• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI). Variabel keaktifan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada Oral Activities yang meliputi: menjawab pertanyaan guru, kemampuan siswa dalam mempresentasikan jawaban atas lembar kerja siswa dalam satu kelompok, dan melaksanakan refleksi

terhadap hasil pembelajaran dengan kuis. Wraiting Activities meliputi:

Mengerjakan lembar kerja siswa. Listening Activities meliputi: Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan. Mental Activities meliputi: Melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, Membahas kuis dan membuat kesimpulan, dan Menanggapi penghargaan yang diberikan oleh guru. Emosional Activities meliputi : Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, Kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi.

Pengukuran keaktifan yang dilakukan dengan lembar observasi dan lembar angket. Lembar observasi digunakan untuk mencatat kegiatan fisik yang muncul sesuai dengan indikator yang dibuat. Sedangkan lembar angket digunakan untuk mengetahui aktifitas apa yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data keaktifan yang diambil dari dua kelompok kelas eksperimen. Data tersebut diambil dari sampel sebanyak 60 sampel tersebut terdiri dari dua kelas yaitu X TKR sebagai kelompok eksperimen 1 yang berjumlah 30 siswa, dan kelas X TSM sebagai kelompok eksperimen 2 yang berjumlah 30 siswa.

(2)

Penelitian mengenai perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan GI ditinjau dari aktivitas belajar siswa dalam materi persamaan kedudukan warganegara ini dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran yaitu 2 x 45 menit jadi penelitian ini berlangsung selama 6 x 45 menit untuk kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan maka data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Deskripsi Analisis RPP

Deskripsi analisisi RPP memuat apakah RPP pelaksanaan pembelajaran sudah memuat sintak dari model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Analisis RPP ini terdiri dari 25 butir pernyataan dengan pedoman pensekoran 1, 2, 3, dan 4. Skor 1 untuk kriteria kurang, skor 2 untuk kriteria cukup, skor 3 untuk kriteria baik, dan skor 4 untuk kriteria sangat baik. Pedoman penilaian untuk analisis RPP adalah sebagai berikut:

= 25 × 4ℎ × 100

Hasil yang diperoleh dari penilaian lembar analisis RPP yang dilakukan oleh dua observer pada tanggal 18 Mei 2015 di kelas X TKR sebagai kelas eksperimen 1, pelaksanaan analisis RPP untuk kelas eksperimen 2 pada tanggal 20 Mei 2015 di kelas X TSM yang dilakukan oleh dua observer. Data hasil analisis RPP dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dan lebih lengkapnya ada pda lampiran 24.

Tabel 4.1. Hasil Observasi Analisis RPP kelas eksperimen 1

Observer Nilai Kriteria

1 87 Baik

2 89 Baik

(3)

Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi yang dilakukan oleh observer 1 mendapatkan nilai 85 sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer 2 mendapatkan nilai 80 Rata-rata nilai yang diperoleh dari kedua observer adalah 86.5 dengan kriteria . Jadi dapat disimpulkan bahwa RPP pembelajaran pada kelas eksperimen 1 sudah memuat sintak dari model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

Tabel 4.2. Hasil Observasi Analisis RPP kelas eksperimen 2

Observer Nilai Kriteria

1 90 Sangat baik

2 89 Baik

Rata-rata 88.5 Baik

Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi yang dilakukan oleh observer 1 mendapatkan nilai 90 sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer 2 mendapatkan nilai 89 Rata-rata nilai yang diperoleh dari kedua observer adalah 88.5 dengan kriteria. Jadi dapat disimpulkan bahwa RPP pembelajaran pada kelas eksperimen 1 sudah memuat sintak dari model pembelajaran Group Investigation (GI).

2. Deskripsi Observasi Penelitian Aktivitas Belajar Siswa

Penilaian aktivitas belajar siswa dalam penelitian dilakukan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Aktivitas belajar siswa dinilai berdasarkan instrumen lembar observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan oleh dua observer pada tiga kali pertemuan. Pada lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Pada lembar pengamatan aktivitas belajar siswa ada 10 aspek yang diamati, setiap aspek dinilai dengan skala 1 sampai 4 sehingga skor maksimal yang diperoleh adalah 40. Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut:

(4)

a. Kelompok Kelas Eksperimen 1

Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dilaksanakan pada kelas X TKR dengan menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh dua observer, pada kelas eksperimen 2 lembar pengamatan dilakukan pada pertemuan pertama pada tanggal 11 Mei 2015 kemudian pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2015, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2015. Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa oleh observer pada kelas eksperimen 2 dapat dibuatkan tabel-tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3. Nilai Aktivitas Belajar Pada Model Pembelajaran STAD Kelas Eksperimen 1

Pertem uan ke-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 2.75 2.85 2.95 2.8 2.85 2.865 2.75 2.9 2.87 2.8 2. 3.23 3.2 3.25 3.23 3.27 3.285 3.34 3.22 3.23 3.3 3. 3.52 3.44 3.5 3.47 3.4 3.37 3.35 3.26 3.315 3.45 Rata2 3.165 3.16 3.23 3.17 3.17 3.173 3.15 3.13 3.14 3.18

Sumber : (Nilai aktivitas siswa kelas X TKR)

Berdasarkan tabel 4.1. hasil observasi nilai aktivitas belajar siswa kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran STAD meliputi 10 aspek. Aspek yang yang diamati dengan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) meliputi: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), (3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities), (5) melaksanakan kegiatan diskusi kelompok (mental activities), (6) mengerjakan lembar kerja siswa

(5)

(writing activities), (7) kemampuan siswa dalam mempresentasikan jawaban atas lembar kerja siswa dalam kelompok (oral activities), (8) melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities), (9) membahas kuis dan membuat kesimpulan (mental activities), (10) siswa menanggapi penghargaan yang diberikan oleh guru (emotional activities). Pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD aktivitas siswa dengan hasil paling tinggi adalah pada aspek 3 yaitu memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), dengan hasil rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.23 dan aspek yang paling rendah adalah aspek 8 yaitu melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities) dengan hasil rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.13.

b. Kelompok Kelas Eksperimen 2

Pembelajaran pada kelas eksperimen 2 dilaksanakan pada kelas X TSM dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI). Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh dua observer, pada kelas eksperimen 1 lembar pengamatan dilakukan pada pertemuan pertama pada tanggal 13 Mei 2015 kemudian pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2015, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015. Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa oleh observer pada kelas eksperimen 2 dapat dibuatkan tabel-tabel sebagai berikut:

(6)

Tabel 4.4. Nilai Aktivitas Belajar Pada Model Pembelajaran GI Kelas Eksperimen 2 Pertem uan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 2.93 2.87 2.87 3.07 3 3.035 2.87 2.94 2.87 2.9 2. 3.25 3.27 3.25 3.2 3.22 3.315 3.22 3.19 3.22 3.22 3. 3.65 3.55 3.5 3.53 3.59 3.415 3.4 3.4 3.435 3.48 Rata2 3.28 3.23 3.21 3.27 3.27 3.25 3.16 3.17 3.17 3.2

Sumber : (Nilai aktivitas siswa kelas X TSM)

Hasil nilai observasi aktivitas belajar siswa berdasarkan tabel 4.2 di atas

pada kelas X TSM dengan menggunakan model pembelajaran Group

Investigation (GI). Aspek yang diamati pada model pembelajaran GI mencakup 10 aspek yaitu: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), (3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities), (5) melaksanakan kegiatan investigasi (mental activities), (6) menyiapkan laporan akhir (writing activities), (7) kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan akhir (oral activities), (8) melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran (oral activities), (9) membuat kesimpulan pembelajaran (mental activities), (10) evaluasi pembelajaran (mental activities). Hasil observasi menunjukan rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran GI, aspek aktivitas belajar siswa yang tinggi adalah pada aspek 1 yaitu aspek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), dengan nilai rata-rata 3.28. Sedangkan aspek tertinggi nomor dua yaitu aspek (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities) dan aspek (5) melaksanakan kegiatan investigasi (mental activities), dengan nilai rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.27. Aspek aktivitas belajar siswa yang paling rendah adalah pada aspek (7) kemampuan siswa dalam

(7)

menyampaikan laporan akhir (oral activities) dengan nilai rata-rata pada tiga kali pertemuan adalah 3.16.

3. Deskripsi Angket Aktivitas Belajar Siswa a. Kelompok Kelas Eksperimen 1

Data dari variabel (Y) yaitu aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan menggunakan sampel sebanyak 30 siswa pada kelas X TKR yaitu diperoleh hasil skor terendah 82 atau apabila dikonversikan ke skala 0-100 yaitu 73.2 dan hasil skor tertinggi 95 atau apabila dikonversikan ke skala 0-100 yaitu 84.8 yang dapat dilihat pada lampiran 21. Mean diperoleh 88.966 dan simpangan baku 12.8609

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel (Y) Kelas Eksperimen 1

Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Aktivitas Belajar Siswa

Kelas Interval Xi F Xi² F. Xi F. Xi²

1 82-84 83 4 6889 332 27556 2 85-87 86 7 7396 602 51772 3 88-90 89 8 7921 712 63368 4 91-93 92 8 8464 736 67712 5 94-96 95 3 9025 285 27075 Jumlah 30 2667 237483

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor baku variabel aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen 1 di atas dapat diketahui frekuensi tertinggi 8, pada kelas interval 88-90; 91-96. Sedangkan frekuensi terendah adalah 3 pada kelas interval 94-96. Oleh karena itu dapat digambarkan dengan grafik histogram sebagai berikut:

(8)

Gambar 4.1 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran STAD Kelas Eksperimen 1

(Sumber: Data Peneliti)

b. Kelompok Kelas Eksperimen 2

Data dari variabel (Y) yaitu aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran Group Investigation (GI), dengan menggunakan sampel sebanyak 30 siswa pada kelas X TSM yaitu diperoleh hasil skor terendah 87 atau apabila dikonversikan ke skala 0-100 yaitu 77.67 dan hasil skor tertinggi 102 atau apabila dikonversikan ke skala 0-100 yaitu 91.07 yang dapat dilihat pada lampiran 21. Mean diperoleh 96.5 dan simpangan baku 9.43103

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel (Y) Kelas Eksperimen 2

Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Aktivitas Belajar Siswa

Kelas Interval Xi F Xi² F. Xi F. Xi²

1 87-89 88 1 7744 88 7744 2 90-92 91 2 8281 182 16562 3 93-95 94 6 8836 564 53016 4 96-98 97 16 9409 1552 150544 5 99-101 100 3 10000 300 30000 6 102-104 103 2 10609 206 21218 Jumlah 30 2892 279084 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 83 86 89 92 95 F

Nilai Tengah (Xi)

83 86 89 92 95

(9)

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor baku variabel aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen 1 di atas dapat diketahui frekuensi tertinggi 16, pada kelas interval 96-98. Sedangkan frekuensi terendah adalah 1 pada kelas interval 87-89. Oleh karena itu dapat digambarkan dengan grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 4.2 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran GI Kelas Eksperimen 2

(Sumber: Data Peneliti)

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sesuai dengan teknik analisa yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan uji T. Pengujian hipotesis yang digunakan uji T untuk mengetahui adakah perbedaan keaktifan belajar siswa pada model

pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Group

Investigation (GI). Pengujian hipotesis dengan uji T dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat analisis uji normalitas, dan uji homogenitas.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 88 91 94 97 100 103 F

Nilai Tengah (Xi)

88 91 94 97 100 103

(10)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data setiap variabel yang diujikan berdistribusi normal sebagai salah satu syarat untuk melakukan uji T. Uji normalitas nilai keaktifan siswa dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menurut Siregar (2014: 157-162). Pengujian data keaktifan siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan∝= 0.05dengan ketentuan kaidah pengujian Ho

diterima, jika Dhitung≤ Dtabel,dan Hoditolak, jika Dhitung≥ Dtabel. Hipotesis yang

dibuat Ho dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dan Hi dinyatakan

bahwa data tidak berdietribusi normal. Adapun perhitungan uji normalitas dari masing-masing variabel dapat dilihat pada lampiran 23-24.

a. Kelompok Kelas Eksperimen 1

Uji normalitas pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil D1 mak =

0.08233 dan D2 mak = 0.0998, maka Dhitung= 0.0998. Untuk mengetahui

nilai Dtabel dapat dilihat di tebel Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan

D(α,n-1) =D(0.05,30-1)= 0.162, maka pengujian Ho diterima, dengan Dhitung ≤

Dtabel. Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 dan

selengkapnya pada lampiran 27.

Tabel 4.7 Ringkasan Uji Normalitas Nilai Keaktifan Siswa Pade Kelas Eksperimen 1

Kelompok Dhitung Dtabel Keputusan

Kelas Ekperimen 1

0.0998 0.162 Hoditerima

(11)

b. Kelompok Kelas Eksperimen 2

Uji normalitas pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil D1 mak =

0.1454dan D2 mak = 0.1454, maka Dhitung= 0.1454. Untuk mengetahui

nilai Dtabel dapat dilihat di tebel Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan

D(α,n-1) =D(0.05,30-1)= 0.162, maka pengujian Ho diterima, dengan Dhitung ≤

Dtabel. Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 dan

selengkapnya pada lampiran 28

Tabel 4.8. Ringkasan Uji Normalitas Nilai Keaktifan Siswa Pade Kelas Eksperimen 2

Kelompok Dhitung Dtabel Keputusan

Kelas Ekperimen 2

0.1454 0.162 Hoditerima

Sumber : nilai angket keaktifan belajar siswa kelas X TSM

2. Uji Homogenitas

Persyaratan yang digunakan untuk uji T data harus normal dan juga homogen. Data homogen dapat diketahui dengan menggunakan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui dua kelompok eksperimen memiliki variansi yang sama. Perhitungan uji homogenitas nilai keaktifan siswa dengan menggunakan rumus menurut Suryono (2014: 95) sebagai berikut:

Formulasi = S² untuk data tunggal

= ∑ (∑ )

( )

= S² untuk data kelompok

=∑ ( )² atau

(12)

Langkah berikutnya:

a)

=

∑( )

∑( )

b) B = (log S²)∑(ni-1)

c) X² = (ln 10) [B -∑(ni-1) log

d) Bandingkan X² hitung dengan X² tabel, dengan derajat kebebasan (db) = k-1

Jika X² hitung < X² tabel (homogen) tetapi X² hitung > X² tabel (tidak homogen)

Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas yang telah dilakukan pada keaktifan belajar siswa pada kelompok kelas eksperimen 1 dan kelompok kelas eksperimen 2. Ringkasan hasil uji homogenitas keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 dan secara lengkap dalam lampiran 29

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Keaktivan siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2

Sumber X² hitung X² tabel Keputusan

Nilai Keaktifan 0.69493 3.841 Homogen

Tabel 4.5 menunjukan hasil uji homogenitas nilai keaktifan siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh hasil X² hitung = 0.69493, untuk mengetahui X² tabel dengan α = 0.005, dengan derajat kebebasan (db)= k-1=2-1=1 maka diketahui X² tabel= 3.841. Jadi X² hitung = 0.69493dan X² tabel= 3.841, dengan kriteria Jika X² hitung < X² tabel (homogen) tetapi X² hitung > X² tabel (tidak homogen). Maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki variansi yang sama antara kedua kelompok kelas eksperimen yang digunakan.

(13)

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji T bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan keaktifan siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI). Data sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji T telah memenuhi persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Pengujian hipotesis data keaktifan mengunakan uji T. Test. Perhitungan uji T.Test nilai aktivitas siswa dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2014: 236-238) adalah sebagai berikut:

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara aktifitas belajar siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2

Ha : Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara aktifitas belajar siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2

Membuat hipotesis model statistik Ho : µA= µB

Ha : µA≠ µB

Kaidah pengujian sebagai berikut:

Jika–ttabel≤ thitung≤ttabel+, maka Ho diterima

Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.

=

2.

= ∑

( )

3.

=

( )

Berdasarkan perhitungan dengan mengunakan uji T.Test hasil yang diperoleh t hitung adalah sebesar 3.4811 dengan α = 0.005, karena uji dua sisi maka nilai α/2 = 0.025. Kemudian dicari ttabel pada tabel distribusi –t dengan

(14)

adalah dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel, dan hasil yang diperoleh menyatakan t hitung 3.4811 > t tabel 2.048 maka Ho di tolak. Oleh sebab itu maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata antara aktifitas belajar siswa model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI). Hal ini menunjukan bahwa aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih tinggi

dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD), hal ini didukung dengan perolehan hasil nilai rata-rata model pembelajaran STAD adalah 88.96667dan nilai rata-rata kelas model pembelajaran GI adalah 96.5

Berdasarkan hasil yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan keaktifitan belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI) pada kelas X SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015.

D. Pembahasan Analisis Data

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keaktifan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI) pada kelas X SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TKR sebagai kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan kelas X TSM dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI).

Hasil analisis statistik menunjukan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI). Hal tersebut berdasarkan

(15)

pada hasil analiis uji hipotesis dengan menggunakan uji T.Test menunjukan bahwa hasil yang diperoleh menyatakan t hitung 3.4811 > t tabel 2.048 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti perolehan hasil rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 berbeda yaitu, rata-rata kelompok eksperimen 1 adalah 88.96667dan nilai rata-rata kelompok eksperimen 2 adalah 96.5. Keaktifan siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi 10 indikator aktivitas belajar siswa dari masing-masing model pembelajaran yang diterapkan. Pada setiap indicator terdapat 4 deskriptor sehingga skor maksimal aktivitas belajar siswa adalah 40.

Penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan sesuatu hal yang baru bagi SMK Murni 1 Surakarta. Selama berlangsungnya pembelajaran di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan Student Team Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran Group Investigation (GI), peneliti sudah mampu menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran Group Investigation (GI) dengan baik, hal ini terlihat pada hasil lembar analisis RPP yang dilakukan oleh dua observer sehingga diperoleh rata-rata keseluruhan untuk model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) adalah 86.5 kemudian rata-rata keseluruhan untuk model pembelajaran Group Investigation (GI) adalah 88.5. hasil tersebut menunjukan dalam katagori baik. Hal ini berarti dalam penerapan model pembelajaran pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) sudah sesuai dengan langkah-langkah pada RPP dan model pembelajaran tersebut.

(16)

kelas eksperimen 2 dalam lembar pengamatan ini ada 10 aspek aktivitas belajar siswa yang diamati dilakukan pada tiga kali pertemuan dan dilakukan oleh dua orang observer. Hasil pengamatan dari 10 aspek aktivitas belajar siswa dalam tiga kali pertemuan mengalami peningkatan pada setiap pertemuanya. Pada model pembelajaran STAD aktivitas siswa dengan hasil paling tinggi adalah pada aspek C yaitu memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), dengan hasil rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.23 dan aspek yang paling rendah adalah aspek H yaitu melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities) dengan hasil rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.13. Sedangkan pada model pembelajaran GI, Hasil observasi menunjukan rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran GI, aspek aktivitas belajar siswa yang tinggi adalah pada aspek A yaitu aspek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), dengan nilai rata-rata 3.28. Sedangkan aspek tertinggi nomor dua yaitu aspek (D) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities) dan aspek (E) melaksanakan kegiatan investigasi (mental activities), dengan nilai rata-rata pada tiga kali pertemuan 3.27. Aspek aktivitas belajar siswa yang paling rendah adalah pada aspek (G) kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan akhir (oral activities) dengan nilai rata-rata pada tiga kali pertemuan adalah 3.16.

Sebelum melakukan perhitungan uji hipotesis, sebelumnya harus

melakukan perhitungan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dari kedua perhitungan uji prasyarat tersebut akan diketahui apakah suatu populasi berdistribusi normal atau tidak, dan varian populasi apakah homogen atau tidak.

Uji normalitas pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji normalitas

(17)

dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil D1mak = 0.08233 dan D2mak =

0.0998, maka Dhitung= 0.0998. Untuk mengetahui nilai Dtabel dapat dilihat di tebel

Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan D(α,n-1) = D(0.05,30-1) = 0.162, maka

pengujian Ho diterima, dengan Dhitung ≤ Dtabel. Uji normalitas pada kelas

eksperimen 2 dengan menggunakan variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil D1 mak = 0.1454dan D2 mak = 0.1454, maka Dhitung= 0.1454.

Untuk mengetahui nilai Dtabel dapat dilihat di tebel Kolmogorov-Smirnov dengan

ketentuan D(α,n-1) =D(0.05,30-1)= 0.162, maka pengujian Ho diterima, dengan Dhitung

≤ Dtabel.

Pengujian uji prasyarat seterusnya adalah uji homogenitas.Hasil uji homogenitas nilai keaktifan siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh hasil X² hitung = 0.69493, untuk mengetahui X² tabel dengan α = 0.005, dengan derajat kebebasan (db)= k-1=2-1=1 maka diketahui X² tabel= 3.841. Jadi X² hitung = 0.69493dan X² tabel= 3.841, dengan kriteria Jika X² hitung < X² tabel (homogen) tetapi X² hitung > X² tabel (tidak homogen). Maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki variansi yang sama antara kedua kelompok kelas eksperimen yang digunakan.

Perhitungan kedua prasyarat analisis di atas sudah terpenuhi, maka selanjutnya untuk melakukan perhitungan uji hipotesis. Berdasarkan perhitungan dengan mengunakan uji T.Test hasil yang diperoleh t hitung adalah sebesar 3.4811 dengan α = 0.005, karena uji dua sisi maka nilai α/2 = 0.025. Kemudian dicari ttabel pada tabel distribusi –t dengan ketentuan Db= n-2 = 30-2= 28,

sehingga t(0.025, 28)= 2.048. langkah berikutnya adalah dengan membandingkan

antara t hitung dengan t tabel, dan hasil yang diperoleh menyatakan t hitung 3.4811 > t tabel 2.048 maka Ho di tolak. Oleh sebab itu maka dapat disimpulkan

(18)

antara aktifitas belajar siswa dengan model STAD dengan model pembelajaran GI. Hal ini menunjukan bahwa aktifitas belajar siswa kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran GI lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen 1 yang mennggunakan model pembelajaran STAD, hal ini didukung dengan perolehan hasil nilai rata-rata aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran STAD adalah 88.96667 dan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran GI adalah 96.5.

Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi 10 aspek pada penerapan model pembelajaran STAD dan 10 aspek pada penerapan model pembelajaran GI. Ringkasan perbedaan aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran STAD dengan aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran GI, dapat dilihat pada gambar 4.3 dan dapat dilihat pada lampiran 30.

Gambar 4.3. Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran STAD Dengan GI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 STAD 89.3 88.9 88.8 86 84 81 83 81 83.5 84 GI 94.3 94.3 93.3 92.8 92.5 90.8 91 91 91.5 91.5 70 80 90 100 Ra ta -r at a

PERBANDINGAN RATA-RATA NILAI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PENERAPAN MODEL STAD DENGAN GI

(19)

Berdasarkan gambar histogram di atas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini aspek aktivitas yang diamati dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran STAD meliputi 10 aspek yang diperoleh dari indikator aktivitas belajar siswa, 10 aspek yang diamati dalam model pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran STAD adalah: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), (3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities), (5) melaksanakan kegiatan diskusi kelompok (mental activities), (6) mengerjakan lembar kerja siswa (writing activities), (7) kemampuan siswa dalam mempresentasikan jawaban atas lembar kerja siswa dalam kelompok (oral activities), (8) melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities), (9) membahas kuis dan membuat kesimpulan (mental activities), (10) siswa menanggapi penghargaan yang diberikan oleh guru (emotional activities).

Hasil menunjukan pada penerapan model pembelajaran STAD aspek yang paling tinggi dari sepuluh aspek yang diamati adalah aspek nomer satu yaitu aspek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities) dengan hasil rata-rata 89,3, kemudian apek tertinggi nomor dua adalah pada aspek nomer 2 yaitu menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities) dengan hasil rata-rata 88.9, dan aspek nomer 3 memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities) juga memperoleh rata-rata tinggi yaitu 88.8. Aspek aktivitas belajar siswa paling rendah pada penerapan model pembelajaran STAD dengan rata-rata 81 adalah aspek pada nomer (6) mengerjakan lembar kerja siswa (writing activities) dan aspek nomer

(20)

(8) yaitu melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran dengan kuis (oral activities, emotional activities).

Aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran GI mencakup 10 aspek yang diamati yaitu: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities), (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), (3) memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan (visual activities, listening activities), (4) kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi (emotional activities), (5) melaksanakan kegiatan investigasi (mental activities), (6) menyiapkan laporan akhir (writing activities), (7) kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan akhir (oral activities), (8) melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran (oral activities), (9) membuat kesimpulan pembelajaran (mental activities), (10) evaluasi pembelajaran (mental activities).

Aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran GI aspek yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pada aspek nomer (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (emotional activities) dan momer (2) menjawab pertanyaan guru (oral activities, mental activities), dengan nilai rata-rata 94.3, sedangkan aspek yang paling rendah pada penerapan model ini adalah pada aspek nomer (6) menyiapkan laporan akhir (writing activities) dengan nilai rata-rata 90.8.

Berdasarkan hasil penjelasan di atas hasil menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa dengan mengunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD), sesuai dengan hasil perhitungan angket dan hasil pengamatan observasi. Pada perhitungan angket aktivitas belajar siswa memberikan hasil rata-rata yang berbeda. Pada penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) hasil perhitungan angket lebih tinggi. Hal ini dikarenakan model pembelajaran

(21)

kooperatif tipe Group Investigation (GI) melibatkan siswa secara aktif, yang

memberikan kemungkinan kepada siswa untuk lebih mengembangkan

pemahamanya melalui berbagai kegiatan. Siswa terlibat mulai dari awal perencanaan mulai dari menentukan topik dan menentukan bagaimana mempelejari topik yang telah diperoleh.

Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran ditemui hal-hal sebagai berikut, model pembelajaran GI siswa secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran mulai dari awal pembelajaran dengan turut aktif dalam pemilihan topik-topik pembelajaran, dengan itu siswa menjadi aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena siswa yang memberikan topik yang akan dipelajari, siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap materi yang dipahaminya, sehingga rasa ingin mengerti serta memahami materi menjadi tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan (2006: 9) bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri secara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar

mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama

.

Berbeda dengan penerapan model pembelajaran STAD yang tidak melibatkan siswa secara langsung topik yang akan dipelajari siswa hanya mendiskusikan lembar LKS yang sudah dipersiapan oleh guru disamping itu dengan adanya penghargaan pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Hal ini menyebabkan siswa berpusat pada tujuan penghargaan dibandingkan dengan proses, ditemui adanya kecurangan dalam kuis dengan saling bekerja sama dalam memberikan jawaban.

(22)

pembelajaran ini berfokus pada (student-centered) dengan penggunaan kelompok kecil dan siswa dituntut untuk bekerja sama dengan anggota kelompoknya melalui aktivitas fisik dan otak. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) melibatkan siswa dalam merencanakan topik-topik yang akan dipelajari dan bagaimana cara menjalankan investigasinya, jadi siswa bukan hanya bekekerja bersama-sama tetapi juga membantu merencanakan topik yang akan dipelajari maupun prosedur investigatif yang digunakan. Berdasarkan penjelasan tersebut, model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan teori konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Wina sanjaya (2008: 246) menyatakan bahwa “teori konstruktivisme berpendapat bahwa belajar bukan hanya sekedar menghafal akan tetapi proses pengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Winarno (2013: 90) mengenai model pembelajaran konstruktivisme bahwa:

Model pembelajaran yang menganut teori belajar konstruktivisme adalah model pembelajaran yang mengarah pada keterlibatan aktif siswa. Pandangan mengenai pengetahuannya adalah non-objektif, temporer, selalu berubah. Pandangan mengenai belajar adalah pemaknaan pengetahuan dan pandangan mengenai mengajarnya adalah menggali makna.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai teori konstrukstivisme, dinyatakan bahwa teori konstruktivisme sesuai dengan tujuan dari model pembelajaran Group Investigation (GI) meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademisnya. Proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam memahami materi pada menghargai persamaan kedudukan sebagai warganegara. Hal ini dapat terlihat pada hasil penelitian yang peneliti lakukan pada kelas X TSM sebagai kelompok kelas eksperimen 2 di SMK Murni 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015.

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Observasi Analisis RPP kelas eksperimen 1
Tabel 4.2. Hasil Observasi Analisis RPP kelas eksperimen 2
Tabel 4.3. Nilai Aktivitas Belajar Pada Model Pembelajaran STAD Kelas Eksperimen 1
Tabel 4.4. Nilai Aktivitas Belajar Pada Model Pembelajaran GI Kelas Eksperimen 2 Pertem uan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Langkah 6: Pilih satuan populasi, yakni per tanaman. Tekan Tombol ‘OK’. Kemudian, masukkan generasi keturunan ke-2.. Jika pada kasus yang sama dilakukan prediksi genotip keturunan

Ekstrak batang pepaya pada konsentrasi 1% memiliki aktivitas antibakteri paling efektif terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan diameter zona hambat sebesar 12 mm

Hasil dapatan kajian bahagian pertama ialah soalan dalam ujian teori ini dibina berdasarkan JSU yang ditetapkan oleh pihak Institut Kemahiran yang merangkumi pengetahuan dan

Reklamasi lahan ditujukan pada usaha perbaikan lahan di dumping area,tailing dan kolong untuk memulihkan fungsi produksi dan atau lingkungan.Kondisi lahan pasca penambangan

Dalam dunia pendidikan ada banyak metode yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran guru dapat lebih menggunakan lebih

Penerapan metode pengajaran biola pada ekstrakurikuler orkestra di SMP Negeri 6 Surabaya, yaitu; (1) mendahulukan mendengar musik baru memainkan alat music,dengan cara

Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran  –  – pikiran atau informasi dari seseorang kepada pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu

Kegiatan rutin yang dikoordinir oleh mahasiswa antara lain pengajian anak-anak empat hari seminggu yang dikelola oleh para mahasiswa (PAPIKA) dan para Muadzin