• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran - PENGARUH PRICE, BRAND IMAGE DAN COUNTRY OF ORIGIN TERHADAP PURCHASE INTENTION SEPEDA MOTOR MEREK HONDA (Studi Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran - PENGARUH PRICE, BRAND IMAGE DAN COUNTRY OF ORIGIN TERHADAP PURCHASE INTENTION SEPEDA MOTOR MEREK HONDA (Studi Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamm"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan Kotler dan Keller, (2009). Sedangkan Assauri, (2010) menjelaskan pemasaran yaitu kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Menurut Kotler dan Keller, (2009) Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa bisa sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan seorang melanggan yang siap untuk membeli. Dengan demikian yang dibutuhkan hanyalah memastikan produk dan jasa tersedia.

2. Ruang Lingkup Manajemen Pemasaran

(2)

batasan pengertian mengenai manajemen pemasaran seperi diatas, maka akan tercakup ruang lingkup yang sangat luas. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa manajemen pemasaran mencakup seluruh filsafat, konsep, tugas, dan proses manajemen pemasaran Assauri, (2010).

3. Price (Harga)

Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang seringkali dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian dan tidak bisa dikesampingkan oleh perusahaan. Assauri (2010) harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang masih kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Sedangkan Tjiptono (2008) me nambahkan harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Mungkin harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan; fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu Kotler dan Keller, (2009).

(3)

1. Memperoleh laba yang maksimum salah satu tujuan yang paling lazim dalam penetapan harga adalah memperoleh hasil laba jangka pendek yang maksimum.

2. Mendapatkan share pasar tertentu, sebuah perusahaan dapat menetapkan tingkat harga untuk mendapatkan atau meningkatkan share pasar, meskipun mengurangi tingkat keuntungan pada masa itu.

3. Memerah pasar (market skimming). Prusahaan mengambil manfaat memperoleh keuntungan dari bersedianya pembeli dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli yang lain karena barang yang ditawarkan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi mereka.

4. Mencapai tingkat hasil penjualan maksimum pada waktu itu. Perusahaan menempatkan harga untukmemaksimumkan penerimaan penjualan pada masa itu.

5. Mencapai keuntungan yang ditargetkan. Perusahaan menetapkan harga tertentu untuk dapat mencapai tingkat labayang berupa rateof return yang memuaskan,

6. Mempromosikan produk. Perusahaan menetapkan harga khusus yang rendah untuk mendorong penjualan bagi produknya,bukan semata-mata berjuang mendapatkan untung yang besar.

4. Brand image (Citra merk)

(4)

yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi (barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok penjual dan yang membedakannya dari produk. Sedangkan brand image (citra merk) adalah cerminan sebuah produk yang pertama kali dilihat sebelum pengambil keputusan untuk membeli ataupun ketertarikan (minat) untuk membeli suatu produk.

Menurut Keller dalam Ferrinadewi (2008) brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Bahwa pemahaman tentang merek merupakan ingatan alam bawah sadar konsumen terhadap merk itu sendiri.

Ferrinadewi (2008), brand image terdiri dari 2 komponen yaitu brand association atau asosiasi merek dan favorability, strength & uniqueness of brand association atau sikap positif, kekuatan dan keunikan

merek.

(5)

5. Country of origin (Negara asal)

Kebanyakan konsumen sekarang ini sangat kritis dalam memilih suatu produk, mereka tidak hanya melihat dari segi harga ataupun brand image suatu produk. Country of origin atau negara asal suatu produk juga

sangat diperhatikan dalam pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009), persepsi negara asal atau country of origin perception adalah asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah negara.

Pejabat pemerintah ingin memperkuat citra negara mereka untuk membantu pemasar domestik yang melakukan ekspor. Sikap terhadap country of origin dapat berganti sepanjamg waktu Kotler dan Keller (2009).

Isu-isu yang terjadi disebuah negara dapat mempengaruhi citra negara asal sehingga mempengaruhi penjualan atau ketertaikan konsumen menggunakan produk dari negara tersebut. Sehingga setiap negara berlomba-loba dalam menciptakan citra negarannya yang baik demi menarik konsumen untuk menggunakan produk dari negara tersebut.

(6)

juga sebaliknya persepsi negatif dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen untuk menggunakan produk tersebut.

6. Purchase intentions (Minat beli)

Tujuan dari sebuah perusahaan menciptakan dan memasarkan produk salah satunya adalah menarik minat beli konsumen. Karena pembelian biasanya diawali dari ketertarikan atau minat beli akan suatu produk. Berbagai cara dilakukan oleh penjual ataupun produsen untuk menarik minat beli konsumen guna meningkatkan penjualan dan meraih keuntungan yang maksimal. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan mudah oleh penjual atau produsen. Oleh karena itu penjual perlu memahami berbagai faktor yang menjadi daya tarik konsumen dalam pembelian.

(7)

Tahap kognitif adalah tahap yang terdiri dari kesadaran atau pemahaman penerima pesan. Dalam tahap ini dalam pikiran penerima pesan dapat dipengaruhi oleh pesan dalam iklan tersebut. Karena itu, tahap ini terfokus pada iklan tersebut.

b. Tahap Afektif

Tahap afektif adalah tahap yang terdiri dari kesuksesan dan kecenderungan penerima pesan akan produk yang di iklankan. Pada tahap ini penerima pesan dipengaruhi alam emosinya. Sama halnya pada tahap kognitif, terhadap afektif ini terfokus pada iklannya. Komponen afektif meliputi sikap, evaluasi, perasaan tertentu pada produk yang pesan-pesannya telah menyentuh konsumen.

c. Tahap Konatif

Tahap konatif merupakan tahap pembbelian oleh penerima pesan. Tahap ini mengacu pada tindakan. Semua berakhir pada perubahan tentang seberapa jauh efektivitas dari produk yang di iklankan, karena iu tahapan ini berfokus pada produknya. Kepuasan maupun ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. Jika konsumen merasa puas akan suatu produk maka kemungkinan untuk melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk atau jasa akan lebih tinggi.

(8)

itu muncul melalui berbagai rangkaian proses, antara lain: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, dan akhirnya akan timbul sebuah minat beli yang ada pada diri konsumen.

7. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang telah mengkaji Pengaruh Price, Brand Image dan Country Of Origin Terhadap Purchase Intention Sepeda

Motor Merk Honda antara lain:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul

Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian ini 1 Yanthi

dan Jatra, 2015

Pengaruh

Country Of

Origin, Brand

Image, Dan

Perceived Quality

Terhadap

Minat Beli

Sepeda Motor Honda Beat Di Kota Denpasar

1) Country of origin berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap minat beli. 2) Variabel brand image berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap minat beli. 3) Variabel perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

Terletak pada

variabel penelitian.

Peneliti hanya

menggunakan variabel brand image

dan country of origin

terhadap purchase intention.

Selanjutnya peneliti menambahkan

pengaruh price

terhadap purchase intention.

2 Rizky

dan Yasin, 2014

Pengaruh

promosi dan

harga terhadap

minat beli

perumahan

Obama PT.

Nailah Adi

Kurnia Sei

Mencirim Medan

Bahwa promosi dan

harga berpengaruh

positif terhadap minat

beli, harga

berpengaruh positif terhadap minat beli, variable promosi dan harga secara

bersama-sama berpengaruh

terhadap minat beli.

Terletak pada

variabel penelitian. Peneliti

menambahkan variabel brand image

dan country of origin

(9)

3 Arista dan Astuti, 2011 Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan

Merek, dan

Citra Merek

terhadap Minat Beli Konsumen

iklan berpengaruh

terhadap minat beli,

kepercayaan merek

berpengaruh terhadap minat beli, dan citra

merek tidak

berpengaruh terhadap minat beli.

Terletak pada

variabel penelitian.

Peneliti hanya

menggunakan variabel citra merek terhadap minat beli.

8. Kerangka Pemikiran

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2016), mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

1. Hubungan antara Price dan Purchase Intention

Menurut Tjiptono (2008), harga berfungsi dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Minat beli konsumen tidak hanya keinginan untuk membeli suatu produk, namun juga dengan melihat kemampuan daya beli serta kesesuaian harga dengan kualitas.

(10)

menyimpulkan bahwa harga berpengaruh positif secara parsial dan simultan terhadap minat beli.

2. Hubungan antara Brand Image dan Purchase Intention

Terdapat hubungan antara brand image dan purchase intention (minat beli), menurut Ferrinadewi (2008), brand image merupaka persepsi merek yang nantinya persepsi ini akan digunakan oleh konsumen dalam evaluasi alternatif merek yang akan dipilih. Artinya minat beli seseorang berawal dari melihat brand image yang sesuai dengan keinginan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yanthi dan Jatra (2015), meneliti tentang pengaruh country of origin, brand image, dan perceived quality terhadap minat beli, menyimpulkan bahwa brand

image, berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli.

3. Hubungan antara Country of Origin dan Purchase Intention

Terdapat hubungan antara country of origin dan purchase intention (minat beli), menurut Kotler dan Keller (2009), persepsi negara

asal dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen secara langsung dan tidak langsung. Kekhawatiran bagi pemasar global adalah bagaimana maslah politik tentang negara asal mereka dapat mempengaruhi persepsi tentang produk mereka.

(11)

perceived quality terhadap minat beli, menyimpulkan bahwa country of

origin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Keterangan garis:

= Hubungan secara parsial

= Hubungan secara simultan

9. Hipotesis

Atas dasar pertimbangan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah : H1 = Price, brand image, dan country of origin secara simultan

berpengaruh terhadap purchase intention

H2 = Price secara parsial berpengaruh terhadap purchase intention PRICE (X1)

PURCHASE INTENTION (Y) H2

H3 BRAND IMAGE (X2)

COUNTRY OF ORIGIN (X3)

(12)

H3 = Brand image secara parsial berpengaruh terhadap purchase intention

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Brand Image, Product Quality dan Perceived Price terhadap Purchase Intention pada Daihatsu Sigra, Surya Angtonio, Universitas Multimedia Nusantara1.

seseorang calon pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali suatu merek (Durianto 2004:7). Selain itu faktor yang juga mempengaruhi adalah asosiasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan formulasi amelioran yang tepat dari kapur, beberapa unsur mikro (Cu, Fe, Mn, Zn) dan garam NaCl dalam

atas, maka diperoleh r hitung 0,110 < r tabel 0,279, berarti bahwa hubungan yang ada pada variabel ini adalah positif dan memiliki nilai signifikan yang

“Aspek Sosial dan Politik Dari Sitem Pertanian Perkebunan.” Dalam Perkebunan Indonesia Di Masa Depan... “Garden Use and Household Economy in Rural Java.” Bulletin of

Kotler (2012), Citra pembuat mencerminkan komitmen psikologis pelanggan/konsumen terhadap merek tertentu dan merupakan harapan/keinginan dan tujuan para

PENGARUH BRAND AMBASSADOR DAN EVENT SPONSORSHIP TERHADAP PURCHASE INTENTION DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( Studi Kasus Produk Smartphone Vivo pada

The impact of brand equity on purchase intention and brand preference-the moderating effects of country of origin image.. Mothersbaugh, D., &