of economy). Karena krisis belum juga mereda, kemudian pembayaran atas pinjaman tersebut menjadi tersendat-sendat. Hal tersebut terlihat dari pembayaran cicilan dari nasabah yang selalu lewat dari tanggal jatuh tempo dengan tenggang waktu yang termasuk kategori "diawasi".

9) 10209 Penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan

Penghapusan piutang dalam laporan keuangan yang melanggar ketentuan dan/atau dilakukan tanpa persetujuan pihak yang berwenang, tetapi atas piutang tersebut masih dapat diupayakan untuk ditagih.

Penghapusan catatan piutang kepada debitur tertentu yang melanggar ketentuan internal bank dan BI tanpa persetujuan dewan direksi, tetapi bank masih mengupayakan untuk dapat menagih piutang yang dihapus buku tersebut.

10) 10210 Pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran untuk pekerjaan yang belum selesai

Pada akhir tahun anggaran terdapat pencairan anggaran oleh pengelola anggaran untuk membayar pekerjaan yang dilaksanakan oleh rekanan walaupun pekerjaan tersebut belum selesai.

Pada akhir tahun anggaran terdapat kontrak pekerjaan renovasi gedung kantor. Pada batas akhir pencairan, prestasi pekerjaan yang telah selesai baru mencapai 75%. Namun, Berita Acara serah terima (BAST) menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai 100% sehingga SP2D yang diterbitkan untuk membayar pekerjaan tersebut dicairkan sebesar 100%.

(13)

35

Keuangan Kinerja PDTT c. 103 Kekurangan penerimaan

negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah

Penerimaan yang sudah menjadi hak negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah, tetapi tidak masuk ke kas negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah karena adanya unsur

ketidakpatuhan. v x v Termasuk kekurangan penerimaan negara/daerah yang ditemukan dalam pemeriksaan atas perusahaan negara/daerah

1) 10301 Penerimaan negara/daerah atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah

Cukup jelas 1) Hasil pemeriksaan atas dokumen

pelaksanaan pekerjaan menunjukkan bahwa rekanan terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai batas waktu yang ditetapkan dalam kontrak, namun rekanan tersebut belum dikenakan denda atas keterlambatan tersebut.

2) Hasil pemungutan PNBP yang ada pada rekening bendaharawan penerima belum disetor ke kas negara.

3) PNBP atas penggunaan jasa pelayanan oleh masyarakat tidak dipungut.

4) PNBP atas penggunaan/pengelolaan aset negara oleh pihak ketiga tidak dipungut.

5) PNBP belum diterima karena perbedaan sistem/penafsiran atas kontrak subsidi listrik, BBM, dan lain-lain.

6) PBB belum diterbitkan SPPT. 7) BUMN/BUMD sebagai wajib

pungut pajak belum menyetorkan pajak yang dipungut dari wajib pajak

ke kas negara/daerah.

(14)

36

Keuangan Kinerja PDTT

2) 10302 Penggunaan langsung penerimaan negara/daerah

Penggunaan penerimaan negara/daerah tanpa melalui mekanisme anggaran (melanggar asas "bruto")

PNBP yang berasal dari pelayanan kepada masyarakat digunakan untuk pembayaran honor petugas pelayanan tanpa melalui mekanisme anggaran (PNBP disetor ke kas negara kemudian tahun berikutnya dianggarkan untuk kegiatan yang terkait dengan pelayanan yang menghasilkan PNBP)

4) 10303 Dana perimbangan yang telah ditetapkan belum masuk ke kas daerah

Cukup jelas Dana bagi hasil dari pusat belum masuk

ke kas daerah karena belum ditransfer dari pusat atau sudah ditransfer tetapi masuk ke rekening antara

5) 10304 Penerimaan negara/daerah diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak

Penerimaan yang berdasarkan ketentuan yang berlaku termasuk penerimaan suatu instansi, tetapi dipungut/ digunakan oleh instansi lain yang tidak berhak atau disetor ke instansi yang tidak berhak.

1) PNBP dari penggunaan Tenaga Kerja Asing yang berdasarkan ketentuan (fatwa Mahkamah Agung) merupakan penerimaan Depnakertrans, akan tetapi oleh Pemerintah Daerah sebagai wajib pungut disetorkan ke kas daerah. 2) Penerimaan daerah yang disetor ke

kas Negara atau dipungut oleh Pemerintah Pusat.

3) Potongan pajak pusat yang dipotong oleh pemerintah daerah digunakan oleh pemerintah daerah.

6) 10305 Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan

Tarif yang dikenakan kepada wajib setor lebih rendah daripada tarif yang diatur menurut ketentuan yang berlaku sehingga pajak/PNBP yang diterima oleh negara/daerah lebih kecil dari yang seharusnya.

7) 10306 Koreksi perhitungan bagi hasil dengan KKKS

Hasil perhitungan kembali atas bagi hasil menunjukkan bahwa besarnya bagi hasil yang telah disetor ke kas negara lebih kecil dari yang seharusnya karena adanya unsur biaya yang tidak boleh diperhitungkan atau adanya kesalahan perhitungan dalam cost recovery.

Perhitungan kembali bagi hasil PPS dan KMGBP periode 2003 s.d. 2007 menunjukkan adanya koreksi alokasi biaya depresiasi yang mengurangi cost recovery periode tersebut seluruhnya sebesar US$2.180 miliar. Hal tersebut mengakibatkan KKKS PT Pertamina (persero) dan KKKS PT Pertamina EP

(15)

37

Keuangan Kinerja PDTT

mempunyai kewajiban untuk menyerahkan tambahan bagian negara masing-masing sebesar US$683.83 juta dan US$631.91 juta atau seluruhnya sebesar US$1.31 miliar.

8) 10307 Kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah

Subsidi yang telah dibayarkan oleh pemerintah lebih besar dari seharusnya.

e. 104 Administrasi Temuan yang mengungkap adanya penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam

pelaksanaan anggaran/pengelolaan aset maupun operasional

perusahaan, tetapi penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan kerugian/potensi kerugian negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah, tidak mengurangi hak negara/daerah, (kekurangan penerimaan), tidak menghambat program entitas, dan tidak mengandung unsur indikasi tindak pidana.

v x v

1) 10401 Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid)

Pertanggungjawaban keuangan telah selesai (SPM GU untuk di Pusat atau SPM BS di Daerah sudah terbit), namun tidak disertai bukti pertanggungjawaban yang lengkap dan/atau sah untuk memperoleh pembayaran.

Pertanggungjawaban pengeluaran untuk bantuan parpol hanya berupa tanda terima dari parpol yang menerima bantuan dan tidak disertai bukti-bukti penggunaannya.

Temuan

diklasifikasikan sebagai temuan administrasi setelah tim pemeriksa menempuh prosedur untuk dapat

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kegiatan yang dibiayai dari anggaran tidak fiktif sehingga permasalahan yang terjadi benar-benar diyakini sebagai permasalahan yang bersifat administratif.

(16)

38

Keuangan Kinerja PDTT

2) 10402 Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran

Pekerjaan sudah dimulai sebelum kontrak pekerjaan ditandatangani atau dokumen anggaran disetujui

DPR/DPRD.

Hasil pemeriksaan atas dokumen pelaksanaan pekerjaan (buku harian proyek) menunjukkan bahwa pekerjaan telah dimulai sebelum kontrak pekerjaan ditandatangani karena proses lelang belum tuntas, misalnya

keberatan-keberatan dari rekanan-rekanan yang kalah belum dievaluasi.

3) 10403 Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)

Terdapat proses pengadaan yang tidak mengacu kepada peraturan per-UU-an atau sebagian kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pengadaan tidak dilaksanakan.

HPS tidak dibuat.

4) 10404 Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan

Untuk kegiatan yang sama atau pengadaan barang sama dalam satu kegiatan/program yang pengadaannya dilakukan berulang-ulang dengan nilai yang lebih kecil untuk menghindari pelelangan.

Pengadaan 20 unit komputer untuk kelengkapan lab komputer dilakukan secara bertahap dalam satu tahun anggaran sehingga pengadaannya dilakukan dengan penunjukan langsung dengan tujuan menghindari pelelangan.

5) 10405 Pelaksanaan lelang secara proforma Dokumen pengadaan lengkap namun berdasarkan pendalaman auditor, diketahui bahwa sebagian atau seluruh kegiatan yang tercermin dalam dokumen pengadaan ternyata lelang tidak dilaksanakan.

Hasil pemeriksaan dokumen lelang menunjukkan seluruh proses lelang yang diharuskan menurut ketentuan (Kepres 80 Tahun 2003) dilaksanakan dengan tertib. Namun hasil pemeriksaan selanjutnya diketahui bahwa dokumen penawaran dari rekanan dibuat oleh panitia pengadaan sendiri untuk mengatur pemenang tender.

6) 10406 Penyimpangan terhadap peraturan per-UU-an bidang pengelolaan perlengkapan atau barang milik

negara/daerah/perusahaan

Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam administrasi pengelolaan BMN seperti masalah penatausahaan, penghapusan, dll, dan tidak

menimbulkan kerugian negara/daerah.

Barang belum diadministrasikan, daftar-daftar belum dibuat, dan penghapusan tanpa persetujuan Menteri Keuangan.

7) 10407 Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang tertentu lainnya seperti kehutanan, pertambangan, perpajakan, dll.

Penyimpangan berupa ketidakpatuhan dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur bidang tertentu dan tidak menimbulkan kerugian negara/daerah

1) Kegiatan eksploitasi perusahaan tambang batu bara di kawasan hutan menyalahi ketentuan

2) Pengeluaran dana untuk investasi pada kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan

(17)

39

Keuangan Kinerja PDTT

8) 10408 Koreksi perhitungan susbsidi/kewajiban pelayanan umum

Koreksi perhitungan subsidi yang tidak berdampak pada pengembalian atau kompensasi subsidi.

9) 10409 Pembentukan cadangan piutang, perhitungan penyusutan atau amortisasi tidak sesuai ketentuan

Metode perhitungan yang digunakan dalam pembentukan cadangan piutang, penyusutan atau amortisasi tidak sesuai ketentuan.

Perhitungan penyisihan piutang usaha dalam laporan keuangan tidak sesuai dengan kepeutusan Menteri Negara Otonomi Daerah No.8 Tahun 2000. 10) 10410 Penyetoran penerimaan negara/daerah

atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan

Pada saat pemeriksaan dilaksanakan, penerimaan negara/daerah sudah disetor ke kas negara/daerah tetapi berdasarkan pemeriksaan atas dokumen penyetoran menunjukkan bahwa tanggal penyetoran dilakukan melewati batas waktu yang ditentukan.

Penyetoran PNBP oleh bendaharawan penerima ke kas negara melewati batas akhir tahun anggaran.

11) 10411 Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan

Pada saat pemeriksaan dilaksanakan, kas di bendaharawan sudah disetor ke kas negara/daerah tetapi berdasarkan pemeriksaan atas dokumen penyetoran menunjukkan bahwa tanggal

penyetoran/pertanggungjawaban dilakukan melewati batas waktu yang ditentukan.

Penyetoran kas di bendaharawan pengeluaran ke kas negara melewati batas waktu yang ditetapkan dalam Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan.

12) 10412 Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir Tahun Anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah

Sisa kas akhir tahun anggaran yang ada dalam pengurusan bendahara

pengeluaran belum disetorkan kas negara/daerah yang menurut ketentuan yang berlaku sisa kas tersebut seharusnya disetorkan ke kas negara/daerah.

13) 10413 Pengeluaran investasi pemerintah tidak didukung bukti yang sah

Kegaiatan penyertaan modal atau investasi lainnya tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah.

Tidak ada sertifikat saham atau obligasi atas penempatan dana pemerintah daerah pada perusahaan daerah. 14) 10414 Kepemilikan aset tidak/belum didukung

bukti yang sah

Aset tetap berupa tanah, bangunan, atau peralatan dan mesin tidak/belum didukung oleh bukti kepemilikan yang sah yang menunjukkan bahwa aset tersebut adalah milik

negara/daerah/perusahaan.

Tanah belum bersertifikat; mobil tidak dilengkapi dengan BPKB, dll.

(18)

40

Keuangan Kinerja PDTT

15) 10415 Pengalihan anggaran antar MAK tidak sah

Penggunaan anggaran untuk kegiatan lain (dengan MAK berbeda) tanpa melalui mekanisme pengalihan yang telah ditetapkan dalam peraturan per-UU-an.

Penggunaan anggaran untuk kegiatan pelatihan digunakan untuk perjalanan dinas tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang untuk menyetujui

pengalihan tersebut.

Secara substansi penggunaan anggaran untuk kegiatan dengan MAK berbeda walaupun pelaporan dalam LRA masih menggunakan MAK yang sama seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran (mengacu pada prinsip subtance over form).

16) 10416 Pelampauan pagu anggaran Pencairan anggaran dilakukan melebihi batas dana yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran tanpa adanya revisi anggaran.

f. 105 Indikasi Tindak Pidana Temuan yang mengungkap adanya indikasi tindak pidana, yaitu temuan yang mengungkap adanya

perbuatan yang diduga memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan diancam dengan sanksi pidana dalam peraturan perundang-undangan.

x x v Khusus pemeriksaan

investigatif

1) 10501 Indikasi Tindak Pidana Korupsi Pengertian sesuai dengan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri sendiri/orang lain/organisasi yang merugikan keuangan Negara.

2) 10502 Indikasi Tindak Pidana Perbankan Pengertian sesuai dengan UU No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Penggelapan dana nasabah untuk pendanaan proyek pada perusahaan yang berada pada satu grup.

3) 10503 Indikasi Tindak Pidana Perpajakan Pengertian sesuai dengan UU No. 28/2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dan Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang perpajakan.

1) Penggelapan pajak; 2) Restitusi pajak dengan

menggunakan dokumen fiktif.

(19)

41

Keuangan Kinerja PDTT

4) 10504 Indikasi Tindak Pidana Kepabeanan Pengertian sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan

Penyelundupan barang

5) 10505 Indikasi Tindak Pidana Kehutanan Pengertian sesuai UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

Penebangan liar, pengalihan fungsi hutan, dsb.

6) 10506 Indikasi Tindak Pidana Pasar Modal Pengertian sesuai UU No 8 Tahun

1995 Tentang Pasar Modal

insider trading

7) 10507 Indikasi Tindak Pidana Khusus Lainnya Tindak Pidana Khusus selain yang

telah disebutkan di atas

Tindak pidana pemalsuan dokumen

2. 2 Temuan kelemahan sistem pengendalian intern

Kurang/tidak adanya tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai secara terus menerus untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

v x v  Ketidakpatuhan

terhadap peraturan mengenai sistem dan prosedur;

 Terkait permasalahan pengendalian internal baik menurut COSO maupun OKP 6;

 Merupakan unsur sebab terjadinya ketidakpatuhan yang diuraikan secara rinci dalam kondisi temuan pemeriksaan. a. 201 Kelemahan sistem pengendalian

akuntansi dan pelaporan

Kelemahan sistem pengendalian yang terkait kegiatan pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhi

keandalan pelaporan keuangan dan pengamanan atas aset.

1) 20101 Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat

Cukup jelas Terdapat dokumen sumber berupa SPM

yang sudah diterbitkan SP2D-nya belum dicatat oleh UAKPA

mengakibatkan realisasi belanja kurang

dicatat (understated).

(20)

42

Keuangan Kinerja PDTT

2) 20102 Proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan

Proses atau tata cara maupun organisasi akuntansi dan pelaporan yang dilaksanakan oleh entitas yang diperiksa tidak mengacu pada ketentuan yang berlaku.

1) Organisasi penyusunan Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga terutama Sistem Akuntansi Aset Tetap tidak dilakukan secara berjenjang sesuai Peraturan Menteri Keuangan tentang Sistem Penyusunan Laporan Keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

2) Proses input laporan keuangan tidak

menggunakan data yang valid.

3) 20103 Entitas terlambat menyampaikan laporan Cukup jelas Penyampaian LRA dan Neraca Kementerian Negara/Lembaga ke Departemen Keuangan melebihi batas waktu yang ditetapkan yaitu 2 bulan

sejak tahun anggaran berakhir.

4) 20104 Sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai

Sistem informasi dan pelaporan yang ada pada entitas yang diperiksa tidak dapat mendukung terciptanya informasi akuntansi dan pelaporan yang akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran - Wilayah (UAPPA-W) atau Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) tidak dibentuk

5) 20105 Sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai

Cukup jelas Unit akuntansi tidak memiliki cukup

personil untuk menjalankan sistem akuntansi dan pelaporan atau personil yang ada tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk menjalankan sistem informasi akuntansi dan pelaporan.

b. 202 Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

Kelemahan pengendalian terkait dengan pemungutan dan penyetoran penerimaan negara/daerah serta pelaksanaan program/kegiatan pada entitas yang diperiksa sehingga dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan serta membuka peluang terjadinya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

(21)

43

Keuangan Kinerja PDTT

1) 20201 Perencanaan kegiatan tidak memadai Kegiatan penganggaran tidak sesuai dengan tahapan yang seharusnya; salah penganggaran, dll

1) Biaya untuk kegiatan perjalanan dinas untuk mendukung kegitan operasional dianggarkan dalam kegiatan pelatihan yang sifatnya tidak rutin.

2) Belanja untuk pembelian peralatan yang seahrusnya dianggarkan pada belanja modal dianggarkan pada

belanja barang.

2) 20202 Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan serta penggunaan penerimaan negara/daerah/perusahaan dan hibah tidak sesuai ketentuan

Cukup jelas Mekanisme penyetoran PNBP

berjenjang dalam suatu entitas (tidak langsung disetor ke kas negara) atau mekanisme pemungutan yang tidak mengacu pada ketentuan yang telah

ditetapkan.

3) 20203 Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang pendapatan dan belanja

Cukup jelas Besaran tunjangan pegawai tidak

mengacu pada ketentuan intern yang telah disahkan oleh pimpinan entitas.

4) 20204 Pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBN/APBD

Belanja tidak dicatat/diakui sebagai pengeluaran pemerintah atau adanya penggunaan uang negara (dana cadangan) yang tidak mempunyai allotment dalam UU APBN/Perda APBD.

Penggunaan dana cadangan untuk dana talangan yang tidak ada dalam dokumen anggaran dan tidak dicatat sebagai realisasi anggaran baik pengeluaran maupun pengembaliannya.

5) 20205 Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan berakibat hilangnya potensi

penerimaan/pendapatan

Kebijakan yang dibuat tidak tepat atau kebijakannya sudah tepat tetapi dalam pelaksanaannya tidak tepat sehingga negara/daerah atau perusahaan negara/daerah kehilangan potensi pendapatan yang seharusnya diterima.

Penerapan tarif PSDH atas kayu berdiameter kecil tidak konsisten karena ada jenis kayu bulat kecil yang

dikenakan tarif PSDH lebih kecil dari kelompok kayu sejenis lainnya sehingga negara kehilangan potensi penerimaan sebesar selisih tarif PSDH yang dikenakan dengan tarif kayu sejenis lainnya.

(22)

44

Keuangan Kinerja PDTT

6) 20206 Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan berakibat peningkatan biaya/belanja

Kebijakan yang dibuat tidak tepat atau kebijakannya sudah tepat tetapi dalam pelaksanaannya tidak tepat sehingga negara/daerah atau perusahaan negara/daerah harus menanggung biaya yang seharusnya tidak dikeluarkan.

1) Perusahaan terlambat membayar kewajiban pada saat tanggal jatuh tempo sehingga perusahaan harus menanggung denda/finalty atas keterlambatan penyelesaian kewajiban tersebut.

2) Penyerapan pinjaman luar negeri terlambat mengakibatkan Negara harus menanggung tambahan biaya berupa commitment fee.

7) 20207 Kelemahan pengelolaan fisik aset Lemahnya manajemen fisik aset seperti kas, surat berharga atau aset setara kas lainnya, persediaan dan aset tetap yang mengakibatkan fisik aset berpotensi hilang/berkurang atau rusak.

1) Penyimpanan kas, surat berharga atau aset setara kas lainnya dalam tempat yang tidak didukung pengamanan yang memadai seperti filling cabinet, lemari kayu, dll. 2) Kebocoran air PDAM yang

melebihi batas toleransi yang diperkenankan akibat pengendalian saluran pipa air yang tidak memadai.

3) Mencairnya persediaan balok es karena suhu gudang yang kurang dingin.

4) Persediaan rusak karena pemeliharaan gudang yang tidak memadai.

c. 203 Kelemahan struktur pengendalian intern

Kelemahan yang terkait dengan ada/tidak adanya struktur

pengendalian intern atau efektivitas struktur pengendalian intern yang ada dalam entitas yang diperiksa sehingga berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian intern secara keseluruhan.

1) 20301 Entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu prosedur atau keseluruhan prosedur

Entitas belum membuat atau

menetapkan SOP atau SOP yang telah ditetapkan tidak mengakomodir suatu prosedur yang penting dalam suatu sistem.

Entitas tidak memiliki prosedur pengajuan surat penugasan pegawai yang baku.

(23)

45

Keuangan Kinerja PDTT

2) 20302 SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara optimal atau tidak ditaati

Entitas memiliki SOP yang baku namun SOP tersebut tidak dapat berjalan secara efektif atau sama sekali tidak berjalan atau tidak ditaati.

Surat penugasan pegawai ditandatangani oleh pejabat yang tingkatannya lebih rendah dari tingkat yang ditetapkan dalam SOP.

3) 20303 Entitas tidak memiliki Satuan Pengawas Intern

Satuan Pengawas intern belum dibentuk secara resmi berdasarkan Surat Ketetapan Pimpinan Entitas.

Entitas yang diperiksa tidak memiliki personil auditor internal yang memadai.

4) 20304 Satuan Pengawas Intern yang ada tidak memadai atau tidak berjalan optimal

Satuan Pengawas Intern intern yang telah dibentuk secara resmi

berdasarkan Surat Ketetapan Pimpinan Entitas tidak menjalankan fungsi pengawasan secara optimal.

Auditor internal tidak melakukan pemeriksaan atas proses penyusunan laporan keuangan entitas.

5) 20305 Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai

Dalam organisasi yang diperiksa, baik pembagian organisasi maupun tugas dan fungsinya tidak secara memadai mendukung fungsi pengendalian.

Adanya perangkapan fungsi pada satu unit kerja yang seharusnya dipisahkan seperti fungsi pencatatan dan fungsi penyimpanan.

3. 3 Temuan 3E

a. 301 Ketidakhematan/pemborosan/ ketidakekonomisan

Temuan ini mengungkap adanya penggunaan input dengan harga atau kualitas/kuantitas yang lebih tinggi dari standar,

kuantitas/kualitas yang melebihi kebutuhan, dan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan pengadaan serupa pada waktu dan kondisi yang sama.

x v v

1) 30101 Pengadaan barang/jasa melebihi kebutuhan

Jumlah barang yang dibeli melebihi kebutuhan yang direncanakan atau kebutuhan nyata dengan jumlah yang material.

Terdapat sisa barang hasil pengadaan yang tidak digunakan dengan jumlah yang cukup material setelah seluruh

rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan.

2) 30102 Penetapan kualitas dan kuantitas barang/jasa yang digunakan tidak sesuai standar

Kualitas dan kuantitas barang/jasa tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah Setempat, Instansi yang berwenang atau ketentuan intern instansi yang diperiksa.

Pembelian komputer per unit Rp 20 jt, menurut standar Pemda setempat harga komputer untuk spesifikasi yang sama adalah Rp 15 jt sehingga terjadi pemborosan sebesar Rp 5 jt per unit.

(24)

46

Keuangan Kinerja PDTT

3) 30103 Pemborosan keuangan negara/daerah/perusahaan atau kemahalan harga

1) Entitas mendapatkan barang/jasa lebih mahal dibandingkan rata-rata harga pengadaan untuk suatu kualitas yang telah ditetapkan. 2) Entitas mendapatkan barang

dengan kualitas yang lebih rendah dibandingkan rata-rata kualiatas barang/jasa hasil pengadaan untuk suatu harga beli yang sama. 3) Kemahalan yang diakibatkan oleh

penetapan harga dalam HPS terlalu tinggi dibandingkan dengan harga wajar barang/jasa yang ada di pasar. Barang yang dibeli bersifat umum, banyak penyedia barang/jasa, tapi berdasarkan data hasil survai di pasar pada waktu yang relevan, fakta menunjukkan bahwa pada umumnya harga pasar barang/jasa yang bersangkutan jauh lebih rendah dari harga yang ditetapkan dalam HPS.

Pembelian Notebook Satellite U205-S5057 dengan harga Rp 25 jt. Hasil survai menunjukkan bahwa pada waktu yang relevan dengan waktu pembelian ternyata harga notebook untuk spesifikasi tersebut adalah Rp20 jt sehingga terjadi kemahalan harga sebesar Rp5 jt.

b. 302 Ketidakefisienan Temuan yang berorientasi pada proses, yaitu rasio antara input dan output yang lebih tinggi

dibandingkan standar atau rata-rata rasio untuk kegiatan serupa.

x v v

1) 30201 Penggunaan kuantitas input untuk satu satuan output lebih besar/tinggi dari yang seharusnya

Rasio penggunaan kuantitas input untuk satu satuan input lebih besar/tinggi dari standar yang ditetapkan dalam peraturan per-UU-an atau menurut standar baku yang ditetapkan oleh ahli.

1) Pengaspalan 1 km jalan

membutuhkan 10 drum aspal tetapi kenyataan dipakai 12 drum aspal. 2) Jangka waktu penyelesaian 1 buah

dokumen membutuhkan waktu 3 hari dibandingkan dengan standar pelayanan yang mengharuskan penyelesaian dokumen

dilaksanakan dalam 1 hari.

(25)

47

Keuangan Kinerja PDTT

2) 30202 Penggunaan kualitas input untuk satu satuan output lebih tinggi dari seharusnya

Rasio penggunaan kualitas input untuk satu satuan input lebih besar/tinggi dari standar yang ditetapkan dalam peraturan per-UU-an atau menurut standar baku yang ditetapkan oleh ahli.

Pelaksanaan konsinyering yang seharusnya dilaksanakan di pusdiklat atau hotel bintang empat, tapi dilaksankan di hotel bintang lima.

c. 303 Ketidakefektifan Temuan ini berorientasi pada pencapaian hasil (outcome), yaitu temuan yang mengungkap kegiatan yang tidak memberikan manfaat atau hasil yang direncanakan serta fungsi instansi yang tidak optimal sehingga tujuan organisasi tidak tercapai.

x v v

1) 30301 Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan

Penggunaan anggaran tidak efektif karena dalam pelaksanaannya sasaran kegiatan tidak tepat seperti yang tercantum dalam dokumen anggaran atau anggaran digunakan untuk tujuan selain yang tercantum dalam dokumen anggaran

1) Pemberian bantuan sosial yang salah sasaran.

2) Bantuan untuk instansi vertikal.

Kegiatan yang dibiayai masih dalam MAK yang sama tetapi

mengakibatkan tujuan yang hendak dicapai berdasarkan dokumen anggaran menjadi tidak terwujud.

2) 30302 Pemanfaatan barang/jasa dilakukan tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan

Penggunaan anggaran tidak efektif karena barang/jasa yang telah dibeli sesuai anggaran yang direncanakan digunakan bukan untuk kegiatan yang semula direncanakan.

1) Penggunaan kendaraan dinas oleh istri pejabat untuk keperluan pribadi yang sedianya direncanakan untuk keperluan dinas.

2) Penggunaan alat kesehatan hasil pengadaan yang sedianya digunakan untuk mendukung kegiatan puskesmas keliling tetapi digunakan untuk keperluan

puskesmas.

(26)

48

Keuangan Kinerja PDTT

3) 30303 Barang yang dibeli belum/tidak dapat dimanfaatkan

Barang/jasa hasil pengadaan

belum/tidak dapat dimanfaatkan karena berbagai faktor seperti perencanaan yang tidak akurat atau adanya perubahan lingkungan yang mengakibatkan barang/jasa belum/tidak dapat

disalurkan/dimanfaatkan.

Pengadaan buku untuk bantuan operasional sekolah yang menggunakan kurikulum yang sudah tidak

dipergunakan lagi sehingga buku tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar.

4) 30304 Pemanfaatan barang/jasa tidak berdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi

Pemanfaatan barang/jasa sesuai dengan rencana tetapi tidak mendukung atau berdampak pada pencapaian tujuan organisasi.

Pengadaan jaringan internet pada kantor UPT Dinas tidak dapat mendukung proses perencanaan maupun pelaporan

kegiatan organisasi.

5) 30305 Pelaksanaan kegiatan terlambat/terhambat sehingga mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi

Cukup jelas Pembangunan jembatan atau jalan yang

terhambat karena proses pembebasan tanah yang terlambat atau terhambat status tanah yang terlibat sengketa.

6) 30306 Pelayanan kepada masyarakat tidak optimal

pelayanan kepada masyarakat tidak dapat dilakukan secara optimal sehubungan dengan adanya berbagai kendala yang menghambat

pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat

Fungsi pelayanan pembuatan surat-surat yang tidak didukung dengan teknologi komputer yang memadai sehingga proses penyelesaian surat membutuhkan waktu yang cukup lama.

7) 30307 Fungsi atau tugas instansi yang diperiksa tidak diselenggarakan dengan baik termasuk target penerimaan tidak tercapai

Cukup jelas Dinas Pendapatan tidak melakukan

upaya proaktif untuk melakukan penagihan pajak daerah sehingga target PAD yang bersumber dari pajak daerah

tidak tercapai.

(27)

49

Keuangan Kinerja PDTT

8) 30308 Penggunaan biaya promosi/pemasaran tidak efektif

Penggunaan biaya promosi/pemasaran tidak berpengaruh terhadap

peningkatan penjualan atau pengumpulan dana pihak ketiga.

Dana pemasaran pada BUMN atau dana APBN/APBD yang digunakan untuk sosialisasi atau kunjungan kerja untuk mempromosikan iklim investasi namun tidak mendatangkan hasil seperti yang diharapkan.

Keterangan :

V = klasifikasi temuan disajikan dalam laporan pemeriksaan menurut jenis pemeriksaan yang tercantum dalam judul kolom X = klasifikasi temuan tidak disajikan dalam laporan pemeriksaan menurut jenis pemeriksaan yang tercantum dalam judul kolom

WAKIL KETUA,

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

Referensi

Dokumen terkait

Akibatnya sungai yang dahulu airnya bening sekarang banyak sungai dikota-kota besar yang sudah keruh dan kotor, Apakah kandungan air seperti itu memenuhi syarat untuk

Besar Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Materi Bangun

Atas dasar itulah penulis berniat untuk melakukan analisis mengenai tanggung jawab apa saja yang telah dilakukan oleh Negara dalam pencemaran lintas batas berbentuk

Perwakilan perusahaan yang hadir adalah direktur atau yang mewakili dengan membawa surat kuasa yang ditandatangani direktur. Demikianlah untuk maklum, atas perhatiannya

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT BIRO SARANA DAN

Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang diajar

oleh karena dengan desain penelitian ini sebuah proses.. sosial yang melatarbelakangi sebuah fenomena

Disamping itu perangkat pembelajaran yang telah memenuhi kriteria validitas, kepraktisan dan keefektivan memiliki beberapa karakteristik antara lain : pada buku siswa