• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Kitab Riyadush Sholihin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Kitab Riyadush Sholihin"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Kitab Riyadush Sholihin

(Taman bagi Orang-Orang Yang Sholih) Pembahasan Hadits ke-2

Segala puji hanya bagi Allah. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, memohon ampunan kepada-Nya. Dan kita berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa-jiwa kita dan keburukan amalan-amalan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberikan hidayah padanya. Dan aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah semata dan tiada sekutu apapun bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam adalah seorang hamba dan utusan-Nya.

Amma ba'd, kemudian setelah itu...

Melanjutkan pembahasan kitab Riyadush Sholihin karya Al Imam An Nawawi rohimahulloh, maka pada kesempatan kali ini akan memasuki pembahasan hadits ke-2 dari kitab tersebut.

- capture scan kitab dari Syarh Riyadish Sholihin karya Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rohimahulloh -

Dan dari Ummul Mu’minin Ummu ‘Abdillah ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sebuah pasukan besar akan menyerang Ka’bah. Maka tatkala mereka sampai di suatu padang yang luas di muka bumi, mereka kemudian dibenamkan (oleh Allah) ke dalam bumi mulai dari orang awalnya sampai akhirnya (dari rombongan pasukan tersebut)”. ‘Aisyah berkata: “Wahai Rosululloh, bagaimana mereka bisa dibenamkan ke dalam bumi mulai dari orang awalnya sampai akhirnya, padahal di antara mereka terdapat orang-orang pasar dan orang-orang-orang-orang yang bukan termasuk rombongan tersebut ?”

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam menjawab : “Mereka akan dibenamkan ke dalam bumi mulai orang awal sampai akhirnya, kemudian akan dibangkitkan(oleh Allah) sesuai niat-niat mereka.”

(2)

[muttafaqun ‘alaih – yakni hadits ini disepakati keshohihannya sesuai riwayat Al Imam Al Bukhori dan Al Imam Muslim rohimahumaloh dalam Shohih keduanya], dan lafazh hadits seperti ini adalah lafazh Al Imam Al Bukhori. Catatan kaki (1) :

Hadits ini dikeluarkan oleh Al Bukhori dalam Kitab Al Buyu’ (jual beli) Bab apa-apa yang disebutkan di dalam pasar-pasar, nomor 2118, dan juga Muslim dalam Kitab Al Fitan (fitnah-fitnah) Bab pembenaman terhadap pasukan yang hendak menuju Al Bait (Ka’bah), nomor 2884.

1. Pembahasan tentang Keutamaan Ummul Mu’minin yakni ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha

- Al Imam Muslim rohimahulloh di dalam Shohih nya telah membuat bab khusus yakni pada Kitab Tentang Keutamaan Shohabat rodhiAllohu Ta’ala ‘anhum (مهنع ىلاعت الله ىضر ةباحصلا لئاضف باتك) Bab Tentang Keutamaan ‘Aisyah rodhiAllohuTa’ala ‘anha (اهنع ىلاعت الله ىضر ةشئاع لضف يف باب), antara lain hadits :

-captured pdf dari Kitab Shohih Muslim-a. Hadits nomor 2438 :

Telah menceritakan kepada kami -yakni Al Imam Muslim- Kholaf bin Hisyam dan Abu Ar Robi’, semuanya dari Hammad bin Zayd (dan lafazh ini milik Abu Ar Robi’), telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Ayahnya, dari ‘Aisyah -rodhiAllohu Ta’ala ‘anha- bahwasanya ia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam berkata: “Aku telah melihatmu -yakni ‘Aisyah- di dalam mimpiku selama 3 malam. Telah datang dalam mimpiku tersebut seorang malaikat bersamamu dalam saroqoh -yakni lembaran kain penutup dari sutra- kemudian malaikat tersebut berkata: “wanita ini adalah istrimu”. Maka aku singkapkan kain penutup tersebut dari wajahmu, dan ternyata dia adalah dirimu. Kemudian aku berkata: “jika saja mimpi ini berasal dari sisi Allah, maka pasti Dia akan merealisasikannya”.

b. Hadits nomor 2446 :

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah bin Qo’nab. Telah menceritakan kepada kami Sulayman (yakni Ibnu Bilal) dari ‘Abdillah bin ‘Abdirrohman, dari Anas bin Malik -rodhiAllohu ‘anhu- ia berkata: “Aku telah mendengar dari Rosulillah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Keutamaan ‘Aisyah atas wanita-wanita lain adalah seperti keutamaan tsarid -yakni bubur gandum yang dicampur daging yang merupakan salah satu makanan yang paling utama- atas semua makanan yang ada.”

(3)

- ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha merupakan Ummul Mu’minin (ibunda kaum Mu’minin) yang dinikahi oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam tatkala masih belia yang mana beliau merupakan satu-satunya istri dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang dinikahi saat masih gadis, sedangkan seluruh istri-istrinya yang lain dari kalangan Ummul Mu’minin yang lain dinikahi dalam kondisi janda. ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha merupakan seorang wanita yang sangat cerdas dibandingkan wanita lainnya di zamannya meskipun umurnya masih belia. Dan inilah salah satu hikmah mengapa Allah Ta’ala memilihkan beliau sebagai pendamping hidup Rosul-Nya yang paling mulia Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam yakni agar tatkala sepeninggal Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam ‘Aisyah dapat memberikan pelajaran terkait tentang agama Islam terhadap kaum Muslimin secara umum dan luas dalam rentang waktu yang lama, dan hal ini terbukti dengan banyaknya para shohabat yang merujuk kepada ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha tatkala mereka menemui kesulitan di dalam permasalahan-permasalahan agama. Walhamdulillah.

- Karena kedudukan ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha sebagai ibunda kaum Mu’minin, maka semua umat Islam wajib memberikan penghormatan dan pemuliaan terhadap beliau sebagaimana penghormatan dan pemuliaan mereka terhadap ibu-ibu mereka sendiri. Adapun kekhususan Ummul Mu’minin adalah tatkala Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam wafat, maka mereka semua tidak boleh dinikahi oleh siapapun.

- ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha merupakan wanita dari kalangan shohabiyah yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dan khususnya hadits-hadits yang terkait dengan kehidupan pribadi Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam di dalam rumah bersama keluarganya yang mana hal ini tidak bisa didapati dari orang selain istri-istri Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam. Adapun dari kalangan seluruh shohabat dan shohabiyah, maka ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha merupakan periwayat hadits paling banyak setelah Abu Huroiroh, Ibnu ‘Umar, dan Anas bin Malik rodhiAllohu ‘anhum.

- ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha merupakan wanita yang paling dicintai Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam, juga putri dari lelaki yang paling dicintai Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yakni Abu Bakr Ash Shiddiq rodhiAllohu ‘anhu. - ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha merupakan wanita yang suci dan jujur, istri dari manusia yang suci yakni Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, juga putri dari seorang yang jujur yakni Abu Bakr Ash Shiddiq rodhiAllohu ‘anhu, pengajar bagi kaum Muslimin tentang masalah agama Islam, ahli dalam berbagai bidang ilmu seperti fiqih/kedokteran/sastra bahasa Arob/sya’ir, dan keluasan ilmunya sanggup mengalahkan keluasan ilmu kaum lelaki. - Berkata Al Imam Az Zuhri sebagaimana dinukil oleh Ibnu Rojab Al Hanbali dalam Jami’ Al ‘Ulum wal Hikam secara

makna bahwasanya jika ilmu ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha dibandingkan dengan ilmu para wanita seluruhnya, maka niscaya ilmu ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha lebih utama.

- Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam tatkala sakit menjelang wafatnya telah memilih rumah ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha sebagai tempat tinggalnya sampai wafatnya di antara rumah istri-istri yang lainnya, dan Beliau shollallohu ‘alaihi wasallam wafat dalam pangkuan dan di dalam kamar ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha, serta Beliau shollallohu ‘alaihi wasallam telah pula memilih ayah dari ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha yakni Abu Bakr rodhiAllohu ‘anhu sebagai pengganti Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam sebagai imam/pemimpin bagi kaum Muslimin di dalam sholat berjama’ah yang mana saat itu ada pula shohabat-shohabat yang lainnya rodhiAllohu ‘anhum.

Maka dari hal ini berkata Ibnu ‘Aqil secara makna : “Lihatlah bagaimana Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam telah memilih untuk tinggal dan dirawat di rumah ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha sampai wafatnya, dan telah memilih Ayahnya -yakni Abu Bakr rodhiAllohu ‘anhu- sebagai imam/pemimpin kaum Muslimin dalam sholat. Namun mengapa keutamaan yang demikian agung ini terluputkan dari pandangan hati orang-orang Syi’ah Rofidhoh -yang mencela kedudukan Abu Bakr dan ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anhuma- padahal keutamaan ini bahkan tidaklah luput dari hewan-hewan yang ada? Lantas, bagaimana dengan mereka ini -yakni kaum Syi’ah- ?

(4)

- ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha merupakan wanita yang banyak membawa barokah bagi kaum Muslimin yakni tatkala turunnya syari’at tayammum untuk memberikan kemudahan bagi umat Islam tatkala tidak mendapati air untuk bersuci yang mana syari’at tayammum ini turun berkenaan dengan sebab ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha. Juga hadits tentang tata cara mandi junub salah satunya merupakan riwayat dari ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha,dan dipraktekkannya syari’at hukuman cambuk bagi orang yang menuduh wanita Muslimah baik-baik dengan tuduhan zina tanpa bukti dan tanpa saksi juga berkenaan dengan sebab ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha.

- ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha merupakan wanita yang suci yang berita kesuciannya langsung diturunkan melalui wahyu sebagaimana yang terdapat dalam surat An Nur ayat 11-23 tatkala Allah Ta’ala membersihkan ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha dari tuduhan keji terhadap dirinya sebagaimana yang dikenal di dalam kisah haditsul ifk (berita dusta).

2. Faedah berkenaan dengan keutamaan ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha bagi kaum Muslimin

Setelah kita semua mengetahui beberapa keutamaan ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha dari sekian banyak keutamaan lainnya yang tidak disebutkan di sini, maka di sana ada beberapa faedah yang bisa kita dapatkan antara lain :

- Hendaknya kaum Muslimin dan Muslimah senantiasa menjadikan orang-orang yang mulia sebagai panutan hidupnya. Namun sayangnya, apabila kita melihat kenyataan yang ada saat ini di kebanyakan kaum Muslimin dan Muslimah, justru mereka menjadikan tokoh-tokoh pelaku maksiat atau bahkan tokoh-tokoh kekafiran sebagai panutannya. Lihatlah generasi muda Muslimin dan Muslimah yang telah banyak menjadikan artis-artis pelaku maksiat atau bahkan artis-artis kafir sebagai idola mereka. Oleh karena itu, kita sebagai salah satu penanggung jawab pendidikan generasi muda kaum Muslimin dan Muslimah memiliki kewajiban untuk mendidik mereka dengan pendidikan yang benar sehingga generasi muda Islam kelak akan lebih mengenal generasi pendahulu mereka yang mulia dan menjadikan mereka semua sebagai panutan hidupnya.

- Hendaknya kaum Muslimin dan Muslimah menjaga dirinya dan kehormatannya. Lihatlah bagaimana kisah tentang haditsul ifk yang menceritakan bahwa tatkala ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha tertidur lalu terbangun karena mendengar istirja’ (ucapan “innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun”) shohabat Shofwan bin Mu’aththol rodhiAllohu ‘anhu, maka ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha langsung menutupkan wajahnya dengan kain kerudungnya demi menjaga kehormatan dirinya. Demikian pula shohabat Shofwan rodhiAllohu ‘anhu yang tatkala menuntun kendaraan yang dinaiki oleh ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha maka beliau berjalan di depan dan tidak berkata sepatah kata pun dengan ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha. Namun jika kita melihat kondisi kaum Muslimin dan Muslimah di zaman sekarang, maka hal ini sungguh sangat berbeda jauh. Di masa ini, sekian banyak kaum Muslimah yang tidak peduli dengan aturan syari’at untuk menutup aurot mereka dalam kondisi perintah menutup aurot adalah perintah dari Allah Ta’ala , Dzat yang telah menciptakan mereka, menguasai mereka, dan mengatur segala hajat hidup mereka. Lihat pula bagaimana pergaulan antara Muslimin dengan Muslimah di zaman sekarang ini yang seolah-olah tanpa aturan sehingga mereka dengan bebasnya bisa berdua-duan dalam kondisi mereka satu sama lainnya bukanlah mahrom. Semoga Allah Ta’ala memperbaiki kondisi kaum Muslimin dan Muslimah.

- Hendaknya seorang istri berkhidmat terhadap suami dan keluarganya demi mencari ridho Allah Ta’ala. Lihatlah bagaimana sosok seorang ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha yang mana beliau merupakan tokoh mulia di kaumnya serta berasal dari keluarga yang dikenal di kaumnya. Namun, demi mencari ridho Allah Ta’ala, maka ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha lebih memilih untuk diam di rumah melayani suaminya dan tidak bermudah-mudahan keluar rumah dengan tanpa keperluan mendesak. Namun, hal ini berbeda dengan keadaan kaum Muslimah di masa sekarang yang mana mereka lebih senang untuk keluar dari rumahnya dengan tanpa keperluan yang mendesak yakni untuk bekerja di luar rumah dengan campur baru dengan kaum lelaki, dan hal lain semisalnya.

(5)

3. Faedah dari Matan Hadits ke-2 Riyadush Sholihin

Kemudian, kita kembali kepada matan atau isi hadits yang kita bahas yakni hadits ke-2 dari kitab Riyadush Sholihin. Terjemahan haditsnya adalah sebagai berikut :

Dan dari Ummul Mu’minin Ummu ‘Abdillah ‘Aisyah rodhiAllohu ‘anha berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sebuah pasukan besar akan menyerang Ka’bah. Maka tatkala mereka sampai di suatu padang yang luas di muka bumi, mereka kemudian dibenamkan (oleh Allah) ke dalam bumi mulai dari orang awalnya sampai akhirnya (dari rombongan pasukan tersebut)”. ‘Aisyah berkata: “Wahai Rosululloh, bagaimana mereka bisa dibenamkan ke dalam bumi mulai dari orang awalnya sampai akhirnya, padahal di antara mereka terdapat orang-orang pasar dan orang-orang-orang-orang yang bukan termasuk rombongan tersebut ?”

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam menjawab : “Mereka akan dibenamkan ke dalam bumi mulai orang awal sampai akhirnya, kemudian akan dibangkitkan(oleh Allah) sesuai niat-niat mereka.”

Maka, dari hadits tersebut bisa kita ambil beberapa faedah penting di antaranya :

1. Terdapat faedah tentang salah satu mu’jizat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yakni berita tentang kejadian yang akan datang berkenaan dengan salah satu tanda kiamat. Salah satu tanda hari kiamat adalah adanya sebuah pasukan besar yang akan menyerang Ka’bah lalu akan Allah Ta’ala balas makar mereka dengan dibenamkannya pasukan tersebut ke dalam perut bumi. Untuk penjelasan lebih detail tentang hal ini bisa kita pelajari di dalam masalah tanda-tanda hari kiamat.

2. Terdapat faedah tentang keagungan Ka’bah dan bahwasanya perbuatan dosa yang dilakukan terhadapnya memiliki kadar dosa yang lebih besar dikarenakan ada pelanggaran terhadap kemuliaan tempat yakni Ka’bah. Hal ini bisa kita ambil dari perbuatan Allah Ta’ala yang langsung membalas makar pasukan tersebut yang hendak menghancurkan Ka’bah. Hal ini menunjukkan agungnya kedudukan dan kehormatan Ka’bah di sisi Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana tercantum dalam surat ke-22 Al Hajj ayat 25 :

دِرُي نَمَو

لِإِب ِهيِف

ِداَح

لُظِب

م

قِذُّن

نِم ُه

ميِلَأ باَذَع

dan siapa yang bermaksud di dalamnya (yakni Ka’bah) melakukan kejahatan secara zholim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.

Oleh karena itu, suatu perbuatan dosa akan bernilai lebih besar jika pada saat dilakukan terdapat pelanggaran terhadap kemuliaan tempat atau kemulian waktu. Misalnya seseorang yang berbuat maksiat di wilayah Masjidil Harom atau pada saat bulan-bulan harom (Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom, Rojab) tentunya memiliki kadar dosa yang lebih besar daripada perbuatan maksiat yang dilakukan di luar tempat atau waktu tersebut.

3. Terdapat faedah bahwasanya pasukan yang kelak akan menyerang Ka’bah tersebut merupakan sebuah pasukan yang sangat besar. Hal ini diambil dari isi hadits tersebut yakni terdapat di kalangan pasukan tersebut orang-orang pasar mereka. Tidaklah sebuah pasukan yang sampai membawa orang-orang pasar atau melakukan transaksi dengan orang-orang pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka melainkan pasti pasukan tersebut merupakan sebuah pasukan yang sangat besar. Karena, jika pasukan tersebut hanyalah sebuah pasukan yang kecil, maka niscaya cukup bagi masing-masing orang yang ada di pasukan tersebut untuk membawa bekal yang bisa dipanggul sendiri oleh mereka atau oleh tim logistik mereka.

4. Terdapat faedah bahwasanya seseorang yang berada dalam satu mejelis dengan kaum yang memusuhi Allah, maka jika Allah hendak meng-‘adzab mereka, maka adzab tersebut juga akan menimpa semua orang yang ada di dalam majelis tersebut (baik orang yang sholih maupun yang zholim) yang mana kemudian Allah akan membangkitkan mereka semua sesuai dengan niatannya masing-masing. Dari sini, terdapat pula faedah mengenai larangan untuk duduk-duduk dalam satu majelis bersama kaum yang memusuhi Allah atau kaum yang melampaui batas.

(6)

Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat ke-8 Al Anfal ayat 25 :

ِباَقِع

ٱ ل

ُديِدَش َ َّللَّ

ٱ

َّنَأ ْا

وُمَل

ع

ٱ

َو

ۖ

ةَّص

اَخ

مُكنِم ْاوُمَلَظ َنيِذ

ٱ َّل

َّنَبيِصُت َّلَّ

ةَن

تِف ْاوُقَّت

ٱ

َو

Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zholim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.

Juga surat ke-6 Al An’am ayat 68 :

اَذِإ َو

ۦِه ِر ۡيَغ ٍثيِدَح ىِف ْاوُضوُخَي ٰىَّتَح ۡمُہ ۡنَع ۡض ِر ۡعَأَف اَنِتٰـَياَء ٓىِف َنوُضوُخَي َنيِذَّلٱ َت ۡيَأَر

ۚ

َد ۡعَب ۡدُع َۡۡت َََف ُنٰـََ ۡيَّشلٱ َََّنَي ِِنُي اََِّّإ َو

َنيَِِّلٰـَّظلٱ ِم ۡوَۡۡلٱ َعََّ ٰىَر ۡڪِّذلٱ

Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaithon menjadikan kamu lupa [akan larangan ini], maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zholim itu sesudah teringat [akan larangan itu].

5. Terdapat faedah bahwasanya setiap amalan seorang hamba itu berbeda-beda niatannya dan Allah kelak akan membalas masing-masing mereka sesuai dengan niatannya. Dan hal inilah yang menjadi faedah utama di dalam pembahasan hadits ini sehingga Al Imam An Nawawi rohimahulloh memasukkan hadits ini dalam Bab Al Ikhlash. Adapun penjelasan berkenaan dengan masalah niat telah kita bahas saat pembahasan hadits no.1 di dalam kitab Riyadush Sholihin ini.

Allahu A’lam.

Referensi

Dokumen terkait

Nama : ……… Alamat : ……… menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya mendaftarkan diri sebagai calon peserta pendidikan Program S2 Magister Ilmu Administrasi,

Penelitian Susanto (2011) terhadap 38 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2008 menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak

Dari ketiga granul effervescent yang telah diformulasi, yang menghasilkan granul paling baik adalah granul effervescent formula 1 dimana warna granul putih cerah

Dalam Tugas Akhir ini, fokus perhitungan pada perbedaan biaya operasi tahunan penggunaan minyak HSD dan Gas alam pada PLTG dan PLTGU yang terhubung dengan sistem 500 kV..

material Material dibeli melalu PO dan digunakan sesuai SPK PurchaseBill Semua tagihan atas pembelian material oleh supplier Tagihan pembelian Menunjukan jumlah

bantu mengembangkan disiplin ilmu lainnya. Matematika merupakan mata-kuliah yang sangat penting bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, karena mempunyai kontribusi

Data untuk pelanggan tahun 2014 berdasarkan data per bulan & kategori A-B- C dengan hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 Data Pelanggan Kategori A-B- C

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Sosial Budaya terhadap