• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria. acuminata ait) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria. acuminata ait) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria acuminata ait) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBEBANI GLUKOSA

MONOHIDRAT

ARTIKEL

OLEH SRIANI NIM. 050110a064

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

(2)
(3)
(4)

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria acuminata ait) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBEBANI GLUKOSA MONOHIDRAT

SRIANI*), Richa Yuswantia S.Farm.,Apt.,M.Si**), Niken Dyahariesti S.Farm.,Apt.,M.Si***) *) Mahasiswa Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

**) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

INTISARI

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit dimana keadaan tubuh tidak bisa menghasilkan hormone insulin sesuai kebutuhan atau ketidak mampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin sehingga terjadi peningkatan kadar gula dalam darah melebihi normal. Daun kamboja (Plumeria acuminata ait) secara tradisional digunakan sebagai obat alternatif untuk mengatasi diabetes mellitus karena diduga mengandung senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun kamboja (Plumeria acuminata ait) terhadap kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar dan untuk mengetahui dosis ekstrak daun kamboja (Plumeria acuminata ait) yang sebanding dengan metformin dosis 63 mg/kg BB.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan pre and post test control group design. Sampel terdiri dari 25 ekor tikus yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan meliputi kontrol negatif (aquadest dan CMC-Na 1%), kontrol positif (metformin dosis 63 mg/kg BB), dan 3 kelompok perlakuan diberi ekstrak daun kambpja (Plumeria acuminata ait) dengan dosis 125 mg/kg BB, 375 mg/kg BB, dan 625 mg/kg BB. Data yang didapat berupa kadar gula darah menit ke 0, 30, 60, 90, 120, 150, dan 180, kemudian dihitung AUC. Nilai AUC dianalisis menggunakan analisis parametrik ANAVA satu jalan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun kamboja (Plumeria acuminata ait) dosis 125 mg/kg BB, 375 mg/kg BB, 625 mg/kg BB mempunyai aktivitas terhadap kadar gula darah. Ekstrak etanol daun kamboja dosis 625 mg/kg BB mempunyai aktivitas terhadap kadar gula darah yang sebanding dengan metformin dosis 63 mg/kg BB.

Kata kunci: Daun Kamboja (Plumeria acuminata ait) kadar gula darah, flavonoid, Metformin

(5)

ABSTRACT

Kamboja (Plumeria acuminata ait) leaves are traditionally used as an alternative medicine to treat diabetes mellitus due to its flavonoid content that can lower blood sugar levels. This study aims to find the activity of ethanol extract of kamboja (Plumeria acuminata ait) leaves toward blood sugar levels in male white mice of Wistar strain and to find the dose of extracted kamboja (Plumeria acuminata ait) leaves that is proportionate with metformin with dose of 63 mg/kg.

This was a purely experimental study with pre- and post-test control group design. The samples in this study were 25 mice which consisted of 5 treatment groups including the negative control ( aquadest and CMC-Na 1%), the positive control (metformin with dose of 63 mg/kg), and 3 treatment groups given extracted kamboja (Plumeria acuminata ait) leaves with the doses of 125 mg/kg, 375 mg/kg, and 625 mg/kg, respectively. The data were obtained in the form of blood sugar levels in minute 0, 30th, 60th, 90th, 120th, 150th, and 180th, and then the value of AUC was calculated. The values of AUC were analyzed by using the one way ANOVA parametric test.

The results of this study indicate the ethanol extract of kamboja (Plumeria acuminata ait) leaves with the dose of 125 mg/kg, 375 mg/kg, 625 mg/kg have an activity toward blood sugar levels. The ethanol extract of waru leaves with the dose of 625 mg/kg have an activity toward the blood sugar levels which is proportionate with metformin at the dose of 63 mg/kg.

Keywords: Kamboja (Hibiscus tiliaceus L) leaves, blood sugar level, flavonoid, Metformin

(6)

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit dimana keadaan tubuh tidak bisa menghasilkan hormone insulin sesuai kebutuhan atau ketidak mampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin sehingga terjadi peningkatan kadar gula dalam darah melebihi normal. Menurut Elin Yulinah Sukandar dkk (2009) diabetes melitus (DM) terbagi menjadi dua tipe yaitu diabetes melitus tipe I dan tipe II dimana tipe I biasanya memiliki tubuh yang kurus dan cenderung berkembang menjadi diabetes ketoasidosis sedangkan diabetes melitus tipe II sering asimptomatik. Munculnya komplikasi dapat mengindikasikan bahwa pasien telah menderita DM selama bertahun-tahun, umumnya muncul neuropathi.

Penyakit diabetes Melitus di Indonesia merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu perlu penanganan serius untuk mencegah diabetes melitus. Diperkirakan pada tahun 2030 penyandang diabetes miletus (DM) di Indonesia mencapai angka 21,3 juta orang. Prof. Tjandra Yoga menyatakan, hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, menunjukkan Diabetes merupakan penyebab kematian nomor 6 dari seluruh kematian pada semua kelompok umur. Sementara itu, prevalensi Diabetes di Indonesia di daerah perkotaan adalah 5,7%, sebanyak 73,7% pasien diabetes tidak terdiagnosa dan tidak mengkonsumsi obat, dan prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu adalah 10,2% (Kemenkes RI, 2016 ).

Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5-6 m, bengkok, dan mengandung getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman, dan umumnya di daerah pekuburan, atau tumbuh secara liar. Tumbuh di daerah dataran rendah 1-700 m di atas permukaan laut. Rantingnya besar, daun berkelompok rapat pada ujung ranting, bertangkai panjang, memanjang berbentuk lanset, panjang daun 20-40 cm, lebar 6-12,5 cm, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, tulang daun menyirip. Bunga dalam malai rata, berkumpul diujung ranting, kelopak kecil, sisi dalam tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam berambut, sisi luar kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning, putih atau merah, berbau harum. Tangkai putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah 1 atau 2, saling berjauhan, berbentuk tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm, berbiji banyak, biji bersayap, tanpa kuncung rambut, ketika masih muda berwarna hijau, setelah tua hitam kecoklatan (Dalimartha, 2007).

Daun waru mengandung flavonoid dan saponin, Senyawa flavonoid menunjukan bahwa senyawa ini mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetik dengan cara menghambat kerja dari GLUT2 (Glucose Transporter Isoform 2), suatu pengangkut glukosa dari saluran cerna, kemudian masuk ke dalam darah melewati membran dan menuju ke dalam sel ( Sudoyo, et al, 2006).

(7)

METODOLOGI PENELITIAN Alat

Blender (Tecstar R), neraca kasar (ohaus), timbangan hewan, erlenmeyer, corong, kain flanel, spuit oral, labu takar, ayakan no 30 mesh, beker gelas, gelas ukur, tabung reaksi, kandang tikus, botol minuman, timbangan, glukotes, skapel/silet, batang pengaduk, cawan porselen, waterbath.

Bahan

1. Bahan tanaman

Daun kamboja (Plumeria acuminata ait) warna hijau di peroleh dari Ungaran, Candirejo

2. Bahan kimia

Etanol, Metformin, Glukosa Monohidrat, Carboksi Metil Celulose Natrium (CMC Na 1%), H2SO4, metanol dan aquadest, kapas, strip test.

3. Hewan uji

Hewan uji yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar sebanyak 25 ekor dengan berat badan 180-200 gram dan berumur 2-3 bulan.

PROSEDUR PENELITIAN

1. Determinasi tanaman dilakukan di Laboraturium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponogoro semarang.

2. Daun kamboja (Plumeria acuminata ait) yang masih segar dipilih mana yang layak untuk digunakan kemudian dicuci dengan air mengalir sampai bersih lalu tirisan, kemudian dirajang-rajang dan dikeringkan dengan cara diletakkan ditempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar matahari secara langsung dengan ditutup menggunakan kain hitam atau dapat dikeringkan dengan oven.

3. Ekstrak etanol daun kamboja (Plumeria acuminata ait) yaitu dengan menggunakan metode maserasi. Kurang lebih 1000 gram serbuk tanaman daun kamboja dimasukan kedalam panci stailes kemudian diberi etanol 70% sebanyak 7,5 L.

4. Serbuk CMC Na ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dalam aquadest hangat, diaduk sambil ditambahkan aquadest sambil diaduk terus memakai batang pengaduk. Setelah larut baru ditambahkan dengan aquadest sampai mendapatkan volume 100 ml.

5. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar, sehat, umur 2-3 bulan, sebanyak 25 ekor, dengan berat badan 180-200 gram.

6. Untuk memberikan makan setiap perlakuan dibuat sama jumlah dan jenisnya, yaitu makanan buatan pellet dengan merk yang sama. Selama adaptasi dan perlakuan tikus diberikan pellet ±20 gram @ 200 gram tikus per hari dengan minum ad libitum.

7. Sebanyak 0,1 g sempel ditambahkan metanol sampai terendam lalu dipanaskan, kemudian filtratnya ditambahkan H2SO4, terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi warna merah karena penambahan H2SO4 menunjukkan adanya senyawa flavonoid.

8. Pemberian glukosa pada penelitian ini adalah pemberian glukosa monohidrat secara oral yang bertujuan untuk meningkatkan kadar glukosa darah tikus.

(8)

Glukosa monohidrat merupakan bahan yang dipakai untuk uji toleransi glukosa. Pada tikus, dosis glukosa monohidrat yang diberikan adalah sebesar 1,35 g/200 g BB yang merupakan konversi dosis pemberian glukosa monohidrat untuk uji toleransi glukosa pada manusia seberat 70 kg dengan dosis 75 g. Kadar normal glukosa darah puasa yaitu 70-110 mg/dL (Wilson dan Price, 2005).

9. Selama 3 jam masing-masing kelompok diberi perlakuan sebagai berikut :

Tabel 1. Perlakuan pada masing-masing hewan

Kelompok jumlah Jenis perlakuan

I 5 ekor Sebagai kontrol negatif diberi aquadest dan CMC Na 1%

II 5 ekor Sebagai kontrol positif diberi metformin 63 mg/kg BB

III 5 ekor Diberi ekstrak etanol daun kamboja dengan dosis 125 mg/kg BB

IV 5 ekor Diberi ekstrak etanol daun kamboja dengan dosis 375 mg/kg BB

V 5 ekor Diberi estrak etanol daun kamboja dengan dosis 625 g/kg BB

Analisis Data

Data yang diperoleh berupa kadar glukosa darah tikus sesudah perlakuan ( pre-test) dan sesudah pembebanan (post-test) yang diperoleh selanjutnya dibuat kurva kadar gula darah dan waktu, lalu dihitung Area Under Curve (AUC). Kemudian dianalisis dengan SPSS 17.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. Untuk mengetahui normalitas data dengan menggunakan uji shapiro-wilk karena jumlah Sampel kecil (< 50). Data terdistribusi normal karena p > 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji levene’stest (untuk mengetahui homogenitas data).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1. Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Ekstrak Dosis 125 mg/kg BB, dosis 375 mg/kg BB, dosis 625 mg/kg BB

Perlakuan

Rata-rata Kadar Gula Darah (mg/dl) Mean+SD Pembebana n Glukosa monohidrat 30 60 90 120 150 180 Kontrol (-) 158.60 ±11,1 159.60 ±10,5 156.60 ±10,4 155.60 ±8,0 155.00 ±7,7 154.00 ±6,6 153.60 ±6,5 Kontrol (+) 160.60 ±14,2 140.20 ±10,6 131.20 ±9,2 121.60 ±12,7 112.40 ±11,7 ±10,9 97.20 90.20 ±9,5 Dosis 125 mg/kg BB 157.20 ±12,3 152.00 ±9,1 149.60 ±9,3 147.80 ±9,7 147.60 ±10,1 146.60 ±11,5 144.40 ±13,0 Dosis 375 mg/kg BB 157.40 ±11,5 147.80 ±12,2 140.60 ±9,8 135.00 ±7,9 130.60 ±7,0 126.20 ±7,0 121.40 ±8,5 Dosis 625 mg/kg BB 160.60 ±12,1 148.40 ±9,0 134.40 ±5,9 127.60 ±5,0 123.20 ±2,9 118.00 ±3,7 113.60 ±9,3

(9)

KETERANGAN:

Kelompok 1 : Diberi Aquadest + CMC Na 1% Kelompok 2 : Diberi Metformin Dosis 63 mg/kg BB

Kelompok 3 : Diberi Ekstrak Daun Kamboja dosis 125 mg/kg BB Kelompok 4 : Diberi Ekstrak Daun Kamboja dosis 375 mg/kg BB Kelompok 5 : Diberi Ekstrak Daun Kamboja dosis 625 mg/kg

Gambar 1. Grafik Rata-Rata Kadar Gula Dengan Waktu

Tabel 4.2. Nilai AUC (Area Under Curve) Total Tiap Kelompok

Tabel 5.2 Nilai AUC (Area Under Curve) AUC Total Dari Kadar Gula Darah

Perlakuan AUC Total

Kontrol ( - ) 28107.00±1538.6 mg/dl.menit

Kontrol ( + ) 21840.00±1883.80 mg/dl.menit

Dosis 125 mg/kg BB 26832.00±1833.48 mg/dl.menit

Dosis 375 mg/kg BB 24588.00±1521.65 mg/dl.menit

Dosis 625 mg/kg BB 23661.00±948.3 mg/dl.menit

Tabel 3. Nilai AUC (Area Under Curve) AUC Total Pada Setiap Kelompok Gambar 4. 1 Grafik Nilai AUC Total Dari Masing-masing Kelompok

0 30 60 90 120 150 180 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 Waktu (menit) K ad ar G u la Dar ah ( m g/ d l) Kontrol (-) Kontrol (+) Dosis 125 mg/kg BB Dosis 375 mg/kg BB Dosis 625 mg/kg BB

(10)

Gambar 2. Nilai AUC Total Dari Masing-masing Kelompok

Untuk mengetahui apakah kontrol positif dan ekstrak daun kamboja mempunyai efek menurunkan kadar gula darah dibandingkan dengan kontrol negatif, maka data AUC yang di uji statistik terhadap nilai AUC berbagai perlakuan menggunakan SPSS 17. 0

Tabel Uji Normalitas Saphiro Wilk

Kelompok perlakuan p-value Kesimpulan Kontrol negatif 0,753 Normal Kontrol positif 0,933 Normal Dosis 125 mg/kg BB 0,536 Normal Dosis 375 mg/kg BB 0,777 Normal Dosis 625 mg/kg BB 0,189 Normal

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk untuk variabel nilai AUC Kadar Gula Darah, diperoleh p-value untuk kelompok kontrol negatif, kontrol positif, Ekstrak Daun Kamboja Dosis 125 mg/kg BB, Dosis 375 mg/kg BB, dan Dosis 625 mg/kg BB masing-masing berturut-turut sebesar 0,753, 0,933, 0,536, 0,777, dan 0,189. Hasil semua nilai p-value tersebut semuanya lebih besar dari α (0,05), ini menunjukkan bahwa data-data nilai AUC Kadar Gula Darah dari kelima kelompok perlakuan tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas sebagai syarat untuk menggunakan uji ANOVA sebagaimana disajikan berikut ini.

1. Uji Homogenitas

Tabel Uji Homogenitas Varian

Variabel Levene Statistic Df1 Df2 p-value

Nilai AUC KGD 0,292 4 20 0,880

28107

21840

26832

24588 23661

Kontrol (-) Kontrol (+) Dosis 125

mg/Kg BB Dosis 375 mg/Kg BB Dosis 625 mg/Kg BB 0.00 5000.00 10000.00 15000.00 20000.00 25000.00 30000.00 Kelompok Perlakuan N ilai A UC

(11)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas varian menggunakan Lavene Test untuk variabel nilai AUC Kadar Gula Darah diperoleh p-value 0,880 > α (0,05), ini menunjukkan bahwa data-data nilai AUC Kadar Gula Darah dari kelima perlakuan dapat dinyatakan memiliki varian yang homogen.

Karena data-data yang diperoleh memiliki distribusi normal dan memiliki varian homogen, maka syarat-syarat dalam uji ANOVA telah terpenuhi sehingga dapat dilakukan uji ANOVA dimana hasilnya disajikan berikut ini.

2. Uji ANOVA

Tabel Perbedaan Efek dari Kelima Perlakuan terhadap Kadar Gula Darah

Variabel dependen F hitung p-value

Nilai AUC Kadar Gula Darah 12,486 0,000

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji ANOVA untuk variabel nilai AUC Kadar Gula Darah diperoleh F hitung = 12,486 dengan p-value 0,000. Oleh karena F hitung 12,486 > F tabel 2,866 atau p-value 0,000 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada perbedaan secara bermakna efek dari kelima perlakuan terhadap nilai AUC Kadar Gula Darah pada mencit.

Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki efek yang berbeda terhadap nilai AUC kadar gula darah pada mencit, dilakukan uji Post Hoc Tests menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini.

3. Uji Post Hoc Test

Uji lanjut untuk mengetahui perlakuan yang mana, yang memiliki efek yang berbeda terhadap nilai AUC kadar gula darah, ini dilakukan dengan menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini.

Tabel Uji Post Hoc

Pasangan Perlakuan p-value Kesimpulan

Kontrol Negatif v Kontrol Positif 0,000 Berbeda signifikan Kontrol Negatif v Dosis 125 mg/kg BB 0,217 Berbeda tidak signifikan Kontrol Negatif v Dosis 375 mg/kg BB 0,002 Berbeda signifikan Kontrol Negatif v Dosis 625 mg/kg BB 0,000 Berbeda signifikan Kontrol Positif vs Dosis 125 mg/kg BB 0,000 Berbeda signifikan Kontrol Positif vs Dosis 375 mg/kg BB 0,012 Berbeda signifikan Kontrol Positif vs Dosis 625 mg/kg BB 0,084 Berbeda tidak signifikan Dosis 125 mg/kg BB vs Dosis 375 mg/kg BB 0,036 Berbeda signifikan Dosis 125 mg/kg BB vs Dosis 625 mg/kg BB 0,005 Berbeda signifikan Dosis 375 mg/kg BB vs Dosis 625 mg/kg BB 0,365 Berbeda tidak signifikan

(12)

Keterangan:

Jika p-value < 0,05 ada perbedaan signifikan Jika p-value > 0,05 tidak ada perbedaan signifikan Kontrol (-) : Diberi aquades + CMC Na1%

Kontrol (+) : Diberi metformin dosis 63 mg/kg BB

P3 : Diberi perlakuan ekstrak daun kamboja dosis 125 mg/kg BB P4 : Diberi perlakuan ekstrak daun kamboja dosis 375 mg/kg BB P5 : Diberi perlakuan ekstrak daun kamboja dosis 625mg/kg BB

Tabel 4.6 menunjukkan kontrol negatif dengan kontrol positif dan dosis ekstrak daun kamboja dosis 125 mg/kg BB, dosis 375 mg/kg BB, dan dosis 625 mg/kg BB, menunjukan nilai p=0,000 (p<0,05), dapat dikatakan bahwa diantara kelompok perlakuan tersebut mempunyai perbedaan signifikan dalam memberikan aktivitas terhadap kadar gula darah dengan kontrol negatif. Artinya ekstrak daun kamboja dosis 125 mg/kg BB, dosis 375 mg/kg BB, dan dosis 625 mg/kg BB memiliki aktivitas terhadap kadar gula darah.

Nilai p-value kontrol positif dengan dosis 125 mg/kg BB, dosis 625 mg/kg BB, keduanya < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan efek secara tidak signifikan antara kontrol positif (metformin dosis 63 mg/kg BB) dengan dosis 125 mg/kg BB, dosis 375 mg/kg BB, artinya aktivitas kadar gula darah ekstrak daun kamboja dosis 125 mg/kg BB, dosis 375 mg/kg BB tidak sebanding dengan metformin. Nilai p-value kontrol positif dengan dosis 375 Mg/kg BB sebesar 0,012 > 0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efek secara bermakna antara kontrol positif dosis 375 mg/kg BB. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol positif memiliki aktivitas yang sebanding dengan ekstrak daun kamboja dosis 625 mg/kg BB terhadap kadar gula darah.

Ekstrak memiliki aktivitas terhadap kadar gula darah diduga karena didalam ekstrak terdapat senyawa flavonoid. Flavonoid yang terkandung dalam ekstrak dapat menghambat kerja dari GLUT 2 (Glucose Transporter Isoform 2), suatu protein transporter glukosa yang terdapat pada membran usus dimana GLUT 2 (Glucose Transporter Isoform 2) merupakan pengangkut glukosa dari saluran cerna masuk kedalam darah, sehingga apabila GLUT 2 (Glucose Transporter Isoform 2) dihambat maka glukosa yang masuk kedalam darah berkurang dan tidak terjadi penumpukan glukosa dalam darah (Fitrianingsih, 2013). Sedangkan mekanisme dari metformin melambatkan absorbsi glukosa dari saluran cerna, penghambatan glukoneogenesis dari asam laktat dan glikoneogenesis di hati.

Ekstrak dosis 125 mg/kg BB dengan dosis 375 mg/kg BB menunjukan p-value sebesar 0,000 < α (0,05) ini menunjukan bahwa ada perbedaan efek secara bermakna antara dosis 125 mg/kg BB dengan dosis 375 mg/kg BB dan dosis 625 mg/kg BB. Pada dosis 125 mg/kg BB dosis 625 mg/kg BB menunjukan p-value sebesar 0,000 < α (0,05) ini menunjukan bahwa ada perbedaan efek secara bermakna antara dosis 125 mg/kg BB dengan dosis 625 mg/kg BB. Artinya dosis 125mg/kg BB, dosis 375 mg/kg BB, memiliki aktivitas yang lebih kecil dibandingkan ekstrak 625 mg/kg BB. Hal ini diduga karena kandungan senyawa flavonoid lebih sedikit dibandingkan dengan ekstrak 625 mg/kg BB. Ekstrak dosis 625 mg/kg BB memiliki aktivitas terhadap kadar gula darah sebanding dengan metformin dosis 63 mg/kg BB.

(13)

KESIMPULAN

1. Ekstrak etanol daun kamboja (plumeria acuminata ait) memiliki efektivitas terhadap kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar

2. Dosis 625mg/kg pada ekstrak daun kamboja (plumeria acuminata ait) mempunyai aktivitas kemampuan sebanding dengan metformin dosis 63 mg/kg terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar

SARAN

1. Perlu dilakukan pelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa flavonoid yang ada pada tumbuhan daun kamboja untuk membantu pengobatan penyakit yang dapat diatasi dengan daun kamboja (plumeria acuminata ait)

2. Perlu dilakukan uji toksisitas baik uji toksisitas akut maupun kronik terhadap pemakaian daun kamboja sebagai antidiabetes.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha S., (2007), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2, Trubus Agriwidya, jakarta.

Fitrianingsih, A.I.,(2013), Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Cermai (Phyllantus Acidus L.) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih Galur Wistar dengan Pembebanan Glukosa, Skripsi, Prodi Farmasi, Stikes Ngudi Waluyo, Ungaran. Sudoyo, Setiohadi, Alwi, Simadribrata dan Setati, (2006), Ilmu Penyakit Dalam Jilid III

edisi 4, 616, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Wilson., and Price., (2005), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi VI, 1260-1261, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Gambar

Tabel  4.1.    Kadar  Gula  Darah  Tikus  Putih  Jantan  Galur  Wistar  Yang  Diberi  Ekstrak Dosis 125 mg/kg BB, dosis 375 mg/kg BB, dosis 625 mg/kg BB
Gambar 1. Grafik Rata-Rata Kadar Gula Dengan Waktu
Gambar 2. Nilai AUC Total Dari Masing-masing Kelompok
Tabel Perbedaan Efek dari Kelima Perlakuan terhadap Kadar Gula Darah

Referensi

Dokumen terkait

Dampak : kinerja pegawai meningkat Buah % % 59 100 50 Pertemuan/Jamuan Delegasi/Misi/Tamu Masukan : dana Keluaran : jumlah pertemuan/jamuan delegasi/misis/tamu Hasil:

There are two kinds of sources used in this study, namely the primary source, which is the three short stories mentioned above, and secondary sources from references, books

Permintaan pakan ikan air tawar di Kecamatan Lingsar di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas kolam/keramba yang digunakan oleh petani dalam membudidayakan ikan

Diantara bahan-bahan berminyak atau berlemak lainnya yang biasa digunakan sebagai basis suppositoria: macam-macam asam lemak yang dihidrogenasi dari minyak nabati seperti

menyatakan bahwa lebar rentang jarak yang diperlukan sepasang mata dalam membaca tidak dapat melebihi tiga kata, atau dengan kata lain seorang pembaca yang paling cepat

Pelaksanaan kegiatan dalam implementasi program Gerdu Kempling meliputi kegiatan pemberdayaan di bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, infrastruktur, dan lingkungan yang