• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SLTPN 2 Banyuwangi dengan pertimbangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SLTPN 2 Banyuwangi dengan pertimbangan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLTPN 2 Banyuwangi dengan pertimbangan bahwa kemampuan akademis siswa di sekolah ini cenderung bervariasi sehingga memungkinkan untuk memperoleh banyak informasi yang kaya makna. Di samping itu, jumlah siswa dan kelas yang tergolong besar memungkinkan hasil penelitian ini untuk digunakan di sekolah lain karena karakteristik siswa di sekolah ini relatif dapat mewakili karakteristik siswa di sekolah lain. Kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas I dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan penelitian diharapkan tidak mengganggu program-program sekolah dalam meningkatkan NEM siswa.

Penelitian dilakukan selama empat minggu dengan rincian: minggu pertama dilaksanakan tes inteligensi untuk memperoleh skor kecerdasan. Minggu kedua, ketiga, dan keempat secara berturut-turut dilaksanakan tes pengetahuan awal, strategi-strategi metakognitif, dan hasil belajar.

B. Populasi Penelitian dan Sampling 1. Populasi

Penelitian ini berusaha mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung antara variabel kecerdasan, strategi-strategi metakognitif, pengetahuan awal, dan hasil belajar dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas I SLTPN 2 Banyuwangi. Oleh karena itu populasi target (target population) penelitian ini adalah siswa SLTP di

(2)

Banyuwangi sedangkan populasi terjangkau (accessible population) adalah siswa kelas I SLTPN 2 Banyuwangi karena sampel penelitiannya adalah beberapa siswa kelas I SLTPN 2 Banyuwangi.

2. Sampling

Siswa kelas I SLTPN 2 Banyuwangi sebagai populasi terjangkau menyebar secara tidak merata akibat adanya pengelompokkan siswa berdasarkan kelas unggulan. Ada dua kelas unggulan yaitu kelas IC dan ID, masing-masing sebagai kelas

unggulan utama dan pratama. Oleh karena itu teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Seluruh siswa diberi nomor urut sesuai dengan nomor daftar hadir siswa. Nomor urut siswa di kelas berikutnya merupakan lanjutan dari nomor urut siswa di kelas sebelumnya. Nomor urut ini menjadi nomor urut populasi. Setelah itu, nomor urut sampel dipilih dengan cara mengacak nomor urut populasi. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan tabel Krejcie. Dengan populasi sebanyak 280 siswa (IA = 45 siswa, IB = 48 siswa, IC = 48 siswa, ID

= 47 siswa, IE = 48 siswa, IF = 44 siswa), sampel minimal yang harus diambil untuk

keperluan generalisasi adalah 164 siswa.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menggunakan analisis jalur. Metode ini dipilih karena penelitian ini berusaha mencari hubungan

(3)

sebab akibat antarvariabel yang kemungkinan terjadi. Ada empat variabel yang dijadikan objek penelitian: dua variabel eksogenus yaitu kecerdasan dan strategi-strategi metakognitif, dan dua variabel endogenus yaitu pengetahuan awal dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Pengetahuan awal menjadi variabel mediasi antara kecerdasan dan strategi-strategi metakognitif dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Lebih jelas, hubungan keempat variabel ini tampak pada gambar 3.1 (halaman 78). X1 ρY2X1 ρY1X1 2 1X X r Y1 ρY2Y1 Y2 ρY1X2 ρY2X2 X2 eY1 eY2 Keterangan: X1 = kecerdasan (intelligence)

X2 = strategi-strategi metakognitif (metacognitive strategies)

Y1 = pengetahuan awal (prior knowledge)

Y2 = hasil belajar mata pelajaran ekonomi

Gambar 3.1 Konstelasi Variabel-variabel Penelitian (Sumber: Hasil Pemahaman sendiri)

(4)

2. Definisi Operasional

a. Kecerdasan (intelligence) adalah skor tes kemampuan verbal siswa yang meliputi kemampuan memahami hubungan kata, kosa kata, dan penguasaan komunikasi lisan. Pengukuran variabel ini dilakukan oleh lembaga Bina Budi Prasetya. Skor tes ini berskala interval.

b. Strategi-strategi metakognitif (metacognitive strategies) merupakan skor kuesioner perencanaan-diri, pemantauan-diri, dan evaluasi-diri, terhadap proses belajar yang dilakukan siswa. Dengan demikian ada tiga komponen yang masing-masing memiliki empat indikator. Pertama, perencanaan-diri (self-planning), mempunyai indikator-indikator tentang tujuan belajar yang akan dicapai, waktu yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas belajar, pengetahuan awal yang relevan, dan strategi-strategi kognitif yang akan digunakan. Kedua, pemantauan-diri (self-monitoring), mempunyai indikator-indikator tentang pemantauan ketercapaian tujuan belajar, pemantauan waktu yang digunakan, pemantauan relevansi materi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru, dan pemantauan strategi-strategi kognitif yang sedang digunakan. Ketiga, evaluasi-diri (self-evaluation), mempunyai indikator-indikator tentang evaluasi ketercapaian tujuan belajar, evaluasi waktu yang digunakan, evaluasi relevansi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru, dan evaluasi strategi-strategi kognitif yang telah digunakan. Skor kuesioner ini berskala interval.

c. Pengetahuan awal (prior knowledge) merupakan skor tes pengetahuan siswa tentang fakta, konsep, dan generalisasi yang mempermudah siswa mempelajari

(5)

pengetahuan baru tentang materi pelajaran ekonomi. Tes ini dibuat oleh peneliti. Materi tes terdiri atas pengertian dan contoh macam-macam barang, pengertian dan contoh macam kegiatan ekonomi, pengertian dan contoh macam-macam hubungan ekonomi, konsumsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi, pengertian distribusi langsung dan tidak langsung, pengertian dan contoh perantara, pengertian pasar, pengertian dan contoh macam-macam pasar, pengertian permintaan, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, dan kurve permintaan. Skor tes ini berskala interval.

d. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi adalah skor tes pengetahuan siswa tentang materi pelajaran ekonomi yang baru dipelajari yang berupa fakta, konsep, dan generalisasi. Tes ini dibuat oleh peneliti. Materi tes terdiri atas pengertian penawaran, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, kurve penawaran, pengertian harga, proses terbentuknya harga di pasar, dan kurve keseimbangan pasar. Skor tes ini berskala interval.

D. Rancangan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dijawab, penelitian ini termasuk penelitian eksplanatoris. Rancangan penelitian ini dibuat untuk mengurangi beberapa ancaman terhadap validitas internal penelitian sehingga penjelasan terhadap hubungan di antara variabel-variabel dapat dilakukan secara cermat dan tepat. Tes kecerdasan dilakukan satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar. Agar kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan penelitian, kegiatan belajar mengajar

(6)

dirancang sesuai dengan langkah-langkah yang dapat memudahkan peneliti memperoleh data secara akurat. Langkah-langkah ini tampak pada tabel 3.1. Ada tiga kali pertemuan kegiatan belajar mengajar di setiap kelas yang dijadikan objek penelitian.

Tabel 3.1 Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas pada Saat Penelitian

Pertemuan Langkah Kegiatan di Kelas Waktu

I 1

2 3

4 5

Tes pengetahuan awal

Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan

Tes strategi-strategi metakognitif

Posttest secara lisan

20 menit 35 menit 5 menit 15 menit 5 menit II 1 2 3 4 5

Pretest secara lisan

Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan

Tes strategi-strategi metakognitif

Posttest secara lisan

5 menit 50 menit 5 menit 15 menit 5 menit III 1 2 3 4

Pretest secara lisan

Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan

Tes strategi-strategi metakognitif

5 menit 35 menit 5 menit

(7)

5 Tes hasil belajar 20 menit E. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen

1. Metode Pengumpulan Data

a. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kecerdasan, pengetahuan awal, dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

b. Metode kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang strategi-strategi metakognitif.

2. Instrumen a. Konsepsi

(1) Tes kecerdasan disusun berdasarkan teori kecerdasan Thurstone. Tes ini hanya mengukur kemampuan verbal. Bentuknya adalah tes objektif dengan 30 butir tes. Setiap butir tes memiliki lima alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor mentah tes akan bergerak dari 0 sampai 30. Selanjutnya, skor mentah ini dirubah menjadi IQ-deviasi dengan mean skor standar yang diinginkan sebesar 100 dan deviasi standar yang diinginkan sebesar 5.

(2) Kuesioner strategi metakognitif disusun berdasarkan teori strategi-strategi metakognitif Flavel dan Brown. Kuesioner ini berisi pernyataan positif sebanyak 30 butir dan pernyataan negatif sebanyak 30 butir. Kedua belahan kuesioner ini dibuat setara. Setiap pernyataan mempunyai empat alternatif

(8)

jawaban. Untuk setiap alternatif jawaban pernyataan positif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 4, benar = 3, tidak benar = 2, dan sangat tidak benar = 1 sedangkan untuk alternatif jawaban pernyataan negatif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 1, benar = 2, tidak benar = 3, dan sangat tidak benar = 4. Dengan demikian skor kuesioner akan bergerak dari 60 sampai 240.

(3) Tes pengetahuan awal disusun berdasarkan ranah kognitif Bloom. Ada tiga ranah kognitif yang dijadikan pedoman: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan

penerapan (C3). Tes ini berbentuk tes objektif dengan 52 butir tes. Setiap butir tes

memiliki empat alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor tes akan bergerak dari 0 sampai 52.

(4) Tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi disusun berdasarkan ranah kognitif Bloom. Ada tiga ranah kognitif yang dijadikan pedoman: pengetahuan (C1),

pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Tes ini berbentuk tes objektif dengan 36

butir tes. Setiap butir tes memiliki empat alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor tes akan bergerak dari 0 sampai 36.

b. Kisi-kisi Instrumen

Ada satu kuesioner dan dua tes objektif yang dibuat oleh peneliti. Oleh karena itu ada tiga kisi-kisi instrumen penelitian yang dibuat peneliti, yakni kisi-kisi inventori strategi-strategi metakognitif, tes pengetahuan awal, dan tes hasil belajar

(9)

mata pelajaran ekonomi. Secara lebih jelas, ketiga kisi-kisi ini ditunjukkan oleh tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Inventori Strategi-strategi Metakognitif

Nomor Pernyataan Rekaan Teoritis Komponen Indikator

Positif Negatif Strategi-strategi Metakognitif 1. Perencanaan-diri 2. Pemantauan-diri 3. Evaluasi-diri

2.1 Tujuan belajar yang akan dicapai

2.2 Waktu yang akan diguna-kan untuk menyelesai-kan tugas belajar 2.3 Pengetahuan awal yang

relevan

2.4 Strategi-strategi kognitif yang akan digunakan 2.1 Pemantauan ketercapaian

tujuan belajar

2.2 Pemantauan waktu yang digunakan

2.3 Pemantauan relevansi pe-ngetahauan awal dengan materi pelajaran

2.4 Pemantauan strategi-stra-tegi kognitif yang diguna-kan

3.1 Evaluasi ketercapaian tu-juan belajar

3.2 Evaluasi waktu yang di-gunakan

3.3 Evaluasi relevansi penge-tahuan awal dengan materi pelajaran baru

3.4 Evaluasi strategi-strategi kognitif yang telah digu-nakan 1, 31, 51, 55 15, 17, 37 3, 11, 35 25, 41 21, 33, 57 45, 49 7, 27 5, 13 23, 39, 47 59 9, 53 19, 29, 43 10, 42, 48, 58 18, 40, 60 2, 8, 16 30, 56 28, 46, 52 22, 38 4, 50 20, 32 12, 34, 54 44 6, 36 14, 24, 26

(10)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Pengetahuan Awal

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al 1. 2. Siswa dapat menjelaskan permasalahan ekonomi Siswa dapat menjelaskan kegiatan berekonomi I/1 I/1 1.1 Masalah Ekonomi yang Dihadapi Manusia 1.1.3 Alat Pemenuh-an Kebu-tuhan 2.1 Kegiatan Ekonomi Pengertian barang pro-duksi Contoh barang pro-duksi Contoh barang sub-stitusi Contoh ba-rang yang dapat meme-nuhi kebu-tuhan rohani Contoh butuhan ke-lompok Pengertian produksi Kegiatan distribusi di dalam kehi-dupan siswa Pengertian konsumsi Pengertian distribusi

Siswa dapat men-definisikan barang produksi

Siswa dapat mem-berikan contoh barang produksi Siswa dapat mem-berikan contoh barang substitusi Siswa dapat mem-berikan contoh barang yang dapat memenuhi kebu-tuhan rohani Siswa dapat mem-berikan contoh kebutuhan kelom-pok

Siswa dapat men-definisikan pro-duksi

Siswa dapat me-nunjukkan salah satu kegiatan dis-tribusi

Siswa dapat men-definisikan kon-sumsi

Siswa dapat men-definisikan dis-tribusi C1 C2 C2 C2 C2 C1 C3 C1 C1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(11)

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al 2.4 Hukum Eko-nomi Contoh distribusi Pengertian konsumen Kegiatan konsumsi di dalam kehi-dupan siswa Gambar ke-giatan eko-nomi Contoh produksi Pengertian hubungan kausal Pengertian hubungan berbanding terbalik Pengertian hubungan berbanding lurus Contoh hu-bungan ber-banding lu-rus

Siswa dapat mem-berikan contoh kegiatan distribusi Siswa dapat men-definisikan kon-sumen

Siswa dapat me-nunjukkan kegiat-an konsumsi Siswa dapat menggambarkan kegiatan ekonomi Siswa dapat mem-berikan contoh kegiatan produksi Siswa dapat men-definisikan hu-bungan kausal Siswa dapat men-definisikan hubu-ngan berbanding terbalik

Siswa dapat men-definisikan hubu-ngan berbanding lurus

Siswa dapat mem-berikan contoh hubungan ber-banding lurus C2 C1 C3 C3 C2 C1 C1 C1 C2 10 11 12 13 14 15 16 17 18

(12)

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al 3 4 Siswa dapat menjelaskan kegiatan menggunakan barang (konsumsi) Siswa dapat menjelaskan kegiatan distribusi dan pasar I/1 I/1 4.1 Manusia sebagai Konsumen 4.1.1 Konsumsi 5.1 Distribusi 5.2 Pasar Faktor-fak-tor yang mempenga-ruhi pola konsumsi Hubungan pendapatan dengan konsumsi Ciri-ciri ber-konsumsi Agen, gro-sir, pengecer Ciri-ciri pa-sar kongkret Ciri-ciri pa-sar abstrak Pasar pro-duk barang jadi dan pa-sar faktor produksi Contoh pa-sar produk barang jadi

Siswa dapat me-nyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi pola konsumsi Siswa dapat menghubungkan pendapatan de-ngan konsumsi Siswa dapat men-jelaskan konsumsi Siswa dapat me-nyebutkan distri-butor-distributor di dalam negeri Siswa dapat me-ngidentifikasi pasar kongkret Siswa dapat me-ngidentifikasi pasar abstrak Siswa dapat me-nyebutkan ma-cam-macam pasar berdasarkan ba-rang yang dijual Siswa dapat mem-berikan contoh pasar produk ba-rang jadi C1 C3 C2 C1 C1 C1 C1 C2 19 20 21 22 23 24 25 26

(13)

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al 5 Siswa dapat menjelaskan jual-beli barang di pasar I/2 6.1 Permintaan, Penawaran, dan Harga 6.1.1 Permintaan Ciri-ciri pa-sar mono-poli Contoh pa-sar mono-poli Contoh pa-sar persaing-an monopo-listis Contoh pa-sar berdapa-sar- berdasar-kan waktu-nya Pengertian pasar mono-poli Berasal dari orang yang membeli barang Harga dan kualitas ba-rang harus diperhatikan pada saat membeli barang Kesepakatan tentang har-ga barang

Siswa dapat men-jelaskan pasar monopoli

Siswa dapat mem-berikan contoh pasar monopoli Siswa dapat mem-berikan contoh pasar persaingan monopolistis Siswa dapat mem-berikan contoh pasar berdasarkan waktunya

Siswa dapat men-definisikan pasar monopoli

Siswa dapat me-nyebutkan sumber permintaan Siswa dapat me-mecahkan masa-lah yang terjadi pada saat membe-li barang

Siswa dapat me-ngungkapkan hal-hal yang menen-tukan terjadinya teransaksi jual beli barang C2 C2 C2 C2 C1 C1 C3 C3 27 28 29 30 31 32 33 34

(14)

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al Pengertian permintaan Faktor-fak-tor yang mempengar uhi permin-taan Bersifat berbanding lurus Hubungan harga de-ngan per-mintaan Hubungan Tingkat ke-butuhan de-ngan per-mintaan Harga de-ngan per-mintaan ber-sifat berban-ding terbalik Pembeli atau konsumen Hubungan harga, kebu-tuhan de-ngan per-mintaan Hubungan jumlah pen-duduk de-ngan per-

Siswa dapat men-definisikan per-mintaan

Siswa dapat me-nyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi per-mintaan

Siswa dapat me-nyebutkan sifat hubungan peng-hasilan dengan permintaan Siswa dapat menghubungkan harga dengan per-mintaan Siswa dapat menghubungkan tingkat kebutuhan dengan permin-taan

Siswa dapat me-nyebutkan sifat hubungan harga dengan permin-taan

Siswa dapat me-nyebutkan pelaku ekonomi yang melakukan per-mintaan Siswa dapat menghubungkan harga, kebutuhan, dengan permin-taan

Siswa dapat me-nghubungankan jumlah penduduk dengan permin- C1 C1 C3 C3 C3 C1 C1 C3 C3 35 36 37 38 39 40 41 42 43

(15)

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al mintaan Gambar kur-ve permin-taan Hukum permintaan Ceteris paribus Hubungan permintaan barang yang saling me-lengkapi Kemampuan masyarakat menurun pada saat harga mahal Hubungan pendapatan dengan permintaan Gambar kur-ve permin-taan Gambar kur-ve permin-taan Gambar kur-ve permin-taan taan Siswa dapat menggambarkan kurve permintaan Siswa dapat me-nyatakan hukum permintaan Siswa dapat me-namakan syarat berlakunya hu-kum permintaan Siswa dapat me-nghubungkan per-mintaan barang yang saling me-lengkapi Siswa dapat men-jelaskan kemam-puan masyarakat pada saat harga barang mahal Siswa dapat me-nghubungkan pendapatan dengan permin-taan

Siswa dapat men-jelaskan gambar kurve permintaan pada saat harga barang nol Siswa dapat men-jelaskan gambar kurve permintaan pada saat per-mintaan nol Siswa dapat men-jelaskan gambar kurve permintaan C3 C1 C1 C3 C2 C3 C2 C2 C2 44 45 46 47 48 49 50 51 52

(16)

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al 1. Siswa dapat menjelaskan jual-beli barang di pasar I/2 6.1 Permintaan, Penawaran, dan Harga

6.1.2 Penawaran Pelaku eko-nomi Faktor-fak-tor yang mempenga-ruhi pena-waran Hubungan kebutuhan akan uang dengan har-ga barang Hukum pe-nawaran Gambar kurve penawaran Hubungan harga de-ngan pena-waran Gambar kurve pena-waran Ceteris paribus

Siswa dapat me-nyebutkan pelaku ekonomi yang menawarkan barang

Siswa dapat me-nyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi pena-waran

Siswa dapat menghubungkan kebutuhan akan uang dengan har-ga barang Siswa dapat me-nyatakan hukum penawaran Siswa dapat menggambarkan kurve penawaran dalam bentuk per-nyataan

Siswa dapat menghubungkan harga dengan pe-nawaran barang Siswa dapat menggambar kurve penawaran Siswa dapat me-nyebutkan syarat berlakunya hu-kum penawaran C1 C1 C3 C1 C3 C3 C3 C1 1 2 3 4 5 6 7 8

(17)

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al Faktor-fak-tor yang termasuk ceteris paribus Gambar kurve pena-waran Gambar kurve penawaran Syarat-sya-rat berlaku-nya hukum penawaran Hubungan keterampil-an dengketerampil-an penawaran Kurve pena-waran Kurve pena-waran Kurve penawaran Kurve penawaran Biaya pro-duksi Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran yang termasuk ceteris paribus Siswa dapat menggambar kurve penawaran Siswa dapat menggambar kurve penawaran Siswa dapat me-nyebutkan syarat-syarat belakunya hukum penawaran Siswa dapat me-nghubungkan ke-terampilan dengan penawaran Siswa dapat menjelaskan kurve penawaran Siswa dapat menjelaskan kurve penawaran Siswa dapat men-jelaskan perge-rakan kurve pena-waran

Siswa dapat men-jelaskan perge-rakan kurve pena-waran

Siswa dapat men-definisikan biaya produksi C1 C3 C3 C1 C3 C2 C2 C2 C2 C1 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

(18)

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al 6.1.3 Proses ter-bentuknya Harga Harga ba-rang Pengertian nilai pakai Pengertian nilai tukar Harga kese-imbangan Hubungan permintaan, harga de-ngan pena-waran Titik kese-imbangan pasar Hubungan penawaran, harga, de-ngan per-mintaan Harga kese-imbangan pasar Titik kese-imbangan pasar Harga kese-imbangan pasar Siswa dapat mendefinisikan harga barang Siswa dapat mendefinisikan nilai pakai Siswa dapat mendefinisikan nilai tukar Siswa dapat men-jelaskan terjadi-nya harga kese-imbangan pasar Siswa dapat menghubungkan permintaan, har-ga, dengan pena-waran Siswa dapat mendefinisikan titik keseim-bangan pasar Siswa dapat menghubungkan penawaran, harga, dengan permin-taan

Siswa dapat me-nunjukkan harga keseimbangan pasar

Siswa dapat me-nunjukkan titik keseimbangan pasar Siswa dapat mendefinisikan harga keseim-bangan pasar C1 C2 C2 C2 C3 C1 C3 C3 C3 C1 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

(19)

No. Pembelajaran Tujuan Bhn. Kls./ Smt.

Pokok Bahasan/ Sub

Pokok Bahasan Materi Indikator

Jen-jang Kog-nitif No. So-al Kurve keseimbang an pasar Aspek-aspek yang mem-pengaruhi harga Kurve kese-imbangan pasar terjadi di pasar per-saingan sempurna Kurve kese-imbangan pasar Pembeli dan penjual Hubungan biaya pro-duksi deng-an harga Contoh nilai pakai Contoh nilai tukar Siswa dapat menggambar kurve keseim-bangan pasar Siswa dapat me-nyebutkan aspek-aspek yang mem-pengaruhi harga Siswa dapat men-jelaskan terjadi-nya kurve kese-imbangan pasar

Siswa dapat men-jelaskan kurve ke-seimbangan pasar Siswa dapat me-nyebutkan pelaku yang terlibat men-ciptakan kese-imbangan pasar Siswa dapat me-nghubungkan biaya produksi dengan harga Siswa dapat mem-berikan contoh nilai pakai Siswa dapat mem-berikan contoh nilai tukar C3 C1 C2 C2 C1 C3 C2 C2 29 30 31 32 33 34 35 36 c. Kalibrasi Instrumen

Ada beberapa langkah yang dilakukan berkaitan dengan kalibrasi instrumen. Pertama, menyusun kisi-kisi tes. Kisi-kisi inventori strategi-strategi metakognitif

(20)

disusun berdasarkan konstruk teoretis yang diajukan. Setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban yang berpedoman pada skala Likert yaitu sangat benar, benar, tidak benar, dan sangat tidak benar. Pernyataan-pernyataan di dalam kuesioner terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Setiap pernyataan positif dibuat setara dengan pernyataan negatif. Untuk alternatif jawaban pernyataan positif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 4, benar = 3, tidak benar = 2, dan sangat tidak benar = 1 sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor sangat benar = 1, benar = 2, tidak benar = 3, dan sangat tidak benar = 4. Pernyataan positif bernomor ganjil sedangkan pernyatan negatif bernomor genap. Untuk menghindari pengaruh respons pernyataan yang satu terhadap yang lainnya (response set score), penyajian pernyataan-pernyataan dilakukan secara acak.

Kisi-kisi tes pengetahuan awal dan hasil belajar berpedoman pada materi pelajaran ekonomi kelas I. Tes hasil belajar berisi materi pelajaran yang baru diajarkan, terdiri atas sub pokok bahasan penawaran dan proses terbentuknya harga sedangkan tes pengetahuan awal berisi materi pelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya. Agar materi tes ini mencerminkan pengetahuan prasyarat yang memudahkan siswa dalam mempelajari pengetahuan baru, materi-materi tersebut dianalisis terlebih dahulu dengan cara membuat Analisis Materi Pelajaran (AMP) selama satu tahun pelajaran seperti yang tampak pada lampiran 1 (halaman 167-169) dan kemudian menganalisis TPK materi pelajaran baru. Hasil analisis ini dihubungkan dengan materi pelajaran yang diperlukan sebagai pengetahuan awal. Melalui cara ini, pokok bahasan dan sub pokok bahasan serta materi pelajaran dipilih untuk dijadikan bahan membuat tes.

(21)

Langkah kedua, melakukan praujicoba tes. Praujicoba dilakukan untuk mengetahui pernyataan-pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan yang belum dimengerti siswa sekaligus untuk mengetahui validitas butir (item validity) dan reliabilitas (reliability) tes pada tahap awal.

Langkah ketiga, mengkonsultasikan tes yang telah dibuat kepada dua orang pakar tes untuk mendapatkan penilaian profesional (professional judgement). Penilaian professional untuk strategi-strategi metakognitif diberikan oleh Prof Dr. Nyoman Dantes dan Dr. Wayan Koyan sedangkan untuk tes pengetahuan awal dan tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi diberikan oleh Dr. Naswan Sudarsono, M.Pd. dan Dra. L. E. Tripalupi, M.Pd. Dengan langkah ini diharapkan validitas isi (content validity) tes menjadi baik.

Langkah keempat, melaksanakan ujicoba tes. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir (item validity) dan reliabilitas (reliability) tes. Validitas butir dihitung dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total (item-total correlation) yang kemudian dikoreksi dengan rumus the correction of item total correlation for spurious overlep dari Guilford. Alasan digunakannya skor total sebagai kriteria adalah (a) kekaburan dan kelemahan masing-masing butir-butir tes akan dikompensasikan oleh butir-butir tes yang baik yang jumlahnya lebih banyak, dan (b) skor total adalah hasil pengukuran bersama oleh semua butir tes. Dengan cara ini butir tes yang lemah dibuang sehingga tes bentuk akhir akan benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur oleh tes yang sedang diuji (Suryabrata, 2000:127). Isi dari korelasi ini sebenarnya daya pembeda tes yaitu kemampuan tes untuk membedakan kelompok yang kemampuannya tinggi dengan

(22)

yang rendah. Untuk tes pengetahuan awal dan tes hasil belajar menggunakan rumus korelasi point-biserial: r M M pq t q p pbi σ − = (Guilford, 1956:303) Keterangan: pbi r = koefisien korelasi p

M = rata-rata skor subjek yang menjawab benar

q

M = rata-rata skor subjek yang menjawab salah

t

σ = simpangan baku skor total

p = proporsi jawaban yang benar terhadap semua jawaban

q = 1− p

Rumus ini digunakan karena skor butir berbentuk skor dikotomi. Koefisien korelasi yang dihasilkan biasanya bergerak dari 0 sampai 0,4. Menurut Nunnaly (dalam Naga,1992:79), butir tes yang memiliki koefisien korelasi di atas 0,2 sudah dianggap baik. Namun demikian, kita tetap berusaha memilih butir dengan koefisien korelasi yang paling tinggi dengan juga memperhatikan koefisien reliabilitas tes. Penghapusan butir tes akan berpengaruh terhadap koefisien reliabilitas tes.

Seleksi butir tes juga dilakukan berdasarkan taraf kesukaran butir tes. Cara yang paling mudah dan umum untuk menghitung taraf kesukaran ini adalah dengan menggunakan skala rata-rata atau proporsi menjawab benar (proportion correct) yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir tes yang dianalisis dibandingkan dengan peserta tes seluruhnya. Walaupun ada beberapa kelemahan rumus ini, P

(23)

mempunyai peran penting dan harus dihitung karena ia merupakan rata-rata dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu tes.

N B

P=

(Suryabrata, 2000:130). Keterangan:

P = proporsi jawaban benar pada butir tes tertentu

B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar

N = jumlah peserta tes yang menjawab benar

Ada beberapa macam pendapat yang memberikan batasan berapa sebenarnya taraf kesukaran butir tes yang baik. Menurut Suryabrata (2002:70), tes diagnostik memerlukan rentang taraf kesukaran yang luas, barangkali 0,1 sampai 0,9. Jika tujuan tes adalah untuk menentukan kedudukan relatif individu dalam kelompoknya, misalnya ujian akhir semester, EBTA, dan sebagainya, memerlukan rentang taraf kesukaran yang relatif sempit, kira-kira 0,25 sampai 0,75 dan distribusinya normal sedangkan bila untuk keperluan seleksi yang ketat, seperti UMPTN, rentang taraf kesukarannya 0,2 sampai 0,8 dan distribusinya juling negatif. Atas pertimbangan ini dan agar butir-butir soal setara, butir-butir soal yang dipilih adalah butir-butir soal

yang mempunyai taraf kesukaran 0,25 sampai 0,75. Dari susunan butir-butir tes yang sudah valid dan taraf kesukarannya telah

memenuhi kriteria di atas, langkah selanjutnya menghitung reliabilitas tes dengan menggunakan rumus KR20. Rumus ini akan menghasilkan koefisien perkiraan yang

(24)

reliabilitasnya di atas 0,75 (Naga, 1992:129). Rumus ini dipilih karena skor tes dikotomi.        −       − =

2 2 1 t t tt pq n n r σ σ (Guilford, 1954:380) Keterangan: tt r = koefisien reliabilitas n = jumlah butir 2 t

σ = varians total skor

p = proporsi jawaban benar untuk setiap butir tes

q = 1− p

Suatu butir tes dikatakan setara apabila varians skor amatannya sama dan komponen skor tulennya juga sama (Naga, 1992:131-132). Untuk itu pembuatan setiap butir tes memperhatikan dua hal: pertama, disamping tes harus unidimensi, bahan, topik, atau subtopik yang ditanyakan oleh setiap butir tes harus sama. Kedua, keanekaragaman butir-butir tes (taraf kesukaran butir dan daya pembeda butir) juga harus sama.

Proses seleksi pernyataan strategi-strategi metakognitif berpedoman pada dua kriteria: (1) distribusi jawaban, dan (2) daya pembeda pernyataan. Pernyataan-pernyataan yang memenuhi syarat adalah Pernyataan-pernyataan yang semua alternatif jawabannya terisi dan yang distribusi jawabannya bermodus tunggal. Daya pembeda diuji dengan menggunakan rumus item-total correlation yang kemudian dikoreksi dengan rumus the correction of item total correlation for spurious overlep dari

(25)

Guilford. Rumus korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment karena skor butir tes berbentuk polikotomi.

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 X N Y Y X N Y X XY N rxy (Guilford, 1956:140) Keterangan:

X = skor butir tes

Y = total skor

Pernyataan dianggap valid, apabila mempunyai koefisien korelasi di atas 0,2 sesuai dengan pendapat Nunnaly (dalam Naga, 1992:79). Namun demikian, kita tetap berusaha memilih butir dengan koefisien korelasi yang paling tinggi dengan juga memperhatikan koefisien reliabilitas tes. Penghapusan butir tes akan mempengaruhi koefisien reliabilias tes.

Pernyataan-pernyataan yang tidak memenuhi kriteria-kriteria di atas dibuang sedangkan yang memenuhi kriteria disusun kembali dan selanjutnya dihitung koefisien reliabilitasnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas adalah rumus Spearman-Brown. Rumus ini memerlukan koefisien korelasi belahan ganjil dengan genap dalam perhitungannya.

tt tt r r r + = 1 2 22 (Guilford, 1954:354)

(26)

Keterangan:

22

r = koefisien reliabilias keseluruhan tes

tt

r = koefisien korelasi antara kedua belahan

Rumus ini digunakan karena tes terdiri dari dua belahan yang setara yaitu belahan bernomor ganjil dan belahan bernomor genap. Kuesioner dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya di atas 0,75 (Naga,1992:129). Kesetaraan varians belahan bernomor ganjil dengan genap diuji dengan rumus F Fisher-Snedecor.

2 2 gj gn S S F = (Naga, 1992:139) Keterangan: 2 gn

S = varians belahan genap

2

gj

S = varians belahan ganjil

Semua perhitungan analisis psikometrik di atas dihitung dengan menggunakan program SPSS 10.0, EXCEL for WINDOWS dan ANATES.

d. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I SLTP Negeri 4 Banyuwangi. Dengan pertimbangan, kemampuan kognitif antara siswa SLTP Negeri 4 Banyuwangi dengan siswa SLTP Negeri 2 Banyuwangi relatif sama. Hal ini bisa dilihat dari input NEM SD pada saat penerimaan siswa baru.

Analisis komputer dengan program SPSS 10.0 menunjukkan ada 21 butir pernyataan yang tidak valid (lihat lampiran 3a halaman 172-174). Dari ke-21 butir

(27)

ini, ternyata ada yang berpasangan dengan butir-butir pernyataan lain yang sesungguhnya valid yaitu sebanyak 7 butir sehingga butir-butir ini juga harus dibuang. Ketujuh butir pernyataan ini adalah butir nomor 2, 8, 14, 37, 44, 55, 61, sehingga secara keseluruhan butir-butir pernyataan di dalam kuesioner ini tinggal 60 butir dari 88 butir yang diujicobakan yaitu 30 butir pernyataan positif dan 30 butir pernyataan negatif. Reliabilitas alpha butir-butir pernyataan positif sebesar 0,75 dan yang negatif sebesar 0,84. Koefisien reliabilitas Spearman-Brown kedua belahan kuesioner ini juga cukup baik yaitu 0,83 (lihat lampiran 3b halaman 175). Perbedaan varians belahan ganjil dengan genap tidak signifikan pada taraf signifikansi 5% di mana F = 1,46 (lihat lampiran 3c halaman 176) sehingga kedua belahan ini setara.

Hanya ada satu butir tes pengetahuan awal yang taraf kesukarannya tidak sesuai dengan kriteria yaitu butir nomor 4 (lihat lampiran 4a halaman 178-179). Dari 55 butir tes yang diujicobakan, ada 3 butir tes yang dibuang karena validitasnya rendah (lihat lampiran 4b halaman 180-181). Butir nomor 4 tidak dibuang karena validitasnya tinggi walaupun taraf kesukarannya 0,21. Dengan demikian butir-butir tes pengetahuan awal tinggal 53 butir. Tes ini memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,89 (lihat lampiran 4c halaman 182) sehingga cukup reliabel.

Ada 43 butir tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang diujicobakan. Dari ke-43 butir ini, hanya ada satu butir yang taraf kesukarannya di luar 0,25 – 0,75 yaitu butir nomor 32 (lihat lampiran 5a halaman 183). Walaupun demikian, butir ini tidak dibuang karena validitasnya masih memenuhi kriteria dan apabila dibuang, reliabilitas tes akan terpengaruh karena pada ujicoba tes ini, banyak butir tes yang dibuang karena tidak valid. Butir-butir tes yang dibuang karena tidak valid adalah

(28)

butir nomor 2, 4, 9, 14, 18, 26, dan 43 sehingga tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi tinggal 36 butir tes (lihat lampiran 5b halaman 185-186). Dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,79, tes ini cukup reliabel (lihat lampiran 5c halaman 187).

F. Metode Analisis data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Analisis jalur dilakukan dengan menggunakan

structural equation modelling (SEM). SEM biasanya dikenal dengan beberapa nama seperti analisis struktural kovarians, analisis variabel laten, analisis faktor konfirmatori, dan analisis LISREL. Umumnya SEM memiliki dua karakteristik: (1) estimasi multi-hubungan dan saling keterhubungan, dan (2) kemampuan menggambarkan konsep yang tidak bisa diamati dalam kerangka hubungan-hubungan ini dan memperhatikan kekeliruan pengukuran di dalam proses estimasi (Hair et al, 1998:584).

Analisis jalur (path analysis) adalah bentuk analisis multi-regresi. Analisis ini berpedoman pada diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Dengan cara ini, dapat dihitung hubungan langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat. Hubungan ini tercermin dalam koefisien jalur (path coefficient) yang sesungguhnya ialah koefisien regresi yang telah dibakukan (Kerlinger, 2002:990). Menurut Dillon dan Goldstein (1984:438), agar analisis jalur efektif ada enam asumsi yang harus dipenuhi: (1) hubungan-hubungan di antara variabel bersifat linier dan aditif; (2) kekeliruan yang satu tidak berkorelasi dengan yang lain; (3) harus ada

(29)

model rekursif; (4) data variabel penelitian berskala interval; (5) variabel-variabel yang diamati diukur tanpa kekeliruan; dan (6) model-model hubungan mencerminkan kekhususan model.

Hair et al (1998:592) menyatakan ada tujuh langkah di dalam SEM: (1) mengembangkan model secara teoretis; (2) membuat diagram jalur hubungan-hubungan kausal; (3) memaknai diagram jalur ke dalam model-model struktural dan pengukuran; (4) memilih jenis matriks input dan memgestimasi model yang telah dibangun; (5) menilai model struktural; (6) kelayakan model; dan (7) menjelaskan dan memodifikasi model. Untuk langkah satu dan dua telah dijelaskan pada BAB II dan BAB III.

Berdasarkan gambar 3.1 (halaman 78), ada satu variabel eksogenus dan tiga variabel endogenus. Oleh karena itu ada empat rumus analisis jalur yang mencerminkan model struktural penelitian ini.

1 1 eX x = 2 2 eX x = 1 2 1 1 1 1 2 1 YX x YX x eY y = ρ +ρ + 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 YX x YX x YY y eY y = ρ +ρ +ρ +

(Dillon dan Goldstein, 1984:439) Model-model pengukuran keempat variabel penelitian ini telah dijelaskan pada subbab Metode Pengumpulan Data dan Instrumen.

Data masukan untuk perhitungan SEM berupa matriks korelasi atau varians-kovarians. Oleh karena itu asumsi selanjutnya yang dideskripsikan adalah

(30)

independensi observasi-observasi, keacakan sampel, ketiadaan data, outliers, dan normalitas data. Untuk mengurangi kekeliruan pengukuran, pengambilan dan pengukuran sampel ditentukan berdasarkan kriteria tertentu seperti yang telah dideskripsikan di dalam subbab sampling.

Penilaian terhadap model struktural yang diajukan berpedoman pada matriks kovarians atau korelasi dan jumlah koefisien yang diestimasi. Penilaian kelayakan dilakukan terhadap kekeliruan estimasi, keseluruhan model, model pengukuran, dan model struktural. Langkah terakhir adalah menjelaskan dan memodifikasi model sesuai dengan teori yang diajukan.

Ada lima asumsi penelitian yang akan dijelaskan. 1. Data Hilang (Missing Data)

Data hilang (missing data) diperbaiki dengan cara mengganti sampel yang hilang (case substitution). Menurut Hair et al (1998:53), case substitution adalah metode memperbaiki data hilang dengan cara memilih kembali observasi-observasi yang belum terpilih sebagai sampel. Pemilihan anggota populasi yang belum menjadi sampel penelitian, sebagai pengganti sampel yang hilang, dilakukan secara acak dengan program SPSS 10.0.

2. Data Ekstrem (outlier)

Pada dasarnya data ekstrem tidak bisa dikatakan bermanfaat atau bermasalah bagi keperluan analisis data penelitian. Keberadaannya harus dilihat sebagai bagian analisis (Hair et al, 1998:64). Penentuan data ekstrem dilakukan dengan deteksi univariat. Simpangan baku yang dijadikan patokan sebesar ± 3,0.

(31)

3. Normalitas Data

Metode-metode statistik multivariat memerlukan asumsi normalitas data baik normalitas univariat maupun normalitas multivariat. Normalitas univariat lebih mudah diuji daripada normalitas multivariat. Jika sebuah variabel normal multivariat, variabel itu juga akan normal univariat. Tetapi tidak sebaliknya, jika beberapa variabel normal univariat, belum tentu normal multivariat. Akan tetapi bila semua variabel yang diteliti normal univariat, normalitas multivariat akan lebih mudah didapatkan walaupun hal ini tidak menjamin (Hair et al, 1998:71). Oleh karena itu normalitas data yang diuji dalam penelitian ini adalah normalitas univariat. Rumus yang digunakan adalah rumus khi kuadrat. Sebuah data dikatakan normal apabila khi kuadrat yang dihitung lebih kecil dari khi kuadrat tabel.

(

)

       = e e o f f f 2 2 χ (Guilford, 1956:241) Keterangan: o f = frekuensi empirik e f = frekuensi harapan 4. Kolinieritas

Pada dasarnya kolinieritas merupakan korelasi antara dua variabel bebas. Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan prediktif (predictive power) variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen (Hair et al, 1998:156). Oleh karena itu uji kolinieritas dapat menggunakan koefisien korelasi sebagai patokan. Di

(32)

samping itu, uji kolinieritas dapat juga menggunakan koefisien determinasi dan koefisien korelasi parsial. Cara yang terakhir ini akan digunakan untuk menguji kolinieritas dalam penelitian ini.

Rumus koefisien determinasi untuk dua prediktor:

22 2 1 1 2 2 , 1 y y x a y x a Ry Σ Σ + Σ = (Hadi, 1995:25) Keterangan: 2 2 , 1 y R = koefisien determinasi 1 a = koefisien prediktor X1 2 a = koefisien prediktor X2 y x1

Σ = jumlah produk antara X1 dengan Y y

x2

Σ = jumlah produk antara X2 dengan Y 2

y

Σ = jumlah kuadrat kriterium Y Rumus korelasi parsial jenjang pertama:

( )

( )

(

)(

2

)

12 2 2 12 2 1 2 1 1 1 r r r r r r y y y y − − − = −

( )

( )

(

)(

2

)

12 2 1 12 1 2 1 2 1 1 r r r r r r y y y y − − − = − (Hadi, 1995:48) Keterangan: 2 1− y

r = koefisien korelasi Y dengan X1, dikontrol dengan X2 1

2−

y

(33)

Nirkolinieritas terjadi apabila koefisien determinasi sangat signifikan dan semua korelasi parsial juga signifikan.

5. Linieritas Hubungan

Agar tidak terjadi underestimation dalam perhitungan analisis jalur, setiap hubungan variabel yang dianalisis harus memiliki hubungan yang linier. Linieritas hubungan dihitung dengan cara menguji signifikansi perbedaan antara korelasi linier dengan korelasi kudratik yaitu beda R2 dari regresi ke-2 dengan R2 dari regresi ke-1. Selanjutnya, perbedaan ini diuji dengan harga F dalam sumber perbedaan tersebut. Jika harga p beda melewati taraf signifikansi 5%, beda dinyatakan signifikan. Sebaliknya, jika harga p beda lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, beda dinyatakan tidak signifikan. Apabila perbedaan tidak signifikan, derajat hubungan yang dipakai adalah derajat hubungan yang lebih rendah misalnya derajat hubungan linier.

Apabila dari perbandingan regresi linier (derajat ke-1) dengan regresi kuadratik (derajat ke-2) diperoleh hasil beda yang signifikan maka analisis selanjutnya akan dilakukan dengan membandingkan antara regresi kuadratik dengan regresi kubik (derajat ke-3). Apabila tidak signifikan lagi, analisis akan dilajutkan dengan membandingkan regresi kubik (derajat ke-3) dengan regresi kuartik (derajat ke-4). Begitu seterusnya.

Gambar

Gambar 3.1   Konstelasi Variabel-variabel Penelitian (Sumber: Hasil Pemahaman  sendiri)
Tabel 3.1 Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas pada Saat  Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Inventori Strategi-strategi Metakognitif
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Pengetahuan Awal
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini bekerja dengan melakukan operasi baris elementer terhadap matrik yang diperoleh dari system persamaan linear yang diketahui.. Pada saat implementasi dalam program

Pengukuran kandungan timbal dalam sampel kangkung darat dan kangkung air dimulai dengan pengukuran absorbansi larutan standar timbal (Pb) menggunakan Spektrofotometri

Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah baik jika dilihat dari net profit margin, return on asset, dividend payout ratio, price earning ratio, price book value, walaupun

4) Perubahan paradigma dan prinsip dasar untuk yang melayani: a) Mendengar suara Tuhan langsung mengenai masalah dll. b) Menolong orang lain untuk mendengar suara Tuhan

Pengembangan sistem informasi penugasan dan monitoring siswa prakerin berbasis SMS gateway dengan Raspberry Pi diharapkan dapat membantu tim program prakerin

Sesuai dengan hasil data penelitian yang dilakukan dalam aktifitas pembelajaran pendidikan jasmani keseluruhan keterlibatan siswa dengan menggunakan metode

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

Namun pada masa kini dengan digunakannya protocol IP pada sistem module ini, akan memiliki kemampuan untuk mengatur bandwidth yang akan digunakan untuk media transmisi