• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS, NIFAS DAN MASA ANTARA PADA NY S UMUR 35 TAHUN G4P2A1 DI PUSKESMAS KEDUNG BANTENG KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS, NIFAS DAN MASA ANTARA PADA NY S UMUR 35 TAHUN G4P2A1 DI PUSKESMAS KEDUNG BANTENG KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori 1. Kehamilan

a. Pengertian

1) Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Prawirohardjo, 2009;h.213).

Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing :

a) Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu)

(2)

c) Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu(. Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup) (Wiknjosastro,2008,h:213). b. Proses terjadinya kehamilan

Peristiwa terjadinya kehamilan yaitu:

1) Pembuahan/fertilisasi: bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih/ spermatozoa pria

2) Pembelahan sel dari hasil pembuahan.

3) Nidasi/implantasi tersebut pada dinding saluran reproduksi. 4) Pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio-janin

menjadi bakal individu baru.

Kehamilan dipengaruhi berbagai hormone seperti estrogen, progesterone, human chorionic gonadotropin (HCG),

human somatomammotropin, prolaktin dan sebagainya. HCG

adalah hormone aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.terjadinya perubahan pada anatomi dan fisiologi organ sistem reproduksi serta sistem organ tubuh lainnya yang di pengaruhi oleh perubahan keseimbangan hormonal tersebut (Sukarni, 2013; h.65)

c. Tanda kehamilan

1) Tanda kemungkinan kehamilan a) Amenorhea

(3)

mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhituangan rumus neegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan

b) Mual dan muntah

Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan

c) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tersebut d) Sinkope

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan

e) Payudara tegang

Pengaruh estrogen dan progesterone dan somatomamotrofi menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama

f) Sering miksi

Desakan Rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sring miksi

g) Konstipasi atau obstipasi

(4)

Keluarnya melanohore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam) dan pada sekitar payudara

i) Epulis

Hipertrofi gusi dapat terjadi disebut epulis dapat terjadi bila hamil

j) Varises atau penampakan pebuluh darah vena

Pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu terjadi sekitar genetalia eksterna, kaki betis, dan payudara.

d. Tanda tidak pasti kehamilan

1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya hamil.

Pada pemeriksaan dalam, di jumpai tanda hegar, tanda chadwick, tanda pisckacek, kontraksi Braxton hix, dan

teraba ballottement

2) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagai kemungkinan positif palsu

e. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin dalam rahim

(5)

ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi (Manuaba, 2010; h.107-109).

f. Masa dalam kehamilan 1) Kehamilan trimester 1

Pada trimester pertama merupakan penyesuaian terhadap kenyataan bahwa dia sedang mengandung. Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi pada kehamilan trimester pertama diantaranya kelemahan, perubahan nafsu makan dan kepekaan emosional. Keadaan ini mencerminkan konflik dan depresi yang dialami yang menjadi pengingat tentang kehamilannya (Sukarni, 2013; h.71-72).

Pada akhir 12 minggu pertama kehamilan jantungnya berdetak, usus-usus lengkap didalam abdomen, genetalia eksterna mempunyai karakteristik laki-laki atau perempuan, anus sudah terbentuk dan muka seperti manusia. Janin dapat menelan, melakukan gerakan pernafasan, kencing, menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata, dan mengerutkan dahi. Mulutnya membuka dan menutup. Berat janin sekitar 15-30 gram dan panjang 5-9 cm (Sujiyatini,2010,h:40).

2) Trimester kedua

(6)

normal dialami saat hamil. Pada trimester kedua dibagi menjadi dua fase yaitu fase praquickening dan Fase pasca-praquickening. Quickening menunjukan kenyataan adanya

kehidupan yang terpisahyang mendorong wanita dalam menjalankan tugas psikologis utamanya untuk mengembangkan identitas sebagai ibu. Bayi mulai bergerak pada periode ini (Sukarni, 2013; h.74).

Pada trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kandungan hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya (Ummi, 2010; h.68).

3) Trimester ketiga

Sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Trimester merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat dalam menantikan kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama terfokus pada bayi (Sukarni, 2013; h.74).

(7)

merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Selain itu ibu juga merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester ini ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan (Ummi, 2010;h.69).

g. Perubahan fisiologis kehamilan

Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis pada ibu. Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa kehamilan diantaranya:

1.) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit baru masih terbatas. Pada awal kehamilan penebalan uterus dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone.Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu penebalan uterus lebih di pengaruhi oleh desakan dari hasil konsepsi (Prawirohardjo, 2009; h.175-176).

(8)

Selama kehamilan, servik akan mengalami perubahan karena hormone estrogen dan progresteron. Akibat kadar estrogen meningkat dan adanya hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak yang disebut tanda goodell (Kusmyati, 2010 h.55-56).

3.) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum, korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm yang akan mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progresteron (Kusmiyati, 2010; h.56)

4.) Vagina dan perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit, otot-otot perineum dan vulva. Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos (Prawirohardjo, 2009; h.178).

5.) Sistem integument/kulit

(9)

Estrogen dan progresteron memiliki peran dalam melanogenesis dan bisa disebut sebagai faktor pendorong (Prawirohardjo, 2009; h.179).

6.) Payudara/mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae. Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam kehamilan (Kusmiyati, 2010; h.56-57).

7.) Sirkulasi darah/kardiovaskular

Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 sampai minggu ke 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32 sampai minggu ke 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Peningkatan volume plasma berkisar antara 40-45 % dipengaruhi oleh aksi progresteron dan estrogen pada ginjal yang didinisiasi oleh jalur renin-angiostensin dan aldosterone. Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit.

(10)

hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl atau bisa juga mencapai dibawah 11 g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl merupakan hal yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi dari pada dengan hipovolemia. Kebutuhan zat besi selama kehamilan kurang lebih 1.000 mg atau rata-rata 6 sampai 7 mg/hari (Prawirohardjo, 2009;h.182-184).

8.) Traktus digestivus/pencernaan

Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambung dan aliran balik asam lambung ke esophagus bagian bawah. Terjadi penurunan produksi asam lambung dan sering terjadi nausea serta mual muntah karena pengaruh HCG, tonus otot-otot traktus digestivus menurun sehinggan motilitas trakrus digestivus menjadi berkurang (Kusmiyati, 2010; h.59-60).

9.) Traktus urinarius/ perkemihan

(11)

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan 1) Faktor fisik

a) Status kesehatan/penyakit (kusmiyati,2009,h:80).

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil :

(1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah Hyperemesis gravidarum, preeklamsia/eklamsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum, gemelli (kusmiyati,2009,h:80).

(2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kategori ini adalah :

(12)

uteri, tumor uteri, mioma uteri, karsinoma servik, karsinoma korpus uteri dan lain-lain.

(b) Penyakit kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral isufisiensi, jantung rematik, endokarditis.

(c) Penyakit darah misal anemia dalam kehamilan, leukimia, penyakit hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah.

(d) Penakit saluran nafas misalnya influensa, bronkitis, pneumonia, asam bronkiale, TB paru (kusmiyati,2009,h:82).

(e) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia

diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia,

appendiksitis, kolitis, megakolon, tumor usus,

hemorroid, dan lain-lain.

(f) Penyakit hepar dan pankreas misalnya hepatitis, ruptur hepar, sirosis hepatis, ikterus, atrofi hepar, penyakit pankreas, dan lain-lain.

(g) Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih, bakteriuria, sistitis, pielonefritis, glomerulonefritis, sindroma nefrotik, batu ginjal,

(13)

(h) Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan, kalainan kelenjar gondok, dan anak ginjal, kelainan hipofisis dan lain-lain.

(i) Penyakit saraf misalnya korea grafidarum, epilepsia, perdarahan intrakranial, tumor otak, poliomielitis, sklerosis multipleks, miastenia gravis, otosklerotis, dan lain-lain.

(j) Penyakit menular misalnya IMS ( penyakit akibat hubungan seksual ), AIDS, kondilomata akuminata, thypus, kolera, tetanus, erisipeles, difteri, lepra, TORCH, morbili, campak, parotitis, variola, malaria, dan lain-lain (Kusmiyati,2009,h:82).

b) Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Huungan antara gizi ibu hamil dan kesejahteraan janin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Keterbatasan gizi selama hamil sering berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu seperti ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk pula persiapan fisik untuk persalinan.

(14)

(1) Asam folat

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada maa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta.

(2) Energi

Diit pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi sembang energi dan juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurukan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

(3) Protein

Pembentukkan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil. (Kusmiyati,2009,h:82)

(4) Zat besi (Fe)

(15)

tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Dasar pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah atau hydraemia (peningkatan sel darah merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena mengandung tanin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi.

(5) Kalsium

Untuk pembentukkan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari. (6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada

kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan dinegara dengan musim dingin yang panjang.

(7) Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.

(8) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan selama hamil.

c) Gaya hidup

(1) Kebiasaan minum jamu.

(16)

neonatorum, kematian janin dalam kandungan dan malformasi organ janin.

(2) Mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu.

Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang membahayakan kehamilan dan ada yangmendukung terhadap pemeliharaan kesehatan selama hamil. (3) Aktivitas seksual

Nasehat atau pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama antenatal care. Seringkali pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil sangat minim diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit, dengan bahasa kias serta menimbulkan salah pengertian (Kusmiyati,2009,h:83).

(4) Pekerjaan atau aktifitas sehari-hari. (5) Exercise atau senam hamil

Gunanya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal, dan mempersiapkan pernafasan, aktifitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan (Kusmiyati,2009,h;83).

(17)

Dalam masa kehamilan terdapat beberapa tanda bahaya yang perlu diwaspadai. Tanda bahaya tersebut meliputi:

1) Perdarahan pada kehamilan muda

Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda biasanya terjadi pada usia kehamilan sebelum 24 minggu. Perdarahan tersebut bisa disebabkan oleh:

a) Implantation bleeding. Perdarahan saat trophoblas melekat pada endometrium, biasanya terjadi saat implantasi 8 sampai 12 hari setelah fertilisasi.

b) Abortion. 15% terjadi pada abortus spontan sebelum usia kehamilan 12 minggu dan sering terjadi pada primigravida c) Hydatidiform molae. Akibat dari degenerasi chorionic vili

pada awal kehamilan. Embrio mati dan di reabsorbsi/ mola terjadi di dekat fetus.

d) Ectopic pregnancy. Ovum dan sperma yang berfertilisasi kemudian berimplantasi diluar dari uteri cavity.

e) Cervical lesion. Lesi di cervik f) Vaginitis. Infeksi pada vagina

(Sumarni, 2011; h.190) 2) Hipertensi gravidarum

(18)

3) Perdarahan pada kehamilan lanjut

Biasanya terjadi pada usia kehamilan setelah 24 minggu. Perdarahan pada kehamilan lanjut dibagi menjadi 2 yaitu plasenta previa dan abrupsio plasenta (Sumarni, 2011; h.190). 4) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat disertai dengan pandangan kabur merupakan gejala preeklamsia (Sumarni, 2011; h.192).

5) Nyeri perut bagian bawah

Nyeri perut yang bersifat menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berhubungan dengan apendiciti, kehamilan ekopik, aborsi, radang panggul, penyakit kantung empedu, uterus yang irritable, ISK atau abrupsio plasenta (Sumarni, 2011; h.191).

6) Gerakan janin tidak terasa

Secara normal ibu merasakan gerakan janin pada bulan ke 5 atau ke 6 usia kehamilan. Jika bayi tidur gerakan janin melemah. Gerakan bayi sangat terasa pada saat ibu istirahat, makan, minum dan berbaring. Biasanya bayi bergerak paling sedikit 3X dalam periode 3 jam (Sumarni, 2011; h.193).

7) Pandangan kabur

(19)

8) Bengkak wajah dan jari-jari tangan

Merupakan masalah yang serius apabila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini bisa merupakan tanda-tanda anemia, gagal jantung dan pre eklamsi (Sumarni, 2011; h.192).

j. Gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai

Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah : (Prawihardjo,2009,h:284). 1) Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan 2) Disuria

3) Menggigil atau demam

4) Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

5) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya

k. Komplikasi pada kehamilan. 1) Komplikasi kehamilan muda

a) Hiperemesis gravidarum b) Keguguran kandungan c) Kehamilan ektopik

2) Komplikasi kehamilan trimester tiga a) Persalinan prematuritas

b) Kehamilan ganda

(20)

e) Perdarahan solusio plasenta

f) Kehamilan dengan ketuban pecah dini g) Kehamilan lewat waktu persalinan

h) Kehamilan dengan preeklamsia dan eklamsia l. Asuhan Antenatal

Asuhan antenatal adalah upaya prefentif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu: 1) Membangun rasa saling percaya antara klien dengan petugas

kesehatan

2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayiyang dikandungnya

3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

4) Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi 5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam

menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi

6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

m. Jadwal kunjungan Asuhan Antenatal

(21)

asuhan cukup empat kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah KI,K2,K3 Dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.

Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomik dan fisiologik kehamilan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan menggunakan berbagai metode yang tersedia (Prawihardjo,2009,hal:279).

1) Asuhan kehamilan kunjungan awal

Kunjungan awal harus seawal mungkin yang meliputi: a) Anamnesis

b) Pemeriksaan fisik

(22)

d) Pemeriksaan tambahna lain untuk memperoleh data (parameter) dasar

e) Memberikan support psikis untuk menstabilkan emosi ibu hamil

2) Asuhan kehamilan kunjungan ulang

Asuhan pada kunjungan merupakan setiap kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan pertama sampai memasuki masa persalinan. Kunjungan ulang memiliki tujuan yaitu:

a) Mendeteksi komplikasi-komplikasi

b) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan c) Pemeriksaan fisik umum (Kusmiyati, 2010; h.136-141). 3) Kebijakan program dalam ANC (ante natal care)

Standar pelayanan ANC meliputi 14T, sehingga ibu hamil yang datang memperoleh pelayanan yang komprehensif dengan harapan ANC dengan standar 14T dapat meningkatkan pelayanan kehamilan dan menurunkan angka kematian ibu (Sumarni, 2011; h.19).

Langkah-langkah dalam memberikan pelayanan ANC diantaranya:

a) Timbang berat badan dan tinggi badan

(23)

penurunan berat badan. Kenaikan BB normal ibu hamil 6,8 sampai 16 kg (Sumarni, 2011;h.20).

b) Tekanan darah

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Tekanan darah normal berkisar sistole/diastole 110/80 sampai 120/80 mmHg (Sumarni, 2009; h.20).

c) Pengukuran TFU

Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dalam kandungan

Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuannya kehamilan secara Mc Donald (sumarni,2009,h:20-21).

d) pemberian tablet tambah darah

Tujuan pemberian tablet Fe yaitu untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa hamil kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Tanpa pemberian zat besi yang cukup ibu dapat mengalami anemia dan dapat menyebabkan

(24)

kelahiran premature, mudah sakit, bayi mengalami berat bdan lahir rendah dan perdarahan pasca persalinan.

Cara pemberiannya yaitu satu tablet per hari sesudah makan selama masa kehamilan dan nifas. Jika ibu dengan kadar Hb kurang dari 8 gr% maka dosisnya 1-2 x 100 mg/hari selama dua bulan sampai dengan melahirkan (Sumarni, 2011; h.21).

e) Pemberian imunisasi tetanus toxoid

Pemberian TT bertujuan untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum (Sumarni, 2011; h.21-22).

f) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama dan menjelang persalinan yang bertujuan untuk mendeteksi dini anemia pada ibu hamil (Sumarni, 2011; h.22).

g) Pemeriksaan protein urin

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil yang mengarah ke pre eklamsi (Sumarni, 2011; h.23).

h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya treponema pallidum atau penyakit menular seksual seperti sifilis (Sumarni, 2011; h.23).

(25)

Dilakukan pemeriksaan urin reduksi hanya pada ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga (Sumarni, 2011; h.23).

j) Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang ditujukan pada ibu hamil. Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai pada kehamilan 6 bulan. Senam payudara dan pijat tekan payudara bertujuan untuk merangsang pembentukan air susu ibu (Sumarni, 2011; h.23-24).

k) Senam ibu hamil

Bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelah persalinan, mencegah sembelit dan membantu tidur supaya lebih nyenyak (Sumarni, 2011; h.24).

l) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah endemic malaria, ibu hamil pendatang dari daerah malaria, ibu hamil dengan gejala panas tinggi disertai menggigil dan hasil darah yang positif (Sumarni, 2011; h.25).

m) Pemberian kapsul minyak beryodium

Diberikan pada kasus gangguan kekurangan yodium didaerah endemis (Sukarni, 2011; h.25).

(26)

Bertujuan untuk membantu ibu menerima kehamilannya sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dan membantu ibu untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan (Sumarni, 2011; h.26).

2. Persalinan a. pengertian

1) Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Sukarni, 2013).

2) Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Varney,2008,h:672).

b. Etiologi

Etiologi dari persalinan adalah (Manuaba,2010,h:168). 1) Teori keregangan

(27)

5) Teori hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis c. tanda mulainya persalinan

1) terjadinya his persalinan

His persalinan memiliki cirri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan servik, makin beraktivitas kekuantannya makin bertambah

2) pengeluaran lendir dengan darah

Dengan adanya his persalinan maka akan terjadi perubahan pada servik yang menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan kapiler pembuluh darah pecah 3) pengeluaran cairan

Sebagian besar ketuban akan pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam. (Manuaba, 2010; h.173) d. Tahapan persalinan

1) Kala I

(28)

2) Kala II

Persalinan kala dua dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Secara umum ada beberapa hal yang dapt terjadi pada persalinan kala dua yaitu:

a) His menjadi lebih kuat dan sering b) Timbul tenaga untuk meneran c) Perubahan dalam dasar panggul d) Lahirnya fetus (Sukarni, 2013; h.218)

(1) Tanda dan gejala pada persalinan kala dua meliputi: (a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi

(b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum/vagina

(c) Perineum terlihat menonjol

(d) Vulva vagina, spingter ani membuka (e) Meningkatnya pengeluaran lendir darah

(Sukarni, 2013; h.220) 3) Kala III

Kala tiga merupakan kala pelepasan plasenta yang di tandai dengan beberapa hal diantaranya

a) Adanya his uri

(29)

(4) Fundus uteri naik

c) Terjadi perdarahan patologi apabila lebih dari 500cc d) Sebab-sebab pelepasan plasenta

(1) Terjadinya pengecilan Rahim yang tiba-tiba akibat retraksi dan kontraksi otot-otot Rahim

(2) Plasenta lepas dari dasarnya (Sukarni, 2010; h.233)

4) Kala IV

Dua jam pertama setelah persalinan merupakan saat yang paling kritis bagi pasien dan bayinya .pada fase ini tubuh ibu akan melakukan adaptasi setelah persalinan agar kondisi tubuhnya stabil, sedangkan bayi melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan di luar uterus (Sulistyawati, 2010; h.177).

Selama 2 jam pasca persalinan :

Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan pendarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala IV.

Jika ada temuan yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian lebih sering (Nurasiah,2012,h:180)

e. Mekanisme persalinan normal

(30)

belakang, dan ± 8% di kiri belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan disebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rektum. (Prawirohardjo 2010;h.310)

His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk kedalam rongga panggul (Prawirohardjo 2010;h.311)

Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun ubun kecil di bawah simfisis, dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan (Prawirohardjo 2010;h.312)

(31)

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya. Apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang, selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru diikuti bahu belakang (Prawirohardjo 2010;h.314)

f. Prosedur asuhan persalinan normal :

1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II (ibu merasa ada dorongan untuk meneran, tekanan pada rektum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan spinger ani membuka)

2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial

3) Memakai celemek plastik, melepaskan dan menyimpan perhiasan yang di pakai

4) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkan

5) Pakai sarung tangan steril (untuk periksa dalam)

6) Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik (hindari terjadinya kontaminasi alat)

7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kasa/kapas yang dibasahi air DTT

(32)

9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik

10) Periksa DJJ setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus (DJJ normal 120-160 x/menit)

11) Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik

12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran)

13) Lakukan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran (bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif, dukung dan beri semangat, bantu untuk mengambil posisi yang nyaman, anjurkan untuk istirahat bila tidak ada kontraksi, berikan minum, menilai DJJ setiap kontraksi selesai)

14) Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu beluma ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

15) Letakkan handuk bersih di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu

(33)

18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

19) Setelah tampak kepala bayi 5-6 cm di vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, tangan lain menahan kepala bayi, anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal

20) Periksa, kemungkinan ada lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi

21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

22) Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang

23) Setelah kedua bahu lahir, tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki

(34)

26) Sambil menilai bayi, letakkan diatas perut ibu dan selimuti bayi (jika bayi tidak menagis, nafas megap-megap lanjutkan ke langkah resusitasi bayi)

27) Keringkan tubuh bayi, tutupi kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat

28) Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus

29) Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik

30) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 pada atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan)

31) Jepit tali pusat dengan klem kira0kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama

32) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara dua klem tersebut. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril. Lepaskan klem dalam wadah yang telah di sediakan

33) Lakukan kontak kulit bayi dengan ibunya dengan menaruh bayi diatas dada ibu untuk merangsang inisiasi menyusui dini 34) Selimuti bayi dan menutupi bagian kepalanya dengan handuk

(35)

35) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

36) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat

37) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi presedur diatas.

38) Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorso kranial). Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm di depan vulva dan lahirkan plasenta (jika tali pusat tidak lahir setelah 15 menit beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM, lakukan katerisasi jika kandung kemih penuh, minta keluarga untuk menyiapkan rujukan, ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya, segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir, jika terjadi perdarahan lakukan manual plasenta)

(36)

selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan (jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DDTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput ketuban kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT untuk mengeluarkan bagian yang tertinggal)

40) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga 15 detik (fundus teraba keras)

41) Periksa kelengkapan plasenta

42) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum 43) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam 44) Biarkan bayi diatas perut ibu

45) Menimbang berat badan dan memberikan obat tetes mata pada bayi

46) Memberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi

47) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam

48) Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi

(37)

50) Memeriksa nadi dan keadaan kandung kemih ibu setiap 15 menit selama jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan

51) Memeriksa respirasi dan temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pasca persalinan

52) Tempatkan semua peralatan habis pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi

53) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai

54) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering

55) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dam makanan yang diinginkan

56) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% 57) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

dalam posisi terbalik selama 10 menit

58) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. g. Komplikasi dalam persalinan

Komplikasi yang terjadi pada masa persalinan meliputi 1) Ketuban pecah dini (KPD)

(38)

terjadinya ketuban pecah dini yaitu adanya infeksi genetalia, servik inkompeten, gemeli, hidramnion, kehamilan preterm, dan disproporsi sefalo pelvik.

Apabila ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan lebih dari 36 minggu dan ada his maka pimpin meneran dan akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada his lakukan induksi persalinan (Sukarni, 2013; h.251-253).

2) Infeksi intrapartum

Merupakan infeksi yang terjadi dalam persalinan atau bisa terjadi sebelum persalinan. Infeksi intrapartum biasanya terjadi karena distosia bahu, pemeriksaan dalam lebih dari dua kali, keadaan umum lemah, ketuban pecah dini, servisitis dan vaginitis.

Penatalaksanaan pada perdarahan intrapartum yaitu dengan memberikan antibiotic sesuai penyebab. Dapat diberikan ampisilin 4x500 mg. persalinan diusahakan pervaginam (Sukarni, 2013; h.248-249).

3) Atonia uteri

(39)

Atonia uteri dapat di atasi dengan melakukan massase dan kompresi bimanual untuk menstimulasi kontraksi uterus yang akan menghentikan perdarahan (Sukarni, 2013; h.243-244). 4) Anemia

Merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi rendah. Hal ini dapat menyebabkan masa lah kesehatankarena sel darah merah yang mengandung hemoglobin tidak mampu memehuhi kebutuhan dalam tubuh (Proverawati, 2011;h.1-2).

Ibu yang menderita anemia tidak mampu mentoleransi kehilangan darah pada saat persalinan karena itu bisa beakibat fatal. Anemia juga bisa meningkatkan resiko penyembuhan luka tidak segera (Prawirohardjo, 2009; h.55). 5) Pengaruh anemia pada saat persalian

(40)

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala l persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah : (Nurasiah,2012,h:82)

1) mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.

2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.

3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantaua kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikan mentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik, dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua dicatatkan secara rinci pada status atau rekamedik ibu bersalin atau bayi baru lahir (Nurasiah,2012,h:83)

3. Nifas

1) Pengertian

Masa nifas atau puerperium di mulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Wiknjosastro,2008,h:356)

(41)

Dari beberapa pengertian masa nifas, penulis mengambil kesimpulan bahwa masa nifas atau masa peurperium adalah masa pemulihan organ organ setelah terjadinya persalinan agar kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 42 hari atau 6 minggu.

2) Perubahan sistem reproduksi pada masa nifas

Walaupun istilah involusi saat ini telah digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif, kadang lebih banyak mengarah secara spesifikpada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya. a) Involusi uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot 60 gram. Proses involusi uterus yaitu iskemia miometrium, autolysis dan efek oksitosin.

b) Involusi tempat plasenta

(42)

disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara dilepaskan dari dasarnya tetapi diikuti pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka. c) Perubahan ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta vasia yang meregang sewaktu kehamilan dari partus setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.

d) Perubahan pada serviks

Bentuk serviks yang akan menganga seperti corong disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cncin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.

e) Perubahan pada vulva,vagina dan perineum

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi menonjol.

3) Komplikasi dan penyakit pada masa nifas a) Infeksi pada masa nifas

(43)

alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas, infeksi dapat

berupa kenaikan s c atau lebih selama

2 hari pertama (Yulianti ,2010,h:336). (1) Fisiologi

Umumnya disebabkan bakteri yang dalam keadaan normal berada dalam usus dan jalan lahir. Selain itu infeksi nifas dapat juga disebabkan antara lain oleh bakteri streptoccocus haemolyticus aerobicus, staphilococus

aureus, eschericia coli, dan clostridium welchi. Infeksi

dapat terjadi pula melalui tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan yang membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina kedalam uterus.

(a) Abdominalis yang dapat menyertai kala nifas ( Manuaba,2010,h:419).

(b) Subinvolusi uteri

Segera setelah persalinan, berat rahim sekitar 1000 gram dan selanjutnya mengalami kontraksi, sehingga otot rahim menjadi kecil ke bentuknya semula. Pada beberapa keadaan, terjadinya proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilannya terhambat. Penyebab involusi uteri adalah inveksi endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat pembekuan darah atau mioma uteri.

(44)

Perdarahan kala nifas sekunder yaitu perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan kala nifas adalah terdapatnya sisa plasenta atau selaput ketuban, infeksi pada endometrium, dan sebagian kecil terjadi dalam bentuk mioma uteri bersamaan dengan kehamilan dan inversio uteri. (d) Flegmasia alba dolens

Flegmasia alba dolens merupakan salah satu bentuk infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. Vena vemoralis yang terinfeksi dan disertai pembentukkan trombosis dapat menimbulkan gejala klinis seperti : terjadi pembengkakan pada tungkai, vena tampak berwarna putih, terasa sangat nyeri, tampak bendungan pembuluh darah, suhu tubuh dapat meningkat.

(e) Bendungan ASI

Bendungan ASI terjadi karena sumbatan pada saluran ASI, tidak dikosongkan seluruhnya. Keluhan yang muncul adalah mamae bengkak, keras dan terasa panas sampai suhu badan meningkat. Penanganannya dengan mengosongkan ASI dengan masase atau pompa.

(45)

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan BBL dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi dalam masa nifas. a) Kunjungan perama (6-8 jam pospartum)

Asuhan yang diberikan :

(1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri (2) Pemantauan keadaan umum ibu

(3) Melakukan hubungan antara bayi dan ibu (4) ASI eksklusif

b) Kunjungan kedua (6 hari pospartum)

(1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus dan tidak ada tanda perdarahan abnormal.

(2) Menilai adanya tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.

(3) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda penyulit.

c) Kunjungan ketiga ( 2 minggu pospartum )

(1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus dan tidak ada tanda perdarahan abnormal.

(2) Menilai adanya tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.

(46)

(4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi

(5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda penyulit.

d) Kunjungan ke empat (6 minggu pospartum)

(1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia alami (2) Memberikan konseling untuk KB secara dini, imunisasi,

senam nifas dan tanda bahaya yang dialami ibu dan bayi. 5) Perubahan psikologi masa nifas

Menurut (Suherni, 2009; h.87-89) adaptasi psikologi masa nifas di kelompokan menjadi 3 fase yaitu :

a) Fase taking in

Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, perhatian ibu berfokus pada keadaan dirinya, menceritakan berulang-ulang pengalaman pada proses persalinan dan terlihat pasif terhadap lingkungannya.

Agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik maka petugas kesehatan dapat menggunakan pendekatan yang empatik untuk mendengarkan dan memberikan perhatian pada ibu dan menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan dukunganmoril dan menyediakan waktu untuk mendengarkan semua hal yang disampaikan ibu

b) Fase taking hold

(47)

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayinya. Ibu mempunyai perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan marah. Oleh karena itu diperlukan dukungan moril untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu.

c) Fase letting go

Merupakan periode penerimaan tanggung jawab. Berlangsung pada 10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, lebih percaya diri dalam menjalankan peran barunya dan lebih mendiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.

4. bayi baru lahir a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram (Pusdiknakes,2008).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan bayi 2500-4000 gram, tanpa cacat bawaan (Rukiyah dkk, 2013).

(48)

b. Penanganan bayi baru lahir

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, ialah : 1) Membersihkan jalan nafas

2) Memotong dan merawat tali pusat 3) Mempertahankan suhu tubuh bayi 4) Identifikasi

5) Pencegahan infeksi

6) Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter memberikan instruksi khusus.

c. Tanda dan gejala

Bayi baru lahir normal memiliki tanda atau keadaan sbb:

1) Denyut jantung dalam menit pertama ±180x/mnt kemudian turun 140-120x/menit dalam 30 menit kemudian

2) Pernfasan cepat ± 80x/menit disertai dengan nafas cuping hidung, refraksi suprasternal dan interkostal serta rintihan yang berlangsung 10-15 menit.

3) Mudah berlangsung, bayi menjadi tegang. 4) Tinja berbentuk mekonium

5) Refleks terdiri dari :

(49)

b) Refleks menggenggam, bila telapak tangan dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam

c) Refleks berjalan, bila kaki ditekankan pada bidang yang datar akan bergerak seperti berjalan

d) Refleks menghisap, bila diberi rangsangan pada ujung mulut, maka kepala bayi akan menoleh kearah rangsangan.

d. Konsep adaptasi bayi baru lahir.

Konsep mengenai adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut: 1) Memulai segera pernafasan dan perubahan dengan pola

sirkulasi. Konsep ini memerlukan hal yang esensial pada kehidupan ekstrauterin.

2) Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal, hematologi, metabolik, dan sistem neurologis bayi baru lahir harus berfungsi secara memadai untuk mempertahankan kehidupan ekstrauterin.

e. Periode transisi bayi baru lahir.

Setiap bayi baru lahir akan mengalami periode transisi, yaitu : 1) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam

pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat persalinan atau melahirkan.

(50)

retraksi, serta suara seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai 180 kali/menit selama beberapa menit kehidupan.

3) Setelah respon awal ini, bayi baru lahir ini akan menjadi tenang, relaks, dan jatuh tertidur. Tidur pertama ini ( dikenal sebagai fase tidur ) terjadi dalam dua jam setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam. 4) Periode kedua reaktifitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai

dengan respons berlebihan terdapat stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi agak sianosis, dan denyut jantung cepat.

5) Lendir mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakna, misalnya tersedak/aspirasi, tercekik, dan batuk.

f. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus

Periode adaptasi terhadap kehidupan luar Rahim disebut periode transisi.Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa system tubuh. Beberapa peruahan yang dialami pada bayi baru lahir diantaranya

1) Perubahan pada system pernafasan

Faktor yang berperan dalam rangsang nafas pertama bayi yaitu:

(51)

b) Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang udara masuk ke paru-paru.

Pernafasan bayi pertama kali bertujuan untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali (Yunanto, 2010; h.38).

c) Perubahan dalam system peredaran darah

Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkan ke jaringan. Untuk

membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar Rahim harus terjadi perubahan besar yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta (Yunanto, 2010; h.379)

d) System pengaturan tubuh (1) Pengaturan suhu

Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat.

(2) Mekanisme kehilangan panas

Bayi dapat kehilangan panas melalui cara-cara sebagai berikut:

(52)

Terjadinya penguapan ketuban pada permukaan tubuh bayi

(b) Konduksi

Kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yng dingin

(c) Konveksi

Karena terpapar oleh udara yang lebih dingin (d) Radiasi

Ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah (Yunanto, 2010; h.40).

(3) Metabolisme glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukupakan membuat glukosa dari glikogen, ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati (Yunanto, 2010; h.40-41).

(4) Perubahan system gastrointestinal

Reflek gumoh dan batuk yang matang sudah terbentukpada saat lahir. Kapasitas lambung pada BBL masih terbatas, kurang dari 30c dan akan bertambah secara perlahan sesuai pertumbuhan janin (Yunanto, 2010; h.41).

(53)

Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya (6) Perlindungan oleh kulit membrane mukosa (7) Fungsi jaringan saluran nafas

(8) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit

(9) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung (Yunanto, 2010; h.41)

e) Adaptasi ginjal

(1) Laju filtrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomerulus.

(2) Meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespon terhadap stesor.

(3) Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.

(4) Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat, noda kemerahan (debu batu bata) dapat diamati pada popok karena kristal asam urat.

f) Adaptasi hati

(1) Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus membantu pembentkkan darah. (2) Selama periode neonatus, hati memproduksi zat

(54)

(3) Selama periode neonatus, hati memproduksi zat esensial untuk pembekuan darah.

(4) Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan kehidupan ekstrauterin, pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi.

(5) Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.

g) Adaptasi imun

(1) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang di pintu masuk.

(2) Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.

(3) Infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas selama periode neonatus.

g. Perawatan bayi baru lahir

1) Pertolongan pada saat bayi baru lahir

a) Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu.

(55)

bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalm waktu 30 detik setelah lahir.

c) Perawatan mata d) Pemeriksaan fisik bayi e) Identifikasi bayi

2) Perawatan lain-lain

a) Lakukan perawatan tali pusat

b) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah, diberikan imunisasi BCG, polio, dan hepatitis B.

c) Orang tua diajarkan tentang tanda-tanda bayi sakit dan mereka diberitahu agar merujuk bayi dengan segera untuk perawatan lebih lanjut.

d) Orang tua diajarkan cara merawat bayi dan melakukan perawatan harian untuk bayi baru lahir.

5. Keluarga berencana a. Pengertian

Keluarga berencana adalah upaya pemusnahan keturunan dapat dihindarkan dengan memfokuskan pada apa yang menjadi hak-hak asasi setiap wanita yaitu hak untuk mendapatkan bayi ketika seorang wanita menginginkannya dan hak untuk menjadi ibu yang sehat dan mengasuk anak yang sehat pula (Varney,2007,h:414).

(56)

sejahtera untuk menjarangkan dan merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Anggraini,2011,h:47).

b. Etiologi

Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mwncapai dan membuahi sel telur wanita (fertilisasi), atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplementasi (melekat) dan berkembang didalam rahim. Kontrasepsi dapat bersifat reversibel (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversibel adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk memiliki anak. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan karena melibatkan tindakan operasi. (Selemba Medika ,2011 )

c. Tujuan KB

1) Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dn sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

(57)

3) Jadi tujuan program KB adalah memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; mempengaruhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi (Anggraini, 2011, hal:48).

d. Sasaran program KB

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi : (Anggraini, 2011, hal 49)

1) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.

2) Menurunnya angka kelahiran total menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3) Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat atau cara kontrasepsi (unmeet need) menjadi 6 persen.

4) Meningkatnya peserta KB laki laki menjdi 4,5 persen.

5) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, dan efisien.

6) Meningkatnya rata rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.

(58)

8) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

9) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program KB Nasional.

e. Syarat-syarat kontrasepsi yang ideal : 1) Dapat dipercaya

2) Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan 3) Daya kerja dapat diatur sesuai kebutuhan

4) Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus 5) Tidak memerlukan motivasi terus-menerus

6) Mudah pelaksanaannya

7) Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

8) Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan

f. Ruang lingkup KB

Ruang lingkup KB antara lain : keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan pelembagaan kecil berkualitas, keserasian kebijakan kependudukan, pengelolaan SDM aparatur, penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan, peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara (Anggraini,2011,h:49).

g. Strategi program KB

(59)

1) Strategi dasar

a) Meneguhkan kembali program di daerah b) Menjamin kesinambungan program c) Strategi operasional

d) Peningkatan kapasitas sistem pelayanan program KB nasional

e) Peningkatan kualitas dan prioritas program f) Penggalangan dan pemantapan komitmen g) Dukungan regulasi dan kebijakan

h) Pemantauan,evaluasi, dan akuntabiitas pelayanan h. Tahap pengelolaan program KB

Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap pengelolaanprogram KB sebagai berikut :

1) Tahap perluasan jangkauan

Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan kepada sasaran :

a) Coverage wilayah

Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan pada penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah jawa, bali dengan kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar.

b) Coverage khalayak

(60)

2) Tahap pelembagaan

Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan. Tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi luar jawa bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesetaraan ber-KB pada kisaran 45-65% dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan momentum-momentum besar.

3) Tahap pembudayaan program KB

Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh indonesia. Sedangkan koverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan takesra dan kukesra.

i. Dampak KB

Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu : 1) Penurunan angka kematian ibu dan anak

2) Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi 3) Peningkatan kesejahteraan keluarga

4) Peningkatan derajat kesehatan

5) Peningkatan mutu dan layanan KB-KR

6) Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM

7) Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

(61)

1) Metode kontrasepsi alamiah

Metode kontrasepsi alamiah Adalah metode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode perintang) juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metode hormonal). Keluarga berencana alamiah kadang disebut juga sebagai pantang berkala adalah aplikasi dari kesadaran mengenai kesuburan dalam hubungannya dengan aturan yang pasti dimana pasangan dapat menghindari atau mencapai kehamilan, adapun macam KB alamiah yaitu:

a) KB kalender (ogino knaus)

Sudah tidak dianjurkan karena angka kegagalannya cukup tinggi.

b) Metode suhu basal tubuh

c) Metode lendir seviks/metode ovulasi billings

Yaitu dengan mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks.

d) Cegah kehamilan dengan senggama terputus

Merupakan metode KB tradisional yang dilakukan dengan cara penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah.

e) Metode Amenorre Laktasi (MAL)

(62)

Dapat dipakai bila menyusui secara penuh, belum mendapatkan haid, umur bayi kurang 6 bulan dan hanya efektif sampai 6 bulan.

f) Metode barrier

a) Metode barier pria

Kondom adalah suatu kantong karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk menutupi penis yang ereksi sebelum dimasukkan kedalam vagina sehingga mani tertampung didalamnya dan tidak masuk vagina.

b) Metode barrier wanita (1) Dasar :

Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genetalia interna wanita dan immobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.

(2) Macam-macam barrier intra-vaginal : (a) Diafragma (diaphragma)

Merupakan kondom wanita yang berbentuk seperti kap terbuat dari lateks yang diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.

(b) Kap serviks (cervical cap)

(63)

diafragma, kap serviks lebih dalam/tinggi kubahnya, tetapi diameternya lebih kecil, umumnya lebih kaku dan menutupi serviks karena hisapan (suction) bukan karena pegas. (c) Spons (sponge)

Melepaskan spermisid yang terkandung di dalamnya dan menjebak/menangkap spermatozoa ke dalam spons.

(d) Kondom wanita

Kombinasi antara diafragma dan kondom, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis saat ereksi sebelum dimasukkan ke dalam lubang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

2) Kontrasepsi Modern a) Kontrasepsi suntikan

Adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.

(1) Jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia adalah :

(64)

(b) Suntikan / 3 bulan : contoh depo provera, depogeston (Harnawati,2008)

(2) Cara kerja

(a) Menekan ovulasi

(b) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu

(c) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu

(d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba (3) Keuntungan kontrasepsi (Anggraini, 2011,h:137)

(a) Resiko terhadap kesehatan kecil

(b) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri (c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

(d) Jangka panjang

(e) Efek samping sangat kecil

(f) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik (4) Keuntungan nonkontrasepsi

(a) Mengurangi jumlah perdarahan (b) Mengurangi nyeri saat haid (c) Mencegah anemia

(d) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium

(e) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium

(65)

(g) Melindungi klien dari jenis jenis tertentu penyakir radang panggul

(h) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia primenopouse.

(5) Kerugian (Martini, 2011, h:137) (a) Terjadi perubahan pola haid

(b) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan

(c) Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat obatan epilepsi atau obat tuberculosis. (d) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan

infeksi menular seksual, hepatitis B atau HIV. (6) Indikasi

(a) Usia reproduksi

(b) Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak (c) Ingin mendapatkan kontrasepsi yang efektivitasnya

tinggi

(d) Menyusui ASI pascapersalinan (e) Anemia

(f) Nyeri haid hebat (g) Haid teratur

(h) Riwayat kehamilan ektopik

(i) Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil (7) Kontraindikasi

(66)

(b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya

(c) Penyakit hati akut

(d) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg)

(e) Keganasan payudara b) Kontrasepsi hormonal oral (pil)

Kontrasepsi dengan menggunakan pil KB seringkali menjadi pilihan bagi ibu ibu rumah tangga. Dibandingkan dengan kontrasepsi kondom ataupun IUD, pil KB relatif lebih mudah digunakan dan nyaman. Terdapat dua jenis pil KB, yaitu yang diminum tiap hari secara teratur, dan jenis yang digunakan sesudah berhubungan seksual.dari jenis pil KB tersebut, yang paling efektif adalah pil KB yang diminum teratur tiap hari. Hormon yang umumnya terkandung dalam pil KB adalah hormon estrogen dan progestin.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bermanfaat bagi PT.SIP karena dalam penelitian ini PT.SIP dapat mengetahui tentang bagaimana penyusunan Marketing Plan yang sesuai untuk memasarkan Produk Panel

Setelah selesai, Windows Server 2003 Setup akan me-restart komputer dan.

Penghargaan yang diraih oleh Yayasan Al Firdaus tentunya tidak didapatkan secara instan, diperlukan strategi komunikasi yang telah direncanakan dengan matang untuk

Semen Portland tipe I, untuk yang tidak memrlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis lainnya. Semen Portland tipe II, untuk penggunaan yang memerlukan

U : kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen. dangaya yang berhubungan dengannya (kg/m

Akan tetapi, ia juga tidak bisa memungkiri bahwa pada kenyataannya Soemirah sebagai perempuan pribumi mampu hidup bahagia dengan Tan Bi Liang meskipun berbeda bangsa.. (43) “Ya

Menurut anda, di bawah ini yang manakah makanan paling banyak mengandung protein..

Dari keterangan ini maka pemeliharaan akal ditempatkan setelah Dari keterangan ini maka pemeliharaan akal ditempatkan setelah pemeliharaan jiwa, dan sebelum pemenuhan