• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 9-17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 9-17"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

9 - Volume 4, No. 2, Mei 2015

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN UTANG SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2008-2012

Dewi Maya Sari1, Muhammad Arfan2, Said Musnadi3

Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstract: This research is aimed to test the effect of managerial ownership, institutional ownership on firm value with a debt policy as moderate variable in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2008 to 2012. Technique of sampling is applied with purposive sampling with 50 observations. The research is analyzed by using regression analysis or Moderate Regression Analysis (MRA). The results show that managerial ownership, institutional ownership, and debt policy has effect on firm value. The interaction test results indicate that debt policy weaken the effect of relationship between managerial ownership and firm value and debt policy strengthen the effect of relationship between institutional ownership and firm value.

Keywords : Managerial ownership, Institutional Ownership, Debt Policy, Firm Value Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan utang sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. Teknik pengambilan sampel dilakakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 50 pengamatan. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi interaksi atau Moderate Regression Analysis (MRA). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa kebijakan utang memperlemah pengaruh terhadap hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan dan kebijakan utang memperkuat pengaruh terhadap hubungan antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan.

Kata kunci : Kepemilikan manajerial, Kepemilikan institusional, Kebijakan Utang, Nilai Perusahaan

PENDAHULUAN

Nilai perusahaan dapat

menggambarkan keadaan perusahaan. Dengan baiknya nilai perusahaan, maka perusahaan akan dipandang baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan terutama investor dan calon investor. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.

Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena

manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Siallagan dan Machoefdz, 2006).

Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku

opportunistic manajer yang dapat mengurangi

agency cost yang diharapkan akan

meningkatkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006).

Penggunaan utang dapat meningkatkan nilai perusahaan, hal ini dikarenakan dengan

(2)

Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 10 adanya utang maka akan menimbulkan adanya

bunga utang, sehingga dapat mengurangi pembayaran pajak perusahaan (Miller dan Modigliani, 1961). Selain itu menurut Jensen (1986) penggunaan utang juga dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, sehingga akan menghindari investasi yang sia-sia. Jika tidak secara hati mengelola penggunaan utang, selain dapat meningkatkan nilai perusahaan penggunaan utang juga dapat meningkatkan risiko kebangkrutan.

Kebijakan utang dapat memoderasi hubungan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan. Dengan adanya kebijakan utang dapat menjadikan fungsi monitoring oleh kreditor semakin ketat sehingga mengakibatkan manajer sekaligus sebagai pemegang saham berusaha untuk semakin mempertahankan kinerja perusahaan yang bertujuan meningkatkan nilai perusahaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan utang sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2012.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan

karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga.

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Kepemilikan institusional, dimana umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faisal, 2004).

Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Nilai Perusahaan

Teori yang mendasari keputusan pendanaan adalah static trade off theory dan

pecking order theory. Static trade off theory

menggambarkan bahwa struktur modal yang optimal ditentukan dengan menyeimbangkan manfaat dari penggunaan utang. Sedangkan

pecking order theory menggunakan sebuah hierarki dalam pencarian dana perusahaan dimana perusahaan lebih memilih menggunakan internal equity untuk membayar dividen dan mengimplementasikannya sebagai peluang pertumbuhan (Haruman, 2007).

Dalam signaling theory, perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi dapat menunjukkan sinyal kepada pihak luar bahwa perusahaan yakin dengan prospeknya kedepan. Alasan ini diharapkan agar investor dapat menangkap sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.

(3)

11 - Volume 4, No. 2, Mei 2015

Pengaruh Kebijakan Utang terhada Hubungan antara Kepemilikan Manajerial dengan Nilai Perusahaan

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham. Kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya sendiri. Kalau kepemilikan saham rendah, maka ada kemungkinan perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa kebijakan utang dapat mempengaruhi hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan.

Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Hubungan antara Kepemilikan Institusional dengan Nilai Perusahaan

Meningkatkan kepemilikan institusional menjadikan fungsi pengawasan akan berjalan secara efektif dan menjadikan manajemen semakin berhati-hati dalam memperoleh dan mengelola pinjaman (utang), karena jumlah utang yang semakin meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya financial distress maka akan mengakibatkan penurunan nilai perusahaan.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam

penelitian ini adalah:

1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan instirusional dan kebijakan utang secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

2. Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

3. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

4. Kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

5. Kebijakan utang berpengaruh terhadap hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

6. Kebijakan utang berpengaruh terhadap hubungan antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

METODE PENELITIAN

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sesuai dengan

(4)

Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 12 kriteria tersebut didapati sampel sebanyak 50

pengamatan.

Operasionalisasi Variabel Variabel Independen

1. Kepemilikan Manajerial (X1)

Menurut Brigham dan Houston (2001) kepemilikan manajerial merupakan persentase kepemilikan yang berkaitan dengan saham dan opsi yang dimiliki manajer dan direksi perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala rasio. Formulanya sebagai berikut (Wahidawati, 2002) :

2. Kepemilikan Institusional (X2)

Menurut Shien et al. (2006) dalam Isnanta (2008), kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun. Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala rasio. Formulanya sebagai berikut (Wening:2009):

Variabel Dependen

Pada penelitian ini variabel dependen (Y) adalah nilai perusahaan. Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan sering

diproksikan dengan price to book value

(Ahmed dan Nanda, 2000). Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala rasio. Formulanya sebagai berikut (Houston: 2006):

Variabel Pemoderasi

Dalam penelitian ini, variabel pemoderasi adalah kebijakan utang (X3).

Menurut Mamduh (2004) kebijakan utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Variabel ini diukur dengan didasarkan pada nilai Debt Ratio yaitu rasio total utang terhadap total asset (Jensen, Solberg dan Zorn, 1992) dalam Ismiyanti dan Hanafi (2003). Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala rasio. Formulanya sebagai berikut:

Rancangan Pengujian Hipotesis

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi interaksi atau Moderate Regression Analysis (MRA). Analisis regresi interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel moderating akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 21. Adapun persamaan regresi iteraksinya sebagai berikut :

PBV = α + β1KM + β2KI + β3KU + β4KM*KU + β5KI*KU + ε

Keterangan:

(5)

13 - Volume 4, No. 2, Mei 2015 α = konstanta β 1,2,3,4 = Koefisien regresi KM =Kepemilikan Manajerial KI = Kepemilikan Institusional KU = Kebijakan Utang ε = error term

Pengujian asumsi klasik juga dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik atau tidak (Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik yang digunakan yaitu uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi.

Pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis kedua bertujuan untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis ketiga bertujuan untuk mengetahui apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis keempat bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis kelima bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan utang mempengaruhi hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Pengujian hipotesis keenam bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan utang mempengaruhi hubungan antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan.

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

H01: β1 = β2 = β3 = 0 ; Variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha: Minimal satu βi (i = 1,2,3) ≠ 0 ; Variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

HASIL PEMBAHASAN Hasil Pengujian Asumsi Klasik Hasil Uji Multikolonieritas

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF lebih besar dari 10. Hal ini berarti bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak terjadi multikolinieritas.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut homoksedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitisitas.

Berdasarkan hasil uji

heteroskedastisitas diketahui bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

(6)

Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 14 distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas. Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil uji autokorelasi diketahui nilai DW 1,848 lebih besar dari batas atas (dU) 1,767 dan kurang dari 4 – 1,767 (4 – dU). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi. Hasil Pengujian Hipotesis

Tabel 3. Hasil Regresi Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Utang sebagai Pemoderasi Variabel Dependent Variabel Independent Unstandardiz ed Coeficients B PBV Konstanta 2,193 KM 12,919 KI -1,479 KU -1,845 MODER AT1 -47,514 MODER AT2 5,617 Koefisien Korelasi (R) = 0,432 R Square = 0,187 Adjusted R Square = 0,092

Std. Error of the Estimate = 1,272147

Hipotesis pertama terjawab dalam hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama, sedangkan hipotesis kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam terjawab dalam hasil pengujian secara parsial. Hasil regresi interaksi atau Moderate Regression Analysis (MRA) sebagai berikut:

PBV = 2,193 + 12,919KM – 1,479KI –

1,845KU – 47,514KMKU + 5,617KIKU + ε

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kebijakan Utang terhadap Nilai perusahaan

Nilai koefisien regresi masing-masing variabel independen adalah 12,919, -1,479, dan -1,845. Nilai ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang tidak sama dengan nol ( 0; = 1,2,3). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dapat diterima.

Untuk menguji pengaruh secara simultan dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi . Apabila  0 maka kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan Tabel 3, nilai menunjukkan 0,187 atau 18,7%., maka hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang sebesar 18,7%, sementara 81,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

(7)

15 - Volume 4, No. 2, Mei 2015

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar 12,919. Hasil ini mendukung teori agency theory yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang efektif untuk mengatasi konflik keagenan yang terjadi akibat kepentingan antara manajer dan pemilik.

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar -1,479. Kepemilikan institusional akan menurunkan nilai perusahaan dikarenakan investor institusional bukan merupakan pemilik mayoritas sehingga tidak mampu memonitor kinerja manajer secara baik. Keberadaan institusional justru akan menurunkan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Akibatnya pasar saham bereaksi negatif yang berupa turunnya volume perdagangan saham dan harga saham, sehingga menurunkan nilai perusahaan.

Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefisien regresi

sebesar -1,845. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah utang akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi akan menurunkan nilai perusahaan. Kesimpulan ini juga sesuai dengan pecking order theory (Kaaro, 2001) yang menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan sumber pendanaan internal terlebih dahulu dibandingkan memilih utang.

Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Hubungan antara Kepemilikan Manajerial dengan Nilai Perusahaan

Setelah masuknya variabel kebijakan utang sebagai variabel pemoderasi maka hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan berubah menjadi negatif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan utang memperlemah pengaruh terhadap hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Artinya, jika kebijakan utang meningkat maka dengan meningkatnya kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai perusahaan.

Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Hubungan antara Kepemilikan Institusional dengan Nilai Perusahaan

Setelah masuknya variabel kebijakan utang sebagai variabel pemoderasi maka hubungan antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan berubah menjadi positif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan utang memperkuat pengaruh terhadap hubungan antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan. Artinya,

(8)

Volume 4, No. 2, Mei 2015 - 16 jika kebijakan utang meningkat maka dengan

dengan meningkatnya kepemilikan institusional akan menaikkan nilai perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utangterhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

2. Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

3. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

4. Kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

5. Kebijakan utang memperlemah pengaruh terhadap hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 6. Kebijakan utang memperkuat pengaruh

terhadap hubungan antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran akademis dan saran praktis yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

Saran Akademis

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas subjek penelitian, tidak hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena memungkinkan ditemukannya hasil dan kesimpulan yang berbeda jika dilakukan pada subjek penelitian yang yang berbeda. 2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya

dapat mengembangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan berhubung variabel yang diteliti dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan 18,7% nilai perusahaan, sedangkan sisanya 81,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini, seperti: kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan kinerja keuangan.

Saran Praktis

1. Bagi pihak perusahaan, kepemilikan manajerial dapat menjadi mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara

(9)

17 - Volume 4, No. 2, Mei 2015

agen dan pemilik. Kebijakan utang bisa menjadi sinyal baik dan buruk.

Bagi pihak investor yang ingin menanamkan modalnya, sebaiknya memilih perusahaan yang nilai perusahaannya relatif stabil setiap tahunnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmed, Parvez dan Sudhir Nanda. 2000. Style Investing: Incorporating Growth Characteristics In Value Stocks. Pennsylvania State University At Harrisburg: 1-27.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Cetakan IV, Semarang: Universitas Diponegoro. Haruman, Tendi. 2007. Pengaruh Struktur

Kepemilikan, Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol. 10: 6-13.

Ismiyanti, F. dan M. M. Hanafi. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang, Dan Kebijakan Dividen: Analisis Persamaan Simultan. Simposium Jurnal Akuntansi. Vol. 6, No. 7: 260-277.

Isnanta, Rudi. 2008. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajeman Laba dan Kinerja Keuangan. Jakarta: Universitas Islam Indonesia.

Jensen, Michael C, and William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency, And Ownership Structure, Journal Of Financial Economics: Vol. 3, No. 4: 305-360.

Jensen, M. (1986). Agency cost of free cash flow, corporate finance, and takeovers. American Economic Review. 76: 323-329.

Kaaro, Hermeidinto. 2001. Analisis Leverage Dan Dividen Dalam Lingkungan Ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order Theory Dan Balancing Theory. Simposium Nasional Akuntansi IV. Padang.

Mamduh, M. Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Miller, M.H., dan F. Modigliani. 1961. Dividend policy, growth, and the valuation of shares. Journal of Business. Vol. 34: 411-433. Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz.

2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus. Suharli, Michell. 2006. Pengaruh Profitability dan

Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.9, No.1:9-17.

Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage, Faktor Intern, Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur Dan Non Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan. Vol. 9. No. 1. Maret: 41-48.

Wahidawati. 2002. Pengaruh kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah perspektif Agency Theory. Simposium Nasional Akuntansi IV. Padang. Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri.

2005. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Wening, Kartikawati. 2009. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

Http://Hana.Wordpres/2009/05/17/Pengaruh-Kepemilikan- InstitusionalterhadapKinerja-Keuangan-Perusahaan/. Diakses Tanggal 30

Gambar

Tabel  3.  Hasil  Regresi  Pengaruh  Kepemilikan  Manajerial  dan  Kepemilikan  Institusional  terhadap  Nilai  Perusahaan  dengan  Kebijakan  Utang  sebagai  Pemoderasi  Variabel  Dependent  Variabel  Independent  Unstandardized Coeficients  B  PBV  Konstanta  2,193  KM  12,919  KI  -1,479  KU  -1,845  MODER AT1  -47,514  MODER AT2  5,617  Koefisien Korelasi (R) = 0,432  R Square   = 0,187  Adjusted R Square = 0,092

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasila Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

Ketika ada perbedaan harga dengan kompetitor tentu akan membuat persaingan yang tidak terelakkan. Adanya perbedaan yang cukup luas dapat menyebabkan konsumen berpindah dari

Langkah berikutnya, merumuskan kebijakan yang meliputi strategi pembangunan dan pengamanan wilayah perbatasan serta perencanaan dan pelaksanaan pembangunan secara

1) Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar Program dalam 1 (satu) bagian anggaran dalam rangka memenuhi penyelesaian kegiatan yang ditunda

¾ ASPEK YURIDIS : Tidak jelasnya batas daerah dalam lampiran undang- undang dan peta lampiran undang-undang yang tidak memenuhi syarat sebagai peta; ketidak sinkronan bunyi

 Memproduksi konidia aseksual berbentuk globus dengan konidia tersusun seperti buah anggur dan pertumbuhannya cepat.  Hifa tumbuh menjalar dan berseptum. 

(B) Dinas Pendidikan Provinsi kemudian memproses proposal lomba, meliputi : 1) merekap, memilah, menilai (oleh tim sekretariat dan tim penilai yang dibentuk oleh Dinas

Menjadi penanggung jawab dalam pembuatan tinjauan kepustakaan (review); 2. Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan Topik Kali 0,540