63
A. Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
WCT 35 -61,1 61,0 7,314 18,0138
CR 35 ,8413 9,4616 2,061620 1,5329076
DCR 35 ,1 4,3 1,460 1,2176
ROI 35 ,0 ,2 ,057 ,0655
Valid N (listwise) 35
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif pada masing-masing variable penelitian dimana jumlah sampel 35 yang terdiri dari 7 perusahaan industri kimia selama 5 tahun.
Variabel efisiensi modal kerja yang dihitung menggunakan working capital
turnover (WTC) dari 35 sampel menunjukkan nilai terkecil adalah -61,1 oleh PT
Alumindo Light Metal Industry Tbk berarti bahwa hutang lebih besar dari aktiva, dan nilai terbesar adalah 61 oleh PT Lautan Luas Tbk berarti hutang lebih kecil dari aktiva. Rata-rata nilai efisiensi modal kerja dari 35 sampel adalah 7,314 dengan standar deviasi sebesar 18,0138. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahan sampel mampu mencapai penjualan (Net Sales) sebesar 731,4% dari total modal
kerja (netto) yang dimiliki perusahaan dalam satu tahun periode. Nilai standar deviasi dari WCT sebesar 18,0138 lebih besar dari nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam WCT mempunyai sebaran yang besar atau variasinya lebih banyak.
Variabel likuiditas yang dihitung menggunakan current ratio (CR) dari 35 sampel menunjukkan nilai terkecil adalah 0,8413 oleh PT Lautan Luas Tbk berarti kemampuan aktiva lancar dalam membiayai kewajiban lancar 0,8413, dan nilai terbesar adalah 9,4616 oleh PT Beton Jaya Manunggal Tbk berarti kemampuan aktiva lancar dalam membiayai kewajiban lancar 9,4616. Rata-rata nilai likuiditas dari 35 sampel adalah 2,061620 dengan standar deviasi sebesar 1,5329076. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahan sampel dimana aktiva lancar dapat membiayai kewajiban lancar sebesar 206,2% yang dimiliki perusahaan dalam satu tahun periode. Nilai standar deviasi dari CR sebesar 1,5329076 lebih kecil dari nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam CR mempunyai sebaran yang kecil yang berarti perusahaan tersebut memiliki angka yang beda-beda tipis.
Variabel leverage yang dihitung menggunakan Total debt to total capital
ratio (DCR) dari 35 sampel menunjukkan nilai terkecil adalah 0,1 oleh PT Beton
Jaya Manunggal Tbk berarti perusahaan memiliki kemampuan dalam membayar hutang, dan nilai terbesar adalah 4,3 oleh P T Alaska Industrindo Tbk berarti perusahaan tidak memiliki kemampuan membayar hutang. Rata-rata nilai
leverage dari 35 sampel adalah 1,460 dengan standar deviasi sebesar 1,2176
bahwa rata-rata perusahan sampel dimana total utang terhadap total modal dapat membiayai perusahaan sebesar 146% yang dimiliki perusahaan dalam satu tahun periode. Nilai standar deviasi dari DCR sebesar 1,2176 lebih kecil dari nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam DCR mempunyai sebaran yang kecil yang berarti perusahaan tersebut memiliki angka yang beda-beda tipis.
Variabel profitabilitas yang dihitung menggunakan Return On Investment
(ROI) dari 35 sampel menunjukkan nilai terkecil adalah 0,0 oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk, dan nilai terbesar adalah 0,2 oleh P T Ekadharma International Tbk. Rata-rata nilai leverage dari 35 sampel adalah 0,057 dengan standar deviasi sebesar 0,0655. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahan sampel dimana perusahaan dapat memperoleh profitabilitas sebesar 5,7% yang dimiliki perusahaan dalam satu tahun periode. Nilai standar deviasi dari ROI sebesar 0,0655 lebih besar dari nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam ROI mempunyai sebaran yang besar atau variasinya lebih banyak.
B. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable penggangu atau residual memiliki distribusi normal.
Dalam menguji normalitas data ini menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov
dimana hasil > 0,05 menunjukkan data normalitas signifikan. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Analisis One Sample Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 35
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,05321418
Most Extreme Differences
Absolute ,123
Positive ,123
Negative -,110
Kolmogorov-Smirnov Z ,728
Asymp. Sig. (2-tailed) ,664
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan data table 4.2 diatas dijelaskan bahwa residual data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dibuktikan dengan nilai kolmogorov-smirnov sebesar 0,728 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,664 yang berada lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
b. Uji multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013:105) uji mutikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable besar (independen). Hasil
uji multikolonieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) WCT 0,868 1,152 CR 0,694 1,441 DCR 0,617 1,621
a. Dependent Variable: ROI
Berdasarkan table 4.3 menunjukkan bahwa semua nilai Tolerance dan nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hasil pengujian model regresi tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinier dalam model regresi. Maka variabel independen tersebut layak digunakan sebagai prediktor.
c. Uji heteroskedastisitas
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisidas (Uji Sctterplot)
Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta terbesar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi ROI berdasarkan masukan variabel independen WCT, CR, dan DCR.
Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisidas (uji glejser)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,152 5,025 ,428 ,671 WCT -,063 ,105 -,081 -,601 ,552 CR ,646 1,377 ,071 ,469 ,642 DCR 8,862 1,839 ,773 4,818 ,000
a. Dependent Variable: ABSUT
Hasil pada uji glejser menunjukkan bahwa WCT,CR yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (ABSUT). Hal ini terlihat dari profitabilitas signfikannya diatas tingkat kepercayaan 5%. Sedangkan DCR signifikan secara statistik mempengaruhi dependen nilai Absolut Ut (ABSUT) karena nilai signifikan dibawah 5% (0,05) yaitu sebesar 0,000.
d. Uji autokorelasi Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model Durbin-Watson 1 1,333 a. Predictors: (Constant), DCR, WCT, CR b. Dependent Variable: ROI
Nilai Durbin-Watson sebesar 1,333, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai table dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 35 (n). Maka nilai Durbin-Watson 1,333 lebih kecil dari batas atas (du) 1,653 dan lebih besar dari 1,283 (dl), maka dapat disimpulkan bahwa autokorelasi H0 diterima yang menyatakan tidak ada autokorelasi positif yaitu 1,283 ≤ 1,333 ≤ 1,653.
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji koefisien determinasi
Tabel 4.7
Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,582a 0,339 0,275 0,0557 a. Predictors: (Constant), TDTCR, WCT, CR b. Dependent Variable: ROI
Hasil dari uji koefisien determinasi menunjukkan nilai dari koefisien korelasi antara variabel independen dan variabel dependen sebesar 0,339 (R = 33,9%), hal ini berarti tingkat keeratan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah sebesar 33,9%. Nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0,275, hal ini berarti 27,5% variasi profitabilitas dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen WCT, CR dan DCR. Sedangkan sisanya 82,5% dijelaskan oleh faktor – faktor lain diluar model regresi.
2. Uji signifikansi simultan (uji statistic F) Tabel 4.8
Analisis Regresi Simultan ( Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,049 3 ,016 5,306 ,005b
Residual ,096 31 ,003
Total ,146 34
a. Dependent Variable: ROI
b. Predictors: (Constant), DCR, WCT, CR
Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan hasil perhitungan statistik uji F sebesar 5,306 dengan profitabilitas 0,005. Karena profitabilitas lebih kecil dari 0,05 yang berarti secara bersamaan (simultan) seluruh variabel independen WCT,CR, dan DCR berpengaruh secara signifikan terhadap ROI pada perusahaan industri kimia.
3. Uji hipotesis (uji signifikan parameter individual/uji statistik t)
Tabel 4.9
Analisis Regresi Parsial ( Uji t )
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 0,091 0,027 3,333 0,002 WCT 0 0,001 0,106 0,679 0,502 CR 0,004 0,007 0,083 0,471 0,641 DCR -0,03 0,01 -0,56 -3,013 0,005
a. Dependent Variable: ROI
Berdasarkan hasil dari pengolahan data seperti dalam table 4.9, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. WCT tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,502. Nilai t 0,679 lebih kecil dibanding nilai ttabel 1,6896 maka menolak hipotesis alternative yang menyatakan bahwa WCT secara individual tidak mempengaruhi ROI.
b. CR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,641. Nilai t 0,471 lebih kecil dibanding nilai ttabel 1,6896 maka menolak hipotesis alternative yang menyatakan bahwa CR secara individual tidak mempengaruhi ROI.
c. DCR berpengaruh signifikan terhadap ROI, karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,005. Nilai t -3,013 lebih besar dibanding nilai ttabel 1,6896 maka menerima hipotesis alternative yang menyatakan bahwa WCT secara individual mempengaruhi ROI secara negatif.
4. Analisis regresi linear berganda
Dengan melihat table 4.8 diatas maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Profitabilitas (ROI)= 0,091 + 0 WCT + 0,004 CR – 0,03 DCR+e
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas, diketahui bahwa model regresi ini memiliki kostanta sebesar 0,091. Maka hal ini menunjukkan bahwa jika variabel – variabel independen diasumsikan dalam keadaan tetap, maka variabel dependen profitabilitas (ROI) mengalami kenaikan sebesar 9,1%.
D. Pembahasan
Efisiensi modal kerja (Working Capital Turnover) dan Likuiditas (Current Ratio) secara statistik dapat dilihat tidak signifikan karena tingkat WCT sebesar 0,502 dan CR sebesar 0,641 tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROI) pada perusahaan industri kimia yang terdaftar di BEI karena berada diatas nilai 0,05. Artinya penjualan bersih yang tinggi menunjukkan modal kerja yang agresif, dimana WCT pada suatu perusahaan menunjukkan besarnya aktiva dan utang lancar yang dibiayai oleh penjualan bersih. Hasil CR dapat diartikan besarnya
aktiva lancar yang digunakan untuk membiayai kewajiban lancar. Maka dapat disimpulkan besarnya perputaran modal kerja dan kemampuan aktiva lancar untuk membiayai operasional perusahaan menjadi beban bagi perusahaan sehingga akan mengurangi profitabilitas perusahaan. Hasil ini sama dengan penelitian menurut penelitian Agus (2012) likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga besar kecilnya profitabilitas yang diterima oleh perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya likuiditas dari perusahaan manufaktur, menurut Sitorus (2012) manajemen modal kerja (yang terdiri dari average collection period, inventory turnover in days, dan average payment period) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas secara negative signifikan. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Agus (2012) variable yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas adalah efisiensi modal kerja, sehingga besar kecilnya profitabilitas yang diterima oleh perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh besar kecilnya efisiensi modal kerja dari perusahaan manufaktur. Pendapat Shopi (2008) yang menyatakan likuidiyas berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas.
Variabel Leverage (Total debt to total capital ratio) secara statistik dapat dilihat signifikan, maka DCR sebesar 0,005 berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) pada perusahaan industri kimia yang terdaftar di BEI karena berada dibawah 0,05. Hasil ini mendukung penelitian Asty dan Irsutami (2012) financial
leverage (menggunakan rasio DER) mempunyai pengaruh yang paling kuat
dibandingkan dengan variable lainnya, maka mempunyai pengaruh yang dominan terhadap profitabilitas. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Agus (2012)
Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga besar kecilnya profitabilitas yang diterima oleh perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage dari perusahaan manufaktur.