UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A
RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0
S K R I P S I
D ia ju k a n u n tu k M e m p e r o le h G elar S a rja n a P e n d id ik a n Isla m
O leh:
YATMI
NIM: 11408234JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama NIM
Program Studi Judul
Yatmi 11408234
Pendidikan Agama Islam (PAI)
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN
MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini saya buat dari laporan hasil penelitian yang saya lakukan sendiri dan bukan penjiplakan terhadap hasil karya atau penelitian orang lain, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip datau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan bisa dipertanggungjawabkan.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Yang men; atakan,
NOTA PEM BIM BING
Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi Sdr. Yatmi
Kepada Yth.
Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalaamu 'alaikum wr. wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi sdr.:
Nama : Yatmi
NIM : 11408234
Judul : UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
MELALUI M ETODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.
Demikian harap menjadi perhatian.
Wassalaamu ’alaikum wr. wb.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing
iii
Setia Rini, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA ]l. Tentara Pelajar 02 Telp. (0 298) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 50721
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi Saudari: YATMI dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408234 yang
berjudul “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA
Al -IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam dalam sidang ujian jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 28 Agustus 2010 M 18 Ramadhan 1431 H
Panitia Ujian
Setia Rini, S.Pd., M.Pd.
NIP. 197505182003122002
MOTTO
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongm u, sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, terkecuali bagi orang-orang yang khusyu’”
(Surat al-Baqarah ayat 4 5)
“Amal yang paling utama adalah berma’rifah kepada Allah. Bahwasanya ilmu itu akan bermanfaat bila disertai dengan amal baik, amal sedikit maupun amal banyak. Bahwasanya kebodohan itu tidak akan bermanfaat baik disertai amal yang sedikit maupun amal yang banyak.”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada
1. Suami tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Anakku, Yudist dan Dinda. Juga Sena semoga kau berbahagia disana.
3. Ayah dan Ibu yang selalu berdoa untukku.
4. Para dosenku
5. Saudara dan teman-teman sepeijuangan, semoha tetap semangat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya. Dengan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode
Bercerita Dengan Wayang Fantasi Di Kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran
Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010”.
Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi persyaratan guna memperoleh
gelar saijana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah Program Studi
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin
mencurahkan fikiran yang dimiliki. Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, penulian skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Untuk
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak
yang telah membantu, terutama kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak DR. H. Sa’adi, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
3. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag., selaku Ketua Program Pendidikan Agama
Islam/Ekstensi.
4. Ibu Setia Rini, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi.
5. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga.
7. Kedua orang tua dan adik-adikku, yang selalu membimbing dan memohonkan
doa yang tulus kepadaku.
8. Suamiku tercinta yang selalu membimbingku.
9. Segenap sahabat mahasiswa PAI ekstensi angkatan 2008.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan dan jasa-jasa yang
telah diberikan selain dengan ucapan terima kasih serta doa tulus semoga Allah
SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangannya untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin ya rabbal
‘alamin.
ABSTRAK
Yatmi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Fantasi Di Kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Setia Rini, M.Pd.
Kata Kunci : Kemampuan Membaca, Metode Bercerita, Wayang Fantasi.
Penilaian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan metode bercerita dengan wayang fantasi dalam pembelajaran membaca di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran membaca? Dan apakah penerapan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa?
Hipotesis dari penelitian ini adalah metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat, keaktifan dan kemampuan membaca dalam proses pembelajaran membaca siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian dapat dihentikan apabila hasilnya meningkat dibanding sebelum dikenakan tindakan. Adapun siklus yang dilakukan adalah dua siklus, masing-masing siklus dua kali pembelajaran.
Hasil penelitian pada siklus I tingkat minat siswa mencapai 70%, keaktidan siswa 57%, kemampuan siswa 70% dan pada siklus II tingkat minat siswa 72%, tingkat keaktifan 70%, dan tingkat kemampuan siswa 90%. Teijadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dikenakan tindakan.
Kesimpulan penelitian ini bahwa metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat, keaktifan dan kemampuan membaca siswa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JU D U L ... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii
HALAMAN NOTA PEM BIM BIN G ... iii
HALAMAN PENG ESA H AN ... iv
HALAMAN M O TTO ... v
HALAMAN PERSEM BAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL...xiii
DAFTAR GAM BAR... xiv
DAFTAR LAM PIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Rumusan M asalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian... 4
E. H ipotesis... 4
F. Definisi Operasional... 5
G. Metode Penelitian... 7
1. Rancangan Penelitian... 7
2. Subyek Penelitian... 8
3. Prosedur Penelitian... 8
4. Instrumen Penelitian... 10
5. Pengumpulan data... 11
6. Analisa data... 11
H. Sistematika Penulisan... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 15
A. Kemampuan Membaca di Taman Kanak-kanak/Roudhotul Athfal ... 15
1. Pengertian Kemampuan Membaca di TK/RA... 15
2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di RA/TK. ... 16
3. Tahapan Membaca di RA/TK... 18
4. F aktor-F aktor yang mempengaruhi kemampuan membaca... 19
5. Prinsip-Prinsip pembelajaran membaca... 20
6. Pendekatan permainan membaca di TK/RA... 21
B. Metode Bercerita Dengan Wayang Fantasi... 22
1. Pengertian metode bercerita... 22
2. Pengertian Wayang Fantasi... 23
3. Fungsi cerita dalam pendidikan... 24
4. Bentuk-bentuk Pelaksanaan Metode bercerita... 27
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 30
A. Gambaran Setting Penelitian... 30
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 33
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN ... 43
A. Hasil Penelitian... 43
L Hasil Tes A wal... 43
2. Hasil Siklus I ... 47
3. Hasil Siklus I I ... 52
B. Pembahasan... 58
BAB V PENUTUP... 61
A. K esim pulan... 61
B. S aran ... 62
C. P en u tu p ...,... 63
DAFTAR PU STA K A ... 65
LAM PIRAN-LAM PIRAN... 67
RIWAYAT HIDUP PENELITI... 70
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi G uru... 11
Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi M u rid ... 11
Tabel 3.1 Keadaan Guru RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010... 31
Tabel 3.2 Keadaan Siswa RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010... 31
Tabel 3.3 Keadaan Subyek Penelitian... 32
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa... 44
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan 45 Tindakan... Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Membaca Sebelum Dilaksanakan Tindakan.... 46
Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus 1... 47
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Minat Anak Dalam Siklus 1... 48
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Dalam Siklus 1 ... 50
Tabel 4.7 Hasil Test Lesan Kemampuan Membaca Dalam Siklus 1... 51
Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus II... 53
Tabel 4.9 Hasil Observasi Terhadap Minat Siswa Dalam Siklus II... 54
Tabel 4.10 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Siklus II... 55
Tabel 4.11 Hasil Test Lesan Siswa Dalam Siklus I I ... 57
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Penelitian... 59
Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK )... 9
Gambar 2 Gambar Wayang Fantasi...lampiran 1 Gambar 3 Gambar Suasana Pembelajaran dengan metode bercerita dengan
wayang fantasi...lampiran 2
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 1. Struktur Organisasi RA Al-Ikhlas... 5
Lampiran 2. Satuan Kegiatan Harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ...6
Lampiran 3. Satuan Kegiatan Harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 8
Lampiran 4. Format Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran... 10
Lampiran 5. Daftar Nilai Pra Siklus...14
Lampiran 6. Hasil Penelitian Siklus 1...22
Lampiran 7. Hasil Penelitian Siklus I I ...27
Lampiran 8. Test Lesan Siklus 1... 22
Lampiran 9. Test Lesan Siklus I I ...26
Lampiran 10. Format Lembar Observasi Guru... 17 Lampiran 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian... Lampiran 12. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian...
DAFTAR LAMPIRAN
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan membaca merupakan salah satu materi dari bidang
pengembangan bahasa yang harus dikembangkan di Taman Kanak-kanak
(TK) atau Raudlatul Athfal (RA). Bahkan pada kalangan masyarakat tertentu kemampuan membaca merupakan salah satu tuntutan kemampuan yang harus
dikuasai anak. Banyak sekolah dasar seringkah mengajukan persyaratan untuk
masuk di kelas satu, dengan melakukan konsep akademik terutama tes
membaca. Hal ini mendorong lembaga Pendidikan TK/RA maupun orang tua
berlomba mengajarkan kemampuan membaca dengan mengadopsi pola-pola
pembelajaran di SD/MI. Akibatnya banyak TK/RA yang tidak lagi menjadi
taman yang indah, tempat bermain, tetapi beralih fungsi menjadi sekolah TK,
sehingga pengalaman pertama anak tentang membaca tidak menyenangkan
baginya, padahal pengalaman baca tulis anak-anak usia empat dan lima tahun
meletakkan dasar penting bagi perkembangan baca tulis di masa depan.1 2
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1 Allah berfirm an:
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakari’
(Q.S. Al-Alaq:
1 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, Pendidikan Anak Usia D ini M enyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun M asuk Sekolah, Cetkalam I, PT. Indeks, Jakarta, 2008, him. 323.
2 Ahmad Hatta, Tafsir Q ur’an Perkata, Cet. ke-3, 2009, him. 592.
2
Ayat di atas merupakan bukti begitu pentingnya membaca bagi
kehidupan manusia. Dengan demikian pembelajaran membaca seharusnya
mendapat perhatian yang besar dari guru RA/TK, sehingga anak memperoleh
pengalaman membaca pertama kali di RA dengan pengalaman yang
menyenangkan, mengesankan dan memotivasi anak.
Namun dalam kenyatannya, penyampaian pengalaman membaca bagi
anak TK/RA tidak disampaikan dengan metode pembelajaran yang tepat,
sehingga anak menerima pengalaman membaca mengalami keterpaksaan,
membosankan dan tidak menarik minatnya. Di RA Al-Ikhlas Kecandran
Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, juga mengalami hal tersebut, metode dan
media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca kurang
variatif, sehingga anak tidak tertarik, bosan dan keaktifan anak dalam
pembelajaran membaca kurang.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca perlu digunakan
sebuah metode yang tepat, yang sesuai dengan karakteristik anak RA, yaitu
bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Para guru harus
memahami karakteristik dan tahapan perkembangan anak sehingga kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan minat, kebutuhan dan tingkat pemahaman
anak.3
Metode bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, adalah
pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita melalui
gambar-gambar yang dibuat berupa wayang yang diberi simbol-simbol huruf,
3
melalui metode ini penyampaian pengalaman membaca disampaikan dengan
menyenangkan, mengesankan dan menarik minat anak.
Atas dasar pemikiran di atas dalam rangka meningkatkan kemampuan
membaca di RA Al-Ikhlas penggunaan metode bercerita dengan wayang
fantasi perlu diterapkan, mengingat kemampuan membaca di RA Al-Ikhlas
masih kurang, dikarenakan anak kurang tertarik dengan apa yang disampaikan
guru, dikarenakan guru belum menggunakan metode yang dapat menggali
daya tangkap, daya fikir, daya konsentrasi dan fantasi anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas,
maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi dapat
meningkatkan minat siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti
dalam proses pembelajaran membaca?
2. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu
meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran
Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca?
3. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu
meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas
Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca?
C. Tujuan Penelitian
4
1. Peningkatan minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran
Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca melalui metode bercerita
dengan wayang fantasi.
2. Peningkatan keaktifan belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran
Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca melalui metode bercerita
dengan wayang fantasi.
3. Peningkatan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas
Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi anak
Membantu dan mendukung proses pembelajaran di RA agar lebih baik,
menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran pengenalan membaca.
2. Bagi guru
a. Memperkaya metode pembelajaran di dalam kelas
b. Memberi motivasi kepada guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
membuat alat peraga dan media pembelajaran yang baik dan tepat bagi
anakRA
3. Bagi lembaga
Menjadi bahan masukan yang berguna untuk meningkatkan mutu
pendidikan RA
E. Hipotesis
5
1. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan
minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam
proses pembelajaran membaca.
2. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membaca pada siswa kelas A
RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti.
3. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan
kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti.
F. Definisi Operasional
Supaya tidak teijadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran
maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan
Peningkatan berasal dari kata ’’tingkat” yang artinya jenjang atau
bakat.4 Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan
”pe-an” maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas
selanjutnya.5
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu
yang mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat
berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju, dan sebagainya tergantung kata
sifat yang menyertai.
4 WJS. Poerwadarminto, Kamu B esar Bahasa Indonesia, Cet. 9, Balai Pustaka, Jakarta, 1999, him. 103
6
2. Kemampuan membaca
Maksud kemampuan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar
yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
Membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenalkan
hubungan antara bahasa lidan dan tulisan (simbol huruf tulisan) dalam
rangka membangun dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan
memperhatikan prinsip-prinsip belajar di TK atau RA.
Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud peningkatan
kemampuan membaca dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam
membimbing siswa untuk mencapai kemajuan dalam menguasai
kompetensi dasar dalam mengenal hubungan bahasa lesan dan tulisan
(simbol huruf latin).
3. Metode bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman
belajar bagi anak TK/RA dengan membawakan cerita kepada anak secara
lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan tidak lepas dari
tujuan pendidikan anak TK.6
4. Wayang fantasi
Yang dimaksud wayang fantasi disini adalah gambar yang dibuat
sedemikian rupa yang membentuk wayang yang kita kenal selama ini.
7
Gambar bisa berapa benda-benda yang dikenal anak seperti buah-buahan,
matahari, bulan, bintang dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud ’’bercerita melalui
wayang fantasi” di dalam penelitian ini adalah memberikan pengalaman
belajar kepada siswa dengan membawa cerita melalui media gambar yang
dibuat seperti wayang.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berapa sebuah tindakah, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersam a7
Penelitian tindakan kelas dipilih dengan alasan sebagai berikut:8
a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap
terhadap dinamika pembelajaran di kelas
b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional
c. Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu
memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas
d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena
dia tidak perlu meninggalkan tugas pokok di kelas
e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena dituntut
melakukan upaya inofasi dalam pembelajaran
7 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan K elas, Cetakan Ke-2, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, him. 3.
8
2. Subyek penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas A RA Al-Ikhlas
Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Subyek penelitianriya
adalah siswa kelas A dan guru kelas pada sekolah tersebut tahun pelajaran
2009-2010. Penelitian ini merupakan penelitian populasi artinya semua
siswa kelas A sebanyak 20 anak menjadi subyek penelitian.
3. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan pra siklus; yaitu melakukan kegiatan pre tes untuk
mengetahui kemampuan awal siswa serta mengamati tingkat keaktifan
siswa.
b. Menyusun rencana penelitian meliputi: membuat perangkat
pembelajaran, meliputi rencana pembelajaran (RKH), menyiapkan
sumber, alat, dan media pembelajaran, menyusun lembar observasi,
serta menyusun alat evaluasi.
c. Melaksanakan proses pembelajaran siklus I
d. Observasi pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti yang berkolaborasi dengan teman sejawat yang ditunjuk
sebagai observasi.
e. Melakukan analisa pelaksanaan proses pembelajaran siklus I untuk
menemukan kelebihan dan kekurangan yang dijadikan acuan untuk
9
f. Pelaksanaan siklus II kegiatannya sama dengan siklus I yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Prosedur pelaksanaan penelitian yang meliputi empat tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi.
Digambarkan sebagai berikut:9
Gambar 1. Alur PTK
Siklus I dan siklus II sebagaimana digambarkan di atas saling
terkait dan berkelanjutan. Siklus II dilaksanakan bila masih ada hal-hal
yang kurang berhasil dalam siklus I. Siklus III dilaksanakan karena siklus
II belum mengatasi masalah.10
10
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus penelitian,
dengan asalan siklus I dan siklus II sudah mengatasi permasalahan
sebagaimana dipaparkan di depan.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk mengumpulkan data ini adalah:
a. Dokumentasi berupa : Rencana Kegiatan Harian (RKH), buku absen,
daftar nilai siswa, catatan anekdot
b. Lembar obervasi: yaitu lembar pengamatan yang digunakan untuk
mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran
1) Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui kemampuan
guru mengelola kelas dan melakukan proses pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode pembelajaran bercerita
dengan wayang fantasi
Aspek pengamatan terdiri dari 20 item yang masing-masing item
diberi skor (1-5). Skor 5 jika amat baik, skor 4 jika baik, skor 3 jika
cukup baik, skor 2 jika kurang baik, skor 1 jika tidak baik. Skor 20
apek pengamatan dijumlahkan kemudian dilakukan tabulasi
11
Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi Guru
Kriteria Nilai Skor
Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi Anak
Kriteria Nilai Skor
c. Catatan anekdot; catatan kejadian selama proses pembelajaran
5. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini data diambil dengan menggunakan
dokumentasi dan observasi dengan thnik mencatat dan merekap seluruh
aktifitas selama proses belajar mengajar berlangsung. Disamping itu data
juga diambil melalui penugasan (test) yang diberikan kepada siswa pada
siklus I maupun siklus II
6. Analisa data
Analisis data dari penelitian ini menggunakan tehnik analisa
12
a. Diskriptif : penyelidikan yang menuturkan, menggambarkan,
menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik
survey, interview dan observasi.11
b. Kualitatif : penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.12 Dalam
melaksanakan analisa, peneliti bergerak diantara tiga komponen yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang
aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses siklus.
Untuk mengetahui gejala yang muncul digunkana rumus
prosentase, yaitu:
Tujuan prosentase adalah untuk memperlihatkan dengan tegas
besarnya secara relatif antara dua angka atau lebih, atau dengan kata lain:
untuk menyederhanakan gambaran dari hubungan antara dua angka atau
lebih.13
Analisis dilakukan untuk membuktikan tiga pernyataan yang
dikemukakan dalam hipotesis tindakan.
11 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilm iah D asar M etode Tehnik, Edisi VII, CV. Tarsito, Bandung, 1990, him. 139.
12 L exy J. M oleong, M etode Penelitian K ualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, him. 45
13
H. Sistem atika Penulisan
Dalam penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
B A B I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Manfaat penelitian E. Definisi operasional F. Hipotesis
G. Metodologi penelitian H. Sistematika penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian metode pembelajaran B. Pengertian metode bercerita C. Pengertian wayang fantasi D. Kemampuan membaca di TK/RA BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi pelaksanaan pra siklus B. Deskripsi pelaksanaan siklus I C. Deskripsi pelaksanaan siklus II BAB IV HASIL PENELITIAN D A N PEM BAHASAN
B. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus BAB V PENUTUP
b a b n KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Membaca di Taman Kanak-kanak/Raudhotul Athfaal
1. Pengertian kemampuan membaca di TK/RA
Pengertian kemampuan membaca di TK/RA adalah kompetensi
dasar yang seharusnya dimiliki siswa RA/TK dalam mengenal hubungan
antara bahasa lisan dan tulisan (simbol) huruf dalam rangka membangun
dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip
belajar di TK tau RA.14
Pengertian membaca bagi anak usia dini, mengandung pengertian
lebih dari pada sekedar membaca. Membaca merupakan perkembangan
dari ketrampilan membaca dan menulis maupun tindakan-tindakan kreatif
dan analitis dalam memperoduksi dan memahami teks.15
Berdasarkan pengertian di atas, kemampuan membaca di TK/RA
merupakan pengenalan dalam rangka pengembangan baca tulis ditingkat
selanjutnya, sehingga pemberian pengalaman membaca bagi anak
seharusnya diberikan dengan suasana yang menyenangkan, memotivasi,
dan menarik minat atau antusias anak.
14 Departemen Agama, Pedom an Pelaksanaan Kurikulum R oudlatul Athfal, Direktur Jendral Kelembagaan Islam, Jakarta, 2005, him. 68.
15 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, Pendidikan Anak U sia D ini M enyiapkan Anak U sia Tiga, Empat, dan Lima Tahun M asuk Sekolah, Cetkalam I, PT. Indeks, Jakarta, 2008, him. 322.
16
2. Dasar-dasar pelaksanaan pembelajaran membaca di TK/RA
Di dalam pengembangan kemampuan membaca di TK/RA kita
harus tahu dasar-dasar pelaksanaan pembelajaran dan beberapa perilaku
yang harus disimpulkan dalam pembelajaran.16 Dasar tersebut antara lain:
a. Pemahaman cara anak belajar
Kita harus mengamati dan mengetahui cara anak belajar, antara
lain dapat menggunakan atau mengutamakan panca indra, berekspresi.
Pendeteksian semacam ini dapat dipakai sebagai dasar pengembangan
potensi awal anak didik lebih lanjut.
b. Wahana dan media belajar
Bermain adalah wahana belajar bagi anak TK/RA, sehingga
kesiapan sarana sangat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan
beragam kegiatan bermain. Model pembelajaran yang antraktif akan
membantu anak dalam proses pemahaman konsep.
c. Faktor-faktor teijadinya kreatifitas
Dalam pembelajaran bersama anak didik atau terjadi kreatifitas
seperti mereka mengemukakan apa yang dimiliki, mengutamakan
objek yang dilihat, pada saat-saat seperti itu anak tidak perlu
dipersalahkan, namun perlu adanya pengamatan, penghargaan, dan
bimbingan.
17
d. Belajar kelompok
Tehnik belajar kelompok disini dikemukakan dalam rangka
membantu anak dalam meningkatkan kesadaran akan mendengarkan
teman, menghargai teman, berpartisipasi, serta memberi kesempatan
teman bicara.
e. Tahap penalaran
Disini mengandung pengertian bahwa pembelajaran di TK/RA
diharapkan pada sesuatu yang kongkrit.
Berdasarkan pengertian di atas di dalam pembelajaran
membaca yang terpenting adalah suasana yang menyenangkan,
meningkatkan kreatifitas, dan mengusahakan pembelajaran yang
kontekstual, atau dalam pembelajaran mengusahakan benda-benda
yang nyata atau kongkrit. Sehingga di dalan pembelajaran membaca
anak terhindar dari kejemuan atau kebosanan akibat dari suasana
proses belajar mengajar yang tidak mendukung.
Pendidikan di TK/RA adalah pendidikan yang awal, jadi kita
harus hati-hati dalam meletakkan dasar-dasar pembelajar sehingga bisa
terhindarkan kesalahan yang fatal yang berakibat tidak baik bagi
perkembangan belajar selanjutnya. Hal ini juga berlaku dalam
pembelajaran membaca, dasar-dasar pembelajaran yang salah akan
mengakibatkan anak mempunyai “trauma” membaca, yang di
kemudian hari anak menjadi alergi membaca, jauh dari budaya
18
3. Tahap perkembangan membaca di TK/RA
Di dalam memberikan pembelajaran kemampuan membaca perlu diperhatikan berapa tahapan perkembangan membaca.17 Tahapan-tahapan perkembangan membaca antara lain:
a. Tahap fantasi
Pada tahap ini anak mulai tertarik pada buku, belajar menggunakan buku, selanjutnya anak mulai berfikir bahwa buku itu penting baginya. Pada masa ini anak memerlukan rangsangan, agar anak tertarik pada banyak buku dengan cara menunjukkan macam- macam buku yang dipandang menarik bagi anak didik.
b. Tahap pembentukan konsep diri
Pada masa ini anak telah memandang dirinya sebagai pembaca pura-pura, memberi makna pada gambar.
c. Tahap membaca gambar
Pada tahap ini anak mulai dengan melihat catatan gambar yang tampak, serta mulai mengemukakan kata untuk menanggapi gambar yang dilihat dengan kata-kata yang sudah dikenal.
d. Tahap pengenalan bacaan
Pada tahap ini anak mulai dengan melihat catatan yang tampak baik itu berbentuk gambar maupun tulisan. Pada tahap ini anak sebaiknya sering diberikan tulisan-tulisan maupun gambar-gambar untuk merangsang dan mengeksplorasi anak.
19
e. Tahap membaca lancar
Pada tahap ini anak dapat membaca, apa saja bacaan dengan
huruf yang dikenal selalu ingin dibacanya, bahkan mereka membaca
tanpa mengenal apa maksudnya.
Dengan memahami tahapan-tahapan membaca bagi anak para
guru atau orang tua akan memahami bahwa kemampuan adalah dalam
membaca akan mengalami sebuah proses berdasarkan tahapan-
tahapan. Dengan demikian kita tidak boleh memaksakan pembelajaran
membaca apabila anak belum memiliki tahapan kematangan, yang bisa
dilakukan adalah memberi rangsangan atau stimulus sehingga masa
peka anak akan muncul.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca
Bahasa merupakan sarana untuk perkembangan bahasa baca tulis.
Pengembangan kemampuan bahasa dalam rangka mempersiapkan anak
meneirma manfaat dan instruksi membaca antara lain:18
a. Pemahaman fonemik
Fonemik adalah unit terkecil dari bicara. Disini diharapkan
anak memahami bunyi huruf dalam kata. Pemahaman fonemik bisa
diberikan dengan memberikan kesempatan anak bermain mendengar
bunyi dari kata-kata yang ia dengar.
20
b. Belajar abjad
Belajar abjad adalah komponen hakiki dari perkembangan baca
tulis. Anak-anak perlu mengembangkan pengetahuan tentang abjad
agar menggunakan huruf dan ketrampilan bunyi huruf untuk membaca.
5. Prinsip-prinsip pembelajaran membaca di TK/RA
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
membaca di TK/RA antara lain:19
a. Membangun dan meningkatkan motivasi anak. Motivasi adalah
dorongan agar anak belajar membaca, hendaknya diberikan baik oleh
guru maupun orang tua
b. Memupuk kepercayaan diri anak. Kepercayaan diri ditumbuhkan pada
diri anak agar anak tidak takut belajar membaca, membaca itu mudah
dan menyenangkan sehingga anak optimis dan mempunyai minat
belajar membaca
c. Memperhatikan waktu belajar. Hal ini berkaitan dengan kesiapan anak,
dalam menerima pembelajaran membaca
d. Pemberian hadiah dan penghargaan. Diberikan dalam rangka
mendorong anak untuk terus berhasil dalam membaca. Pemberian
hadiah tidak harus materi, sebuah pujian, ungkapan “kamu pintar”
tepuk tangan merupakan bentuk penghargaan bagi anak.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran membaca
seorang guru di dalam pembelajaran akan berhati-hati jangan sampai
21
melakukan kesalahan yang berpotensi dapat mematikan motivasi anak,
menjatuhkan harga diri anak. Kata-kata berkonotasi negatif harus
dihindarkan sebagai contoh anak yang kesulitan dalam pembelajaran
jangan sampai dikatakan “kamu bodoh”, “kamu sulit” dan lain-lain. Hal
ini akan menjatuhkan harga diri anak juga menghilangkan motivasi anak
dalam belajar membaca.
6. Pendekatan permainan membaca di TK/RA
Beberapa pendekatan permainan membaca di TK/RA adalah
metode sintesa, metode global, metode w hole-linguistic,20 a. Metode sintesa
Metode sintesa memberikan pengertian bahwa suatu unsur alur
huruf akan mempunyai makna apabila unsur itu berkaitan/berhubungan
dengan unsur atau huruf lain sehingga membentuk suatu arti. Huruf “i”
pada kata “ibu” tidak akan bermakna kalau tidak ditambah unsur “bu”.
Metode ini memperkenalkan membaca pada anak dimulai
dengan mengenal huruf. Permainan membaca seperti ini selalu dibantu
dengan gambar setiap memperkenalkan huruf.
b. Metode global
Metode global memiliki pengertian bahwa anak mengenal
sesuatu secara global (keseluruhan) dalam metode ini memperkenalkan
membaca dengan menggunakan kalimat, baru diurai menjadi unsur.
2 2
c. Metode whole-linguistic
Dalam metode ini permainan membaca dimulai dengan
menggunakan kemampuan berbahasa anak secara keseluruhan,
misalnya anak mewarnai gambar buah, kemudian diminta memberi
nama buah yang diwarnai.
Melalui metode ini diharapkan anak mempunyai kemampuan
mengamati, mendengarkan, memahami dan mengkomonikasikan
membaca gambar dan tulisan.
B. Metode Bercerita dengan Wayang Fantasi
1. Pengertian metode bercerita
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, sangat menentukan
keberhasilan sebuah pembelajaran. Metode dipilih dalam rangka mencapai
tujuan program pembelajaran.
Metode merupakan bagian dari strategi. Metode dipilih
berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode
merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan kegiatan.21
Metode pembelajaran yang biasa diterapkan di taman kanak-kanak
ada beberapa macam, salah satunya adalah metode bercerita. Metode
bercerita adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan
membawakan cerita kepada anak secara lisan, dengan cara yang menarik
23
dan mengundang perhatian anak dengan memperhatikan tujuan pendidikan
bagi anak T K .22
Metode bercerita sangat efektif untuk mempengaruhi jiwa manusia,
dikarenakan beberapa hal,23 antara lain:
a. Cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat mumi, sehingga
pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia
b. Melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil hikmah tanpa
merasa di gurui
c. Dengan cerita dapat menyentuh berbagai aspek pembentukan
kepribadian anak-anak
2. Pengertian wayang fantasi
Yang dimaksud wayang fantasi disini adalah gambar yang dibuat
sedemikian rupa yang membentuk gambar orang, benda, buah-buahan,
matahari, bulan, bintang dan sebagainya dan lain-lain yang diberi
penyangga sebagaimana wayang yang kita kenal selama ini.
Dalam penelitian ini pembelajaran membaca akan disampaikan
melalui gambar yang dibuat seperti wayang, yang diberi simbol-simbol
huruf yang mudah dipahami oleh anak.
Wayang fantasi dibuat dengan menggunakan kertas karton tebal
yang telah diberi gambar dan diwarnai yang menarik kemudian digunting,
guntingan gambar yang telah diwarnai tadi kemudian diberi penyangga
22 Zaenal Fanani dan Bambang Bim o Suryono, Memahami Berbagai Aspek Bercerita,
Yayasan SPA, Yogyakarta, 2008, him. 6
24
dari bambu sebagaimana wayang yang kita kenal, dan diberi simbol huruf
yang mudah ditangkap anak. Bentuk dan visualisasi dapat dilihat pada
lampiran gambar wayang fantasi.
Dari uraian di atas, dapat diperoleh pengertian yang dimaksud
dengan bercerita dengan wayang fantasi adalah memberikan pengalaman
belajar kepada siswa dengan membawakan cerita melalui gambar yang
dibuat seperti wayang.
3. Fungsi cerita dalam pendidikan
a. Menyampaikan nilai-nilai kehidupan dan pendidikan
Sebagaimana kita ketahui, di dalam Al-Qur’an, dalam rangka
menyampaikan nilai-nilai pendidikan dengan melalui cerita. Kisah-
kisah umat terdahulu, kisah para nabi dalam mendakwahkan agama,
banyak diceritakan di dalam Al-Qur’an, hal ini disampaikan dalam
rangka menyampaikan nilai-nilai kehidupa agar menjadi cermin.24
Sebagaimana firman Allah:
- x / / / / / /
✓ 0 i ° s '0 s 0 s s ' i s ° S
<s
£ ^ J “U a Pj
JpxJl sJlAArtinya : “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (Q.S. Huud: 120).
25
b. Memberi nasehat atau pengaruh positif dalam jiwa
Memberikan cerita pada dasarnya adalah memberikan nasehat
arau pengaruh positif ke dalam jiw a pendengarnya. Cerita merupakan
salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dalam memberi
pengaruh baik kepada orang dewasa maupun anak-anak. Karena dapat
mengasah rasa dan akal.25
Tugas guru disamping menyampaikan materi pelajaran, hal lain
yang tak kalah pentingnya adalah memberikan nasehat dan arahan
kepada siswa. Memberikan nasehat adalah tuntutan syar’i sebelum
menjadi tuntutan pengajaran dan pendidikan. Dari Tamim bin Aus ad-
Dari bahwa Nabi bersabda:
. V N
4J j* # ^
j
au iJIS
aasI(J
Slj
Artinya: “Agama adalah nasehat”. Kami bertanya "untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “untuk Allah, kitabNya, RasulNya dan para pem im pin kaum muslimin serta kalangan umum mereka ” 26
c. Cerita merupakan bagian penting pendidikan anak-anak
Melalui cerita anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan
atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas.
Bahkan cerita mampu menyentuh berbagai aspek pembentukan
kepribadian serta pembentukan karakter anak-anak. Hal ini dapat
25 Abdul A ziz Abdul Majid, M endidik dengan C erita, Cet. K e-2, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, t.th, him. 8
26
dilihat karena cerita mempunyai fungsi dan manfaat yang besar dalam
pendidikan anak-anak.
Fungsi dan manfaat tersebut antara lain:27
1) Sebagai sarana kontak batin antara pendidik (termasuk orang
tuanya) dengan anak didik
2) Sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau nilai-
nilai ajaran tertentu
3) Sebagai metode untuk memberikan bekas kepada anak didik agar
mampu melakukan proses identifikasi diri maupun identifikasi
perbuatan (akhlak)
4) Sebagai sarana pendidikan emosi (perasaan) anak didik
5) Sebagai sarana pendidikan fantasi/imajinasi/kreativitas (daya cipta)
anak didik
6) Sebagai sarana pendidikan bahasa anak didik
7) Sebagai sarana pendidikan daya pikir anak didik
8) Sebagai sarana untuk memperkaya pengalaman batin dan khasanah
pengetahuan anak didik
9) Sebagai sarana satu metode untuk memberikan terapi pada anak-
anak yang mengalami masalah psikologi
10) Sebagai sarana hiburan dan penagah kejenuhan
27
4. Bentuk-bentuk pelaksanaan metode bercerita
Pelaksanaan cerita dapat dibedakan menjadi dua yaitu bercerita
tanpa alat peraga dan bercerita dengan alat peraga.28
a. Bercerita tanpa alat peraga
Merupakan bentuk bercerita paling tua, bisa dilakukan oleh
siapapun. Dalam pelaksanaannya yang perlu diperhatikan oleh guru
adalah mimik (ekspresi muka), pantomin dan suara guru harus
menolong fantasi anak terhadap hal-hal yang diceritakan guru.
b. Bercerita dengan alat peraga
Alat peraga disini dimaksudkan untuk memberikan kepada anak suatu
tanggapan/fantasi yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam
sebuah cerita.
1) Bercerita dengan alat peraga langsung
Yaitu kegiatan bercerita yang dilakukan oleh guru dengan
menggunakan alat peraga langsung berupa benda asli atau benda
sebenarnya.
2) Bercerita dengan alat peraga tak langsung
a) Bercerita dengan benda tiruan
Dalam kegiatan bercerita ini guru menggunakan benda-benda
tiruan sebagai alat peraga, misalnya binatang tiruan, buah
tiruan.
28
b) Bercerita dengan menggunakan gambar
Gambar yang digunakan sebagai alat peraga dalam bercerita
bisa berupa gambar lepas, gambar dari buku atau gambar seri.
c) Bercerita dengan menggunakan papan flanel
Alat peraga yang digunakan adalah papan flanel beserta
potongan-potongan gambar lepas. Gambar tersebut melukiskan
hal-hal yang akan disajikan dalam sebuah cerita. Dalam
pelaksanaannya sambil bercerita guru meletakkan potongan
gambar tersebut di papan flanel.
d) Membacakan cerita
Di sini guru membacakan cerita dari sebuah buku kepada anak.
Buku yang digunakan untuk membacakan cerita. Buku
bergambar yang di bawah gambar tersebut ada kalimat
sederhana.
e) Sandiwara boneka
Bercerita dengan sandiwara boneka memperlukan keahlian dari
guru karena dalam pelaksanaannya ada kalanya menggunakan
panggung dan bermacam-macam boneka agar pelaksanaan
cerita dapat menarik anak untuk menikmati cerita.
Berdasarkan uraian di atas, metode bercerita sangat efektif
diterapkan di lembaga pendidikan TK/RA, mengingat usia anak TK/RA
29
menanamkan nilai-nilai baik nilai-nilai agama, sosial, emosi, kemandirian,
maupun sikap perilaku.
Dengan menerapkan metode bercerita dengan wayang fantasi kita
bisa menyampaikan materi pembelajaran juga menananmkan nilai-nilai
agama, sosial, kemandirian maupun sikap-sikap perilaku dengan suasana
yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Dengan suasana yang
menarik dan menyenangkan materi akan mudah diterima juga nilai-nilai
BAB i n
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis
Penelitian ini dilaksanakan di RA Al-Ikhlas Kecandran yang
beralamat di salah satu desa di Kota Salatiga yaitu Desa Gamol Kelurahan
Kecandran Kecamatan Sidomukti. RA Al-Ikhlas berada di sebuah desa
yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Semarang yaitu
dengan Desa Polobuga (Kecamatan Getasan) dan Desa Gedangan
(Kecamatan Tuntang) sehingga sebagian anak didik juga berasal dari
daerah perbatasan, yaitu dari Polobuga.
RA Al-Ikhlas merupakan RA yang gedungnya berada satu atap
dengan MI yaitu MIN Gamol Kecandran, satu-satunya MI Negeri di Kota
Salatiga, yang jumlah muridnya selalu terbanyak diantara MI-MI di Kota
Salatiga.
2. Keadaan Guru dan Murid
a. Keadaan Guru
Berdasarkan data yang diperoleh, keadaan guru RA Al-Ikhlas
Kecandran adalah sebagai berikut:
31
Tabel 3.1.
Keadaan Guru RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010
No Nama L/P Tempat tgl
lahir Jabatan Ijazah Status Alamat
1 Yatmi, A.Ma. P Kab. Semarang,
3 Turfiati Khaqiqah, S.HiP.
P Kab. Semarang, 08/04/1985
Guru SI Syariah GTY Kecandran
4 D w i Ratnawati P Kab. Semarang, 2 9 /07/1984
Guru D 2 Komputer
GTY Lopait
Sumber: D ata Prim er
b. Keadaan Murid
Keadaan siswa RA Al-Ikhlas Kecandran pada tahun pelajaran
2009/2010, ditinjau dari jenis kelamin serta umur adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2. Keadaan Siswa RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010
No Kelas
Sumber: D ata Prim er
3. Struktur Organisasi RA Al-Ikhlas Kecandran
Dalam melaksanakan tugas belajar mengajar di RA Al-Ikhlas
terdapat struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah,
32
bawah Lembaga Pendidikan M a’arif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 1.
B. SUBYEK PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK OBYEK
PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas A RA Al-Ikhlas
Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010,
dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa
putri. Dengan mata pelajaran yang dijadikan obyek penelitian adalah
kemampuan membaca.
Dalam penelitian ini juga bekeija sama dengan rekan sejawat yang
bertindak sebagai observer dalam mengamati proses belajar mengajar.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2010. adapun
keadaan subyek penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3 Keadaan Subyek Penelitian
No Nama Tempat tanggal lahir
1 Jihan Hasna Aisyiya Salatiga, 03/01/2005
2 Elga Bagas Saputra Kab. Smg, 27/06/2004
3 Abde Nigara Ahma H. Salatiga, 04/06/2004
4 Zaulfa Adilla Safitri Salatiga, 05/02/2004
5 Agus Kristian Salatiga, 12/08/2004
6 Ramaditian Salatiga, 23/10/2004
33
8 Najwa Aisyia Putri Salatiga, 21/05/2005
9 Is wan Widodo Salatiga, 01/01/2005
10 Faizal Aditia Hermawan Salatiga, 01/12/2004
11 Amelia Sahad Salatiga, 04/06/2004
12 Noval Raymadhon Salatiga, 02/11/2004
13 Rama Mufti Tabah Penemuan Salatiga, 30/03/2005
14 Anisa Salsa Novita Sari Salatiga, 18/07/2004
15 Dwi Restu Saputra Salatiga, 23/09/2005
16 Viona Intan Diah Kusuma Salatiga, 29/11/2004
17 Vina Lutfiana Salatiga, 30/11/2005
18 Anna Iryani Ifah Salatiga, 20/07/2005
19 Devi Kumia Sari Salatiga, 25/12/2004
20 Zidane M. Fahrezi Salatiga, 05/05/2005
Sumber: D ata P enulis (2010)
C.
PELAKSANAAN PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus
dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang di disain dalam faktor yang
diteliti. Kekurangan pada siklus akan dipeprbaiki di siklus kedua.
Untuk melihat prestasi belajar siswa dilakukan pre test, kemudian test
pada siklus satu maupun dua. Untuk mengetahui minat dan keaktifan siswa
dalam pembelajaran digunakan lembar observasi.
Adapun prosedur dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan,
34
1) Deskripsi Siklus I
Siklus I merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran kemampuan
membaca dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi.
Kegiatannya meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
A) Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan ini guru membuat rencana
pembelajaran dengan menerapkan metode bercerita dengan wayang
fantasi. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti meliputi:
1. Membuat rencana pembelajaran yang di RA lebih dikenal dengan
Rencana Kegiatan Harian (RKH).
2. Menyiapkan materi, dalam hal ini peneliti menyiapkan materi
cerita sederhana untuk menjelaskan huruf-huruf yang ingin
diajarkan melalui metode bercerita dengan wayang fantasi.
3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran yaitu membuat wayang
fantasi.
4. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan
siswa selama proses belajar mengajar.
5. Membuat lembar soal test.
B) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada
tanggal 24 Mei 2010 dan 26 Mei 2010 di RA Al-Ikhlas Kecandran
dengan jumlah siswa 20 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
35
skenario pembelajaran yang telah dirancang. Pengamatan atau
observasi dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan belajar
mengajar.
1. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang pertama pada tanggal
24 Mei 2010 dilaksanakan di dalam kelas. Kegiatan meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan
tersebut digambarkan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam
2. Presensi siswa
3. Apersepsi
b) Kegiatan Inti
1. Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, yaitu
wayang nanas, mangga, jeruk.
2. Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada dalam wayang
fantasi yang ditirukan oleh siswa, yaitu huruf n, huruf m
dan huruf j yang ada dalam wayang fantasi. c) Kegiatan Akhir
Penilaian
Secara bergiliran siswa maju ke depan menjawab test lesan
yang sudah dipersiapkan guru.
2. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang kedua yang
36
akhir di luar kelas dengan kegiatan meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, kegiatan akhir.
a) Kegiatan awal
- Kegiatan penataan tempat dan posisi anak
- Presensi dan apersepsi
b) Kegiatan inti
- Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi
- Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada dalam wayang
fantasi “nanas”, “mangga”, “jeruk”.
- Guru membaca huruf-huruf yang ada dalam wayang fantasi
kemudian ditirukan oleh seluruh siswa.
- Guru mendekati anak, kemudian menyebutkan huruf-huruf
yang ada dalam wayang fantasi.
c) Kegiatan akhir
Penilaian dengan meminta siswa maju ke depan kelas
menjawab test lisan yang sidah disiapkan oleh guru.
C) Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan yang
dicapai selama dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi bertujuan untuk
memperoleh data kemampuan guru mengelola proses pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang
37
Observasi ju ga digunakan untuk m engetahui sejauhm ana minat sisw a dan keaktifan sisw a selam a m engikuti pembalajaran m em baca dengan m engunakan m etode bercerita dengan w ayang fantasi.
Pada siklus I dijum pai hal-hal sebagai berikut:
1. Pada pertemuan pertama sisw a yang duduk di belakang kurang m em perhatikan guru.
2. Suara guru dalam bercerita terlalu lem but sehingga anak yang di belakang kurang m emperhatikan.
D) Refleksi
R efleksi dilakukan terhadap hasil belajar sisw a setelah dilakukan evaluasi dari pelaksanaan siklus I. D ari hasil evaluasi dapat diketahui kelem ahan atau kekurangan yan g m ungkin dapat disem purnakan dalam siklus n . Langkah ini ditem puh dalam rangka m em buat perubahan p o sitif terhadap kem am puan m em baca sisw a, keaktifan sisw a dalam pem belajaran m em baca, serta peningkatan m inat sisw a terhadap proses pem belajaran m em baca.
D i dalam kegiatan pem belajaran pada siklus I terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki, yang dipergunakan sebagai acuan untuk m erencanakan siklus II.
Hal-hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki adalah: 1. Guru perlu pem benahan dalam pengelolaan kelas sehingga anak
38
2. Guru harus meningkatkan kreatifitas dalam bercerita terutama
perubahan intonasi dalam bercerita untuk menyampaikan
pembelajaran.
2) Deskripsi Siklus n
Siklus II merupakan siklus pemantapan, artinya apa yang sudah
diperoleh pada siklus I dilaksanakan lagi pada siklus II ditambah dengan
perbaikan kekurangan-kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan atau
dua kali tatap muka.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2010, sedangkan
pertemuan kedua dilaksanakan pada yanggal 3 Juni 2010 dilaksanakan di
kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran. Pembelajaran dilaksanakan di lur kelas
tepatnya di halaman sekolah, dengan menggunakan karpet plastik sebagai
alas duduk anak-anak. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada
pertemuan 1 dan 2 pada siklus 13 ini adalah sejumlah 20 anak.
A) Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan adalah:
1. Menyusun rencana kegiatan harian (RKH) untuk pertemuan siklus D.
2. Membuat atau menyiapkan materi dalam hal ini peneliti
menyiapkan cerita untuk menjelaskan simbol-simbol huruf yang
ingin dikuasai anak.
3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran dalam hal ini guru
39
simbol-simbol huruf, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 2.
4. Mengubah penataan kelas, yaitu menyiapkan pembelajaran di luar
kelas, agar terjadi interaksi yang lebih dekat antara guru dan siswa.
5. Membuat lembar test lesan untuk mengetahui tingkat kemampuan
membaca siswa.
6. Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi
belajar mengajar. Untuk memperoleh gambaran tingkat keaktifan
dan minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi.
B) Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Tindakan pada pertemuan pertama
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada
yanggal 1 Juni 2010. Berdasarkan perencanaan atau skenario yang
telah dibuat pada rencana kegiatan harian (RKH) adapun prosedur
pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam, mengajak anak bernyanyi dan
bertepuk tangan.
2. Guru melakukan presensi.
3. Apersepsi.
b. Kegiatan Inti
40
2. Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, yaitu
wayang rumah, wayang pohon dan wayang tomat.
3. Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada di dalam wayang
fantasi, kemudian dibaca bersama-sama, yaitu huruf r,
huruf p dan huruf t.
4. Guru mengulang beberapa kali hingga anak menunjukkan
kepahaman.
c. Kegiatan Penutup
1. Melakukan evaluasi dengan meminta siswa maju satu per
satu menjawab test lisan yang disiapkan guru.
2. Pelaksanaan Tindakan pada pertemuan kedua.
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal
3 Juni 2010. Dengan memperhatikan skenario yang telah dibuat
pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) Adapun prosedur
pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam, mengajak anak bergerak sesuai
dengan irama lagu.
2. Guru melakukan presensi.
3. Guru melakukan apersepsi.
b. Kegiatan Inti
1. Siswa melakukan penataan kelas, yang bertempat di
41
2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode bercerita
dengan menggunakan wayang fantasi.
3. Guru menjelaskan huruf yang ada pada wayang fantasi
kemudian dibaca bersama-sam, yaitu huruf “r-u-m -a-h”
pda wayang rumah, huruf “p-o-h-o-n ” pada wayang pohon, dan huruf “t-o-m -a-t” pada wayang tomat.
c. Kegiatan Akhir
Melakukan evaluasi dengan test lesan kepada semua siswa.
C) Observasi
Seperti halnya dalam siklus I, pada siklus II ini juga
dilaksanakan observasi selama proses belajar mengajar yang teijadi di
siklus II. Observasi dilakukan baik pertemuan satu maupun pertemuan
kedua pada siklus II.
Dalam kegiatan observasi dikumpulkan data-data sebagai
berikut:
a. Hasil observasi terhadap guru dalam memberikan pembelajaran
membaca pada siklus II.
b. Hasil observasi terhadap siswa dalam hal keaktifan dan minat
siswa dalam pembelajaran membaca melalui metode bercerita
dengan wayang fantasi.
c. Hasil evaluasi untuk mengetahui kemampuan membaca siswa.
d. Dokumen berupa RKH, alat evaluasi, dafta nilai, lembar observasi
42
D) Refleksi
Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan
serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat
merefleksikan diri dengan melihat data observasi, baik observasi
terhadap guru melalui lembar observasi guru, maupun observasi siswa
melalui lembar observasi siswa. Di samping itu juga hasil test
kemampuan belajar siswa.
Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan
dipergunakan sebagai acuan untuk menarik suatu kesimpulan apakah
metode bercerita dengan wayang fantasi dapat:
a. Maningkatkan minat siswa dalam pembelajaran membaca di kelas
A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
tahun pelajaran 2009/2010.
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca di
kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota
Salatiga tahun pelajaran 2009/2010
c. Meningkatkan kemampuan membaca di kelas A RA Al-Ikhlas
Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Setelah data terkumpul melalui lembar observasi dan hasil test pra
siklus maupun siklus I dan siklus II, data tersebut dianalisis sebagaimana
disampaikan dalam bab I yaitu dengan menggunakan rumus prosentase29.
Dengan rumus:
P = — xl00% N K eterangan:
P : Prosentase N : Jumlah obyek F : Frekuensi
Dengan penskoran observasi siswa nilai baik (B) skor 10, cukup (C) skor 7,5,
nilai kurang (K) di bawah 5,0. Sedangkan untuk observasi guru kemampuan
guru A (amat baik) skor 86-100, B (baik) skor 71-85, C (cukup) skor 56-70, D
(kurang) skor 40-55, E (tidak baik) skor kurang dari 40.
1) Minat Belajar Siswa
Melalui observasi yang dilaksanakan sebelum dilaksanakan
tindakan adalah sebagai berikut:
29 Marzuki, opcit. him 8.
44
Tabel 4.1.
Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan
5 Agus Kristian 2,5 Y
6 Ramaditian 10 Y
7 M. Maulana 50 Y
8 Najwa Aisyiya 50 Y
9 Iswan Wibowo 50 Y
10 Faizal Aditia 2,5 Y
11 Amelia Sahad 2,5 Y
12 Noval Raymadon 2,5 Y
13 Rama Mufti Tabah 10 Y
14 Anisa Salsa 7,5 Y
15 Dwi Restu 7,5 Y
16 Viona Intan 2,5 Y
17 Vina Lutfiana 50 Y
18 Ana Iryani 7,5 Y
19 Devi Kumia 7,5 Y
20 Zidane M. 50 Y
Sumber : D ata Penulis (2010)
Dari hasil observasi di atas tingkat minat siswa dalam
pembelajaran membaca masih rendah dengan bukti dari 20 siswa hanya 4
anak yang mempunyai minat baik atau 20%, yang minat cukup hanya 25%
atau hanya 5 anak sedangkan yang rendah/kurang sejumlah 11 anak atau
45
2) Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca sebelum
dilaksanakan tindakan adalah 25% yang mempunyai keaktifan baik atau
hanya 5 orang anak, sedangkan keaktifan cukup hanya 6 orang atau 30%
sedangkan yang memiliki keaktifan kurang mencapai 9 anak atau 45%.
Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Responden Jumlah
5 Agus Kristian 2,5 ✓
6 Ramaditian 7,5 Y
7 M. Maulana 50 Y
8 Najwa Aisyiya 2,5 Y
9 Iswan Wibowo 2,5 Y
10 Faizal Aditia 10 Y
11 Amelia Sahad 2,5 Y
12 Noval Raymadon 2,5 Y
13 Rama Mufti Tabah 10 Y
14 Anisa Salsa 10 y
15 Dwi Restu 7,5 Y
16 Viona Intan 2,5 Y
17 Vina Lutfiana 7,5 Y
18 Ana Iryani 7,5 Y
19 Devi Kumia 7,5 Y
20 Zidane M. 7,5 Y
46
3) Kemampuan Membaca Siswa
Berdasarkan pre-test yang dilakukan, kemampuan membaca sebelum dilaksanakan tindakan adalah 25% berkemampuan baik, 25%
berkemampuan cukup, dan 50% berkemampuan 50% berkemampuan
kurang. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3.
Hasil Kemampuan Membaca Sebelum Dilaksanakan Tindakan
Responden Jumlah
5 Agus Kristian 2,5
y
6 Ramaditian 10 ✓
7 M. Maulana 2,5 y
8 Najwa Aisyiya 2,5 V
9 Iswan Wibowo 50 V
10 Faizal Aditia 7,5
y
11 Amelia Sahad 2,5
y
12 Noval Raymadon 2,5
y
13 Rama Mufti Tabah 10
y
14 Anisa Salsa 10
y
15 Dwi Restu 2,5
y
16 Viona Intan 2,5
y
17 Vina Lutfiana 7,5
y
y
18 Ana Iryani 2,5
19 Devi Kumia 7,5
y
20 Zidane M. 7,5