• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2012) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2012) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

SURVEI KHUSUS

STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI

(SKSPPI-2012)

Badan Pusat Statistik

Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010

Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5, Fax: (021) 3857046 email: listy@bps.go.id; sundari@bps.go.id; lia@bps.go.id

Homepage: http://www.bps.go.id

 Survei ini dimaksudkan untuk memperoleh indikator dalam Penyusunan Perubahan Inventori

 Pelaksanaan kegiatan Survei ini berdasarkan UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Pasal 11

 Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Pasal 21

 Survei ini tidak memungut biaya apapun. Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik (UU No. 16 Tahun 1997, Pasal 27, tentang Statistik)

 Laporan hasil survei merupakan data agregat dan hanya digunakan untuk kepentingan analisis dan perumusan kebijakan ekonomi

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010

Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5; Fax: (021) 3857046 email: listy@bps.go.id; sundari@bps.go.id; lia@bps.go.id

Homepage: http://www.bps.go.id

(2)

KATA PENGANTAR

Perubahan inventori merupakan salah satu komponen PDB dari sisi pengeluaran. Selama ini perubahan inventori diperlakukan sebagai residual hampir di setiap propinsi. Untuk itu dalam rangka penyempurnaan data tersebut, dilaksanakan kegiatan survei yang mendukung penyusunan data perubahan inventori.

Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 (SKSPPI-2012) dimaksudkan untuk melengkapi data perubahan inventori di Indonesia dan propinsi-propinsi terpilih yang menjadi sampel. Data yang akan diperoleh adalah data barang-barang yang menjadi inventori menurut sektor dan komoditasnya.

Diharapkan dengan adanya SKSPPI-2012 akan diperoleh data yang lebih akurat serta memberikan perbaikan pola dan struktur perubahan inventori menurut komoditi suatu unit usaha pada periode tertentu.

Buku Pedoman Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 ini disusun sebagai pedoman bagi pencacah dan pengawas dalam pelaksanaan lapangan untuk memperoleh hasil yang optimal.

Jakarta, Maret 2012 Subdirektorat Neraca Modal & Luar Negeri Direktorat Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik

2

BLOK III. KETERANGAN UMUM

Isian kegiatan usaha yang dilakukan harus diisi dengan sejelas-jelasnya. 1. Periksa apakah isian tahun dimulainya kegiatan usaha sudah sesuai.

2. Untuk isian bentuk badan hukum/usaha perusahaan, hanya terisi salah satu. 3. Isi nilai produksi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2009, 2010 dan 2011.

BLOK IV. NILAI PRODUKSI DAN ASET SELAMA TAHUN 2009-2011

Periksa apakah nilai produksi dan aset telah terisi dengan lengkap dan benar.

BLOK V. NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN 2009-2011

Periksa apakah isian pada blok ini sudah sesuai dengan kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan dan satuan yang digunakan sudah dalam ribuan rupiah. Blok V ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori pada tahun tahun 2009, 2010 dan 2011.

BLOK VI. CATATAN

Blok ini mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan pengisian kuesioner ini. Terteranya tanda tangan pemeriksa menandakan bahwa dia menyatakan bertanggung jawab atas keterangan dalam daftar isian Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 yang diperiksa.

(3)

BAB III

PETUNJUK PENGAWASAN

Dalam bab ini diberikan penjelasan mengenai proses pemeriksaan bagi petugas pengawas. Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari kesalahan pengisian pada kuesioner serta menjaga konsistensi isian antar blok yang berkaitan, agar data yang diperoleh lebih konsisten, teliti dan wajar. Dengan demikian kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 yang akan dikirim ke Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan sudah dalam keadaan terisi dengan benar. Uraian dalam bab ini juga diharapkan dapat digunakan oleh pengawas untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya.

Secara umum yang harus dilakukan oleh pengawas adalah:

1. Meneliti apakah isian mudah dibaca dan diletakkan pada kolom yang benar dan juga apakah isian masing-masing blok terkait sudah konsisten.

2. Meneliti apakah seluruh rincian dari masing-masing blok yang harus diisi sudah ditanyakan.

3. Periksa isian dari masing-masing rincian tersebut apakah sudah sesuai dan wajar.

4. Memeriksa kembali apakah isian nilai sudah dalam satuan yang tepat.

5. Hitung kembali apakah rincian sudah diisi dengan benar. Bila ternyata ditemukan isian jawaban yang meragukan, tanyakan ke pencacah; jika perlu lakukan pencacahan ulang.

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

1. Periksa apakah nama propinsi, nama perusahaan dan alamat perusahaan sudah diisi dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

2. Nomor urut perusahaan (NUS) tidak perlu diisi. Kolom tersebut akan diisi di BPS.

BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

1. Apakah nama dan tanda tangan pencacah sudah diisi dan sesuai.

2. Periksa juga, apakah keterangan petugas pencacah dan pemeriksa sudah diisi dengan sesuai.

14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Persediaan/inventori secara mikro biasanya merupakan aktiva lancar terbesar dari suatu perusahaan, sehingga diperlukan pengukuran yang tepat untuk menjamin laporan keuangan yang akurat. Jika persediaan tidak dihitung secara tepat, pengeluaran dan penerimaan tidak dapat dicocokkan secara benar. Jika persediaan akhir tidak benar, maka hasilnya adalah saldo-saldo dari neraca berikut ini juga tidak akan benar, seperti: persediaan barang dagangan, total aktiva, dan ekuitas pemilik modal. Ketika persediaan akhir tidak benar, harga pokok penjualan barang dagangan dan laba bersih juga akan tidak benar di dalam laporan laba rugi.

Sedangkan secara makro, didalam statistik neraca nasional inventori dicakup sebagai bagian dari pembentukan modal atau dikenal sebagai inventasi fisik di satu wilayah. Tepatnya inventori tersebut menjelaskan tentang porsi dari investasi yang telah direalisasikan dalam bentuk barang jadi maupun setengah jadi pada berbagai kegiatan ekonomi produksi. Karena nyatanya sebagian dari investasi tersebut memang direalisasikan untuk pengadaan berbagai keperluan bahan baku maupun bahan penolong/pembantu. Dengan demikian maka tersedianya data tentang inventori akan menjadi informasi yang cukup penting bagi analisis investasi khususnya bagi komponen pembentukan modal, meskipun kontribusinya dalam perekonomian tidaklah terlalu besar.

Kaitan inventori dengan perilaku ‘’pembentukan modal’’ dalam statistik neraca nasional terjadi bila inventori dimasukkan sebagai bagian dari pembentukan modal maka komponen ini disebut sebagai ‘’pembentukan modal bruto’’, tetapi bila tidak dimasukan, disebut sebagai ‘’pembentukan modal tetap bruto’’. Dengan demikian maka pembentukan modal bruto yang merupakan realisasi dari sebagian proses investasi mencakup pula komponen persediaan atau inventori. Dalam inventori ini termasuk juga barang dalam pengerjaan karena belum selesai diproses (work in progress). Disebut ‘’modal tetap’’ karena hanya mencakup barang modal tetap (fixed asset) yang akan digunakan dalam proses produksi secara terus menerus dan berkesinambungan.

(4)

Dalam perangkat PDB (Produk Domestik Bruto) ataupun Tabel I-O (Input-Output) inventori disajikan sebagai bagian dari konsumsi akhir (final demand), tepatnya terletak pada kuadran II dalam Tabel I-O. Selama ini pada kedua perangkat tersebut inventori diperlukan sebagai komponen residual yang didalamnya termasuk pula perbedaan statistik. Kondisi ini menyebabkan informasi tentang inventori sulit untuk dipahami dan dianalisis lebih jauh.

Secara konsep, inventori yang berbentuk persediaan barang tersebut menggambarkan tentang bagian dari output domestik maupun impor yang belum digunakan, baik untuk diproses lebih lanjut, dikonsumsi ataupun untuk tujuan dijual tanpa mengalami proses lebih lanjut. Inventori terserbut dapat berbentuk barang jadi maupun barang setengah jadi atau bahan baku (raw material).

Dilihat dari sisi yang negatif, proses pengadaan inventori ini lebih dimaksudkan sebagai upaya spekulasi upaya dilakukan oleh pedagang atau bahkan produsen, dengan harapan untuk memperoleh keuntungan lebih, terutama jika diperkirakan akan terjadi kelangkaan produk di pasar. Meskipun di sisi lain inventori juga bisa menggambarkan tentang proses akumulasi produk yang berada pada pihak produsen karena produknya belum terserap oleh pasar. Dalam prakteknya produsen ataupun pedagang akan selalu berupaya untuk melakukan penumpukan barang-barang tertentu yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat karena barang tersebut menjadi langka di pasar.

Bertolak dari pemikiran betapa pentingnya penghitungan perubahan inventori sebagai tolok ukur penghitungan produktivitas ekonomi suatu negara, maka diperlukan informasi yang lebih akurat dan lebih rinci mengenai besarnya nilai posisi barang inventori tersebut.

4

Adapun kode tersebut:

1. KODE KOMODITAS

2. KODE SATUAN VOLUME

3. KODE KOMODITAS

BLOK VI. CATATAN

Blok ini mencatat hal-hal penting/kejadian tertentu yang berkaitan dengan pengisian kuesioner.

10 Beras 44 Timah 72 Barang dalam proses

20 Gula 49 Hasil tambang lainnya (sebutkan) 73 Barang jadi

31 Sapi potong 51 Karet kering 79 Hasil industri pengolahan

32 Kerbau 52 Biji sawit 81 Spare parts

33 Kambing 53 Coklat 82 Mesin (belum dipakai)

34 Domba 54 Kopi 83 Peralatan (belum dipakai)

35 Babi 55 Teh 84 Bahan bakar

36 Kuda 57 Kulit kina

37 Ayam potong 58 Tembakau

38 Itik 59 Hasil perkebunan lainnya (sebutkan) 89 Lainnya (sebutkan)

39 Hasil ternak lainnya (sebutkan) 61 Kayu jati

41 Batubara 62 Kayu non jati

42 Nickel 69 Hasil hutan lainnya (sebutkan)

43 Bauksit 71 Bahan Baku

85 Konstruksi yang sdh jadi/dalam proses yg siap dijual

Kode Rincian

Kode Rincian Kode Rincian

Kode Satuan Volume Keterangan Kode Satuan Volume Keterangan

1 Bal = 1250 m = 180 kg 8 Metrik ton = 0,98421 long ton = 1000 kg 2 Barel = 158,99 liter = 1/6,2898 m3 9 Ounze (oz) = 28,31 gr

3 Bata = 500 gram 10 Pound (lb) = 0,454 kg

4 Batang (untuk sabun:400 gram) 20 Ton = 1000 kg

5 Botol = 700 cc 30 Zak = 40 kg; 50 kg (untuk semen) 6 Liter = 0,80 kg (untuk beras) 99 Lainnya (sebutkan)

7 Long ton = 1016,05 kg

Kode Keterangan

1 Bahan baku dan penolong (termasuk sparepart) FIFO (First-in-First-Out) LIFO (Last-in-First-Out)

2 Barang dalam proses Pengurangan-dinilai atas

harga item yang paling lama

Pengurangan-dinilai atas harga item yang paling baru

3 Barang jadi Penambahan-dinilai atas

harga item yang paling baru

Penambahan-dinilai atas harga item yang paling lama

Metode Persediaan Barang

(5)

Pengukuran persediaan/inventori biasanya menggunakan metode menurut Historic costs–basis dari akunting perusahaan yaitu metode FIFO atau LIFO.

First-In-First-Out (FIFO)

 Pengurangan – dinilai atas harga item yang paling lama  Penambahan – dinilai atas harga item yang paling baru  Last-In-First-Out (LIFO)

 Pengurangan - dinilai atas harga item yang paling baru  Penambahan - dinilai atas harga item yang paling lama

Blok ini terdiri dari Blok V.1, Blok V.2 dan Blok V.3. Informasi yang diberikan pada Blok V.1 adalah volume dan nilai persediaan akhir tahun 2009, Blok V.2 memberikan informasi mengenai volume dan nilai persediaan akhir tahun 2010 dan Blok V.3 tentang volume dan nilai persediaan akhir tahun 2011. Setiap bloknya terdiri dari 6 kolom, yaitu:

 Kolom 1 = nomor urut,

 Kolom 2 = kolom kode komoditas (2 digit)

 Kolom 3 = berisi mengenai informasi satuan volume ,  Kolom 4 = kode inventori,

 Kolom 5 = volume persediaan dan

 Kolom 6 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah

Persediaan pada blok ini diisi sesuai dengan kode komoditas, kode satuan volume dan kode inventori. Isikan komoditas yang menjadi persediaan sesuai dengan kodenya. Untuk kode komoditas 39, 49, 59, 69, 79, dan 89 maka komoditasnya harus dituliskan. Sedangkan kolom volume diisi sesuai dengan banyaknya volume persediaan yang yang dimiliki perusahaan. Nilai persediaan dituliskan dalam satuan ribu rupiah.

12

Selain itu, data perubahan inventori propinsi/regional selama ini masih dihitung sebagai residual (pengurangan PDB dengan komponen-komponen lain dalam PDB pengeluaran) sehingga penghitungannya masih berupa perkiraan kasar. Akibatnya, nilai perubahan inventori yang diperoleh dengan cara tersebut masih mengandung selisih statistik (statistical discrepancy) yang mungkin terjadi akibat kelemahan data penghitungan PDB dengan pendekatan produksi dan pengeluaran. Adapun rincian perubahan inventori meliputi bahan baku dan bahan penolong, barang dalam proses (barang dalam proses budidaya sumberdaya hayati dan barang dalam proses lainnya), barang jadi, inventori militer, dan barang-barang untuk dijual kembali.

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 bertujuan: 1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai kuantitas dan posisi nilai

inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun

2. Memperoleh data inventori, pola dan strukturnya menurut karakteristik, jenis dan klasifikasi lapangan usaha

3. Memperoleh informasi mengenai rasio inventori terhadap nilai produksi (output) dan polanya pada sektor-sektor ekonomi

4. Menerapkan System National Account 2008 (SNA 2008) yang berkaitan dengan Perubahan inventori

(6)

2. Sasaran Penelitian

Sasaran Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 adalah perusahaan pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan kepada perusahaan yang memiliki persediaan/inventori dan mempunyai laporan keuangan/sistem pencatatan administrasi keuangan yang baik. Perusahaan adalah suatu unit usaha yang terletak pada suatu lokasi tertentu dan dikelola/diselenggarakan secara komersil dengan tujuan menghasilkan barang/jasa serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai kegiatan produksinya.

Propinsi terpilih pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 terdiri dari 7 propinsi yaitu: Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Secara rinci alokasi jumlah perusahaan masing-masing propinsi disesuaikan keadaan propinsi.

3. Rancangan Penarikan Sampel

Penarikan sampel pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 dilakukan secara purposive, namun tetap mempertimbangkan keadaan responden mengenai dapat tidaknya perusahaan memberikan data secara rinci. Penggantian responden dapat dilakukan atas persetujuan penanggung jawab pelaksana harian (koordinator) dengan memperhatikan hal-hal antara lain: sektor yang sama, keterwakilan usaha/ perusahaan dalam sektor, besar kecilnya usaha dan sebagainya.

4. Organisasi dan Jadwal Kegiatan

Penanggung jawab Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 adalah Direktur Neraca Pengeluaran, sedangkan pimpinan pelaksana harian adalah Kepala Subdirektorat Neraca Modal dan Luar Negeri. Penanggung jawab pelaksana lapangan adalah Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi dan pelaksana harian (koordinator) adalah Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis.

6

Contoh nilai produksi (output) dan aset dalam laporan keuangan : Nilai produksi/output

Nilai Aset

5. BLOK V. VOLUME DAN NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN 2009-2011

Blok V ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori menurut komoditas pada akhir tahun 2009, 2010 dan 2011. Persediaan merupakan hasil produksi yang belum dikonsumsi atau terserap oleh berbagai aktivitas ekonomi dan merupakan bagian dari aktiva atau harta (aset) lancar perusahaan. Menurut konsep SNA 2008 perubahan inventori dihitung dari nilai inventori yang masuk dikurangi nilai pengambilan inventori serta barang yang hilang/rusak selama periode akuntansi.

(7)

4. BLOK IV. NILAI PRODUKSI DAN ASET TETAP SELAMA TAHUN 2009-2011

Nilai produksi adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan baik untuk dijual/digunakan sendiri. Nilai produksi sektor perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang diperdagangkan dikurangi dengan biaya angkut barang dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Termasuk juga penerimaan dari jasa perdagangan (konsinyasi/titip jual).

Nilai aset yang dicatat di blok IV ini adalah nilai aset menurut harga perolehan/nilai wajar. Aset adalah harta berwujud yang digunakan dalam proses produksi untuk penyediaan barang/jasa, atau untuk disewakan kepada pihak lain atau tujuan lainnya selama lebih dari satu periode. Sesuai dengan klasifikasinya aset memenuhi kriteria:

 Mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun  Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas  Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan

Aset mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Secara umum pada neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar diantaranya: kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dsb. Sedangkan aset tidak lancar diantaranya: aset pajak tangguhan, aset tetap, aset lainnya, dsb.

Cara pengisian:

Rincian A: Nilai produksi (output). Isikan nilai produksi/output selama tahun 2009, 2010 dan 2011, baik yang berasal dari kegiatan utama maupun kegiatan lainnya. Khusus sektor perdagangan nilai produksinya (output) adalah margin perdagangan yaitu selisih nilai jual dengan nilai beli.

Rincian B: Nilai aset, isikan nilai aset berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi penyusutan selama tahun 2009, 2010 dan 2011.

10

Pengawas Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 adalah tenaga teknis Badan Pusat Statistik Propinsi yang sudah berpengalaman mengawasi pelaksanaan berbagai survei. Pencacah adalah petugas yang sudah berpengalaman dalam survei.

Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 ini diawali dengan persiapan yang dilakukan di pusat antara lain: penyusunan metodologi, kuesioner, buku pedoman, pencetakan dokumen dan latihan instruktur. Kegiatan yang dilakukan di daerah, yaitu latihan petugas pencacah/pengawas, pengambilan sampel, pelaksanaan pencacahan, pemeriksaan dan pengiriman dokumen ke pusat.

Pelaksanaan pencacahan lapangan mulai dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2012 yang akan diawali dengan latihan petugas lapangan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat jadwal pelaksanaan lapangan sebagai berikut:

a. Persiapan dan Perencanaan

1. Penyusunan metodologi, pedoman pencacahan Jan-Feb 2012 dan daftar isian

2. Penggandaan pedoman pencacahan dan daftar isian Maret 2012

3. Pelatihan instruktur Maret 2012

4. Pelatihan pencacah daerah April 2012 5. Pengiriman dokumen ke daerah April 2012 b. Pelaksanaan

1. Pengambilan sampel April 2012

2. Pencacahan Mei-Juni 2012

3. Pemeriksaan dan pengawasan Mei-Juni 2012 4. Pengiriman dokumen ke pusat Juni-Juli 2012 c. Pengolahan

1. Penyusunan program komputer Juni 2012

2. Pengolahan pra komputer Juli 2012

3. Pengolahan komputer Agt 2012

4. Tabulasi dan pengetikan Sept 2012

5. Laporan hasil Sept-Okt 2012

(8)

5. Rancangan kuesioner

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 dirancang untuk mendapatkan informasi mengenai kuantitas dan posisi nilai inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun menurut jenisnya dan klasifikasi lapangan usaha yang disesuaikan dengan System of National Accounts (SNA) 2008.

Kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 ini terdiri dari 6 blok. Blok I merupakan keterangan tempat. Blok II adalah isian untuk keterangan petugas. Blok III merupakan keterangan umum perusahaan seperti kegiatan utama, tahun dimulainya kegiatan usaha, badan hukum dan nilai produksi/output, dan sebagainya. Blok IV mencatat seluruh nilai produksi yang dihasilkan dan nilai aset pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Blok V mengenai volume dan nilai persediaan/inventori selama tahun 2009, 2010 dan 2011. Blok VI merupakan blok catatan yang berisikan hal-hal penting yang terjadi di perusahaan. 6. Tabel Alokasi Sampel dan Kebutuhan Dokumen SKSPPI 2012

Pencacahan Pelatihan Cadangan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Sumatera Utara 34 34 6 5 45 17 2 Riau 22 22 4 4 30 11 3 Jawa Barat 34 34 6 5 45 17 4 Jawa Timur 34 34 6 5 45 17 5 Kalimantan Barat 22 22 4 4 30 11 6 Kalimantan Timur 22 22 4 4 30 11 7 Sulawesi Selatan 34 34 6 5 45 17 202 202 36 32 270 101 Jumlah

No. Propinsi Sampel

SKSPPI

Kuesioner (Eksp) Buku Pedoman

(Eksp)

8

BAB II

KONSEP/DEFINISI DAN PETUNJUK UMUM PENGISIAN

Konsep dan definisi yang dijelaskan dalam bab ini hanya garis besarnya saja, karena sebagian konsep dan definisi telah disajikan dalam kuesioner. Hal ini dimaksudkan agar pencacah lebih mudah menjelaskan rincian pertanyaan yang ada di kuesioner kepada responden. Sehingga isian pada kuesioner diharapkan tidak ada yang terlewat.

1. BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini mencatat keterangan tempat dimana perusahaan/usaha tersebut berada.

2. BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini untuk mencatat keterangan petugas lapangan. Tujuan blok ini untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner dan kapan dilakukan pencacahan/pemeriksaan.

3. BLOK III. KETERANGAN UMUM

Blok ini untuk mencatat keterangan umum perusahaan, seperti kegiatan utama, tahun dimulainya usaha, bentuk badan hukum serta nilai produksi. Kegiatan utama adalah kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan pendapatan/output terbesar bagi perusahaan. Perusahaan/usaha adalah suatu unit usaha yang diselenggarakan/dikelola secara komersial dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa, terletak pada suatu lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi sendiri mengenai kegiatan produksinya, atau ada seseorang/lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan usaha disini adalah kegiatan usaha utama, artinya kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan output/pendapatan perusahaan paling besar diantara beberapa jenis kegiatan yang tergabung dalam suatu perusahaan.

Dengan kata lain, perusahaan didefinisikan sebagai suatu unit usaha yang berbadan hukum dan bertujuan mendapatkan keuntungan. Tahun dimulainya usaha adalah tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha secara komersil. Bentuk badan hukum adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh suatu kegiatan usaha yang dikeluarkan oleh notaris atau berdasarkan suatu keputusan dari pejabat yang berwenang.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Selasa tanggal Delapan belas bulan Juni tahun Dua Ribu Tiga Belas, dimulai pukul 18.00 WIB, kami selaku Pokja Pengadaan Barang/Jasa Dinas

Nama Kegiatan : Kursus salon, bordir, las listrik & karbit, serta pelatihan musik 9. Pemanfaat :

Karena nilai kepadatan yang dihasilkan dari kepadatan RAP rekayasa tanpa bahan tambah kapur dengan menggunakan metode Standart Proctor adalah hasil dari kadar air

Menurut pengertian Nominalis Koperasi didekatkan dengan upaya kelompok-kelompok individu yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum yang konkritnya melalui kegiatan

Untuk kedua indikator yang lain tidak terpenuhi karena siswa tidak dapat menyebutkan simbol pada soal serta menyelesaikan soal tes.

ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan nilai dari variabel Keputusan membeli produk sepeda motor merek honda akan meningkat secara

Analisis KCKT yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat kualitatif karena hanya membuktikan bahwa senyawa yang nonradioaktif maupun radioaktif berada di puncak sama

Assalamu‘alaikum Wr. Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi