• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FINAL REPORT VI-1

BAB VI

PROFIL KABUPATEN BARRU

6.1 Geografis dan Adminitrasi Wilayah

Gambar 6.1 Peta Adminitrasi Kabupaten Barru

Kabupaten Barru merupakan salah satu Kabupaten yang berada di pesisir Barat Provinsi Sulawesi Selatan terletak antara 4o05’ 49o–

4o 47’ Lintang Selatan dan 119o 49” 16o Bujur Timur. Luas wilayah

(2)

FINAL REPORT VI-2 tengah Provinsi Sulawesi Selatan. Batas wilayah Kabupaten Barru secara administratif adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara Berbatasan dengan Kota Parepare dan Kabupaten Sidrap

 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone

 Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan

 Sebelah Barat Berbatasan dengan Selat Makassar

Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas provinsi yang terletak antara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara administratif kecamatan yang ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.1

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka

6.2 Demografi

A. Karakteristik Kependudukan Kabupaten Barru

Populasi (2011) : 165.947 Jiwa

(3)

FINAL REPORT VI-3 Jumlah Kepadatan : 1.267,52 Jiwa/km

Jenis Kelamin

Laki : 47,94 %

Perempuan : 52,06 % Usia Tengah (Median) : 35 – 44 Tahun Lulusan Perguruan Tinggi (S1-S3) : 5,47 % Lulusan Pendidikan Dasar (SD-SMA) : 65,46 % Upah Minimum Regional : Rp 1. 200.000,-

Gambar 6.2 Grafik Distribusi Usia

Tabel 6.2

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan Kabupaten Barru Tahun 2012

No Kecamatan

Luas

Wilayah % Penduduk % Kepadatan %

(km2) (Jiwa) (Jiwa/km2)

1 Tanete Riaja 174,29 14,48 21.899 13,20 125,65 9,91

(4)

FINAL REPORT VI-4

Sumber : Kabupaten Barru Dalam angka

6.3 Topografi

Kabupaten Barru mempunyai ketinggian antara 0 – 1.700 meter diatas permukaan laut dengan bentuk permukaan sebagian besar daerah kemiringan, berbukit hingga bergunung-gunung dan sebagian lainnya merupakan daerah datar hingga landai. Adapun keadaan wilayah berdasarkan kelerengan dapat disajikan pada tabel 6.3 dibawah ini:

Tabel 6.3

Keadaan Wilayah Berdasarkan Kelerengan Di Kabupaten Barru

Lereng (%) Kriteria Luas (ha) Presentase (%)

0-2 Datar 26,596 22,64

2-15 Landai 7.043 5,49

15-40 Kemiringan 33.346 28,31

>40 Terjal 50.587 43,06

Sumber: Kabupaten Barru Dalam Angka

Berdasarkan kemiringan/kelerengan, keadaan wilayah Kabupaten Barru dapat dilihat tabel di bawah ini:

3 Barru 199,32 16,97 38.300 23,08 192,15 15,16

4 Soppeng Riaja 78,90 6,72 17.595 10,60 223,00 17,59

5 Mallusetasi 216,58 18,44 25.030 15,08 115,57 9,12

6 Pujananting 314,26 26,75 12.785 7,70 40,68 3,21

7 balusu 112,2 9,55 17.575 10,59 156,64 12,36

(5)

FINAL REPORT VI-5 Tabel 6.4

Keadaan Wilayah Berdasarkan Kemiringan

Di Kabupaten Barru

No Kecamatan Kemiringan Tanah/Lereng (Ha) 0-2% 2-15% 15-40% >40%

Sumber: Badan Pertanahan Kabupaten Barru

Keadaan wilayah Kabupaten Barru berdasarkan ketinggian dari permukaan laut didominasi oleh lahan yang berada pada ketinggian 100-500 m yakni seluas 52,782 Ha, Ketinggian 0-25 m seluas 26,319

Ha. Dan ketinggian diatas 1500 m seluas 75 Ha. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6.5

Keadaan Wilayah Berdasarkan Ketinggian dari

Permukaan Laut Di Kabupaten Barru

(6)

FINAL REPORT VI-6

Air merupakan sumberdaya alam untuk memenuhi hayat hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya. Potensi sumber air di Kabupaten Barru yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan adalah air hujan, air permukaan dan aliran sungai atau limpasan.

Sungai merupakan sumber air terbesar di Kabupaten Barru yaitu Sungai Bojo, Sungai Kupa, Sungai Nepo, Sungai Mamba, Sungai Ceppaga, Sungai Takkalasi, Sungai Ajakkang, Sungai Palakka, Sungai

Bungi, Sungai Sikapa, Sungai Parempang, Sungai Jalanru, dan diantara sungai-sungai tersebut terdapat Sungai yang terbesar adalah Sungai

Sikapa yang berhulu di daerah Kecamatan Tanete Riaja yang mengalir melalui daerah persawahan serta bermuara ke Selat Makassar. Sungai-sungai yang ada selain airnya dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, industri, rumah tangga juga sungai-sungai yang ada berpotensi untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan untuk budidaya perikanan

6.5 Geologi

(7)

FINAL REPORT VI-7 (5) formasi Mallawa; (6) formasi Tonasa; (7)formasi Camba; (8) anggota batuan gunung api Camba; (9) anggota batu gampingformasi

Camba; (10) batu gamping formasi Walanae dan (11) endapan alluvium

Adapun jenis tanah di Kabupaten Barru dapat diklasifikasikan menjadi 4 ( Empat ) Bagian yang tersebar di beberapa Kecamatan yaitu :

1. Jenis Tanah Aluvial Muda, dari bahan induk Aluvium, tekstur beraneka ragam dengan kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebaran jenis tanah ini di daerah daratan Aluvial Sungai, daratan Aluvial Pantai dan di daerah cekungan (depresi). Jenis tanah ini meliputi 12,48 persen dari luas wilayah Kabupaten Barru dan terdapat di Kecamatan Tanete Riaja.

2. Jenis tanah Litosol merupakan tanah mineral dari bahan induk batuan beku atau batuan sedimen keras, solum dangkal, tekstur beraneka dan umumnya berpasir. Jenis tanah Litosol didapati umumnya di wilayah dengan tofografi berbukit, pegunungan. Di Kabupaten Barru jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Tanete Rilau dan Tanete Riaja yang meliputi 24,72 persen dari luas wilayah Kabupaten Barru.

3. Jenis tanah Regosol meliputi 38,20 persen dari luas wilayah Kabupaten Barru dan tersebar di seluruh kecamatan. Jenis tanah ini masih muda dengan tekstur pantai, kesuburan sedang berasal dari bahan induk

vulkanis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng volkan muda dan di daerah beting pantai atau gumuk– gumuk pasir.

(8)

FINAL REPORT VI-8 6.6 Klimatologi

Tipe Iklim dengan Metode Zone Agroklimatologi yang

berdasarkan pada bulan basah (curah hujan lebih dari 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm/bulan) di Kabupaten Barru terdapat seluas 71,79 persen Wilayah (84.340 Ha ) dengan Tipe Iklim C yakni mempunyai bulan basah berturut-turut 5 – 6 bulan ( Oktober sampai dengan Maret ) dan bulan kering berturut-turut kurang dari 2 bulan (April sampai dengan September).

6.7 Sosial dan Ekonomi

6.7.1 Sosial

A. Pendidikan

Jumlah fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Barru saat ini telah tersebar diseluruh wilayah 7 kecamatan, mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTsN, dan SMA/MA .

Jumlah Keseluruhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Barru adalah 300, dengan perincian 225 SD/MI, 44 SMP/MTsN dan 31 SMA/MA. Sementara untuk jumlah fasilitas pendidikan terbesar

untuk tiap kecamatan, diurutan pertama adalah kecamatan Tanete Rilau dengan 20, 66 %, disusul kecamatan barru 16,66 %,

(9)

FINAL REPORT VI-9 Tabel 6.6

Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Barru

No Kecamatan

(10)

FINAL REPORT VI-10 Capaian posyandu per satuan balita mengalami peningkatan dari 1,76 pada tahun 2010 menjadi 1,91 pada tahun 2011,

capaian puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk dipertahankan sebesar 0,026 pada tahun 2010 dan tahun 2011, capaian Rumah Sakit per satuan penduduk mengalami peningkatan dari 0,001 pada tahun 2010 menjadi 0,006 tahun 2011, capaian dokter per satuan penduduk mengalami peningkatan dari 0,023 pada tahun 2010 menjadi 0,126 pada tahun 2011, capaian tenaga medis per satuan penduduk mengalami peningkatan dari 0,032 pada tahun 2010 menjadi 0,175 pada tahun 2011.

6.7.2 Ekonomi

Potensi ekonomi pendukung pembangunan Kabupaten Barru bertumpu pada kegiatan sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan jasa. Dari data permintaan dan penempatan tenaga kerja menurut sektor Lapangan Kerja Penduduk di Kabupaten Barru tahun 2009 menyatakan bahwa

penduduk yang digunakan pada sektor pertanian jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor lapangan pekerjaan

dibidang lainnya. Sedangkan masyarakat sebagai petani dan pengolah lahan perkebunan serta perikanan/tambak masih menduduki tingkat yang lebih tinggi. Pegawai Negeri Sipil berada pada urutan kedua dan pengusaha jasa, toko, pedagang, angkutan dan sebagainya menduduki jumlah yang paling sedikit.

A. Kondisi Perekonomian Daerah

Pertanian : 3,00%

Listrik, Gas dan Air Bersih : 7,87%

Bangunan : 3,40 %

Industri Pengolahan : 4,16 %

(11)

FINAL REPORT VI-11 Pengangkutan dan Komunikas i : 4,49%

Jasa - Jasa : 8,24%

Perdagangan, Hotel, dan Restoran :2,67 % Pertambangan dan Penggalian : 10,03%

Gambar 6.3 Grafik Distribusi Kegiatan Ekonomi Kabupaten Barru

B. Keuangan Daerah

Tabel 6.7

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Barru Tahun 2012

NO PENDAPATAN JUMLAH (Rp)

1 Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu

-

2 Bagian Pendapatan Asli Daerah 23.238.687.482

3 Bagian Dana Perimbangan 424.320.642.229

4 Bagian Pinjaman Daerah -

5 Lain – Lain Penerimaan yang sah 61.910.153.800

TOTAL 509.469.483.511

PENGELUARAN JUMLAH (Rp)

1 Belanja Rutin 330.619.492.770

2 Belanja Pembangunan 167.122.992.512

(12)

FINAL REPORT VI-12 6.8 Infrastruktur Permukiman

6.8.1 Air Bersih

A. Rencana Sistem Jaringan Air Minum

Rencana pengembangan sistem jaringan air minum di Kabupaten Barru adalah sebagai berikut:

 Mengoptimalkan Sungai Jampue dan sungai-sungai lainnya sebagai sumber air baku Kabupaten Barru;

 Mengembangkan dan meningkatkan saluran perpipaan air baku;

 Mengembangkan dan meningkatkan instalasi air minum dan reservoir;

 Mengembangkan dan meningkatkan jaringan distribusi PAM secara merata di kawasan-kawasan perkotaan Kabupaten Barru;

 Mensuplay air minum masyarakat pada daerah-daerah dataran tinggi dengan sistem water supply selanjutnya secara grafitasi didistribusi ke kawasan-kawasan permukiman;

 Sambungan langsung melalui pipa transmisi dari sumber air minum ke pusat penyediaan air minum (PAM) setempat, dan melalui pipa distribusi disambungkan langsung ke rumah-rumah dan fasiltas umum serta fasilitas sosial;

 Penyesediaaan kran-kran umum pada kawasan-kawasan permukiman padat; dan

(13)

FINAL REPORT VI-13 6.8.2 Persampahan

Kabupaten Barru memiliki Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

(TPA) untuk menampung seluruh sampah yang berasal dari kota Barru dan sekitarnya, lokasi TPA beraa di TPA Padang Loang Kelurahan Coppo, Kecamatan Barru dengan luas TPA 5 Ha dan hanya digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Barru. TPA Padang Loang mulai beroperasi pada tahun 1995 dan diperkirakan masa layak TPA ± 25 tahun. Namun pada tahun 2009 di TPA Padang Loang dilakukan perluasan untuk melaksanakan sistem operasional TPA menjadi Sanitary Landfill yang dulunya menggunakan open dumping plus sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 Tentang Penggelolaan Sampah yang dijabarkan dalam Peraturan Kabupaten Barru Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Kebersihan. Saat ini perluasan TPA Padang Loang masih dalam Proses pengerjaan. Rencananya luas TPA Padang Loang adalah 20 Ha dan menggunakan sistem Sanitary Landfil.

Cakupan pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Barru

adalah kota Barru dan daerah disekitarnya. Volume sampah yang dihasilkan per hari adalah 37.450.4 m3, dengan volume terangkut

25.907.6 m3 atau sekitar 72%.Pemerintah Daerah menarik Retribusi untuk penanganan persampahan di Kota Barru yang sistem pembayarannya melalui tagihan listrik. Dimana penarikan retribusi tidak didasarkan atas jenis bangunan atau besarnya tegangan listrik.

(14)

FINAL REPORT VI-14 membuat sendiri tempat pembuangan sampah, atau menggunakan jasa penangkutan sampah untuk membuang sampah ke tempat

pembuangan sampah. Pemerintah menyediakan tempat penampungan sementara sampah, baik sampah kaleng, plastik, dan lain sebagainya diangkut dengan menggunakan gerobak, motor roda tiga dan truk sampah kemudian dibawa ketempat pengolahan atau pembuangan akhir yang disediakan oleh Pemkab Barru bertempat di Padang Loang.

Sampah padat yang dihasilkan oleh Rumah tangga warga atau tempat sampah, kemudian dengan menggunakan gerobak sampah diangkut ke TPS yang telah disediakan oleh Pemkab Barru. Pengumpul bahan-bahan bekas ini tidak hanya dilakukan oleh kaum pria saja, kaum wanita juga ikut serta dalam mengumpulkan barang barang bekas ini, sehingga peran serta kaum hawa juga sangat berperan penting, dimana pekerjaan mengumpul sampah dan barang bekas ini menurut pandangan mereka mereka bisa mendatangkan rezeki dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Penanganan limbah padat/persampahan di Kabupaten Barru

sudah menjangkau beberapa wilayah di sekitar ibu kota kabupaten yaitu kota Barru Volume sampah yang dihasilkan di kota Barru pada

tahun 2010 sebanyak 37.450.4 m3. Dari volume sampah sebanyak itu, sekitar 25.907.6 m3 diangkut ke TPA yang berada di Dusun Bontolai, Kelurahan Coppo, Kecamatan Barru. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 11.542,8 M3 di kelola sendiri oleh masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang dibuang di sungai.

6.8.3 Sanitasi dan Air limbah

(15)

FINAL REPORT VI-15  Limbah cair rumah tangga, dengan sistem pengelolaan on site sanitation oleh masing-masing rumah tangga/kegiatan di tersebar di tiap kecamatan, dan communal sanitation pada wilayah-wilayah padat penduduk di Kecamatan Barru;

 Limbah cair rumah sakit dengan menyediakan fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah cair sendiri dan melakukan pengelolaan secara baik, melakukan monitoring dan pengawasan terhadap limbah cairnya ke badan air, dan pengolahan dan pemisahan limbah toksin dan non toksin.  Limbah cair industri pada kawasan industri mengikuti standar

baku pengelolaan limbah kawasan industri.

6.8.4 Drainase

Sistem drainase di Kabupaten Barru memanfaatkan topografi yang cukup terjal dan berbukit-bukit. Dengan kondisi seperti itu, air hujan yang jatuh dapat mengalir dengan lancar menuju 9 sungai yang ada di Kabupaten Barru. Selain itu kondisi tanah di wilayah ini yang sebagian berupa karst menyebabkan air hujan mudah terserap ke dalam tanah melalui pori-pori maupun celah di dalam tanah.

Data eksisting drainase di Kabupaten Barru masih sangat terbatas (hanya untuk wilayah Kota Barru). Dari data tersebut panjang drainase mikro di wilayah Kabupaten Barru sepanjang ± 34,84 km, yang terdiri dari saluran primer sepanjang ±27,45 km dan saluran sekunder ± 12,92 km.

Dari kondisi topografi wilayah yang berbukit dan kemiringan

(16)

FINAL REPORT VI-16 yang ada di Kabupaten Barru kebanyakan memiliki tipe konstruksi saluran berupa saluran pasangan batu. Dimana dimensi saluran

Gambar

Gambar 6.1 Peta Adminitrasi Kabupaten Barru
Tabel 6.1 Pembagian Adminitrasi Kabupaten Barru
Gambar 6.2 Grafik  Distribusi Usia
Tabel 6.5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sapi FH di BBPTU-HPT Baturraden mempunyai masa laktasi yang kurang dari 305 hari, sehingga kemampuan memproduksi susu lebih rendah dari pada sapi FH daerah asalnya, karena masa

Metode quantum memang pernah digunakan dalam penelitian pembelajaran membaca, yaitu dalam skripsi Rohayati (2009) dengan judul “Penerapan Strategi Quantum dalam

Penelitian ini dimulai dengan melakukan analisa sistem berjalan pada bagian kepegawaian untuk mengetahui kebutuhan informasi yang diperlukan, dan melakukan perancangan basis

Metodologi penelitian dalam rancang bangun aplikasi reminder cara bertanam organik ini menggunakan metode Waterfall, sedangkan penjadwalan kegiatan dihitung berdasarkan

Analisis regresi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang meliputi bukti fisik (X1), keandalan (X2), Daya tanggap (X3), Jaminan (X4), empati

Sistem akan dipergunakan oleh beberapa komputer (client-server) maka database yang dibangun adalah merupakan database yang berfungsi untuk menunjang hal tersebut untuk itu

• Pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil harus menggambarkan alur pengembangan karier yang menunjukan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan

Survey pemberian makanan MP-ASI pada bayi usia 6-12 Bulan didapatkan hasil pemberian makanan yang tidak sesuai paling banyak terdapat pada usia 7-8 bulan yaitu