PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) DAN
ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
Pernyataan Direksi
Ekshibit
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian A
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian B
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian C
Laporan Arus Kas Konsolidasian D
A S E T
ASET LANCAR
Kas dan bank 2f,3 3.831.972.736 21.122.803.896
Deposito berjangka 2e,4 7.115.000.000 86.700.000.000
Investasi tersedia dijual 2f,5 1.600.987.426 1.391.451.401
Piutang usaha - Pihak ketiga 2f,6 33.359.217.669 15.835.330.787
Piutang lain-lain 2f 3.500.000 65.199.200
Persediaan aset real estat 2g,7 758.209.137.933 661.171.757.454
Uang muka 8 45.399.025.959 60.164.445.671
Biaya dibayar dimuka 2h 680.531.392 996.305.786
Pajak dibayar dimuka 2p,14a 10.439.223.894 11.597.123.264
Jumlah Aset Lancar 860.638.597.009 859.044.417.459
ASET TIDAK LANCAR
Persediaan aset real estat 2g,7 924.978.874.429 981.731.878.656
Properti investasi – bersih 2j,11 1.025.764.662.291 865.603.021.639
Aset tetap – bersih 2i,10 3.382.697.943 3.017.303.313
Rekening bank yang dibatasi
penggunaannya 2f,9 - 296.794.132
Aset pajak tangguhan 2p,14f 63.541.955 63.541.955
Aset lain-lain 444.447.623 260.000.000
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.954.634.224.241 1.850.972.539.695
J U M L A H A S E T 2.815.272.821.250 2.710.016.957.154
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek 2f,12 9.973.172.029 103.245.833.000
Utang usaha - Pihak ketiga 2f,13 5.843.250.686 21.420.183.264
Utang lain-lain
Pihak ketiga 2f 191.088.212 30.523.110
Pihak berelasi 2f,2r,24 85.728.261.549 137.870.000.000
Utang pajak 2p,14b 7.186.290.102 1.551.040.996
Biaya masih harus dibayar 2f 2.966.941.384 5.225.003.260
Uang muka penjualan dan
pendapatan diterimadimuka 2f,2n,2o,15 50.539.114.044 22.127.628.687
Bagian jangka pendek dari utang
bank jangka panjang 2f,12 124.671.871.566 57.544.369.222
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 287.099.989.572 349.014.581.539
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang bank jangka panjang - setelah
dikurangi bagian jangka pendek 2f,12 658.908.358.297 515.299.101.330
Uang jaminan sewa 2f,2n 5.970.999.343 5.462.892.279
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2m,16 376.297.104 376.297.104
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 665.255.654.744 521.138.290.713
JUMLAH LIABILITAS 952.355.644.316 870.152.872.252
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
EKUITAS Modal saham
Modal dasar – 40.000.000.000 saham
Pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, nilai nominal Rp 100 per saham pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 Modal ditempatkan dan disetor penuh –
18.012.452.000 saham pada 30 Juni 2013
dan 18.000.000.000 saham pada
31 Desember 2012 18 1.801.245.200.000 1.800.000.000.000
Tambahan modal disetor 19 12.124.520.000 12.000.000.000
Perubahan nilai wajar investasi tersedia
dijual yang belum direalisasi 2f,5 247.498.273 37.962.248
Saldo laba 46.024.827.755 25.376.972.522
Ekuitas Pemilik Entitas Induk 1.859.642.046.028 1.837.414.934.770
Kepentingan Non-Pengendali 2c,17 3.275.130.906 2.449.150.132
JUMLAH EKUITAS 1.862.917.176.934 1.839.864.084.902
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.815.272.821.250 2.710.016.957.154
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
30 Juni 30 Juni
Catatan 2 0 1 3 2 0 1 2
PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA 2n,2o,20 108.046.598.496 50.451.898.974
BEBAN POKOK PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA 2n,2o,21 48.275.352.076 18.157.695.444
LABA BRUTO 59.771.246.420 32.294.203.530
Beban pemasaran 2o,22 ( 1.657.598.990 ) ( 1.672.636.913 )
Beban umum dan administrasi 2o,23 ( 12.450.302.219 ) ( 10.596.788.590 )
Pendapatan keuangan 153.686.695 1.278.777.047
Beban keuangan ( 19.608.952.364 ) ( 634.243.651 )
Pendapatan lainnya 628.950.253 -
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 26.837.029.795 20.669.311.423
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2p,14c
Kini ( 5.394.443.788 ) ( 480.047.010 )
Tangguhan - 56.379.272
Beban Pajak Penghasilan - Neto ( 5.394.443.788 ) ( 423.667.738 )
LABA PERIODE BERJALAN 21.442.586.007 20.245.643.685
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Perubahan nilai wajar investasi tersedia dijual
yang belum direalisasi 2f,5 209.536.025 ( 112.451.627 )
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 21.652.122.032 20.133.192.058
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik Entitas Induk 20.647.855.233 19.892.569.589
Kepentingan Non-Pengendali 2c,17 794.730.774 353.074.096
J u m l a h 21.442.586.007 20.245.643.685
Jumlah pendapatan komprehensif periode berjalan
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik Entitas Induk 20.857.391.258 19.780.116.568
Kepentingan Non-Pengendali 794.730.774 353.075.490
J u m l a h 21.652.122.032 20.133.192.058
Laba per Saham Dasar 2s,25 1,15 1,66
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
ditempatkan yang belum Ekuitas pemilik Kepentingan Jumlah
dan disetor direalisasi Saldo laba entitas induk Non-Pengendali ekuitas
Saldo 1 Januari 2012 1.200.000.000.000 129.618.053 607.749.207 1.200.737.367.260 2.024.682.133 1.202.762.049.393
Kepentingan Non-Pengendali atas Entitas
Anak yang baru dikonsolidasi - - - - 1.000.000 1.000.000
Jumlah pendapatan komprehensif periode berjalan - ( 112.438.768 ) 19.892.555.336 19.780.116.568 353.075.490 20.133.192.058
Saldo 30 Juni 2012 1.200.000.000.000 17.179.285 20.500.304.543 1.220.517.483.828 2.378.757.623 1.222.896.241.451
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
ditempatkan Tambahan yang belum Ekuitas pemilik Kepentingan Jumlah
Catatan dan disetor modal disetor direalisasi Saldo laba entitas induk Non-Pengendali ekuitas
Saldo 1 Januari 2013 1.800.000.000.000 12.000.000.000 37.962.248 25.376.972.522 1.837.414.934.770 2.449.150.132 1.839.864.084.902
Kepentingan Non-Pengendali atas Entitas
Anak yang baru dikonsolidasi - - - - - 31.250.000 31.250.000
Pelaksanaan waran 18,19 1.245.200.000 124.520.000 - - 1.369.720.000 - 1.369.720.000
Jumlah pendapatan komprehensif periode berjalan - - 209.536.025 20.647.855.233 20.857.391.258 794.730.774 21.652.122.032
Saldo 30 Juni 2013 1.801.245.200.000 12.124.520.000 247.498.273 46.024.827.755 1.859.642.046.028 3.275.130.906 1.862.917.176.934
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 118.934.196.970 30.595.081.706
Pembayaran untuk:
Pemasok ( 19.649.560.379 ) ( 77.293.085.168 )
Gaji dan tunjangan karyawan ( 4.717.735.990 ) ( 1.563.883.008 )
Beban usaha lainnya ( 9.390.165.219 ) ( 10.632.943.446 )
Arus kas yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 85.176.735.382 ( 58.894.829.916 )
Pembayaran pajak ( 5.839.379.756 ) ( 8.461.198.881 )
Pembayaran beban keuangan lainnya ( 19.608.952.364 ) ( 634.243.651 )
Penerimaan penghasilan bunga 153.686.695 1.278.777.047
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 59.882.089.957 ( 66.711.495.401 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pencairan deposito berjangka 79.585.000.000 -
Perolehan properti investasi ( 165.750.006.515 ) -
Pembelian aset tetap ( 649.622.046 )( 285.484.075 )
Perolehan entitas anak ( 31.250.000 )( 74.000.000 )
Perolehan aset real estat ( 57.266.070.068 ) -
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ( 144.111.948.629 ) ( 359.484.075 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari utang bank 385.799.733.051 55.000.000.000
Penerimaan pelaksanaan waran 1.369.720.000 -
Kenaikan aset lain-lain 184.447.623 547.850.257
Pembayaran utang bank ( 268.335.634.711 ) ( 5.643.489.660 )
Penurunan dari pihak berelasi ( 52.141.738.451 ) ( 3.426.000.000 )
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 66.876.527.512 46.478.360.597
PENURUNAN BERSIH DALAM KAS DAN BANK ( 17.353.331.160 ) ( 20.592.618.879 )
KAS DAN BANK PADA AWAL PERIODE 21.122.803.896 31.676.855.128
KAS DAN BANK ENTITAS ANAK YANG DIAKUISISI 62.500.000 -
KAS DAN BANK PADA AKHIR PERIODE 3.831.972.736 11.084.236.249
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Nirvana Development Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 18 Desember 2003 dengan nama PT Adipura Artha Pratama, berdasarkan Akta Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., M.Kn., No. 43. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-10765.HT.01.01.TH 2004 tanggal 30 April 2004, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 9848 Tambahan No. 79 tanggal 1 Oktober 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir dimuat dalam Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No 12 tanggal 5 Juni 2013 mengenai persetujuan perubahan kegiatan usaha Perusahaan.
Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan darat, pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa. Kegiatan usaha Perusahaan dalam bidang pembangunan, perdagangan dan properti investasi melalui Entitas Anak.
Perusahaan berkedudukan di Karet-Setiabudi, Jakarta Selatan dan Entitas Anak berkedudukan di Jakarta, Cirebon, Sukoharjo dan Pangkalan Bun. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 2009.
b. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 29 Juli 2013.
c. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK) dengan suratnya No. S-10537/BL/2012 untuk melakukan penawaran umum perdana 6.000.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 105 per saham. Pada tanggal 13 September 2012, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 13 September 2012, 12.000.000.000 saham perusahaan milik pemegang saham pendiri telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
Pelaksanaan waran seri I sampai dengan 30 Juni 2013 sebanyak 12.452.000 saham.
Pada tanggal 30 Juni 2012, seluruh saham Perusahaan sebanyak 18.012.452.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak
Perusahaan mempunyai kepemilikan saham secara langsung maupun tidak langsung pada Entitas Anak berikut (bersama dengan Perusahaan disebut “Kelompok Usaha”):
Mulai
Persentase Kepemilikan Kegiatan
(langsung dan tidak langsung) Usaha
Entitas Anak 2 0 1 3 2 0 1 2 Bidang Usaha Kedudukan Komersial
Kepemilikan saham secara langsung :
Belum operasi
PT Nirvana Property
(dahulu PT Kalista Mineral) 99,99% 99,99% Pertambangan, perdagangan, perindustian dan jasa Jakarta -
PT Nirvana Retailindo 99,99% 99,99% Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa, pertambangan, percetakan, perbengkelan, pertanian, dan
kehutanan.
Jakarta -
PT Nirvana Realty
(dahulu PT Kalista International) 99,99% 99,99% perindustrian, jasa, pertambangan, Pembangunan, perdagangan, transportasi darat, pertanian, perbengkelan dan percetakan
Jakarta -
PT Nirvana Infrastructure 99,99% 99,98% Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa, pertambangan, percetakan, perbengkelan, pertanian dan
kehutanan
Jakarta -
PT Nirvana Hotel & Resort 99,99% 99,99% Jasa perhotelan Jakarta -
Kepemilikan saham secara tidak langsung:
Beroperasi
PT Karya Bersama Takarob (melalui PT Panorama Lubuk Timur)
98,38% 98,38% Jasa, pembangunan, pengangkutan
darat, perbengkelan, percetakan, perdagangan, perindustrian, pertambangan dan pertanian
Cirebon 2008
PT Tunas Mitra Usaha (melalui PT Nirvana Infrastructure)
98,67% 98,67% Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta 2012
Belum operasi
PT Panorama Lubuk Timur
(melalui PT Nirvana Realty) 99,99% 99,99% perindustrian, pertambangan, Pembangunan, perdagangan, pengangkutan darat, pertanian,
percetakan dan jasa
Jakarta -
PT Mahardhika Karya Agung
(melalui PT Nirvana Realty) 98,67% 98,67% pembangunan, perindustrian, jasa, Perdagangan, pengangkutan, percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta -
PT Narendra Amerta (melalui PT Nirvana Infrastructure)
99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Mulai
Persentase Kepemilikan Kegiatan
(langsung dan tidak langsung) Usaha
Entitas Anak 2 0 1 3 2 0 1 2 Bidang Usaha Kedudukan Komersial
Kepemilikan saham secara tidak langsung:
Belum operasi
PT Jaya Agung Syandhana (melalui PT Nirvana Hotel & Resort)
99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta -
PT Bharata Adikarya (melalui PT Nirvana Hotel & Resort)
99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta -
PT Danapati Sukses
(melalui PT Nirvana Retailindo) 98,67% - pembangunan, perindustrian, jasa, Perdagangan, pengangkutan, percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta -
PT Sukses Mandaka Buana
(melalui PT Danapati Sukses) 98,67% - pembangunan, perindustrian, jasa, Perdagangan, pengangkutan, percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta -
PT Semesta Dunia Usaha (melalui PT Mahardhika Karya Agung)
99,99% 99,99% Pembangunan, jasa, perindustrian,
pengangkutan darat, pertanian, percetakan dan perdagangan
Jakarta -
PT Surya Lima Karya (melalui PT Mahardhika Karya Agung)
99,99% 99,99% Pembangunan, jasa, perindustrian,
pengangkutan darat, pertanian, percetakan dan perdagangan
Jakarta -
Kepemilikan saham secara
tidak langsung :
Tahap Pengembangan
PT Grahita Dana
(melalui PT Nirvana Hotel & Resort)
99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta -
PT Tristar Land
(melalui PT Mahardhika Karya Agung)
99,00% 99,00% Pembangunan, jasa, perindustrian
dan perdagangan Sukoharjo -
PT Tristar Land Development (melalui PT Mahardhika Karya Agung)
99,00% 99,00% Pembangunan, jasa, perindustrian
dan perdagangan Sukoharjo -
PT Buana Baru Prima
(melalui PT Nirvana Realty) 99,58% - pembangunan, perindustrian, jasa, Perdagangan, pengangkutan, percetakan dan pertanian
Pangkalan
Bun -
PT Danadipa Aluwung
(melalui PT Nirvana Realty) 99,00% 99,00% pembangunan, perindustrian, jasa, Perdagangan, pengangkutan, percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Jumlah Aset (Dalam Rupiah)
Entitas Anak 30 Juni 2013 31 Desember 2012
Beroperasi
PT Karya Bersama Takarob
(melalui PT Panorama Lubuk Timur) 414.775.884.861 403.879.685.435
PT Tunas Mitra Usaha
(melalui PT Nirvana Infrastructure) 8.341.173.056 7.397.931.908
Belum Operasi
PT Nirvana Property
(dahulu PT Kalista Mineral) 2.103.815.604 1.894.744.808
PT Nirvana Retailindo 10.590.711.126 10.591.491.866
PT Nirvana Realty
(dahulu PT Kalista International) 2.777.780.535.367 2.560.845.047.916
PT Nirvana Infrastructure 21.768.357.738 13.624.138.053
PT Nirvana Hotel & Resort 152.954.785.797 120.789.314.220
PT Panorama Lubuk Timur
(melalui PT Nirvana Realty) 461.915.877.430 451.618.399.967
PT Mahardhika Karya Agung
(melalui PT Nirvana Realty) 2.023.580.698.003 1.921.377.330.886
PT Narendra Amerta
(melalui PT Nirvana Infrastructure) 1.421.001.326 6.223.215.011
PT Jaya Agung Syandhana
(melalui PT Nirvana Hotel & Resort) 6.072.039.798 6.066.437.222
PT Bharata Adikarya
(melalui PT Nirvana Hotel & Resort) 5.129.003.790 5.123.681.667
PT Danapati Sukses
(melalui PT Nirvana Retailindo) 10.588.075.545 10.588.461.889
PT Sukses Mandaka Buana
(melalui PT Danapati Sukses) 75.000.000 75.000.000
PT Semesta Dunia Usaha
(melalui PT Mahardhika Karya Agung) 9.852.331.491 9.852.331.491
PT Surya Lima Karya
(melalui PT Mahardhika Karya Agung) 25.493.706.492 25.493.706.492
Tahap Pengembangan
PT Grahita Dana
(melalui PT Nirvana Hotel & Resort) 141.751.149.802 109.596.208.210
PT Tristar Land Development
(melalui PT Mahardhika Karya Agung) 398.188.377.381 315.458.484.941
PT Tristar Land
(melalui PT Mahardhika Karya Agung) 311.811.877.430 285.041.813.818
PT Buana Baru Prima
(melalui PT Nirvana Realty) 57.556.621.668 -
PT Danadipa Aluwung
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Peningkatan Modal
PT Nirvana Retailindo
Pada bulan September 2012, PT Nirvana Retailindo (“NRT”), Entitas Anak, meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 40.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 10.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 1.000.000 lembar saham sebesar Rp 10.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NRT dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 139 tanggal 29 September 2012.
PT Nirvana Infrastructure
Pada bulan September 2012, PT Nirvana Infrastructure (“NI”), Entitas Anak, meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 50.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 12.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 1.200.000 lembar saham sebesar Rp 12.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,98% menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NI dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 137 tanggal 29 September 2012.
PT Nirvana Hotel & Resort
Pada bulan September 2012, PT Nirvana Hotel & Resort (“NHR”), Entitas Anak, meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 40.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 4.000.000 lembar saham sebesar Rp 40.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NHR dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 136 tanggal 29 September 2012.
PT Nirvana Realty
Pada bulan September 2012, PT Nirvana Realty (“NR”), Entitas Anak, meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 250.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 25.000.000 lembar saham sebesar Rp 250.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NR dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 138 tanggal 29 September 2012.
Akuisisi Usaha PT Danapati Sukses
Pada bulan Mei 2012, PT Nirvana Retailindo (“NRT”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Erik Suhendar H, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Danapati Sukses (“DS”) dengan harga pembelian sebesar Rp 74.000.000. Akuisisi atas DS tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui NRT dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Danapati Sukses (Lanjutan)
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2 0 1 2
Harga perolehan melalui pembayaran kas 74.000.000
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh ( 74.000.000 )
Goodwill -
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2 0 1 2
Kas 75.000.000
Aset lain-lain -
Aset bersih yang diperoleh 75.000.000
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%) 74.000.000
Goodwill -
Harga perolehan melalui pembayaran kas 74.000.000
Dari transaksi ini, tidak terdapat laba (rugi) sebelum akuisisi, oleh karenanya Kelompok Usaha tidak mengakui laba (rugi) sebelum akuisisi dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
PT Sukses Mandaka Buana
Pada bulan Nopember 2012, PT Danapati Sukses (“DS”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Erik Suhendar H, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Sukses Mandaka Buana (“SMB”) dengan harga pembelian sebesar Rp 74.000.000. Akuisisi atas SMB tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui DS dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2 0 1 2
Harga perolehan melalui pembayaran kas 74.000.000
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh ( 74.000.000 )
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) PT Sukses Mandaka Buana (Lanjutan)
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2 0 1 2
Kas 75.000.000
Aset lain-lain -
Aset bersih yang diperoleh 75.000.000
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%) 74.000.000
Goodwill -
Harga perolehan melalui pembayaran kas 74.000.000
PT Buana Baru Prima
Pada bulan April 2013, PT Nirvana Realty (“NR”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Rudy P dan L Sien Lan, Pihak Ketiga, untuk membeli 50,00% saham PT Buana Baru Prima (“BBP”). Harga pembelian atas akuisisi BPP sebesar Rp 31.250.000 dan dicatat dengan metode akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi dan liabilitas mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui NR dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Selanjutnya pada bulan April 2013, BBP meningkatkan modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi Rp 30.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 62.500.000 menjadi Rp 7.500.000.000 dengan nilai nominal Rp 500. NR memiliki tambahan 14.875.000 lembar saham sebesar Rp 7.437.500.000 sehingga meningkatkan kepemilikan NR dari 50,00% menjadi 99,58%. Peningkatan modal saham BBP dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta notaris Yulia, S.H. No. 36 tanggal 12 April 2013.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2 0 1 3
Harga perolehan melalui pembayaran kas 31.250.000
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh ( 31.250.000 )
1. U M U M (Lanjutan)
e. Susunan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
2 0 1 3 2 0 1 2
Komisaris Utama : Pingki Elka Pangestu Pingki Elka Pangestu
Komisaris : Hasan Hasan
Direktur Utama : Frederick Rompas Andreas Kartawinata
Direktur : Sie Paula Ratna Dewi Frederick Rompas
Direktur : Erwin Kusnadi Budiarto Winarto
Direktur : - Sie Paula Ratna Dewi
Gaji dan remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 2013 2012 Dewan Komisaris 240.000.000 139.000.000 Dewan Direksi 720.000.000 1.244.490.600
Kelompok Usaha mempunyai sekitar 31 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian, disusun dan disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan SE-02/PM/2002 yang dipertegas oleh Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Real Estat dan Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang perubahan atas Peraturan No. VIII.G.7. Seperti yang dibahas dalam catatan-catatan terkait berikutnya, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif sejak tanggal 1 Januari 2013. b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013.
Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) 7 tentang Pencabutan PSAK No. 44 Akuntansi Aktivitas Pengembang Real Estate terutama paragraf 56-61: Penyajian, yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012, sedangkan paragraf 01-46 : Pengakuan Pendapatan, berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung, yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah (“Rp”), yang merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha.
c. Prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Kelompok Usaha seperti yang disebutkan pada Catatan 1d yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%.
Seluruh transaksi dari saldo akun antar Perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.
Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Kelompok Usaha:
Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
Menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan
Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan)
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk.
d. Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada pihak yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan dan disertakan dalam beban-beban administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang akan diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokkan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi komprehensif.
Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Setelah pengukuran awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan.
Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Deposito berjangka
Deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan “Deposito berjangka”.
f. Instrumen Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian", dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan".
PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Penyajian dan Pengungkapan”, memberikan panduan tambahan untuk klasifikasi instrument keuangan dan kewajiban yang timbul dari likuidasi. Beberapa instrumen keuangan yang memenuhi definisi liabilitas keuangan akan diklasifikasikan sebagai ekuitas karena mereka mencerminkan kepentingan tersisa dalam aset bersih entitas.
PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, memperbolehkan entitas untuk: (1) reklasifikasi aset keuangan non-derivatif (selain dari yang ditentukan pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada saat pengakuan awal oleh entitas) keluar dari kategori nilai wajar melalui laba atau rugi jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dengan kondisi biasa; dan (2) memindahkan dari kategori tersedia untuk dijual ke kategori pinjaman yang diberikan dan piutang untuk aset keuangan yang akan memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak ditentukan sebagai tersedia untuk dijual), jika entitas memiliki keinginan dan kemampuan untuk memegang aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan. Standar revisi ini tidak memiliki dampak pada laporan keuangan konsolidasian.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang melengkapi prinsip pengakuan, pengukuran dan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK No. 50, “Instrumen Keuangan: Penyajian” dan PSAK No. 55, “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan dan sifat dan tingkat risiko yang timbul dari masing-masing instrumen keuangan. Pengungkapan ini termasuk seluruh laporan keuangan konsolidasian. PSAK ini diterapkan secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi awalnya.
1. Aset keuangan Pengakuan awal
Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal. Semua aset keuangan diakui pertama kali pada nilai wajarnya ditambah dengan biaya-biaya transaksi, kecuali apabila aset keuangan dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
1. Aset keuangan (Lanjutan) Pengakuan awal (Lanjutan)
Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan bank, deposito berjangka, investasi tersedia dijual, piutang usaha, piutang lain-lain dan rekening bank yang dibatasi penggunaannya. Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini meliputi instrumen keuangan derivatif yang oleh Perusahaan tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif, termasuk derivatif melekat yang dipisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah dan dicatat pada nilai wajar apabila karakteristik ekonomi dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak untuk diperdagangkan atau diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.
Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan Effective Interest Rate (“EIR”), setelah dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari EIR tersebut. Amortisasi EIR dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui juga pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kas dan bank, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan rekening bank yang dibatasi penggunaannya Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
1. Aset keuangan (Lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held-To-Maturity (“HTM”))
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Kelompok Usaha memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode EIR, setelah dikurangi dengan penurunan nilai. Amortisasi biaya perolehan dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari EIR. Amortisasi EIR dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kelompok Usaha tidak memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.
Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale (“AFS”))
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya, pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui, atau terjadi penurunan nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan komprehensif. Bunga yang diterima selama memiliki investasi keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode EIR.
Investasi yang diklasifikasikan sebagai AFS adalah sebagai berikut:
Investasi pada instrumen ekuitas yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya. Investasi ini dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, dicatat pada nilai wajar.
Investasi tersedia dijual Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini. 2. Liabilitas keuangan
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan utang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.
Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi utang bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka, dan uang jaminan sewa.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
2. Liabilitas keuangan (Lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani Perusahaan yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif melekat yang dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.
Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.
Liabilitas keuangan lainnya
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode EIR.
Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi EIR.
Utang bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka, dan uang jaminan sewa Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.
3. Saling hapus dari instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
4. Nilai wajar instrumen keuangan
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang memerlukan klasifikasi aset keuangan dan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam melakukan pengukuran. Hirarki nilai wajar memiliki tingkat sebagai berikut:
a. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);
b. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (Tingkat 2); dan
c. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
4. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan)
Tingkat dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan secara keseluruhan ditentukan berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan secara keseluruhan menjadi hanya satu dari tiga tingkatan.
5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode EIR dikurangi dengan cadangan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari EIR. 6. Penurunan nilai dari aset keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Kelompok Usaha pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan kelompok tersebut dinilai penurunan nilainya secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan EIR awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah EIR terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistis dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok Usaha. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
6. Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Dalam hal instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti objektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Jika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian - direklasifikasikan dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa datang untuk tujuan pengukuran kerugian penurunan nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Penghasilan Bunga” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Kelompok Usaha telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Kelompok Usaha secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau telah kadaluwarsa.
Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau ketika telah dilakukannya modifikasi secara substansial atas persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g. PersediaanAset Real Estat
Aset real estat terdiri dari bangunan ruko yang siap dijual, tanah belum dikembangkan, tanah yang sedang dikembangkan dan bangunan yang sedang dikonstruksi, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
Tanah belum dikembangkan merupakan tanah mentah yang belum dikembangkan dan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah. Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah. Biaya perolehan akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai atau dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut siap dibangun.
Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan.
Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman, serta dipindahkan ke bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun dan siap dijual atau direklasifikasi ke aset tetap atau properti investasi, mana yang lebih sesuai.
Biaya aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat adalah:
Biaya pra perolehan tanah; Biaya perolehan tanah;
Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;
Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan Biaya pinjaman.
Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada saat proyek pengembangan tersebut ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya atau secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya (Catatan 2k).
Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah:
Biaya pra perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh.
Kelebihan biaya dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan; sehubungan dengan penjualan unit.
Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat dengan metode identifikasi khusus.
Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Jika terjadi perubahan mendasar, Kelompok Usaha akan melakukan revisi dan realokasi biaya.
Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real estat.
Aset real estat untuk tujuan diperdagangkan dan akan terealisasi dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan disajikan sebagai aset lancar.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) h. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
i. Aset Tetap
Kelompok Usaha telah memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Kelompok Usaha melakukan penelaahan berkala dan penilaian masa manfaat ekonomis aset. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis aset sebagai berikut:
Tahun
Peralatan dan perabot 4
Peralatan dan perlengkapan kantor 4 – 8
Kendaraan 4 – 8
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir periode/tahun buku, nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
j. Properti Investasi
Biaya perolehan properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan pengeluaran lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung termasuk biaya jasa legal dan biaya transaksi lainnya. Biaya perolehan properti investasi yang dibangun sendiri meliputi biaya konstruksi sampai dengan saat pembangunan atau pengembangan selesai.
Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Properti investasi kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan sarana penunjang 20
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Properti investasi mencakup juga properti dalam proses pembangunan di masa depan yang akan digunakan sebagai properti investasi. Biaya perolehan termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j. Properti Investasi (Lanjutan)
ISAK 25, “Hak Atas Tanah”, menjelaskan pengakuan tanah, diklasifikasikan sebagai aset tetap, diperoleh melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Isu-isu spesifik ditunjukkan oleh interpretasi berikut: (1) biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai diakui sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, (2) biaya perolehan hak atas tanah tidak disusutkan kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh, (3) biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah, dan (4) biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomi tanah, mana yang lebih pendek sesuai dengan PSAK 19 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud”.
k. Biaya Pinjaman
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”, yang mengharuskan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, pembangunan, atau pembuatan aset kualifikasian pembangunan dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut, persyaratan untuk mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman, penghentian sementara dan penghentiannya.
Penerapan PSAK No. 26 yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan dengan peminjaman dana.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya, dan pengeluaran untuk aset kualifikasian dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihnya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “rugi penurunan nilai”.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (Lanjutan)
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, digunakan model penilaian yang sesuai. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, termasuk penurunan nilai atas persediaan, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, jika tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan yang dibebankan disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun (pada tanggal 31 Desember) dan ketika terdapat
suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat setiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
m. Imbalan Pasca Kerja
Kelompok Usaha menghitung dan mencatat imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak ada pendanaan yang disisihkan oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Efektif 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, yang mengatur akuntansi dan pengungkapan untuk imbalan kerja, yang meliputi imbalan kerja jangka pendek (misalnya pembayaran cuti tahunan, pembayaran cuti sakit) dan imbalan kerja jangka panjang (misalnya cuti-berimbalan jangka panjang, imbalan kesehatan pasca-kerja). Kelompok Usaha telah memilih “10% corridor method” untuk pengakuan laba rugi aktuaria. Kelompok Usaha juga melakukan pengakuan kewajiban dan beban ketika pekerja telah memberikan layanan dan entitas mengkonsumsi manfaat ekonomi yang timbul dari layanan tersebut.