• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 2 PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 2 PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH - repository perpustakaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang

sangat penting dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Melalui kegiatan ini, aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah sangat penting

seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, komunikasi

matematika dan lain-lain dapat dikembangkan lebih baik.Suatu pertanyaan atau tugas

akan mnadi masalah hanya jika pertanyaan atau tugas itu menunjukan adanya suatu

tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui

oleh penjawab pertanyaan. Suatu masalah bagi seseorang dapat menjadi bukan

masalah bagi orang lain karena ia sudah mengetahui prosedur untuk

menyelesaikannya.

Menurut Polya (Shadiq,F :2009) ada 4 langkah di dalam memecahkan masalah yaitu

1) memahami masalah, 2) merencanakan pemecahan masalah, 3) melaksanakan

rencana pemecahan masalah dan yang 4) menafsirkan hasilnya. Adapun penjabaran

dari keempat langkah yang diajukan Polya yang digunakan sebagai landasan dalam

(2)

a. Memahami Masalah

Pada langkah ini siswa harus memahami kondisi soal atau masalah yang

ada pada soal tersebut. Pada langkah memahami masalah meliputi :

1) Siswa mampu menganalisis soal, hal ini dapat terlihat apakah siswa tersebut

paham dan mengerti terhadap apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal.

2) Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam

bentuk rumus, simbol atau kata-kata sederhana.

b. Merencanakan Pemecahan Masalah

Pada tahap ini siswa harus dapat merencanakan langkah-langkah apa saja

yang paling penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya, diantaranya adalah siswa dapat mencari konsep-konsep atau

teori-teori yang saling menunjang dan siswa dapat mencari rumus-rumus yang

diperlukan.

c. Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah

Pada tahap ini siswa dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku,

dalam arti rumus yang digunakan sudah merupakan rumus yang siap untuk

digunakan dalam soal, kemudian siswa memulai memasukan data-data hingga

menjurus ke rencana pemecahan masalah, setelah itu siswa baru melaksanakan

langkah-langkah rencana sehingga diharapkan soal dapat dibuktikan atau

diselesaikan.

(3)

d. Menafsirkan Hasilnya

Pada langkah ini siswa harus dapat menjelaskan hasil dari penyelesaian

masalah yang sudah dilaksanakan.

Misalkan ada sebuah contoh soal,

Diketahui segitiga ABC siku-siku di B dengan AB= 6 cm dan BC = 8 cm.

Hitunglah panjang AC?

1) Memahami masalahnya

Membuat sketsa

2) Membuat rencana penyelesaian langkah penyelesaian adalah :

AC adalah sisi miring segitiga siku-siku ABC

AC dapat diketahui dengan menggunakan rumus

Pythagoras, yaitu AC2 = BC2 + AB2

3) Melaksanakan rencana penyelesaian kemudian dari rumus tersebut kita

masukan nilai BC dan AB untuk mencari nilai

AC2 = BC2 + AB2

AC2 = 82 + 62

(4)

AC = 100

AC = 10 cm

4) Menafsirkan hasilnya

Jadi panjang sisi AC adalah 10 cm

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pemecahan masalah adalah kemampuan untuk memahami masalah, dapat

merencanakan dan melaksanakan rencana pemecahan masalah serta dapat

menafsirkan solusi dari masalah tersebut.

B. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan di mana guru

memberikan tantangan kepada siswa melalui penugasan agar siswa merespon

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian membimbing siswa

siswanya untuk sampai pada pemecahan masalah, kegiatan pembelajaran berbasis

masalah dapat dilakukan untuk melatih siswa menghadapi berbagai masalah

baik itu masalah individu maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri maupun

secara bersama-sama. (Tim PPPG Matematika, 2005:93).

Di dalam menyelesaikan masalah, siswa diharapkan memahami proses

menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi terampil dalam memilih,

mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi,

merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasi ketrampilan yang dimiliki.

Sementara itu langkah-langkah dan peran guru-siswa pada pembelajaran

(5)

Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah

Fase Langkah-langkah Peran Guru

1 Orientasi siswa kepada

masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan peralatan

yang diperlukan, memotivasi siswa

terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah yang dipilihnya.

2 Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan

dan mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah

tersebut.

melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan,video,

modul dan membantu mereka untuk

berbagi tugas dengan temannya.

(6)

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan

proses yang mereka gunakan.

( Tim PPPG Matematika, 2004:9)

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis masalah (PPPG

Matematika, 2004:11-12) adalah sebagai berikut :

Kelebihan Pembelajaran berbasis masalah antara lain :

a. Siswa lebih terlatih dalam kemampuan pemecahan masalah

b. Mendorong siswa untuk berpikir alternatife atau kreatif

c. Melatih keruntunan berpikir logis siswa

Kekurangan Pembelajaran berbasis masalah antara lain :

a. Kadang siswa belum menyadari akan adanya masalah

b. Siswa sering mengalami kebingungan strategi yang akan digunakan

C. Materi Pelajaran Teorema Pythagoras

Sesuai KTSP pada mata pelajaran matematika SMP Muhammadiyah 2

Purwokerto kelas VIII C dengan materi Teorema Pythagoras, meliputi :

A. Teorema Pythagoras

 Luas Persegi dan Luas Segitiga Siku-siku

 Menemukan Teorema Pythagoras

 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menghitung panjang satu sisi

Segitiga Siku-Siku jika kedua sisi lain diketahui

B. Penggunaan Teorema Pythagoras

(7)

 Triple Pythagoras

 Perbandingan sisi-sisi pada Segitiga Siku-Siku dengan sudut khusus

 Penggunaan Teorema Pythagoras pada bangun datar dan bangun ruang

D. Kerangka Berpikir

Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah:

1. Orientasi siswa terhadap masalah. 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Pemecahan masalah matematika siswa dapat meningkat melalui pembelajaran berbasis masalah.

Keadaan awal siswa :

1. Masih kurang dalam memahami masalah.

2. Masih kurang dalam merancang suatu penyelesaian masalah. 3. Masih kurang dalam melaksanakan penyelesaian masalah. 4. Masih kurang dalam membuat kesimpulan.

Siswa diharapkan :

1. Siswa dapat menjabarkan mana yang diketahui dan mana yang ditanyakan.

2. Siswa dapat menyusun rencana untuk menyelesaikan soal. 3. Siswa dapat menentukan rumus mana yang harus dipakai.

4. Siswa dapat melaksanakan rencana yang sudah disusun atau rumus yang sudah dipilih untuk menyelesaikan soal.

(8)

Pada pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan di mana guru

memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan (pertanyaan), agar siswa

merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian

membimbing siswa untuk sampai pada pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini,

guru menggunakan tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah untuk mengubah

keadaan awal siswa menjadi keadaan yang diinginkan yaitu melalui tahap-tahap

sebagai berikut yaitu:

(1) Orentasi siswa kepada masalah, pada tahap ini guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan peralatan yang digunakan dan memotivasi siswa

terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.Tahap ini mengembangkan indikator

pemecahan masalah tentang memahami masalah dengan harapan siswa dapat

menjabarkan mana yang diketahui dan mana yang ditanyakan.(2)

Mengorganisasikan siwa untuk belajar, pada tahap ini guru membantu siswa

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut. Tahap ini mengembangkan indikator pemecahan masalah dalam

merancang suatu pemecahan masalah dengan harapan siswa dapat menyusun

rencana untuk menyelesaikan soal. (3) Membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah. Tahap ini mengembangkan indikator pemecahan masalah

dalam melaksanakan pemecahan masalah dengan harapan siswa dapat

melaksanakan rencana yang sudah disusun atau rumus yang sudah dipilih untuk

(9)

(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini guru

membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dengan

laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya (5) Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada tahap ini guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang

mereka gunakan . Tahap ini mengembangkan indikator pemecahan masalah dalam

membuat kesimpulan dengan harapan siswa dapat menyimpulkan penyelesaian yang

dikerjakan. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah sampai selesai dan

benar. Untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam

penelitian ini. Dengan model pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir, maka hipotesis

tindakannya yaitu melalui pembelajaran berbasis masalah kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto dapat

Gambar

Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan usaha penunjang angkutan udara tersebut dapat berupa kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan angkutan udara niaga antara lain sistem reservasi

Konsentrasi nitrat di

Kemudian pada Rapat Panja dengan Sesmen KLH tanggal 24 Agustus 2009, disepakati bahwa penanggulangan diatur dalam Pasal 46 dengan bunyi sebagai berikut: "(1)

Analisis asosiasi adalah teknik data mining untuk menemukan aturan asosiatif antara suatu kombinasi item.Aturan asosiatif dari analisis pembelian di suatu pasar swalayan adalah

Penggunaan surface fitting pada peta anomali Bouguer untuk mendapatkan anomali surface (regional) dan residual dengan orde 7, orde 10, dan orde 13.. Pola

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi perlakuan varietas dengan dosis pupuk organik pada parameter tinggi tanaman 4 dan 6 minggu setelah tanam, jumlah daun,

-Pendapatan setahun tdk melebihi $ 50 juta (sebanding dg $ 58,5 jt) -Jumlah aset tidak melebihi $ 43 juta (sebanding dengan 50.3 juta). • Small-sized enterprise

Diglosia tidak hanya menunjuk pada masyarakat yang bermacam- macam dalam mempergunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari dan bahasa kuno, namun juga masyarakat yang menggunakan