• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN 2015"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ii

LAPORAN TAHUNAN 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF

Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah dan bertanggungjawab secara langsung kepada Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai pemangku kawasan, Balai Besar TNTC memiliki kewenangan dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih dengan luas 1.453.500 hektar. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih telah menetapkan visi “Menjadi institusi terdepan dan terpercaya dalam mengawal penyelamatan keanekaragaman hayati dan ekosistem kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih”. Untuk mencapai visi tersebut, Balai Besar TNTC selama tahun 2015 telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan pengelolaan Taman Nasional Teluk Cenderawasih sesuai dengan dokumen Rencana Kerja (RENJA) tahun 2015 dan Perjanjian Kinerja, yang selaras dengan draf Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

Pengelolaan Taman Nasional Teluk Cenderawasih pada tahun 2015 dilaksanakan melalui 2 (dua) program yaitu program Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) dan program Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (GAKKUM). Alokasi anggaran untuk Ditjen KSDAE sebesar Rp. 22.807.887.000,- dan terealisasi Rp. 20.275.168.995,- atau setara dengan 92.97 %, serta secara fisik terealisasi 97.60 %. Sedangkan untuk anggaran Ditjen GAKKUM sebesar Rp. 3.600.000.000,- dan terealisasi Rp. 3.368.315.321, -(93.56 %) dan secara fisik terealisasi 98.15 %.

Sesuai dengan Rencana Kerja (RENJA) tahun 2015, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih melaksanakan 13 (tiga belas) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan ditambah 3 (tiga) kegiatan pendukung lainnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi pada tahun 2015.

(4)

iii

LAPORAN TAHUNAN 2015

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi selama tahun 2015 Balai Besar Taman Nasional dihadapkan pada beberapa kendala/permasalahan baik dalam manajemen pengelolaan kawasan maupun manajemen anggaran. Permasalahan tersebut diantaranya 1) Renstra 2015 -2019 masih dalam bentuk draf; 2) Permasalahan pemangkuan kawasan terkait dengan upaya menjaga keutuhan kawasan sesuai dengan status dan fungsi, dimana batas kawasan laut yang tidak jelas, dan tingkat pengetahuan tentang zonasi masih sangat rendah, serta masih ada pengambilan biota yang dilindungi; 3) Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan kawasan, antara lain perahu/speedboat untuk melakukan patroli kurang representatif dan perlu dilengakapi alat telekomunikasi (radio) untuk petugas lapangan; 4) Keterlambatan pelaporan dari setiap pelaksanaan kegiatan, sehingga mempengaruhi dalam mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan; 5) Beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan tepat waktu sehingga menimbulkan potensi penumpukan kegiatan diakhir tahun. Hal ini disebabkan antara lain pelaksanaan DIPA baru efektif dilaksanakan pada bulan Juni 2015, imbas dari adanya pengabungan kementerian.

Guna memecahkan berbagai permasalahan maka perlu dilakukan serangkaian upaya pemecahan diantaranya yaitu 1) Dirapatkan/dibahas dengan seluruh pihak terkait Draf Renstra 2015-2019; 2) Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dan mengambil langkah yang kongkrit tentang masalah tata batas wilayah laut, serta mengurangi tekanan terhadap keutuhan kawasan dengan menyebarluaskan informasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait;

3) Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai; 4) Perlu adanya reward

dan punishment terhadap ketidaktertiban dalam pelaporan kegiatan; 5) Aktif berkonsultasi ke pusat guna mendapatkan arahan dalam pelaksanaan kegiatan.

(5)

iv LAPORAN TAHUNAN 2015 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tugas dan Fungsi ... 2

C. Struktur Organisasi ... 3

BAB II. RENCANA KERJA TAHUN 2015 ... 6

A. Rencana Kerja Tahun 2015 ... 6

B. Rencana Anggaran / Pembiayaan Tahun 2015 ... 9

BAB III. CAPAIAN RENCANA KERJA TAHUN 2015 ... 15

A. Capaian Pelaksanaan Kinerja Tahun 2015 ... 15

B. Capaian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2015 ... 59

BAB IV. PENUTUP ... 64

(6)

v

LAPORAN TAHUNAN 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1. IKK, Komponen, dan Lokasi Target Pencapaian Kinerja

Pengelolaan Taman Nasional ………... 6 Tabel 2. Rencana Anggaran Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan

Ekosistem Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasi Tahun 2015 ………... 10

Tabel 3. Rencana Anggaran Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasi Tahun 2015 ………... 14

Tabel 4. Jumlah dan panjang ikan target di lokasi pemijahan ………….... 24

Tabel 5. Rincian Barang Bukti Tipihut Tahun 2015 ………... 37

Tabel 6. Hasil Pelaksanaan Patroli Mitra Polhut Tahun 2015 …………... 39

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Operasi Fungsional Perairan Tahun 2015 Di BPTN Wilayah I Nabire ………... 40 Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Operasi Fungsional Perairan

Tahun 2015 Di BPTN Wilayah III Ransiki ……….... 41 Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Operasi SPORC Tahun 2015 ... 44 Tabel 10. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Kantor ………... 58 Tabel 11. Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2015 Ditjen Konservasi

Sumber Daya Alam dan Ekosistem BBTNTC ………... 59 Tabel 12. Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2015 Ditjen Penegakan

(7)

vi

LAPORAN TAHUNAN 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar TNTC ………. 3

Gambar 2. Komposisi PNS dan Tenaga Upah ………... 4

Gambar 3. Komposisi PNS dan Tenaga Upah Berdasarkan Satuan Kerja. 4

Gambar 4. Perkembangan Pagu Anggaran Balai Besar TNTC dari Tahun

2011 s.d Tahun 2015 ………... 5

Gambar 5. Jumlah Pengunjung Kawasan TNTC selama 5 Tahun (2011-2015) ……….. 28 Gambar 6. Besarnya PNBP selama 5 Tahun (2011-2015) ……….. 28

(8)

vii

LAPORAN TAHUNAN 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Revisi Pagu Anggaran BBTNTC Selama Tahun 2015... 67 Lampiran 2. Kenaikan Pangkat PNS BBTNTC Selama Tahun 2015 …... 68 Lampiran 3. Kenaikan Jabatan PNS BBTNTC Selama Tahun 2015 …... 70 Lampiran 4. Daftar Kenaikan Gaji Berkala PNS BBTNTC Selama Tahun

2015 ………... 71 Lampiran 5. Mutasi PNS BBTNTC Selama Tahun 2015 ………... 73 Lampiran 6. Daftar Pegawai Yang Mengikuti Diklat/Kursus Selama Tahun 2015 74 Lampiran 7. Pengunjung Wisata Di TNTC Selama Tahun 2015 ………... 83 Lampiran 8. Daftar Penelitian dan Magang Yang Dilakukan Di TNTC

Selama Tahun 2105 ………... 88 Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan BBTNTC Selama Tahun 2015 …... 89

(9)

1

LAPORAN TAHUNAN 2015

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah dan bertanggungjawab secara langsung kepada Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai pemangku kawasan, Balai Besar TNTC memiliki kewenangan dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih dengan luas 1.453.500 hektar, yang terdiri dari 68.000 hektar daratan yamg meiliputi 12.400 hektar pesisir pantai, 55.800 hektar daratan pada pulau-pulau, 80.000 hektar terumbu karang dan lautan seluas 1.305.500 hektar.

Selama tahun 2015 berbagai program dan kegiatan pengelolaan Taman Nasional Teluk Cenderawasih telah dilakukan dengan baik sesuai dengan konsep program/kegiatan yang telah ditetapkan berupa dokumen rencana kerja tahun 2015 dan perjanjian kinerja, yang selaras dengan draf Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

Dengan telah berakhirnya pelaksanaan semua program/kegiatan dengan pembiayaan berasal dari APBN tahun anggaran 2015 yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Balai Besar Taman Nasional (DIPA-029) Nomor : SP DIPA-029.05.2.604236/2015, maka sebagai salah satu bentuk pertanggunjawaban publik tentang efektifitas dan akuntabilitas dalam melaksanaakan DIPA 029 perlu menyusun laporan tahunan.

Laporan tahunan ini dimaksudkan untuk melaksanakan amanat Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Disamping itu penyusunan laporan tahunan bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh hasil-hasil pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2015. Penyusunan laporan tahunan ini didasarkan pada Rencana Kerja 2015 Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Tentunya laporan tahunan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari siklus pelaksanaan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.

(10)

2

LAPORAN TAHUNAN 2015

B. Tugas dan Fungsi

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih bertugas melakukan penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, serta pengelolaan kawasan taman nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penataan zonasi, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi

pengelolaan kawasan taman nasional;

b. Pengelolaan kawasan taman nasional;

c. Penyidikan, perlindungan, dan pengamanan kawasan taman nasional,

pengendalian kebakaran hutan;

d. Promosi, informasi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;

e. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumber daya

alam hayati dan ekosistemnya;

f. Kerja sama pengembangan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya serta pengembangan kemitraan;

g. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan taman nasional;

h. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam;

i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Visi

“Menjadi institusi terdepan dan terpercaya dalam mengawal penyelamatan keanekaragaman hayati dan ekosistem kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih”.

Misi

- Mengoptimalkan pengelolaan kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih

dan pelaksanaan upaya konservasi keanekaragaman hayati;

- Mengoptimalkan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan Taman Nasional Teluk

(11)

3

LAPORAN TAHUNAN 2015

- Mengoptimalkan upaya-upaya perlindungan dan pengamanan hutan;

- Mengoptimalkan penguatan kapasitas kelembagaan Taman Nasional Teluk

Cenderawasih.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dan tata kerja Balai Besar sebagai Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional didasarkan pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Taman Nasional. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Balai Besar TNTC dipimpin oleh seorang Kepala Balai Besar (Eselon IIb) dan secara struktural terdiri dari 5 (lima) pejabat Eselon IIIb, 11 (sebelas) pejabat Eselon IVb dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur organisasi dan tata kerja Balai Besar TNTC disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar TNTC. Kepala Balai Besar

Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayah III Ransiki

Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah V Rumberpon Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah II Yeretuar Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah I Kwatisore Kepala Seksi Perlindngan, Pengawetan & Perpetaan

Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bagian Data Evlap & Humas Kepala Sub Bagian Perencanaan & Kerjasama Kepala Seksi Pelayanan & Pemanfaatan Kepala Sub Bagian Umum Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayah II Wasior Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah III Aisandami Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah IV Roon Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah VI Windesi

Kelompok Jabatan Fungsional 1. Polisi Kehutanan

2. Pengendali Ekosistem Hutan 3. Penyuluh Kehutanan Kepala Bidang

Pengelolaan TN Wilayah I Nabire Kepala Bidang Teknis

(12)

4

LAPORAN TAHUNAN 2015

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan unsur utama dalam pelaksanaan tugas dan fungsi suatu organisasi. Pegawai Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih sampai dengan 31 Desember 2015 berjumlah 126 PNS dan 16 tenaga upah yang tersebar di Kantor Balai dan Bidang Pengelolaan Taman Nasional dengan dengan rincian seperti pada gambar 2 dan gambar 3.

Gambar 2. Komposisi PNS dan Tenaga Upah

Gambar 3. Komposisi PNS dan Tenaga Upah Berdasarkan Satuan Kerja

16 26 37 1 30 16 16 0 10 20 30 40 TENAGA UPAH SPORC POLHUT PENYULUH PEH NON STRUKTURAL STRUKTURAL JUMLAH 0 0 5 10 15 20 25 BBTNTC BPTN I NABIRE BPTN II WASIOR BPTN III RANSIKI MAKO SPORC

(13)

5

LAPORAN TAHUNAN 2015

Anggaran

Anggaran yang dialokasikan untuk menunjang kinerja selama tahun 2015 berasal dari APBN melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BA 029 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Unit Organisasi Ditjen KSDAE

dan Ditjen GAKKUM. Ditjen KSDAE mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 21.807.887.000,-, sedangkan Ditjen GAKKUM mengalokasikan anggaran

sebesar Rp. 3.600.000.000,-. Jadi total keseluruhan anggaran Tahun 2015 Balai Besar TNTC sebesar Rp. 25.407.887.000,-.

Selama 5 (lima) tahun terakhir, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih memperoleh pagu anggaran yang meningkat setiap tahunnya, kecuali tahun 2014 mengalami penurunan pagu anggaran. Penurunan pagu ini disebabkan oleh adanya penghematan anggaran dalam APBN-P tahun 2014, perkembangan pagu anggaran selama kurun waktu 5 (lima) tahun (2011 – 2015) tersaji pada gambar 4.

Gambar 4. Perkembangan Pagu Anggaran Balai Besar TNTC dari Tahun 2011 s.d Tahun 2015 5,000,000,000.00 10,000,000,000.00 15,000,000,000.00 20,000,000,000.00 25,000,000,000.00 30,000,000,000.00 35,000,000,000.00 2011 2012 2013 2014 2015

PAGU (Rp)

(14)

6

LAPORAN TAHUNAN 2015

BAB II. RENCANA KERJA TAHUN 2015

A. Rencana Kerja Tahun 2015

Rencana Kerja Tahun 2015 Balai Besar TNTC merupakan rencana pembangunan tahun pertama dari pelaksanaan penjabaran draf Rencana Strategis tahun 2015-2019 Balai Besar TNTC. Keberhasilan capaian kegiatan dan isu permasalahan di tahun anggaran 2014 menjadi acuan dan pertimbangan didalam penyusunan rencana kerja tahun 2015. Disamping itu, adanya pengabungan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyebabkan terjadinya perubahan struktur organisasi. Oleh karena itu, penyusunan Rencana Kerja Tahun 2015 BBTNTC masih mengacuh pada Ditjen PHKA, yang kemudian berubah menjadi Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) yang akan difokuskan antara lain untuk pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), beserta target kinerjanya seperti diuraikan pada tabel 1.

Tabel 1. IKK, Komponen, dan Lokasi Target Pencapaian Kinerja Pengelolaan Taman Nasional

No Target Kinerja IKK dan Komponen Lokasi Target

1. Tersusunnya dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi (RP/Zonasi/Blok) (30 Dokumen)

- Inventarisasi dan pemetaan

spasial sumber daya alam hayati dan sosial ekonomi

- Penyusunan rencana pengelolaan

kawasan konservasi

- Konsultasi publik rencana

pengelolaan kawasan konservasi

- Penyusunan rancangan zonasi

- Konsultasi publik rancangan

zonasi

- Penataan batas zonasi

- Koordinasi dan konsultasi

BBTNTC

2. Pemulihan ekosistem kawasan konservasi yang terdegradasi (50.000 Ha)

- Analisa spasial tutupan vegetasi

kawasan konservasi

- Kajian tipologi permasalahan

kawasan konservasi

- Rehabilitasi kawasan konservasi

- Restorasi kawasan konservasi

- Pemeliharaan batas kawasan

(15)

7

LAPORAN TAHUNAN 2015

konservasi

- Koordinasi dan konsultasi

- Monitoring dan evaluasi

3. Terlaksananya pembinaan daerah penyangga

kawasan konservasi (50 UPT)

- Penilaian daerah penyangga

kawasan konservasi

- Penetapan daerah penyangga

- Penyusunan profil daerah

penyangga kawasan konservasi

- Pembinaan daerah penyangga

kawasan konservasi

- Koordinasi dan konsultasi

- Monitoring dan evaluasi

BBTNTC

4. Peningkatan populasi 25 spesies yang terancam punah menurut IUCN Red List of Threatened spesies (2%)

- Inventarisasi dan pemetaan

sebaran satwa liar

- Monitoring populasi satwa liar

- Penyusunan database spesies

- Pembinaan habitat satwa liar

- Pembinaan dan koordinasi

pengawetan jenis keanekaragaman hayati

- Sosialisasi/penyebarluasan

informasi/penyadartahuan upaya konservasi jenis

- Pengelolaan unit khusus

penyelamatan satwa terancam punah

- Penanganan konflik satwa dan

manusia - Peningkatan kapasitas SDM BBTNTC 5. Meningkatnya kontribusi PNBP dari pengusahaan jasa lingkungan (200 Milyar rupiah) - Analisa kebutuhan

pengembangan pariwisata alam

- Pengembangan sarana dan

prasarana pengusahaan pariwisata alam

- Informasi dan promosi

- Sosialisasi pengembangan dan

pemanfaatan bidang JLWA

- Peningkatan kapasitas SDM

pengelola wisata dan PNBP

- Koordinasi dan konsultasi

- Monitoring dan evaluasi

BBTNTC

6. Meningkatnya

pengusahaan pariwisata alam dari baseline tahun 2013 (20 unit)

- Penyusunan desain tapak

- Peningkatan kapasitas SDM

- Koordinasi dan konsultasi

- Monitoring dan evaluasi

(16)

8

LAPORAN TAHUNAN 2015

7. Tersedianya Kader Konservasi (KK),

Kelompok Pecinta Alam (KPA), Kelompok

Swadaya Masyarakat/ Kelompok Profesi

(KSM/KP) yang berstatus aktif (1.200 orang)

- Pembentukan kader konservasi

tingkat pemula

- Pembentukan kader konservasi

tingkat madya

- Pembentukan kader konservasi

tingkat ahli

- Kemah bakti kader konservasi

- Pembinaan KK/KPA/KSM/KP

- Monitoring dan evaluasi

BBTNTC

8. Penurunan luas kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam serta taman buru yang terbakar di Pulau Sumatera,

Kalimantan, dan Sulawesi dari toleransi maksimum tahun 2014 (3.81,3 Ha menjadi 3.784,1 Ha) - Penyusunan/aktualisasi NSPK - Pengembangan Sarpras Dalkarhut - Pra pemadaman

- Pemadaman dan penanganan

pasca kebakaran hutan

- Monitoring, evaluasi dan

pelaporan

BBTNTC

9. Terjaminya penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana kehutanan sebanyak minimal 75 kasus per tahun

- Penyusunan SOP

- Operasi Yustisi

- Kerja sama penyidikan dan

pengamanan hutan

- Pembinaan dan koordinasi

penyelesaian perkara

- Bimbingan teknis dan

pengawasan

- Koordinasi dan konsultasi

- Monitoring dan evaluasi

BBTNTC

10. Terjaminnya pelaksanaan pengamanan dan

penindakan terhadap gangguan dan ancaman bidang kehutanan pada UPT teknis Direktorat Jenderal PHKA (15 lokasi)

- Penyusunan SOP

- Patroli pengamanan hutan

- Operasi pengamanan hutan

- Pembinaan dan koordinasi

pengamanan hutan

- Bimbingan teknis dan

pengawasan

- Koordinasi dan konsultasi

- Monitoring dan evaluasi

BBTNTC

11. Terpenuhinya standar minimum sarana dan prasarana pengamanan hutan pada UPT teknis Direktorat Jenderal PHKA dan Brigade SPORC ( 50 lokasi)

- Analisa kebutuhan sarana dan

prasarana pengamanan hutan

- Pengadaan sarana dan prasarana

pengamanan hutan

(17)

9

LAPORAN TAHUNAN 2015

12. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang pengamanan hutan (2.000 orang)

- Penyegaran polhut dan PPNS

- Pelatihan menembak BBTNTC

13. SAKIP Direktorat Jenderal PHKA dengan nilai

minimal 78 (A) di Tahun 2019 (77 Poin)

- Program dan anggaran

- Evaluasi dan pelaporan

- Data dan informasi

- Kerjasama dan kemitraan

- Administrasi Kepegawaian

- Administrasi keuangan

- Ketatausahaan dan umum

- Perlengkapan

- Pembayaran gaji dan tunjangan

- Operasional dan pemeliharaan

perkantoran pengembangan sarana dan prasaran operasional perkantoran

BBTNTC

B. Rencana Anggaran / Pembiayaan Tahun 2015

DIPA awal tahun anggaran 2015 Balai Besar Taman Nasional masih bersumber pada program Ditjen PHKA sebesar Rp. 22.008.135.000,-. Pada bulan Februai 2015 terjadi perubahan DIPA dimana Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih direncanakan akan menjalankan 3 (tiga) program Ditjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu (1) Ditjen KSDAE yang sebelumnya PHKA, (2) Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (GAKKUM) dan (3) Ditjen Pegendalian Perubahan Iklim (PPI). Anggaran dari Ditjen KSDAE sebesar Rp. 21.467.487.000,- dan Ditjen GAKKUM sebesar Rp. 3.600.000.000,-. Namun demikian, untuk Ditjen PPI tidak mengalokasikan anggaran untuk Balai Besar Taman Nasional karena anggaran Ditjen PPI di khususkan di luar kawasan konservasi. Selama tahun 2015 telah terjadi beberapa kali revisi pagu anggaran (Lampiran I). Pada bulan September 2015 terjadi revisi penambahan anggaran sebesar Rp. 340.400.000,- untuk program Ditjen KSDAE, sehingga total anggaran program Ditjen KSDAE sebesar Rp. 21.807.887.000. Adapun rincian anggaran sesuai dengan 2 (dua) program yang dijalankan Balai Besar TNTC pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3.

(18)

10

LAPORAN TAHUNAN 2015

Tabel 2. Rencana Anggaran Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasi Tahun 2015

NO Sub Komponen Kegiatan / Kegiatan Anggaran 2015 (Rp)

1. Layanan Perkantoran 3.791.615.000

A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 3.285.036.000

B. Penyelenggaraan Oprasional dan Pemeliharaan

Perkantoran

a. Oprasional Perkantoran dan Pemimpin 61.100.000

b. Langganan Daya dan Jasa 386.769.000

c. Pemeliharaan Gedung Kantor 18.450.000

d. Pembayaran Terkait Pelaksanaan Operasional

Kantor 40.260.000

2. Jumlah dokumen perencanaan pengelolaan kawasan

konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan 220.210.000

A. Penyusunan Dokumen dan Penataan Zonasi

a. Evaluasi Kesesuaian Zonasi Taman Nasional

Teluk Cenderawasih 137.960.000

B. Penyusun Rencana Pengelolaan

a. Reviu RPTN BBTNTC 82.250.000

3. Jumlah desa di daerah penyangga kawasan konservasi

yang dibina 174.400.000

A. Pembinaan Daerah Penyangga Kawasan Konservasi

a. Pengembangan Kelompok Masyarakat Di

Kwatisore dan Aisandami 135.400.000

B. Koordinasi dan Konsultasi

a. Konsultasi dan Koordinasi Bidang KKBHL 39.000.000

4. Presentase peningkatan populasi 25 spesies satwa terancam punah prioritas (sesuai The IUCN Red List of Threatened Species) dari baseline data tahun 2013

419.101.000

A. Monitoring Populasi Satwa Liar

a. Monitoring SPAGs di Kawasan TNTC 13.271.000

b. Monitoring Penyu Sisik di Kawasan Nutabari 55.540.000

c. Monitoring Lumba Lumba di Rumberpon 39.720.000

d. Monitoring Jenis Penyu Di Site Pengamatan

Spesies Prioritas Wairundi 95.400.000

B. Pembinaan Habitat Satwa Liar

a. Pembinaan Habitat Penyu Di Site Pengamatan

Spesies Prioritas Wairundi 59.720.000

C. Peningkatan Kapasistas SDM

a. In House Training Data Base dan Pelaporan 96.950.000

D. Konsultasi dan Koordinasi 58.500.000

5. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke

kawasan konservasi selama 5 tahun 586.225.000

(19)

11

LAPORAN TAHUNAN 2015

a. Pencetakan Karcis 37.000.000

B. Informasi dan Promosi

a. Sosialisasi IUPJWA dan IUPSWA di Nabire 76.650.000

b. Pameran Promosi Konservasi Alam Tingkat

Nasional 113.850.000

c. Sosialisasi Potensi Pariwisata dan Prospek

Pengembangan Wisata TNTC 199.725.000

C. Koodinasi dan Konsultasi

a. Konsultasi dan Koordinasi Bidang PJLKKHL 159.000.000

6. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke kawasan

konservasi selama 5 tahun 617.815.000

A. Analisa Kebutuhan Pengembangan Pariwisata

a. Pencetakan Karcis 50.000.000

B. Informasi dan Promosi

a. Pembuatan Buletin Konservasi Alam 144.690.000

b. Pameran Promosi Konservasi Alam Tingkat

Regional 207.900.000

c. Sosialisasi potensi pariwisata dan prospek

pengembangan wisata TNTC di SPTN 188.225.000

C. Peningkatan SDM Pengelola Wisata dan PNBP 27.000.000

7. Jumlah Kader Konservasi (KK), Kelompok Pecinta Alam (KPA), Kelompok Swaddaya Masyarakat / Kelompok Profesi (KSM/KP) yang berstatus aktif

239.240.000

A. Kemah Bakti Kader Konservasi 16.000.000

B. Kemah Konservasi 122.040.000

C. Pembinaan KK/KPA/KSM/KP

a. Pembinaan kader konservasi kampung

Kwatisore, Yende, dan Roswar 101.200.000

8. Jumlah pelaksanaan kegiatan pengamanan dan penindakan terhadap gangguan dan ancaman bidang kehutanan

801.450.000

A. Patroli Pengamanan Hutan

a. Patroli bersama masyarakat mitra polhut oleh

BPTN 227.000.000

b. Patroli bersama masyarakat mitra polhut oleh

SPTN 227.000.000

c. Operasi Fungsional Parairan 243.200.000

d. Operasi Gabungan Perairan 104.250.000

9. Jumlah sumberdaya manusia di bidang perlindungan

dan pengamanan hutan yang ditingkatkan

kapasitasnya

143.850.000

A. Penyegaran Polhut dan PPNS

a. Penyegaran Polhut 61.350.000

b. Peningkatan Kapasitas Pegawai Melalui

(20)

12

LAPORAN TAHUNAN 2015

10. Presentase penurunan jumlah hotspot pada kawasan hutan di pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dari toleransi maksimum tahun 2014 (17.820 HS menjadi 16.038 HS)

93.800.000

A. Deteksi dan Peringatan Dini

a. Patroli Pencegahan 83.800.000

B. Kesiapsiagaan dan Peningkatan Koordinasi 10.000.000

11. Nilai SAKIP Direktorat Jenderal KSDA dan Ekosistem

minimal 77,00 (A) di tahun 2015 1.383.589.000

A. Program dan Anggaran

a. Penyusunan Rencana kerja 2015 124.522.000

b. Penyusunan RKA-KL 2016 93.940.000

c. Konsultasi dan Koordinasi 46.000.000

B. Evaluasi dan Pelaporan

a. Penyusunan Laporan Bulanan, Triwulan dan

Semesteran 11.000.000

b. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tahun 2015 60.000.000

c. Penyusunan LAKIP dan Buku Statistik 68.775.000

d. SPIP 2.400.000

C. Data dan Informasi

a. Website BBTNTC 26.000.000

D. Kerjasama dan Kemitraan

a. Evaluasi Kerjasama 41.700.000

b. Korwil Propinsi Papua Barat 26.900.000

E. Administrasi Kepegawaian

a. Penilaian DUPAK 53.500.000

b. Penyusunan Laporan SIMPEG 41.500.000

c. Konsultasi dan Koordinasi 88.000.000

F. Administrasi Keuangan

a. Pengelolaan SAI 27.470.000

b. Konsultasi dan Koordinasi Keuangan 163.500.000

c. In House Training Pengelolaan Keuangan 87.682.000

G. Ketatausahaan dan Umum

a. Rapat-Rapat 27.000.000

b. Pembinaan Jasmani Rimbawan 54.100.000

H. Perlengkapan

a. Perlengkapan 9.000.000

b. Pemeliharaan Perlengkapan 60.950.000

c. Unit Layanan Pengadaan UPT Kementerian

Kehutanan Propinsi Papua Barat 260.250.000

d. Pakaian Kerja Tenaga Kontrak 9.400.000

12. Layanan Perkantoran 11.548.901.000

A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan

a. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 9.646.375.000

(21)

13

LAPORAN TAHUNAN 2015

Perkantoran

a. Operasional Perkantoran dan Pemeliharaan

Perkantoran 532.600.000

b. Langganan Daya dan Jasa 218.001.000

c. Pemeliharaan Gedung Kantor 944.025.000

d. Pembayaran Terkait Pelaksanaan Operasional

Kantor 207.900.000

13. Perangkat Pengelolaan Data dan Komunikasi 447.850.000

A. Pengadaan Perangkat Pengelolaan Data dan

Komunikasi

B. Materi dan Peralatan / Perlengkapan Pendukung

Promosi

a. Perlengkapan Pendukung Promosi BBTNTC

b. Perlengkapan Lapangan

14. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

A. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 502.285.000

15. Gedung/Bangunan 837.556.000

A. Gedung

a. Rehabilitasi Sarana Pengamanan Hutan Barak

Windesi 450.013.000

b. Pembuatan Teralis Kantor 152.138.000

c. Pembuatan Sumur Bor dan Menara Air Kantor

BBTNTC 100.000.000

d. Pembuatan Gapura Pintu Masuk Kantor BBTNTC 85.000.000

e. Penambahan Tegangan Listrik Kantor BBTNTC 22.655.000

f. Instalasi Jaringan Internet Kantor BBTNTC 2.750.000

B. Tanah 25.000.000

(22)

14

LAPORAN TAHUNAN 2015

Tabel 3. Rencana Anggaran Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasi Tahun 2015

NO Sub Komponen Kegiatan / Kegiatan Anggaran 2015 (Rp)

1. Jumlah lokasi dilaksanakannya pencegahan

pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, SDH dan kehati serta pengendalian ancaman dan gangguan melalui kegiatan sosialisasi dan patroli di daerah rawan

2.515.650.000

A. Patroli Pengamanan Hutan 983.000.000

a. Patroli Pengamanan Kawasan Hutan 877.000.000

b. Patroli Bersama Masyarakat Mitra Polhut 106.000.000

B. Operasi Pengamanan Hutan 1.532.650.000

a. Operasi Fungsional (Perairan) 504.400.000

b. Operasi Gabungan 208.500.000

c. Operasi Intelejen SPORC 102.400.000

d. Operasi SPORC 297.200.000

e. Operasional SPORC 420.150.000

2. Jumlah Polhut yang dibina dan ditingkatkan

kapasitasnya per tahun 425.970.000

A. Penyegaran Polhut

a. Penyegaran Polhut 60.825.000

b. Peningkatan Kapasitas SDM 262.500.000

B. Pelatihan Menembak

a. Pelatihan Menembak 102.645.000

3. Jumlah sarana dan prasarana pelaksanaan

pangawasan, pengamanan dan penegakan hukum yang memenuhi standar minimum per tahun

333.580.000

A. Analisis Kebutuhan Sarana Prasarana Pengamanan

Hutan

a. Pengurusan Administrasi Senjata Api 20.600.000

b. Pemeliharaan Sarana Pengamanan Hutan 312.980.000

4. Jumlah kasus yang ditangani melalui tindakan represif

terhadap pelaku Tipihut per tahun 324.800.000

A. Operasi Yustisi

a. Operasi Yustisi 137.800.000

b. Pengamanan Barang Bukti Tipihut 155.000.000

B. Koordinasi dan Konsultasi 32.000.000

(23)

15

LAPORAN TAHUNAN 2015

BAB III. CAPAIAN RENCANA KERJA TAHUN 2015

A. Capaian Pelaksanaan Kinerja Tahun 2015

Sasaran yang dituangkan dalam Rencana Kerja tahun 2015 merupakan bentuk penjabaran draf Rencana Strategis Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (2015-2019). Upaya pencapaian sasaran tersebut dituangkan dalam komponen kegiatan yang merupakan pencapaian kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Taman Nasional. Pelaksanaan masing-masing komponen kegiatan tersebut secara terperinci adalah sebagai berikut :

1. Tersusunnya dokumen perencanaan pengelolaan kawasan

konservasi (RP/Zonasi/Blok) (30 Dokumen)

Pada tahun 2015 Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem telah menargetkan 30 Dokumen untuk menunjang tersusunnya dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi. Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih melalui perjanjian kinerja tahun 2015 telah menargetkan 2 (dua) dokumen dalam menjawab komponen kegiatan ini.

Kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam rangka tersusunnya 2 (dua) dokumen pengelolaan kawasan konservasi Balai Besar TNTC adalah melalui kegiatan Evaluasi Kesesuaian Zonasi Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan Reviu RPTN BBTNTC. Anggaran untuk menunjang kegiatan ini sebesar Rp. 230.210.000,- dan terealisasi 100 % baik keuangan maupun fisik.

Evaluasi Kesesuaian Zonasi Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Zonasi Taman Nasional pada prinsipnya merupakan penataan ruang di dalam kawasan menjadi zona-zona tertentu yang memiliki daya dukung, potensi, karakteristik dan fungsi yang disepakati, serta diakui oleh semua pihak dengan mempertimbangkan kajian dari aspek ekologis, sosial, ekonomi dan budaya. Meningkatnya aktivitas masyarakat dalam kawasan Taman Nasonal Teluk Cenderawasih menyebabkan perubahan penggunaan ruang atau zona-zona yang sudah ditetapkan sejak 2009. Untuk itu diperlukan

(24)

16

LAPORAN TAHUNAN 2015

evaluasi untuk mengetahui apakah penetapan zona-zona tersebut masih sesuai atau sudah berubah dengan kriteria awal penetapan. Maksud pelaksanaan kegiatan evaluasi zonasi adalah untuk mengetahui apakah zonasi yang sudah ditetapkan oleh Direktur Jenderal PHKA tahun 2009 masih relevan dengan kondisi di lapangan dan pembangunan saat ini atau tidak.

Adapun tujuannya adalah 1) untuk memetakan perubahan zonasi yang

terjadi di kawasan TNTC; 2) memetakan potensi sumber daya alam baru

yang ditemukan; 3) menganalisa pemanfaatan sumber daya alam sesuai

dengan fungsi zonasi.

Seiring berjalan waktu, akan banyak sekali terjadi perkembangan dalam pembangunan, sehingga terjadi perubahan-perubahan yang menyangkut masalah fisik maupun sosial, budaya masyarakat termasuk di dalamnya perubahan dan pergesaran persepsi para stakeholder terhadap zonasi TNTC. Melalui kegiatan evaluasi kesesuaian zonasi TNTC, diharapkan akan mampu menjawab persoalan-persoalan tentang keefektifitas pengelolaan kawasan konservasi TNTC.

Kegiatan evaluasi kesesuaian zonasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Sampling data dilakukan dengan

metode non acak dengan teknik pengambilan data purposive sampling

(pengambilan data dengan sengaja). Responden yang dipilih adalah orang yang mengenal dan memanfaatkan zona-zona yang dikaji. Responden yang terdiri dari masyarakat lokal, tokoh-tokoh masyarakat, pengusaha perikanan dan wisata, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata, Ketua Bappeda masing-masing di kabupaten Teluk Wondama dan Nabire. Data primer diperoleh dari responden dan orang yang diwawancarai dilakukan dengan teknik pengumpulan data, wawancara, dan pengisian angket, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan atau informasi hasil penelitian sebelumnya. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan spasial, selanjutnya disajikan dalam bentuk

gambar, tabel, dan grafik untuk memberikan kemudahan bagi stakeholder

(25)

17

LAPORAN TAHUNAN 2015

Berdasarkan hasil analisis potensi keanekaragaman hayati di 21 (dua puluh satu) lokasi zona inti sebanyak 66 % atau sebanyak 15 (lima belas) lokasi dikategorikan masih dalam keadaan baik sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut 15 (lima belas) zona inti ini direkomendasikan masih tetap dipertahankan fungsinya. Dari 18 (delapan belas) titik zonasi perlindungan bahari terdapat 14 (empat belas) titik atau sebanyak 78 % yang kondisinya masih cukup baik dan layak dipertahankan sebagai zona perlindungan bahari. Dari 6 (enam) zona bahari sebanyak 67 % atau 4 (empat) titik di kawasan BPTN Wilayah I Nabire dan BPTN Wilayah III Ransiki, fungsi dan peruntukannya masih tetap dipertahankan. Sedangkan sisanya sebesar 33 % atau (2 titik) zona rimba yang berada di kawasan BPTN Wilayah II Wasior dipertimbangkan untuk dialihkan fungsikan peruntukannya karena sebagian wilayah terutama dibagian vegetasi pantai sudah terlihat kerusakan baik karena abrasi dan potensi fauna yang mulai berkurang. Ada 3 (tiga) titik yang mempunyai hasil rekomendasi yang fungsi peruntukannya dipertimbangkan untuk dialih fungsikan dikarenakan dari hasil analisis potensi diketahui terjadi penurunan potensi yang signifikan, adapun 3 (tiga) titik tersebut adalah pulau Pepaya di wilayah BPTN I Nabire serta 2 (dua) titik lainnya berada di BPTN II Wasior yaitu pulau Roon dan perairan kampung Sobey sebelah utara. Sedangkan untuk 11 (sebelas) titik lainnya yang ada di BPTN Wilayah I Nabire dan BPTN Wilayah III Ransiki mempunyai potensi wisata yang masih terjaga dan masih dalam kondisi yang sangat bagus sehingga fungsi peruntukannya sebagai zona wisata mendapat rekomendasi positif yaitu masih tetap dipertahankan fungsinya. Untuk zona tradisional dan khusus secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis perhitungan kelayakan potensi diperoleh bahwa hampir disetiap titik masih memiliki nilai yang cukup bagus sehingga peruntukan zonasinya masih layak untuk dipertahankan.

Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Evaluasi Kesesuaian Zonasi Taman Nasional Teluk Cenderawasih sebesar Rp. 137.960.000,- dan secara keuangan dan fisik kegiatan ini terealisasi 100 %.

(26)

18

LAPORAN TAHUNAN 2015

Reviu RPTN BBTNTC

Dengan reviu yang dilaksanakan Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Teluk Cenderawasih 2010-2029 telah diubah menjadi Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) 2016-2025 untuk 10 tahun kedepan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka alam dan Kawasan Pelestarian Alam. RPTN yang disusun memuat tujuan, deskripsi kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), kebijakan pembangunan, visi dan misi pengelolaan TNTC, analisis data lingkungan dan proyeksi, rencana kegiatan pengelolaan TNTC, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Tujuan dilakukannya Reviu RPTN adalah sebagai acuan pengelolaan jangka panjang agar pelaksanaan pengelolaan TNTC lebih efektif dan efisien guna mewujudkan kelestarian kawasan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan.

Rencana pengelolaan ini merupakan hasil analisa dan proyeksi terhadap kondisi ekologi lingkungan dan sosial budaya masyarakat di dalam dan sekitar kawasan, yang dilakukan semua pemangku kepentingan dalam kawasan (stakeholder), sehingga tersusun RPTN yang bersifat komprehensif, holistik dan integratif dengan pembangunan daerah guna mendukung pengelolaan berkelanjutan.

Dengan memperhatikan kondisi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya pada TNTC saat ini, kondisi umum yang diinginkan adalah :

1. Eksistensi Taman Nasional Teluk Cenderawasih artinya keberadaan

kawasan TNTC yang mantap adalah faktor yang paling penting dalam pengelolaan yang optimal.

2. Sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dikelola secara optimal,

sehingga jenis dan kelimpahannya dapat dipertahankan.

3. Terwujudnya kesadaran masyarakat berupa partisipasi dan peran sertanya dalam pengelolaan TNTC termasuk didalamnya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(27)

19

LAPORAN TAHUNAN 2015

4. Terwujudnya sinergitas/harmonisasi pengelolaan TNTC dengan

melibatkan semua pihak/stakeholders yang berkepentingan.

5. Kawasan TNTC yang mempunyai daya saing tinggi sebagai

laboratorium alam bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan pengembangan pariwisata alam.

Berdasarkan analisa SWOT, faktor-faktor kunci keberhasilan (critical success factors) dalam pengelolaan kawasan TNTC adalah sebagai berikut : a. Eksistensi Taman Nasional Teluk Cenderawasih;

b. Jumlah dan kualitas SDM pengelola kawasan; c. Sarpras pengelolaan TNTC yang memadai ; d. Dukungan pemerintah dan para pihak; e. Potensi sumberdaya alam TNTC.

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta kondisi yang diinginkan, maka Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih bersama para pihak terkait dalam pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional Teluk Cenderawasih merencanakan beberapa kegiatan dalam kurun waktu 10 tahun mendatang (2016 – 2025). Rencana kegiatan tersebut antara lain : 1) Inventarisasi Sumber Daya Alam, 2)

Pengukuhan Kawasan, 3) Penatagunaan kawasan ke dalam Zona atau

Blok, 4) Perlindungan dan Pengamanan Kawasan, 5) Pengawetan

Keanekaragaman Hayati, 6) Pemanfaatan Sumberdaya Alam, 7)

Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengelolaan, 8) Pembinaan dan

Pengembangan Daerah Penyangga, 9) Pengembangan

Kerjasama/Kolaboratif Pengelolaan Kawasan, 10) Peningkatan Peran

Serta dan Pemberdayaan Masyarakat, 11) Peningkatan Koordinasi dan

Integrasi, 12) Pengelolaan Database Kawasan, 13) Pengembangan

Investasi Pemanfaatan, dan Pengusahaan Jasa Lingkungan, 14)

Perancangan dan Strategi Pendanaan.

Dalam rangka menuju pengelolaan TNTC yang berkelanjutan diperlukan suatu pembinaan, pengendalian, pengawasan dan pelaporan terhadap pengelolaan kawasan. Tujuan dari dilaksanakannya pembinaan,

(28)

20

LAPORAN TAHUNAN 2015

pengendalian, pengawasan dan pelaporan adalah agar sistem pengelolaan yang dilakukan dapat terarah dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan rencana pengelolaan yang telah ditetapkan. Kegiatan tersebut dilakukan secara periodik oleh Balai Besar TNTC, kemudian pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kemudian untuk ketertiban, pada setiap pelaksanaan kegiatan pengelolaan TNTC didokumentasikan dalam bentuk laporan yang penyusunan dan penyampaiannya disesuaikan ada yang insidental dan ada yang berkala.

Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan ini di tahun 2015 sebesar Rp. 82.250.000,- dan 100 % terealisasi baik keuangan dan fisik.

2. Pemulihan ekosistem kawasan konservasi yang terdegradasi

(50.000 Ha)

Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem menargetkan 50.000 Ha terjadi pemulihan ekosistem kawasan konservasi yang terdegradasi. Terkait komponen kegiatan ini, pihak BBTNTC ikut berperan serta dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 100 Ha di wilayah kampung Waprak dalam kawasan TNTC dan operasional pelaksanaan kegiatan

bersumber dari anggaran DIPA BPDAS Remu Ransiki sebesar Rp. 80.600.000,- dimana terealisasi 100 % baik keuangan dan fisik.

Kegiatan RHL tahun 2015 di kampung Waprak merupakan kegiatan pemeliharaan tahap II yang sebelumnya telah dilakukan penanaman pada tahun 2013 pada areal seluas 100 Ha dengan tanaman kehutanan dan tanaman serbaguna (MPTS). Pada tahun 2014 telah dilakukan pemeliharaan tahap I. Pemeliharaan tahap II dilakukan dengan komponen pekerjaan penyiangan, pendangiran dan pemberantasan hama penyakit. Penyiangan dan pendangiran dimaksudkan untuk memberikan perlakukan berupa pembebasan tanaman RHL dari tumbuhan pengganggu seperti rumput-rumputan, liana dan tumbuhan penggangu lainnya, serta diberikan perlakuan

(29)

21

LAPORAN TAHUNAN 2015

berupa penggemburan tanah disekeliling tanaman untuk menciptakan aerase dan drainase yang baik pada radius 1 meter. Dengan adanya perlakuan penyiangan dan pendangiran diharapkan tanaman RHL dapat tumbuh dengan maksimal.

Lemahnya evaluasi dan monitoring serta pelaporan dalam pelaksanaan kegiatan ini menyebabkan tidak terukurnya tingkat keberhasilan dari proses pemulihan ekosistem kawasan yang telah direhabilitasi, sehingga tidak bisa dibandingkan kondisi sebelum RHL dan setelah RHL baik terhadap habitat itu sendiri maupun terhadap organisme di areal RHL.

3. Terlaksananya pembinaan daerah penyangga kawasan konservasi

(50 UPT)

Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan salah satu UPT dari 50 UPT yang ditargetkan dalam pelaksanaan pembinaan daerah

penyangga kawasan konservasi oleh Ditjen KSDAE. Tahun 2015 melalui

perjanjian kinerja Balai Besar telah menetapkan 3 desa sasaran dalam mencapai komponen kegiatan ini. Upaya yang dilakukan dalam rangka pembinaan daerah penyangga kawasan konservasi di tahun 2015 adalah

melalui kegiatan 1) Identifikasi Potensi Sumber Daya Alam dan Ekonomi

Desa serta Tipologi Masyarakat dan 2) Konsultasi dan Koordinasi Bidang

KKBHL.

Anggaran tahun 2015 untuk kegiatan ini sebesar Rp. 220.210.000,- dan terealisasi Rp. 159.098.000 (89.84 %), serta 99.89 % terealisasi secara fisik.

Identifikasi Potensi Sumberdaya Alam dan Ekonomi Desa serta Tipologi Masyarakat

Kegiatan identifikasi sumber daya alam dan ekonomi desa serta tipologi dilaksanakan di 3 (tiga) kampung yaitu Kwatisore, Aisandami dan Kaprus. Alokasi anggaran pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari anggaran Ditjen KSDAE sebesar Rp. 138.100.000,- dan terealisasi 100 % baik secara fisik dan keuangan.

(30)

22

LAPORAN TAHUNAN 2015

Konsultasi dan Koordinasi Bidang KKBHL

Kegiatan konsultasi dan koordinasi bidang KKBHL tahun 2015 terdiri dari kegiatan jambore penyuluh kehutanan, perjalanan rakor teknis dan koordinasi ke pusat.

Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 39.000.000,- dan terealisasi Rp. 21.000.000,- (53.85%), serta 50 % terealisasi secara fisik. Rendahnya realisasi anggaran disebabkan tidak terlaksananya kegiatan jambore penyuluh kehutanan dan perjalanan rakor teknis.

4. Peningkatan populasi 25 spesies yang terancam punah menurut

IUCN Red List of Threatened spesies (2%)

Meningkatnya tingkat keterancaman terhadap kepunahan satwa di Indonesia yang sangat tinggi, maka kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan 25 spesies terancam punah menurut IUCN Red List of Threatened spesies. Penetapan spesies tersebut untuk ditingkatkan populasinya sebesar 2 % pada tahun 2015-2019. Dari 25 spesies terancam punah salah satunya adalah penyu sisik. Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan salah satu habitat satwa yang terancam punah ini. Untuk tahun 2015 melalui perjanjian kinerja Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasi telah menargetkan 1 % terjadi peningkatan populasi spesis terancam punah.

Fokus kegiatan utama tahun 2015 yang telah dilakukan dalam pencapaian target 1 % peningkatan populasi spesies terancam punah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan : 1) Monitoring SPAGs; 2) Monitoring

Penyu Sisik di Kawasan Nutabari; 3) Monitoring Lumba Lumba di

Rumberpon; 4) Monitoring Jenis Penyu di site pengamatan spesies prioritas

Wairundi, 5) Pembinaan habitat penyu di site pengamatan spesies prioritas

Wairundi; 6) In House Training pengelolaan data base dan pelaporan; 7) Konsultasi dan Koordinasi.

(31)

23

LAPORAN TAHUNAN 2015

Terkait dengan kegiatan monitoring baik flora maupun fauna, sampai saat ini BBTNTC belum membuat sebuah plot permanen. Plot permanen berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan monitoring, sehingga hal yang dimonitor dapat tepat sasaran sesuai dengan kegiatan inventarisasi/identifikasi awal yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu penentuan site monitoring yang digunakan secara permanen dapat mempermudah pembatasan area penelitian dan data yang nanti diperoleh dapat mempresentasikan perkembangan spesies flora maupun fauna yang dikaji. Penentuan lokasi pelaksanaan kegiatan monitoring juga perlu menjadi pertimbangan bagi pihak perencanaan. Penentuan lokasi kegiatan monitoring perlu melihat kembali kegiatan inventarisasi dan identifikasi yang telah dilakukan sebelumnya, lokasi-lokasi mana saja yang telah dilakukan serta memperhatikan waktu perjumpaan dengan satwa, sehingga kegiatan monitoring dapat tepat sasaran, data yang didapat akurat dan dapat diperbandingkan. Untuk itu, kegiatan Monitoring Penyu Sisik di Kawasan Nutabari dan Monitoring Lumba Lumba di Rumberpon, serta Monitoring Jenis Penyu di site pengamatan spesies prioritas Wairundi sebelumnya kegiatan-kegiatan ini belum diawali dengan kegiatan-kegiatan inventarisasi/identifikasi, sehingga hasil dari kegiatan-kegiatan ini tidak bisa dihitung peningkatan populasinya.

Anggaran tahun 2015 untuk mejalankan komponen kegiatan ini sebesar Rp. 419.101.000,- dan telah terealisasi 100 % baik keuangan dan fisik.

Monitoring SPAGs

Kegiatan monitoring SPAGs awalnya merupakan kegiatan rutin yang dilakukan bekerjasama dengan WWF. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan pengamatan terhadapat beberapa spesies kunci (ikan indikator) pada lokasi target (pulau Numamuran, pulau Rariau dan Tanjung Ayami). Kegiatan selama tahun 2015 dilaksanakan pada bulan April, Juni dan September. Pelaksanaan kegiatan pengamatan dilapangan yaitu 7 (tujuh) hari sebelum dan sesudah bulan purnama. Kegiatan monitoring SPAGs

(32)

24

LAPORAN TAHUNAN 2015

sangat terbatas pada lokasi-lokasi tertentu dikarenakan ketersediaan anggaran yang terbatas. Adapun jumlah panjang ikan perjenis yang terpantau selama bulan April, Juni dan September 2015 di lokasi pemijahan

tersaji pada tabel 4. Alokasi anggaran dari kegiatan ini sebesar Rp. 13.271.000,- dan terealisasi 100 % baik secara keuangan dan fisik.

Tabel 4. Jumlah dan panjang ikan target di lokasi pemijahan

No Jenis Ikan April Jumlah Juni Jumlah September Jumlah Panjang Ikan (cm) dan Jumlah Ikan

1 Naso hexacanthus 28 33 15 20 28 33 20 9 28 33 29 17 38 5 38 3 38 18 2 Macolor macularis 28 33 15 10 28 33 30 11 28 33 15 25 38 12 38 19 38 63 48 8 48 9 48 12 3 Plectropomus oligocanthus 33 44 1 2 - - - - 33 43 1 - 4 Lutjanus bohar 33 3 33 10 33 15 38 21 38 6 38 35 43 3 43 14 43 11 5 Plectropomus areolatus 28 33 3 8 28 33 1 - 28 33 5 48 2 48 4 48 6 Lutjanus gibbus 28 33 44 18 28 33 59 4 28 33 103 64 7 B. muricatum 33 3 33 2 33 2 48 8 48 1 48 8 89 4 89 4 89 6 8 C.altivelis 33 48 1 9 c.undulatus 33 1 48 89 1

Monitoring Penyu Sisik di Kawasan Nutabari

Alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan monitoring penyu sisik di

kawasan Nutabari bersumber dari anggaran Ditjen KSDAE sebesar Rp. 55.540.000,- dan terealisasi 100 % baik fisik dan keuangan.

(33)

25

LAPORAN TAHUNAN 2015

Monitoring Lumba Lumba di Rumberpon

Pada tahun 2013 kegiatan inventarisasi lumba lumba dilaksanakan dalam lokasi yang luas yaitu perairan BPTN Wilayah III, dan lokasi pengamatan berada pada 7 (tujuh) lokasi yaitu perairan pulau Roswar (2 lokasi), Sabubar, Sombokoro, Tanjung Risiore, Dotir, Dusner, dan pulau Yopmios. Dari hasil inventarisasi lumba lumba pada tahun 2013 di perairan

BPTN Wilayah III Ransiki dijumpai 3 jenis yaitu Stellla longirostris, Stennela

attenuate dan Tursiops truncates.

Monitoring dilakukan untuk mengetahui perkembangan satwa setelah dilakukan inventarisasi. Hasil kegiatan monitoring lumba lumba di perairan pulau Rumberpon tidak dapat dibandingkan hasilnya. Karena kalau dilihat dari lokasi pengamatan waktu inventarisasi lumba lumba tahun 2013, maka perairan pulau Rumberpon sebagai lokasi pengamatan monitoring tahun 2015 tidak merupakan lokasi pengamatan saat inventarisasi 2013.

Namun demikian, hasil monitoring lumba lumba di perairan Rumberpon ditemukan 3 (tiga) jenis yang sama dengan hasil inventarisasi lumba lumba tahun 2013 yaitu dijumpai 197 individu selama pengamatan, dan jenis Stellla longirostris yang terbanyak kemunculannya (125 individu), disusul Tursiops truncates (40 individu) dan Stennela attenuate (32 individu). Lokasi perjumpaan lumba lumba terdapat di 8 (delapan) lokasi yaitu perairan pasir panjang, perairan pulau Nubilis, perairan pulau Parui, perairan pulau Bambu, perairan pulau Ambersiwui, perairan Tanjung Batu, perairan pulau Nukusa dan perairan sekitar kampung Kaprus.

Anggaran pelaksanaan kegiatan monitoring lumba lumba di perairan Rumberpon bersumber dari Ditjen KSDE sebesar Rp. 39.720.000,- dan terealisasi 100 % baik fisik dan keuangannya.

Monitoring Jenis Penyu di site pengamatan spesies prioritas Wairundi

Kegiatan Monitoring jenis penyu di site pengamatan spesies prioritas Wairundi dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam tahun 2015. Alokasi anggaran

(34)

26

LAPORAN TAHUNAN 2015

untuk kegiatan ini sebesar Rp. 95.400.000,- dan terealisasi 100 % baik secara keuangan maupun fisik.

In House Training Pengelolaan Data Base dan Pelaporan

Data dan informasi yang akurat adalah data yang paling mutakhir (terbaru). Data yang terhimpun selanjutnya dianalisis dan disimpan serta dapat diambil (diakses) kapan saja diperlukan. Untuk data manual yang ditulis dalam format kertas, maka data ini sangat rentan. Karena setiap saat, ada hal yang bisa membuat data tersebut hilang dan rusak. Namun bila data telah terdigitalisasi, maka data tersebut akan bisa digandakan dan dibackup. Namun data yang terdigitalisasi ini pun membutuhkan waktu untuk dianalisis lebih lama bila tidak digabungkan dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan sekaligus menganalisis data-data yang sudah diinput serta menghasilkan suatu format laporan yang merepresentasikan data-data yang telah diinput.

Sumber-sumber data dan informasi Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih salah satunya berasal dari laporan-laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan yang dilakukan baik oleh pejabat struktural, non struktural, maupun pejabat fungsional. Kurangnya pemahaman dalam menyusun laporan yang baik dan benar seringkali menjadi kendala dalam proses pelaporan, karena laporan bukan saja sebagai bentuk dari pertanggungjawaban fisik keuangan, tetapi diharapkan laporan yang baik akan memberikan masukan bagi pengelolaan kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

Maksud dari pelatihan ini adalah mewujudkan unit kerja Balai Besar TNTC menjadi unit kerja yang mampu menghimpun, mengelola dan menyajikan data dan informasi yang lengkap dan aktual, serta dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan tujuan dari pelatihan ini adalah peserta mampu membangun sistem informasi database sederhana sesuai kebutuhan wilayah kerja secara efektif dan efisien, serta peserta diharapkan mampu menyusun dan menyajikan laporan-laporan kegiatan dengan baik.

(35)

27

LAPORAN TAHUNAN 2015

Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari pejabat fungsional PEH dan Polhut. Materi-materi pelatihan meliputi : 1) Kebijakan terkait

pengelolaan Database dan Pelaporan di Direktorat KSDAE; 2) Pengenalan

Database Aplikasi SIDAK; 3) Pengenalan Database Aplikasi Acces; 4)

Penulisan Laporan Yang Baik; 5) Evaluasi Hasil Temuan Itjen Terkait

Pelaporan; 6) Juknis Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi. Anggaran dari

kegiatan ini sebesar Rp. 96.950.000,- dan telah terealisasi 100 % baik keuangan maupun fisik.

Konsultasi dan koordinasi

Konsultasi dan koordinasi yang dilakukan dalam rangka peningkatan populasi 25 spesies yang terancam punah menurut IUCN Red List of Threatened spesies (2%) berupa perjalanan dalam mengikuti rapat-rapat koordinasi dan perjalanan pembinaan teknis ke Bidang Pengelolaan TN Wilayah. Secara fisik dan keuangan kegiatan ini terealisasi 100 % dari anggaran Rp. 58.500.000,-.

5. Meningkatnya kontribusi PNBP dari pengusahaan jasa lingkungan

(200 Milyar rupiah)

Guna menunjang peningkatan kontribusi PNBP dari pengusahaan jasa lingkungan maka Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasi pada tahun 2015 sesuai dengan perjanjian kinerja telah menargetkan kunjungan wisata sebanyak 1482 orang. Sesuai data statistik 2015, maka pengunjung yang masuk ke kawasan TNTC selama tahun 2015 sebesar 5722 orang. Jika dibandingkan dengan 5 tahun terakhir maka telah terjadi peningkatan pengunjung sekitar 700 % di tahun 2015. Dinamika jumlah pengunjung TNTC selama 5 tahun terakhir tersaji pada gambar 5.

Peningkatan pengunjung yang masuk ke Taman Nasional Teluk Cenderawasih akan mempengaruhi jumlah PNBP, dimana PNBP dari jasa wisata untuk tahun 2015 sebesar Rp. 586.160.000,- Besarnya PNBP selama 5 tahun terakhir (2011-2015) tersaji pada gambar 6.

(36)

28

LAPORAN TAHUNAN 2015

Gambar 5. Jumlah Pengunjung Kawasan TNTC selama 5 Tahun (2011-2015)

Gambar 6. Besarnya PNBP selama 5 Tahun (2011-2015)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 untuk meningkatkan kontribusi PNBP dari pengusahaan jasa lingkungan berupa : 1) Percetakan

karcis dan Roll banner; 2) Pameran promosi konservasi alam tingkat

747 1824 1822 1482 5722 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 80,254,000 221,605,500 249,793,500 369,999,000 586,160,000 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000 2011 2012 2013 2014 2015

JUMALAH PNBP WISATA

(37)

29

LAPORAN TAHUNAN 2015

nasional; 3) Sosialisasi potensi pariwisata dan prospek pengembangan wisata TNTC; 4) Koordinasi dan konsultasi Bidang PJLKKHL; 5) Pembuatan kalender

tahun 2016 dan buletin; 6) Sosialisasi potensi pariwisata dan prospek

pengembangan wisata TNTC di SPTN; 7) Peningkatan SDM Pengelola wisata dan PNBP.

Anggaran tahun 2015 untuk komponen ini sebesar Rp. 1.204.040.000,-Rp. 1.149.040.000,- (95.23 %) dan secara fisik terealisasi sebesar 98.50 %.

Percetakan Karcis dan Rool Banner

Percetakan karcis/tiket masuk kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih pada tahun 2015 ditargetkan 300 buku, dengan anggaran sebesar Rp. 37.500.000,-, yang terealisasi Rp. 36.900.000 (98.40 %), sedangkan secara fisik terealisasi 98 %.

Dari 1 (satu) buku karcis terdapat 100 lembar karcis, jadi terdapat 30.000 lembar karcis untuk percetakan di tahun 2015. Pada tahun 2014 terdapat sisa karcis sebanyak 2.947 lembar karcis, jadi terdapat total 32.947 lembar karcis di tahun 2015. Hingga ahkir 2015 karcis yang digunakan sebanyak 6.708 lembar, jadi masih tersisa karcis sebanyak 26.239 sampai dengan Desember 2015.

Sedangkan untuk anggaran pencetakan roll banner 15 buah sebesar Rp. 12.000.000,- dan telah terealisasi 100 % baik fisik dan keuangan.

Pameran Promosi Konservasi Alam Tingkat Nasional

Keikutsertaan dalam pameran merupakan salah satu strategi promosi dalam memperkenalkan potensi yang ada dalam kawasan TNTC. Ajang ini diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke kawasan TNTC dan pada akhirnya akan meningkatan jumlah PNBP kawasan TNTC. Seberapa jauh keikutsertaan Balai Besar TNTC pada kegiatan pameran memberikan kontribusi dalam peningkatan PNBP maka perlu dilakukan kajian atau evaluasi terhadap

(38)

30

LAPORAN TAHUNAN 2015

efektifitas keikutsertaan dalam pameran. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “apakah pengunjung yang datang ke TNTC mendapat informasi lewat pameran yang diikuti Balai Besar TNTC ?. Atau dalam pelaksanaan pameran, seberapa jauh pameran yang diikuti mempertimbangkan pungunjung sasaran.

Pada tahun 2015, Balai Besar TNTC telah mengikuti pameran sebanyak 3 (tiga) kali yaitu 1) Explore Wisata Indonesia di Solo, 2) Green & Conservation Expo (GreenTex 2015) di Bandung dan 3) Investmen, Tourism and Trade Expo (IntraDex) di Mataram. Kegiatan ini di anggarkan sebesar Rp. 321.580.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 314.050.000,- dan secara fisik terealisasi 100 %.

Sosialisasi Potensi Pariwisata dan Prospek pengembangan wisata TNTC

Kegiatan sosialisasi potensi pariwisata dan prospek pengembangan wisata TNTC dilaksanakan di 3 (tiga) BPTN Wilayah dengan anggaran Rp. 199.725.000,- dan terealisasi Rp. 197.325.000,- (98.80 %), serta secara fisik terealisasi 100 %.

Kegiatan sosialisasi ini dimaksudkan untuk mengenalkan potensi wisata TNTC dan strategi pengembangannya. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari yang diikuti oleh 35 peserta dimasing-masing BPTN Wilayah.

Koordinasi dan Konsultasi Bidang PJLKKHL

Kegiatan koordinasi dan konsultasi bidang PJLKKHL tahun 2015 meliputi perjalanan dalam rangka konsultasi, pembinaan teknis ke BPTN/SPTN dan keikutsertaan dalam rakor teknis.

Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 159.000.000,- dan terealisasi Rp. 128.500.000,- (80.82 %), serta secara fisik terealisasi 76 %.

(39)

31

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pembuatan Kalender dan Buletin

Sebagai bahan promosi maka Balai Besar Taman Nasional pada tahun anggaran 2015 melakukan pembuatan kalender 2016 dan buletin. Untuk pembuatan kalender dianggarkan sejumlah Rp. 37.500.000,- sebanyak 250 eksemplar dan terealisasi 100 % baik keuangan maupun fisik. Dalam pembuatan desain kalender perlu memperhatikan gambar-gambar yang digunakan dalam desain tersebut, karena kalender bukan saja sebagai bahan informasi suatu institusi tetapi lebih kepada bagaimana kalender bisa menjadi bahan promosi tentang potensi wisata dan akhirnya akan berimbas pada peningkatan pengunjung ke kawasan TNTC.

Buletin Tritonis merupakan media informasi dan komunikasi konservasi untuk menyebarluaskan informasi dan promosi konservasi SDAH dan ekosistem secara umum, pengelolaan SDAHE serta pengembangan kawasan konservasi kawasan konservasi TNTC. Pembuatan buletin dilakukan sebanyak 3 edisi, yaitu Edisi I berisi informasi pada bulan Januari sampai dengan April 2015, Edisi II berisi informasi pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2015 dan Edisi III berisi informasi pada bulan September sampai dengan Desember 2015. Isi buletin tritonis terdiri dari liputan (hasil-hasil kegiatan), artikel, biodiversity, kabar kawasan, destinasi wisata, dan serba-serbi.

Angaran pembuatan buletin dari 250 buku sebesar Rp. 144.690.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 135.690.000,- (93.78), sedangkan secara fisik terealisasi 100 %.

Sosialisasi Potensi Pariwisata dan Prospek Pengembangan Wisata TNTC di SPTN

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di 3 SPTN yaitu SPTN I, SPTN III dan SPTN V selama 3 hari, serta diikuti oleh 30 peserta untuk masing-masing SPTN. Kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 188.225.000,- dan terealisasi Rp. 183.425.000,- (97.45 %), serta secara fisik terealisasi 100 %.

(40)

32

LAPORAN TAHUNAN 2015

Peningkatan SDM Pengelola Wisata dan PNBP

Peningkatan SDM pengelola wisata dan PNBP meliputi keikutsertaan dalam kegiatan Rakor PNBP dan konsultasi ke pusat. Anggaran dari kegiatan ini sebesar Rp. 27.000.000,- dan terealisasi 100 % baik fisik dan keuangan.

6. Meningkatnya pengusahaan pariwisata alam dari baseline tahun

2013 (20 unit)

Pengusahaan pariwisata alam bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan keunikan, kekhasan, keindahan alam dan atau keindahan jenis atau keanekaragaman jenis satwa liar dan jenis tumbuhan yang terdapat dalam kawasan konservasi. Pengusahaan pariwisata alam di Taman Nasional sebenarnya sudah ada, namun masih rendahnya kesadaran dari pelaku-pelaku usaha pariwisata untuk mengajukan permohonan ijin pengusahaan pariwisata alam menjadi kendala dalam pengusahaan pariwisata itu sendiri. Ketidaktahuan akan aturan/proses kepengurusan ijin atau anggapan-anggapan tentang mahalnya biaya yang harus dibayar dalam kepengurusan ijin pengusahaan pariwisata alam menyebakan rendahnya minat para pelaku usaha untuk mengurus ijin. Maka dalam rangka meningkatkan pengusahaan pariwisata alam di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih pada tahun 2015, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih melaksanakan kegiatan Sosialisasi IUPJWA dan IUPSWA di Nabire.

Kegiatan sosialisasi IUPJWA dan IUPSWA di Nabire didanai dengan anggaran sebesar Rp. 76.650.000,- Dan terealisasi 100 % baik secara keuangan maupun fisik.

7. Tersedianya Kader Konservasi (KK), Kelompok Pecinta Alam (KPA),

Kelompok Swadaya Masyarakat/Kelompok Profesi (KSM/KP) yang berstatus aktif (1.200 orang)

Kegiatan yang dilakukan adalah Jambore Kemah Bakti Kader Konservasi Nasional, Kemah Konservasi dan Pembinaan Kader Konservasi kampung

(41)

33

LAPORAN TAHUNAN 2015

Kwatisore, Yende dan Roswar. Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 236.540.000,- dan terealisasi 100 % baik keuangan dan fisik.

Jambore Kemah Bakti Kader Konservasi Nasional

Kegiatan jambore dilaksanakan di Taman Nasional Ujung Kulon Desa Sumber Jaya Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten dan tahun 2015 BBTNTC mengikutkan 2 (dua) orang kader konservasi dalam kegiatan jambore ini, serta 1 orang pendamping. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai momentum untuk terus memasyarakatkan konservasi alam sebagai komitmen, sikap hidup dan budaya seluruh unsur masyarakat, sedangkan tujuannya adalah sebagai upaya mengenalkan konservasi alam pada masyarakat agar dapat menjadi budaya bangsa dan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi alam dan kelestarian keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 (empat) hari mulai dari tanggal 7 s.d 10 Agustus 2015 dan diiikuti oleh 399 peserta yang berasal dari 77 UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Acara dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan dihadiri oleh Duta Besar sejumlah negara, perwakilan pejabat propinsi Banten dan kabupaten Pandeglang, tokoh-tokoh pemerhati lingkungan, LSM, dan para pelaku usaha.

Anggaran kegiatan ini sebesar Rp. 16.000.000,- dan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.

Kemah Konservasi

Kegiatan kemah konservasi dimaksudkan sebagai saran pembelajaran dan penyadartahuan konservasi SDAHE, sedangkan tujuannya adalah 1) memupuk dan menumbuhkembangkan rasa cinta alam dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada generasi muda sejak dini;

(42)

34

LAPORAN TAHUNAN 2015

2) meningkatkan keperdulian dan peran serta generasi muda dalam upaya menjaga kualitas, keseimbangan dan pelestarian alam.

Kegiatan ini dilaksanakan di kampung Aisandami dan diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari 4 (empat) Sekolah Dasar dalam kawasan TNTC. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kemah konservasi ini berupa pemberian materi konservasi baik dalam bentuk ceramah maupun pemutaran film konservasi, permainan dan lintas alam. Kemah konservasi berlangsung selama 3 (tiga) hari dan pada akhir kegiatan panitia mengumumkan sekolah yang mendapat juara I,II,III dan juara harapan I.

Bagi para pemenang panitia menyediakan reward berupa trophy dan uang

pembinaan.

Anggaran pelaksanaan kemah konservasi di kampung Aisandami sebesar Rp. 119.340.000,- dan terealisasi 100 % baik fisik dan keuangan.

Pembinaan Kader Konservasi Kampung Kwatisore, Yende dan Roswar

Pembinaan kader konservasi dimaksudkan agar kopentensi seluruh kader konservasi binaan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih semakin meningkat dan mampu menjadi sumber ide/pemikiran/pelopor/ pendamping dan pengerak dalam kegiatan-kegiatan konservasi di tengah masyarakat sehingga upaya-upaya konservasi bisa berjalan dengan optimal.

Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 101.200.000,- dan terealisasi 100 % baik secara fisik dan keuangan.

8. Penurunan luas kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian

Alam serta taman buru yang terbakar di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dari toleransi maksimum tahun 2014 (3.81,3 Ha menjadi 3.784,1 Ha)

Kawasan TNTC merupakan kawasan yang sebagian besar wilayahnya adalah laut dan sebagian kecil adalah hutan. Guna menjaga dan menghindari

Gambar

Tabel 1. IKK,  Komponen,  dan  Lokasi  Target Pencapaian  Kinerja Pengelolaan Taman Nasional …………………………………………....
Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar TNTC. Kepala Balai Besar
Gambar 3. Komposisi PNS dan Tenaga Upah Berdasarkan Satuan Kerja
Gambar 4. Perkembangan Pagu Anggaran Balai Besar TNTC dari Tahun  2011 s.d Tahun 2015   5,000,000,000.00 10,000,000,000.00 15,000,000,000.00 20,000,000,000.00 25,000,000,000.00 30,000,000,000.00 35,000,000,000.0020112012 2013 2014 2015PAGU (Rp)
+7

Referensi

Dokumen terkait