• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka - Dwi Sahidin BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka - Dwi Sahidin BAB II"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya bertujuan untuk mempermudah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan manusia. Sistem pemindah bahan atau transportasi yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan untuk menunjang kemajuan dibidang perindustrian dan pembangunan gedung bertingkat, seperti perhotelan, pusat perbelanjaan, perkantoran dan perumahan. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang terus meningkat sementara lahan yang tersedia semakin sempit, terutama didaerah lingkungan perkotaan sehingga gedung-gedung bertingkat menjadi semakin banyak menjulang tinggi. Maka dengan membuat gedung bertingkat bisa menjadi solusi dalam menanggulangi masalah kepadatan penduduk, terutama di lingkungan perkotaan karena jumlah penduduk akan selalu terus bertambah.

(2)

untuk mengefisiensikan waktu, jarak tempuh dan tenaga bagi manusia untuk menuju lantai tujuan yang diinginkan dalam suatu gedung bertingkat tinggi.

Untuk perancangan pergerakan lift yang diatur secara otomatis tentu saja akan merepotkan apabila simulasi kontrol otomatis dilakukan secara langsung pada lift yang sesungguhnya. Maka dibuatlah perangkat simulasi lift gedung 3 lantai dirancang sebagai simulator lift sehingga dapat diperhitungkan efisiensi, efektifitas, dan fleksibilitas metode kontrol pada lift.

Materi yang berhubungan dengan sistem kendali simulasi lift banyak diangkat sebagai judul untuk menyelesaikan studi di bidang Teknik, baik jurusan Teknik Elektro, Teknik Informatika maupun Teknik Mesin. Tugas Akhir mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Asron, 2006), mengangkat judul Simulasi Lift Berbasis Programmable Logic Controller (PLC) dalam tulisannya Asron tidak membahas software apa yang digunakan dalam membuat diagram ladder untuk mensimulasi lift dan tidak membahas karakteristik motor arus searah secara mendalam, walaupun secara fisik kelengkapan lift Tugas Akhirnya sudah cukup baik dengan adanya sensor berat, buka dan tutup pintu, serta LED indikator lantai lift.

(3)

Tugas Akhir yang dibuat mahasiswa Teknik Informatika Fakultas Teknik Informatika Universitas Telkom, Bandung (Pernando, Diono, Tri Brotoharsono dan Maman Abdurohman. 2010) dengan judul Analisis dan Perancangan Miniatur Lift Menggunkan Mikrokontroler. Secara teknis pengontrolan mesin atau plant dengan mikrokontroler relative lebih sulit. Hal ini terkait dengan perangkat keras dan perangkat lunak dari mikrokontroler tersebut. Pengontrolan mesin atau plant dengan mikrokontroler memerlukan perancangan pengkondisi sinyal tambahan pada port I/O nya, dan umumnya pemrograman mikrokontroler ini dilakukan dengan menggunakan bahasa C atau assembly yang relatif sulit dipelajari

Dalam penelusuran pustaka yang telah dilakukan, khususnya yang berhubungan dengan materi PLC, dalam Tugas Akhir ini dibahas secara mendalam tentang PLC yang digunakan dalam kendali lift dan software yang digunakan dalam pembuatan program kendali lift.

2.2 Catu Daya

Catu daya atau power supply adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk menyediakan daya yang dibutuhkan oleh rangkaian. Catu daya yang digunakan dalam perancangan simulasi lift ini menggunakan transformator step down dengan menggunakan teknik penyearahan.

(4)

AC yaitu sumber tegangan bolak – balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah.

Gambar 2.1 Grafik Tegangan AC dan DC

(5)

2.2.1 Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan

Penyearah sistem jembatan (bridge rectifier) adalah sebuah penyearah yang menggunakan empat buah blok dioda yang disusun model jembatan. Penyearah sistem jembatan mampu menghasilkan output gelombang penuh dari satu gulungan transformator.

Gambar 2.2 Penyearah dengan Sistem Jembatan

(6)

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan Pada rangkaian jembatan mendapatkan bagian positif dari siklus sinyal AC. Maka D1 dan D3 hidup (on), karena mendapat bias maju. D2 dan D4 mati (off), karena mendapat bias mundur. Sehingga arus i1 mengalir melalui D1, RL, dan D3. Sedangkan apabila jembatan memperoleh bagian siklus negatif. Maka D2 dan D4 hidup (on), karena mendapat bias maju. D1 dan D3 mati (off), karena mendapat bias mundur. Sehingga arus i2 mengalir melalui D2, RL, dan D4.

(7)

Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh penyearah gelombang penuh sistem jembatan terkadang masih kasar, sehingga diperlukan adanya filter untuk membuang bagian yang kasar. Filter yang paling sederhana adalah dengan memasang kondensator paralel dengan beban. Misalnya dipasang pada rangkaian penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan, maka rangkaiannya akan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.4 Filter Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan

(8)

output dari rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC (Direct Current).

2.2.2 Regulator Tegangan

Regulator tegangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply.

Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan catu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan. Regulator tegangan untuk suatu power supply biasanya menggunakan sirkuit terintegrasi (IC) atau menggunakan dioda zener. IC regulator tegangan yang banyak dijumpai di pasaran antara lain IC regulator keluarga 78xx dan LM317.

2.3 Saklar Tombol Tekan(Push Button Switch)

(9)

ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas) maka saklar akan kembali pada kondisi normal. Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, saklar tombol tekan mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally Open).

1. NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak yang NO ini akan menjadi menutup (close) dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit (push button on).

2. NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (open), sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit (push button off).

(10)

2.4 Programmable Logic Controller (PLC)

Programmable logic controller (PLC) adalah perangkat untuk melaksanakan

fungsi kendali dan juga monitor yang dapat diprogram. Selain dikenal sebagai PLC, perangkat ini juga disebut sebagai programmable controller atau programmable binary system.

Pada dasarnya PLC merupakan suatu bentuk komputer. Perbedaan dengan komputer pada umumnya (PC) adalah PLC ditujukan khusus untuk aplikasi industri sehingga mempunyai beberapa karakteristik khusus. PLC telah dilengkapi dengan I/O digital dengan koneksi dan level sinyal yang standar sehingga dapat langsung dihubungkan dengan berbagai macam perangkat seperti saklar, lampu, relay ataupun berbagai macam sensor dan aktuator.

(11)

2.4.1 Struktur PLC

Komponen dari suatu PLC tidak jauh berbeda dengan komponen komputer pada umumnya. Struktur dasar suatu PLC terdiri atas central processing unit, memori dan modul input/output.

2.4.1.1 Central Processing Unit

Central Processing Unit (CPU) adalah otak dari suatu PLC yang bertugas mengendalikan dan memonitor seluruh operasi PLC dengan cara melaksanakan program yang terdapat pada memori. Sistem bus internal digunakan untuk menghubungkan antara CPU dengan memori dan modul I/O di bawah kendali CPU. CPU memerlukan detak (clock) dengan frekuensi tertentu yang dapat dihasilakan oleh krisal kuarts eksternal ataupun rangkaian osilator RC. Detak tersebut menentukan kecepatan operasi PLC dan dapat digunakan untuk sinkronisasi semua elemen dalam sistem. Seluruh PLC modern menggunakan mikroprosesor sebagai CPU.

2.4.1.2 Memori

(12)

dayanya sering kali PLC dilengkapi dengan batere. Setelah program dibuat dan diuji coba, program dapat dimasukan ke EEPROM yang bersifat tetap.

Selain untuk menyimpan program memori pada PLC juga digunakan untuk penyimpanan sementara status jalur I/O dan variabel fungsi internal seperti timer, counter, penanda relay, hasil operasi aritmatika/logika dan lain-lain. Untuk keperluan ini digunakan RAM.

2.4.1.3 Modul I/O

Modul I/O adalah pintu keluar/masuknya informasi dari dan ke PLC. Modul ini dapat bergabung menjadi satu unit PLC ataupun berupa modul yang terpisah. Modul input dan output berfungsi sebagai antarmuka antara komponen internal PLC dengan piranti lain di luar PLC sehingga didalamnya terdapat fungsi pengkondisian sinyal dan isolasi.

(13)

Setiap modul I/O dirancang untuk memudahkan proses koneksi peranti input dan output dengan PLC. Untuk itu seluruh PLC dilengkapi dengan terminal sekrup standar sehingga mudah dan cepat saat proses pengkabelan. Setiap terminal I/O mempunyai alamat ataupun nomor jalur yang unik yang digunakan saat pemrograman untuk mengidentifikasi masing-masing input dan output.

2.4.2 Operasi PLC

PLC mempunyai 3 operasi dasar yang dilakukan secara berurutan, yaitu :

1. Monitor input, yaitu membaca keadaan piranti input dan menyalin nilainya ke memori.

2. Eksekusi program, yaitu melaksanakan program berdasarkan nilai input yang terdapat pada memori untuk menghasilakan nilai output. Program berupa diagram ladder dieksekusi dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah.

3. Mengubah kondisi output berdasarkan hasil eksekusi program.

(14)

2.4.3 Pemrograman PLC TWIDO

Pada PLC ada empat metode/tipe bahasa pemrograman yang bisa digunakan, namun keempat bahasa pemrograman tersebut tidak semua didukung oleh suatu PLC, bahasa pemrograman yang digunakan tersebut adalah ladder diagram languages (LD), Instruction list languages (IL)/statement list (SL), sequential function chart (SFC)/grafcet languages, dan high-level languages (biasanya Visual Basic).

Namun umumnya bahasa pemrograman yang banyak didukung oleh PLC adalah ladder diagram languages (LD) dan instruction list languages (IL). Bahasa diagram ladder pada dasarnya adalah suatu perangkat simbol dari perintah yang digunakan untuk menciptakan program pengontrol. Bahasa pemrograman tersebut dirancang untuk mewakili sedekat mungkin penampakan sistem relay yang diberi pengawatan yang secara garis besar berfungsi untuk mengontrol output yang didasarkan pada kondisi input.

Program diagram ladder dapat ditampilkan pada layar monitor kemudian elemen-elemen seperti kontak normally open, kontak normally closed, timer, counter, compare blok, relay, dan lain-lain dinyatakan dalam bentuk gambar.

2.4.3.1 Pemrograman MenggunakanDiagram Ladder

(15)

masing-masing rung tersebut dapat dibuat diagram ladder yang dimulai dari bar sisi kiri dan berakhir pada bar sisi kanan. Untuk menggunakan Twidosuite, klik icon Twidosuite pada desktop seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Icon Twidosuite

Untuk pertama kalinya, Twidosuite akan menampilkan tampilan seperti pada Gambar 2.7. Pilihlah „Programming Mode‟ untuk memprogram PLC.

(16)

Layar program akan menuju ke Gambar 2.8, yaitu layar project management. Programmer diberi pilihan untuk membuat program baru atau membuka program yang sudah jadi. Pilih “Create a new Project”.

Gambar 2.8 Pilihan Project Management

(17)

Gambar 2.9 Mengisikan Nama Project dan Directory

Pada tampilan berikutnya pilih „Describe‟ seperti pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Pilih „Describe‟ Untuk Setting PLC

(18)

Gambar 2.11 Layar Setting PLC

Pada Layar Setting PLC, pilih di kotak sebelah kanan (catalog) Bases – Compact – TWDLCAE40DRF, kemudian lakukanlah drag and drop ke kotak sebelah kiri pada gambar PLC-nya. Setelah setting PLC selesai, pilih pada bagian kiri atas „Program‟ untuk menuju editor program PLC.

Gambar 2.12 Pilih Program Untuk Membuat Program PLC

(19)

Gambar 2.13 Tampilan Pertama Editor Diagram Ladder

Untuk memulai menggambar ladder, klik icon „add section‟ seperti pada objek

(20)

Gambar 2.14 Editor Ladder Beserta Fungsi Dasar PLC

2.4.3.2 Instruksi Utama Diagram Ladder

2.4.3.2.1 Kontak

Memungkinkan unt uk masukan kont ak seperti tom bol t ekan dan internal variable contacts. Kontak terdiri dari dua jenis kontak yaitu :

(21)

2. Kontak Normally Closed (NC) dengan notasi :

2.4.3.2.2 Coil

Secara umum coil berhubungan langsung dengan keluaran yang akan mengerjakan semua perintah sesuai dengan yang diinginkan. Pada software TwidoSuite, coil terdiri dari empat jenis, yaitu :

1. Direct coils dengan notasi :

2. Reverse coils dengan notasi :

3. Set coils dengan notasi :

(22)

2.4.3.3 Lin k El em en ts

Berupa garis penghubung antara kontak dengan kontak atau sebagai garis penghubung antara kontak dengan coil. Ada dua jenis garis penghubung yang digunakan yaitu garis yang berbentuk vertikal dan garis berbentuk horizontal.

1. Hori zont al conecti on

Di gunakan untuk hubungan secara seri . 2. Ver tical C onect ion

Di gunakan untuk m embuat hubungan secara paral el.

Adapun cara m em buat diagram ladder dengan Twidosui te sebagai berikut diagram ladder program dinyatakan dalam suatu bentuk umum simbolik untuk relay yang dikontrol oleh rangkaian elektrik. Program ditampilkan pada layer dan elemen-elemen seperti kontak normally open, kontak normally close, counter, sequencer (rotary switch), relay dan lain-lain, dinyatakan dalam bentuk gambar. Listrik mengalir dari sisi kiri ke sisi kanan yang disebut ladder line (terdiri dari beberapa rung). Adapun aturan umum menggambarkan suatu program diagram ladder adalah :

1. Aliran listrik/tenaga dari rel kiri ke rel kanan.

2. Suatu coil keluaran tidak dihubungkan langsung ke rel (rail) sebelah kiri. 3. Tidak ada kontak yang ditempatkan di kanan dari suatu coil keluaran. 4. Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu ladder line.

5. Tiap coil keluaran umumnya hanya satu kali dalam suatu program.

(23)

Pada dasarn ya pem rogram an P LC m enggunakan TwidoS ui te dibagi at as 7 dasar kom ponen, yait u : input, out put, int ernal bits, membuat pengal amatan (addr essi ng), ti mer, count er, dan compare block.

2.4.3.4.1 Input

Input merupakan masukan yang berupa signal yang diterima dari sensor luar. Sintaksis yang digunakan pada Twido adalah sebagai berikut :

% I y . z

% = Menunjukkan objek.

I = Menunjukkan masukan.

y = Nomor/jumlah modul.

z = Nomor/jumlah saluran.

2.4.3.4.2 Output

Output adalah sinyal yang dihasilkan oleh PLC yang dikirim ke relay dan lain sebagainya. Sintaksis yang digunakan adalah sebagai berikut :

% Q y . z

% = Menunjukkan objek.

(24)

y = Nomor/jumlah modul.

z = Nomor/jumlah saluran.

2.4.3.4.3 Internal Bits

Internal bits merupakan wilayah memori yang dialokasikan oleh PLC. Internal bits ini dapat dipakai sebagai output internal dan hanya dapat digunakan untuk keperluan internal. Dengan kata lain, output internal tidak langsung mengendalikan peranti output. Pada PLC Twido compact type TWDLCAE40DRF internal bits yang bisa digunakan yaitu mulai dari %M0 sampai %M255. Sintaksis yang digunakan adalah sebagai berikut:

% M n

% = Menunjukkan objek.

M = Menunjukkan bit di dalam memori internal.

N = Nomor/Jumlah bit internal.

(25)

Pengalamatan adalah memberi notasi input dan output pada kontak dan coil diagram ladder.

1. Format umum pengalamatan I/O :

% I, Q x . y . z

I = Input

Q = Output

x = Master (0)/Slave (1 – 7) controller

y = Base (0)/Expansion (1 – 7) I/O

z = I/O chanel number

2. Format umum pengalamatan bit :

% M, S, or X, i

M = Internal bits

S = Sistem bits

X = Step bits

i = Number

(26)

% M, K, or S, W, i

M = Internal word

K = Konstanta word

S = Sistem word

W = Word (16 bit)

i = Number

2.4.3.4.5 Timer

Timer digunakan sebagai pengatur waktu proses, dapat digunakan sebagai komponen tundaan (timer on delay). Umumnya merupakan kontak fungsi yang dapat diatur memberikan suatu keluaran kondisi on selama selang waktu tertentu (timer off delay). Dapat digunakan untuk membuat pulsa dengan lebar tertentu/timer pulsa (ini

termasuk ke dalam fitur tambahan/hanya terdapat pada PLC tertentu saja).

(27)

Gambar 2.15 Blok Fungsi Timer

2.4.3.4.6 Counter

Counter berfungsi untuk menghitung jumlah perubahan input, dapat untuk membatasi banyaknya perubahan input. Ada dua jenis counter yaitu menghitung naik (up-counter) dan turun (down-counter). Dalam kehidupan sehari-hari terdapat juga counter mekanik dan elektronik. Counter akan mengeluarkan nilai 0 atau 1 bila nilai

preset telah tercapai. Ada juga step counter dimana perubahan input akan ditampilkan pada setiap alamat output tertentu.

(28)

2.4.3.4.7 Compare Block

Instuksi compare block yang ada pada PLC Twido digunakan untuk membandingkan dua operand. Tabel dibawah ini merupakan daftar tipe dari instruksi perintah compare block.

Tabel2.1Daftar Tipe Instruksi Compare Block

Instruksi Fungsi

> Digunakan jika operand satu lebih besar dari operand dua.

>= Digunakan jika operand satu lebih besar atau sama dengan operand dua.

< Digunakan jika operand satu lebih kecil dari operand dua.

< = Digunakan jika operand satu lebih kecil atau sama dengan operand dua.

= Digunakan jika operand satu lebih sama dengan operand dua.

< > Digunakan jika operand satu lebih berbeda dengan operand dua.

2.5 Mikrokontroler ATTINY 2313

(29)

program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

Gambar 2.17 Blok Diagram Mikrokontroler

Fungsi utama dari mikrokontroler adalah mengontrol kerja mesin atau sistem menggunakan program yang disimpan pada sebuah ROM. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara automatis. Mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler telah mengandung beberapa periferal yang langsung bisa dimanfaatkan.

(30)

Gambar 2.18 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATtiny2313

2.6Relay

Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen elektromekanikal yang terdiri dari 2 bagian utama yakni elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar/switch). Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Pada dasarnya, relay terdiri dari 4 komponen dasar , yaitu :

1. Electromagnet (Coil) 2. Armature

(31)

Kontak poin (contact point) relay terdiri dari 2 jenis, yaitu :

1. Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi close (tertutup).

2. Normally open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di

posisi open (terbuka).

Gambar 2.19 Bagian-bagian Relay

Berdasarkan gambar di atas, sebuah besi (iron core) yang dililit oleh sebuah kumparan coil yang berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila kumparan coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian

(32)

ke posisi awal (NC). Coil yang digunakan oleh relay untuk menarik contact point ke posisi close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Relay merupakan salah satu jenis dari saklar, maka istilah pole dan throw yang dipakai dalam saklar juga berlaku pada relay. Pole adalah banyaknya kontak yang dimiliki oleh sebuah relay, sedangkan throw adalah banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah kontak. Berdasarkan penggolongan jumlah pole dan throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :

1. Single Pole Single Throw (SPST). Relay golongan ini memiliki 4 terminal, 2 terminal untuk saklar dan 2 terminalnya lagi untuk coil.

2. Single Pole Double Throw (SPDT). Relay golongan ini memiliki 5 terminal, 3 terminal untuk saklar dan 2 terminalnya lagi untuk coil.

3. Double Pole Single Throw (DPST). Relay golongan ini memiliki 6 terminal, diantaranya 4 terminal yang terdiri dari 2 pasang terminal saklar sedangkan 2 terminal lainnya untuk coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 saklar yang dikendalikan oleh 1 coil.

(33)

Selain golongan relay diatas, terdapat juga relay-relay yang pole dan throw-nya melebihi dari 2. Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

Beberapa fungsi relay yang diaplikasikan kedalam peralatan elektronika diantaranya adalah :

1. Relay digunakan untuk menjalankan fungsi logika (logic function)

2. Relay digunakan untuk memberikan fungsi penundaan waktu (time delay function)

3. Relay digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan bantuan dari sinyal tegangan rendah.

4. Relay berfungsi untuk melindungi motor atau komponen lainnya dari kelebihan tegangan ataupun hubung singkat (short).

2.7 Sensor Reed Switch

Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya.

(34)

alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembaban, asap ataupun uap.

Sensor reed switch adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar magnetik dimana saklar membuka/menutup tergantung pada keberadaan medan magnet di dekatnya. Dengan demikian komponen ini dapat berfungsi sebagai sensor magnetik dan dapat diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan. Komponen elektronika ini dibuat dengan kontak berbahan Rutenium (Ru, elemen logam dengan nomor atom 44) dalam selubung gelas yang sepenuhnya terisolasi (hermetically sealed). Ukuran dari komponen ini sepanjang 4,5 cm (termasuk kawat terminal) dengan selubung gelas berdiameter 2 mm sepanjang 14 mm.

(35)

2.8 Motor Stepper

Motor stepper adalah motor yang digunakan sebagai penggerak/pemutar. Prinsip kerja motor stepper mirip dengan motor DC, sama-sama dicatu dengan tegangan DC untuk memperoleh medan magnet. Bila motor DC memiliki magnet tetap pada stator, motor stepper mempunyai magnet tetap pada rotor. Motor stepper tidak dapat bergerak sendirinya, tetapi bergerak secara per-step sesuai dengan spesifikasinya, dan bergerak dari satu step ke step berikutnya memerlukan waktu, serta menghasilkan torsi yang besar pada kecepatan rendah. Motor stepper juga memiliki karakteristik yang lain yaitu torsi penahan, yang memungkinkan menahan posisinya. Hal ini sangat berguna untuk aplikasi dimana suatu sistem memerlukan keadaan start dan stop.

(36)

1. Tegangan

Tiap motor stepper mempunyai tegangan rata-rata yang tertulis pada tiap unitnya atau tercantum pada datasheet masing-masing motor stepper. Tegangan rata ini harus diperhatikan dengan seksama karena bila melebihi dari tegangan rata-rata ini akan menimbulkan panas yang menyebabkan kinerja putarannya tidak maksimal atau bahkan motor stepper akan rusak dengan sendirinya.

2. Resistansi

Resistansi per lilitan adalah karakteristik yang lain dari motor stepper. Resistansi ini akan menentukan arus yang mengalir, selain itu juga akan mempengaruhi torsi dan kecepatan maksimum dari motor stepper.

3. Derajat per step

(37)

Motor stepper dibedakan menjadi dua kategori, yaitu magnet permanen dan reluktansi variabel. Tipe magnet permanen terbagi menjadi dua motor stepper yaitu motor stepper unipolar dan bipolar. Motor stepper unipolar sangat mudah untuk dikontrol dengan menggunakan rangkaian counter „-n‟. Motor stepper unipolar

mempunyai karakteristik khusus yaitu berupa lilitan center-tapped dan 1 lilitan sebagai common. Lilitan common akan mencatu tegangan pada center-tapped dan sebagai ground adalah rangkaian drivernya.

Motor stepper unipolar dapat dikenali dengan mengetahui adanya lilitan center-tapped. Jumlah phase dari motor stepper adalah dua kali dan jumlah koilnya.

Umumnya pada motor stepper unipolar terdapat dua buah koil.

(38)

Tabel 2.2 Pola 1-Phase Putaran Motor Stepper Unipolar

Index 1a 1b 2a 2b

1 1 0 0 0

2 0 1 0 0

3 0 0 1 0

4 0 0 0 1

5 1 0 0 0

6 0 1 0 0

7 0 0 1 0

8 0 0 0 1

Pada prinsipnya ada dua macam cara kerja motor stepper unipolar, yaitu full-step dan half-full-step.

Tabel 2.3 Pemberian Tegangan untuk Operasi Full-Step

Full-Step

Tegangan yang diberikan pada lilitan

Arah putar searah jarum jam Arah putar melawan jarum jam

L3 L2 L1 L0 L3 L2 L1 L0

1 1 0 0 0 0 0 0 1

2 0 1 0 0 0 0 1 0

3 0 0 1 0 0 1 0 0

4 0 0 0 1 1 0 0 0

Pada full step, suatu titik pada sebuah kutub magnet di rotor akan kembali mendapat tarikan medan magnet stator pada lilitan yang sama setelah step ke-4, dan berikutnya dapat diberikan lagi mulai dari step 1. Setiap step, rotor bergerak searah atau berlawanan dengan jarum jam sebesar spesifikasi derajat per step dari motor stepper. Setiap step hanya menarik sebuah kutub saja. Tegangan „1‟ adalah

(39)

Tabel 2.4 Pemberian Tegangan untuk Operasi Half-Step Half-Step

Tegangan yang diberikan pada lilitan

Arah putar searah jarum jam Arah putar melawan jarum jam

L3 L2 L1 L0 L3 L2 L1 L0

1 1 0 0 0 0 0 0 1

2 1 1 0 0 0 0 1 1

3 0 1 0 0 0 0 1 0

4 0 1 1 0 0 1 1 0

5 0 0 1 0 0 1 0 0

6 0 0 1 1 1 1 0 0

7 0 0 0 1 1 0 0 0

8 1 0 0 1 1 0 0 1

Untuk half step, setiap kutub magnet pada rotor akan kembali mendapatkan tarikan dari medan magnet lilitan yang sama setelah step ke 8, berikutnya kembali mulai step 1. Setiap step posisi rotor berubah sebesar setengah derajat dan spesifikasi derajat per step motor stepper.

2.9 Light Emitting Diode (LED)

(40)

Gambar 2.22 Susunan LED

Gambar

Gambar 2.1 Grafik Tegangan AC dan DC
Gambar 2.2 Penyearah dengan Sistem Jembatan
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan
Gambar 2.4 Filter Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Durasi hujan dan debit infiltrasi rata-rata pada tanah kosong dan tanah dengan media tanaman saat keadaan tak jenuh dan jenuh air dapat dilihat pada Tabel 3

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini mempelajari sikap

Sebelum melakukan perhitungan dengan metode AHP terlebih dahulu menyusun strukur hierarki AHP untuk penerimaan Beasiswa Bidik Misi yang ditunjukkan pada Gambar 3

Peluang terjadinya AIDS berdasarkan grafi k fungsi survival pada pendidikan rendah adalah survival menurun 50% terjadi pada 10 bulan pertama setelah terdignosa positif

Pada kasus Program Penyempurnaan dan Uji Fungsi Perangkat Brakiterapi Dosis Sedang Kanker Servik, pada bulan ke-3 menunjukkan kinerja biaya yang baik (CV &gt; 0), tidak

Demikian pula dengan pendidikan agama untuk anak dalam lingkungan keluarga, karena pendidikan agama oleh orang tua dalam rumah tangga adalah hal yang pertama kali diterima oleh

Menegakkan aturan-aturan yang mengacu pada nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong terhadap penyelenggara negara. Mempraktikkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong

Jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol, maka benda tersebut dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap.. Konsep diam menjadi sangat penting apabila kita