PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI
DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA
KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO,
SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Mohammad Mubarok 111 08 116
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id
Mufiq, S. Ag, M. Phil. Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing
Lamp. : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Mohammad Mubarok
Kepada
Yth. Rektor IAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu‟alaikum Wr.Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Mohammad Mubarok
NIM : 111 08 116
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI
DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA
KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO,
SALATIGA.
Dengan ini kami memohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id Email : administrasi@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM
MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA
DISUSUN OLEH : MOHAMMAD MUBAROK
NIM: 111-08-116
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag ____________________ Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil ____________________ Penguji I : Fatchurrahman, S.Ag, M.Pd ____________________ Penguji II : Drs. Juz’an, M.Hum ____________________
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M. Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mohammad Mubarok
Nim : 111-08-116
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 Agustus 2015
Yang menyatakan,
MOTTO
1.
Keluarkan keringatmu sebanyak mungkin
untuk cita-citamu kelak dihari esok.
PERSEMBAHAN
Skripsi inipenulis persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan bimbingan baik moral dan
spiritual hingga terselesainya skripsi ini.
2. Semua keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat.
3. Kepala sekolah dan Guru SD N Tegalwaton 01 yang telah memberikan
dorongan dan semangat.
4. Seluruh anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi yang telah memberikan
motivasi dan membantu terselesaikannya skripsi ini.
5. My best friend, yang telah banyak memberikan bantuannya hingga skripsi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah skripsi yang berjudul “Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya, namun mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini benar-benar dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat, terutama bagi mahasiswa berstatus kuliahsambil bekerja atau mengajar di sekolah.
Kemudian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil selaku pembimbing yang telah mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Ibu Siti Rukhayati M.Ag Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.
5. Segenap dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
yang telah memberikan bekal pengetahuan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Rekan-rekan mahasiswa IAIN Salatiga yang telah membantu penelitian penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya penulis berdo’a semoga amal dan jasa baik semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT yang setimpal, Amin.
Salatiga, 28 Agustus 2015
ABSTRAK
Mubarok, Mohammad, 2015. Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Pembimbing: Mufiq,S.Ag,M.Phil.
Kata Kunci: Remaja, Kenakalan Remaja, Peran Remas.
Perkembangan pergaulan remaja di Kelurahan Kauman Kidul mulai mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan kenakalan remaja yang semakin meluas baik bentuknya maupun intensitasnya. Sementara remaja masjid juga hidup dan berkembang dengan baik. Situasi kontradiktif ini berjalan beriringan. Hal-hal inilah yang melatar belakangi penelitian dalam skripsi ini. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) mengetahui realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. b) Untuk mengetahui realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. c) Untuk mengetahui peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan sosiologis, dengan cara mendatangi objek penelitian atau terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4
D. Metode Penelitian 5
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian 5
2. Definisi Operasional 6
3. Sumber dan Jenis Data 9
4. Teknik Pengumpulan Data 10
E. Teknik Analisis Data 12
F. Sistematika Penulisan 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
G. Teori tentang Masjid dan Remaja Masjid 15
BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Masjid-masjid Kauman Kidul 34
B. Profil Organisasi Remaja Masjid Al- 48
C. Realitas Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul 58
D. Realitas Hasil Wawancara tentang Kenakalan Remaja 73
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis tentang Peranan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam
Menanggulangi Kenakakalan Remaja 91
B. Faktor–faktor Pendorong dan Penghambat Peranan Remaja Masjid
Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kauman Kidul .103
C. Realitas Peran Remas Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan
Remaja 104
D. Tanggapan Masyarakat terhadap Peran Organisasi Remas Al-Ayyubi
dalam menanggulangi Kenakalan Remaja 112
E. Tanggapan Remaja terhadap Kegiatan Organisasi Remas Al-Ayyubi 116
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan 123
B.Saran 125
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi adalah suatu organisasi atau
wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid di
Kelurahan Kauman Kidul Kota Salatiga sebagai pusat aktivitasnya.
Organisasi Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif yang sangat
baik dalam pembinaan emosi remaja. Melalui organisasi tersebut, mereka
memperoleh lingkungan yang Islami serta dapat mengembangkan
kreativitasnya dalam usaha mendukung segala penyelenggaraan kegiatan
bernuansa islami.
Organisasi Remaja Masjid saat ini seharusnya menjadi salah satu
wadah yang disadari keberadaannya dapat memberikan kebersamaan
dalam membawa nuansa keislaman pada pribadi remaja. Organisasi ini
kini sudah menyebar banyak daerah maupun kota. Meskipun
keberadaannya masih terdapat hambatan, baik dari segi pola pengkaderan,
program kerja maupun pengelolaan organisasi. Namun hambatan tersebut,
secara umum masyarakat sudah dapat menerima atas kehadirannya.
Untuk pola pengkaderan organisasi Remaja Masjid memang
menjadi hambatan yang terjadi pada umumnya. Berbeda dengan Remaja
Remaja Masjid Al-Ayyubi termasuk bersambung pada kader berikutnya
dengan baik dua tahun sekali. Istimewanya lagi, kekompakan setiap
anggotanya yang terdiri dari berbeda Rukun Warga (RW) atau kumpulan
dari bagian remaja 7 RW. Ditambah dukungan masyarakat baik moril dan
materil cukup besar dalam setiap kegiatan islam yang akan dilaksanakan.
Membuat Takmir masjid lebih berperan menjadi penasehat bagi setiap
kegiatan maupun keorganisasian, karena hampir semua kegiatan keislaman
penuh dijalankan oleh Remaja Masjidnya.
Remaja Masjid menjadi aura positif bagi para remaja muslim
dalam mayoritas keadaan remaja saat ini yang lebih condong pada arah
kenakalan akhlak. Melalui suasana kekompakan dalam mendukung
kegiatan keislaman bisa menjadi dakwah secara tidak langsung mulanya
bagi anggota Remaja Masjid dan secara perlahan akan menarik remaja
lainnya untuk bisa berkecimpung di dalamnya. Pada dasarnya memang
kegiatan Islam yang dilakukan oleh Remaja Masjid merupakan suatu
jalan atau upaya muslim untuk mengarahkan kaum remajanya menuju
nuansa perhatiaan terhadap indahnya ajaran Islam.
Pada masa sekarang, Remaja Masjid semakin terasa diperlukan
terutama untuk mengorganisir kegiatan dakwah yang memiliki keterikatan
dengan masjid. Keberadaannya organisasi Remaja Masjid dapat
memberikan warna tersendiri bagi pengembangan masjid. Organisasi
Remaja Masjid merupakan dinamika kegiatan keagamaan yang orientasi
Remaja Masjid dapat menjadi penggerak pengembangan dakwah Islam
yaitu dengan menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya.
Diharapkan Remaja Masjid dapat membina para anggotanya agar
beriman, berilmu,dan beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada
Allah SWT untuk mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan remaja muslim
dilakukan dengan menyusun aneka program kemudian di follow up (tindak
lanjut) dengan berbagai aktivitas yang berorientasi pada keislaman,
kemasjidan, keremajaan, dan keilmuan (Siswanto, 2005: 48-50).
Berkembang harapan agar Remaja Masjid bisa berdakwah atau membawa
suasana religius kepada remaja-remaja di Kelurahan Kauman Kidul
sebagai upaya menanggulangi kenakalan remajanya. Hal ini karena,
Remaja Masjid sebagai bagian dari generasi muda mempunyai peranan
yang cukup besar dan potensial dalam membina dan mengembangkan
ajaran agama, khususnya terhadap kalangan remaja lainnya.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis merasa perlu
untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang bagaimana “Peran
Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan
Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan
2. Bagaimana realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul
Sidorejo Salatiga?
3. Bagaimana peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam usaha
menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo
Salatiga?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi
Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.
b. Untuk mengetahui realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman
Kidul Sidorejo Salatiga.
c. Untuk mengetahui peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi
dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman
Kidul Sidorejo Salatiga.
2. Manfaat penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:
a. Secara Teoritis
Hasil temuan penelitian ini bisa menjadi acuan masyarakat
secara umumnya untuk lebih mendukung perkembangan kemajuan
dari peran Remaja Masjid dalam merangkul remaja-remaja lainnya
diteliti secara detail atau dijadikan bahan studi banding oleh peneliti
lainnya.
b. Secara praktis
Bisa dijadikan informasi bagi semua kalangan masyarakat
bahwa Remaja Masjid memiliki peran vital pula dalam
menanggulangi kenakalan remaja. Bagi peneliti, hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai temuan hasanah untuk mengetahui peran
penting organisasi Remaja Masjid dalam menanggulangi kenakalan
remaja.
D. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu
penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Nana, 1984: 64). Menurut
Arikunto (1992: 245), penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan
yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena secara
sistematik dan rasional (logika). Sehingga penelitian ini mempunyai
ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan. Pemilihan
pendekatan kualitatif deskriptif adalah karena pada penelitian ini
berusaha meneliti status kelompok manusia dan suatu peristiwa pada
masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau
serta penjelasan dari fenomena yang terjadi.
Pada umumnya penelitian kualitatif deskriptif merupakan
penelitian non-hipotesis/non-statistik, sehingga dalam langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian ini memiliki
ciri khas yang terletak pada tujuannnya, yakni mendiskripsikan tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan objek penelitian.
Kegiatan yang dimaksud untuk menjadi penelitian ini adalah peran
organisasi Remaja Masjid dalam menanggulangi kenakalan remaja
Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo, Salatiga.
Proses pelaksanaan penelitian kualitatif deskriptif ini adalah:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan jelas
kegiatan Remaja Masjid Al-Ayyubi.
b. Mengidentifikasikan permasalahan Remaja Masjid dalam perannya
menanggulangi kenakalan remaja.
c. Menjelaskan peran pentingnya Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam
menanggulangi kenakalan remaja.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian adalah pendekatan
sosiologis, dilakukan dalam peroleh data dengan cara mendatangi objek
penelitian atau ikut terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam
penafsiran judul yang dimaksud dalam penelitian, ada beberapa istilah
a. Organisasi Remaja Masjid
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001:
854), peran memiliki arti tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dalam suatu peristiwa. Menurut Soekanto (1990: 268) peran adalah
aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
maka dia menjalankan suatu peran.
Organisasi adalah kesatuan yang terbentuk karena
penggabungan dari beberapa orang dan sebagainya dalam suatu
perkumpulan yang mempunyai tujuan tertentu (Depdiknas, 1998:
803). Menurut Etzioni (1982: 2), organisasi adalah unit sosial atau
pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk kembali dengan
penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Kemudian menurut Sadler (1994: 115), organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui seseorang dibawah pengarahan
pemimpin untuk mengejar tujuan bersama.
Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari
masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka
berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004: 54). Sedangkan Remaja
Masjid merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja
muslim yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitasnya
b. Kenakalan Remaja
Kenakalan memiliki arti sifat nakal, perbuatan nakal
(Poerwadaminta, 1998: 670). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kenakalan adalah suka berbuat kurang baik, tidak menurut, suka
mengganggu (Tim Penyusun, 1998: 461). Menurut Sujanto (2008:
297), kenakalan adalah suatu perbuatan nakal, perbuatan tidak baik
dan bersifat mengganggu orang lain, tingkah laku yang melanggar
norma kehidupan masyarakat.
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak kemasa
dewasa (Gunarso, 1983: 17). Mereka bukan lagi anak-anak baik
bentuk jasmani, sikap, cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan juga
orang dewasa yang telah matang. Masa ini mulai kira-kira pada umur
13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun (Zakiah, 1993: 101).
Kartono (2006: 73) menjelaskan kenakalan remaja (Juvenile
Delinquency) adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda,
merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada remaja. Istilah
kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari
tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai
penyelenggaraan status hingga tindak kriminal.
Sudarsono (2004: 32), menyebutkan beberapa indikator
kenakalan remaja sebagai berikut:
1) Melakukan tindakan bolos sekolah
3) Mengakses pornografi
4) Melakukan tindakan kekerasan dan tawuran
5) Melakukan tindakan perjudian
6) Mengkonsumsi NAPZA.
Dalam penelitian ini, kenalakan remaja yang dimaksud
adalah sikap atau tingkah laku yang melanggar, bertentangan atau
menyimpang dari aturan-aturan normatif sosial masyarakat.
3. Sumber dan Jenis Data
Arikunto (1992: 102) menjelaskan bahwa sumber data adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut sumbernya data
penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi
yang dicari (Saefudin, 1998: 91). Pada penelitian ini sumber primernya
adalah pengurus dan anggota Remaja Masjid serta ta’mir Al-Ayyubi
yang diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder atau data kedua adalah data yang diperoleh
lewat pihak lain dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya
(Saefudin, 1998:91). Data sekunder yang diperlukan dalam
penelitian ini dapat diperoleh dari sumber data langsung berupa
data tertulis semua kegiatan keislaman yang sudah dijalankan oleh
Remaja Masjid dan rekam perjalan kepengurusan organisasi Remaja
Masjid. Selain itu data sekunder bisa diperoleh dari buku-buku
maupun karya tulis, media cetak dan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan judul penulisan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
a. Observasi
Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat
secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1983:
136). Sama halnya dengan Djoko (1991: 63) menjelaskan bahwa
observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan
sistematis mengenai fenomena-fenomena sosial dengan gejala-gejala
untuk kemudian dilakukan pencatatan.
Metode ini digunakan untuk mencari data dengan cara
datang langsung ke objek penelitian dengan melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang
terjadi pada keadaan-keadaan sebenarnya, dalam hal ini peneliti
berperan dengan cara terlibat langsung dalam aktivitas Organisasi
kenakalan remaja.
b. Interview
Interview atau wawancara adalah suatu kajian yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden secara lisan
(Subagyo, 1991: 39). Interview adalah usaha mengumpulkan
informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk
dijawab secara lisan pula. Secara sederhana Hadari (2002: 111)
mengartikan interview sebagai alat pengumpul data dengan
mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan objek
penelitian.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa
wawancara yang menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu
dalam melaksanakan interview pewancara membawa pedoman yang
hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan di tanyakan
(Suharsimi, 2002: 132).
Dan sebagai pendekatannya penulis menggunakan
wawancara terbuka, dengan subjeknya mengetahui bahwa mereka
sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud serta tujuan
wawancara tersebut. Dengan metode wawancara terbuka penulis
akan memperoleh informasi secara langsung mengenai semua
hal yang relevan dengan penelitian ini melalui informan, yaitu
situasi dan kondisi latar penelitian (Lexy, 2009: 132). Untuk
informan dalam penelitian ini adalah pengurus, anggota Remaja
Masjid, takmir masjid, dan dari pihak remaja yang masuk dalam
kategori remaja berkenakalan khusus. Data yang diambil dalam
wawancara tersebut adalah latar belakang pendidikan, keadaan
rohani dan ekonomi keluarga.
c. Dokumentasi
Suharsimi (2002: 206) memaparkan teknik dokumentasi
adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, struktur organisasi, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. Metode
dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang
ada pada organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi yakni visi misi,
dokumen-dokumen kegiatan, foto kegiatan dan lain sebagainya yang
ada kaitannya dengan penelitian ini.
E. Teknik Analisis Data
Hasil data-data yang diperoleh dari observasi, interview dan juga
dokumentasi, selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan
yang diteliti untuk kemudian data tersebut disusun dan dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan,
melukiskan atau menjabarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang
Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang
menghubung-hubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada
sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar. Analisis data yang
digunakan adalah analisis non-statistik, yaitu menggunakan analisis
deskriptif analitis, analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka
melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif, dengan cara
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada
remaja.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dihadirkan untuk mempermudah
pemahaman dalam mencerna masalah yang akan di bahas, maka
diperlukan format penulisan kerangka skripsi agar memperoleh
gambaran komprehensif dalam penelitian. Secara garis besarnya,
sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini menguraikan tentang Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metode Penelitian, teknik Analisis data dan Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
Bab ini menjabarkan tentang beberapa teori yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan antara lain
kenakalan remaja.
BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian
Berisi tentang gambaran umum objek penelitian terdiri
profil singkat Masjid-masjid di Kelurahan Kauman Kidul
Sidorejo Salatiga, sejarah organisasi, periodesasi dan
perkembangan, tujuan organisasi dan kegiatan Remaja Masjid.
Kemudian dijelaskan pula dalam bab ini tentang realitas
kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul. Serta hasil
wawancara penulis pada remaja-remaja yang masuk kategori
pergaulan remaja kenakalan khusus.
BAB IV Analisis Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga
Menjabarkan tentang peran Remaja Masjid Al-Ayyubi
dalam menganggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman
Kidul Sidorejo Salatiga. Serta faktor–faktor pendorong dan
penghambat peranan remaja masjid Al-Ayyubi dalam
menanggulangi kenakalan remaja kauman kidul.
BAB V Penutup
Merupakan akhir dari pembahasan skripsi yang meliputi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori tentang Masjid dan Remaja Masjid 1. Pengertian Masjid
Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat
bersujud atau tempat menyembah Allah SWT. Selain itu, Masjid juga
merupakan tempat orang berkumpul dan melaksanakan shalat secara
berjama’ah dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi
di kalangan kaum muslimin, dan di Masjid pula tempat terbaik untuk
melangsungkan shalat jum’at (Ayub, 2001:1).
Fungsi utama Masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT,
tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Adapun menurut
beberapa ahli yang berpendapat tentang fungsi Masjid antara lain:
a. Drs. Moh Ayub
1) Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2) Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri,
menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan
pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara
3) Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna
memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.
4) Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan
kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan (Ayub, 2001:7).
b. Budiman Mustofa
1) Masjid sebagai sentra peribadatan umat Islam terutama dalam
melaksanakan shalat lima waktu dan shalat-shalat sunnah lainnya.
2) Masjid sebagai sekolah, tempat berkumpul para ulama besar dalam
mengajarkan ilmu, tempat menyampaikan penjelasan hokum-hukum
syari’at (taujih as-syar‟i) atau arahan-arahan keagamaan kepada
masyarakat (taujih Al-Ma‟nawi) (Depag RI, 2007: 23). c. Siswanto
1) Masjid sebagai tempat beribadah
2) Masjid sebagai tempat menuntut ilmu
3) Masjid sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam
4) Masjid sebagai pusat kaderisasi umat
5) Masjid sebagai basis kebangkitan umat Islam (2005: 60).
2. Pengertian Organisasi Remaja Masjid
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S: Al-„Ashr: 1-3).
Ayat di atas seharusnya bisa dijadikan Remaja sebagai pedoman
dalam membentengi keburukan pergaulan di zaman modern saat ini.
Kemajuan zaman memang membawa kemajuan dari berbagai arah
termasuk pada kebebasan pergaulan. Apalagi suasana semua serba mudah
dan bisa terlaksana dengan instan dan membuat persaingan tinggi
melangkah kearah modernitas individu. Sehingga kalau dilihat dari segi
akhlak, kemajuan zaman saat ini membawa kemerosotan akhlak remaja
pada umumnya. Dengan demikian remaja harus membentengi diri dengan
keimanan dan senantiasa mengerjakan amalan yang sesuai syari’at islam.
Remaja merupakan golongan masyarakat yang paling mudah
terpengaruh dari dunia luar (Daradjat, 1975: 94). Usia remaja merupakan
usia rawan, dimana secara umum mereka beragama, tetapi dalam
perilakunya sering tidak menjalankan ajaran agama. Usia remaja ini yang
sering menjadi korban pergaulan kuran baik di zaman modern saat ini.
Alternatif positif disajikan oleh organisasi yang bergelut pada
usaha memperjuangkan keaktifan kegiatan remaja di Masjid. Organisasi
ini banyak memberikan peran dan wadah yang baik bagi remaja pada
umumnya untuk bisa menghindari pergaulan di luar yang bebas sulit
Kalau dilihat artinya, organisasi sendiri menurut Imam Munawir
dalam Siswanto (2005:80) adalah merupakan kerja sama di antara
beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan
pembagian dan peraturan kerja. Menjadi ikatan kerja sama dalam
organisasi adalah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Etzioni
(1982:2) memberikan pengertian organisasi adalah unit sosial atau
pengelompokkan manusia yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali
dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
Menurut Syani (2007: 115) organisasi adalah suatu proses sosial,
dimana dalam pengaturan aktivitas-aktivitasnya secara berturut-turut
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan bersama. Menurut
Poerwadarminta (2006: 814) organisasi adalah susunan dan aturan dari
berbagai bagian (orang) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa (Gunarso, 1983:17). Remaja adalah orang yang berada pada masa
peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang
mereka berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004:54).
Adapun batasan umur remaja belum ada kesepakatan dari para
ahli, karena hal ini tergantung dari mana remaja itu dilihat. Akan tetapi
para ahli jiwa adalah antara umur 13 tahun sampai 21 tahun (Darajat,
1976:11).
Kyai Sableng dalam http://pinterngaji.blogspot.co.id/2009/08/
memajukan-remaja-masid-dan-memakmurkan.html menyatakan bahwa
remaja Masjid adalah perkumpulan pemuda Masjid yang melakukan
aktifitas sosial dan ibadah di lingkungan Masjid. Remaja Masjid
merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim
yang menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitasnya (Siswanto,
2005:48).
Dari definisi tersebut dapat diambil pengertian, bahwa Organisasi
Remaja Masjid adalah wadah kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok
Remaja Muslim yang memiliki keterkaitan dengan Masjid untuk mencapai
tujuan bersama. Organisasi Remaja Masjid merupakan pilihan positif
dalam rangka pembinaan remaja, karena tanpa mengurangi ciri khas
remaja untuk berkreasi dan berkarya, organisasi remaja Masjid
memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung
nilai-nilai agama sebagai penggerak semua aktivitas tersebut.
Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka
Organisasi Remaja Masjid perlu merekrut remaja-remaja di lingkungan
Kelurahan Kauman Kidul untuk menjadi anggota. Dipilih remaja muslim
yang berusia antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan
pertimbangan tingkat pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah
belum berkembang dengan baik. Sedang usia di atas 25 tahun, sepertinya
sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja. Namun, pendapat ini tidak
menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda.
3. Peran dan Fungsi Remaja Masjid
Sebagaimana telah diketahui, bahwa Remaja Masjid merupakan
organisasi dakwah yang menghimpun remaja muslim. Karena
keterikatannya dengan Masjid, maka peran utamanya adalah
memakmurkan Masjid (Siswanto, 2005: 64).
Memakmurkan Masjid merupakan salah satu bentuk taqarrub
(upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama. Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa membangun untuk Allah sebuah Masjid, meskipun hanya sebesar sarang burung, maka Allah akan membangunkan
untuknya rumah di Syurga” (Mustofa, 2007: 18).
Kemakmuran Masjid mempunyai arti yang sangat luas, yaitu
penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah mahdloh
hubungan dengan Allah (hablum minallah), maupun ibadah muamalah
hubungan sesama manusia (hablum minan nass) yang bertujuan untuk
meningkatkan iman dan taqwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani,
rohani, ekonomi maupun sosial (Ahmad Muhsin, 2010:16).
Remaja Masjid dalam mengajak semua anggotanya dan remaja
sekeliling untuk memakmurkan Masjid tentu diperlukan kesabaran,
misalnya:
b. Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan Masjid sebagai
tempat pelaksanaannya,
c. Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah,
d. Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke Masjid.
Rahmatsuadi dalam
http://rmonline.mywapblog.com/peran-remaja-Masjid-dalam-era-modern.html menjelaskan secara rinci beberapa
peran remaja masjid dalam era modern saat ini sebagai berikut:
a. Pendidikan
Remaja Masjid memegang peranan dalam penyebaran budaya
Islam. Melalui remaja Masjid secara bertahap kita dapat menanamkan
nilai-nilai keimanan dasar, sehingga dapat membentengi generasi Islam
dalam pergaulannya. Sekarang ini seakan tiada batas pergaulan para
pemuda, karena itu dengan Remaja Masjid memiliki tujuan bisa
mengontrol dan mencegah pergaulan bebas yang setiap saat memintai
generasi Islam kita.
b. Pembentukan jati diri
Dengan pembinaan Remaja Masjid kita bisa mengarahkan
generasi muda Islam untuk mengenal jati diri mereka sebagai Muslim.
Jika mereka sudah mengenal jati dirinya maka mereka tidak akan
terombang ambing dalam menentukan jalan hidup mereka.
Melalui remaja Masjid kita bisa memotivasi dan membantu
generasi muda Islam untuk menggali potensinya mereka serta
memotivasi mereka dengan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk
menampilkan kreatifitas mereka.
B. Teori tentang Kenakalan Remaja 1. Pengertian Kenakalan Remaja
Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa
remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam
bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negative
terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, bila dia memasuki lingkungan
pergaulan yang sehat, seperti contoh kecil langkah bergabung dengan
organisasi pemuda yang resmi, sudah tentu berdampak positif bagi
perkembangan kepribadiannya.
Kenakalan remaja akhir-akhir ini yang sangat mengkhawatirkan
adalah akibat pengaruh dari lingkungan sosial. Gejala-gejala kejahatan
yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi remaja
yang sedang berupaya mencari identitas diri. Oleh karena itu orang tua
harus mengawasi dan memperhatikan anak dalam aktifitas keseharianya,
baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan luar rumah.
Bahkan kenakalan remaja merupakan hal yang tidak pernah surut
dalam kehidupan bermasyarakat. Akhir-akhir ini, banyak anak dan remaja
melakukan penyimpangan terhadap norma sosial maupun norma agama.
lingkungan pendidikan dan di sekolah. Seperti halnya perkelahian antar
pelajar, pemerkosaan oleh pelajar, minum-minuman keras, kebocoran
ujian dan sebagainya. Maka kalangan penegak hukum, pendidik dan para
pemuka agama timbul rasa prihatin atas masalah tersebut (Kurniawan,
2010:20).
Pengertian kenakalan remaja mempunyai arti yang khusus dan
terbatas pada suatu masa tertentu, yaitu masa remaja sekitar umur 13-15
tahun sampai dengan sekitar umur 21 tahun. Kenakalan biasa disebut juga
dengan istilah juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang artinya
anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas
pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin
deliquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas
artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan,
pembuat ribut, pengacau peneror, dan lain sebagainya (Mulyono, 1984:20).
Masih dalam pengertian kenakalan remaja, Prof. Dr. Fuad Hasan
menjelaskan bahwa Kenakalan Remaja adalah “perbuatan anti sosial
yang dilakukan oleh anak atau remaja bilamana dilakukan oleh orang
dewasa diklasifikasikan sebagai tindak kejahatan” (Atmasasmita,
1983:22). Selanjutnya Sofyan S. Willis menyatakan bahwa kenakalan
remaja adalah “kelalaian tingkah laku, perbuatan atau tindakan anti
sosial yang melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan hukum
yang berlaku di masyarakat (Sofyan, 1981:59).
Atmasasmita, 1983:20), mendefinisikan bahwa kenakalan remaja
adalah seseorang yang telah divonis oleh pengadilan kepantasan
hukum yang melalui hukum remaja dapat dijatuhi sanksi. Senada
dengan Paul, William G. Kvaraceus, (dalam Mulyono, 1984:22),
mendifinisikan bahwa kenakalan remaja merupakan perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh anak muda di bawah umur tertentu,
dan pelanggaran tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap
hukum atau tatanan pemerintahan kota.
Berbeda dengan pengertian di atas, Benyamin Fine (dalam
Mulyono, 1984:21) mendefinisikan bahwa kenakalan remaja adalah
sebuah teladan atau contoh tingkah laku dilakukan oleh seorag anak
muda di bawah umur 18 tahun yang berlawanan dengan hukum negeri
dan masih bisa diterima, dan ini merupakan anti-sosial dalam karakter.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Maud A. Merril (dalam
Atmasasmita, 1983:21), Seorang anak diklasifikasikan sebagai anak
nakal ketika anti-sosialnya kepada seseorang cenderung terlihat serius,
yang mana dia harus menjadi subyek tindakan resmi.
Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan,
bahwa kenakalan remaja mempunyai sifat yang dapat dikelompokkan
menjadi 2 bagian besar, yaitu kenakalan remaja yang bersifat a-moral
dan anti sosial yang dikemukakan oleh Maud A. Merril, Benyamin Fine.
Kenakalan ini tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat
William G. Kvaraceus dan Paul Lapan Kenakalan remaja yang bersifat
melanggar hukum, dan pelaku dapat dijerat oleh hukum yang berlaku.
2. Faktor-faktor Kenakalan Remaja
Banyak permasalahan dialami oleh remaja yang bisa menjadi
beberapa faktor pengaruh lahirnya sifat kenakalan pada remaja. Para ahli
berusaha menentukan faktor pendukung kenakalan remaja sebagai
berikut:
a. Dalam bukunya Sarlito Wirawan Sarwono, Phillip Graham lebih
mendasarkan faktor-faktor penyebab kenakalan remaja menjadi dua
golongan yaitu:
1) Faktor Lingkungan
a) Malnutrisi (kekurangan gizi)
b) Kemiskinan di kota-kota besar
c) Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan, bencana alam)
d) Migrasi
e) Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dll)
f) Keluarga yang tercerai berai (perceraian dan perpisahan yang
terlalu lama)
g) Gangguan dalam pengasuhan dalam keluarga pengasuhan oleh
keluarga: kematian orang tua, orang tua sakit berat/cacat,
hubungan antar anggota tidak harmonis, orang tua sakit jiwa,
kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan
lainnya.
2) Faktor Pribadi
a) Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah,
hiper aktif, dan lain-lain)
b) Cacat tubuh
c) Ketidak mampuan menyesuaikan diri (Sarlito, 1991:199-200). b. Sebenarnya penyebab dari kenakalan ada banyak, akan tetapi secara
garis besarnya disebabkan dua faktor:
1) Faktor Internal
Faktor-faktor yang pengaruhnya datang dari individu itu
sendiri, yang sudah ada sejak lahir dan bahkan pada proses
permulaan pertumbuhan benih menjadi janin. Faktor indogen bila
ditinjau dari dalam akan memperlihatkan hubungan individu maupun
ontologism (Gunarsa, 1983:33).
2) Faktor Eksternal
Faktor yang datangnya dari luar diri individu itu atau faktor
remirorit (lingkungan). Tentang lingkungan pendidikan yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak, diantaranya:
a) Faktor keluarga
Keluarga adalah bagian utama manusia membentuk jati diri
saat pertama kali membuka mata melihat dunia. Keluarga menjadi
mitra pendidikan pertama yang dilalui oleh manusia. seperti yang
sosial merupakan pendidikan yang utama dan pertama sebagai
konsekwensi logis atas lahirnya anak-anak mereka, ini merupakan
tanggung jawab keluarga bersifat sunnatullah (alamiah) atas dasar
cinta kasih yang tumbuh secara alamiah pula (Achmadi, 1985:44).
Keluarga adalah “kelompok sosial dimana anak lebih
banyak memperoleh kesempatan melakukan interaksi sosial,
banyak berkesempatan mengembangkan norma-norma, baik
norma sosial maupun norma agama. Maka keluarga merupakan
kelompok sosial yang paling banyak memberikan dan
membentuk kerangka norma untuk menghadapi semua jenis
pengalaman dalam hidupnya, baik pengalaman kebudayaan,
kebiasaan, adat istiadat, tata cara, hidup bermasyarakat, sopan
santun dan terutama kehidupan keagamaan (Binbama,
1981:133).
Pengertian di atas memberikan penjelasan bahwa
keluarga memberikan pengaruh awal pembentukan mental bagi
pola hidup dan arah perilaku remaja. Keluarga menjadi pusat
pendidikan dan sebagai pusat beragama, terutama orang tua yang
menjadi proses penuntun dan penggerak dalam pembentukan
pribadi keagamaan pada anak. Iklim keluarga yang religius yang
menjadi pondasi dalam mengembangkan dan bimbingan serta
fitrah anak untuk beragama. Maka peranan orang tua dalam
penanaman pendidikan agama tersebut akan memberikan benteng
kepada remaja-remaja secara umumnya untuk menghindari
pergaulan yang condong mengarahkan pada kenakalan remaja.
b) Faktor Sekolah
Sekolah sebagai Lembaga secara khusus menangani
kegiatan pendidikan, pada dasarnya tanggung jawab pendidik
(guru) yang dipikulnya hanyalah merupakan pelimpahan dari
orang tua atau masyarakat (Achmadi, 1985:45).
Sekolah adalah tempat menggali ilmu-ilmu positif melalui
tenaga pendidik yang berkompeten. Namun dalam pergaulan di
sekolah tidak jarang ditemukan pergaulan teman sebaya (faktor
dari keluarga yang bebas) membawa arah pergaulan negatif.
Sehingga semula sekolah menjadi tempat untuk membentuk
suasana pergaulan yang berilmu dan sesuai tata norma bisa
berubah arah ketika terpengaruhi dengan hal tersebut di atas.
c) Faktor Masyarakat
Lingkungan pergaulan masyarakat memberikan andil
besar dalam arah pondasi mental remaja. Kondisi masyarakat
seperti faktor pergaulan, suasana keagamaan, suasana pendidikan
memberikan warna pergaulan sendiri bagi remaja. Remaja yang
tidak bisa kontrol diri dalam pergaulan negatif yang merambak
saat ini pastinya akan terbawa arus pada pergaulan negatif pula.
apapun jenisnya mempunyai dampak negatif, baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi orang lain dan masyarakat. Maka upaya penanggulangannya
harus segera dilaksanakan, sebab perkembangan anak bukan hanya
tanggung jawab dari orang tuanya saja atau pemerintah yang menyediakan
fasilitas saja, melainkan tanggung jawab kita bersama seluruh masyarakat,
bangsa dan Negara (Gunarsa, 1986:26).
3. Jenis Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja memang banyak terbagi dalam beberapa jenis.
Menurut Sarlito Sarwono membagi masalah kenakalan remaja menjadi
empat jenis yaitu:
a. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian,
pencopetan, pemerasan, dan lainnya.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:
perkelahian, perkosaan, pembunuhan, dan lainnya.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain:
pelacuran, penyalahgunaan obat, seks sebelum menikah.
d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak
sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status dalam
keluarga misal dengan cara minggat dari rumah atau membantah
perintah mereka dan sebagainya. Pada usia mereka, perilaku- perilaku
seperti ini memang belum melanggar hukum dalam arti yang
sesungguhnya, karena dilanggar adalah status dalam lingkaran primer
hukum (Sarlito, 1995:207).
Untuk mempermudah penelitian, jenis kenakalan remaja yang
diteliti dibagi menjadi dua. Sesuai dengan Kartini (2003:107-109)
membagi kenakalan sebagai berikut:
a. Kenakalan remaja yang bersifat biasa
Kenakalan remaja biasa adalah kenakalan yang dilakukan
remaja secara khusus tidak terdapat dan tidak diatur dalam
udang-undang dan hukum, karena kenakalan yang tidak diatur dalam
undang-undang atau suatu hukum tidak dapat atau sulit digolongkan
sebagai pelanggaran hukum. Apabila remaja melakukan pelanggaran
yang masuk kategori ini pada umumnya tidak ada sangsi yang tegas
dan biasanya remaja hanya mendapat sangsi moral dari orang lain
serta masyarakat. Sehingga kenakalan remaja pada tingkat ini lebih
sering frekuensinya, karena tidak adanya pihak yang secara langsung
menanganinya, dan biasanya remaja tidak pernah jera untuk
melakukan secara berulang-ulang perilaku tersebut.
Adapun yang termasuk dalam kategori kenakalan ini berupa
berkelahi, membolos sekolah, kabur dari rumah, berbohong, berani
pada orang yang lebih tua, menyontek, keluyuran tanpa tujuan,
kebut-kebutan, mengkonsumsi hal-hal yang berbau porno, merokok
di dalam sekolah, yang mana hal ini hanya diatur dalam tata tertib
sekolah bukan dalam hukum resmi atau undang-undang. Meskipun
tersebut berakibat fatal.
b. Kenakalan remaja yang bersifat khusus
Kenakalan remaja yang bersifat khusus merupakan jenis
kenakalan yang melanggar norma-norma hokum serta undang- undang
yang berlaku. Kenakalan yang termasuk dalam kategori ini pada
umumnya telah menjerumus pada salah satu kenakalan yang menetap,
sebagai contoh misalnya remaja yang terjerat judi, narkotik, ganja,
melakukan seks bebas, mencuri, membunuh dan lain sebagainya,
yang mana dilarang dan diatur baik dalam aturan sekolah maupun
undang-undang dan hukum negara serta mendapat sangsi yang tegas
setiap pelakunya. Pada kenakalan remaja dalam tingkat ini termasuk
kenakalan remaja yang berat, sehingga memerlukan penanganan yang
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Masjid-masjid Kauman Kidul
Kauman Kidul adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah
Kota Salatiga terdiri dari 15 RT dan 7 RW yang penduduknya mayoritas
Islam. Keberadaan masjid menunjang religiusitas masyarakat disekitar
masjid. Selain sebagai pusat beribadah dan kegiatan agama, keberadaan
masjid juga sebagai simbol keislaman bagi mayoritas penduduknya.
Dari 15 RT dan 7 RW yang ada, hampir di setiap RW memiliki 1
masjid, berikut data dan masjid yang ada di Kauman Kidul:
1. Masjid Baitur Rahman
Masjid ini berdiri dengan luas tanah 257 berstatus tanah wakaf
dan luas bangunan masjid 200 . Berdiri pada tahun 1947 di
Surowangsan RT: 01 RW: 05 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya
tampung kurang lebih 200 jama’ah. Memiliki fasilitas tempat parkir, ruang
belajar (TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system
dan multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar mandi/wc, tempat
wudhu.
Struktur organisasi Takmir Masjid Baitur Rahman sebagai berikut:
2. Ketua P2A Kelurahan Kauman
Kidul
Penasehat : H.RM.Mahbub.HY
Ketua : AS.Kabul
Wakil Ketua : Nurul Fatah
Sekretaris : Budi Gunawan
Bendahara : H.Heri Suprapto
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : H.Maskuri Al Fatah
Seksi Humas : 1. Samsudin
2. Purwadi
Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Hj. Sinwanah
2.Arif Khuzaimah
Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Drs. Djumali
2. Abdul Khamid
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Mustaqim
2. Sarno
Seksi Sosial : 1. H. Ahmad Kharis
2. Suchaemi
Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. M. Mubarok
2. Muh Yusuf
Imam : 1. H.RM.Mahbub.HY
2. H.Maskuri Al Fatah
2. H.Maskuri Al Fatah
3. Drs. Djumali
4. AS.Kabul
5. Abdul Khamid
Muadzin : 1. Gunawan
2. H.Muzawir
3. M.Yusuf
Kegiatan yang aktif terlaksana di Masjid Baitur Rahman seperti:
pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan
pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah Islam/tabliq akbar,
menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah
Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at.
2. Masjid Al-Muhajirin
Masjid ini berdiri dengan luas tanah 127 berstatus tanah wakaf
dan luas bangunan masjid 120 . Berdiri pada tahun 1997 di Perum
Manunggal II RT 02 RW 08 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya
tampung kurang lebih 120 jama’ah. Memiliki fasilitas ruang belajar
(TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan
multimedia, pembangkit listrik/genset, tempat wudhu.
Struktur organisasi Takmir di Masjid Al-Muhajirin sebagai berikut:
Pembina : 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul
2. Ketua P2A Kelurahan Kauman
Penasehat : Mardi Sucipto
Ketua : Drs. Sular
Wakil Ketua : Fahrudin
Sekretaris : 1. M. Agus Busyaeri
2. Abidin
Bendahara : 1. Anggun Wijaya
2. Latif Nahari
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : 1. Tri Putranto S.Ag
2. Munawar SE
Seksi Humas : 1. Maryoko
2. Tukijan
Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Rusdiana
2. Sri Utami
Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Ahmad Fauzi
2. Makhmudi
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Budi Santoso
2. Agus Sutopo
Seksi Sosial : 1. Hendra Pramesti
2. Aditya Nugraha
Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Oci Candra W
2. Dhea Anggraeni
Imam : 1. Drs. Sular
Khatib : 1. Abdul Khamid
2. Drs. Sular
3. Drs. Buang Surip
4. Munawar. SE
5. Ali Naf’an
Muadzin : 1. Latif Nahari
2. Ahmad Fauzi
3. Makmudi
Kegiatan rutin tahunan yang berjalan di Masjid Al-Muhajirin
seperti: pemberdayaan zakat, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, madrasah, pusat kegiatan belajar masyarakat),
menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah
Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam,
menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat.
3. Masjid Al-Masyur
Masjid ini berdiri dengan luas tanah 207 berstatus tanah wakaf
dan luas bangunan masjid 140 . Berdiri pada tahun 1967 di Batur RT
03 RW 01 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih
200 jama’ah. Memiliki fasilitas tempat parkir, ruang belajar
(TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan
multimedia, genset, kamar mandi, tempat wudhu.
Struktur organisasi Takmir Masjid Al-Masyur sebagai berikut:
2. Ketua P2A Kelurahan Kauman
Kidul
Penasehat : Mardi Sucipto
Ketua : Suratmin
Wakil Ketua : Samud Wahyudi
Sekretaris : Sugeng Ariyadi
Bendahara : Mahudi N Medi
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : Sulistiyanto
Seksi Humas : 1. Arisno
2. Bintoro
Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Nur Jannah
2. Dwi Suparti
Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Yoga Ahmad Q
2. Paiman
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Wagiman
2. Wahyudi
Seksi Sosial : 1. Kusrin
2. Kardi
Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Sugeng Ariyadi
2. A. Firdaus Haqiqi
Imam : 1. Suratmin
2. Kusrin
2. Kusrin
3. RM.Mahbub.HY
4. Fatoni
5. Abdul Khamid
Muadzin : 1. Bintoro
2. Yoga Ahmad Q
3. A. Firdaus Haqiqi
Kegiatan rutin yang dilaksanakan di Masjid al-Masyur seperti:
pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan
pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah Islam/Tabliq akbar,
menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah
Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at.
4. Masjid Baitussalam
Masjid ini berdiri dengan luas tanah 204 berstatus tanah wakaf
dan luas bangunan masjid 160 . Berdiri pada tahun 1972 di Legok RT
02 RW 06 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung kurang lebih
150 jama’ah. Memiliki fasilitas ruang belajar (TPA/madrasah), toko, aula
serba guna, perlengkapan pengurusan jenazah, sound system dan
multimedia, genset, WC, tempat wudhu.
Struktur organisasi Takmir Masjid Baitussalam sebagai berikut:
Pembina : 1. Kepala Kelurahan Kauman Kidul
2. Ketua P2A Kelurahan Kauman
Penasehat : 1. H. Kurdi
2. Ahmad Khamim
Ketua : Fatoni
Wakil Ketua : Dhofari
Sekretaris : 1. Amin Wahyudi
2. Akhirudin
Bendahara : Badi’ah
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : Taufiqurrahman
Seksi Humas : 1. Agus Kholid
2. Tahyani
Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Setiti Handayani
2. Khamidah
Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Margo Sri Hadi
2. Bajuri
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Sururi
2. Mahmudin
Seksi Sosial : 1. Makruf
2. Munir
Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Marta Aji W
2. M. Lutfi Hakim
Imam : 1. Ahmad Khamim
2. Taufiqurrahman
2. Taufiqurrahman
3. Agus Tohirin
4. Fatoni
5. Marta Aji W
Muadzin : 1. Amin Wahyudi
2. Agus Kholid
3. M.Lutfi Hakim
Kegiatan rutin tahunan yang dilakasanakan di Masjid Baitussalam
seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf,
menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah
Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam,
menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat.
5. Masjid Jamik Al-Muttaqin
Masjid ini berdiri dengan luas tanah 252 berstatus tanah wakaf
dan luas bangunan masjid 200 . Berdiri pada tahun 1932 di Kauman RT
02 RW 02 Kelurahan Kamuman Kidul, menyandang masjid tertua
sekelurahan. Memiliki fasilitas tempat parkir, gudang, penitipan
sepatu/sandal, ruang belajar (TPA/madrasah), aula serba guna,
perlengkapan pengurusan jenazah, AC, sound system dan multimedia,
pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu.
Struktur organisasi Takmir Masjid Jamik Al-Muttaqin sebagai
berikut:
2. Ketua P2A Kelurahan Kauman
Kidul
Penasehat : H. Slamet Aziz
Ketua : Drs.H. Rohmat
Wakil Ketua : Agus Fajriyanto
Sekretaris : Darmato
Bendahara : Badriyah
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : H. Slamet Aziz
Seksi Humas : 1. Sumyani
2. Amin Mustofa
Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Pur Surati
2. Sutinah
Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Juminah
2. Su'aidah
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Abdurrahim
2. Widodo
Seksi Sosial : 1. Suryatno
2. Suryadi
Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. M.Rifai
2. Dian Indra R
Imam : 1. Drs.H.Rahmat
2. H.Slamet Aziz
2. H. Slamet Aziz
3. Zaenuri
4. Syarif Awaludin
5. Abdul Khamid
Muadzin : 1. Amin Mustofa
2. Sumyani
3. M.Rifai
Kegiatan rutin yang terlaksana setiap tahunnya di Masjid Jamik
Al-Muttaqin seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf,
menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, madrasah, pusat tempat
kegiatan belajar masyarakat), menyelenggarakan pengajian rutin,
menyelenggarakan dakwah Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan
kegiatan hari besar Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu
dan Sholat Jumat.
6. Masjid Al-Khoirot
Masjid ini berdiri dengan luas tanah 120 berstatus tanah
wakaf dan luas bangunan masjid 120 . Berdiri pada tahun 1954 di
Jadi, RT 02 RW 04 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya tampung
kurang lebih 120 jama’ah. Memiliki fasilitas ruang belajar
(TPA/madrasah), toko, aula serba guna, pembangkit listrik/genset,
kamar mandi/WC, tempat wudhu.
Struktur organisasi Takmir di Masjid Al-Khoirot sebagai
Pembina : 1.Kepala Kelurahan Kauman Kidul
2.Ketua P2A Kelurahan Kauman
Kidul
Penasehat : Ketua RW IV
Ketua : Ali Mustofa
Wakil Ketua : Ahmad Syamsudin
Sekretaris : 1. Aan Tristiadi
2. Catur
Bendahara : 1. Muh Jaelani
2. Suherman
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : 1. H. Mahmud Jueni
2. H. Ahmad Zaenuri
Seksi Humas : 1. Juwarni
2. Juremi
Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Siti Aminah
2. Siti Zulaikhah
Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1.Waluyo Sukemi
2. Hj. Fatimah
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Yohana widaryanto
2. Asrofi
Seksi Sosial : 1. Muslimin
2. Suparno
2. Aji Kurniawan
Imam : 1. H. Mahmud Jueni
2. H. Ahmad Zaenuri
Khatib : 1. H. A Z Thohir
2. Drs. Margo Sri H
3. Busyaeri
4. Ahmad bin Sinwan
5. Abdul Khamid
Muadzin : 1. Muh Jaelani
2. Muslimin
3. Aji Kurniawan
Kegiatan keislaman yang rutin dilaksanakan di Masjid
Al-Khoirot seperti: menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan
dakwah Islam/Tabliq Akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar
Islam, menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jum’at.
7. Masjid Syuhada
Masjid ini berdiri dengan luas tanah 260 berstatus tanah
wakaf dan luas bangunan masjid 200 . Berdiri pada tahun 1954 di
Plompongan RT 02 RW 01 Kelurahan Kauman Kidul, dengan daya
tampung kurang lebih 200 jama’ah. Memiliki fasilitas tempat parkir,
ruang belajar (TPA/madrasah), perlengkapan pengurusan jenazah,
sound system dan multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar
Struktur organisasi Takmir Masjid Syuhada sebagai berikut:
Pembina : 1.Kepala Kelurahan Kauman Kidul
2.Ketua P2A Kelurahan Kauman
Kidul
Penasehat : Ketua RW 01
Ketua : Dastono
Wakil Ketua : Sugiyo
Sekretaris : 1. Dwi Susanto
2. Untung Dwi Widodo
Bendahara : 1. M. Ichwani
2. Slamet
Seksi Pembinaan Jamaah/Dakwah : 1. M. Adnan
2. Syaefudin
Seksi Humas : 1. Muhson
2. Joko Abdullah
Seksi Kewanitaan/Perempuan : 1. Trianita Jumtini
2. Prihatik
Seksi Pendidikan/Pelatihan : 1. Tri Yulianto
2. Didik Darwanto
Seksi Pemeliharaan/Perlengkapan : 1. Supriyanto
2. Wiwik Krisyanto
Seksi Sosial : 1. Ngatijo
Seksi Pembinaan Remaja Masjid : 1. Supardi
2. Nindya Intan
Imam : 1. M. Adnan
2. Dastono
Khatib : 1. Tri Putranto S.PdI
2. Drs. Buang Surip
3. Drs. Nurkholis
4. Muh Ikhsan
5. Supardi
Muadzin : 1. Joko Abdullah
2. Muhson
3. Supardi
Kegiatan yang menjadi rutinitas tiap tahunnya di Masjid Syuhada
seperti: pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf,
menyelenggarakan pengajian rutin, menyelenggarakan dakwah
Islam/tabliq akbar, menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam,
menyelenggarakan jama’ah Sholat Fardhu dan Sholat Jumat.
B. Profil Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi 1. Sejarah Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi
Masjid sebagai sentral pengembangan dan pemberdayaan
mengambil satu peran penting yaitu mengembangan sayap dakwah dengan
target pemuda dan remaja. Remaja masjid merupakan salah satu dari
disadari atau tidak, ternyata membutuhkan peran remaja masjid dalam
setiap langkah dan gerak aktivitasnya. Remaja masjid mampu memberikan
sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang tengah dalam
proses pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat yang
meluap ingin menonjolkan jati dirinya.
Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi, yang notabene berbasis di
kelurahan Kauman Kidul dan beranggotakan remaja muslim sekelurahan
Kauman Kidul lahir tahun 1990 yang didirikan oleh Ahmad Fatoni,
Paiman, Agus Fajriyanto, Abdul Khamid, Slamet Widodo, yang intinya
ingin menyatukan remaja sekelurahan Kauman Kidul dengan kegiatan
yang positif.
Nama Al-Ayyubi diambil dari nama belakang pahlawan Islam yaitu
Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai
Salahuddin Al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan
penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Dia
banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal
batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang
Kristen Eropa.
2. Visi dan Misi REMAS Al-Ayyubi a. Visi
Organisasi Remaja Islam berbasis tempat tinggal yang kuat dan
mengakar serta berorientasi pada pembinaan membentuk remaja Islam
b. Misi
1) Pengadaan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja Islam
dan memiliki nilai positif,
2) Mengusahakan kerja pengurus yang baik dan professional,
3) Membina hubungan silaturrahim yang baik antar pengurus, Dewan
kemakmuran masjid, masyarakat sekitar dan pihak luar,
4) Kaderisasi terencana guna meneruskan kelanjutan organisasi.
3. Tujuan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi
Dengan niat untuk berjuang yang ikhlas para pemuda kelurahan
Kauman Kidul mempunyai tekad yang kuat dengan segala kemampuan
yang ada akan berusaha untuk menyelamatkan generasi bangsa kita
khususnya di Kelurahan Kauman Kidul yang tergabung dalam satuan
organisasi keislaman Remaja Masjid Al-Ayyubi. Dalam organisasi ini
memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Membina Remaja Masjid Al-Ayyubi untuk menjalankan syari’at Islam
yang baik dan benar sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
2. Memupuk dan memelihara silaturahmi dan rasa ukhwah Islamiah serta
kekeluargaan dan mewujudkan kerjasama yang utuh dan jiwa
pengabdian kepada masyarakat dan menumbuh suburkan kesetiaan
kepada Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan