• Tidak ada hasil yang ditemukan

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014

KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

“Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan

Kasih-Nya untuk Melayani”

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Tidak lama lagi kita akan memasuki masa Prapaskah, masa penuh rahmat yang setiap tahun kita jalani. Masa Prapaskah menjadi penuh rahmat karena kita mengalami bahwa Allah sungguh baik kepada kita dan memberi kesempatan untuk membangun pertobatan terus menerus.

Ada kisah-kisah kehidupan yang menampakkan solidaritas dan belarasa yang nyata dari situasi banjir ataupun bencana yang terjadi pada hari-hari ini. Namun yang lebih keras terdengar adalah situasi kehidupan harian yang diwarnai dengan

(2)

2

korupsi, aneka bentuk keserakahan, egoisme, dan orang mengejar segala kepentingan diri dengan pelbagai cara. Akibatnya orang tidak lagi peduli dengan kesengsaraan banyak orang. Orang hidup untuk dirinya sendiri. Orang menjadi mudah cemas, kuatir, terutama terhadap pemenuhan kebutuhan jasmani. Kekuatiran itu membuat orang tidak mudah bersyukur atas apa yang diterimanya, juga tidak mudah untuk mengambil penderitaan orang lain sebagai tanggung jawabnya.

Dalam dunia yang semacam itu, sabda Tuhan memberi peneguhan dan pengharapan. Kasih Allah akan mengatasi segala kekuatiran kita. ”Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?” (Mat 6:25). Kasih Tuhan melebihi kasih seorang ibu “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes 49:15). Kasih-Nya memberi pengharapan pada semua orang dalam perjuangan hidupnya. Ia akan menerangi dalam setiap langkah hidup kita, terutama saat hidup ada dalam kegelapan (bdk. 1Kor 4:5).

(3)

3

Saudari-saudara terkasih,

Belum lama ini Paus Fransiskus mengeluarkan surat apostolik “Evangelii Gaudium”. Dalam suratnya itu, Paus meneguhkan iman kita semua bahwa Allah sungguh mencintai semua orang. Melalui Yesus Kristus, Ia menyelamatkan kita bukan janya orang perorangan, tetapi dalam relasi sosial dengan semua orang (Evangelii Gaudium art. 178). Ia berharap agar iman akan Allah yang begitu mengasihi dibangun terus menerus, sehingga kita bisa bersyukur dalam keadaan apapun dan tidak mudah kuatir; kita bisa terus tergerak untuk membantu orang lain, meringankan beban mereka yang menderita dan mau berkorban tanpa pamrih, walaupun kita hidup di dalam masyarakat yang banyak egois, mengejar kepentingan diri. Semua itu karena kita tidak berpusat pada diri sendiri, tetapi pada Allah yang dengan cara-Nya akan mencukupi segala kebutuhan dan keselamatan kita.

Saudari-saudara terkasih,

Untuk mengembangkan iman yang demikian, Keuskupan Agung Semarang menjadikan tahun 2014 sebagai Tahun Formatio Iman. Formatio Iman adalah pembinaan atau pendampingan iman yang terus menerus kepada semua orang beriman dalam setiap jenjang usia, mulai dari usia dini sampai usia lanjut. Pembinaan itu melibatkan keluarga, sekolah maupun paroki. Harapannya, melalui pendampingan iman yang terus menerus, kita semua bisa menjadi orang-orang katolik yang

(4)

4

beriman cerdas, tangguh dan misioner. Cerdas karena kita mampu memahami dan mempertanggungjawabkan imannya.

Tangguh karena kita tetap bisa bertahan dan berkembang dalam iman walaupun ada dalam pergulatan hidup yang berat dan tantangan iman yang semakin kompleks. Dan misioner karena iman mengajak kita bergerak keluar untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah Gereja dan masyarakat.

Iman yang cerdas, tangguh dan misioner itu terumuskan secara jelas dalam tema APP 2014, ”Berikanlah Hatimu untuk

Mencintai dan Ulurkanlah Tanganmu untuk Melayani”.

Tema itu tidak hanya menyapa sisi manusiawi kita, tetapi juga menyapa iman kita. Pengalaman akan Allah yang mengasihi, meneguhkan dan mengorbankan diri-Nya membuat kita juga mampu mencintai sesama dan mengulurkan tangan-tangan kita untuk melayani orang lain, terutama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Keprihatinan sosial yang ada sekarang ini menjadi kesempatan kita untuk memberikan kesaksian iman. Saudari-saudara yang terkasih

Kita menjadikan masa Prapaskah menjadi masa untuk

formatio iman, yakni masa untuk mengolah iman secara terus menerus sampai akhirnya kita merasakan bahwa iman adalah rahmat yang membawa hidup penuh berkat; iman adalah keyakinan bahwa Allah berkarya dalam hidup kita; iman adalah penyerahan yang membuat kita tidak kuatir dalam segala hal. Iman adalah kesadaran bahwa hidup ini semakin berarti saat

(5)

5

hati bisa mencintai dan tangan bisa melayani. Maka formatio iman tidak bisa dilepaskan dengan pertobatan dan pembaruan.

Pertobatan adalah kesediaan diri untuk mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah, sehingga kita tidak kuatir karena Allah bersama kita dan mencukupkan segala kebutuhan kita. Pertobatan juga merupakan penyangkalan diri untuk mewujudkan kasih dalam kehidupan bersama. Pertobatan itu kita bangun melalui puasa, pengakuan dosa dan amal kasih.

Puasa menjadi bentuk pengendalian diri dan penyangkalan diri; pengakuan dosa menjadi bentuk kerendahan hati bahwa kita masih lemah dan membutuhkan pengampunan dan pertolongan Tuhan. Amal kasih menjadi tindakan nyata bahwa kita bisa ambil bagian dalam kasih dan kepedulian Allah untuk umat manusia. Dengan demikian, pertobatan membawa pembaruan relasi kita dengan Allah dan sesama.

Saudari-saudara yang terkasih

Secara tulus saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu, bapak, saudari-saudara, anak-anak, remaja, orang muda, para Romo, Bruder, Suster, Frater yang dengan berbagai macam cara terlibat dalam formatio iman, mengembangkan pelayanan kasih, tiada henti mewujudkan persaudaraan sejati di antara sesama pemeluk agama dan pelayanan lain di Keuskupan Agung Semarang. Saya yakin bahwa usaha dan niat-niat baik

(6)

6

Anda akan berbuah bagi terwujudnya tatanan kehidupan yang semakin beriman, bersaudara dan manusiawi.

Secara khusus saya berdoa bagi Anda yang sedang sakit, menanggung beban-beban kehidupan yang berat, berada di Lembaga Pemasyarakatan, menjadi korban penyalahgunaan Narkoba, difabel atau berkebutuhan khusus serta yang lanjut usia; semoga Tuhan yang Mahakasih memberikan keteguhan iman kepada Anda semua dan diantara umat dapat saling menghibur-meneguhkan. Tuhan yang Mahamurah senantiasa melimpahkan berkat bagi keluarga dan komunitas Anda.

Salam, doa dan Berkah Dalem,

Semarang, 22 Februari 2014, pada Pesta Tahta Santo Petrus, Rasul

+ Johannes Pujasumarta

(7)

7 L

LaammppiirraannSSuurraattGGeemmbbaallaaPPrraappaasskkaa22001144 P

PEERRAATTUURRAANN PPUUAASSAA DDAANN PPAANNTTAANNGG TTAAHHUUNN 22001144

Mengacu Statuta Keuskupan Regio Jawa 1995 pasal 136 peraturan puasa ditetapkan sebagai berikut:

1. Hari Puasa tahun 2014 ini dilangsungkan pada hari Rabu Abu tanggal 5 Maret 2014, dan Jumat Agung tanggal 18 April 2014. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.

2. Yang wajib berpuasa ialah semua Orang Katolik yang berumur 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua Orang Katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas.

3. Puasa dalam arti yuridis, berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang dalam arti yuridis, berarti memilih tidak makan daging atau ikan atau garam, atau tidak jajan atau merokok.

Karena peraturan puasa dan pantang cukup ringan, maka kami anjurkan, agar secara pribadi atau bersama-sama, misalnya dalam keluarga, atau seluruh lingkungan, atau seluruh wilayah, atau komunitas pastoran/biara atau komunitas seminari menetapkan cara puasa dan pantang yang dirasakan lebih sesuai dengan semangat tobat dan matiraga yang ingin dinyatakan sebagai “tanda cinta dan uluran tangan untuk melayani”.

Sebagai sikap pertobatan nyata beberapa hal dapat dibuat, misalnya: a. Dalam keluarga, pertemuan lingkungan atau komunitas, dicari

bentuk-bentuk pantang dan puasa yang cocok dengan jenjang usianya, sebagai bagian dari pembinaan iman menurut usia: Usia Dini dan anak, remaja dana orang muda, dewasa dan lansia. b. Pada hari Jumat setiap keluarga atau komunitas mengganti

makanan pokok yang disukai dengan makanan pengganti dari bahan makanan lokal dengan satu macam lauk (sebagaimana sudah muncul sebagai gerakan di beberapa paroki atau komunitas selama peringatan Hari Pangan Sedunia – HPS).

(8)

8

c. Selama empat puluh hari dalam masa Prapaskah secara pribadi atau dalam keluarga atau komunitas biara/pastoran/seminari

memilih menyisihkan sebagian dana makanan untuk

mewujudkan solidaritas dengan para kurban bencana atau mereka yang berkekurangan.

d. Menentukan gerakan pemberberdayaan dan tindakan nyata yang

berdampak luas bagi lingkungan alam atau masyarakat sekitar. 4. Hendaknya juga diusahakan agar setiap orang beriman kristiani baik

secara pribadi maupun bersama-sama mengusahakan pembaharuan hidup rohani, misalnya dengan rekoleksi, retret, latihan rohani, ibadat jalan salib, pengakuan dosa, meditasi, adorasi dan sebagainya. 5. Salah satu ungkapan tobat bersama dalam masa Prapaska ialah Aksi Puasa Pembangunan (APP), yang diharapkan mempunyai nilai dan dampak pembaharuan pribadi, serta mempunyai nilai dan dampak peningkatan solidaritas pada tingkat paroki, keuskupan dan nasional. Tema APP tahun 2014 ini adalah:

”Berikanlah Hatimu untuk Mencintai dan Ulurkanlah Tanganmu untuk Melayani”

sebagaimana diuraikan dalam buku-buku yang diterbitkan oleh Panitia APP Keuskupan Agung Semarang.

Salam, doa dan Berkah Dalem,

Semarang, 22 Februari 2014, pada Pesta Tahta Santo Petrus, Rasul

+ Johannes Pujasumarta

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa kekurangan tersebut, perlu segera dilakukan pembenahan maupun terobosan dalam penanganan ABH agar terwujud kepentingan yang terbaik bagi anak melalui paradigma baru

Sebagai salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah dan saling membantu dalam kebaikan, kami dari Yayasan Sahabat Peduli Generasi Mandiri (YSPGM) insha Allah akan

Variabel tersebut memang sudah banyak diambil dalam beberapa penelitian oleh para peneliti sebelumnya, namun masih menunjukkan variasi hasil penelitian atau

Sukmadinata (2002) mengemukakan bahwa banyak masalah mutu dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru,

Warga pun tidak ada yang merasa malu memiliki kepala dukuh seorang difabel, karena itu bukan alasan seseorang untuk berbuat baik.” (Bapak Sutrisna, 17 November

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil penelitian ini adalah fungsi Bundo Kanduang dalam novel Limpapeh karya A.R Rizal, yaitu 1) Bundo Kanduang sebagai Limpapeh yang terdapat

Observasi kelas bertujuan untuk memberikan gambaran nyata tentang proses belajar mengajar yang dilaksanakan dikelas melalui observasi ini mahasiswa dapat

Kemungkinan yang terjadi adalah karena kekuatan dan jarak pusat gempa yang jauh dari stasiun radio yang digunakan dan juga adanya rugi-rugi propagasi dalam pemancaran