• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK INTERNAL WILAYAH PERENCANAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK INTERNAL WILAYAH PERENCANAAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK INTERNAL

WILAYAH PERENCANAAN

Karakteristik wilayah perencanaan yang akan diuraikan meliputi kedudukan kota dalam lingkup wilayah, karakteristik fisik, karakteristik kependudukan, karakteristik perekonomian, karakteristik transportasi, serta karakteristik prasarana dan sarana.

3.1.

KARAKTERISTIK WILAYAH KOTA

3.1.1. Kedudukan Kota Dalam Lingkup Wilayah

Wilayah Ibukota Kecamatan Ngimbang Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 1988 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota dan Kabupaten Daerah Tingkat II Lamongan, ditetapkan bahwa luas wilayah Kota Ngimbang sebesar 738.55 ha yang meliputi 2 wilayah administrasi desa, yaitu Desa Sendangrejo dan desa Ngimbang. Adapun Batas-batas wilayah administrasi Kota Ngimbang adalah sebagai berikut:

• Sebelah Timur : Desa Pasarlegi, Kecamatan Sambeng • Sebelah Barat : Desa Drujugulit, Kecamatan Ngimbang • Sebelah Utara : Desa Girik, Kecamatan Ngimbang

• Sebelah Selatan : Desa Munungrejo, Kecamatan Ngimbang

Letak wilayah Kota Ngimbang dari pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan adalah berjarak 35 Km dari pusat Ibukota Kabupaten Lamongan. Selanjutnya batas wilayah administrasi dari desa yang termasuk dalam wilayah fungsional IKK Ngimbang dapat dilihat pada Peta 3.1-1.

KEC. SAMBENG Pasarlegi NGIMBANG Girik Slaharwotan Kakatpenjalin Ngimbang Drujugulit Munungrejo Sendangrejo 1 2 3 4 5 5 1 2 3 4 5 39 - 40 37 - 38 35 - 36 166 AL a b c d e a b c d e a b c d e AB I A A z I y x I w a b c d e a b c d e a b 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 43 - 44 41 - 42 AH I AG AF I AE AD I AC AM 167

(2)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-2

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

(3)

3.1.2. Peranan Kota Dalam Lingkup Wilayah

Dalam sistem perwilayahan pembangunan Kabupaten Lamongan, IKK Ngimbang merupakan bagian dari Sub Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP) II yang berpusat di Kota Babat. Dengan demikian maka Kecamatan Ngimbang yang terletak di wilayah SSWP II tersebut berfungsi sebagai wilayah penyangga (hinterland) antara wilayah Kabupaten lamongan dengan wilayah Kabuaten Jombang di sebelah selatan wilayah kota Kabupaten Lamongan

Pusat pengembangan Kecamatan Ngimbang sendiri adalah Kota Ngimbang. Wilayah ini memiliki tingkat aksesibilitas cukup tinggi terhadap kota Babat, Kota Lamongan, maupun kota-kota kecamatan lain di sekitarnya. Hal ini terjadi karena didukung oleh jalur jaln yang kondisinya cukup baik (beraspal).

Demikian pula hubungan antara Kota Ngimbang dengan wilayah pedesaan diskitarnya, dapat dikatakan cukup tinggi aksesibilitasnya. Hal ini terutama sangat mendukung fungsi Kota Ngimbang sebagai simpul jasa distribusi. Dengan perkataan lain, Kota Ngimbang akan mampu berperan dalam merangsang pertumbuhan wilayah pedesaan disekitarnya.

3.2.

KARAKTERISTIK INTERNAL KOTA

Pembahasan mengenai karakteristik internal Ibu Kota Kecamatan Ngimbang dalam hal ini meliputi karakteristik fisik, kependudukan, perekonomian, transportasi, serta karakteristik sarana dan prasarana.

3.2.1. Karakteristik Fisik

Bahasan mengenai karakteristik fisik Kota Ngimbang meliputi

kondisi serta pola struktur kegiatan, serta kondisi lingkungan perumahan di wilayah perencanaan Ibu Kota Kecamatan Ngimbang.

3.2.1.1. Kondisi Fisik Dasar

Dalam uraian mengenai kondisi fisik dasar dibatasi hanya menyangkut kondisi topografi dan hidrologi. Hal ini dikaitkan dengan relevansi kebutuhan data dan informasi dalam tahap analisa.

Peranan topografi dalam perencanaan sangat penting, sebab faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap jenis guna lahan yang akan dilokasikan. Faktor- faktor yang perlu ditinjau dari kondisi topografisuatu wilayah adalah ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan. Kota Ngimbang berada di lereng bukit kapur dengan ketinggian yaitu antara 100 s/d 125 m di atas permukaan laut.

Wilayah Kota Ngimbang memiliki kedalaman efektifitas tanah sampai > 90 cm, pada bagian selatan dan bagian utara kawasan terbangun kedalamannya antara 60-90 cm, tekstur tanah sedang dan tidak pernah tergenang.

Kondisi sawah semuanya merupakan sawah tadah hujan. Curah hujan berkisar antara 1.600 mm s/d 1.800 mm per tahun. Musim penghujan berlangsung antara bulan November s/d April dan musim kemarau antara mei s/d oktober.

Permukaan air antara 6-10 m di bawah permukaan tanah. Di Desa Sendangrejo, permukaan air tanah pada umumnya tidak terlalu dalam antara 6-8 m. Oleh kaena itu sumur-sumur banyak yang terdapat di Desa Sendangrejo. Sementara itu Desa Ngimbang, permukaan air tanah relatif agak dalam, yaitu

(4)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-4

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 sampai habis. Sumber air yang dikembangkan untuk sumber air minum bagi warga

Kota Ngimbang dalam hal ini adalah Desa Sendangrejo dengan kualitas lebih baik. Berdasarkan data yang terkumpul, jumlah sumber air yang ada di IKK Ngimbang adalah sebanyak 18 sumber air dengan persebaran yaitu 14 sumber air di Desa Sendangrejo dan 4 sumberair di Desa Ngimbang.

Jika dilihat dari kondisi topografi IKK Ngimbang, kondisi IKK ngimbang sangat baik dalam mendukung jaringan drainase kota sehingga memberikan cukup peluang air mengalir secara gravitasi. Permasalahan yang ada di IKK Ngimbang adalah masih belum meratanya persebaran saluran drainase dan juga hanya menggantungkan pada kemiringan lahan.

Pertumbuhan kota cenderung berkembang dengan mengikuti pola jaringan jalan dan membentuk pola linier terutama pada jalan kolektor primer yang menghubungkan Kabupaten Lamongan dengan Kabupaten Jombang, maupun lokal primer.

Dengan kondisi permukaan lahan yang banyak bergelombang dan lebih banyak miring ke arah selatan yang cukup tajam, maka perkembangan fisik kota menghadapi pembatas yaitu :

o Faktor pembatas alam berupa kemiringan lahan yang tajam pada

daerah utara wilayah kota dengan permukaan tertutup batu, sehingga kawasan ini kurang sesuai dengan pola perkembangan kota.

o Perkembangan kearah utara dan timur juga terbatas oleh kawasan

hutan produksi.

Dengan demikian perkembangan kota nantinya cenderung kearah selatan Desa Sendangrejo kemudian kearah barat Desa Ngimbang.

3.2.1.2. Pola Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di Kota Ngimbang secara umum masih didominasi peruntukan lahan pertanian seperti persawahan lahan kering atau sawah tadah hujan dan tegalan produktif yang sekaligus berfungsi sebagai sumber mata pencaharian utama penduduk Kota Ngimbang dan juga merupakan penunjang utama sistem perekonomian di Kota Ngimbang.

Secara keseluruhan, penggunaan lahan di Kota Ngimbang dibedakan menjadi 4 macam penggunaan. Berdasarkan data Kecamatan Ngimbang dalam angka 2004, luas penggunaan total penggunaan lahan di Kota Ngimbang adalah 738.55 ha dan dibedakan menjadi tanah sawah, tanah kering, bangunan/pekarangan dan hutan negara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan Lahan Kota Ngimbang Tahun 2004

Jenis Penggunaan Lahan (ha)

Nama Desa Tanah

Sawah Kering Tanah Pekarangan Bangunan / Negara Hutan Jumlah

Ngimbang 93,00 40,29 12,00 140,00 285,29

Sendangrejo 216,60 93,42 84,04 59,20 453,26

Jumlah 309,60 123,71 96,04 199,20 738,55

(5)

93 40.29 12 140 216.6 93.42 84.04 59.2 0 50 100 150 200 250

Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan / Pekarangan

Hutan Negara

Ngimbang Sendangrejo

Gambar 3.1 Luas Penggunaan Lahan di Kota Ngimbang (Ha)

Kota Ngimbang memiliki areal lahan terbangun sekitar 109,69 Ha dari sekitar 738,55 ha luas lahan keseluruhan Kota Ngimbang dan kondisi ini relatif tetap. Ha luas lahan keseluruhan Kota Ngimbang dan sisanya masih berupa lahan terbuka, lahan pertanian, jaringan jalan dan embung.

Berdasarkan hasil peninjauan lapangan, dapat dilihat bahwa pola penggunaan lahan di Kota Ngimbang berkembang secara linier di sepanjang jalan kolektor primer Babat – Jombang dan di sepanjang jalan lokal primer Ngimbang – Sambeng dan jalan lokal primer Ngimbang – Bluluk.

Daerah terbangun di Kota Ngimbang sebagian besar merupakan are al permukiman penduduk yang telah dilengkapi oleh sarana dan prasarana antara lain sarana perkantoran, pendidikan, peribadatan, perdagangan dan sarana kesehatan.

dan tegalan juga diisi oleh areal hutan produksi yang letaknya di daerah sebelah barat Desa Ngimbang dan di sebelah barat Kota Ngimbang tersebar pula beberapa waduk/sendang yang digunakan untuk mensup lly kebutuhan air bersih bagi penduduk.

Daerah terbangun yang ada di Kota Ngimbang tersebar di sekitar persimpangan-persimpangan utama, antara lain :

o Daerah terbangun di sekitar perempatan utama Kota Ngimbang, yang

dipenuhi oleh kegiatan berciri komersial, seperti pasar, BRI, pertokoan, kios-kios perdagangan, kantor Koramil, kantor Desa Sendangrejo, SDN, Bank Pasar, bengkel, wartel dan fasilitas perkotaan lainnya.

o Derah terbangun sepanjang koridor Ngimbang-Bluluk, yang dipenuhi

oleh fasilitas berciri fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum seperti kantor Depdikbud, puskesmas, stasiun radio, SDN, Kantor Desa Ngimbang, kantor Kecamatan, puskesmas, Kantor Pos, Kantor perhutani, asrama Perhutani, madrasah, masjid dan lapangan olahraga.

o Derah terbangun di sekitar persimpangan menuju Kecamatan Sambeng,

secara keseluruhan dipenuhi oleh keggiatan perkotaan berciri gabungan antara komersial, pelayanan umum, pemerintahan, tempat penimbunan kayu, kantor KPN, bengkel, pertukangan, sub terminal, kantor pabrik gula, koperasi kerajinan anyaman dan SLTP.

o Derah terbangun sepanjang koridor Ngimbang – Jombang secara

(6)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-6

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 kantor balai penyuluhan pertanian, rumah makan, balai teknologi

pertanian, gudang tembakau, SMU, kios, toko-toko dan kantor KUA.

o Lokasi yang paling padat dari keempat lokasi tersebut adalah lokasi

pertama yaitu di sekitar wilayah pasar dan koridor jalan Ngimbang-Bluluk.

Selanjutnya pola penggunaan lahan pada saat ini di Kota Ngimbang dapat dilihat pada Peta 3.2-1.

3.2.2. Struktur Kegiatan

Struktur kegiatan di IKK Ngimbang dapat diklasifikasikan atas kegiatan primer dan kegiatan sekunder. Untuk kegiatan primer yaitu kegiatan perkotaan yang terkait dengan pelayanan regional, dan kegiatan sekunder, yaitu kegiatan perkotaan yang terkait dengan pelayanan internal kota. Kegiatan utama yang terdapat di IKK Ngimbang meliputi gudang tembakau di selatan kota, industri kecil anyaman di sebelah timur, pasar di pusat kota, dan sub terminal disekitar pertigaan menuju Mantup. Sementara itu untuk kefiatan sekunder Kota Ngimbang berkembang secara linier di sepanjang jalan kolektor primer dan jalan lokal primer serta tersebar pula pada kawasan-kawasan permukiman seperti fasilitas pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan fasilitas perdagangan lokal.

Kegiatan sekunder di IKK Ngimbang berkembang secara linear di sepanjang jalan kolektor serta tersebar pula pada kawasan-kawasan permukiman seperti fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas perdagangan skala lokal. Gambaran lahan terbangun Kota Ngimbang ditampilkan pada Peta 3.2-2.

A. Stadia Perkembangan Kota

Kota Ngimbang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Sejak ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 1988 tentang penetapan Batas Wilayah Kota, IKK Ngimbang terus berkembang walaupun secara fisik pertumbuhan kawasan di IKK Ngimbang cenderung relatif lambat. Pertumbuhan di IKK Ngimbang hanya terkonsentrasi di sepanjang jalan baik jalan Kolektor Primer sekaligus sebagai jalan utama maupun jalan lokal yang menghubungkan antara wilayah Kota Ngimbang dengan desa-desa di sekitarnya. Pola yang terbentuk sebagai akibat dari terkonsentrasinya perkembangan kawasan adalah pola linier yang mengikuti pola bentukan jalan. Adapun kawasan di Kota Ngimbang yang memiliki pertumbuhan paling cepat adalah di sekitar wilayah pasar dan koridor jalan Ngimbang-Bluluk .

Gambaran wilayah terbangun IKK Ngimbang dari Tahun 1988-2006 dapat dilihat pada Peta 3.2-3.

B. Kondisi Bangunan dan Lingkungan

Kondisi Bangunan dan lingkungan dapat diklasifikasikan atas kondisinya sebagai berikut :

• Bangunan dengan kondisi baik terdapat di bagian selatan kota, di sepanjang jalan koridor Ngimbang-Jombang, dan pada beberapa bangunan di sepanjang koridor Ngimbang-Bluluk

• Bangunan kondisi sedang terdapat di sebagian besar bangunan di IKK Ngimbang.

• Bangunan dengan kondisi kurang pada lingkungan pemukiman penduduk yang letaknya di kawasan pinggiran yang terbangun secara sporadis yaitu di wilayah

(7)

dusun Ngimbang dan di sepanjang koridor Ngimbang – Bluluk akan tetapi jumlahnya hanya sedikit untuk rumah dengan kondisi kurang tersebut.

Ditinjau dari struktur bangunannya maka IKK Ngimbang dapat dikategorikan atas :

• Bangunan permanen dengan konstruksi tembok seluruhnya, yang terletak di sebagian besar wilayah IKK Ngimbang, khususnya kawasan pusat kota/sekitar jalan utama.

• Bangunan semi permanen dengan konstruksi tembok sebagian, yaitu terdapat pada di sekitar pintu masuk dari barat.

• Bangunan non permanen (temporer) dengan konstruksi bangunan bukan tembok, terletak pada daerah yang letaknya pada jalan desa/kawasan pinggiran. Bangunan non permanen di Kota Ngimbang jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan bangunan permanen dan semi permanen.

Kondisi bangunan dan lingkungan di Kota Ngimbang akan digambarkan pada Peta 3.2-4 dan Peta 3.2-5

Kondisi penataan bangunan di Kota Ngimbang sebagian besar memiliki karakteristik dengan tingkat KDB serta KLBnya yang hampir homogen, yaitu :

• Bangunan perumahan di dalam kawasan permukiman dengan KDB 60 - 70% serta KLB 0,6 - 0,7.

• Bangunan di sepanjang jalan utama perumahan memiliki KDB lebih rendah yaitu 40-60% dan KLB 0,4-0,6 karena umumnya lahan-lahan permukiman di dalam kawasan ini memiliki lahan yang luas dan luas bangunan yang rata-rata sama.

• Bangunan fasilitas perdagangan di sekitar koridor jalan utama Kota Ngimbang memiliki KDB antara 70-80% dan KLB 0,7-0,8 untuk fasilitas perdagangan yang berada di dalam kawasan permukiman memiliki angka KDB dan KLB yang sama dengan bangunan perumahan.

• Bangunan fasilitas pemerintahan dengan KDB 60-70% dan KLB 0,6-0,7.

• Bangunan fasilitas pendidikan memiliki KDB 40-60% dengan KLB 0,4 – 1,2. karena sebagian besar fasilitas pendidikan memiliki ketinggian 2 lantai.

Gambaran mengenai Intensitas Bangunan di IKK Ngimbang akan digambarkan pada Peta 3.2-6

(8)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-8

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

(9)
(10)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-10

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

(11)
(12)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-12

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

(13)
(14)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-14

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 3.2.3. Karakteristik Kependudukan

Jumlah penduduk di IKK Ngimbang pada Tahun 2000 adalah 6.588 jiwa dan pada tahun 2005 berjumlah 6.692 jiwa. Meski terlihat peningkatan dari tahun ke tahun, akan tetapi perkembangan penduduk IKK Ngimbang mengalami penurunan. Besarnya penurunan perkembangan penduduk rata-rata di IKK Ngimbang sebesar -0,31 dengan perkembangan dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut. v Tahun 2000 - 2001 sebesar -0,87 v Tahun 2001 – 2002 sebesar -0,86 v Tahun 2002 – 2003 sebesar -0,33 v Tahun 2003 – 2004 sebesar 0,19 v Tahun 2004 – 2005 sebesar 0,28

Selanjutnya jumlah dan perkembangan penduduk di wilayah IKK Ngimbang dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Di IKK Ngimbang Tahun 2000-2005

No Penduduk tahun Jumlah

1 2000 6.588 2 2001 6.645 3 2002 6.702 4 2003 6.724 5 2004 6.711 6 2005 6.692 Jumlah 40.062

Sumber: Monografi Kecamatan Ngimbang

6,588 6,645 6,702 6,724 6,711 6,692 6,5 6,55 6,6 6,65 6,7 6,75 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Gambar 3.2 Pertumbuhan Penduduk IKK Ngimbang 2000-2005

Kepadatan penduduk di IKK Ngimbang mengalami penurunan mengikuti penurunan jumlah penduduk yang terjadi di wilayah Kota Ngimbang sendiri. Akan tetapi penurunan yang terjadi tersebut jumlahnya tidak signifikan dimana pada tahun 2000 kepadatan bruto di wilayah IKK Ngimbang adalah 10 jiwa/Ha sedangkan pada tahun 2004 kepadatan penduduk di IKK Ngimbang adalah 9 jiwa/Ha. Untuk melihat lebih jelas mengenai perkembangan kepadatan penduduk bruto di wilayah perencanaan akan disertakan tabel perkembangan kepadatan penduduk bruto sebagai berikut:

Kepadatan penduduk bruto di wilayah IKK Ngimbang dari tahun ke tahun cenderung konstan yaitu sebesar 57 jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya mengenai data perkembangan kepadatan penduduk bruto di IKK Ngimbang dapat dilihat pada tabel berikut.

(15)

Tabel 3.3 Perkembangan Kepadatan Penduduk Bruto di IKK Ngimbang 2000-2005

No Penduduk tahun Kepadatan (Jiwa/Ha)

1 2000 9 2 2001 9 3 2002 9 4 2003 9 5 2004 9 6 2005 9 Rata-Rata 9

Sumber: Monografi Desa 2004

Komposisi penduduk IKK Ngimbang menurut agama menunjukkan suatu pola yang relatif sama juga dengan kota-kota kecamatan lain di Kabupaten Lamongan yaitu penduduk yang beragama Islam merupakan mayoritas di wilayah Kota Ngimbang.

Selanjutnya perkembangan komposisi penduduk Kota Ngimbang menurut agamanya dapat dilihat pada Tabel 3.4

Komposisi penduduk IKK Ngimbang menurut agama pada umumnya lebih didominasi oleh agama Islam yaitu sebanyak 6.666 jiwa. Hal ini menunjukkan suatu pola yang relatif sama dengan komposisi penduduk kota-kota kecamtan lainnya di IKK Ngimbang.

Untuk lebih jelasnya, perkembangan komposisi penduduk IKK Ngimbang menurut agamanya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Jumlah Pemeluk Agama, IKK Ngimbang (Jiwa) Tahun 2004

No Jenis Agama Jumlah Penganut

1 Islam 6.666 2 Katolik 27 3 Protestan 13 4 Hindu 5 5 Budha 0 Rata-Rata 6.711

Sumber: Monografi Desa 2004

6.666 27 13 5 0 Islam Protestan Katolik Hindu Budha

Gambar 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama IKK Ngimbang 2004

3.2.4. Karakteristik Transportasi

Sistem transportasi di Kota Ngimbang khususnya jaringan jalan sebagian besar kondisinya baik dengan jalan utama berupa jalan Kolektor Primer yang menghubungkan Babat dengan Kabupaten Jombang. Adapun perkerasan jalan di Kota Ngimbang secara umum berupa aspal khususnya untuk jalan utama serta jalan penghubung antar desa di wilayah perencanaan. Jalan lingkungan di IKK

(16)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-16

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 Ngimbang sebagian besar perkerasannya juga berupa aspal, makadam dan sebagian

kecil jalan tanah.

Kondisi jalan yang cukup baik di Kota Ngimbang untuk pembangunan kedepan tetap membutuhkan perbaikan dan peningkatan kualitas jalan khususnya untuk jalan-jalan yang perkerasannya berupa jalan makadam dan jalan tanah, akan tetapi jalan dengan kondisi seperti dijelaskan tersebut jumlahnya relatif sedikit sehingga akan memudahkan untuk pengembangannya kedepan.

Beberapa jalan-jalan lingkungan yang pada umumnya merupakan jalan tanah adalah :

• Jalan disebelah selatan gudang tembakau (sekitar pintu masuk dari arah Jombang).

• Jalan tembus dari pertigaan ke Kecamatan Sambeng dengan jalan menuju Kecamatan Bluluk.

• Jalan tebus dari Desa Ngimbang ke Desa Munungrejo.

• Jalan lingkungan perumahan di Dusun Katar dan Dusun Ngimbang

• Jalan tanah dari depan koramil ke arah Desa Pasarlegi

Jalan yang ada di IKK Ngimbang pada umumnya telah melewati sarana dan jalur utama IKK ngimbang menjadi jalur alternatif penghubung Babat-Jombang.

Penampang jalan di Kota Ngimbang memiliki karakteristik yang berbeda dari setiap ruas jalan yang ada. Untuk memberikan gambaran mengenai penampang jalan di IKK Ngimbang akan disertakan gambar penampang jalan di

beberapa ruas jalan di IKK Ngimbang pada Peta 3.2-8 penampang jalan Kota Ngimbang.

(17)
(18)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-18

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

(19)

No. Jenis Sarana Pendidikan Jumlah

1. TK 5

2. SD/ sederajat 7

3. SLTP/ sederajat 2

4. SLTA/ sederajat 6

5. Lembaga Pendidikan Islam 3

Jumlah 23

3.2.5. Karakteristik Sarana Dan Prasarana

Fasilitas umum dan utilitas yang terdapat di IKK Ngimbang terdiri atas fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan perdagangan, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau. Fasilitas yang ada tersebut merupakan pembentuk ciri kota, apakah kota tersebut dapat dikatakan berkembang ataupun masih baru berkembang selain itu ketersediaan sarana dan prasarana tersebut sebagai indikator pelayanan kepada masyarakat.

A. Sarana Perumahan

Sarana perumahan di IKK Ngimbang pada saat ini memiliki jumlah 1.518 rumah dengan berbagai klasifikasi.

Untuk lebih jelasnya mengenai persebaran rumah di IKK Ngimbang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5 Jumlah Fasilitas Perumahan di IKK Ngimbang 2005

No Nama Desa Jumlah Rumah

1 Desa Ngimbang 438 2 Desa Sendangrejo 1.080 Rata-Rata 1.518 438 1080 Ngimbang Sendangrejo

Gambar 3.4 Jumlah Fasilitas Perumahan IKK Ngimbang 2005

B. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di wilayah IKK Ngimbang, tercatat 13 fasilitas pendidikan. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Selanjutnya jumlah fasilitas pendidikan pada Tabel : 3.6 Tabel 3.6 Jumlah Fasilitas Pendidikan di IKK

Ngimbang 2005

Sumber: Monografi Desa 2004

5 7 2 6 3 TK SD/ sederajat SLTP/ sederajat SLTA/ sederajat Lembaga Pendidikan Islam

(20)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-20

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

No. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah

1. Rumah Sakit 0 2. Puskesmas 1 3. Puskesmas Pembantu 1 4. Polindes 2 5. Posyandu 10 6. Praktik Dokter 0 14 Jumlah

No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah

1. Dokter Umum 2

2. Dokter Gigi 0

3. Dokter Spesialis Lainnya 0

4. Paramedis 4 5. Dukun Terlatih 2 6. Bidan Desa 3 11 Jumlah C. Fasilitas Kesehatan

IKK Ngimbang memiliki beberapa fasilitas kesehatan guna memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah perencanaan, antara lain berupa puskesmas sebanyak 1 unit, puskesmas pembantu sebanyak 1 unit, polindes 2 unit dan posyandu sebanyak 10 unit.

Selain didukung oleh fasilitas-fasilitas tersebut, IKK Ngimbang juga didukung oleh tenaga kesehatan yaitu 2 orang dokter umum, 4 orang tenaga paramedis dan 3 orang bidan desa. Selain itu adanya 2 orang dukun terlatih juga mendukung pelayanan kesehatan di wilayah ini.

Untuk lebih jelasnya mengenai uraian diatas akan ditampilkan tabel Jumlah Fasilitas kesehatan dan Tenaga kesehatan masing-masing pada Tabel 3.7 dan 3.8 berikut:

Tabel 3.7 Jumlah Prasarana Kesehatan IKK Ngimbang Tahun 2005

Sumber: Monografi Desa 2004

0% 7% 7% 72% 0% 14% Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu Polindes Posyandu Praktik Dokter

Gambar 3.6 Jumlah Prasarana Kesehatan IKK Ngimbang 2005

Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Kesehatan IKK Ngimbang Tahun 2005

(21)

18% 0% 0% 37% 18% 27% Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis Lainnya Paramedis Dukun Terlatih Bidan Desa

Gambar 3.7 Jumlah Tenaga Kesehatan IKK Ngimbang 2005

D. Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Fasilitas perdagangan yang terdapat di IKK Ngimbang pada saat ini secara umum berupa toko dan warung yang melayani lingkungan di sekitarnya. Fasilitas perdagangan yang bersifat regional di Kota Ngimbang adalah Pasar Hewan. Sedangkan fasilitas jasa secara umum berupa Bank. Adapun jenis fasilitas perdagangan dan jasa yang terdapat di IKK Ngimbang antara lain:

Grafik perbandingan sarana-sarana tersebut dapat dilihat pada tabel dan chart berikut.

Tabel 3.9 Jumlah Sarana Perdagangan IKK Ngimbang Tahun 2005

No Jenis Sarana Jumlah

1 pasar 1 2 toko 52 3 kios 30 4 bank 1 52 30 1 1 pasar kios toko bank

Gambar 3.8 Jumlah Fasilitas Perdagangan dan Jasa IKK Ngimbang 2005

E. Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan di wilayah IKK Ngimbang, tercatat 18 fasilitas peribadatan. Fasilitas peribadatan yang terdaapat di IKK Ngimbang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.10 Jumlah Sarana Perdagangan IKK Ngimbang Tahun 2005

No Jenis Jumlah

1 masjid 7 2 surau 11

Jumlah 18

Sumber: Monografi Desa 2004

11

7

masjid surau

(22)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-22

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 F. Fasilitas Pemerintahan

Fasilitas pemerintahan pada tingkat kecamatan yang ada di Kota Ngimbang terkonsentrasi di pusat kota yang berfungsi juga sebagai pusat kawasan pemerintahan terdiri atas:

• Kantor Kecamatan

• Kantor KUA

• Kantor Polsek

• Kantor Koramil

• Kantor Cabang Dinas P & K

• Dinas Pertanian dan Kehutanan

• Balai Pemeliharaan Jalan

G. Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau di Kota Ngimbang terdiri dari atas lapangan olahraga yang terletak di sebelah utara jalan menuju Desa Drujugulit dan makam yang lokasinya di sebelah utara pasar ngimbang,

Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi serta persebaran sarana atau fasilitas di Kota Ngimbang akan digambarkan pada Peta 3.2-9

3.2.6. Karakteristik Utilitas

Seperti halnya kota-kota yang baru berkembang, penyediaan utilitas sangat dirasakan kurang dalam hal pelayanan. Hal ini berhubungan langsung

dengan beberapa kendala pemenuhan dilihat dari aspek pembiayaan pembangunan yang relatif besar, selain itu juga banyaknyanya kendala pelayanan karena bangunan yang ada letaknya tidak mengelompok pada satu kawasan. Oleh karena itu keberadaan utilitas yang baik dengan kondisi kota yang sedang berkembang masih diperlukan partisipasi masyarakat dalam hal pemenuhannya seperti misalnya pengadaan jaringan pembuangan limbah domestik dan tempat pembuangan sampah secara gotong-royong.

A. Jaringan Listrik

Utilitas jaringan listrik PLN telah masuk di wilayah perencanaan melalui jaringan SUTT, SUTM dan SUTR. Di wilayah Kota Ngimbang secara keseluruhan wilayahnya telah terlayani utilitas listrik dimana dari 751 KK yang ada di Kota Ngimbang secara keseluruhan sudah terlayani oleh utilitas listrik dari PLN. Jaringan listrik yang melayani IKK Ngimbang terdiri atas:

• Jaringan SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) yang melalui sepanjang jalan Arteri Primer.

• Jaringan SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) yang melalui hampir sebagian besar jaringan jalan yang ada di wilayah Desa Ngimbang dan Sendangrejo.

• Jaringan SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) yang melalui bagian selatan Kota Ngimbang

Selanjutnya jaringan listrik di Kota Ngimbang dapat dilihat pada Peta 3.2-10.

(23)

Jaringan telepon pada saat ini sudah menjangkau wilayah Kota Ngimbang. Akan tetapi untuk penggunaannya masih belum digunakan secara menyeluruh oleh penduduk di Kota Ngimbang. Hal tersebut juga berkaitan dengan tingkat ekonomi penduduk di Kota Ngimbang.

Selanjutnya jaringan telepon di Kota Ngimbang dapat dilihat pada Peta 3.2-11

C. Jaringan Air Bersih

Air baku yang dimanfaatkan oleh penduduk wilayah perencanaan adalah air tanah. Air tanah diperoleh dari sumur terbuka/galian. Adapun air yang dipergunakan untuk minum dan masak juga menggunakan air dari sumur, karena fasilitas air minum dari PDAM masih belum melayani sampai jaringan transmisi. Kondisi ini dirasakan sangat mendesak untuk dilakukan penanganan dengan pengadaan air dari PDAM karena di wilayah perencanaan kebutuhan air bersih warganya masih belum dapat dipenuhi dengan baik karena kurangnya ketersediaan air baku dari sumur serta sumber air lainnya yang ada di wilayah perencanaan.

D. Jaringan Drainase

Jaringan drainase di Kota Ngimbang terdiri dari saluran drainase terbuka dengan perkerasan berupa semen dan sebagian ada pula yang perkerasannya masih berupa tanah. Saluran drainase dengan perkerasan semen terdapat di sebagian ruas jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Lamongan dengan Kota Jombang. Sedangkan untuk drainase dengan perkerasan berupa tanah terdapat di sebagian jalan lokal primer.

E. Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah di wilayah Kota Ngimbang pada umumnya masih bersifat konvensional, dimana masyarakat di wilayah perencanaan membuang sampahnya dengan jalan menimbun atau membakar sampah yang diproduksi oleh setiap keluarga di pekarangan rumah masing-masing. Sistem pembuangan sampah seperti ini masih memungkinkan untuk dilakukan di wilayah perencanaan karena ketersediaan lahan kosong yang masih sangat besar jumlahnya jika dibandingkan dengan lahan terbangun yang ada, serta masih rendahnya kepadatan penduduk di Kota Ngimbang.

(24)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-24

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 Peta 3.2-9 Persebaran Fasilitas IKK Ngimbang

(25)
(26)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-26

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 Peta 3.2-11 Jaringan Telepon IKK Ngimbang 2004

(27)

3.2.7. Permasalahan Umum Kota Ngimbang

Berikut ini kendala yang perlu diperhatikan dalam pengembangan perkotaan di IKK Ngimbang :

a. kurangnya prasarana jalan kota sehingga perkembangan kota cenderung liniear mengikuti jaringan jalan yang telah ada. Akibat dari hal tersebut, maka kawasan di kiri dan kanan jalan menjadi sasaran perkembangan fasiitas kota yang dapat menurunkan fungsi jalan di masa mendatang.

b. Tinkat pertumbuhan pembangunan cukup tinggi yang memungkinkan terjadi saling kepentingan antara kawasan satu dengan yang lainnya.

c. Kualitas lingkungan permukiman masih perlu ditingkatkan agar sesuai dengan kebutuhan.

d. Sangat terbatasnya kemampuan pengelolaan kota baik di segi perencanaan, pelaksanan, dan pengendalian serta pemeliharaan kota.

e. Belum teraturnya tata ruang kota, jaringan jalan, jaringan drainase yang dapat menurunkan kualitas lingkungan kota.

f. Belum tersedianya angkutan umum yang dapat melayani seluruh wilayah IKK Ngimbang, selama ini angkutan umum hanya melayani jalan utama saja. g. Perlunya pengaturan tata ruang kota sehingga tidak terjadi konflik antar

kepentingan dalam pengembangannya mengingat IKK Ngimbang merupakan akses menuju Kota Babat dan Kota Lamongan serta terletak di antara jalur jalan kolektor primer Babat-Jombang.

(28)

F

F

akakttaa dadann

A

A

nnaalilissaa

D

D

atataa Hal 3-28

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 KARAKTERISTIK INTERNAL WILAYAH PERENCANAAN

... 3-1 3.1. KARAKTERISTIK WILAYAH KOTA ... 3-1 3.1.1. Kedudukan Kota Dalam Lingkup Wilayah... 3-1 3.1.2. Peranan Kota Dalam Lingkup Wilayah... 3-3 3.2. KARAKTERISTIK INTERNAL KOTA ... 3-3

3.2.1. Karakteristik Fisik... 3-3 3.2.1.1. Kondisi Fisik Dasar... 3-3 3.2.1.2. Pola Penggunaan Lahan... 3-4 3.2.2. Struktur Kegiatan... 3-6 3.2.3. Karakteristik Kependudukan... 3-14 3.2.4. Karakteristik Transportasi... 3-15 3.2.5. Karakteristik Sarana Dan Prasarana ... 3-19 3.2.6. Karakteristik Utilitas... 3-22 3.2.7. Permasalahan Umum Kota Ngimbang ... 3-27

Peta 3.1-1 Wilayah Administrasi Kota Ngimbang ... 3-2 Peta 3.2-1 Penggunaan Lahan IKK Ngimbang 2006 ... 3-8 Peta 3.2-2 Wilayah Terbangun IKK Ngimbang ... 3-9 Peta 3.2-3 Stadia Perkembangan Kota Ngimbang ... 3-10 Peta 3.2-4 Kondisi Bangunan Kota Ngimbang ... 3-11 Peta 3.2-5 Kondisi Lingkungan di Kota Ngimbang ... 3-12 Peta 3.2-6 Intensitas Bangunan Kota Ngimbang 2006 ... 3-13

Peta 3.2-7 Kondisi perkerasan jalan ... 3-17 Peta 3.2-8 Penampang Jalan Kota Ngimbang ... 3-18

Tabel 3.1 Jumlah Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan Lahan Kota Ngimbang Tahun 2004... 3-4 Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Di IKK Ngimbang Tahun 2000-2005 ...3-14

Tabel 3.3 Perkembangan Kepadatan Penduduk Bruto di IKK Ngimbang 2000-2005 ... 3-15 Tabel 3.4 Jumlah Pemeluk Agama, IKK Ngimbang (Jiwa) Tahun 2004 ... 3-15 Tabel 3.5 Jumlah Fasilitas Perumahan di IKK Ngimbang 2005 ... 3-19 Tabel 3.6 Jumlah Fasilitas Pendidikan di IKK Ngimbang 2005 ... 3-19 Tabel 3.7 Jumlah Prasarana Kesehatan IKK Ngimbang Tahun 2005 ... 3-20 Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Kesehatan IKK Ngimbang Tahun 2005 ... 3-20

Gambar 3.1 Luas Penggunaan Lahan di Kota Ngimbang (Ha)... 3-5 Gambar 3.2 Pertumbuhan Penduduk IKK Ngimbang 2000-2005 ... 3-14 Gambar 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama IKK Ngimbang 2004 ... 3-15 Gambar 3.4 Jumlah Fasilitas Perumahan IKK Ngimbang 2005 ... 3-19 Gambar 3.5 Jumlah Fasilitas Pendidikan IKK Ngimbang 2005 ... 3-19 Gambar 3.6 Jumlah Prasarana Kesehatan IKK Ngimbang 2005 ... 3-20 Gambar 3.7 Jumlah Tenaga Kesehatan IKK Ngimbang 2005... 3-21 Gambar 3.8 Jumlah Fasilitas Perdagangan dan Jasa IKK Ngimbang 2005 ... 3-21

Gambar

Gambar  3.1 Luas Penggunaan Lahan di Kota  Ngimbang (Ha)
Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Di  IKK Ngimbang Tahun 2000-2005
Tabel 3.3 Perkembangan Kepadatan Penduduk  Bruto di IKK Ngimbang 2000-2005
Gambar  3.4 Jumlah Fasilitas Perumahan IKK  Ngimbang 2005
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa, proses metakognisi siswa dalam pemecahan masalah aljabar berdasarkan taksonomi SOLO,

ABSTRAK. Tingginya minat masyarakat yang didorong oleh semakin tingginya kebutuhan akan pekerjaan di era teknologi ini menyebabkan pola berfikir masyarakat berubah. Perubahan

Pemilihan lokasi karena belum adanya penelitian terdahulu tentang keberadaan makrozoobenthos di padang lamun Perairan Telaga Pulau Kemujan dan Pulau Bengkoang, sehingga

Dengan kata lain, di bawah NIE beberapa asumsi yang tidak realistik dari neoklasik (seperti informasi yang sempurna, tidak ada biaya transaksi/zero transaction costs, dan

SAVE untuk menyimpan file data model karakter yang sudah diubah, menu ini berbeda dengan menu SAVE dan SAVE AS pada menu file dan khusus digunakan untuk menyimpan file data

Untuk informasi kesehatan dan keselamatan untuk komponen masing-masing yang digunakan dalam proses manufaktur, mengacu ke lembar data keselamatan yang sesuai untuk

Tinjauan pustaka yang menjadi acuan analisa penelitian adalah mengenai konsep Kepailitan, Pelaksanaan Prinsip Tata Kelola Perseroan yang Baik (Good Corporate Governance)

Berdasarkan data yang dapat dilihat di tabel 1, terdapat satu stasiun penyelaman yang memiliki dominansi tinggi, yaitu pada penyelaman di Barat Pulau Pramuka sedangkan