• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

102

4.1

ANALISIS SOSIAL

Pada taraf perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:

1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

(2)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

103

Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.

2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan umum.

Pasal 3 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, Negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang Berhak.

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar.

Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan

(3)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

104

5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.

Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi serta kewenangan masing-masing.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:

1. Pemerintah Pusat

Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yangbersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.

Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

2. Pemerintah Provinsi:

Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

(4)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

105

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.

Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota

Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat,pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya

meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

(5)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

106

Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.

Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

4.1.1

Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang berkembang saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender dan pemberdayaan masyarakat local sebagai hak ulayat. Sehingga keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

4.1.2

Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta

Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.

(6)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

107

proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3. Permukiman kembali penduduk (resettlement) Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

4.1.3

Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta

Karya

(7)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

108

tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

4.2

ANALISIS EKONOMI

Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan ditempuh untuk memberdayakan usaha-usaha ekonomi masyarakat yang mampu menunjang perekonomian keluarga, terutama keluarga Orang Asli Papua, serta diarahkan kepada pengembangan sektor unggulan perkebunan skala besar, pertanian, perikanan dan peternakan. Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan akan bertumpu pada sektor unggulan Kabupaten Intan Jaya, maka perlu diterapkan pendekatan yang mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian, mengembangkan usaha peternakan dan budidaya ikan, serta mengolah hasil-hasil Sumber Daya Alam yang potensial agar lebih berdaya guna dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Selanjutnya strategi ini akan memprioritaskan sistem pemasaran mulai dari pengolahan pasca panen sampai dengan penyaluran di pasaran sehingga mata rantai produksi dan pemasaran dapat bersinergi dan tidak berjalan sendiri-sendiri.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penyiapan tenaga motivator kampung sebagai tenaga yang menggerakkan dan mendorong masyarakat dalam pengembangan ekonomi kampung, yang mana motivator ini berasal dari kampung itu sendiri. Sehingga diharapkan kampung akan mandiri sesuai potensinya masing-masing. Perwujudan nyata dari strategi ini yaitu dukungan Cipta Karya dalam penyediaan infrastruktur untuk mendukung penyediaan prasarana dasar lingkungan permukiman (air bersih, sanitasi).

(8)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

109

adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015,serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.

Tabel 4.1

Analisis Kebutuhan penanganan Kemiskinan di Kabupaten Intan Jaya

4.3

ANALISIS LINGKUNGAN

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Tugas dan wewenang pemerintah Kabupaten dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada :

1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”.

2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang.

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014

“ Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu

NO LOKASI

Distrik,…….. Jumlah Jiwa / KK Program/Kegiatan…

2 Dan

(9)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

110

lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim “. 4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup

Strategis.

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.

5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.

Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:

1. Pemerintah pusat

Menetapkan kebijakan nasional.

Menetapkan norma, standar, prosedur, dan criteria.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

(10)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

111

Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyrakat. Menetapkan standar pelayanan minimal.

2. Pemerintah Provinsi

Menetapkan kebijakan tingkat provinsi yaitu :

Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.

Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.

Melaksanakan standar pelayanan minimal.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota

Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota

Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

Melaksanakan standar pelayanan minimal.

(11)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

112

keterbukaan dan proses konsultasi publik yang bermakna dengan warga yang terkena dampak suatu kegiatan.

Pengkajian lingkungan dan rencana mitigasinya dapat mengambil bentuk (i) AMDAL (atau ANDAL dan RKL/RPL), atau (ii) UKL/UPL, tergantung kategori dampak proyek. Penentuan kategori lingkungan untuk masing-masing proyek mengacu pada kriteria yang ditetapkan dalam safeguard ini. Semua usulan kegiatan yang terkait dengan RPIJM wajib memenuhi persyaratan

yang tercantum dalam dokumen ini.

Safeguard ini juga menguraikan badan-badan pelaksana dan pemantau AMDAL dan UKL/UPL.

Pengaturan kelembagaan ini berlaku pada seluruh aspek mekanisme safeguard tersebut, dan tidak dapat ditafsirkan seolah-olah setiap aspek memerlukan pengaturan atau badan-badan yang berbeda.

Prinsip dasar safeguard lingkungan secara garis besar digambarkan sebagai berikut. Semua proyek yang harus sesuai dengan prinsip dimaksud.

Pengkajian lingkungan dan rencana penanggulangannya dapat berbentuk: (i) AMDAL (atau ANDAL dan RKL/RPL), atau (ii) UKL/UPL, tergantung kategori dampak proyek dimaksud (lihat daftar kategori, di bawah). Penentuan kategori lingkungan untuk masing-masing proyek mengacu pada kriteria yang ditetapkan dalam kerangka safeguard ini.

AMDAL dan UKL/UPL harus dipandang sebagai alat untuk meningkatkan kualitas proyek. Karena itu, AMDAL atau UKL/UPL harus menjadi bagian tak terpisahkan dari analisis kelayakan teknis, ekonomi, sosial, institusional dan keuangan setiap usulan proyek.

(12)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

113

dengan seksama sebelum usulan proyek diajukan. Sebaliknya, proyek harus dirancang sedemikian sehingga dampak positif dapat dimaksimalkan.

Proyek yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan dampaknya tidak dapat dikelola melalui rancangan atau praktek-praktek konstruksi, harus disertai dengan AMDAL.

Kegiatan-kegiatan yang diusulkan hendaknya tidak mengganggu habitat alam kritis, kawasan lindung, dan kawasan sengketa. Demikian pula setiap kegiatan hendaknya menghindari penggunaan :

a. Bahan-bahan yang merusak ozon.

b. Asbes. Berbagai tindakan pencegahan berkaitan dengan penggunaan asbes, seperti renovasi bangunan yang menggunakan asbes harus diterapkan.

c. Bahan beracun berbahaya (B3).

d. Kekayaan budaya. Proyek yang merusak kekayaan budaya, termasuk barang, struktur fisik dan lokasi yang dianggap sakral atau setidaknya memiliki nilai spiritual.

Safeguard lingkungan ini berlaku pada semua tahap pengembangan proyek, seperti:

pengajuan usulan, perencanaan, pelaksanaan dan pengoperasian proyek. Tiap proyek akan diteliti secara cermat menurut kriteria yang tercantum dalam peraturan-perundangan Nasional. Berdasarkan :

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006, dan

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/2003, tertanggal 3 Februari 2003

(13)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

114

yang dapat menimbulkan dampak lingkungan besar dan penting harus disertai dengan AMDAL. Serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1997 tentang AMDAL pasal 5 (1) lebih lanjut menjabarkan kriteria dampak besar dan penting, yang meliputi: (i) mempengaruhi sejumlah besar orang, wilayah dan komponen lingkungan; (ii) dampak berlangsung kuat, lama, kumulatif, dan tidak-terbalikkan (irreversible).

Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena :

1. RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah karena RPIJM bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda bertujuan untuk melihat seberapa seberapa kuat pengaruh faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi: Ada Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap Sosial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel promosi, pengetahuan nasabah dan motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada PT Al-Ijarah Indonesia

Sehingga dari hasil perhitungan tegangan yang terjadi dan pemodelan pipa pada jalur pemipaan gas sepanjang 1497.63 m, dengan input pembebanan berupa tegangan dan temperatur,

Susut teknis berupa susut daya atau energi terjadi mulai dari pembangkit (generator), saluran transmisi, dan jaringan distribusi distribusi seperti dapat dilihat pada gambar

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial atau individu antara variabel tingkat religiusitas (X 1 ) dan persaingan usaha

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang ayam memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah ginofor, jumlah produksi per

Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah aliran tertentu, intensitas hujan yang berbeda tetapi memiliki durasi sama, akan menghasilkan hidrograf limpasan,