• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA SKRIPSI"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA

KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO,

SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Mohammad Mubarok 111 08 116

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721

Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

Mufiq, S. Ag, M. Phil. Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing

Lamp. : 4 Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara : Mohammad Mubarok

Kepada

Yth. Rektor IAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Mohammad Mubarok

NIM : 111 08 116

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA

KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO,

SALATIGA.

Dengan ini kami memohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id Email : administrasi@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM

MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA

DISUSUN OLEH : MOHAMMAD MUBAROK

NIM: 111-08-116

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag ____________________ Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil ____________________ Penguji I : Fatchurrahman, S.Ag, M.Pd ____________________ Penguji II : Drs. Juz’an, M.Hum ____________________

Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M. Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

(4)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721

Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mohammad Mubarok

Nim : 111-08-116

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat

atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 28 Agustus 2015

Yang menyatakan,

(5)

MOTTO

1.

Keluarkan keringatmu sebanyak mungkin

untuk cita-citamu kelak dihari esok.

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi inipenulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan bimbingan baik moral dan

spiritual hingga terselesainya skripsi ini.

2. Semua keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat.

3. Kepala sekolah dan Guru SD N Tegalwaton 01 yang telah memberikan

dorongan dan semangat.

4. Seluruh anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi yang telah memberikan

motivasi dan membantu terselesaikannya skripsi ini.

5. My best friend, yang telah banyak memberikan bantuannya hingga skripsi

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah skripsi yang berjudul “Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya, namun mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini benar-benar dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat, terutama bagi mahasiswa berstatus kuliahsambil bekerja atau mengajar di sekolah.

Kemudian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil selaku pembimbing yang telah mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Ibu Siti Rukhayati M.Ag Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.

5. Segenap dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

yang telah memberikan bekal pengetahuan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Rekan-rekan mahasiswa IAIN Salatiga yang telah membantu penelitian penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya penulis berdo’a semoga amal dan jasa baik semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT yang setimpal, Amin.

Salatiga, 28 Agustus 2015

(8)

ABSTRAK

Mubarok, Mohammad, 2015. Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Pembimbing: Mufiq,S.Ag,M.Phil.

Kata Kunci: Remaja, Kenakalan Remaja, Peran Remas.

Perkembangan pergaulan remaja di Kelurahan Kauman Kidul mulai mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan kenakalan remaja yang semakin meluas baik bentuknya maupun intensitasnya. Sementara remaja masjid juga hidup dan berkembang dengan baik. Situasi kontradiktif ini berjalan beriringan. Hal-hal inilah yang melatar belakangi penelitian dalam skripsi ini. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) mengetahui realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. b) Untuk mengetahui realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. c) Untuk mengetahui peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan sosiologis, dengan cara mendatangi objek penelitian atau terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.

(9)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4

D. Metode Penelitian 5

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian 5

2. Definisi Operasional 6

3. Sumber dan Jenis Data 9

4. Teknik Pengumpulan Data 10

E. Teknik Analisis Data 12

F. Sistematika Penulisan 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

G. Teori tentang Masjid dan Remaja Masjid 15

(10)

BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Masjid-masjid Kauman Kidul 34

B. Profil Organisasi Remaja Masjid Al- 48

C. Realitas Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul 58

D. Realitas Hasil Wawancara tentang Kenakalan Remaja 73

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

A. Analisis tentang Peranan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam

Menanggulangi Kenakakalan Remaja 91

B. Faktor–faktor Pendorong dan Penghambat Peranan Remaja Masjid

Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kauman Kidul .103

C. Realitas Peran Remas Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan

Remaja 104

D. Tanggapan Masyarakat terhadap Peran Organisasi Remas Al-Ayyubi

dalam menanggulangi Kenakalan Remaja 112

E. Tanggapan Remaja terhadap Kegiatan Organisasi Remas Al-Ayyubi 116

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan 123

B.Saran 125

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)
(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi adalah suatu organisasi atau

wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid di

Kelurahan Kauman Kidul Kota Salatiga sebagai pusat aktivitasnya.

Organisasi Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif yang sangat

baik dalam pembinaan emosi remaja. Melalui organisasi tersebut, mereka

memperoleh lingkungan yang Islami serta dapat mengembangkan

kreativitasnya dalam usaha mendukung segala penyelenggaraan kegiatan

bernuansa islami.

Organisasi Remaja Masjid saat ini seharusnya menjadi salah satu

wadah yang disadari keberadaannya dapat memberikan kebersamaan

dalam membawa nuansa keislaman pada pribadi remaja. Organisasi ini

kini sudah menyebar banyak daerah maupun kota. Meskipun

keberadaannya masih terdapat hambatan, baik dari segi pola pengkaderan,

program kerja maupun pengelolaan organisasi. Namun hambatan tersebut,

secara umum masyarakat sudah dapat menerima atas kehadirannya.

Untuk pola pengkaderan organisasi Remaja Masjid memang

menjadi hambatan yang terjadi pada umumnya. Berbeda dengan Remaja

(13)

Remaja Masjid Al-Ayyubi termasuk bersambung pada kader berikutnya

dengan baik dua tahun sekali. Istimewanya lagi, kekompakan setiap

anggotanya yang terdiri dari berbeda Rukun Warga (RW) atau kumpulan

dari bagian remaja 7 RW. Ditambah dukungan masyarakat baik moril dan

materil cukup besar dalam setiap kegiatan islam yang akan dilaksanakan.

Membuat Takmir masjid lebih berperan menjadi penasehat bagi setiap

kegiatan maupun keorganisasian, karena hampir semua kegiatan keislaman

penuh dijalankan oleh Remaja Masjidnya.

Remaja Masjid menjadi aura positif bagi para remaja muslim

dalam mayoritas keadaan remaja saat ini yang lebih condong pada arah

kenakalan akhlak. Melalui suasana kekompakan dalam mendukung

kegiatan keislaman bisa menjadi dakwah secara tidak langsung mulanya

bagi anggota Remaja Masjid dan secara perlahan akan menarik remaja

lainnya untuk bisa berkecimpung di dalamnya. Pada dasarnya memang

kegiatan Islam yang dilakukan oleh Remaja Masjid merupakan suatu

jalan atau upaya muslim untuk mengarahkan kaum remajanya menuju

nuansa perhatiaan terhadap indahnya ajaran Islam.

Pada masa sekarang, Remaja Masjid semakin terasa diperlukan

terutama untuk mengorganisir kegiatan dakwah yang memiliki keterikatan

dengan masjid. Keberadaannya organisasi Remaja Masjid dapat

memberikan warna tersendiri bagi pengembangan masjid. Organisasi

Remaja Masjid merupakan dinamika kegiatan keagamaan yang orientasi

(14)

Remaja Masjid dapat menjadi penggerak pengembangan dakwah Islam

yaitu dengan menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya.

Diharapkan Remaja Masjid dapat membina para anggotanya agar

beriman, berilmu,dan beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada

Allah SWT untuk mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan remaja muslim

dilakukan dengan menyusun aneka program kemudian di follow up (tindak

lanjut) dengan berbagai aktivitas yang berorientasi pada keislaman,

kemasjidan, keremajaan, dan keilmuan (Siswanto, 2005: 48-50).

Berkembang harapan agar Remaja Masjid bisa berdakwah atau membawa

suasana religius kepada remaja-remaja di Kelurahan Kauman Kidul

sebagai upaya menanggulangi kenakalan remajanya. Hal ini karena,

Remaja Masjid sebagai bagian dari generasi muda mempunyai peranan

yang cukup besar dan potensial dalam membina dan mengembangkan

ajaran agama, khususnya terhadap kalangan remaja lainnya.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis merasa perlu

untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang bagaimana “Peran

Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan

Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan

(15)

2. Bagaimana realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul

Sidorejo Salatiga?

3. Bagaimana peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam usaha

menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo

Salatiga?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi

Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.

b. Untuk mengetahui realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman

Kidul Sidorejo Salatiga.

c. Untuk mengetahui peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi

dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman

Kidul Sidorejo Salatiga.

2. Manfaat penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

Hasil temuan penelitian ini bisa menjadi acuan masyarakat

secara umumnya untuk lebih mendukung perkembangan kemajuan

dari peran Remaja Masjid dalam merangkul remaja-remaja lainnya

(16)

diteliti secara detail atau dijadikan bahan studi banding oleh peneliti

lainnya.

b. Secara praktis

Bisa dijadikan informasi bagi semua kalangan masyarakat

bahwa Remaja Masjid memiliki peran vital pula dalam

menanggulangi kenakalan remaja. Bagi peneliti, hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai temuan hasanah untuk mengetahui peran

penting organisasi Remaja Masjid dalam menanggulangi kenakalan

remaja.

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu

penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa,

kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Nana, 1984: 64). Menurut

Arikunto (1992: 245), penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan

yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena secara

sistematik dan rasional (logika). Sehingga penelitian ini mempunyai

ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan tentang

segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan. Pemilihan

pendekatan kualitatif deskriptif adalah karena pada penelitian ini

berusaha meneliti status kelompok manusia dan suatu peristiwa pada

masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau

(17)

serta penjelasan dari fenomena yang terjadi.

Pada umumnya penelitian kualitatif deskriptif merupakan

penelitian non-hipotesis/non-statistik, sehingga dalam langkah

penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian ini memiliki

ciri khas yang terletak pada tujuannnya, yakni mendiskripsikan tentang

segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan objek penelitian.

Kegiatan yang dimaksud untuk menjadi penelitian ini adalah peran

organisasi Remaja Masjid dalam menanggulangi kenakalan remaja

Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo, Salatiga.

Proses pelaksanaan penelitian kualitatif deskriptif ini adalah:

a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan jelas

kegiatan Remaja Masjid Al-Ayyubi.

b. Mengidentifikasikan permasalahan Remaja Masjid dalam perannya

menanggulangi kenakalan remaja.

c. Menjelaskan peran pentingnya Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam

menanggulangi kenakalan remaja.

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian adalah pendekatan

sosiologis, dilakukan dalam peroleh data dengan cara mendatangi objek

penelitian atau ikut terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam

penafsiran judul yang dimaksud dalam penelitian, ada beberapa istilah

(18)

a. Organisasi Remaja Masjid

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001:

854), peran memiliki arti tindakan yang dilakukan oleh seseorang

dalam suatu peristiwa. Menurut Soekanto (1990: 268) peran adalah

aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka dia menjalankan suatu peran.

Organisasi adalah kesatuan yang terbentuk karena

penggabungan dari beberapa orang dan sebagainya dalam suatu

perkumpulan yang mempunyai tujuan tertentu (Depdiknas, 1998:

803). Menurut Etzioni (1982: 2), organisasi adalah unit sosial atau

pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk kembali dengan

penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Kemudian menurut Sadler (1994: 115), organisasi adalah suatu pola

hubungan-hubungan yang melalui seseorang dibawah pengarahan

pemimpin untuk mengejar tujuan bersama.

Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari

masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan

semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka

berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004: 54). Sedangkan Remaja

Masjid merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja

muslim yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitasnya

(19)

b. Kenakalan Remaja

Kenakalan memiliki arti sifat nakal, perbuatan nakal

(Poerwadaminta, 1998: 670). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kenakalan adalah suka berbuat kurang baik, tidak menurut, suka

mengganggu (Tim Penyusun, 1998: 461). Menurut Sujanto (2008:

297), kenakalan adalah suatu perbuatan nakal, perbuatan tidak baik

dan bersifat mengganggu orang lain, tingkah laku yang melanggar

norma kehidupan masyarakat.

Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak kemasa

dewasa (Gunarso, 1983: 17). Mereka bukan lagi anak-anak baik

bentuk jasmani, sikap, cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan juga

orang dewasa yang telah matang. Masa ini mulai kira-kira pada umur

13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun (Zakiah, 1993: 101).

Kartono (2006: 73) menjelaskan kenakalan remaja (Juvenile

Delinquency) adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda,

merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada remaja. Istilah

kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari

tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai

penyelenggaraan status hingga tindak kriminal.

Sudarsono (2004: 32), menyebutkan beberapa indikator

kenakalan remaja sebagai berikut:

1) Melakukan tindakan bolos sekolah

(20)

3) Mengakses pornografi

4) Melakukan tindakan kekerasan dan tawuran

5) Melakukan tindakan perjudian

6) Mengkonsumsi NAPZA.

Dalam penelitian ini, kenalakan remaja yang dimaksud

adalah sikap atau tingkah laku yang melanggar, bertentangan atau

menyimpang dari aturan-aturan normatif sosial masyarakat.

3. Sumber dan Jenis Data

Arikunto (1992: 102) menjelaskan bahwa sumber data adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut sumbernya data

penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi

yang dicari (Saefudin, 1998: 91). Pada penelitian ini sumber primernya

adalah pengurus dan anggota Remaja Masjid serta ta’mir Al-Ayyubi

yang diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder atau data kedua adalah data yang diperoleh

lewat pihak lain dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya

(21)

(Saefudin, 1998:91). Data sekunder yang diperlukan dalam

penelitian ini dapat diperoleh dari sumber data langsung berupa

data tertulis semua kegiatan keislaman yang sudah dijalankan oleh

Remaja Masjid dan rekam perjalan kepengurusan organisasi Remaja

Masjid. Selain itu data sekunder bisa diperoleh dari buku-buku

maupun karya tulis, media cetak dan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan judul penulisan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Observasi

Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat

secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1983:

136). Sama halnya dengan Djoko (1991: 63) menjelaskan bahwa

observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan

sistematis mengenai fenomena-fenomena sosial dengan gejala-gejala

untuk kemudian dilakukan pencatatan.

Metode ini digunakan untuk mencari data dengan cara

datang langsung ke objek penelitian dengan melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang

terjadi pada keadaan-keadaan sebenarnya, dalam hal ini peneliti

berperan dengan cara terlibat langsung dalam aktivitas Organisasi

(22)

kenakalan remaja.

b. Interview

Interview atau wawancara adalah suatu kajian yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden secara lisan

(Subagyo, 1991: 39). Interview adalah usaha mengumpulkan

informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk

dijawab secara lisan pula. Secara sederhana Hadari (2002: 111)

mengartikan interview sebagai alat pengumpul data dengan

mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan objek

penelitian.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa

wawancara yang menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu

dalam melaksanakan interview pewancara membawa pedoman yang

hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan di tanyakan

(Suharsimi, 2002: 132).

Dan sebagai pendekatannya penulis menggunakan

wawancara terbuka, dengan subjeknya mengetahui bahwa mereka

sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud serta tujuan

wawancara tersebut. Dengan metode wawancara terbuka penulis

akan memperoleh informasi secara langsung mengenai semua

hal yang relevan dengan penelitian ini melalui informan, yaitu

(23)

situasi dan kondisi latar penelitian (Lexy, 2009: 132). Untuk

informan dalam penelitian ini adalah pengurus, anggota Remaja

Masjid, takmir masjid, dan dari pihak remaja yang masuk dalam

kategori remaja berkenakalan khusus. Data yang diambil dalam

wawancara tersebut adalah latar belakang pendidikan, keadaan

rohani dan ekonomi keluarga.

c. Dokumentasi

Suharsimi (2002: 206) memaparkan teknik dokumentasi

adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, struktur organisasi, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. Metode

dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang

ada pada organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi yakni visi misi,

dokumen-dokumen kegiatan, foto kegiatan dan lain sebagainya yang

ada kaitannya dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Hasil data-data yang diperoleh dari observasi, interview dan juga

dokumentasi, selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan

yang diteliti untuk kemudian data tersebut disusun dan dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan,

melukiskan atau menjabarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang

(24)

Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang

menghubung-hubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada

sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar. Analisis data yang

digunakan adalah analisis non-statistik, yaitu menggunakan analisis

deskriptif analitis, analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka

melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif, dengan cara

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada

remaja.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dihadirkan untuk mempermudah

pemahaman dalam mencerna masalah yang akan di bahas, maka

diperlukan format penulisan kerangka skripsi agar memperoleh

gambaran komprehensif dalam penelitian. Secara garis besarnya,

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini menguraikan tentang Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metode Penelitian, teknik Analisis data dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini menjabarkan tentang beberapa teori yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan antara lain

(25)

kenakalan remaja.

BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian

Berisi tentang gambaran umum objek penelitian terdiri

profil singkat Masjid-masjid di Kelurahan Kauman Kidul

Sidorejo Salatiga, sejarah organisasi, periodesasi dan

perkembangan, tujuan organisasi dan kegiatan Remaja Masjid.

Kemudian dijelaskan pula dalam bab ini tentang realitas

kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul. Serta hasil

wawancara penulis pada remaja-remaja yang masuk kategori

pergaulan remaja kenakalan khusus.

BAB IV Analisis Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga

Menjabarkan tentang peran Remaja Masjid Al-Ayyubi

dalam menganggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman

Kidul Sidorejo Salatiga. Serta faktor–faktor pendorong dan

penghambat peranan remaja masjid Al-Ayyubi dalam

menanggulangi kenakalan remaja kauman kidul.

BAB V Penutup

Merupakan akhir dari pembahasan skripsi yang meliputi

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori tentang Masjid dan Remaja Masjid 1. Pengertian Masjid

Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat

bersujud atau tempat menyembah Allah SWT. Selain itu, Masjid juga

merupakan tempat orang berkumpul dan melaksanakan shalat secara

berjama’ah dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi

di kalangan kaum muslimin, dan di Masjid pula tempat terbaik untuk

melangsungkan shalat jum’at (Ayub, 2001:1).

Fungsi utama Masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT,

tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Adapun menurut

beberapa ahli yang berpendapat tentang fungsi Masjid antara lain:

a. Drs. Moh Ayub

1) Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2) Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri,

menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan

pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara

(27)

3) Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna

memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

4) Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan

kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan (Ayub, 2001:7).

b. Budiman Mustofa

1) Masjid sebagai sentra peribadatan umat Islam terutama dalam

melaksanakan shalat lima waktu dan shalat-shalat sunnah lainnya.

2) Masjid sebagai sekolah, tempat berkumpul para ulama besar dalam

mengajarkan ilmu, tempat menyampaikan penjelasan hokum-hukum

syari’at (taujih as-syar‟i) atau arahan-arahan keagamaan kepada

masyarakat (taujih Al-Ma‟nawi) (Depag RI, 2007: 23). c. Siswanto

1) Masjid sebagai tempat beribadah

2) Masjid sebagai tempat menuntut ilmu

3) Masjid sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam

4) Masjid sebagai pusat kaderisasi umat

5) Masjid sebagai basis kebangkitan umat Islam (2005: 60).

2. Pengertian Organisasi Remaja Masjid

(28)

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S: Al-„Ashr: 1-3).

Ayat di atas seharusnya bisa dijadikan Remaja sebagai pedoman

dalam membentengi keburukan pergaulan di zaman modern saat ini.

Kemajuan zaman memang membawa kemajuan dari berbagai arah

termasuk pada kebebasan pergaulan. Apalagi suasana semua serba mudah

dan bisa terlaksana dengan instan dan membuat persaingan tinggi

melangkah kearah modernitas individu. Sehingga kalau dilihat dari segi

akhlak, kemajuan zaman saat ini membawa kemerosotan akhlak remaja

pada umumnya. Dengan demikian remaja harus membentengi diri dengan

keimanan dan senantiasa mengerjakan amalan yang sesuai syari’at islam.

Remaja merupakan golongan masyarakat yang paling mudah

terpengaruh dari dunia luar (Daradjat, 1975: 94). Usia remaja merupakan

usia rawan, dimana secara umum mereka beragama, tetapi dalam

perilakunya sering tidak menjalankan ajaran agama. Usia remaja ini yang

sering menjadi korban pergaulan kuran baik di zaman modern saat ini.

Alternatif positif disajikan oleh organisasi yang bergelut pada

usaha memperjuangkan keaktifan kegiatan remaja di Masjid. Organisasi

ini banyak memberikan peran dan wadah yang baik bagi remaja pada

umumnya untuk bisa menghindari pergaulan di luar yang bebas sulit

(29)

Kalau dilihat artinya, organisasi sendiri menurut Imam Munawir

dalam Siswanto (2005:80) adalah merupakan kerja sama di antara

beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan

pembagian dan peraturan kerja. Menjadi ikatan kerja sama dalam

organisasi adalah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Etzioni

(1982:2) memberikan pengertian organisasi adalah unit sosial atau

pengelompokkan manusia yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali

dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

tertentu.

Menurut Syani (2007: 115) organisasi adalah suatu proses sosial,

dimana dalam pengaturan aktivitas-aktivitasnya secara berturut-turut

sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan bersama. Menurut

Poerwadarminta (2006: 814) organisasi adalah susunan dan aturan dari

berbagai bagian (orang) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.

Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa (Gunarso, 1983:17). Remaja adalah orang yang berada pada masa

peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami

perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang

mereka berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004:54).

Adapun batasan umur remaja belum ada kesepakatan dari para

ahli, karena hal ini tergantung dari mana remaja itu dilihat. Akan tetapi

(30)

para ahli jiwa adalah antara umur 13 tahun sampai 21 tahun (Darajat,

1976:11).

Kyai Sableng dalam http://pinterngaji.blogspot.co.id/2009/08/

memajukan-remaja-masid-dan-memakmurkan.html menyatakan bahwa

remaja Masjid adalah perkumpulan pemuda Masjid yang melakukan

aktifitas sosial dan ibadah di lingkungan Masjid. Remaja Masjid

merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim

yang menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitasnya (Siswanto,

2005:48).

Dari definisi tersebut dapat diambil pengertian, bahwa Organisasi

Remaja Masjid adalah wadah kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok

Remaja Muslim yang memiliki keterkaitan dengan Masjid untuk mencapai

tujuan bersama. Organisasi Remaja Masjid merupakan pilihan positif

dalam rangka pembinaan remaja, karena tanpa mengurangi ciri khas

remaja untuk berkreasi dan berkarya, organisasi remaja Masjid

memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung

nilai-nilai agama sebagai penggerak semua aktivitas tersebut.

Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka

Organisasi Remaja Masjid perlu merekrut remaja-remaja di lingkungan

Kelurahan Kauman Kidul untuk menjadi anggota. Dipilih remaja muslim

yang berusia antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan

pertimbangan tingkat pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah

(31)

belum berkembang dengan baik. Sedang usia di atas 25 tahun, sepertinya

sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja. Namun, pendapat ini tidak

menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda.

3. Peran dan Fungsi Remaja Masjid

Sebagaimana telah diketahui, bahwa Remaja Masjid merupakan

organisasi dakwah yang menghimpun remaja muslim. Karena

keterikatannya dengan Masjid, maka peran utamanya adalah

memakmurkan Masjid (Siswanto, 2005: 64).

Memakmurkan Masjid merupakan salah satu bentuk taqarrub

(upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama. Rasulullah

SAW bersabda, “Barangsiapa membangun untuk Allah sebuah Masjid, meskipun hanya sebesar sarang burung, maka Allah akan membangunkan

untuknya rumah di Syurga” (Mustofa, 2007: 18).

Kemakmuran Masjid mempunyai arti yang sangat luas, yaitu

penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah mahdloh

hubungan dengan Allah (hablum minallah), maupun ibadah muamalah

hubungan sesama manusia (hablum minan nass) yang bertujuan untuk

meningkatkan iman dan taqwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani,

rohani, ekonomi maupun sosial (Ahmad Muhsin, 2010:16).

Remaja Masjid dalam mengajak semua anggotanya dan remaja

sekeliling untuk memakmurkan Masjid tentu diperlukan kesabaran,

misalnya:

(32)

b. Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan Masjid sebagai

tempat pelaksanaannya,

c. Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah,

d. Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke Masjid.

Rahmatsuadi dalam

http://rmonline.mywapblog.com/peran-remaja-Masjid-dalam-era-modern.html menjelaskan secara rinci beberapa

peran remaja masjid dalam era modern saat ini sebagai berikut:

a. Pendidikan

Remaja Masjid memegang peranan dalam penyebaran budaya

Islam. Melalui remaja Masjid secara bertahap kita dapat menanamkan

nilai-nilai keimanan dasar, sehingga dapat membentengi generasi Islam

dalam pergaulannya. Sekarang ini seakan tiada batas pergaulan para

pemuda, karena itu dengan Remaja Masjid memiliki tujuan bisa

mengontrol dan mencegah pergaulan bebas yang setiap saat memintai

generasi Islam kita.

b. Pembentukan jati diri

Dengan pembinaan Remaja Masjid kita bisa mengarahkan

generasi muda Islam untuk mengenal jati diri mereka sebagai Muslim.

Jika mereka sudah mengenal jati dirinya maka mereka tidak akan

terombang ambing dalam menentukan jalan hidup mereka.

(33)

Melalui remaja Masjid kita bisa memotivasi dan membantu

generasi muda Islam untuk menggali potensinya mereka serta

memotivasi mereka dengan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk

menampilkan kreatifitas mereka.

B. Teori tentang Kenakalan Remaja 1. Pengertian Kenakalan Remaja

Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa

remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam

bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negative

terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, bila dia memasuki lingkungan

pergaulan yang sehat, seperti contoh kecil langkah bergabung dengan

organisasi pemuda yang resmi, sudah tentu berdampak positif bagi

perkembangan kepribadiannya.

Kenakalan remaja akhir-akhir ini yang sangat mengkhawatirkan

adalah akibat pengaruh dari lingkungan sosial. Gejala-gejala kejahatan

yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi remaja

yang sedang berupaya mencari identitas diri. Oleh karena itu orang tua

harus mengawasi dan memperhatikan anak dalam aktifitas keseharianya,

baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan luar rumah.

Bahkan kenakalan remaja merupakan hal yang tidak pernah surut

dalam kehidupan bermasyarakat. Akhir-akhir ini, banyak anak dan remaja

melakukan penyimpangan terhadap norma sosial maupun norma agama.

(34)

lingkungan pendidikan dan di sekolah. Seperti halnya perkelahian antar

pelajar, pemerkosaan oleh pelajar, minum-minuman keras, kebocoran

ujian dan sebagainya. Maka kalangan penegak hukum, pendidik dan para

pemuka agama timbul rasa prihatin atas masalah tersebut (Kurniawan,

2010:20).

Pengertian kenakalan remaja mempunyai arti yang khusus dan

terbatas pada suatu masa tertentu, yaitu masa remaja sekitar umur 13-15

tahun sampai dengan sekitar umur 21 tahun. Kenakalan biasa disebut juga

dengan istilah juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang artinya

anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas

pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin

deliquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas

artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan,

pembuat ribut, pengacau peneror, dan lain sebagainya (Mulyono, 1984:20).

Masih dalam pengertian kenakalan remaja, Prof. Dr. Fuad Hasan

menjelaskan bahwa Kenakalan Remaja adalah “perbuatan anti sosial

yang dilakukan oleh anak atau remaja bilamana dilakukan oleh orang

dewasa diklasifikasikan sebagai tindak kejahatan” (Atmasasmita,

1983:22). Selanjutnya Sofyan S. Willis menyatakan bahwa kenakalan

remaja adalah “kelalaian tingkah laku, perbuatan atau tindakan anti

sosial yang melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan hukum

yang berlaku di masyarakat (Sofyan, 1981:59).

(35)

Atmasasmita, 1983:20), mendefinisikan bahwa kenakalan remaja

adalah seseorang yang telah divonis oleh pengadilan kepantasan

hukum yang melalui hukum remaja dapat dijatuhi sanksi. Senada

dengan Paul, William G. Kvaraceus, (dalam Mulyono, 1984:22),

mendifinisikan bahwa kenakalan remaja merupakan perilaku

menyimpang yang dilakukan oleh anak muda di bawah umur tertentu,

dan pelanggaran tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap

hukum atau tatanan pemerintahan kota.

Berbeda dengan pengertian di atas, Benyamin Fine (dalam

Mulyono, 1984:21) mendefinisikan bahwa kenakalan remaja adalah

sebuah teladan atau contoh tingkah laku dilakukan oleh seorag anak

muda di bawah umur 18 tahun yang berlawanan dengan hukum negeri

dan masih bisa diterima, dan ini merupakan anti-sosial dalam karakter.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Maud A. Merril (dalam

Atmasasmita, 1983:21), Seorang anak diklasifikasikan sebagai anak

nakal ketika anti-sosialnya kepada seseorang cenderung terlihat serius,

yang mana dia harus menjadi subyek tindakan resmi.

Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan,

bahwa kenakalan remaja mempunyai sifat yang dapat dikelompokkan

menjadi 2 bagian besar, yaitu kenakalan remaja yang bersifat a-moral

dan anti sosial yang dikemukakan oleh Maud A. Merril, Benyamin Fine.

Kenakalan ini tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat

(36)

William G. Kvaraceus dan Paul Lapan Kenakalan remaja yang bersifat

melanggar hukum, dan pelaku dapat dijerat oleh hukum yang berlaku.

2. Faktor-faktor Kenakalan Remaja

Banyak permasalahan dialami oleh remaja yang bisa menjadi

beberapa faktor pengaruh lahirnya sifat kenakalan pada remaja. Para ahli

berusaha menentukan faktor pendukung kenakalan remaja sebagai

berikut:

a. Dalam bukunya Sarlito Wirawan Sarwono, Phillip Graham lebih

mendasarkan faktor-faktor penyebab kenakalan remaja menjadi dua

golongan yaitu:

1) Faktor Lingkungan

a) Malnutrisi (kekurangan gizi)

b) Kemiskinan di kota-kota besar

c) Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan, bencana alam)

d) Migrasi

e) Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dll)

f) Keluarga yang tercerai berai (perceraian dan perpisahan yang

terlalu lama)

g) Gangguan dalam pengasuhan dalam keluarga pengasuhan oleh

keluarga: kematian orang tua, orang tua sakit berat/cacat,

hubungan antar anggota tidak harmonis, orang tua sakit jiwa,

kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan

(37)

lainnya.

2) Faktor Pribadi

a) Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah,

hiper aktif, dan lain-lain)

b) Cacat tubuh

c) Ketidak mampuan menyesuaikan diri (Sarlito, 1991:199-200). b. Sebenarnya penyebab dari kenakalan ada banyak, akan tetapi secara

garis besarnya disebabkan dua faktor:

1) Faktor Internal

Faktor-faktor yang pengaruhnya datang dari individu itu

sendiri, yang sudah ada sejak lahir dan bahkan pada proses

permulaan pertumbuhan benih menjadi janin. Faktor indogen bila

ditinjau dari dalam akan memperlihatkan hubungan individu maupun

ontologism (Gunarsa, 1983:33).

2) Faktor Eksternal

Faktor yang datangnya dari luar diri individu itu atau faktor

remirorit (lingkungan). Tentang lingkungan pendidikan yang besar

pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak, diantaranya:

a) Faktor keluarga

Keluarga adalah bagian utama manusia membentuk jati diri

saat pertama kali membuka mata melihat dunia. Keluarga menjadi

mitra pendidikan pertama yang dilalui oleh manusia. seperti yang

(38)

sosial merupakan pendidikan yang utama dan pertama sebagai

konsekwensi logis atas lahirnya anak-anak mereka, ini merupakan

tanggung jawab keluarga bersifat sunnatullah (alamiah) atas dasar

cinta kasih yang tumbuh secara alamiah pula (Achmadi, 1985:44).

Keluarga adalah “kelompok sosial dimana anak lebih

banyak memperoleh kesempatan melakukan interaksi sosial,

banyak berkesempatan mengembangkan norma-norma, baik

norma sosial maupun norma agama. Maka keluarga merupakan

kelompok sosial yang paling banyak memberikan dan

membentuk kerangka norma untuk menghadapi semua jenis

pengalaman dalam hidupnya, baik pengalaman kebudayaan,

kebiasaan, adat istiadat, tata cara, hidup bermasyarakat, sopan

santun dan terutama kehidupan keagamaan (Binbama,

1981:133).

Pengertian di atas memberikan penjelasan bahwa

keluarga memberikan pengaruh awal pembentukan mental bagi

pola hidup dan arah perilaku remaja. Keluarga menjadi pusat

pendidikan dan sebagai pusat beragama, terutama orang tua yang

menjadi proses penuntun dan penggerak dalam pembentukan

pribadi keagamaan pada anak. Iklim keluarga yang religius yang

menjadi pondasi dalam mengembangkan dan bimbingan serta

fitrah anak untuk beragama. Maka peranan orang tua dalam

(39)

penanaman pendidikan agama tersebut akan memberikan benteng

kepada remaja-remaja secara umumnya untuk menghindari

pergaulan yang condong mengarahkan pada kenakalan remaja.

b) Faktor Sekolah

Sekolah sebagai Lembaga secara khusus menangani

kegiatan pendidikan, pada dasarnya tanggung jawab pendidik

(guru) yang dipikulnya hanyalah merupakan pelimpahan dari

orang tua atau masyarakat (Achmadi, 1985:45).

Sekolah adalah tempat menggali ilmu-ilmu positif melalui

tenaga pendidik yang berkompeten. Namun dalam pergaulan di

sekolah tidak jarang ditemukan pergaulan teman sebaya (faktor

dari keluarga yang bebas) membawa arah pergaulan negatif.

Sehingga semula sekolah menjadi tempat untuk membentuk

suasana pergaulan yang berilmu dan sesuai tata norma bisa

berubah arah ketika terpengaruhi dengan hal tersebut di atas.

c) Faktor Masyarakat

Lingkungan pergaulan masyarakat memberikan andil

besar dalam arah pondasi mental remaja. Kondisi masyarakat

seperti faktor pergaulan, suasana keagamaan, suasana pendidikan

memberikan warna pergaulan sendiri bagi remaja. Remaja yang

tidak bisa kontrol diri dalam pergaulan negatif yang merambak

saat ini pastinya akan terbawa arus pada pergaulan negatif pula.

(40)

apapun jenisnya mempunyai dampak negatif, baik bagi dirinya sendiri

maupun bagi orang lain dan masyarakat. Maka upaya penanggulangannya

harus segera dilaksanakan, sebab perkembangan anak bukan hanya

tanggung jawab dari orang tuanya saja atau pemerintah yang menyediakan

fasilitas saja, melainkan tanggung jawab kita bersama seluruh masyarakat,

bangsa dan Negara (Gunarsa, 1986:26).

3. Jenis Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja memang banyak terbagi dalam beberapa jenis.

Menurut Sarlito Sarwono membagi masalah kenakalan remaja menjadi

empat jenis yaitu:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian,

pencopetan, pemerasan, dan lainnya.

b. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:

perkelahian, perkosaan, pembunuhan, dan lainnya.

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain:

pelacuran, penyalahgunaan obat, seks sebelum menikah.

d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak

sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status dalam

keluarga misal dengan cara minggat dari rumah atau membantah

perintah mereka dan sebagainya. Pada usia mereka, perilaku- perilaku

seperti ini memang belum melanggar hukum dalam arti yang

sesungguhnya, karena dilanggar adalah status dalam lingkaran primer

(41)

hukum (Sarlito, 1995:207).

Untuk mempermudah penelitian, jenis kenakalan remaja yang

diteliti dibagi menjadi dua. Sesuai dengan Kartini (2003:107-109)

membagi kenakalan sebagai berikut:

a. Kenakalan remaja yang bersifat biasa

Kenakalan remaja biasa adalah kenakalan yang dilakukan

remaja secara khusus tidak terdapat dan tidak diatur dalam

udang-undang dan hukum, karena kenakalan yang tidak diatur dalam

undang-undang atau suatu hukum tidak dapat atau sulit digolongkan

sebagai pelanggaran hukum. Apabila remaja melakukan pelanggaran

yang masuk kategori ini pada umumnya tidak ada sangsi yang tegas

dan biasanya remaja hanya mendapat sangsi moral dari orang lain

serta masyarakat. Sehingga kenakalan remaja pada tingkat ini lebih

sering frekuensinya, karena tidak adanya pihak yang secara langsung

menanganinya, dan biasanya remaja tidak pernah jera untuk

melakukan secara berulang-ulang perilaku tersebut.

Adapun yang termasuk dalam kategori kenakalan ini berupa

berkelahi, membolos sekolah, kabur dari rumah, berbohong, berani

pada orang yang lebih tua, menyontek, keluyuran tanpa tujuan,

kebut-kebutan, mengkonsumsi hal-hal yang berbau porno, merokok

di dalam sekolah, yang mana hal ini hanya diatur dalam tata tertib

sekolah bukan dalam hukum resmi atau undang-undang. Meskipun

(42)

tersebut berakibat fatal.

b. Kenakalan remaja yang bersifat khusus

Kenakalan remaja yang bersifat khusus merupakan jenis

kenakalan yang melanggar norma-norma hokum serta undang- undang

yang berlaku. Kenakalan yang termasuk dalam kategori ini pada

umumnya telah menjerumus pada salah satu kenakalan yang menetap,

sebagai contoh misalnya remaja yang terjerat judi, narkotik, ganja,

melakukan seks bebas, mencuri, membunuh dan lain sebagainya,

yang mana dilarang dan diatur baik dalam aturan sekolah maupun

undang-undang dan hukum negara serta mendapat sangsi yang tegas

setiap pelakunya. Pada kenakalan remaja dalam tingkat ini termasuk

kenakalan remaja yang berat, sehingga memerlukan penanganan yang

(43)

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Masjid-masjid Kauman Kidul

Kauman Kidul adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah

Kota Salatiga terdiri dari 15 RT dan 7 RW yang penduduknya mayoritas

Islam. Keberadaan masjid menunjang religiusitas masyarakat disekitar

masjid. Selain sebagai pusat beribadah dan kegiatan agama, keberadaan

masjid juga sebagai simbol keislaman bagi mayoritas penduduknya.

Dari 15 RT dan 7 RW yang ada, hampir di setiap RW memiliki 1

masjid, berikut data dan masjid yang ada di Kauman Kidul:

1. Masjid Baitur Rahman

Masjid ini berdiri dengan luas tanah 257 berstatus tanah wakaf

dan luas bangunan masjid 200 . Berdiri pada tahun 1947 di

Surowangsan RT: 01 RW: 05 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya

tampung kurang lebih 200 jama’ah. Memiliki fasilitas tempat parkir, ruang

belajar (TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system

dan multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar mandi/wc, tempat

wudhu.

Struktur organisasi Takmir Masjid Baitur Rahman sebagai berikut:

(44)

2. Ketua P2A Kelurahan Kauman

Kidul

Penasehat : H.RM.Mahbub.HY

Ketua : AS.Kabul

Wakil Ketua : Nurul Fatah

Sekretaris : Budi Gunawan

Bendahara : H.Heri Suprapto

Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : H.Maskuri Al Fatah

Seksi Humas : 1. Samsudin

2. Purwadi

Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Hj. Sinwanah

2.Arif Khuzaimah

Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Drs. Djumali

2. Abdul Khamid

Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Mustaqim

2. Sarno

Seksi Sosial : 1. H. Ahmad Kharis

2. Suchaemi

Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. M. Mubarok

2. Muh Yusuf

Imam : 1. H.RM.Mahbub.HY

2. H.Maskuri Al Fatah

(45)

2. H.Maskuri Al Fatah

3. Drs. Djumali

4. AS.Kabul

5. Abdul Khamid

Muadzin : 1. Gunawan

2. H.Muzawir

3. M.Yusuf

Kegiatan yang aktif terlaksana di Masjid Baitur Rahman seperti:

pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan

pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah Islam/tabliq akbar,

menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah

Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at.

2. Masjid Al-Muhajirin

Masjid ini berdiri dengan luas tanah 127 berstatus tanah wakaf

dan luas bangunan masjid 120 . Berdiri pada tahun 1997 di Perum

Manunggal II RT 02 RW 08 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya

tampung kurang lebih 120 jama’ah. Memiliki fasilitas ruang belajar

(TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan

multimedia, pembangkit listrik/genset, tempat wudhu.

Struktur organisasi Takmir di Masjid Al-Muhajirin sebagai berikut:

Pembina : 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul

2. Ketua P2A Kelurahan Kauman

(46)

Penasehat : Mardi Sucipto

Ketua : Drs. Sular

Wakil Ketua : Fahrudin

Sekretaris : 1. M. Agus Busyaeri

2. Abidin

Bendahara : 1. Anggun Wijaya

2. Latif Nahari

Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : 1. Tri Putranto S.Ag

2. Munawar SE

Seksi Humas : 1. Maryoko

2. Tukijan

Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Rusdiana

2. Sri Utami

Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Ahmad Fauzi

2. Makhmudi

Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Budi Santoso

2. Agus Sutopo

Seksi Sosial : 1. Hendra Pramesti

2. Aditya Nugraha

Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Oci Candra W

2. Dhea Anggraeni

Imam : 1. Drs. Sular

(47)

Khatib : 1. Abdul Khamid

2. Drs. Sular

3. Drs. Buang Surip

4. Munawar. SE

5. Ali Naf’an

Muadzin : 1. Latif Nahari

2. Ahmad Fauzi

3. Makmudi

Kegiatan rutin tahunan yang berjalan di Masjid Al-Muhajirin

seperti: pemberdayaan zakat, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan

kegiatan pendidikan (TPA, madrasah, pusat kegiatan belajar masyarakat),

menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah

Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam,

menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat.

3. Masjid Al-Masyur

Masjid ini berdiri dengan luas tanah 207 berstatus tanah wakaf

dan luas bangunan masjid 140 . Berdiri pada tahun 1967 di Batur RT

03 RW 01 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih

200 jama’ah. Memiliki fasilitas tempat parkir, ruang belajar

(TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan

multimedia, genset, kamar mandi, tempat wudhu.

Struktur organisasi Takmir Masjid Al-Masyur sebagai berikut:

(48)

2. Ketua P2A Kelurahan Kauman

Kidul

Penasehat : Mardi Sucipto

Ketua : Suratmin

Wakil Ketua : Samud Wahyudi

Sekretaris : Sugeng Ariyadi

Bendahara : Mahudi N Medi

Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : Sulistiyanto

Seksi Humas : 1. Arisno

2. Bintoro

Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Nur Jannah

2. Dwi Suparti

Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Yoga Ahmad Q

2. Paiman

Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Wagiman

2. Wahyudi

Seksi Sosial : 1. Kusrin

2. Kardi

Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Sugeng Ariyadi

2. A. Firdaus Haqiqi

Imam : 1. Suratmin

2. Kusrin

(49)

2. Kusrin

3. RM.Mahbub.HY

4. Fatoni

5. Abdul Khamid

Muadzin : 1. Bintoro

2. Yoga Ahmad Q

3. A. Firdaus Haqiqi

Kegiatan rutin yang dilaksanakan di Masjid al-Masyur seperti:

pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan

pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah Islam/Tabliq akbar,

menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah

Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at.

4. Masjid Baitussalam

Masjid ini berdiri dengan luas tanah 204 berstatus tanah wakaf

dan luas bangunan masjid 160 . Berdiri pada tahun 1972 di Legok RT

02 RW 06 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih

150 jama’ah. Memiliki fasilitas ruang belajar (TPA/madrasah), toko, aula

serba guna, perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan

multimedia, genset, WC, tempat wudhu.

Struktur organisasi Takmir Masjid Baitussalam sebagai berikut:

Pembina : 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul

2. Ketua P2A Kelurahan Kauman

(50)

Penasehat : 1. H. Kurdi

2. Ahmad Khamim

Ketua : Fatoni

Wakil Ketua : Dhofari

Sekretaris : 1. Amin Wahyudi

2. Akhirudin

Bendahara : Badi’ah

Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : Taufiqurrahman

Seksi Humas : 1. Agus Kholid

2. Tahyani

Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Setiti Handayani

2. Khamidah

Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Margo Sri Hadi

2. Bajuri

Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Sururi

2. Mahmudin

Seksi Sosial : 1. Makruf

2. Munir

Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Marta Aji W

2. M. Lutfi Hakim

Imam : 1. Ahmad Khamim

2. Taufiqurrahman

(51)

2. Taufiqurrahman

3. Agus Tohirin

4. Fatoni

5. Marta Aji W

Muadzin : 1. Amin Wahyudi

2. Agus Kholid

3. M.Lutfi Hakim

Kegiatan rutin tahunan yang dilakasanakan di Masjid Baitussalam

seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf,

menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah

Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam,

menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat.

5. Masjid Jamik Al-Muttaqin

Masjid ini berdiri dengan luas tanah 252 berstatus tanah wakaf

dan luas bangunan masjid 200 . Berdiri pada tahun 1932 di Kauman RT

02 RW 02 Kelurahan Kamuman Kidul, menyandang masjid tertua

sekelurahan. Memiliki fasilitas tempat parkir, gudang, penitipan

sepatu/sandal, ruang belajar (TPA/madrasah), aula serba guna,

perlengkapan pengurusan jenazah, AC, sound system dan multimedia,

pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu.

Struktur organisasi Takmir Masjid Jamik Al-Muttaqin sebagai

berikut:

(52)

2. Ketua P2A Kelurahan Kauman

Kidul

Penasehat : H. Slamet Aziz

Ketua : Drs.H. Rohmat

Wakil Ketua : Agus Fajriyanto

Sekretaris : Darmato

Bendahara : Badriyah

Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : H. Slamet Aziz

Seksi Humas : 1. Sumyani

2. Amin Mustofa

Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Pur Surati

2. Sutinah

Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Juminah

2. Su'aidah

Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Abdurrahim

2. Widodo

Seksi Sosial : 1. Suryatno

2. Suryadi

Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. M.Rifai

2. Dian Indra R

Imam : 1. Drs.H.Rahmat

2. H.Slamet Aziz

(53)

2. H. Slamet Aziz

3. Zaenuri

4. Syarif Awaludin

5. Abdul Khamid

Muadzin : 1. Amin Mustofa

2. Sumyani

3. M.Rifai

Kegiatan rutin yang terlaksana setiap tahunnya di Masjid Jamik

Al-Muttaqin seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf,

menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, madrasah, pusat tempat

kegiatan belajar masyarakat), menyelenggarakan pengajian rutin,

menyelenggarakan dakwah Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan

kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu

dan Sholat Jumat.

6. Masjid Al-Khoirot

Masjid ini berdiri dengan luas tanah 120 berstatus tanah

wakaf dan luas bangunan masjid 120 . Berdiri pada tahun 1954 di

Jadi, RT 02 RW 04 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung

kurang lebih 120 jama’ah. Memiliki fasilitas ruang belajar

(TPA/madrasah), toko, aula serba guna, pembangkit listrik/genset,

kamar mandi/WC, tempat wudhu.

Struktur organisasi Takmir di Masjid Al-Khoirot sebagai

(54)

Pembina : 1.Kepala Kelurahan Kauman Kidul

2.Ketua P2A Kelurahan Kauman

Kidul

Penasehat : Ketua RW IV

Ketua : Ali Mustofa

Wakil Ketua : Ahmad Syamsudin

Sekretaris : 1. Aan Tristiadi

2. Catur

Bendahara : 1. Muh Jaelani

2. Suherman

Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : 1. H. Mahmud Jueni

2. H. Ahmad Zaenuri

Seksi Humas : 1. Juwarni

2. Juremi

Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Siti Aminah

2. Siti Zulaikhah

Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1.Waluyo Sukemi

2. Hj. Fatimah

Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Yohana widaryanto

2. Asrofi

Seksi Sosial : 1. Muslimin

2. Suparno

(55)

2. Aji Kurniawan

Imam : 1. H. Mahmud Jueni

2. H. Ahmad Zaenuri

Khatib : 1. H. A Z Thohir

2. Drs. Margo Sri H

3. Busyaeri

4. Ahmad bin Sinwan

5. Abdul Khamid

Muadzin : 1. Muh Jaelani

2. Muslimin

3. Aji Kurniawan

Kegiatan keislaman yang rutin dilaksanakan di Masjid

Al-Khoirot seperti: menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan

dakwah Islam/Tabliq Akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar

Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at.

7. Masjid Syuhada

Masjid ini berdiri dengan luas tanah 260 berstatus tanah

wakaf dan luas bangunan masjid 200 . Berdiri pada tahun 1954 di

Plompongan RT 02 RW 01 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya

tampung kurang lebih 200 jama’ah. Memiliki fasilitas tempat parkir,

ruang belajar (TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah,

sound system dan multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar

(56)

Struktur organisasi Takmir Masjid Syuhada sebagai berikut:

Pembina : 1.Kepala Kelurahan Kauman Kidul

2.Ketua P2A Kelurahan Kauman

Kidul

Penasehat : Ketua RW 01

Ketua : Dastono

Wakil Ketua : Sugiyo

Sekretaris : 1. Dwi Susanto

2. Untung Dwi Widodo

Bendahara : 1. M. Ichwani

2. Slamet

Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : 1. M. Adnan

2. Syaefudin

Seksi Humas : 1. Muhson

2. Joko Abdullah

Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Trianita Jumtini

2. Prihatik

Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Tri Yulianto

2. Didik Darwanto

Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Supriyanto

2. Wiwik Krisyanto

Seksi Sosial : 1. Ngatijo

(57)

Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Supardi

2. Nindya Intan

Imam : 1. M. Adnan

2. Dastono

Khatib : 1. Tri Putranto S.PdI

2. Drs. Buang Surip

3. Drs. Nurkholis

4. Muh Ikhsan

5. Supardi

Muadzin : 1. Joko Abdullah

2. Muhson

3. Supardi

Kegiatan yang menjadi rutinitas tiap tahunnya di Masjid Syuhada

seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf,

menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah

Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam,

menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat.

B. Profil Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi 1. Sejarah Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi

Masjid sebagai sentral pengembangan dan pemberdayaan

mengambil satu peran penting yaitu mengembangan sayap dakwah dengan

target pemuda dan remaja. Remaja masjid merupakan salah satu dari

(58)

disadari atau tidak, ternyata membutuhkan peran remaja masjid dalam

setiap langkah dan gerak aktivitasnya. Remaja masjid mampu memberikan

sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang tengah dalam

proses pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat yang

meluap ingin menonjolkan jati dirinya.

Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi, yang notabene berbasis di

kelurahan Kauman Kidul dan beranggotakan remaja muslim sekelurahan

Kauman Kidul lahir tahun 1990 yang didirikan oleh Ahmad Fatoni,

Paiman, Agus Fajriyanto, Abdul Khamid, Slamet Widodo, yang intinya

ingin menyatukan remaja sekelurahan Kauman Kidul dengan kegiatan

yang positif.

Nama Al-Ayyubi diambil dari nama belakang pahlawan Islam yaitu

Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai

Salahuddin Al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan

penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Dia

banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal

batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang

Kristen Eropa.

2. Visi dan Misi REMAS Al-Ayyubi a. Visi

Organisasi Remaja Islam berbasis tempat tinggal yang kuat dan

mengakar serta berorientasi pada pembinaan membentuk remaja Islam

(59)

b. Misi

1) Pengadaan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja Islam

dan memiliki nilai positif,

2) Mengusahakan kerja pengurus yang baik dan professional,

3) Membina hubungan silaturrahim yang baik antar pengurus, Dewan

kemakmuran masjid, masyarakat sekitar dan pihak luar,

4) Kaderisasi terencana guna meneruskan kelanjutan organisasi.

3. Tujuan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi

Dengan niat untuk berjuang yang ikhlas para pemuda kelurahan

Kauman Kidul mempunyai tekad yang kuat dengan segala kemampuan

yang ada akan berusaha untuk menyelamatkan generasi bangsa kita

khususnya di Kelurahan Kauman Kidul yang tergabung dalam satuan

organisasi keislaman Remaja Masjid Al-Ayyubi. Dalam organisasi ini

memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Membina Remaja Masjid Al-Ayyubi untuk menjalankan syari’at Islam

yang baik dan benar sehingga terwujud masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya.

2. Memupuk dan memelihara silaturahmi dan rasa ukhwah Islamiah serta

kekeluargaan dan mewujudkan kerjasama yang utuh dan jiwa

pengabdian kepada masyarakat dan menumbuh suburkan kesetiaan

kepada Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan

Gambar

Tabel 3.1 Kenakalan Remaja RW 01
Tabel 3.2 Kenakalan Remaja RW 02
Tabel 3.4 Kenakalan Remaja RW 04
Tabel di atas menjelaskan bahwa kenakalan remaja di
+4

Referensi

Dokumen terkait

• Mengukur nilai tercatat • Mengupdate Penurunan Nilai • Mana yang terendah antara nilai tercatat dan nilai wajar • Menghentikan depresiasi/amortisasi nilai wajar dikurangi

Formulasi distribusi BBM pada stock flow diagram menunjukkan fungsi Delaypplmtr ('Rencana Distribusi BBM',' penggantian ACB', 1<<da>>) yang berarti bahwa saat

Subject to its immigration and labour laws, regulations and national policies relating to the entry, temporary stay and authorisation to work, and consistent

Pemkab Tanjung Jabung Timur meminta alokasi gas bumi ke PetroChina Internasional (Jabung) Ltd.. Presiden memerintahkan percepatan proses perizinan pengeboran

Pengukuran microhardness memberikan gambaran umum tentang transformasi struktur mikro dan variasi sifat mekanik lokal (Ambriz & Mayagoitia, 2011) seperti ditunjukkan pada Gambar

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam dunia global saat ini nampaknya teori maslahat dan maslahat mulghâh tetap menjadi acuan penting yang harus diperpegang oleh

Tujuan dari kegiatan yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah merancang dan membuat sistem penjualan online ( web-store ) untuk Rodalink sebagai alternatif bagi

Ada hubungan yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel yaitu motivasi keaktifan dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA