• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A

RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0

S K R I P S I

D ia ju k a n u n tu k M e m p e r o le h G elar S a rja n a P e n d id ik a n Isla m

O leh:

YATMI

NIM: 11408234

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama NIM

Program Studi Judul

Yatmi 11408234

Pendidikan Agama Islam (PAI)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN

MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini saya buat dari laporan hasil penelitian yang saya lakukan sendiri dan bukan penjiplakan terhadap hasil karya atau penelitian orang lain, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip datau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan bisa dipertanggungjawabkan.

Salatiga, 10 Agustus 2010 Yang men; atakan,

(3)

NOTA PEM BIM BING

Lamp : 3 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Sdr. Yatmi

Kepada Yth.

Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalaamu 'alaikum wr. wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi sdr.:

Nama : Yatmi

NIM : 11408234

Judul : UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

MELALUI M ETODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadi perhatian.

Wassalaamu ’alaikum wr. wb.

Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing

iii

Setia Rini, S.Pd., M.Pd.

(4)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA ]l. Tentara Pelajar 02 Telp. (0 298) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 50721

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi Saudari: YATMI dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408234 yang

berjudul “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI

METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA

Al -IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam dalam sidang ujian jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 28 Agustus 2010 M 18 Ramadhan 1431 H

Panitia Ujian

Setia Rini, S.Pd., M.Pd.

NIP. 197505182003122002

(5)

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongm u, sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, terkecuali bagi orang-orang yang khusyu’”

(Surat al-Baqarah ayat 4 5)

“Amal yang paling utama adalah berma’rifah kepada Allah. Bahwasanya ilmu itu akan bermanfaat bila disertai dengan amal baik, amal sedikit maupun amal banyak. Bahwasanya kebodohan itu tidak akan bermanfaat baik disertai amal yang sedikit maupun amal yang banyak.”

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada

1. Suami tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Anakku, Yudist dan Dinda. Juga Sena semoga kau berbahagia disana.

3. Ayah dan Ibu yang selalu berdoa untukku.

4. Para dosenku

5. Saudara dan teman-teman sepeijuangan, semoha tetap semangat.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya. Dengan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode

Bercerita Dengan Wayang Fantasi Di Kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran

Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010”.

Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi persyaratan guna memperoleh

gelar saijana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah Program Studi

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin

mencurahkan fikiran yang dimiliki. Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak, penulian skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Untuk

itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak

yang telah membantu, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak DR. H. Sa’adi, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag., selaku Ketua Program Pendidikan Agama

Islam/Ekstensi.

4. Ibu Setia Rini, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi.

5. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga.

(8)

7. Kedua orang tua dan adik-adikku, yang selalu membimbing dan memohonkan

doa yang tulus kepadaku.

8. Suamiku tercinta yang selalu membimbingku.

9. Segenap sahabat mahasiswa PAI ekstensi angkatan 2008.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan dan jasa-jasa yang

telah diberikan selain dengan ucapan terima kasih serta doa tulus semoga Allah

SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangannya untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin ya rabbal

‘alamin.

(9)

ABSTRAK

Yatmi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Fantasi Di Kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Setia Rini, M.Pd.

Kata Kunci : Kemampuan Membaca, Metode Bercerita, Wayang Fantasi.

Penilaian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan metode bercerita dengan wayang fantasi dalam pembelajaran membaca di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran membaca? Dan apakah penerapan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa?

Hipotesis dari penelitian ini adalah metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat, keaktifan dan kemampuan membaca dalam proses pembelajaran membaca siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Pelaksanaan penelitian dapat dihentikan apabila hasilnya meningkat dibanding sebelum dikenakan tindakan. Adapun siklus yang dilakukan adalah dua siklus, masing-masing siklus dua kali pembelajaran.

Hasil penelitian pada siklus I tingkat minat siswa mencapai 70%, keaktidan siswa 57%, kemampuan siswa 70% dan pada siklus II tingkat minat siswa 72%, tingkat keaktifan 70%, dan tingkat kemampuan siswa 90%. Teijadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dikenakan tindakan.

Kesimpulan penelitian ini bahwa metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat, keaktifan dan kemampuan membaca siswa.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JU D U L ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii

HALAMAN NOTA PEM BIM BIN G ... iii

HALAMAN PENG ESA H AN ... iv

HALAMAN M O TTO ... v

HALAMAN PERSEM BAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR GAM BAR... xiv

DAFTAR LAM PIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan M asalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

E. H ipotesis... 4

F. Definisi Operasional... 5

G. Metode Penelitian... 7

(11)

1. Rancangan Penelitian... 7

2. Subyek Penelitian... 8

3. Prosedur Penelitian... 8

4. Instrumen Penelitian... 10

5. Pengumpulan data... 11

6. Analisa data... 11

H. Sistematika Penulisan... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 15

A. Kemampuan Membaca di Taman Kanak-kanak/Roudhotul Athfal ... 15

1. Pengertian Kemampuan Membaca di TK/RA... 15

2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di RA/TK. ... 16

3. Tahapan Membaca di RA/TK... 18

4. F aktor-F aktor yang mempengaruhi kemampuan membaca... 19

5. Prinsip-Prinsip pembelajaran membaca... 20

6. Pendekatan permainan membaca di TK/RA... 21

B. Metode Bercerita Dengan Wayang Fantasi... 22

1. Pengertian metode bercerita... 22

2. Pengertian Wayang Fantasi... 23

3. Fungsi cerita dalam pendidikan... 24

4. Bentuk-bentuk Pelaksanaan Metode bercerita... 27

(12)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 30

A. Gambaran Setting Penelitian... 30

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 33

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian... 43

L Hasil Tes A wal... 43

2. Hasil Siklus I ... 47

3. Hasil Siklus I I ... 52

B. Pembahasan... 58

BAB V PENUTUP... 61

A. K esim pulan... 61

B. S aran ... 62

C. P en u tu p ...,... 63

DAFTAR PU STA K A ... 65

LAM PIRAN-LAM PIRAN... 67

RIWAYAT HIDUP PENELITI... 70

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi G uru... 11

Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi M u rid ... 11

Tabel 3.1 Keadaan Guru RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010... 31

Tabel 3.2 Keadaan Siswa RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010... 31

Tabel 3.3 Keadaan Subyek Penelitian... 32

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa... 44

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan 45 Tindakan... Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Membaca Sebelum Dilaksanakan Tindakan.... 46

Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus 1... 47

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Minat Anak Dalam Siklus 1... 48

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Dalam Siklus 1 ... 50

Tabel 4.7 Hasil Test Lesan Kemampuan Membaca Dalam Siklus 1... 51

Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus II... 53

Tabel 4.9 Hasil Observasi Terhadap Minat Siswa Dalam Siklus II... 54

Tabel 4.10 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Siklus II... 55

Tabel 4.11 Hasil Test Lesan Siswa Dalam Siklus I I ... 57

Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Penelitian... 59

(14)

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK )... 9

Gambar 2 Gambar Wayang Fantasi...lampiran 1 Gambar 3 Gambar Suasana Pembelajaran dengan metode bercerita dengan

wayang fantasi...lampiran 2

DAFTAR GAMBAR

(15)

Lampiran 1. Struktur Organisasi RA Al-Ikhlas... 5

Lampiran 2. Satuan Kegiatan Harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ...6

Lampiran 3. Satuan Kegiatan Harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 8

Lampiran 4. Format Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran... 10

Lampiran 5. Daftar Nilai Pra Siklus...14

Lampiran 6. Hasil Penelitian Siklus 1...22

Lampiran 7. Hasil Penelitian Siklus I I ...27

Lampiran 8. Test Lesan Siklus 1... 22

Lampiran 9. Test Lesan Siklus I I ...26

Lampiran 10. Format Lembar Observasi Guru... 17 Lampiran 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian... Lampiran 12. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian...

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan membaca merupakan salah satu materi dari bidang

pengembangan bahasa yang harus dikembangkan di Taman Kanak-kanak

(TK) atau Raudlatul Athfal (RA). Bahkan pada kalangan masyarakat tertentu kemampuan membaca merupakan salah satu tuntutan kemampuan yang harus

dikuasai anak. Banyak sekolah dasar seringkah mengajukan persyaratan untuk

masuk di kelas satu, dengan melakukan konsep akademik terutama tes

membaca. Hal ini mendorong lembaga Pendidikan TK/RA maupun orang tua

berlomba mengajarkan kemampuan membaca dengan mengadopsi pola-pola

pembelajaran di SD/MI. Akibatnya banyak TK/RA yang tidak lagi menjadi

taman yang indah, tempat bermain, tetapi beralih fungsi menjadi sekolah TK,

sehingga pengalaman pertama anak tentang membaca tidak menyenangkan

baginya, padahal pengalaman baca tulis anak-anak usia empat dan lima tahun

meletakkan dasar penting bagi perkembangan baca tulis di masa depan.1 2

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1 Allah berfirm an:

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakari’

(Q.S. Al-Alaq:

1 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, Pendidikan Anak Usia D ini M enyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun M asuk Sekolah, Cetkalam I, PT. Indeks, Jakarta, 2008, him. 323.

2 Ahmad Hatta, Tafsir Q ur’an Perkata, Cet. ke-3, 2009, him. 592.

(17)

2

Ayat di atas merupakan bukti begitu pentingnya membaca bagi

kehidupan manusia. Dengan demikian pembelajaran membaca seharusnya

mendapat perhatian yang besar dari guru RA/TK, sehingga anak memperoleh

pengalaman membaca pertama kali di RA dengan pengalaman yang

menyenangkan, mengesankan dan memotivasi anak.

Namun dalam kenyatannya, penyampaian pengalaman membaca bagi

anak TK/RA tidak disampaikan dengan metode pembelajaran yang tepat,

sehingga anak menerima pengalaman membaca mengalami keterpaksaan,

membosankan dan tidak menarik minatnya. Di RA Al-Ikhlas Kecandran

Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, juga mengalami hal tersebut, metode dan

media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca kurang

variatif, sehingga anak tidak tertarik, bosan dan keaktifan anak dalam

pembelajaran membaca kurang.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca perlu digunakan

sebuah metode yang tepat, yang sesuai dengan karakteristik anak RA, yaitu

bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Para guru harus

memahami karakteristik dan tahapan perkembangan anak sehingga kegiatan

yang dilaksanakan sesuai dengan minat, kebutuhan dan tingkat pemahaman

anak.3

Metode bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, adalah

pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita melalui

gambar-gambar yang dibuat berupa wayang yang diberi simbol-simbol huruf,

(18)

3

melalui metode ini penyampaian pengalaman membaca disampaikan dengan

menyenangkan, mengesankan dan menarik minat anak.

Atas dasar pemikiran di atas dalam rangka meningkatkan kemampuan

membaca di RA Al-Ikhlas penggunaan metode bercerita dengan wayang

fantasi perlu diterapkan, mengingat kemampuan membaca di RA Al-Ikhlas

masih kurang, dikarenakan anak kurang tertarik dengan apa yang disampaikan

guru, dikarenakan guru belum menggunakan metode yang dapat menggali

daya tangkap, daya fikir, daya konsentrasi dan fantasi anak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas,

maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi dapat

meningkatkan minat siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti

dalam proses pembelajaran membaca?

2. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu

meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran

Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca?

3. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu

meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas

Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca?

C. Tujuan Penelitian

(19)

4

1. Peningkatan minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran

Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca melalui metode bercerita

dengan wayang fantasi.

2. Peningkatan keaktifan belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran

Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca melalui metode bercerita

dengan wayang fantasi.

3. Peningkatan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas

Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi anak

Membantu dan mendukung proses pembelajaran di RA agar lebih baik,

menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran pengenalan membaca.

2. Bagi guru

a. Memperkaya metode pembelajaran di dalam kelas

b. Memberi motivasi kepada guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam

membuat alat peraga dan media pembelajaran yang baik dan tepat bagi

anakRA

3. Bagi lembaga

Menjadi bahan masukan yang berguna untuk meningkatkan mutu

pendidikan RA

E. Hipotesis

(20)

5

1. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan

minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam

proses pembelajaran membaca.

2. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membaca pada siswa kelas A

RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti.

3. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan

kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti.

F. Definisi Operasional

Supaya tidak teijadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran

maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata ’’tingkat” yang artinya jenjang atau

bakat.4 Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan

”pe-an” maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas

selanjutnya.5

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu

yang mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat

berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju, dan sebagainya tergantung kata

sifat yang menyertai.

4 WJS. Poerwadarminto, Kamu B esar Bahasa Indonesia, Cet. 9, Balai Pustaka, Jakarta, 1999, him. 103

(21)

6

2. Kemampuan membaca

Maksud kemampuan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar

yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan tuntutan

kurikulum.

Membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenalkan

hubungan antara bahasa lidan dan tulisan (simbol huruf tulisan) dalam

rangka membangun dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan

memperhatikan prinsip-prinsip belajar di TK atau RA.

Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud peningkatan

kemampuan membaca dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam

membimbing siswa untuk mencapai kemajuan dalam menguasai

kompetensi dasar dalam mengenal hubungan bahasa lesan dan tulisan

(simbol huruf latin).

3. Metode bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman

belajar bagi anak TK/RA dengan membawakan cerita kepada anak secara

lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan tidak lepas dari

tujuan pendidikan anak TK.6

4. Wayang fantasi

Yang dimaksud wayang fantasi disini adalah gambar yang dibuat

sedemikian rupa yang membentuk wayang yang kita kenal selama ini.

(22)

7

Gambar bisa berapa benda-benda yang dikenal anak seperti buah-buahan,

matahari, bulan, bintang dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud ’’bercerita melalui

wayang fantasi” di dalam penelitian ini adalah memberikan pengalaman

belajar kepada siswa dengan membawa cerita melalui media gambar yang

dibuat seperti wayang.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berapa sebuah tindakah, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersam a7

Penelitian tindakan kelas dipilih dengan alasan sebagai berikut:8

a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap

terhadap dinamika pembelajaran di kelas

b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional

c. Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu

memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas

d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena

dia tidak perlu meninggalkan tugas pokok di kelas

e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena dituntut

melakukan upaya inofasi dalam pembelajaran

7 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan K elas, Cetakan Ke-2, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, him. 3.

(23)

8

2. Subyek penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas A RA Al-Ikhlas

Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Subyek penelitianriya

adalah siswa kelas A dan guru kelas pada sekolah tersebut tahun pelajaran

2009-2010. Penelitian ini merupakan penelitian populasi artinya semua

siswa kelas A sebanyak 20 anak menjadi subyek penelitian.

3. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut:

a. Kegiatan pra siklus; yaitu melakukan kegiatan pre tes untuk

mengetahui kemampuan awal siswa serta mengamati tingkat keaktifan

siswa.

b. Menyusun rencana penelitian meliputi: membuat perangkat

pembelajaran, meliputi rencana pembelajaran (RKH), menyiapkan

sumber, alat, dan media pembelajaran, menyusun lembar observasi,

serta menyusun alat evaluasi.

c. Melaksanakan proses pembelajaran siklus I

d. Observasi pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh

peneliti yang berkolaborasi dengan teman sejawat yang ditunjuk

sebagai observasi.

e. Melakukan analisa pelaksanaan proses pembelajaran siklus I untuk

menemukan kelebihan dan kekurangan yang dijadikan acuan untuk

(24)

9

f. Pelaksanaan siklus II kegiatannya sama dengan siklus I yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Prosedur pelaksanaan penelitian yang meliputi empat tahapan

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi.

Digambarkan sebagai berikut:9

Gambar 1. Alur PTK

Siklus I dan siklus II sebagaimana digambarkan di atas saling

terkait dan berkelanjutan. Siklus II dilaksanakan bila masih ada hal-hal

yang kurang berhasil dalam siklus I. Siklus III dilaksanakan karena siklus

II belum mengatasi masalah.10

(25)

10

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus penelitian,

dengan asalan siklus I dan siklus II sudah mengatasi permasalahan

sebagaimana dipaparkan di depan.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengumpulkan data ini adalah:

a. Dokumentasi berupa : Rencana Kegiatan Harian (RKH), buku absen,

daftar nilai siswa, catatan anekdot

b. Lembar obervasi: yaitu lembar pengamatan yang digunakan untuk

mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran

1) Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui kemampuan

guru mengelola kelas dan melakukan proses pembelajaran

membaca dengan menggunakan metode pembelajaran bercerita

dengan wayang fantasi

Aspek pengamatan terdiri dari 20 item yang masing-masing item

diberi skor (1-5). Skor 5 jika amat baik, skor 4 jika baik, skor 3 jika

cukup baik, skor 2 jika kurang baik, skor 1 jika tidak baik. Skor 20

apek pengamatan dijumlahkan kemudian dilakukan tabulasi

(26)

11

Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi Guru

Kriteria Nilai Skor

Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi Anak

Kriteria Nilai Skor

c. Catatan anekdot; catatan kejadian selama proses pembelajaran

5. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini data diambil dengan menggunakan

dokumentasi dan observasi dengan thnik mencatat dan merekap seluruh

aktifitas selama proses belajar mengajar berlangsung. Disamping itu data

juga diambil melalui penugasan (test) yang diberikan kepada siswa pada

siklus I maupun siklus II

6. Analisa data

Analisis data dari penelitian ini menggunakan tehnik analisa

(27)

12

a. Diskriptif : penyelidikan yang menuturkan, menggambarkan,

menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik

survey, interview dan observasi.11

b. Kualitatif : penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.12 Dalam

melaksanakan analisa, peneliti bergerak diantara tiga komponen yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang

aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses siklus.

Untuk mengetahui gejala yang muncul digunkana rumus

prosentase, yaitu:

Tujuan prosentase adalah untuk memperlihatkan dengan tegas

besarnya secara relatif antara dua angka atau lebih, atau dengan kata lain:

untuk menyederhanakan gambaran dari hubungan antara dua angka atau

lebih.13

Analisis dilakukan untuk membuktikan tiga pernyataan yang

dikemukakan dalam hipotesis tindakan.

11 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilm iah D asar M etode Tehnik, Edisi VII, CV. Tarsito, Bandung, 1990, him. 139.

12 L exy J. M oleong, M etode Penelitian K ualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, him. 45

(28)

13

H. Sistem atika Penulisan

Dalam penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

B A B I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Manfaat penelitian E. Definisi operasional F. Hipotesis

G. Metodologi penelitian H. Sistematika penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian metode pembelajaran B. Pengertian metode bercerita C. Pengertian wayang fantasi D. Kemampuan membaca di TK/RA BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi pelaksanaan pra siklus B. Deskripsi pelaksanaan siklus I C. Deskripsi pelaksanaan siklus II BAB IV HASIL PENELITIAN D A N PEM BAHASAN

(29)

B. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus BAB V PENUTUP

(30)

b a b n KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Membaca di Taman Kanak-kanak/Raudhotul Athfaal

1. Pengertian kemampuan membaca di TK/RA

Pengertian kemampuan membaca di TK/RA adalah kompetensi

dasar yang seharusnya dimiliki siswa RA/TK dalam mengenal hubungan

antara bahasa lisan dan tulisan (simbol) huruf dalam rangka membangun

dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip

belajar di TK tau RA.14

Pengertian membaca bagi anak usia dini, mengandung pengertian

lebih dari pada sekedar membaca. Membaca merupakan perkembangan

dari ketrampilan membaca dan menulis maupun tindakan-tindakan kreatif

dan analitis dalam memperoduksi dan memahami teks.15

Berdasarkan pengertian di atas, kemampuan membaca di TK/RA

merupakan pengenalan dalam rangka pengembangan baca tulis ditingkat

selanjutnya, sehingga pemberian pengalaman membaca bagi anak

seharusnya diberikan dengan suasana yang menyenangkan, memotivasi,

dan menarik minat atau antusias anak.

14 Departemen Agama, Pedom an Pelaksanaan Kurikulum R oudlatul Athfal, Direktur Jendral Kelembagaan Islam, Jakarta, 2005, him. 68.

15 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, Pendidikan Anak U sia D ini M enyiapkan Anak U sia Tiga, Empat, dan Lima Tahun M asuk Sekolah, Cetkalam I, PT. Indeks, Jakarta, 2008, him. 322.

(31)

16

2. Dasar-dasar pelaksanaan pembelajaran membaca di TK/RA

Di dalam pengembangan kemampuan membaca di TK/RA kita

harus tahu dasar-dasar pelaksanaan pembelajaran dan beberapa perilaku

yang harus disimpulkan dalam pembelajaran.16 Dasar tersebut antara lain:

a. Pemahaman cara anak belajar

Kita harus mengamati dan mengetahui cara anak belajar, antara

lain dapat menggunakan atau mengutamakan panca indra, berekspresi.

Pendeteksian semacam ini dapat dipakai sebagai dasar pengembangan

potensi awal anak didik lebih lanjut.

b. Wahana dan media belajar

Bermain adalah wahana belajar bagi anak TK/RA, sehingga

kesiapan sarana sangat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan

beragam kegiatan bermain. Model pembelajaran yang antraktif akan

membantu anak dalam proses pemahaman konsep.

c. Faktor-faktor teijadinya kreatifitas

Dalam pembelajaran bersama anak didik atau terjadi kreatifitas

seperti mereka mengemukakan apa yang dimiliki, mengutamakan

objek yang dilihat, pada saat-saat seperti itu anak tidak perlu

dipersalahkan, namun perlu adanya pengamatan, penghargaan, dan

bimbingan.

(32)

17

d. Belajar kelompok

Tehnik belajar kelompok disini dikemukakan dalam rangka

membantu anak dalam meningkatkan kesadaran akan mendengarkan

teman, menghargai teman, berpartisipasi, serta memberi kesempatan

teman bicara.

e. Tahap penalaran

Disini mengandung pengertian bahwa pembelajaran di TK/RA

diharapkan pada sesuatu yang kongkrit.

Berdasarkan pengertian di atas di dalam pembelajaran

membaca yang terpenting adalah suasana yang menyenangkan,

meningkatkan kreatifitas, dan mengusahakan pembelajaran yang

kontekstual, atau dalam pembelajaran mengusahakan benda-benda

yang nyata atau kongkrit. Sehingga di dalan pembelajaran membaca

anak terhindar dari kejemuan atau kebosanan akibat dari suasana

proses belajar mengajar yang tidak mendukung.

Pendidikan di TK/RA adalah pendidikan yang awal, jadi kita

harus hati-hati dalam meletakkan dasar-dasar pembelajar sehingga bisa

terhindarkan kesalahan yang fatal yang berakibat tidak baik bagi

perkembangan belajar selanjutnya. Hal ini juga berlaku dalam

pembelajaran membaca, dasar-dasar pembelajaran yang salah akan

mengakibatkan anak mempunyai “trauma” membaca, yang di

kemudian hari anak menjadi alergi membaca, jauh dari budaya

(33)

18

3. Tahap perkembangan membaca di TK/RA

Di dalam memberikan pembelajaran kemampuan membaca perlu diperhatikan berapa tahapan perkembangan membaca.17 Tahapan-tahapan perkembangan membaca antara lain:

a. Tahap fantasi

Pada tahap ini anak mulai tertarik pada buku, belajar menggunakan buku, selanjutnya anak mulai berfikir bahwa buku itu penting baginya. Pada masa ini anak memerlukan rangsangan, agar anak tertarik pada banyak buku dengan cara menunjukkan macam- macam buku yang dipandang menarik bagi anak didik.

b. Tahap pembentukan konsep diri

Pada masa ini anak telah memandang dirinya sebagai pembaca pura-pura, memberi makna pada gambar.

c. Tahap membaca gambar

Pada tahap ini anak mulai dengan melihat catatan gambar yang tampak, serta mulai mengemukakan kata untuk menanggapi gambar yang dilihat dengan kata-kata yang sudah dikenal.

d. Tahap pengenalan bacaan

Pada tahap ini anak mulai dengan melihat catatan yang tampak baik itu berbentuk gambar maupun tulisan. Pada tahap ini anak sebaiknya sering diberikan tulisan-tulisan maupun gambar-gambar untuk merangsang dan mengeksplorasi anak.

(34)

19

e. Tahap membaca lancar

Pada tahap ini anak dapat membaca, apa saja bacaan dengan

huruf yang dikenal selalu ingin dibacanya, bahkan mereka membaca

tanpa mengenal apa maksudnya.

Dengan memahami tahapan-tahapan membaca bagi anak para

guru atau orang tua akan memahami bahwa kemampuan adalah dalam

membaca akan mengalami sebuah proses berdasarkan tahapan-

tahapan. Dengan demikian kita tidak boleh memaksakan pembelajaran

membaca apabila anak belum memiliki tahapan kematangan, yang bisa

dilakukan adalah memberi rangsangan atau stimulus sehingga masa

peka anak akan muncul.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca

Bahasa merupakan sarana untuk perkembangan bahasa baca tulis.

Pengembangan kemampuan bahasa dalam rangka mempersiapkan anak

meneirma manfaat dan instruksi membaca antara lain:18

a. Pemahaman fonemik

Fonemik adalah unit terkecil dari bicara. Disini diharapkan

anak memahami bunyi huruf dalam kata. Pemahaman fonemik bisa

diberikan dengan memberikan kesempatan anak bermain mendengar

bunyi dari kata-kata yang ia dengar.

(35)

20

b. Belajar abjad

Belajar abjad adalah komponen hakiki dari perkembangan baca

tulis. Anak-anak perlu mengembangkan pengetahuan tentang abjad

agar menggunakan huruf dan ketrampilan bunyi huruf untuk membaca.

5. Prinsip-prinsip pembelajaran membaca di TK/RA

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran

membaca di TK/RA antara lain:19

a. Membangun dan meningkatkan motivasi anak. Motivasi adalah

dorongan agar anak belajar membaca, hendaknya diberikan baik oleh

guru maupun orang tua

b. Memupuk kepercayaan diri anak. Kepercayaan diri ditumbuhkan pada

diri anak agar anak tidak takut belajar membaca, membaca itu mudah

dan menyenangkan sehingga anak optimis dan mempunyai minat

belajar membaca

c. Memperhatikan waktu belajar. Hal ini berkaitan dengan kesiapan anak,

dalam menerima pembelajaran membaca

d. Pemberian hadiah dan penghargaan. Diberikan dalam rangka

mendorong anak untuk terus berhasil dalam membaca. Pemberian

hadiah tidak harus materi, sebuah pujian, ungkapan “kamu pintar”

tepuk tangan merupakan bentuk penghargaan bagi anak.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran membaca

seorang guru di dalam pembelajaran akan berhati-hati jangan sampai

(36)

21

melakukan kesalahan yang berpotensi dapat mematikan motivasi anak,

menjatuhkan harga diri anak. Kata-kata berkonotasi negatif harus

dihindarkan sebagai contoh anak yang kesulitan dalam pembelajaran

jangan sampai dikatakan “kamu bodoh”, “kamu sulit” dan lain-lain. Hal

ini akan menjatuhkan harga diri anak juga menghilangkan motivasi anak

dalam belajar membaca.

6. Pendekatan permainan membaca di TK/RA

Beberapa pendekatan permainan membaca di TK/RA adalah

metode sintesa, metode global, metode w hole-linguistic,20 a. Metode sintesa

Metode sintesa memberikan pengertian bahwa suatu unsur alur

huruf akan mempunyai makna apabila unsur itu berkaitan/berhubungan

dengan unsur atau huruf lain sehingga membentuk suatu arti. Huruf “i”

pada kata “ibu” tidak akan bermakna kalau tidak ditambah unsur “bu”.

Metode ini memperkenalkan membaca pada anak dimulai

dengan mengenal huruf. Permainan membaca seperti ini selalu dibantu

dengan gambar setiap memperkenalkan huruf.

b. Metode global

Metode global memiliki pengertian bahwa anak mengenal

sesuatu secara global (keseluruhan) dalam metode ini memperkenalkan

membaca dengan menggunakan kalimat, baru diurai menjadi unsur.

(37)

2 2

c. Metode whole-linguistic

Dalam metode ini permainan membaca dimulai dengan

menggunakan kemampuan berbahasa anak secara keseluruhan,

misalnya anak mewarnai gambar buah, kemudian diminta memberi

nama buah yang diwarnai.

Melalui metode ini diharapkan anak mempunyai kemampuan

mengamati, mendengarkan, memahami dan mengkomonikasikan

membaca gambar dan tulisan.

B. Metode Bercerita dengan Wayang Fantasi

1. Pengertian metode bercerita

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, sangat menentukan

keberhasilan sebuah pembelajaran. Metode dipilih dalam rangka mencapai

tujuan program pembelajaran.

Metode merupakan bagian dari strategi. Metode dipilih

berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode

merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai

tujuan kegiatan.21

Metode pembelajaran yang biasa diterapkan di taman kanak-kanak

ada beberapa macam, salah satunya adalah metode bercerita. Metode

bercerita adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan

membawakan cerita kepada anak secara lisan, dengan cara yang menarik

(38)

23

dan mengundang perhatian anak dengan memperhatikan tujuan pendidikan

bagi anak T K .22

Metode bercerita sangat efektif untuk mempengaruhi jiwa manusia,

dikarenakan beberapa hal,23 antara lain:

a. Cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat mumi, sehingga

pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia

b. Melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil hikmah tanpa

merasa di gurui

c. Dengan cerita dapat menyentuh berbagai aspek pembentukan

kepribadian anak-anak

2. Pengertian wayang fantasi

Yang dimaksud wayang fantasi disini adalah gambar yang dibuat

sedemikian rupa yang membentuk gambar orang, benda, buah-buahan,

matahari, bulan, bintang dan sebagainya dan lain-lain yang diberi

penyangga sebagaimana wayang yang kita kenal selama ini.

Dalam penelitian ini pembelajaran membaca akan disampaikan

melalui gambar yang dibuat seperti wayang, yang diberi simbol-simbol

huruf yang mudah dipahami oleh anak.

Wayang fantasi dibuat dengan menggunakan kertas karton tebal

yang telah diberi gambar dan diwarnai yang menarik kemudian digunting,

guntingan gambar yang telah diwarnai tadi kemudian diberi penyangga

22 Zaenal Fanani dan Bambang Bim o Suryono, Memahami Berbagai Aspek Bercerita,

Yayasan SPA, Yogyakarta, 2008, him. 6

(39)

24

dari bambu sebagaimana wayang yang kita kenal, dan diberi simbol huruf

yang mudah ditangkap anak. Bentuk dan visualisasi dapat dilihat pada

lampiran gambar wayang fantasi.

Dari uraian di atas, dapat diperoleh pengertian yang dimaksud

dengan bercerita dengan wayang fantasi adalah memberikan pengalaman

belajar kepada siswa dengan membawakan cerita melalui gambar yang

dibuat seperti wayang.

3. Fungsi cerita dalam pendidikan

a. Menyampaikan nilai-nilai kehidupan dan pendidikan

Sebagaimana kita ketahui, di dalam Al-Qur’an, dalam rangka

menyampaikan nilai-nilai pendidikan dengan melalui cerita. Kisah-

kisah umat terdahulu, kisah para nabi dalam mendakwahkan agama,

banyak diceritakan di dalam Al-Qur’an, hal ini disampaikan dalam

rangka menyampaikan nilai-nilai kehidupa agar menjadi cermin.24

Sebagaimana firman Allah:

- x / / / / / /

0 i ° s '0 s 0 s s ' i s ° S

<s

£ ^ J “U a P

j

JpxJl sJlA

Artinya : “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (Q.S. Huud: 120).

(40)

25

b. Memberi nasehat atau pengaruh positif dalam jiwa

Memberikan cerita pada dasarnya adalah memberikan nasehat

arau pengaruh positif ke dalam jiw a pendengarnya. Cerita merupakan

salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dalam memberi

pengaruh baik kepada orang dewasa maupun anak-anak. Karena dapat

mengasah rasa dan akal.25

Tugas guru disamping menyampaikan materi pelajaran, hal lain

yang tak kalah pentingnya adalah memberikan nasehat dan arahan

kepada siswa. Memberikan nasehat adalah tuntutan syar’i sebelum

menjadi tuntutan pengajaran dan pendidikan. Dari Tamim bin Aus ad-

Dari bahwa Nabi bersabda:

. V N

4J j* # ^

j

au i

JIS

aasI

(J

Slj

Artinya: “Agama adalah nasehat”. Kami bertanya "untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “untuk Allah, kitabNya, RasulNya dan para pem im pin kaum muslimin serta kalangan umum mereka ” 26

c. Cerita merupakan bagian penting pendidikan anak-anak

Melalui cerita anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan

atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas.

Bahkan cerita mampu menyentuh berbagai aspek pembentukan

kepribadian serta pembentukan karakter anak-anak. Hal ini dapat

25 Abdul A ziz Abdul Majid, M endidik dengan C erita, Cet. K e-2, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, t.th, him. 8

(41)

26

dilihat karena cerita mempunyai fungsi dan manfaat yang besar dalam

pendidikan anak-anak.

Fungsi dan manfaat tersebut antara lain:27

1) Sebagai sarana kontak batin antara pendidik (termasuk orang

tuanya) dengan anak didik

2) Sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau nilai-

nilai ajaran tertentu

3) Sebagai metode untuk memberikan bekas kepada anak didik agar

mampu melakukan proses identifikasi diri maupun identifikasi

perbuatan (akhlak)

4) Sebagai sarana pendidikan emosi (perasaan) anak didik

5) Sebagai sarana pendidikan fantasi/imajinasi/kreativitas (daya cipta)

anak didik

6) Sebagai sarana pendidikan bahasa anak didik

7) Sebagai sarana pendidikan daya pikir anak didik

8) Sebagai sarana untuk memperkaya pengalaman batin dan khasanah

pengetahuan anak didik

9) Sebagai sarana satu metode untuk memberikan terapi pada anak-

anak yang mengalami masalah psikologi

10) Sebagai sarana hiburan dan penagah kejenuhan

(42)

27

4. Bentuk-bentuk pelaksanaan metode bercerita

Pelaksanaan cerita dapat dibedakan menjadi dua yaitu bercerita

tanpa alat peraga dan bercerita dengan alat peraga.28

a. Bercerita tanpa alat peraga

Merupakan bentuk bercerita paling tua, bisa dilakukan oleh

siapapun. Dalam pelaksanaannya yang perlu diperhatikan oleh guru

adalah mimik (ekspresi muka), pantomin dan suara guru harus

menolong fantasi anak terhadap hal-hal yang diceritakan guru.

b. Bercerita dengan alat peraga

Alat peraga disini dimaksudkan untuk memberikan kepada anak suatu

tanggapan/fantasi yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam

sebuah cerita.

1) Bercerita dengan alat peraga langsung

Yaitu kegiatan bercerita yang dilakukan oleh guru dengan

menggunakan alat peraga langsung berupa benda asli atau benda

sebenarnya.

2) Bercerita dengan alat peraga tak langsung

a) Bercerita dengan benda tiruan

Dalam kegiatan bercerita ini guru menggunakan benda-benda

tiruan sebagai alat peraga, misalnya binatang tiruan, buah

tiruan.

(43)

28

b) Bercerita dengan menggunakan gambar

Gambar yang digunakan sebagai alat peraga dalam bercerita

bisa berupa gambar lepas, gambar dari buku atau gambar seri.

c) Bercerita dengan menggunakan papan flanel

Alat peraga yang digunakan adalah papan flanel beserta

potongan-potongan gambar lepas. Gambar tersebut melukiskan

hal-hal yang akan disajikan dalam sebuah cerita. Dalam

pelaksanaannya sambil bercerita guru meletakkan potongan

gambar tersebut di papan flanel.

d) Membacakan cerita

Di sini guru membacakan cerita dari sebuah buku kepada anak.

Buku yang digunakan untuk membacakan cerita. Buku

bergambar yang di bawah gambar tersebut ada kalimat

sederhana.

e) Sandiwara boneka

Bercerita dengan sandiwara boneka memperlukan keahlian dari

guru karena dalam pelaksanaannya ada kalanya menggunakan

panggung dan bermacam-macam boneka agar pelaksanaan

cerita dapat menarik anak untuk menikmati cerita.

Berdasarkan uraian di atas, metode bercerita sangat efektif

diterapkan di lembaga pendidikan TK/RA, mengingat usia anak TK/RA

(44)

29

menanamkan nilai-nilai baik nilai-nilai agama, sosial, emosi, kemandirian,

maupun sikap perilaku.

Dengan menerapkan metode bercerita dengan wayang fantasi kita

bisa menyampaikan materi pembelajaran juga menananmkan nilai-nilai

agama, sosial, kemandirian maupun sikap-sikap perilaku dengan suasana

yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Dengan suasana yang

menarik dan menyenangkan materi akan mudah diterima juga nilai-nilai

(45)

BAB i n

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis

Penelitian ini dilaksanakan di RA Al-Ikhlas Kecandran yang

beralamat di salah satu desa di Kota Salatiga yaitu Desa Gamol Kelurahan

Kecandran Kecamatan Sidomukti. RA Al-Ikhlas berada di sebuah desa

yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Semarang yaitu

dengan Desa Polobuga (Kecamatan Getasan) dan Desa Gedangan

(Kecamatan Tuntang) sehingga sebagian anak didik juga berasal dari

daerah perbatasan, yaitu dari Polobuga.

RA Al-Ikhlas merupakan RA yang gedungnya berada satu atap

dengan MI yaitu MIN Gamol Kecandran, satu-satunya MI Negeri di Kota

Salatiga, yang jumlah muridnya selalu terbanyak diantara MI-MI di Kota

Salatiga.

2. Keadaan Guru dan Murid

a. Keadaan Guru

Berdasarkan data yang diperoleh, keadaan guru RA Al-Ikhlas

Kecandran adalah sebagai berikut:

(46)

31

Tabel 3.1.

Keadaan Guru RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010

No Nama L/P Tempat tgl

lahir Jabatan Ijazah Status Alamat

1 Yatmi, A.Ma. P Kab. Semarang,

3 Turfiati Khaqiqah, S.HiP.

P Kab. Semarang, 08/04/1985

Guru SI Syariah GTY Kecandran

4 D w i Ratnawati P Kab. Semarang, 2 9 /07/1984

Guru D 2 Komputer

GTY Lopait

Sumber: D ata Prim er

b. Keadaan Murid

Keadaan siswa RA Al-Ikhlas Kecandran pada tahun pelajaran

2009/2010, ditinjau dari jenis kelamin serta umur adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2. Keadaan Siswa RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010

No Kelas

Sumber: D ata Prim er

3. Struktur Organisasi RA Al-Ikhlas Kecandran

Dalam melaksanakan tugas belajar mengajar di RA Al-Ikhlas

terdapat struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah,

(47)

32

bawah Lembaga Pendidikan M a’arif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran 1.

B. SUBYEK PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK OBYEK

PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas A RA Al-Ikhlas

Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010,

dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa

putri. Dengan mata pelajaran yang dijadikan obyek penelitian adalah

kemampuan membaca.

Dalam penelitian ini juga bekeija sama dengan rekan sejawat yang

bertindak sebagai observer dalam mengamati proses belajar mengajar.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2010. adapun

keadaan subyek penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Keadaan Subyek Penelitian

No Nama Tempat tanggal lahir

1 Jihan Hasna Aisyiya Salatiga, 03/01/2005

2 Elga Bagas Saputra Kab. Smg, 27/06/2004

3 Abde Nigara Ahma H. Salatiga, 04/06/2004

4 Zaulfa Adilla Safitri Salatiga, 05/02/2004

5 Agus Kristian Salatiga, 12/08/2004

6 Ramaditian Salatiga, 23/10/2004

(48)

33

8 Najwa Aisyia Putri Salatiga, 21/05/2005

9 Is wan Widodo Salatiga, 01/01/2005

10 Faizal Aditia Hermawan Salatiga, 01/12/2004

11 Amelia Sahad Salatiga, 04/06/2004

12 Noval Raymadhon Salatiga, 02/11/2004

13 Rama Mufti Tabah Penemuan Salatiga, 30/03/2005

14 Anisa Salsa Novita Sari Salatiga, 18/07/2004

15 Dwi Restu Saputra Salatiga, 23/09/2005

16 Viona Intan Diah Kusuma Salatiga, 29/11/2004

17 Vina Lutfiana Salatiga, 30/11/2005

18 Anna Iryani Ifah Salatiga, 20/07/2005

19 Devi Kumia Sari Salatiga, 25/12/2004

20 Zidane M. Fahrezi Salatiga, 05/05/2005

Sumber: D ata P enulis (2010)

C.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus

dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang di disain dalam faktor yang

diteliti. Kekurangan pada siklus akan dipeprbaiki di siklus kedua.

Untuk melihat prestasi belajar siswa dilakukan pre test, kemudian test

pada siklus satu maupun dua. Untuk mengetahui minat dan keaktifan siswa

dalam pembelajaran digunakan lembar observasi.

Adapun prosedur dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan,

(49)

34

1) Deskripsi Siklus I

Siklus I merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran kemampuan

membaca dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi.

Kegiatannya meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

A) Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan ini guru membuat rencana

pembelajaran dengan menerapkan metode bercerita dengan wayang

fantasi. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti meliputi:

1. Membuat rencana pembelajaran yang di RA lebih dikenal dengan

Rencana Kegiatan Harian (RKH).

2. Menyiapkan materi, dalam hal ini peneliti menyiapkan materi

cerita sederhana untuk menjelaskan huruf-huruf yang ingin

diajarkan melalui metode bercerita dengan wayang fantasi.

3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran yaitu membuat wayang

fantasi.

4. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan

siswa selama proses belajar mengajar.

5. Membuat lembar soal test.

B) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada

tanggal 24 Mei 2010 dan 26 Mei 2010 di RA Al-Ikhlas Kecandran

dengan jumlah siswa 20 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

(50)

35

skenario pembelajaran yang telah dirancang. Pengamatan atau

observasi dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan belajar

mengajar.

1. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang pertama pada tanggal

24 Mei 2010 dilaksanakan di dalam kelas. Kegiatan meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan

tersebut digambarkan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam

2. Presensi siswa

3. Apersepsi

b) Kegiatan Inti

1. Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, yaitu

wayang nanas, mangga, jeruk.

2. Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada dalam wayang

fantasi yang ditirukan oleh siswa, yaitu huruf n, huruf m

dan huruf j yang ada dalam wayang fantasi. c) Kegiatan Akhir

Penilaian

Secara bergiliran siswa maju ke depan menjawab test lesan

yang sudah dipersiapkan guru.

2. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang kedua yang

(51)

36

akhir di luar kelas dengan kegiatan meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti, kegiatan akhir.

a) Kegiatan awal

- Kegiatan penataan tempat dan posisi anak

- Presensi dan apersepsi

b) Kegiatan inti

- Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi

- Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada dalam wayang

fantasi “nanas”, “mangga”, “jeruk”.

- Guru membaca huruf-huruf yang ada dalam wayang fantasi

kemudian ditirukan oleh seluruh siswa.

- Guru mendekati anak, kemudian menyebutkan huruf-huruf

yang ada dalam wayang fantasi.

c) Kegiatan akhir

Penilaian dengan meminta siswa maju ke depan kelas

menjawab test lisan yang sidah disiapkan oleh guru.

C) Observasi

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan yang

dicapai selama dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi bertujuan untuk

memperoleh data kemampuan guru mengelola proses pembelajaran

membaca dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang

(52)

37

Observasi ju ga digunakan untuk m engetahui sejauhm ana minat sisw a dan keaktifan sisw a selam a m engikuti pembalajaran m em baca dengan m engunakan m etode bercerita dengan w ayang fantasi.

Pada siklus I dijum pai hal-hal sebagai berikut:

1. Pada pertemuan pertama sisw a yang duduk di belakang kurang m em perhatikan guru.

2. Suara guru dalam bercerita terlalu lem but sehingga anak yang di belakang kurang m emperhatikan.

D) Refleksi

R efleksi dilakukan terhadap hasil belajar sisw a setelah dilakukan evaluasi dari pelaksanaan siklus I. D ari hasil evaluasi dapat diketahui kelem ahan atau kekurangan yan g m ungkin dapat disem purnakan dalam siklus n . Langkah ini ditem puh dalam rangka m em buat perubahan p o sitif terhadap kem am puan m em baca sisw a, keaktifan sisw a dalam pem belajaran m em baca, serta peningkatan m inat sisw a terhadap proses pem belajaran m em baca.

D i dalam kegiatan pem belajaran pada siklus I terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki, yang dipergunakan sebagai acuan untuk m erencanakan siklus II.

Hal-hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki adalah: 1. Guru perlu pem benahan dalam pengelolaan kelas sehingga anak

(53)

38

2. Guru harus meningkatkan kreatifitas dalam bercerita terutama

perubahan intonasi dalam bercerita untuk menyampaikan

pembelajaran.

2) Deskripsi Siklus n

Siklus II merupakan siklus pemantapan, artinya apa yang sudah

diperoleh pada siklus I dilaksanakan lagi pada siklus II ditambah dengan

perbaikan kekurangan-kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan atau

dua kali tatap muka.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2010, sedangkan

pertemuan kedua dilaksanakan pada yanggal 3 Juni 2010 dilaksanakan di

kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran. Pembelajaran dilaksanakan di lur kelas

tepatnya di halaman sekolah, dengan menggunakan karpet plastik sebagai

alas duduk anak-anak. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada

pertemuan 1 dan 2 pada siklus 13 ini adalah sejumlah 20 anak.

A) Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan adalah:

1. Menyusun rencana kegiatan harian (RKH) untuk pertemuan siklus D.

2. Membuat atau menyiapkan materi dalam hal ini peneliti

menyiapkan cerita untuk menjelaskan simbol-simbol huruf yang

ingin dikuasai anak.

3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran dalam hal ini guru

(54)

39

simbol-simbol huruf, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 2.

4. Mengubah penataan kelas, yaitu menyiapkan pembelajaran di luar

kelas, agar terjadi interaksi yang lebih dekat antara guru dan siswa.

5. Membuat lembar test lesan untuk mengetahui tingkat kemampuan

membaca siswa.

6. Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi

belajar mengajar. Untuk memperoleh gambaran tingkat keaktifan

dan minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi.

B) Pelaksanaan

1. Pelaksanaan Tindakan pada pertemuan pertama

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada

yanggal 1 Juni 2010. Berdasarkan perencanaan atau skenario yang

telah dibuat pada rencana kegiatan harian (RKH) adapun prosedur

pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam, mengajak anak bernyanyi dan

bertepuk tangan.

2. Guru melakukan presensi.

3. Apersepsi.

b. Kegiatan Inti

(55)

40

2. Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, yaitu

wayang rumah, wayang pohon dan wayang tomat.

3. Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada di dalam wayang

fantasi, kemudian dibaca bersama-sama, yaitu huruf r,

huruf p dan huruf t.

4. Guru mengulang beberapa kali hingga anak menunjukkan

kepahaman.

c. Kegiatan Penutup

1. Melakukan evaluasi dengan meminta siswa maju satu per

satu menjawab test lisan yang disiapkan guru.

2. Pelaksanaan Tindakan pada pertemuan kedua.

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal

3 Juni 2010. Dengan memperhatikan skenario yang telah dibuat

pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) Adapun prosedur

pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam, mengajak anak bergerak sesuai

dengan irama lagu.

2. Guru melakukan presensi.

3. Guru melakukan apersepsi.

b. Kegiatan Inti

1. Siswa melakukan penataan kelas, yang bertempat di

(56)

41

2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode bercerita

dengan menggunakan wayang fantasi.

3. Guru menjelaskan huruf yang ada pada wayang fantasi

kemudian dibaca bersama-sam, yaitu huruf “r-u-m -a-h”

pda wayang rumah, huruf “p-o-h-o-n ” pada wayang pohon, dan huruf “t-o-m -a-t” pada wayang tomat.

c. Kegiatan Akhir

Melakukan evaluasi dengan test lesan kepada semua siswa.

C) Observasi

Seperti halnya dalam siklus I, pada siklus II ini juga

dilaksanakan observasi selama proses belajar mengajar yang teijadi di

siklus II. Observasi dilakukan baik pertemuan satu maupun pertemuan

kedua pada siklus II.

Dalam kegiatan observasi dikumpulkan data-data sebagai

berikut:

a. Hasil observasi terhadap guru dalam memberikan pembelajaran

membaca pada siklus II.

b. Hasil observasi terhadap siswa dalam hal keaktifan dan minat

siswa dalam pembelajaran membaca melalui metode bercerita

dengan wayang fantasi.

c. Hasil evaluasi untuk mengetahui kemampuan membaca siswa.

d. Dokumen berupa RKH, alat evaluasi, dafta nilai, lembar observasi

(57)

42

D) Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan

serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat

merefleksikan diri dengan melihat data observasi, baik observasi

terhadap guru melalui lembar observasi guru, maupun observasi siswa

melalui lembar observasi siswa. Di samping itu juga hasil test

kemampuan belajar siswa.

Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan

dipergunakan sebagai acuan untuk menarik suatu kesimpulan apakah

metode bercerita dengan wayang fantasi dapat:

a. Maningkatkan minat siswa dalam pembelajaran membaca di kelas

A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

tahun pelajaran 2009/2010.

b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca di

kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga tahun pelajaran 2009/2010

c. Meningkatkan kemampuan membaca di kelas A RA Al-Ikhlas

Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Setelah data terkumpul melalui lembar observasi dan hasil test pra

siklus maupun siklus I dan siklus II, data tersebut dianalisis sebagaimana

disampaikan dalam bab I yaitu dengan menggunakan rumus prosentase29.

Dengan rumus:

P = — xl00% N K eterangan:

P : Prosentase N : Jumlah obyek F : Frekuensi

Dengan penskoran observasi siswa nilai baik (B) skor 10, cukup (C) skor 7,5,

nilai kurang (K) di bawah 5,0. Sedangkan untuk observasi guru kemampuan

guru A (amat baik) skor 86-100, B (baik) skor 71-85, C (cukup) skor 56-70, D

(kurang) skor 40-55, E (tidak baik) skor kurang dari 40.

1) Minat Belajar Siswa

Melalui observasi yang dilaksanakan sebelum dilaksanakan

tindakan adalah sebagai berikut:

29 Marzuki, opcit. him 8.

(59)

44

Tabel 4.1.

Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan

5 Agus Kristian 2,5 Y

6 Ramaditian 10 Y

7 M. Maulana 50 Y

8 Najwa Aisyiya 50 Y

9 Iswan Wibowo 50 Y

10 Faizal Aditia 2,5 Y

11 Amelia Sahad 2,5 Y

12 Noval Raymadon 2,5 Y

13 Rama Mufti Tabah 10 Y

14 Anisa Salsa 7,5 Y

15 Dwi Restu 7,5 Y

16 Viona Intan 2,5 Y

17 Vina Lutfiana 50 Y

18 Ana Iryani 7,5 Y

19 Devi Kumia 7,5 Y

20 Zidane M. 50 Y

Sumber : D ata Penulis (2010)

Dari hasil observasi di atas tingkat minat siswa dalam

pembelajaran membaca masih rendah dengan bukti dari 20 siswa hanya 4

anak yang mempunyai minat baik atau 20%, yang minat cukup hanya 25%

atau hanya 5 anak sedangkan yang rendah/kurang sejumlah 11 anak atau

(60)

45

2) Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca sebelum

dilaksanakan tindakan adalah 25% yang mempunyai keaktifan baik atau

hanya 5 orang anak, sedangkan keaktifan cukup hanya 6 orang atau 30%

sedangkan yang memiliki keaktifan kurang mencapai 9 anak atau 45%.

Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan

Responden Jumlah

5 Agus Kristian 2,5 ✓

6 Ramaditian 7,5 Y

7 M. Maulana 50 Y

8 Najwa Aisyiya 2,5 Y

9 Iswan Wibowo 2,5 Y

10 Faizal Aditia 10 Y

11 Amelia Sahad 2,5 Y

12 Noval Raymadon 2,5 Y

13 Rama Mufti Tabah 10 Y

14 Anisa Salsa 10 y

15 Dwi Restu 7,5 Y

16 Viona Intan 2,5 Y

17 Vina Lutfiana 7,5 Y

18 Ana Iryani 7,5 Y

19 Devi Kumia 7,5 Y

20 Zidane M. 7,5 Y

(61)

46

3) Kemampuan Membaca Siswa

Berdasarkan pre-test yang dilakukan, kemampuan membaca sebelum dilaksanakan tindakan adalah 25% berkemampuan baik, 25%

berkemampuan cukup, dan 50% berkemampuan 50% berkemampuan

kurang. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3.

Hasil Kemampuan Membaca Sebelum Dilaksanakan Tindakan

Responden Jumlah

5 Agus Kristian 2,5

y

6 Ramaditian 10 ✓

7 M. Maulana 2,5 y

8 Najwa Aisyiya 2,5 V

9 Iswan Wibowo 50 V

10 Faizal Aditia 7,5

y

11 Amelia Sahad 2,5

y

12 Noval Raymadon 2,5

y

13 Rama Mufti Tabah 10

y

14 Anisa Salsa 10

y

15 Dwi Restu 2,5

y

16 Viona Intan 2,5

y

17 Vina Lutfiana 7,5

y

y

18 Ana Iryani 2,5

19 Devi Kumia 7,5

y

20 Zidane M. 7,5

V

Gambar

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK).................................................9
Gambar bisa berapa benda-benda yang dikenal anak seperti buah-buahan,
Gambar 1. Alur PTK
Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait