• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK X DENGAN METODE PEMBELAJARAN BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK X DENGAN METODE PEMBELAJARAN BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA

PRASEKOLAH DI TK X DENGAN METODE

PEMBELAJARAN

BEYOND CENTERS AND CIRCLE

TIME

(BCCT) DAN DI TK Y DENGAN METODE

PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

Hanifah Ayu Adinda

hanifahadinda@gmail.com

Dosen Pembimbing : Dra. Lisa Ratriana, M.Si

Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644

ABSTRACT

The aim of this research is to see the description of self confidence in two learning methods, which isBeyond Centers and Circle Time (BCCT) and conventional. This research used a quantitative descriptive method to analyze the data gathered and qualitative method (observation) to gather the data, and involved 38 pre-school children. The result of this research shows that the self confidence of children that use the BCCT method have an average score of 8,63 and the self confidence of children that use the conventional method have an average score of 3,58. (HAA)

Keywords: Beyond Centers and Circle Time (BCCT), Self-confidence, children education

ABSTRAK

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu melihat gambaran kepercayaan diri pada 2 metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (BCCT) dan metode pembelajaran konvensional. Penelitian menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk menganalisis hasil data dan metode kualitatif (observasi) untuk mengumpulkan data, yang melibatkan 38 anak usia pra-sekolah. Hasil penelitian menunjukkan nilai kepercayaan diri anak yang menggunakan metode BCCT memiliki nilai rata-rata yaitu 8,63, dan nilai kepercayaan diri anak yang menggunakan metode konvensional memiliki nilai rata-rata yaitu 3,58. (HAA)

(2)

PENDAHULUAN

Usia prasekolah adalah usia dini dimana anak sebelum menginjak masa sekolah (Teviana dan Yusiana, 2012). Anak usia dini juga disebut sebagai masa Golden Age, yang berlangsung dari usia 0-6 tahun, pada masa ini terjadi berbagai perubahan pada anak, seperti munculnya kepekaan anak terhadap stimulus dan meningkatnya kemampuan berkomunikasi (Pratisti, 2008). Anak berkembang melalui interaksi dengan lingkungan, dan anak tidak berkembang secara otomatis, namun dipengaruhi oleh cara lingkungan memperlakukan mereka (Martani, 2012). Lingkungan pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah lingkungan keluarga, dimana orangtua sebagai sosok yang paling berperan (Cimi, dkk, 2012). Selanjutnya anak akan berinteraksi dengan lingkungan keduanya yang tidak lain adalah lembaga pendidikan (Rahman, 2009).

TK Y merupakan salah satu lembaga pendidikan anak yang bertempat di Tangerang. Berdasarkan dari hasil observasi peneliti, proses pembelajaran di sekolah ini menggunakan metode konvensional dan proses pembelajaran masih berfokus pada guru. Metode konvensional atau yang merupakan pembelajaran klasikal, pada umumnya lebih mengutamakan hapalan daripada penegertian, lebih fokus pada area akademis seperti matematika, lebih mengutamakan hasil daripada proses, dan merupakan metode yang menggunakan pendekatan “teacher center” atau berpusat pada guru (Suyono, 2012). Metode konvensional ini dianggap praktis, karena tidak menggunakan metode yang sulit, dan metode ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk mengembangkan daya intelektual murid (Siregar, 2012).

Namun seiring perkembangan zaman, berkembang pula strategi-strategi pembelajaran yang ada, dimana strategi pembelajaran yang menggunakan metode yang lebih menekankan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar (Wijarnoko, 2011). Saat ini lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini sudah mulai mencoba untuk mengadopsi beberapa metode pembelajaran dari luar negeri (Mufrihatin, 2008). Salah satu metode alternatif yang sudah diadopsi adalah metode pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (BCCT) atau pendekatan yang akrab dipanggil metode sentra.Salah satu faktor yang membedakan metode pembelajaran BCCT dengan metode pembelajaran tradisional adalah pengajaran di metode BCCT bersifat tidak langsung (non-direct teaching), dimana guru tidak menyuruh, melarang, dan tidak boleh marah pada murid secara langsung, namun, guru hanya membantu memberikan sebuah pijakan (scaffolding) pada anak (Arriyani & Wismiarti, 2010).TK X merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menggunakan metode pembelajaran BCCT, yang terletak di Tangerang. Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, TK X mencoba untuk menerapkan metode BCCT dengan tujuan untuk mengoptimalkan perkembangan anak muridnya. Model BCCT ini merupakan pendekatan yang menggunakan metode permainan, yang mempunyai landasan filosofi kontruktivisme yang mana pembelajarannya menekankan bahwa belajar tidak sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan pengetahuannya di benak mereka sendiri (Lestarini, 2013).

(3)

Meskipun dalam pendidikan terdapat berbagai metode pembelejaran, namun Solehuddin (dalam Djoehaeni, 2005) menjelaskan bahwa secara umum pendidikan prasekolah dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan, pendidikan prasekolah hendaknya tidak berorientasi akademik, tetapi hendaknya dapat menyediakan pengalaman-pengalaman belajar bagi anak, disamping itu program pendidikan prasekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan perkembangan anak. Dalam proses pembelajaran seluruh kecerdasan yang ada pada anak akan terstimulus, baik yang bersifat akademik ataupun bukan, dan tidak hanya diajarkan materi akademis seperti membaca dan menulis saja, namun kecerdasan intrapersonal juga (Prawistri ,2013). Percuma saja ketika anak pandai berhitung, membaca, menulis tetapi mereka tidak mempunyai rasa percaya diri dan malu untuk tampil (Prawistri ,2013).

Anita Lie (dalam Ningsih, 2014), menjelaskan pentingnya percaya diri bagi kehidupan anak, anak yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik atau memiliki kemampuan untuk belajar cara menyelesaikan tugas tersebut, memiliki keberanian serta kemampuan untuk meningkatkan prestasinya sendiri, akan dipercaya oleh orang lain, dan akan tumbuh dalam pengalaman dan kemampuan sehingga menjadi pribadi yang sehat dan mandiri.

Fokus penelitian ini adalah kepercayaan diri anak usia 5 sampai dengan 6 tahun (kelompok B) di dua sekolah dengan metode pembelajaran yang berbeda, dalam hal ini yaitu TK X yang menggunakan metode BCCT dan di TK Y yang menggunakan metode konvensional. Berdasarkan dari penjelasan fenomena dan teori di atas, peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan yaitu mengetahui gambaran kepercayaan diri anak usia prasekolah dengan dua metode pembelajaran yang berbeda, dalam hal ini yaitu metode BCCT dan metode konvensional. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Kepercayaan Diri Anak Usia Prasekolah di TK X dengan Metode Pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (BCCT) dan di TK Y dengan Metode Pembelajaran Konvensional

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian dan Teknik Sampling

Pengambilan subjek dalam penelitian ini diambil dari dua sekolah yang berbeda di daerah Serpong, Tangerang, yaitu TK X dan TK Y. Karakteristik partisipan pada penelitian ini merupakan anak pra-sekolah yang berusia 5-6 tahun, yaitu merupakan anak kelompok B, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang terdaftar pada sekolah TK X dan TK Y, dan tidak memiliki gangguan perkembangan. Teknik pengambilan yang digunakan adalah purposive sampling yang merupakan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009).

Desain Penelitian

Penelitian menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk menganalisis hasil data dan metode kualitatif (observasi) untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2009) penelitian deskriptif

(4)

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (variabel yang yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan juga tidak mencari hubungan dari variabel.

Alat Ukur Kepercayaan Diri

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang dibuat oleh peneliti berdasarkan dari aspek kepercayaan diri oleh Peter Lauster (dalam Hikmah, 2012), yang terdiri dari lima aspek yaitu optimis, mandiri, ambisi, tidak berlebihan, dan toleransi. Pada alat tes ini peneliti menggunakan behavioral checklist dan menggunakan teknik skala dari Gutmann, yang hanya memberikan 2 pilihan pernyataan, dalam alat tes ini yaitu “Ya” atau “Tidak”, untuk jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Alat ukur behavioral checklist kepercayaan diri terdiri dari 10 item. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas menggunakan Kuder-Richardson formula (K-R 20) yang dibantu dengan Microsoft Excel 2007, didapat K-R 20 adalah > 0.60 (0.821 > 0.60), maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas alat ukur kepercayaan diri baik. Dalam pengisian behavioral checklist berdasarkan observasi peneliti dan 1 rekan peneliti.

Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian meliputi beberapa tahap, berawal dari melakukan pencarian sekolah dengan metode BCCT dan metode konvensional di daerah Tangerang, lalu menentukan sekolah yang tepat untuk melakukan penelitian, kemudian meminta izin untuk melakukan observasi dengan kepala sekolah yang bersangkutan dan menentukan jadwal observasi yang disesuaikan dengan kesediaan sekolah. Sebelum melakukan observasi peneliti memberikan instruksi kepada rekan observer agar tidak terjadi kesalahan dalam menilai perilaku, kemudian melakukan observasi pada siswa/i di sekolah yang menggunakan metode BCCT (TK X), dan melakukan observasi pada sekolah yang menggunakan metode pembelajaran konvensional (TK Y).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan dari data yang di dapat pada masing-masing sekolah, dapat terlihat Mean (nilai rata-rata) pada anak yang menggunakan metode pembelajaran BCCT adalah 8,63, sedangkan anak yang menggunakan metode pembelajaran konvensional memiliki nilai Mean 3,58.

Konvensional BCCT N Valid Missing 19 19 19 3,58 19 8,63 Mean

(5)

Jika seluruh data di gabungkan dan di hitung, maka akan didapat nilai rata-rata (Mean) yang dapat dilihat pada tabel berikut :

N Mean

SCORE 38 6,11

Peneliti kemudian melihat norma dari variable kepercayaan diri, dengan mengelompokan data menjadi dua kelompok yaitu “tinggi” dan “rendah”. Pengelompokan norma ini ditentukan dengan melihat nilai mean (nilai rata-rata) dari seluruh data yang di dapat dengan rumus :

− Tinggi : x > (mean) = x > 6,11

− Rendah : x < (mean) = x < 6,11

Berdasarkan dari hasil rumus diatas, maka pengelompokan pada variabel kepercayaan diri sebagai berikut:

- Murid yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi adalah murid yang memiliki nilai/skor lebih dari 6,11 (x > 6,11).

- Sedangkan, murid yang memiliki kepercayaan diri rendah adalah murid yang memiliki nilai/skor kurang dari 6,11 (x < 6,11).

Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa seluruh anak yang menggunakan metode pembelajaran BCCT memiliki nilai yang termasuk dalam kelompok “tinggi”, dan untuk anak yang menggunakan metode pembelajaran konvensional terdapat 18 sampel (N=18) yang termasuk dalam kelompok “rendah” dan 1 sampel yang termasuk dalam kelompok “tinggi”.

Responden BCCT Konvensional Nilai Deskripsi Nilai Deskripsi

1 9 Tinggi 5 Rendah 2 10 Tinggi 1 Rendah 3 8 Tinggi 3 Rendah 4 10 Tinggi 6 Rendah 5 8 Tinggi 6 Rendah 6 8 Tinggi 2 Rendah 7 9 Tinggi 7 Tinggi 8 9 Tinggi 2 Rendah 9 7 Tinggi 5 Rendah 10 9 Tinggi 3 Rendah 11 8 Tinggi 5 Rendah 12 8 Tinggi 6 Rendah 13 8 Tinggi 1 Rendah 14 8 Tinggi 1 Rendah 15 10 Tinggi 4 Rendah 16 8 Tinggi 4 Rendah 17 9 Tinggi 3 Rendah 18 9 Tinggi 2 Rendah 19 9 Tinggi 2 Rendah

(6)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu melihat gambaran kepercayaan diri pada 2 metode pembelajaran yang berbeda, dalam hal ini yaitu metode pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (BCCT) dan metode pembelajaran konvensional. Peneliti melihat kedua gambaran masing-masing metode pembelajaran tanpa melakukan uji perbandingan. Penelitian ini melibatkan 38 anak dengan usia 5-6 tahun, atau yang termasuk kelas kelompok B. Berdasarkan hari hasil perhitungan data, 19 partisipan (TK X) yang menggunakan metode pembelajaran BCCT memiliki nilai rata-rata (mean) yaitu 8,63, jika ditinjau berdasarkan norma, seluruh 19 partisipan yang menggunakan metode BCCT termasuk dalam kelompok norma “tinggi” atau memiliki nilai lebih tinggi dari nilai mean yaitu 6,11 (x > 6,11). Kemudian hasil perhitungan data untuk 19 partisipan (TK Y) yang menggunakan metode konvensional memiliki nilai rata-rata (mean) yaitu 3,58, dan jika ditinjau berdasarkan norma, terdapat 1 partisipan yang termasuk dalam kelompok norma “tinggi” dan 18 partisipan termasuk dalam kelompok norma “rendah” atau memiliki nilai kurang dari nilai mean yaitu 6,11 (x < 6,11).

Saran

Bagi lembaga pendidikan anak usia dini, khususnya untuk para pengajar sebaiknya lebih mengenali atau memahami perkembangan anak agar dapat membantu anak untuk bertumbuh kembang secara optimal. Begitu juga dengan orangtua ataupun wali anak, dengan memiliki pemahaman mengenai perkembangan anak dapat membantu anak untuk betumbuh kembang, tidak hanya difasilitasi oleh sekolah saja, namun di rumah pun anak diharapkan untuk diberikan stimulus yang tepat. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika lembaga pendidikan mengadakan seminar yang dapat membantu pengajar maupun orangtua murid lebih memahami perkembangan anak.

Untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian lain seperti melakukan penelitian yang menggunakan pretest-postest untuk melihat adanya efektifitas atau peningkatan, atau uji perbandingan atau perbedaan, dalam tujuannya yaitu menambah ilmu pengetahuan dan melengkapi kekurangan yang ada dalam penelitian ini.

REFERENSI

Arriyani, N., & Wismiarti. (2010). Panduan pendidikan sentra untuk PAUD : Sentra main peran. Jakarta : Pustaka Al-Falah.

Cimi, A., Erlyani, N., & Rahmayanti, D. (2012) Hubungan Pola Asuh Orangtua DenganKepercayaan Diri Anak Di Taman Kanak-Kanak Putra 1 Banjarmasin.

Djoehaeni, H. (2005). Pengembangan Potensi Anak Usia Dini melalui Penerapan Kelas yang Berpusat pada Anak. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK

/197007241998022HENY_DJOEHENI/JURNALPENDEKATAN_KELAS_BERPUSAT_P ADA_ANAK .pdf. pada tanggal 21 April 2014.

Hikmah. (2012) Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri dan Prestasi Belajar PAI Siswa MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(7)

Lestarini, Y. (2013). Penerapan model pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (BCCT) untuk menigkatkan minat dan aktivitas belajar anak kelompok B TK Bumi Gora BPKBM NTB. 3. Ningsih, O. R. M. (2014). Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui Metode Show & Tell Pada Anak

Kelompok A TK Marsudi Putra, Dagaran, Palbapang, Bantul, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta.

Mufrihatin. (2008). Aplikasi Metode BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

Martani, W. (2012). Metode Stimulasi dan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini. Jurnal Psikologi, 39 (1).

Pratisti, W. D. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Prawistri, A. R. H. (2013). Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Kelompok B Melalui Kegiatan Bermain Aktif Di TK Pembina Kecamatan Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas ilmu pendidikan Universitas Negri Yogyakarta.

Rahman, U. (2009). Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. Lentera Pendidikan, 12 (1). Siregar, H. A. (2012). Pengaruh Model Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa

Kelas X Di SMK Negri 1 Binjai T. A. 2011/2012. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Negri Medan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyono. (2012). Pengaruh Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas IV SDN Kajengan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Salatiga: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.

Teviana, F., & Yusiana, M. A. (2012). Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Kreativitas Anak. Jurnal STIKES, 5(1).

Wijarnako, N. (2011). Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Menggunakan Metode Konvensional Dan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Kelas V SD Negeri 1 Arjosari Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

&#34;You get the weapon we can use, and I'll make certain Ishtar gets it right where it will hurt the most.&#34; Grimly, she closed her eyes and knotted her fists. For the sake of

Hasil penelitian ini diharapkan membe- rikan informasi tentang profil proses kognitif siswa dalam pemecahan masalah matematika sehingga infor- masi tersebut dapat dijadikan

Hal ini kemungkinan berasosiasi dengan batuan granit di daerah ini, sedangkan pada bagian timur menunjukkan nilai tahanan jenis yang rendah yang diduga merupakan batuan dasar di

3.0, diperoleh, nilai resistivitas pada lapisan yang terdeteksi, ketebalan masing-masing lapisan dan kedalaman lapisan membentuk litologi tanah (dalam ρ)

Dia mengatakan bahwa : komunikasi massa adalah pesan –pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada jumlah orang besar.. “definisi tersebut memberikan batasan pada komponen

Sehubungan dengan dilaksanakan tahapan klarifikasi teknis dan negosiasi harga terhadap paket pekerjaan tersebut diatas maka dengan ini kami POKJA Pada Dinas Pekerjaan Umum Dan

Sirup yang diperoleh fraksi tidak larut etil asetat yang mengandung alkaloid bunga kembang sepatu kurang stabil selama 4 minggu penyimpanan ditinjau dari respon

Permintaan jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan untuk pangan, pakan, dan industri. Peluang ekspor juga semakin meningkat karena negara