• Tidak ada hasil yang ditemukan

J U R U S A N TARBIYAH PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "J U R U S A N TARBIYAH PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALATIGA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus SD Negeri Tingkir Lor 02 Kec. Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SURI P

NIM: 11408021

J U R U S A N TARBIYAH

PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I

S A L A T I G A

(2)

Saudara Surip

Kepada

Yth : Ketua STAIN Salatiga Di-Salatiga

ASSALAMUALAIKUM, WR.WB

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Surip

NIM : 11408021

Jurusan ; Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi . PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS

MENGAMALKAN SHALAT WAJIB (Studi Kasus SD N Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2009/2010)

Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

(3)

Website:wvmsta/«sq/qfzgaacT</E-mail:administrasi@stainsalatiga.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

J u d u l: PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS MENGAMALKAN SHOLAT WAJIB ( Studi Kasus SD N Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga) TAHUN 2009/2010

Nama : Surip NIM : 11408021

P ro g d i: Pendidikan Agama Islam (PAI)

25 September 2010

Salatiga,

16 Syawall431H

Panitia Ujian

(4)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Surip

NIM : 11408021

Judul : PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS MENGAMALKAN SHOLAT WAJIB (Studi Kasus SD N Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga) TAHUN 2009/2010

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa judul skripsi ini adalah benar-benar karya saya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, dan apabila dikemudian hari terbukti

pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik apapun.

Salatiga, 25 September 2010 Yang membuat pernyataan

(5)

J k j I S

j j

SjlLalb ^13

a

\

'JA

j

. ^ j s a t t u i i r ^ a r y

“Daw perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan

bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.(QS. Thaha, 20:132)

(6)

Dengan segala kerendahan hati skripsi ini penulis persembahkan

kepada:

1. Suami dan anak-anakku tercinta, yang selalu membimbing,

mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun

spritual bagi kelancaran studyku, semoga Allah senantiasa

meridhoinya.

2. Rekan-rekan guru di Dinas Pendidikan Kota Salatiga

3. Rekan-rekan di jurusan PAI Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga

(7)

Tuhan YME yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang beijudul “PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS MENGAMALKAN SHOLAT WAJIB (Studi Kasus SD N Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga) TAHUN 2009/2010)”.

Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswattun khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Alloh SWT. Sebagai insan yang lemah penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini merupakan bukanlah tugas yang ringan, tetapi tugas yang yang berat.

Skripsi ini tidak akan mungkin selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Juz’an, M.Hum,selaku pembimbing sekripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Drs.Zaenal Abidin, selaku Kepala SD Tingkir Lor 02 yang memberikan ijin penulis untuk melaksanakan penelitian.

4. Keluarga ku: Suamiku dan anak-anakku atas dukungan yang diberikan selama ini.

5. Semua Guru SD Tingkir Lor 02 yang telah memberikan dukungan.

6. Siswa-siswi SD Tingkir Lor 02 yang dalam pelaksanaan penelitian telah turut berpartisipasi dan semua pihak yang telah membantu terselesaikanya skripsi ini.

7. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilas buku yang sangat membantu sehingga dapat dijadikan referensi.

8. Rekan - rekan sepeijuangan yang selalu memberikan motivasi.

Semoga amal baik dan seluruh bantuanya dicatat oleh Allah Swt sebagai amal shaleh. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bias berdo’a, semoga SWT

(8)

Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.

Amin-amin yarobbal ‘ alamin

Salatiga, 25 September 2010

Penulis

(9)

Dalam hal pendidikan agama, kemampuan siswa dalam membaca Alquran, melaksanakan ibadah wajib juga mengalami pengaruh yang cukup besar. Khusus untuk pelaksanaan sholat wajib, berdasarkan pengamatan dan penilaian yang dilakukan saat ujian praktik, siswa banyak yang belum mampu melaksanakan sholat wajib dengan baik dan tertib. Hal tersebut lebih banyak dipengaruhi karena siswa tidak melaksanakan sholat wajib dengan baik dan tertib. Selain itu faktor bimbingan orang tua yang sangat kurang berakibat terhadap lemahnya pengawasan terhadap anak-anaknya dalam menjalankan ibadah sholat.

Rumusn masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan sholat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010? Sehingga tujuan penelitianya adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan sholat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010 Salatiga. Jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 34 orang siswa. Pengumpulan Data dilakukan dalam penelitiaan ini adalah metode angket untuk bimbingan orang tua dan intensitas mengamalkan sholat wajib. Analisis dalam penelitian ini mengnakan analisis korelasional.

Hasil penelitian menunjukkan Bimbingan orang tua berpengaruh terhadap intensitas mengamalkan sholat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Salatiga, dimana nilai r hitung sebesar 0,445 lebih besar dari tabel 1% dan 5 %.

(10)

HALAMAN JUDUL... i

F. Definisi Operasional... 6

G. Metode Penelitian... 7

H. Sistematika Penulisan... 9

BAB H KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan Orangtua... 11

B. Definisi Shalat... 23

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SD N Tingkir Lor 0 2 ... 33

B. Keadaan Responden... 37

(11)

B. Analisis Pengolahan D ata... 53 C. Analisis Uji Hipotesis... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 58 B. Saran... 58

DAFTAR PUSTAKA... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

TABEL I DAFTAR GURU SD N TINGKIR LOR 02

TABEL II JUMLAH SISWA SD N TINGKIR LOR 02

TABEL IB DAFTAR NAMA RESPONDEN

TABEL IV JAWABAN ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA

TABEL V JAWABAN ANGKET INTENSITAS SHALAT

TABEL VI NILAI ANGKET BIMBINGAN ORANGTUA

TABEL VII INTERVAL NILAI BIMBINGAN ORANGTUA

TABEL VII NOMINASI BIMBINGAN ORANGTUA

TABEL IX KLASIFIKASI BIMBINGAN ORANGTUA

TABEL X HASIL ANGKET INTENSITAS SHALAT WAJIB

TABEL XI INTERVAL INTENSITAS SHALAT WAJIB

TABEL XII NILAI NOMINASI INTENSITAS SHALAT WAJIB

TABEL XIII INTERVAL INTENSITAS SHALAT WAJIB

TABEL XIV TABEL KORELASI

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan sekarang ini, baik yang berlangsung di

sekolah maupun di dalam keluarga seringkali dijumpai adanya pelanggaran-

pelanggaran terhadap disiplin yang dilakukan oleh anak, sehingga kadang-

kadang sikap anak kurang terarah dan terkontrol, yang dikarenakan

rendahnya disiplin dari anak. Perilaku anak yang kurang terarah tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perilaku dalam

keluarga, perilaku dalam masyarakat, dan perilaku inisiatif pada anak sebagai

akibat interaksinya dengan keluarga maupun masyarakat1. Dalam usia

sekolah dasar biasanya perilaku anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan

keluarga, mengingat interaksi dengan lingkungan masyarakat masih kurang.

Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan,

baik pendidikan di lingkungan sekolah maupun yang berlangsung di dalam

keluarga. Keberhasilan pendidikan anak sangat ditentukan oleh pendidikan di

dalam keluarga, dan hal ini tidak lepas dari pendidikan yang diterima anak

pada saat sekolah. Lingkungan di sekolah hanya menjadi suatu lembaga

pelayanan dan membantu pengembangan pendidikan pada anak, dalam waktu

yang terbatas. Dengan situasi dan kondisi di sekolah seperti itu, maka

keberhasilan utama pendidikan anak sangat ditentukan oleh pendidikan di

1 Moh Shocib, Pola Asuh Orang tua, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, hal. 62

(14)

dalam keluarga, orang tua yang sangat bertanggung jawab. Secara kodrati

dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasi kepada anak, mengasuh anak,

benar-benar merupakan tanggung jawab yang berat. Pada anak usia tingkat

sekolah dasar, merupakan masa kritis perkembangan kemampuan kognitif,

kemandirian, koordinasi motorik, kreatifitas dan yang terpenting adalah sikap

positif terhadap hidup. Dengan demikin keluarga merupakan salah satu

lembaga yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian

tujuan pendidikan umum.

Pendidikan di dalam keluarga akan tercapai jika anak telah mampu

mengontrol perilaku sendiri dengan acuan dari nilai-nilai moral yang

terinternalisasi yang meliputi esensiasi penataan situasi dan kondisi yang

dapat mengundang anak secara sukarela untuk menyeburkan diri ke dalam

kehidupan sesuai nilai-nilai moral sehingga dapat dijadikan dasar untuk

berperilaku yang berdisiplin diri. Jika anak mampu berdisiplin diri, maka

secara maknawi anak memiliki kemampuan mengantisipasi, mengakomodasi,

dan tidak berperilaku yang menyimpang.

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa keluarga merupakan “Pusat

Pendidikan” yang pertama dan yang terpenting karena keluarga selalu

mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia2. Di samping itu

orang tua dapat menanamkan budi kebatinan yang sesuai dengan

kebutuhannya sendiri dalam jiwa anak-anaknya. Untuk itu orang tua yang

(15)

utama dan tidak bisa dibatalkan orang lain. Sehubungan dengan itu, disiplin

diri sangat diperlukan bagi anak agar memiliki budi pekerti yang baik.

Anak dalam masa perkembangan (usia sekolah dasar) merupakan

masa terpenting bagi anak untuk membentuk kepribadian yang baik, dimana

diperlukan input dari orang tua sebagai orang terdekat dengan anak.

Perkembangan lingkungan telah banyak memberikan pengaruh terhadap

perilaku anak. Untuk itulah orang tua perlu memberikan pengawasan dan

perhatian kepada anak-anaknya sehingga perilaku anak sesuai dengan yang

diharapkan3.

Salah satu bentuk pendidikan yang dilakukan oleh orang tua adalah

mendidik anak untuk disiplin dalam segala hal, yang dimulai dari hal-hal

yang kecil sampai dengan yang besar. Mendidik dan membimbing anak

merupakan hal yang penting, mengingat orang tua merupakan orang yang

paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Anak akan

menjadi anak yang baik jika orang tuanya memberikan bimbingan yang baik,

demikian sebaliknya.

Anak-anak di SD Negeri Tingkir Lor 02 Kota Salatiga merupakan

anak yang tumbuh di kota kecamatan yang cukup ramai. Keadaan orang tua

siswa yang sebagian berprofesi sebagai karyawan perusahaan menjadikan

peran bimbingan orang tua terhadap anak tentu sangat kurang. Orang tua

berangkat ketika anak belum bangun tidur dan pulang ketika anak sudah

mau tidur lagi. Dampaknya adalah orang tua tidak sempat memberikan

(16)

bimbingan terhadap anak-anaknya. Anak lebih banyak dipengaruhi oleh

factor lingkungan dan media televisi.

Dalam hal pendidikan agama, kemampuan siswa dalam membaca al

qur'an, melaksanakan ibadah wajib juga mengalami pengaruh yang cukup

besar. Khusus untuk masalah pelaksanaan shalat wajib, berdasarkan

pengamatan dan penilaian yang dilakukan saat ujian praktik, siswa banyak

yang belum mampu melaksanakan shalat wajib dengan baik dan tertib. Hal

tersebut lebih banyak dipengaruhi karena siswa tidak melaksanakan shalat

wajib dengan tertib. Selain itu factor bimbingan orang tua yang sangat

kurang berakibat terhadap lemahnya pengawasan terhadap anak-anaknya

dalam menjalankan ibadah shalat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut : "Adakah pengaruh bimbingan orang tua

terhadap intensitas mengamalkan shalat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02

Tahun 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap intensitas

(17)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah "Ada pengaruh yang positif

dan signifikan antara bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan

shalat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010"

E. Kegunaan Penelitian

Dari beberapa masalah yang dirumuskan diatas setelah diperoleh

jawaban, maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya

berkaitan dengan masalah pola asuh orang tua.

b. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis di masa yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi orang tua siswa sebagai bahan masukan untuk lebih

memperkuat pengawasan terhadap anak.

b. Bagi para guru sebagai pertimbangan tentang pentingnya

mengupayakan pola pendidikan yang baik agar tercapai kemandirian

belajar pada siswa secara optimal.

c. Bagi para siswa dapat menambah pengetahuan tentang bimbingan

belajar sehingga mereka mampu mencapai pribadi yang mandiri

(18)

F. Definisi Operasional 1. Pengaruh

Pengaruh didefinisikan sebagai daya yang ada atau timbul dari

sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang4.

2. Bimbingan orang tua

Bimbingan adalah kegiatan membimbing, mengarahkan agar

sesuai dengan apa yang diharapkan5. Orangtua adalah ayah ibu kandung

atau orang yang membesarkan kita6. Adapun indikatornya adalah:

a. Memberikan contoh pada anak

b. Mengarahkan anak untuk berbuat

c. Menyerahkan pendidikan pada orang yang lebih mampu (ustadz,

kyai)

3. Intensitas

Intensitas adalah tingkat keseringan atau biasa disebut dengan

frekuensi7.

4. Shalat

Shalat adalah perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbiratul ihram dan disudahi dengan salam, yang dengannya kita

4 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Yrama Widya, 2008, hal.424 5 Ibid, him. 51

6 Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hal.

388

(19)

beribadat kepada Ailah sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan8.

Sedangkan indicator intensitas shalat wajib adalah:

a. Tinggi (tertib, tepat waktu)

b. Sedang (tertib, belum tepat waktu)

c. Rendah (tidak tertib, tidak tepat waktu)

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian

yang menjelaskan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat

serta menguji hipotesis yang diajukan9

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD N Tingkir Lor 02 Kota

Salatiga. Waktu penelitian akan dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan

selesai

3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu

wilayah yang memiliki karakteristik tertentu10. Dalam penelitian ini

populasinya adalah seluruh siswa kelas IV SD N Tingkir Lor 02

sebanyak 34 orang siswa.

(20)

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek

penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh

populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah

penelitian populasi11.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuesioner (daftar pertanyaan). Metode kuesioner dipakai untuk

mendapatkan data variabel pola bimbingan orang tua dan intensitas

melaksanakan ibadah salat wajib. Kuesioner dibagikan kepada

responden.

5. Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul digunakan analisa

statistik dengan rumus sebagai berikut:

a. Rumusan Prosentase

P = — *100%

N

.P : Angka prosentase yang diberi

F : Frekuensi dari jawaban

N : Jumlah Responden 11

(21)

Rumus ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh

bimbingan orangtua terhadap intensitas melaksanakan shalat wajib

siswa SDN Tingkir Lor 02 Salatiga,

b. Rumus korelasi Product Moment

Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kualitatif

•£xr-r>, = N

' y y ,

2 - N 1 Y 2 ~

(Z ^)2

N J)

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara x dan y

x : skor variabel x

y : skor variabel y

N : Jumlah responden

X : hasil kuadrat variabel x

Y : Hasil kuadrat variabel Y

XY : Produk dari X kali Y

£ : Sigma (jumlah)

H. Sistematika Penulisan

Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman

persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,

(22)

Sedangkan bagian inti terdiri dari:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis penelitian, dan

kegunaan penelitian dan metode penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teori tentang bimbingan

orangtua dan shalat.

Bab IH Laporan Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi

penelitian dan subjek penelitian serta penyajian data.

Bab IV Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan

pembahasan.

BabV Penutup, berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka dan

(23)

A. Bimbingan Orangtua

Bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan, dan

bantuan atau pertolongan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan.

Tetapi sekaligus bimbingan merupakan pertolongan, namun tidak semua

pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan. Orang dapat memberikan

bimbingan kepada anak yang jatuh agar bangkit, tetapi ini bukan merupakan

bimbingan. Pertolongan yang merupakan bimbingan mempunyai sifat-sifat

lain yang harus dipenuhi1.

Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun.

Bimbingan merupakan suatu tuntutan. Hal ini mengandung suatu pengertian

bahwa di dalam memberikan bimbingan, apabila keadaan menuntut, adalah

kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif,

yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya. Di samping itu

bimbingan juga mengandung pengertian memberikan pertolongan dengan

menentukan arah dengan diutamakan kepada yang dibimbingnya.

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi

1 Sofyan S. Willis, Konseling Individual, Bandung, Alfabeta, 2009, him. 38

(24)

kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan

individu itu dapat mencapai kesejahteraannya2.

Kegiatan bimbingan merupakan salah satu cara mengatasi

permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam proses pendidikan.

Dengan diberikannya materi bimbingan diharapkan pada siswa mempunyai

kemandirian yang tinggi dalam belajarnya, sehingga ia mampu

mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.

Bentuk-bentuk bimbingan ada tiga, ialah (a) Pengajaran perbaikan

(remedial teaching), (b) Bimbingan melalui peningkatan motivasi, (3)

Bimbingan dengan penguasaan prinsip-prinsip belajar. Ketiga bentuk

bimbingan belajar tersebut akan penulis uraikan satu per satu, yaitu :

1. Pengajaran Perbaikan (Remedial Teaching)

Remedial Teaching atau pengajaran perbaikan adalah bentuk

pengajaran yang berguna untuk mengadakan pembetulan terhadap

kesalahan-kesalahan yang dialami murid atau pengajaran untuk

membuat perbaikan-perbaikan atau penyembuhan terhadap kesalahan

atau kesulitan yang dialami murid.

Adapun fungsi dari Remedial Teaching adalah sebagai berikut:

(1) Fungsi Korektif, yaitu mengadakan pembetulan atau perbaikan

terhadap kesalahan yang dilakukan oleh murid, (2) Fungsi Pemahaman,

yaitu murid mampu mengerti dan memahami diri sendiri dalam

kemampuan ketrampilannya dilain pihak guru memahami secara lebih

(25)

baik terhadap murid-murid yang mengalami kesulitan belajar, (3) Fungsi

Penyesuaian, yaitu membuat murid mampu menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya, (4) Fungsi Pengayaan, yaitu pengajaran perbaikan

diharapkan mampu memperkaya pengetahuan, (5) Fungsi percepatan,

yaitu pengajaran perbaikan diharapkan mempercepat penguasaan murid

terhadap bahan pengajaran.

2. Bimbingan Belajar Melalui Peningkatan Motivasi

Motivasi dalam belajar mengandung maksud untuk

membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang diinginkan. Anak

yang lemah dalam semangat belajarnya perlu diberi motivasi.

Motivasi adalah "Perubahan energi dalam diri sesorang yang

ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan". Sedangkan menurut motivasi adalah "Kondisi

Psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu"3.

Motivasi mempunyai tiga fungsi, ialah: (a) mendorong manusia

untuk berbuat, (b) menentukan arah perbuatan (c) menyeleksi

kegiatan/perbuatan (menentukan perbuatan-perbuatan yang harus

dikerjakan).

3. Bimbingan belajar dengan penguasaan prinsip-prinsip Belajar.

Prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan

yang tepat dalam meningkatkan proses belajar siswa. Beberapa prinsip

belajar adalah sebagai berikut:

(26)

a. Belajar membutuhkan partisipasi yang aktif dari individu

b. Belajar harus di dorong motivasi yang kuat oleh individu sendiri

c. Belajar adalah proses kontinyu

d. Belajar lebih berkembang pada lingkungan yang menantang

e. Belajar adalah proses kontinuitas

Adapun bentuk-bentuk bimbingan orangtua yang dilaksanakan di

SD N Tingkir Lor 02 adalah:

1. Pemberian bimbingan belajar

Menurut Oemar Hamalik dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy,

menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong

individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan

memecahkan masalah-masalahnya. Bimbingan adalah “suatu proses

yang terus menerus untuk membantu perkembangan individu dalam

rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun

bagi masyarakat.” Bimbingan adalah “bantuan yang diberikan kepada

individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara

logis dan nalar”4.

Dari beberapa definisi bimbingan yang telah dikemukakan, jika

dikaitkan dengan bimbingan orang tua kepada anak, bahwa bimbingan

adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Memberikan

(27)

bimbingan kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Hal ini tersirat

dalam Al Qur'an dalam surah An Nisaa’ ayat 9 Allah firman:

^ ^

j

I

c

.

Ijili. \

q a

I

j

£

j j

jl (jjill (jSijl j

JCUXui V jS

Artinya: dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar

Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada

anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam

penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih

terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai

kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara

efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi yang berkembang secara

optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang

potensial. Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak

mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam

masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih

labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak

(28)

semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan

memperbaikinya.

Dalam upaya orang tua memberikan bimbingan kepada anak yang

sedang belajar dapat dilakukan dengan menciptakan suasana diskusi di

rumah. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari terciptanya situasi

diskusi di rumah antara lain; memperluas wawasan anak, melatih

menyampaikan gagasan dengan baik, terciptanya saling menghayati

antara orang tua dan anak, orang tua lebih memahami sikap pandang

anak terhadap berbagai persoalan hidup, cita-cita masa depan, kemauan

anak, yang pada gilirannya akan berdampak sangat efektif bagi daya

dukung terhadap kesuksesan belajar anak.

2. Memberikan nasihat

Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada

anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan

suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat.

Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam

membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta

mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik.

Betapa pentingnya nasihat orang tua kepada anaknya, sehingga Al

Qur’an memberikan contoh, seperti yang terdapat dalam surah Luqman

(29)

pkJ

ijljlili Jl ^

M i j

j i j Ajjy

J

a

SJ

JIS j |j

Artinya: cfcr« (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar’’s.

Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah.

Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan

anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan

tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam

belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Dalam upaya memberikan bimbingan, di samping memberikan nasihat,

kadang kala orang tua juga dapat menggunakan hukuman. Hukuman

diberikan jika anak melakukan sesuatu yang buruk, misalnya ketika

anak malas belajar atau malas masuk ke sekolah. Tujuan diberikannya

hukuman ini adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik,

dan tujuan selanjutnya adalah mendidik dan mendorong anak untuk

menghentikan sendiri tingkah laku yang tidak baik. Di samping itu

hukuman yang diberikan itu harus wajar, logis, obyektif, dan tidak

membebani mental, serta harus sebanding antara kesalahan yang

(30)

diperbuat dengan hukuman yang diberikan. Apabila hukuman terlalu

berat, anak cenderung untuk menghindari atau meninggalkan. Sifat

hukuman yang mendidik, yaitu “a) senantiasa merupakan jawaban atas

suatu pelanggaran; b) sedikit-banyaknya selalu bersifat tidak

menyenangkan; c) selalu bertujuan ke arah perbaikan; hukuman itu

hendaklah diberikan untuk kepentingan anak itu sendiri”6

3. Pengawasan Orang Tua terhadap belajar

Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa

adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan

pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua

tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengawasan yang diberikan orang tua dimaksudkan sebagai

penguat disiplin supaya pendidikan anak tidak terbengkelai, karena

terbengkelainya pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan

dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya.

Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan

dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui

kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar

anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas

belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi

segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang

(31)

maksimal. Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan

terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada

pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika

anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penyimpangan, maka orang

tua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak

akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama pada akibat-akibat yang

mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya. Kelalaiannya di sini

contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk

mengingatkan anak akan kewajiban belajarnya dan memberi pengertian

kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak akan

terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.

Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua tidak hanya ketika

anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap

kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman

anak di sekolah sangat membantu orang tua untuk lebih dapat

memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah-

masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah.

Untuk mengetahui pengalaman anak di sekolah orang tua diharapkan

selalu menghadiri setiap undangan pertemuan orang tua di sekolah,

melakukan pertemuan segitiga antara orang tua, guru dan anak sesuai

kebutuhan terutama ditekankan untuk membicarakan hal-hal yang

positif serta orang tua sebaiknya secara teratur, dalam suasana santai

(32)

4. Pemberian motivasi dan penghargaan

Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua

hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas

memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi

orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar.

Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua

menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya.

Dan untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua

mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar

bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau

kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan

motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar.

Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang

itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari

orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan

menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua

baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari

berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur

waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu

tidak memberatkan anak. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang

tua pada anak yang prestasinya kurang, yaitu : 7

(33)

a) Kenali kemampuan anak. Jangan menuntut anak melebihi

kemampuannya. Anak yang sering mendapat tuntutan yang terlalu

tinggi, akan mudah menjadi frustrasi dan akhirnya menjadi mogok

belajar.

b) Jangan membanding-bandingkan. Orang tua sebaiknya jangan

membanding-bandingkan anak dengan kakak atau adiknya

mengingat setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak

yang sering dibanding-bandingkan dapat kehilangan kepercayaan

diri. Bangkitkanlah rasa percaya diri anak dengan menghargai setiap

usaha yang telah dilakukan.

c) Menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

d) Membantu anak mengatasi masalahnya. Bila anak memang

membutuhkan guru les, jangan dipaksakan anak dengan

kemampuannya sendiri hanya karena ayah dan ibunya dahulu tidak

pernah les.

e) Tingkatkan semangat belajar anak. Kita dapat melakukan hal ini

dengan, misalnya memberi pujian, pelukan, belaian maupun ciuman.

f) Jangan mencela anak dengan kata-kata yang menyakitkan. Orang

tua harus menghindari mencela anak dengan kata-kata, “bodoh”,

“tolol”, “otak udang”, dan sebagainya. Anak yang sering mendapat

label atau cap seperti itu pada akhirnya akan mempunyai pandangan

(34)

g) Mendidik adalah tanggung jawab bersama. Ayah dan Ibu

mempunyai tanggung jawab yang sama dalam mendidik anak.

h) Jangan lupa berdoa agar anak kita mendapat hasil yang terbaik.

Di samping itu orang tua juga perlu memberikan penghargaan kepada

anak. Penghargaan adalah sesuatu yang diberikan orang tua kepada

anaknya karena adanya keberhasilan anak dalam belajar sehingga

meraih prestasi. Hal ini sangat berguna bagi anak karena dengan

penghargaan anak akan timbul rasa bangga, mampu atau percaya diri

dan berbuat yang lebih maksimal lagi untuk mencapai prestasi yang

lebih tinggi. Yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah memberikan

pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh

anak. Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa orang tua menilai

dan menghargai tindakan usahanya.

Bentuk lain penghargaan orang tua selain memberi pujian adalah dengan

memberikan semacam hadiah atau yang lain. Hadiah ini dimaksudkan

untuk memberikan motivasi pada anak, untuk menggembirakan, dan

untuk menambah kepercayaan pada anak itu sendiri, serta untuk

mempererat hubungan dengan anak. Akan tetapi orang tua juga harus

tetap memberikan nasihat karena hadiah itu sendiri juga bisa merusak

dan menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.

5.

Pemenuhan Kebntuhan Belajar

(35)

ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan

lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak,

karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik.

Dalam hal ini Bimo Walgito menyatakan bahwa semakin lengkap alat-

alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-

baiknya, sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini

merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan

mengalami gangguan. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang

memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-

anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak

memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan

belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan

termotivasi dalam belajar.

B. Definisi Salat

Shalat merupakan ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan

tertentu sesuai syarat dan rukunnya yang dimulai dengan Takbiratul Ihram

dan disudahi dengan Salam8. Tata caranya adalah sesuai yang

disampaikankan oleh para Sahabat yang melihat Rasulullah sedang

melaksanakan shalat.

Sudah turun-temurun hingga kini, begitulah kita melihat orang-

orang mendirikan shalat. Demikian pula kita mendirikan shalat sesuai ajaran

(36)

A. Keadaan Umum SD N Tingkir Lor 02 Salatiga

1. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SD N Tingkir Lor 02 Salatiga

b. Alamat sekolah : Jalan Ki Suropati Nomor 11

Tingkir Lor Salatiga

c. Dibuka tahun : 1983

d. Status Sekolah : Negeri

e. Luas tanah : 1600 m2

f. Luas bangunan : 456 m2

g. Jenjang akreditasi : B pada tahun 2004

2. Letak Geografis

SD N Tingkir Lor 02 Salatiga terletak di Jalan Ki Suropati

Nomor 11 Tingkir Lor Salatiga. Sekarang ini telah mempunyai gedung

yang permanen. Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena

berada di dekat wilayah kecamatan. Hal ini memungkinkan terciptanya

suasana yang tenang karena jauh dari keramaian sehingga proses belajar

mengajar dapat terlaksana dengan baik.

(37)

3. Struktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan

pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Organisasi dalam arti yang

luas adalah badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan,

maka diperlukan organisasi yang teratur.

4. Keadaan Guru

Guru merupakan alat pendidikan, yakni sebagai tenaga pendidik,

guru yang berpotensi sangat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan

pembelajaran. Jumlah guru di SD N Tingkir Lor 02 Salatiga adalah 12

orang, 1 orang sebagai kepala sekolah dan yang lainnya sebagai guru

kelas. Dari keseluruhan guru ada 3 orang guru wiyata bhakti. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:

TABEL 1

DAFTAR GURU SD N TINGKIR LOR 02 SALATIGA

No Nama Status Keterangan

1 Drs. Zainal Abidin PNS Kepala sekolah

2 Sri Haiyati PNS Guru Kelas

3 Mochamad Arief PNS Guru Kelas

4 Ponijan Hariwianto PNS Guru Kelas

5 Suharmi, S.Pd PNS Guru Kelas

6 Siti Taslihah PNS Guru Agama

7 Surip PNS Guru Agama

8 Nur Hayati PNS Guru Kelas

9 Munarsih PNS Gr. Penjaskes

(38)

11 Umi Nuryanah GWB

12 Indi Huliyana GWB

13 Tri Umi Handayani GWB

5. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah

a. Keadaan Siswa

Menurut pengamatan penulis dalam penelitian ini yang

dilakukan melalui pengumpulan data, persentase antara siswa laki-

laki dan perempuan mempunyai selisih yang tidak terlalu besar,

dimana jumlah siswa laki-laki lebih banyak dari siswa perempuan.

Dengan teknik dokumentasi dapat dilihat keadaan siswa pada tabel

berikut:

TABEL II

DAFTAR JUMLAH SISWA SD N TINGKIR LOR 02 SALATIGA

No Kelas Jumlah

1 I 51

2

n

28

3

m

35

4 IV 34

5

v

35

6 VI 39

(39)

b. Fasilitas Sekolah

SD N Tingkir Lor 02 Salatiga menempati tanah seluas 1600

m2 dengan bangunan 456 m2. Fasilitas pendidikan yang memenuhi

syarat sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar.

Adapun fasilitas gedung/ ruang yang tersedia di SD N

Tingkir Lor 02 Salatiga adalah sebagai berikut:

1) Ruang kepala sekolah : 1 buah

2) Ruang guru : 1 buah

3) Ruang kelas : 6 buah

4) Ruang perpustakaan : 1 buah

5) Ruang UKS : 1 buah

6) Kamar mandi/ WC guru : 1 buah

7) Kamar mandi/ WC murid : 1 buah

8) Dapur : 1 buah

9) Gudang : lbuah

Sedangkan fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai

berikut:

1) Komputer : 2 buah

2) Mesin ketik : 2 buah

3) Almari : 8 buah

4) Rak buku : 2 buah

5) Papan tulis : 8 buah

(40)

7) Meja guru :1 2 buah

8) Kursi siswa : 133 buah

9) Meja siswa : 134 buah

B. Keadaan Responden 1. Daftar Nama Responden

Jumlah seluruh siswa SD N Tingkir Lor 02 Salatiga adalah 128

anak. Dari penulis mengambil sampel kelas IV sebanyak 34 orang

siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:

TABEL III

DAFTAR NAMA RESPONDEN

No Responden Jenis Kelamin Kelas

1 Muhamad Robayani L IV

2 Septi Amalia P IV

3 Kumiati Arumsari P IV

4 Muhamad Rizki L IV

5 M. Hisbuna Bangkit L IV

6 Sumiyati P IV

7 Ananda Aris P. L IV

8 Candra Eka Budi L IV

9 Fida Aulia P IV

10 Mila Sovi Oktaviani P IV

11 M. Sodiqi Hafidz L IV

12 Mijwab Najah P IV

13 M. Danu Wahyu L IV

14 M. Ridwan Yulianto L IV

(41)

16 M. Andika Siswanto L IV

17 M. Rozzy Ardyansah L IV

18 Maulana Ryzki L IV

19 M. Syarif Yunanto L IV

20 Rahtri Nugraheni P IV

21 Sekar Fadhilah P IV

22 Sanela Sundusi P IV

23 Salsabila Nova D P IV

24 Sastiya R. P IV

25 Tsanya Salsabila P IV

26 Ulya Lalifar P rv

27 David Rivo 0 . L IV

28 Farhan Adil S. L IV

29 Encik Bia Chibas L IV

30 Wisnu Adi L IV

31 Husni Mubarok L IV

32 Shela Safira P IV

33 Rizki Wahyu S. L IV

34 Mahasinul Maarif L IV

2. Daftar tentang Jawaban Angket Bimbingan Orang tua

Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai

berikut:

TABEL IV

Daftar Jawaban Angket Bimbingan Orangtua

(42)
(43)

3. Daftar tentang Jawaban Angket Shalat Wajib

Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

TABEL V

DAFTAR JAWABAN ANGKET SHALAT WAJIB

(44)

28 B B A A A A A A B A B B B A C

29 A B B A A B A A B B A A A A A

30 B A B A A B B A B B A A A A B

31 B B B A B B A A A B B A A A A

32 B A B A B A C A B A A A A A A

33 B A B A A A A A B A A A A A B

(45)

A. Analisis Data Pertama

Analisis pertama dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan shalat

wajib, maka dapat diperoleh dengan analisis statistik. Karena data yang

terkumpul beijumlah banyak dan bersifat kualitatif, adapun dalam

menganalisis data tersebut menggunakan teknik analisis statistik korelasi

product moment dengan rumus:

rxy : koefisien korelasi antara x dan y

x : skor variabel x (bimbingan orang tua)

y : skor variabel y (intensitas mengamalkan shalat wajib)

N : Jumlah responden

X : hasil kuadrat variabel x

Y : Hasil kuadrat variabel Y

XY : Produk dari X kali Y

Z

: Sigma (jumlah)

Selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai angket bimbingan orang

tua, angket intensitas mengamalkan shalat wajib dan tabel keija untuk

(46)

mencari koefisien korelasi antara variabel bebas (bimbingan orang tua) dan

terikat (intensitas mengamalkan shalat wajib).

1. Analisis Data tentang Bimbingan orang tua

Data bimbingan orang tua diperoleh dari penyebaran angket

yang terdiri dari tfTpertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3

alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:

a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3

b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2

c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1

TABEL VI

NILAI ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA

(47)

21 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 41

Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:

a. Untuk angket bimbingan orangtua dengan jumlah 15 item diketahui

nilai tertinggi 43 dan terendah 35 maka berdasarkan rumus interval

sebagai berikut:

. (x t-x r

)+1

ki

Keterangan:

i = interval ideal

xt = nilai tertinggi ideal

xr = nilai terendah ideal

(48)

. (4 3 -3 5 )+ ! 3

= 9 3

= 3

Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa bimbingan

orangtua dengan kategori baik, cukup dan kurang.

TABEL VII

INTERVAL BIMBINGAN ORANGTUA

Nilai Jumlah siswa Nilai nominasi

41-43 13 A

38-40 15 B

35-37 6 C

Dengan demikian dapat diketahui:

a. Untuk pengaruh bimbingan orangtua yang mempunyai kriteria

baik, mendapat nilai antara 41-43 sebanyak 13 siswa

b. Untuk pengaruh bimbingan orangtua yang mempunyai criteria

cukup mendapat nilai antara 38-40 sebanyak 15 siswa

c. Untuk pengaruh bimbingan orangtua yang mempunyai criteria

kurang mendapat nilai antara 35-37 sebanyak 6 siswa

Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (cukup), C (kurang)

untuk mengetahui pengaruh bimbingan orangtua dengan kriteria

(49)

TABEL VIII

NILAI NOMINASI BIMBINGAN ORANG TUA

(50)

33 38 B

34 38 B

Setelah diketahui berapa banyak bimbingan orangtua dengan

kriteria baik, cukup, dan kurang kemudian dipresentasikan masing-

masing variabel dengan rumus sebagai berikut:

P = — *100%

N

- Untuk pengaruh bimbingan orangtua yang mendapat kriteria

baik dengan nilai A sebanyak 13siswa

P = — *100% =38,2% 34

- Untuk pengaruh bimbingan orangtua yang mendapat kriteria

cukup dengan nilai B sebanyak 15 siswa

P = — *100% =44,1% 34

- Untuk pengaruh bimbingan orangtua yang termasuk dalam

kriteria kurang mendapat nilai C sebanyak 6 siswa

(51)

TABEL IX

PERSENTASE BIMBINGAN ORANGTUA

No Nilai bimbingan

orangtua Interval Frekuensi Persentase

1 Baik (A) 41-43 13 38,2%

2 Cukup(B) 19-20 15 44,1%

3 Kurang (C) 17-18 6 17,7%

2 Analisis data tentang Intensitas Melaksanakan Shalat Wajib di SD N

Tingkir Lor 02 Salatiga

Data intensitas mengamalkan shalat wajib diperoleh dari

penyebaran angket yang terdiri dari 15 pertanyaan, masing-masing

pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai

berikut:

a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3

b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2

c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1

TABEL X

NILAI ANGKET INTENSITAS MELAKSANAKAN SHALAT WAJIB

(52)

5 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 38

(53)

Untuk angket intensitas mengamalkan shalat wajib dengan jumlah 15

item diketahui nilai tertinggi 42 dan terendah 37 maka berdasarkan

rumus interval sebagai berikut:

( x t-x r )+ l ki

Keterangan:

i = interval ideal

xt = nilai tertinggi ideal

xr = nilai terendah ideal

ki = kelas interval

. (4 2 -3 7 )+ ! 3

_ 5 + 1 3

= 2

Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa

yang melaksanakan shalat wajib dengan kriteria baik, cukup dan

kurang

TABEL XI

INTERVAL INTENSITAS MELAKSANAKAN SHALAT WAJIB

Nilai Jumlah siswa Nilai nominasi

41-42 8 A

39-40 16 B

37-38 10 C

(54)

Dengan demikian dapat diketahui:

a. Untuk intensitas melaksanakan shalat wajib yang baik mendapat

nilai antara 41-42 sebanyak 8 siswa

b. Untuk intensitas melaksanakan shalat wajib yang cukup

mendapat nilai antara 39-40 sebanyak 16 siswa

c. Untuk intensitas melaksanakan shalat wajib yang kurang

mendapat nilai antara 37-38 sebanyak 10 siswa

Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (cukup), C (kurang)

untuk mengetahui intensitas melaksanakan shalat wajib dengan

kriteria baik, cukup, dan kurang.

TABEL XII

NILAI NOMINASI INTENSITAS MELAKSANAKAN SHALAT

(55)

16 40 B

Setelah diketahui berapa banyak siswa yang melaksanakan

shalat wajib baik, cukup, dan kurang kemudian dipresentasikan

masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut:

P = — *100%

N

a. Untuk intensitas melaksanakan shalat wajib yang baik mendapat

nilai A sebanyak 8 siswa

P = — *100% =23,6% 34

b. Untuk intensitas melaksanakan shalat wajib yang cukup

(56)

P = — jc

100%

=47% 34

c. Untuk intensitas melaksanakan shalat wajib yang kurang

mendapat nilai C sebanyak 10 siswa

P = — x\ 00% =29,4% 34

TABEL XIII

PERSENTASE HASIL ANGKET INTENSITAS

MELAKSANAKAN SHALAT WAJIB

No

Nilai persentase

melaksanakan

shalat wajib

Interval Frekuensi Persentase

1 Baik (A) 41-42 8 23,6%

2 Cukup(B) 39-40 16 47%

3 Kurang (C) 37-38 10 29,4%

B. Analisis Pengolahan Data

Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai

variabel bimbingan orangtua dan intensitas mengamalkan shalat wajib untuk

mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan

(57)

E - w -

£*)E

y)

N

Z x

M I

N I

\ r

M

' 1

* - N

Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh bimbingan orangtua

terhadap intensitas mengamalkan shalat wajib. Nilai dari kedua variabel

tersebut selanjutnya untuk variabel bimbingan orangtua diberi nama variabel

X dan intensitas mengamalkan shalat wajib diberi nama variabel Y.

Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam

koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel

Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product

moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis

kemukakan dalam tabel berikut:

TABEL XIV

TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA BIMBINGAN ORANGTUA (X) DAN INTENSITAS MELAKSANAKAN

SHALAT WAJIB (Y)

(58)

11 38 38 1444 1444 1444

12 40 39 1600 1521 1560

13 38 39 1444 1521 1482

14 38 40 1444 1600 1520

15 41 42 1681 1764 1722

16 41 40 1681 1600 1640

17 40 39 1600 1521 1560

18 42 41 1764 1681 1722

19 41 40 1681 1600 1640

20 41 40 1681 1600 1640

21 41 41 1681 1681 1681

22 41 40 1681 1600 1640

23 35 38 1225 1444 1330

24 43 41 1849 1681 1763

25 39 38 1521 1444 1482

26 37 38 1369 1444 1406

27 37 40 1369 1600 1480

28 40 37 1600 1369 1480

29 38 40 1444 1600 1520

30 41 41 1681 1681 1681

31 38 38 1444 1444 1444

32 40 39 1600 1521 1560

33 38 39 1444 1521 1482

34 38 40 1444 1600 1520

Jumlah 1338 1342 52792 53026 52862

Sehingga diketahui:

I X =1338

I Y =1342

I X 2 =52792

(59)

IX Y = 52862

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:

(60)

C. Analisis Uji Hipotesis

Setelah hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment

diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian

analisis yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel.

Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas,

diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai

r (pada tabel) apakah teijadi signifikansi atau tidak, atas taraf signifikansi

5% maupun 1%.

Pada tabel lain product moment (r hitung) dengan jumlah responden

= 34, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam

tabel diperoleh 0,339 dan taraf signifikansi 1% diperoleh bilangan 0,436,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

1. pada taraf signifikansi 5% r tabel = 0,339 dan r hitung = 0,445 sehingga

r tabel < r hitung dan

2. pada taraf signifikansi 1% r tabel = 0,436 dan r hitung = 0,445 sehingga

r tabel < r hitung dan

Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,445 berada pada batas signifikan,

yaitu pada taraf signifikan 1% sebesar 0,436 atas dasar pernyataan ini maka

nilai r yang telah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian

penulis menerima hioptesis yang berbunyi:

Bimbingan orangtua berpengaruh terhadap intensitas mengamalkan shalat

(61)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan

pemahamannya, serta beberapa analisis data maka dapat disimpulkan bahwa

intensitas melaksanakan shalat wajib siswa dipengaruhi oleh bimbingan

orang tua dengan kategori cukup yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar

0. 628 berada pada batas signifikan 1% dan 5%.

Bimbingan orangtua siswa SD N Tingkir Lor 02 Salatiga tahun 2010

yang berada pada kategori baik mencapai 17,65%, kategori cukup 67,65%

dan kategori kurang 14,7%. Intensitas melaksanakan shalat wajib siswa SD

N Tingkir Lor 02 Salatiga tahun 2010 yang berada pada kategori baik

mencapai 70,5%, kategori cukup 26,5% dan kategori cukup 2,9%.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan

tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Sekolah sebagai tempat memperoleh pendidikan hendaknya dapat

memberikan pendidikan yang baik sehingga peserta didiknya dapat

menjadi manusia yang berguna.

(62)

2. Orangtua hendaknya memberikan contoh keteladanan yang baik bagi

(63)

Ahmadi, 2000. Tatacara Shalat Wajib dan Sunnah, Surabaya: Mitra Ununat

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta

M. Zamami,. 2008. Shalat Mutiara Ibadah, Jakarta: Zikrul Hakim

Poerwanto, M. Ngalim. 2001 Ilmu Pendidikan, Jakarta: Balai Pustaka

Poerwadarminto, WJS. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Shocib, Moh. 1998. Pola Asuh Orang tua, Jakarta: Rineka Cipta

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, 2008. Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Surayin, 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Yrama Widya

Tim Dosen UMS, 1997. Studi Islam 3, Surakarta: UMS

Uno, Hamzah B. 2006. Teori Motivasi, Jakarta: Graha Ilmu

Willis, Sofyan S. 2009. Konseling Individual, Bandung: Alfabeta

(64)

1. Anak melaksanakan shalat fardhu tepat waktu

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 2. Anak menjalankan shalat fardhu 5 waktu dengan baik tidak bolong

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 3. Anak mengetahui waktu masuk shalat

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 4. Ketika anak masih di sekolah dan sudah tiba waktu shalat dhuhur, anak

segera shalat setelah selesai pelajaran a. Ya b. Kadang-kadang 5. Anak mengetahui rukun shalat fardhu

c. Tidak Pernah

a. Ya b. Kadang-kadang 6. Anak mengetahui hal yang membatalkan shalat

c. Tidak Pernah

a. Ya b. Kadang-kadang 7. Anak mengetahui tatacara berwud.u

c. Tidak Pernah

a. Ya b. Kadang-kadang 8. Anak menjalankan shalat fardhu di masjid

c. Tidak Pernah

a. Ya b. Kadang-kadang 9. Anak mengetahui tatacara shalat dengan baik

c. Tidak Pernah

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah iO. Anak suka bergurau dengan teman ketika sedang shalat

a. Ya b. Kadang-kadang 11. Anak mengetahui hal yang makruh dalam shalat

c. Tidak Pernah

a. Ya b. Kadang-kadang 12. Anak mengetahui sunnah dalam shalat

c Tidak Pernah

a. Ya b. Kadang-kadang 13. Anak hafal lafadz jtJalam shalat

c. Tidak Pernah

(65)

15. Anak mengetahui tatacara bersuci sebelum shalat

(66)

1. Orang tua mengajarkan kepada anak cara mengerjakan solat

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

2. Orang tua mengajarkan kepada anak tentang bacaan dalam solat

c. Tidak pernah

c. Tidak pernah

c. Tidak perm h

c. Tidak pernah a. ya b. Kadang-kadang

2. m a memberi contoh gerakan solat

a. ya b. Kadang-kadang

4. Orang tua mengajarkan solat secara khusuk

a. ya b. Kadang-kadang

5. Orang tua mengajarkan solat tepat waktu

a. ya b. Kadang-kadang

6. Orang tua mengajarkan tata cara solat lima waktu

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Orang tua mengajarkan urutan gerakan solat

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

8. Orang tua mengajarkan urutan bacaan solat

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

9. Orang tua mengajarkan gerakan yang benar waktu mengeijakan solat

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

10. Orang tua mengajarkan solat sunah

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

11. Orang tua mengajarkan syarat-syarat sahnya solat

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

12. Orang tua mengajarkan syarat wajib solat

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

13. Orang tua mengajarkan hal-hal yang yang membatalkan solat

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

14. Orang tua membimbing anak agar terbiasa m engeijakan solat wajib

a. ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

15. Orang tua memberi motivasi anak mengerjakan solat

(67)

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S .l). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa :

Judul Skripsi

Pengaruh Pola Bimbingan Orang Tua terhadap Intensitas Mengamalkan Sholal Wujib (Studi Kasus SDN Tingkir Lcr 02 Kec. Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010

Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas.

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan.

Wassalamualaikum wr.wb.

(68)

Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

N om or: Sti.24/K -1/T l.0l/1^2/2010 Lamp : Proposal Penelitian

Hal : Permohonan Izin Penelitian

24 Mei 2010

Kepada

Yth. Kepala SDN Tingkir Lor 02 Kec. Tingkir Kota Salatiga Di - Tempat

Assalamualaikum w.w.

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami menerangkan bahwa :

NAMA : Surip NIM : 11408021

Mahasiswa : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dalam rangka penyelesaian studi Program S. 1 di STAIN Salatiga, diwajibkan memenuhi salah satu persyaratan yang berupa pembuatan SKRIPSI.

Adapun judul yang diambil adalah :

Pengaruh Pola Bimbingan Orang Tua terhadap Intensitas Mengamalkan Sholat Wajib (Studi Kasus SDN Tingkir Lor 02 Kec. Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010

Dosen Pembimbing : Drs. Juz’an, M.Hum

Untuk penyelesaian Skripsi tersebut, kami mohon Bapak/Ibu memberi izin kepada mahasiswa tersebut untuk mengadakan penelitian guna memperoleh data atau keterangan dan bahan yang diperlukan di Instansi saudara.

Kemudian atas pemberian izin Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih.

Wassulamualaikum w.w.

a.n. Ketua,

jantu Ketua Bidang Akademik

Muh. Saerozi, M. Ag*^ NIP. 19660215 199103 1 001

(69)

SEKOLAH DASAR NEGERI TINGKIR LOR 02

Nomor : 424 / 220 Salatiga, 15 Juli 2010

Hal : Survei Lapangan untuk membuat skripsi

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

Memperhatikan surat permohonan ijin survei dari STAIN Salatiga Nomor Sti. 24 / K -l / TL.01

/1281 / 2010 perihal perijinan yang disampaikan kepada saudara :

Nama Pekeijaan Tujuan

Keterangan

Surip Guru PNS

mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi

Mahasiswa tersebut di atas sudah melaksanakan survei di SDN Tingkir Lor

02, Kec. Tingkir, Kota Salatiga yang dimulai tanggal 14 juni s.d. 14 Juli 2010.

Gambar

TABEL 1DAFTAR GURU SD N TINGKIR LOR 02 SALATIGA
TABEL IIDAFTAR JUMLAH SISWA SD N TINGKIR LOR 02 SALATIGA
TABEL IIIDAFTAR NAMA RESPONDEN
TABEL IVDaftar Jawaban Angket Bimbingan Orangtua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Padahal di dalam perpustakaan ini ada sekitar dua ribu koleksi buku tentang Jawa Barat. Banyak diantaranya merupakan buku- buku tua berbahasa Belanda maupun Inggris. Majalah

Salah satu sistem struktur advance yang akan dietarapkan pada proyek ini adalah struktur space frame. Struktur ini dipilih karena memiliki fleksibilitas dalam bentuk yang

mempunyai komitmen yang tinggi pada organisasi atau perusahaan.. hal

[r]

Untuk menuju ke arah tersebut di atas, maka diperlukan suatu strategi pengajaran yang baik yang dikemas dalam bentuk kurikulum yang menunjang, pengajar (guru)

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Instrumen Pemetaan MUTU PAUDNI Lembaga dan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dilaksanakan SKB. SKB menyerahkan data dan laporan pelaksanaan kepada BP-PAUDNI Regional IV

Khususnya pada DAS Siak di Perawang melalui analisis parameter mikrobiologi meliputi: total bakteri, angka lempeng total jamur, Coliform, serta ada tidaknya kontaminasi