153
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian dan pembahasan atas dinamika relationship yang terjadi antara kontributor berita, pimpinan satuan kerja dan pengelola media internal dalam pemberitaan media internal pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Konflik terjadi dalam dinamika relationship di antara kontributor berita, pimpinan satuan kerja, dan pengelola media internal Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah terkait penerapan aturan penulisan berita dan kewajiban pemberitaan, dimana perbedaan dan pertentangan itu muncul diantaranya akibat clash of personality (gesekan kepribadian) dan role ambiguity (ambiguitas peran). Dinamika tersebut muncul dan dikelola melalui komunikasi dialektis dan komunikasi dialogis.
2. Dalam komunikasi dialektis, kontributor berita, pimpinan satuan kerja, dan pengelola media internal masing-masing mengungkapkan pandangannya tentang penerapan aturan penulisan berita website dan kewajiban pemberitaan Majalah Cermien yang bertentangan satu sama lain. Ketika bertindak sebagai komunikan dan komunikator, desain pesan yang digunakan oleh masing-masing individu berbeda-beda tergantung dalam tipe dialektika yang terjadi, yakni logika ekspresif yang dominan muncul pada perasaan keterikatan atau tidak atas kewajiban pemberitaan, logika retoris yang digunakan pada pengungkapan ketidaknyamanan atas pelaksanaan tugas sebagai kontributor berita serta logika konvensional yang digunakan ketika pengungkapkan ekspresi konflik.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika relationship yang muncul di antara kontributor berita, pimpinan satuan kerja, dan pengelola media internal Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah terjadi dan dikelola melalui komunikasi di antara mereka. Masing-masing pihak memiliki pendapat yang berbeda atas penerapan aturan penulisan berita website dan kewajiban penulisan berita untuk Majalah Cermien. Perbedaan pendapat tersebut memunculkan tekanan-tekanan di dalam hubungan mereka. Sebagian perbedaan dan tekanan yang muncul telah berhasil diatasi dengan disepakatinya sebuah solusi, namun terdapat perbedaan dan tekanan dalam hubungan antara kontributor berita dan pimpinan satuan kerja pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Timur serta kontributor berita Bidang/Pembimas dan pengelola Majalah Cermien yang belum menemukan titik temu sehingga dinamika relationship tersebut masih terjadi sampai laporan hasil penelitian ini ditulis.
Meskipun pada awalnya Teori Dialektika Relasional adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan dinamika hubungan pada pasangan romantis atau pasangan dalam rumah tangga (pasangan suami istri), dengan semua temuan tersebut menunjukkan bahwa Teori Dialektika Relasional bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena dinamika hubungan yang terjadi di luar pasangan romantis. Teori tersebut mampu menjelaskan dinamika hubungan yang terjadi pada pasangan antara kontributor berita, pimpinan satuan kerja, dan pengelola media internal pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah.
Namun, Teori Dialektika Relasional tidak memberikan penjelasan secara khusus pada pengaruh budaya, norma dan nilai yang diyakini oleh masing-masing pihak yang berbeda pendapat. Pada kenyataannya, di dalam penelitian ini ditemukan bahwa budaya, norma, dan nilai memberikan warna tersendiri dan terasa dominan dalam pertentangan tersebut, serta membuat kontributor berita, pimpinan satuan kerja, dan pengelola media internal menyampaikan pertentangannya dalam bahasa yang diyakini tidak melukai perasaan lawan interaksinya.
yang dominan. Pertentangan yang ada sebagian diantaranya digunakan untuk mendapatkan perhatian dari lawan interaksinya atas apa yang diinginkan oleh kontributor berita.
2. Implikasi Metodologis
Metode studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini sudah mampu menggambarkan bagaimana dan mengapa sekaligus menganalisis dinamika relationship yang terjadi dalam hubungan antara kontributor berita, pimpinan satuan kerja dan pengelola media internal pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah. Sebenarnya terjadi pula dinamika relationship dalam konteks yang lebih luas atas pengelolaan media internal itu sendiri, namun penelitian ini dengan metode yang digunakan baru sebatas membuka sebagian kecil dinamika relationship tersebut.
Agar mampu mengetahui secara komprehensif atas seluruh faktor yang menjadi penyebab munculnya dinamika relationship di antara kontributor berita, pimpinan satuan kerja, dan pengelola media internal, diperlukan metode penelitian lain. Misalnya dengan melakukan audit komunikasi di dalam satuan kerja tersebut. Audit itu diharapkan bisa menemukan kondisi riil arus komunikasi di setiap satuan kerja, termasuk hambatan arus komunikasi itu sendiri sehingga bisa diatasi agar tidak memicu munculnya pertentangan dan perbedaan pendapat.
Diskusi yang secara spesifik membahas tentang kendala yang dialami oleh kontributor berita juga bisa menjadi cara untuk mengetahui apa sebenarnya yang diperlukan dan diinginkan oleh kontributor berita dalam melaksanakan tugas pemberitaan. Selain itu, terbuka pula peluang untuk dilakukannya penelitian lanjutan untuk menemukan pola komunikasi seperti apa yang menjadi titik tengah dan bisa mempertemukan perbedaan gaya komunikasi di antara kontributor berita, pimpinan satuan kerja, dan pengelola media internal.
3. Implikasi Praktis
yang terjadi pada kontributor berita. Tidak hanya itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penyampaian pesan yang dilakukan tidak dengan jelas akan membuat penerima pesan tidak bisa memaknainya dengan jelas pula sehingga tidak menghasilkan tindakan yang sesuai dengan keinginan pengirim pesan.
Terakhir, penelitian ini memperlihatkan bahwa keinginan untuk membuka diri dan berdialog dalam rangka menegosiasikan perbedaan pendapat yang terjadi menjadi sebuah hal penting agar perbedaan pendapat tersebut mencapai titik temu yang solutif. Perbedaan dan tekanan yang muncul dalam dinamika relationship apabila bisa dikelola dan menemukan jalan keluarnya akan menjadi bagian dari kekuatan untuk melakukan perubahan pada sebuah hal, misalnya dalam hal ini adalah pemberitaan media internal. Satuan kerja yang telah berhasil menyelesaikan tekanan dan perbedaan yang terjadi di antara kontributor berita dan pimpinan satuan kerjanya dengan menghasilkan tim peliputan berita dan kembali aktif dalam pemberitaan di media internal Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah. Namun sebaliknya pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Bidang/Pembimas yang belum berhasil menemukan titik temu atas tekanan dan perbedaan yang terjadi membuat berita dan satuan kerja tersebut tidak lagi dipublikasikan melalui website dan Majalah Cermien.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi kontributor berita
a. Melakukan pendekatan personal kepada pimpinan satuan kerja dan pengelola media internal agar tercipta komunikasi dan hubungan yang baik tentang sehingga pimpinan satuan kerja dan pengelola media internal memahami apa yang diinginkan dan diperlukan oleh kontributor berita.
b. Merubah cara penyampaian pesan agar isi pesan yang diinginkan bisa dipahami oleh pimpinan satuan kerja dan pengelola media internal.
d. Membuka diri untuk berkomunikasi atau berdialog satu sama lain agar perbedaan pendapat yang dialami bersama kontributor berita bisa mendapatkan titik temu.
2. Bagi pimpinan satuan kerja
a. Pimpinan satuan kerja agar menerbitkan surat tugas tertulis sebagai bentuk pengikatan resmi atas tugas kontributor berita.
b. Pimpinan satuan kerja harus mendukung pelaksanaan tugas kontributor berita melalui penyediaan peralatan penunjang, penyediaan dana operasional, maupun bentuk dukungan lainnya.
c. Memahami karakter pribadi kontributor berita dalam menyampaikan pesan agar tidak salah dalam mengartikan pesan yang disampaikan oleh kontributor berita.
d. Membuka diri untuk berkomunikasi atau berdialog satu sama lain agar perbedaan pendapat yang dialami bersama kontributor berita bisa mendapatkan titik temu.
e. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas komunikasi di dalam satuan kerja yang dipimpinnya untuk mencegah timbulnya perbedaan pendapat, serta melakukan langkah penyelesaian sedini mungkin ketika timbul perbedaan pendapat.
3. Bagi pengelola media internal
a. Memberikan reward dan punishment kepada kontributor berita sesuai dengan capaian kinerja masing-masing.
b. Memberikan pengakuan secara pribadi atau institusional terhadap keberadaan dan peran kontributor berita dalam peningkatan keterbukaan informasi publik di jajaran Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah.
c. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas komunikasi dengan kontributor beritan dan pimpinan satuan kerja kabupaten untuk mencegah timbulnya perbedaan pendapat, serta melakukan langkah penyelesaian sedini mungkin ketika timbul perbedaan pendapat.