• Tidak ada hasil yang ditemukan

''Dan, hanya sedikit di antara hamba-hamba-ku yang mau bersyukur.'' (QS Saba' [34]: 13).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "''Dan, hanya sedikit di antara hamba-hamba-ku yang mau bersyukur.'' (QS Saba' [34]: 13)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DI TULIS ULANG OLEH YUSEP ISKANDAR R

''Dan, hanya sedikit di antara hamba-hamba-Ku yang mau bersyukur.'' (QS Saba' [34]: 13). Dengan wajah sedih, seorang laki-laki datang kepada seorang ulama. Dia mengeluhkan kefakiran dan berbagai kemalangan hidup yang dialaminya. Ulama tersebut berkata, ''Apa kamu mau penglihatanmu diambil dan diganti dengan seribu dinar?'' Orang itu berkata, ''Tidak.'' Sang ulama bertanya lagi, ''Apa kamu senang menjadi orang bisu dan diberi seribu dinar?'' Orang tersebut menjawab, ''Tidak.'' Sang ulama yang dikenal saleh itu kembali bertanya, ''Apa kamu mau dua tangan dan dua kakimu buntung, lalu kamu mendapatkan dua puluh ribu dinar?'' Orang tersebut lagi-lagi menjawab, ''Tidak.''

''Apa kamu mau jadi orang gila dan dikasih sepuluh ribu dinar?'' tanya sang ulama lagi. Dan, sekali lagi orang tersebut mengatakan, ''Tidak.'' Maka, sang ulama bijak itu pun berkata, ''Terus, apa kamu ini tidak malu kepada Tuhanmu yang telah memberimu harta senilai puluhan ribu dinar?'' Kisah ini berbicara, betapa banyak orang salah persepsi, dikiranya nikmat hanya sebatas harta dan materi semata. Mereka tidak menyadari bahwa nikmat Allah meliputi segala hal: keimanan, kesehatan, keluarga, tempat tinggal, kepandaian, teman yang baik, pemimpin yang adil, tumbuh-tumbuhan, makanan, dan sebagainya. Itu semua adalah nikmat yang harus disyukuri, baik kita memintanya maupun tidak.

Untuk menjadi orang bersyukur, setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Pertama, mengetahui apa itu nikmat dan meyakini sepenuhnya bahwa nikmat tersebut adalah pemberian Allah. Kedua, bahagia dan gembira dengan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Dan, ketiga, melakukan hal-hal yang disukai oleh Pemberi Nikmat, baik melalui lisan dengan ucapan

''Alhamdulillah'' maupun melalui perbuatan-perbuatan yang disukai-Nya.

Bersyukur dalam Kesempitan Oleh : Abduh Zulfidar Akaha

Republika    

   

(2)

Dzikir Setiap Saat "Hai orang orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan, bertasbihlah kepada-Ku diwaktu pagi dan petang." (QS Alahzab [33]: 41-42).

Allah SWT senantiasa menyanjung dan memuji hamba-hambanya yang selalu berdzikir. Dzikir adalah ruh dari perbuatan baik sebagai bentuk ketaatan menjalani perintah-Nya. Sebuah perbuatan yang baik jika tidak disertai dzikir, maka ia adalah laksana tubuh yang tidak mempunyai ruh. Tubuh yang tidak mempunyai ruh, maka ia dinamakan sebagai mayat. Mayat tak lebih berharga pula, maka dia disebut bangkai. Shalat, berhaji, dan berjihad hingga ibadah-ibadah sunah lainnya haruslah senantiasa disertai pula dengan dzikir kepada-Nya: "... Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS Aljumu'ah [62]: 10).

Allah telah menegaskan berulang-ulang bahwa kesuksesan dalam beribadah dan kebahagiaan itu terkait dengan memperbanyak mengingat-Nya. Maka, janganlah kamu sekali-kali lupa kepada perintah-perintahnya itu. "Dan, sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS Alaraaf [7]: 205). "Sesungguhnya, perumpamaan orang orang yang berdzikir kepada Allah itu dan orang-orang yang tidak berdzikir kepada-Nya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati." (HR Abu Musa). "Perumpamaan rumah yang disebut dengan nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak disebut dengan nama Allah di dalamnya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati." (HR Imam Muslim).

Maka, sesungguhnya mereka yang berdzikir itu ibaratnya seperti orang yang hidup dalam rumah kehidupan. Sedangkan, orang yang lalai berdzikir kepada Allah itu seperti orang yang mati dalam rumah kematian. Jasad orang yang lalai berdzikir kepada Allah adalah kuburan bagi hati mereka, dan hati mereka itu seperti mayat yang ada dalam kuburan. Orang yang senantiasa tidak lalai mengingat Allah di kala duduk dan berbaring, di kala pagi dan petang, sesungguhnya mereka telah hidup sesuai dengan firman dan petunjuk Allah SWT. Merekalah orang yang beruntung menjalani hidup di dalam rumah kehidupan dunia yang penuh berbagai cobaan sebelum kematian sesungguhnya datang menghampiri.

Republika, Hikmah Dengan Dzikir

Oleh : Ridho Adriansyah Dunia Makrifat, Dunia Kebahagiaan

( KH Abdullah Gymnastiar )

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Da'tsur melihat Rasulullah SAW duduk sendirian di bawah pohon kurma. Saat itu beliau tengah istirahat. Segera saja ia menghampiri beliau, menghunus pedang lalu menodongkannya ke leher Rasulullah SAW.

"Wahai Muhammad, sekarang engkau sendirian. Siapa yang akan menolongmu?," gertak Da'tsur. Dengan mantap Rasulullah bersabda, "Allah!" Mendengar kata "Allah", Da'tsur langsung gemetar, lemas sekujur tubuhnya, hingga pedang yang dihunusnya jatuh. Rasul segera mengambil pedang itu, lalu balik menodongkannya pada Da'tsur, "Sekarang, siapa yang akan menolongmu?," seru beliau. "Tidak ada wahai Muhammad, kecuali engkau mau menolongku!" Bagi para ahli makrifat, kisah ini sangat mudah dibaca. Dengan sangat cepat, Rasulullah SAW mampu mengalihkan perhatian dari makhluk kepada kepada Dzat Yang Menguasai makhluk. Mata beliau melihat Da'tsur, namun hati belua fokus kepada Allah yang menguasai Da'tsur. Sehingga apa yang beliau ucapkan sangat powerfull. Kata "Allah" diucapkan sepenuh keyakinan. Itulah yang membuat Da'tsur terguncang.

(3)

Salah satu kunci makrifat adalah kecepatan kita dalam mengalihkan fokus pandangan dari makhluk kepada Al-Khaliq. Mata melihat makhluk, telinga mendengar suara, kulit merasa, namun hati dan pikiran yang mengendalikan semua itu terhubung dan tembus kepada Allah. Nah, kecepatan kita mengalihkan fokus pandangan, akan menentukan kualitas hidup dan kebahagiaan diri kita. Semakin cepat mengalihkan perhatian kepada Allah, semakin cepat pula kita meraih kebahagiaan, kedamaian dan ketenangan hakiki. Sebab, dunia ma'rifat adalah dunia kebahagiaan, kedamaian dan ketenangan. Allah Swt. berfirman, Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS Al Baqarah [2]: 155-157).

Karena itu, jangan sampai kesibukkan kita bekerja, berbisnis, dan hiruk-pikuk duniawi melalaikan kita dari mengingat Allah. Sungguh tidak akan pernah bahagia orang yang jauh dari Allah. Dunia bukan hal yang bisa mendatangkan kebahagiaan. Dunia sekadar permainan belaka (QS Muhammad [47]: 36). Dunia sekadar sarana untuk mendekat kita pada Allah.

Maka, tidak ada pilihan bila kita ingin bahagia, kecuali hati kita tembus kepada Allah. Mata pada benda, hati pada Allah. Intinya, nikmat hidup bukan pada yang ada dan tiada. Nikmat hidup hanya ada bila kita selalu dekat dengan Yang Selalu Ada. Itulah para ulil albab. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka" (QS Ali Imran [3]: 191). Wallaahu a'lam.

Tabloid JUMAT

Republika

Keutamaan Berdzikir

''Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan, tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali.'' (QS Annisa [4]: 142). Ayat di atas menunjukkan bahwa banyak berdzikir kepada Allah SWT merupakan ciri dan identitas seorang Muslim. Dalam ayat di atas Allah SWT menunjukkan bahwa ciri-ciri orang munafik adalah mereka yang sedikit mengingat Allah SWT.

Selain sebagai identitas keislaman, dzikir adalah kebutuhan harian karena dzikir mempunyai faedah yang sangat berguna, baik dalam kehidupan dunia ataupun akhirat kelak.

Di antara keutamaan memperbanyak dzikir adalah, pertama, dengan memperbanyak dzikir maka secara otomatis dosa-dosa pun akan terampuni dan sekaligus mendapatkan pahala yang besar. Sebagaimana firman Allah SWT. ''Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Aku telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.'' (QS Al Ahzab [33]: 35). Kedua, dzikir akan memperkuat dan menyeimbangkan kejiwaan dalam menghadapi lika-liku kehidupan yang diwarnai dengan banyaknya permasalahan hidup dan berbagai macam musibah, karena dzikir dapat menjadikan hati tenang dan tenteram. Sebagaimana janji Allah SWT, ''Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.'' (QS Arra'd [13]: 28).

Ketiga, dengan banyak mengingat Allah, maka Allah pun akan banyak mengingat kita. ''Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan).'' (QS Albaqarah [2]: 152).

Keempat, dengan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, kita akan mendapatkan keberuntungan, baik di dunia ataupun di akhirat, sebagaimana firmannya, ''Dan, sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.'' (QS Al Anfal [8]: 45).

Cara memperbanyak dzikir, yaitu dengan melakukan dzikir dan doa sesuai dengan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya dalam Alquran dan sunah Nabi, di mana segala aktivitas umat Islam dari mulai tidur sampai tidur kembali, dipenuhi dengan dzikir dan doa. Wallahu a`lam bish-shawab.

Republika, 23 April 2008,

Keutamaan Berdzikir, Oleh : Wiwik Ariyani DALIL-DALIL TENTANG KEUTAMAAN BERDZIKIR

1. “Dan sesungguhnya mengingat ALLAH itu paling besar.” (QS al-Ankabut:45)

(4)

3. “Dan ingatlah kepada RABB-mu di dalam hatimu dengan merendahkan diri dan merasa takut, dengan tidak meninggikan suaramu.” (QS al-A’raf:205)

4. “Wahai orang-orang yang beriman ingatlah kepada ALLAH sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepda-NYA pada pagi dan petang hari.” (QS al-Ahzab:41-42) MAKNA DZIKIR

Dzikir menurut pemahaman salafus-shalih adalah segala perbuatan yang dapat mendekatakan diri kepada ALLAH SWT, baik berupa shalat, puasa, zakat, tasbih, tahmid, takbir, tahlil maupun membicarakan hukum halal-haram, belajar, memberi nasihat, jual-beli, nikah, hajji, dan sebagainya. Sepanjang semua itu dilakukan dengan NIAT YANG IKHLAS dan melakukannya SESUAI DENGAN SYARI’AT, maka itu termasuk dzikir. 1. Berkata Sa’id bin Jubair ra: Setiap orang yang beramal karena ALLAH adalah orang yang sedang berdzikir kepada-NYA.

2. Berkata ‘Atha bin abi Rabah: Majlis dzikir adalah majlis yang membicarakan halal dan haram, serta bagaimana seharusnya kalian berjual-beli, shalat, puasa, nikah, thalaq, hajji, dll. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA BERDZIKIR

1. Niat yang Ikhlas, dalil-dalilnya:

a. Al-Qur’an: QS al-Bayyinah, 98:5; QS al-Hajj 22:37.

b. As-Sunnah: Hadits Umar ra yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari-Muslim (Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya) c. Atsar Salafus-Shalih:

01. Berkata al-Fudhail bin ‘Iyadh: Beramal karena ingin dilihat orang adalah SYIRIK, meninggalkan amal karena takut dilihat orang adalah RIYA’, adapaun IKHLAS adalah terjaganya kamu dari kedua hal tersebut.

02. Berkata al-Harits al-Muhasibi: Orang yang benar ialah tidak peduli pada penghormatan manusia karena kesucian hatinya. Dan juga tidak suka diketahui orang kebaikannya walau sebesar biji sawi karena kebaikan amalnya. Dan iapun tidak benci jika diketahui orang kelemahannya.”

03. Berkata Abal Qasim al-Qusyairi: Ikhlas ialah mengarahkan ketaatan dengan niat kepada ALLAH Yg Maha Suci, yaitu menginginkan agar semua ketaatannya menjadi pendekatan dirinya kepada ALLAH tanpa sedikitpun keinginan-keinginan lain untuk makhluk, apalagi keinginan dipuji oleh manusia atau suka diketahui amalnya, atau segala keinginan yang lain daripada niat taqarrub kepada ALLAH SWT.” 04. Berkata Muhammad bin Sahal at-Tastari: Para orang yang pandai menafsirkan ikhlas tidak lebih dari ini: Gerak dan diamnya, baik di tengah kesepian atau keramaian hanya karena ALLAH saja, tiada bercampur sedikitpun dengan kehendak nafsu, keinginan diri ataupun keinginan duniawiah lainnya.

05. Berkata abu Ali ad-Daqqaq: Ikhlas ialah memelihara diri dari ingin diperhatikan makhluk. Sedangkan Shiddiq ialah mensucikan diri dari memenuhi keinginan nafsu.

06. Berkata Dzan Nun al-Mishri: Tanda ikhlas itu ada 3: Pertama, jika dipuji dan dicela orang tidak berpengaruh baginya. Kedua, jika ia beramal tidak riya’. Ketiga, jika amal yang dilakukan hanya untuk pahala akhirat. 2. Keutamaan Majlis Dzikir: Berzikir dalam majlis adalah disunnahkan, berdasarkan hadits-hadits berikut ini:

(5)

b. Dalam hadits lainnya: “Rasul SAW keluar dari rumahnya menuju sebuah majlis tempat berkumpul para sahabatnya, lalu beliau bersabda: Mengapa kalian duduk-duduk bersama disini? Jawab mereka: Kami disini bertahmid atas hidayah dan nikmat yang telah diberikan-NYA kepada kami sehingga kami memeluk agama Islam. Kata nabi SAW: Demi ALLAH, apakah benar kalian duduk disini hanya karena itu? Aku tidak minta kalian bersumpah tapi Jibril telah datang kepadaku dan meberitahukan bahwa ALLAH SWT telah membanggakan kalian dihadapan para malaikat.” (HR Muslim dari Mu’awiyyah) c. Dalam hadits yang lain disebutkan: Bersabda nabi SAW: “Tiada suatu kaum yang duduk-duduk sambil berdzikir pada ALLAH, melainkan para malaikat datang berkumpul, dan rahmat ALLAH meliputi mereka, dan ketentraman turun kepada mereka, dan nama-nama mereka disebutkan satu-persatu oleh ALLAH SWT dihadapan para malaikat yang ada disisi-NYA.” (HR Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri dan Abu Hurairah)

3. Hendaknya dzikir dilakukan dengan hati dan lisan, dan tidak keras-keras tapi juga tidak terlalu pelan, berdasarkan ayat: “Dan jangan kamu nyaringkan suaramu ketika shalat dan jangan pula kamu merendahkannya, tetapi hendaklah kamu lakukan diantara keduanya.” (QS al-Isra, 17:110)

4. Dzikir bagi orang yang tidak bersuci. Menurut ijma’ ulama boleh saja berdzikir dengan lisan ataupun hati bagi orang yang tidak bersuci, baik ia sedang junub, haidh, keluar darah, nifas. Baik ia membaca tasbih, tahmid, tahlil, shalawat, dll. Adapun jika membaca al-Qur’an maka para ulama berbeda pendapat, menurut mazhab Syafi’i dibolehkan membaca al-Qur’an bagi wanita haidh dan nifas jika telah berwudhu’ atau bertayammum (lih. kitab al-Adzkar, hal. 39, Imam Nawawi).

5. Sikap ketika berdzikir. Hendaknya dengan duduk sopan menghadap kiblat dengan khusyu’. Tetapi jika tidak memungkinkan maka tidak mengapa dengan kondisi apa saja yang memungkinkan karena hal tersebut merupakan afdhal (keutamaan) saja. Berdasarkan ayat: “Dan orang-orang yang berdzikir kepada ALLAH sambil berdiri, duduk dan berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi.” (QS Ali-Imran, 3:190-191), juga dalam hadits: Dari A’isyah ra berkata ; “RasuluLLAH SAW bersandar dipangkuanku sedangkan aku dalam keadaan haidh, dan beliau membaca al-Qur’an.” (HR Bukhari dan Muslim) 6. Tempat yang terlarang berdzikir. Seperti ketika buang air, berhubungan suami-istri, saat mendengarkan khutbah, saat berdiri shalat membaca Fatihah dan saat mengantuk.

MAKNA BERDZIKIR

HADITS-HADITS TENTANG BERBAGAI DZIKIR YANG SHAHIH

1. Sabda nabi SAW: “Ada 2 kalimat, yang sangat ringan di lidah, sangat berat dalam timbangan amal, dan sangat dicintai oleh AR-RAHMAN, yaitu SubhanaLLAHi wabihamdiHI subahanaLLAHil ‘azhim[1].”

2. Sabda nabi SAW: “Barangsiapa mengucapkan La ilaha illaLLAHu wahdaHU la syarikalaHU, laHUl mulku wa laHUl hamdu wa HUWA ‘ala syai’in qadir setiap hari 100 kali, maka bagaikan ia memerdekakan 10 orang budak dan diberikan 100 kebaikan dan dihapuskan 100 keburukannya, dan Syaithan tidak bisa mendekatinya pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorang yang lebih baik darinya kecuali yang membaca lebih banyak darinya. Juga dikatakan: Barangsiapa yang mengatakanSubhanaLLAH wa bihamdiHI setiap hari 100 kali, maka dihapuskan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan[2].” 3. Sabda nabi SAW: “Kebersihan itu sebagian dari Iman, mengucapkan alhamduliLLAH itu memenuhi timbangan kebaikan, mengucapkan subahanaLLAH wal hamduliLLAH itu memenuhi langit dan bumi[3].”

4. Perbuatan nabi SAW: “Adalah nabi SAW jika selesai salam dari shalatnya beliau SAW membaca istighfar 3 kali, lalu membaca ALLAHumma ANTAS salamu wa minKAs salamu tabarakTA ya DZAL Jalali wal Ikram[4].”

5. Perbuatan nabi SAW: “Adalah nabi SAW jika selesai shalat membaca ; La ilaha illaLLAH wahdaHU la syarikalaHU, laHUl mulku wa laHUl hamdu waHUWA ‘ala kulli syai’in qadir, ALLAHumma la mani’a lima a’thaiTA wa mu’thiya lima mana’TA wala yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu[5].” 6. Dan sebagainya (bisa dilihat diberbagai kitab hadits shahih)

RABBanaghfirlana wa israfana fi amrina…

---REFERENSI:

[1] HR Bukhari, 11/175; Muslim 2694; Tirmidzi 3463.

(6)

[4] HR Muslim 591; Abu Daud 1513; Tirmidzi 300, Nasa’i 3/68. [5] HR Bukhari 2/275; Muslim 593; Abu Daud 1515; Nasa’i 3/70.

al-ikhwan.net

Keutamaan Berdzikir, Berdo’a dan Bertobat

Suatu saat, selepas shalat, Rasulullah Saw berbagi sapa dan berbincang bincang dengan para sahabat tentang pelbagai hal. Dalam perbincangan itu, Rasulullah menyampaikan keutamaan majelis dzikir, do’a dan permohonan ampun kepada Allah Swt. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa Allah Swt boleh jadi mengabulkan do’a seorang hamba, menghindarkannya dari bencana yang belum turun, menyimpan pahala do’anya di akhirat atau menghapusnya dosa-dosanya. Beliau pun berceramah :

Sesungguhnya Allah Swt memiliki beberapa malaikat yang terus menerus berkeliling mencari majelis dzikir. Ketika menemukan majelis dzikir, mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Ketika majelis itu usai, mereka bubar dan kemudian naik kelangit. Ketika berada dilangit, mereka ditanya oleh Allah Swt. Yang sebenarnya lebih tahu ketimbang mereka, “Kalian datang dari mana? !”

“Kami datang dari sisi para hamba-Mu di bumi yang mensucikan-Mu, mengagungkan-Mu, mengesakan-Mu, memuji-Mu, dan memohon kepada-Mu!” jawab mereka. “Apa yang mereka minta?” tanya Allah Swt.

“Mereka memohon surga-Mu, “jawab mereka penuh takzim.

“Apakah mereka pernah melihat surga-Ku?” tanya Allah swt lebih jauh “Tidak, wahai Tuhan,” jawab para malaikat dengan takzim.

“Betapa seandainya mereka melihat surga-Ku?” kata Allah Swt.

“Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu, “ucap mereka tetap takzim. “Dari apa mereka memohon perlindungan kepada-Ku?” tanya Allah Swt lagi. “Dari Neraka-Mu, wahai Tuhan,” Jawab mereka terus dengan takzim.

“Apakah mereka melihat Neraka-Ku ?” tanya Allah Swt sekali lagi. “Tidak“ jawab mereka serempak.

“Betapa seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku,” kata Allah Swt.

“Mereka juga memohon Ampunan kepada-Mu, wahai Tuhan,” ucap mereka tetap dengan takzim.

“Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka mohon, dan melindungi mereka dari neraka,“ jawab Allah SWT.

“Wahai Tuhan, tapi dalam majelis mereka ada seseorang yang berdosa yang hanya kebetulan lewat lantas duduk bersama mereka,” lapor mereka. “Dia juga Kami ampuni. Sebab, orang yang mau duduk bersama mereka tidak celaka !” jawab Allah SWT.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi, pengelolaan, dan frekuensi kehadiran siswa keperpustakaan serta apa usaha yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan agar

PPKA Bodogol atau yang dikenal dengan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol adalah sebuah lembaga konservasi alam di daerah Lido Sukabumi dan masih merupakan bagian dari

Budaya organisasi yang telah ada dalam puskesmas pada dasarnya mempunyai pengaruh yang baik terhadap puskesmas namun akan lebih baik lagi jika budaya yang telah ada itu seperti

Yang dimaksud “pengembangan LAPS Sektor Jasa Keuangan” antara lain pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor,

pada siklus I belum mencapai tujuan yang akan dicapai. Nilai rata-rata yang harus dicapai adalah 75. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai sebesar 81,71 dalam kategori

Media pembelajaran yang dikembangkan berupa board game (papan permainan) yang diberi nama media permainan Education Fun (E-Fun). Pengembangan media permainan E-Fun

Tegasnya, Syaykh Abd Aziz bin Abd Salam telah memberi suatu sumbangan yang besar terhadap metodologi pentafsiran kepada pengajian tafsir di Malaysia.. Sumbangan

Bagaimana Pengaruh Cara Meneran Bagaimana Pengaruh Cara Meneran Terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala Terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II di Rumah Bersalin