• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAPEL IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING PADA SISWA KELAS V MIN KECANDRAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAPEL IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING PADA SISWA KELAS V MIN KECANDRAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAPEL IPA

MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI

STRATEGI CONCEPT MAPPING PADA SISWA

KELAS V MIN KECANDRAN TAHUN PELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

NURUL KHIKMAH

NIM 11511064

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAPEL IPA

MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI

STRATEGI CONCEPT MAPPING PADA SISWA

KELAS V MIN KECANDRAN TAHUN PELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

NURUL KHIKMAH

NIM 11511064

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh

yang nyata bagimu (Al-Baqarah: 168).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1.

Bapak (alm. Paiman) dan Mama (Ngademi) sebagai wujud baktiku

padanya, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya untukku.

2.

Saudara-saudaraku (yayu Mus, Siti, Baniyah, kang Choleh, kang Udin, dek

Hasna dan Diyah) yang selalu mendukungku dan memberiku semangat.

3.

Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang selalu

mendoakanku.

4.

Sahabat-sahabatku (Elo, Umul, Epy, mb Zah, Custeng, Pipoh, Pitri, Jeneh,

Sopy, dek Hurun, Mila, Muja, Ecu, Nila, dan Bunda Riri ) yang telah

menemaniku dan memberiku semangat.

5.

Keluarga besar PPTQ Al-Muntaha yang saya sayangi.

(8)

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Alat Pencernaan Pada Manusia Melalui Strategi Concept Mapping Pada Siswa Kelas V di MIN Kecandran Tahun Pelajaran 2015/2016.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

Suatu kebanggan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih setulusnya kepada:

(9)

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

4. Bapak Fatchurrohman, M. Pd. selaku Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

6. Bapak Agus Rahmad Yuwanta, S.Pd. selaku Kepala Sekolah MIN Kecandran beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian di MIN Kecandran Salatiga.

7. Siswa-siswi kelas V MIN Kecandran yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Teman – teman PGMI 2011, yang selalu bersama dalam suka dan duka. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat kesuksesan dunia akhirat, amiin.

(10)
(11)

ABSTRAK

Khikmah, Nurul. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Alat Pencernaan Pada Manusia Melalui Strategi Concept Mapping Pada Siswa Kelas V MIN Kecandran Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi, Jurusan Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Fatchurrohman M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Strategi Concept Mapping

Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIN Kecandran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi Concept Mapping. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan strategi Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan hasil hasil belajar siswa kelas V MIN Kecandran Tahun Pelajaran 2015/2016?.

Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Alat Pencernaan pada Manusia. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MIN Kecandran, Salatiga yang berjumlah 18 siswa, yang terdiri dari 7 siwa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan strategi Concept Mapping pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... I LEMBAR BERLOGO ... Ii JUDUL ... Iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Iv PENGESAHAN KELULUSAN ... V PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... Vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... Xi DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ……….. DAFTAR LAMPIRAN ………... xvii xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

(13)

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Indikator Keberhasilan ... 9

H. Metode Penelitian ... 10

I. Sistematika Penulisan ……….. BAB II KAJIAN PUSTAKA 17 A. Belajar ... 19

1. Pengertian Belajar ... 19

2. Ciri-ciri Belajar ... 19

3. Prinsip-prinsip Belajar ... 20

4. Tujuan Belajar ………... 20

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ………...……... 21

B. Hasil Belajar ... 26

1. Pengertian Hasil Belajar ... 26

2. Penilaian Keberhasilan Belajar …..………... 27

3. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar ……... 29

C. Pembelajaran IPA …………..………... 31

1. Pengertian Mata Pelajaran IPA ………... 31

2. Tujuan Pembelajaran IPA ………... 31

(14)

4. Nilai IPA dalam Pendidikan …... 32

5. Standar Kompetensi IPA Kelas V ………... 33

6. Kompetensi Dasar IPA Kelas V ……… 33

D. Alat Pencernaan Manusia ……… 33

1. Pengertian Alat Pencernaan Manusia ………...……… 34

2. Bagian Alat Pencernaan Manusia ………. 34

3. Penyakit Alat Pencernaan Manusia ……….. 40

E. Strategi Concept Mapping ………... 42

1. Pengertian strategi ………. 42

2. Concept Mapping …….………. 43

F. Kaitan Pembelajaran IPA dengan Concept Mapping Alat Pencernaan Manusia ……… 45 BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MIN Kecandran ……... 47

B. Fasilitas Sarana dan Prasarana …... 48

C. Guru dan Staf …………... 49

D. Subjek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian …... 50

E. Pelaksanaan Penelitian ……… 52

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ………... 53

(15)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……… 63

1. Siklus I ………... 63

2. Siklus II ... 70

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 78

B. Saran ……… 78 Daftar Pustaka

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbatasan MIN Kecandran ... 47

Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MIN Kecandran ... 48

Tabel 3.3 Data Tenaga Pendidik dan Staf MIN Kecandran Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 49 Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas V A MIN Kecandran ... 51

Tabel 4.1 Nilai Siswa Siklus I ... 64

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 67

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 68

Tabel 4.4 Nilai Siswa Siklus II ... 70

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 74 Tabel 4.6

Tabel 4.7

Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per

Siklus ………...

75

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Pre test Siklus I

Lampiran 3 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Post test Siklus I

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaan Siklus II

Lampiran 5 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Pre test Siklus II

Lampiran 6 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Post test Siklus II

Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 8 Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 165).

(20)

dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan/strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.

Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena kebanyakan guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses sains anak. Pada akhirnya, keadaan semacam ini yang menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan hanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini juga mendorong siswa untuk berusaha menghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan harian atau tes hasil belajar, baik ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester.

(21)

Melihat keadaan yang seperti itu maka dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran guna mengetahui kendala-kendala dan hambatan yang ditemukan untuk perbaikan yang lebih baik dalam proses pembelajaran yang berikutnya. Dalam melakukan perbaikan proses pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

MIN Kecandran adalah satu-satunya MI Negeri yang ada di Salatiga. Seperti MI lain pada umumnya, MIN ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), namun menurut hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan KTSP. Salah satu kendala utama adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan maupun pendapat.

(22)

dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Peneliti dan guru menduga strategi pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA siswa kelass V MIN Kecandran Salatiga.

Atas dugaan di atas maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan strategi pembelajaran lain yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Strategi pembelajaran yang dimaksud adalah strategi pembelajaran Concept Mapping.

Alat pencernaan pada manusia merupakan materi yang di dalamnya memerlukan pemahaman dari sisi konsep dan dari sisi pendalaman materi terkait dengan membedakan komponen-komponen di dalam alat-alat pencernaan pada manusia, sehingga siswa memerlukan strategi yang tepat untuk mempelajarinya. Namun berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan, MIN Kecandran dalam penggunaan strategi yang variatif masih belum digunakan. Proses KBM di sekolah tersebut masih sangat monoton yang menjadikan salah satu faktor belum tercapainya hasil belajar yang maksimal.

(23)

meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir, hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING PADA SISWA KELAS V DI MIN KECANDRAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. “Apakah penerapan strategi Concept Mapping pada mata pelajaran IPA materi alat pencernaan manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas V MIN Kecandran?”

2. “Apakah penerapan strategi Concept Mapping pada mata pelajaran IPA

materi alat pencernaan manusia dapat mencapai target pencapaian

(24)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA melalui strategi Concept Mapping materi alat pencernaan manusia pada siswa kelas V MIN Kecandran tahun pelajaran 2015/2016.

2. Untuk mencapai target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA melalui strategi Concept Mapping materi alat pencernaan manusia pada siswa kelas V MIN Kecandran tahun pelajaran 2015/2016.

D. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan strategi Concept Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pencapaian

KKM mata pelajaran IPA materi alat pencernaan manusia pada siswa kelas V MIN Kecandran tahun pelajaran 2015/2016.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritik dan praktis.

1. Secara Teoritik

(25)

Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V di MIN Kecandran?. Apabila siswa tertarik untuk belajar, maka hasil belajar dapat meningkat sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Secara Praktis

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada:

a. Siswa

Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Guru

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan belajar IPA melalui penerapan strategi Concept Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Dapat dijadikan sebagai contoh bentuk peningkatan yang berbasis Sekolah/Madrasah dalam upaya peningkatan hasil belajar.

F. Definisi Operasional

(26)

tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

1. Hasil Belajar

Menurut R. Gagne dalam Susanto (2013: 1), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Menurut Nawawi dalam Susanto (2013: 5), yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

(27)

2. Strategi Concept Mapping

Menurut Djamarah dan Zain dalam Trianto (2013: 158), konsep merupakan kondisi utama yang diperlukan untuk menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya. Menurut Carrol dalam Trianto (2013: 158), mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. Abstraksi, berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain.

Menurut Martin dalam Trianto (2013: 158), adapun yang dimaksud peta konsep (Concept Mapping) adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.

G. Indikator Keberhasilan

Penerapan strategi Concept Mapping dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan oleh penulis antara lain:

(28)

menjadikan siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi alat pencernaan manusia.

3. Lebih dari 85% dari jumlah siswa kelas V memperoleh nilai di atas KKM dalam evaluasi materi alat pencernaan manusia.

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penilitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Basrowi (2006: 25), sebagaimana mengutip dari The First International Handbook of Action Research for Indonesian

Educators, yang menyatakan batasan tentang Classroom Action

Research (CAR) adalah bentuk partisipasi, kolaborasi terhadap

penelitian tentang pendidikan yang dilakukan di sekolah dan di ruang kelas oleh sekelompok guru, kepala sekolah, dan karyawan yang bertindak sebagai fasilitator, dalam rangka memperoleh pandangan dan pemahaman baru tentang belajar mengajar untuk peningkatan sekolah secara menyeluruh.

(29)

Penelitian tindakan kelas adalah penilitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006: 58).

Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas, agar permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di dalam kelas dapat dipecahkan.

(30)

Gambar 1. 1 Siklus Penelitian

2. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MIN Kecandran Kota Salatiga dan dilaksanakan di kelas V yang berjumlah 18 siswa. Terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 11 siswi perempuan.

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II

Pengamatan

(31)

3. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya

sebagai berikut:

a. Tahap rencana (planning)

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan strategi

Concept Mapping (Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran).

2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. 3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.

4) Mempersiapkan perlengkapan Concept Mapping yang dibutuhkan.

5) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian perhatian siswa.

6) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran.

(32)

8) Target yang diharapkan dalam penerapan strategi Concept

Mapping ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimum. b. Tahap tindakan (action)

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Tahap pengamatan (observation)

Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung, kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.

d. Tahap refleksi (reflection), meliputi:

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi.

(33)

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah:

a. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPA materi alat pencernaan manusia dengan menggunakan strategi Concept Mapping.

b. Lembar soal tes, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur hasil belajar, terkait materi alat pencernaan manusia. c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran

kegiatan dalam proses pembelajaran IPA materi alat pencernaan manusia yang menggunakan strategi Concept Mapping.

d. Silabus, digunakan sebagai perencanaan dan pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut. Silabus dalam penelitian ini untuk acuan pembuatan RPP dan pengelolaan kegiatan pembelajaran alat pencernaan manusia.

(34)

memberikan gambaran yang harus dilakukan saat mengajar materi alat pencernaan manusia dengan menggunakan strategi Concept Mapping.

5. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode:

a. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti (Farikhah, 2006: 10). Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan hasil belajar terhadap materi Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan.

b. Tes

(35)

6. Analisis Data

Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan di setiap siklusnya.

a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan penghitungan dengan rumus:

M=

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai kelas

N = Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302)

b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

P = × 100%

Keterangan:

P = Jumlah nilai dalam persen

F = Frekuensi

(36)

I.Sitematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu

tinjauan pustaka dan landasan teori yang penulis gunakan terkait teori dan penerapan strategi Concept Mapping.

BAB III Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang

pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: gambaran umum MIN Kecandran, subyek penelitiaan, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara

(37)
(38)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Belajar

1. Pengertian Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2014: 4).

2. Ciri-Ciri Belajar

Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (2009: 18), mengemukakan ciri-ciri belajar meliputi:

a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen. c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

(39)

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. 3. Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Mustaqim (2012: 69), prinsip-prinsip belajar meliputi:

a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu. b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan

ulangan.

c. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan. d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan

aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.

e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami, bukan sekedar menghafal saja.

f. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain.

g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar.

h. Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

4. Tujuan Belajar

Menurut Sardiman (2014: 25-28), tujuan belajar secara umum ada tiga jenis, yaitu:

(40)

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkarya pengetahuan.

b. Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan.

c. Pembentukan Sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi peserta didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2008: 19-28), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal, antara lain: 1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:

(41)

Keadaan sehat jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

b) Keadaan Fungsi Jasmani

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera. Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar yang baik pula.

2) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut:

a) Kacerdasan/Intelegensi Siswa

(42)

penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan balajar.

b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kabutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.

c) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia tidak akan bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.

(43)

Sikap siswa dalam belajar dapat mempengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada perfoman guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

b. Faktor Eksternal, antara lain:

1) Lingkungan sosial, dapat dibedakan menjadi:

a) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

(44)

aktivitas belajar siswa. Siswa juga kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

c) Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, letak rumah, pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara keluarga, orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

2) Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah:

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Sebaliknya, jika kondisi alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

(45)

c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan kepada siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan strategi mengajar guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai strategi mengajar, misalnya strategi Concept Mapping yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

B.Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

(46)

Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. (1) Aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Aspek afektif yang meliputi: penerimaan, partisipasi, penilaian, penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. (3) Aspek psikomotorik meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, gerakan penyesuaian dan kreativitas (Hamalik, 2003: 160).

Hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dari suatu indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan itu adalah sebagai berikut:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi yang tinggi, baik individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau dalam indikator kompetensi dicapai oleh siswa, baik individu atau kelompok.

2. Penilaian Keberhasilan Belajar

Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Menurut Yamin (2005: 146-148), penilaian keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan:

(47)

Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip, atau teori. Pertanyaan ini kita lemparkan kepada siswa-siswa, kemudian diberikan kesempatan mereka untuk berpikir, kemudian kita pilih secara acak untuk menjawab pertanyaan tadi. Jawaban tersebut diberi kebebasan mereka mengeluarkan gagasannya, benar atau salah jawaban yang didapat dari siswa, selanjutnya kita lempar lagi kepada siswa untuk mendapat klarisifikasi jawaban yang pertama. Setelah itu guru dapat menyimpulkan tentang jawaban siswa yang benar.

b. Kuis

Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu yang terbatas, kurang lebih 15 menit, pertanyaan tersebut berupa option atau jawaban singkat. Kuis ini untuk mendapat gambaran materi sebelumnya, yang telah diajarkan kepada mereka. Waktu pelaksanaan kuis pada umumnya di awal pembelajaran. Jika sebagian siswa masih ada yang belum menguasainya, sebaiknya guru menjelaskan kembali secara singkat materi tersebut.

c. Ulangan Harian

(48)

d. Ulangan Semester

Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan ganda atau uraian.

e. Tugas Individu

Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Tugas individu dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sedangkan untuk tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif maupun non objektif.

f. Tugas Kelompok

(49)

3. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar

Menurut Arifin (2013: 123), ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non objektif.

a. Instrumen Penilaian secara Objektif 1) Pilihan Ganda

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator).

2) Benar-Salah

Bentuk tes benar-salah adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.

b. Instrumen Penilaian secara Non Objektif 1) Jawaban Singkat atau Isian Singkat

(50)

menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.

2) Uraian Objektif

Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi.

3) Uraian Bebas

Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektifitas.

C. Pembelajaran IPA

1. Pengertian Mata Pelajaran IPA

(51)

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika. Adapun tujuan pembelajaran sains di SD dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) yang dikemukakan dalam Susanto, (2014: 171-172):

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang sangat mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

(52)

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

Menurut Departemen Agama RI (2002: 254), ruang lingkup mata pelajaran IPA antara lain:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya.

b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan batuan.

c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya. d. Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya.

e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya.

4. Nilai IPA dalam Pendidikan

Dengan makin berkembangnya IPA dan teknologi serta diterapkannya psikologi belajar pada pelajaran IPA, maka IPA diakui bukan hanya sebagai suatu pelajaran melainkan juga sebagai alat pendidikan. Artinya, pelajaran IPA dan pelajaran lainnya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai berikut:

(53)

b. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, dan mempergunakan peralatan untuk memecahkan masalah.

c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah.

Dengan demikian, jelaslah bahwa IPA memiliki nilai-nilai pendidikan karena dapat menjadi alat mencapai tujuan pendidikan (Triatno, 2010: 140).

5. Standar Kompetensi IPA Kelas V

Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.

6. Kompetensi Dasar IPA Kelas V

Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan.

D. Alat Pencernaan Manusia

Pencernaan merupakan proses yang terjadi dalam setiap tubuh makhluk hidup, dengan proses pencernaan setiap makanan dan minuman yang telah dikonsumsi dapat berubah menjadi energi.

1. Pengertian Alat Pencernaan Manusia

(54)

2. Bagian Alat Pencernaan Manusia

Alat pencernaan manusia terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Panjang saluran pencernaan dari mulut sampai anus antara 8,5 sampai 10 meter. Berarti 5-6 kali tinggi badan kita. Saluran pencernaan menjadi ringkas karena melingkar-lingkar dalam rongga perut kita. Proses pencernaan makanan dari awal hingga akhir secara keseluruhan berlangsung antara 18 sampai 24 jam.

Ada dua jenis proses pencernaan manusia yaitu pencernaan secara mekanis dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan mekanis terjadi di mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Pencernaan kimiawi terjadi di dalam mulut, usus, dan lambung dengan bantuan enzim. Enzim adalah suatu zat kimia yang membantu proses pencernaan. Tujuan pencernaan dengan bantuan enzim adalah mengubah zat-zat makanan sehingga mudah diserap tubuh (Rositawaty, 2008: 10).

a. Mulut (Oris)

(55)

makanan secara mekanis. Air ludah mencerna makanan secara kimiawi (Rositawaty, 2008: 11).

1) Gigi

Menurut Rositawaty (2008: 11), gigi manusia terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Di mana gigi-gigi tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Gigi seri (berbentuk pahat dan menyerupai kapak), berfungsi untuk memotong makanan.

b) Gigi taring (berbentuk lancip dan runcing), berfungsi untuk merobek makanan.

c) Gigi geraham (berbentuk rata, lebar, dan bergelombang), berfungsi untuk mengunyah makanan.

2) Lidah

Lidah juga membantu pencernaan makanan di dalam mulut. Lidah mempunyai beberapa fungsi antara lain: mengatur letak makanan saat dikunyah, membantu menelan makanan, dan mengecap rasa makanan.

(56)

lidah ini mempunyai kepekaan rasa yang berbeda-beda (Haryanto, 2004: 15).

3) Air ludah (air liur)

Saat makanan dikunyah di dalam mulut, makanan akan dibasahi oleh air liur. Makanan menjadi licin dan mudah untuk ditelan. Selain itu, dengan bantuan air liur mengandung enzim ptialin. Enzim ini berfungsi untuk memecah karbohidrat secara kimiawi menjadi glukosa (zat gula). Itulah sebabnya, saat mengunyah nasi dalam waktu lama kita akan merasakan manis. Pencernaan seperti ini merupakan contoh pencernaan kimiawi.

b. Kerongkongan (Esofagus)

(57)

c. Lambung (Gaster)

Lambung adalah alat pencernaan berotot yang berbentuk seperti kantong. Fungsinya untuk mengaduk dan mencerna makanan yang berasal dari kerongkongan. Lambung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Kardiak, bagian lambung yang terletak di bagian atas dan dekat

hati.

2) Fundus, bagian lambung yang membulat dan terletak di tengah.

3) Pilorus, bagian ujung lambung yang terletak di dekat usus

halus.

Dinding lambung juga menghasilkan asam klorida. Asam klorida atau asam lambung berguna untuk membunuh kuman-kuman yang masuk bersama makanan. Selain itu, di dalam lambung terdapat enzim pepsin dan renin. Enzim renin berfungsi mengendapkan protein susu menjadi kasein. Enzim pepsin berguna untuk mengubah protein menjadi asam amino (pepton).

(58)

d. Usus Halus (Intestinum tenue)

Setelah dicerna di lambung, makanan masuk ke usus halus. Usus halus merupakan usus yang terpanjang dari saluran pencernaan yang panjangnya mencapai 6 hingga 7 meter. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerap. Di dalam usus dua belas jari, makanan dicerna secara kimiawi. Panjang usus dua belas jari kira-kira 25 cm atau sama dengan ukuran panjang dua belas tangan orang dewasa. Oleh karena itu disebut usus dua belas jari. Makanan di usus halus dicerna lagi dengan bantuan getah empedu dan getah pankreas. Getah empedu dihasilkan oleh hati yang berfungsi untuk membantu mencerna lemak. Sedangkan getah pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas.

Enzim yang dihasilkan getah pankreas antara lain:

1) Enzim amilase, berfungsi mengubah zat tepung (amilum)

menjadi zat gula.

2) Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam

amino.

3) Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.

(59)

secara kimiawi. Makanan diurai proteinnya oleh enzim tripsin. Setelah hancur dan lumat, makanan menuju usus penyerapan. Usus penyerapan adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Sari makanan adalah makanan yang telah dicerna secara sempurna. Sari-sari makanan masuk dalam aliran darah dan diedarkan ke seluruh bagian tubuh (Rositawaty, 2008: 14).

e. Usus Besar (Colon)

Setelah melewati usus halus, sisa makanan masuk ke usus besar. Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus. Usus besar terdiri atas usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun. Permulaan usus besar disebut usus buntu. Usus besar berfungsi untuk penyerapan air dan pembusukan sisa makanan.

Sisa makanan di usus besar dibusukkan oleh bakteri pembusuk yaitu Escherichia coli. Hasil pembusukkan berupa bahan padat, cair, dan gas. Sebelum hasil pembusukkan mencapai tahap pencernaan terakhir, maka terlebih dahulu melewati rectum.

Rectum adalah tempat penampungan sementara feses sebelum

dibuang melalui anus panjangnya 12-13 cm (Rositawaty, 2008: 15).

f. Anus

(60)

melalui anus. Anus berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa hasil proses pencernaan. Bahan padat hasil pembusukkan dikeluarkan sebagai tinja. Sisa pembusukkan berupa gas dikeluarkan berupa kentut. Sisa pencernaan yang berupa cairan disalurkan dan disaring dalam ginjal. Cairan yang tidak berguna dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni. Di bagian ini ada suatu cincin berotot yang berfungsi menjaga agar anus tetap tertutup (Azmiyawati, 2008: 14-17).

3. Penyakit Alat Pencernaan Manusia

Berbagai penyakit dapat menyerang alat pencernaan karena disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Selain itu karena masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh seperti bakteri dan virus. Beberapa penyakit yang dapat menyerang alat pencernaan, antara lain:

a. Diare

Diare merupakan penyakit yang menyerang alat pencernaan usus. Penyebab diare adalah makanan yang tercemar, terlalu banyak makan yang pedas dan asam. Pencemaran makanan dapat disebabkan oleh racun dan infeksi oleh bakteri atau parasit seperti cacing gelang dan amoeba.

(61)

penderita dapat mengalami kekurangan cairan dalam tubuh, maka penderita dapat minum larutan oralit. Larutan oralit adalah larutan gula dan garam.

b. Mag (Radang Lambung)

Penyakit ini menganggu pencernaan lambung dengan gejala lambung terasa perih dan mual. Penyakit mag disebabkan kebiasaan makan yang tidak teratur. Akibatnya, asam lambung (asam klorida) yang dihasilkan untuk mencerna makanan melukai lambung.

c. Apendisitis (Radang Umbai Cacing)

Radang pada umbai cacing ditandai dengan sakit pada perut sebelah kanan bawah, mual dan biasanya disertai demam. Umbai cacing (apendiks) adalah tonjolan kecil pada usus buntu (sekum) yaitu terletak antara usus halus dan usus besar. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukkan kotoran di usus buntu yaitu di bagian umbai cacing. Akibatnya umbai cacing menyempit disertai infeksi oleh kuman. Hal ini menyebabkan umbai cacing meradang.

d. Sembelit

(62)

menyerap air. Akibatnya, sisa makanan menjadi padat sehingga sulit dikeluarkan.

Supaya terhindar dari berbagai macam penyakit-penyakit tersebut maka harus memelihara dan merawat alat pencernaan dengan cara berikut ini:

1) Makan makanan yang bergizi dan seimbang.

2) Menjaga kebersihan alat-alat makan dan bahan makanan. 3) Minum air putih dalam jumlah yang cukup.

4) Makan secara teratur.

5) Menghindari makanan yang terlalu panas dan dingin. 6) Mencuci tangan sebelum makan.

7) Biasakan mengunyah makanan sampai halus agar mudah dicerna oleh lambung.

8) Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak serat, misalnya buah-buahan dan sayur-sayuran (Azmiyawati, 2008: 26).

E. Strategi Concept Mapping

1. Pengertian Stategi

(63)

Menurut Majid (2014: 3), istilah strategi berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan kata stratos (militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).

Mintzberg dan Waters dalam Majid (2014: 3), mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan (strategies are realized as patterns in stream of decisions or actions).

Hardy, Langley, dan Rose dalam Majid (2014: 3), mengemukakan strategi is perceived as a plan or a set of explicit intention preceeding

and controlling actions (strategi dipahami sebagai rencana atau

kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.

2. Concept Mapping

a. Pengertian Concept Mapping

(64)

sekumpulan stimulus dan objek-objeknya. Menurut Carrol dalam Trianto (2013: 158), mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. Abstraksi, berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain.

Menurut Martin dalam Trianto (2013: 158), adapun yang dimaksud peta konsep (Concept Mapping) adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.

b. Cara Membuat Peta Konsep (Concept Mapping)

(65)

Langkah-langkah dalam membuat peta konsep antara lain:

1) Memilih suatu bahan bacaan.

2) Menentukan konsep-konsep yang relevan.

3) Mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif.

4) Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep yang inklusif diletakkan di bagian atas atau puncak peta lalu dihubungkan dengan kata penghubung.

c. Kelebihan Strategi Concept Mapping antara lain:

1) Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya ingat belajarnya. 2) Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir siswa,

hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.

3) Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan memudahkan belajar.

4) Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan mengenali hubungan antara konsep-konsep tersebut.

d. Kelemahan Strategi Concept Mapping antara lain:

(66)

2) Sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari.

3) Sulit menentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain (Nur dalam Erman, 2000: 4).

F. Kaitan Pembelajaran IPA dengan Concept Mapping Alat Pencernaan

Manusia

Pembelajaran IPA materi alat pencernaan manusia merupakan mata pelajaran yang konkrit, oleh karena itu dalam pembelajarannya membutuhkan sebuah strategi yang berbeda. Guru harus menggunakan strategi yang dapat membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran. Salah satunya dengan menggunakan strategi yaitu berupa Concept Mapping.

Strategi Concept Mapping ini digunakan karena memiliki kelebihan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Salah satu kelebihannya yaitu dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Dari kelebihan Concept Mapping tersebut, maka akan berkaitan dan berpengaruh dalam

pembelajaran IPA. Selain itu strategi Concept Mapping juga dapat memperjelas bagian-bagian yang penting dalam materi alat pencernaan manusia.

Berdasarkan penjelasan kelebihan tentang strategi Concept Mapping tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan

(67)
(68)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum MIN Kecandran

Penelitian ini dilakukan di MIN Kecandran, Desa Gamol, Kecamatan Kecandran, Kota Salatiga. Madrasah Ibtidaiyah ini merupakan salah satu sekolah negeri satu-satunya yang ada di Salatiga, tepatnya berada di Desa Gamol, Kecamatan Kecandran, Kota Salatiga. Berikut adalah tabel perbatasan MIN Kecandran:

Tabel 3.1 Perbatasan MIN Kecandran

No. Arah Batas

1. Sebelah Selatan Rumah Warga 2. Sebelah Barat Rumah Warga 3. Sebelah Timur Kebun Salak 4. Sebelah Utara Rumah Warga

(69)

B.Fasilitas Sarana dan Prasarana

Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MIN Kecandran

No. Nama Jumlah Kondisi

1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik 2. Ruang Tata Usaha 1 Baik 3. Ruang Perpustakaan 1 Baik

4. Ruang Guru 1 Baik

5. Ruang Kelas 11 Baik

6. Ruang UKS 1 Baik

7. Toilet Guru 1 Baik

8. Toilet Siswa 2 Baik

9. Koperasi 1 Baik

10. Mushola 1 Baik

11. Gudang 1 Baik

C.Guru dan Staf

Tabel 3.3 Data Tenaga Pendidik dan Staf MIN Kecandran Tahun

Pelajaran 2015/2016

No. Nama Jabatan

(70)

2. Patmi, S.Pd Guru Kelas I A

3. Nur Zainuddin, S.Ag Guru Kelas I B

4. Mustafifah, S.Pd.I Guru Kelas I C

5. Dra. Mukhasanah Guru Kelas II A

6. Aminudin Latif, S.Pd.I Guru Kelas II B

7. Bambang Sudrajat, A.Md Guru Kelas II C

8. Ghufron, S.Pd Guru Kelas III

9. Rozikin, S.Ag Guru Kelas IV A

10. Khoiron, S.Ag Guru Kelas IV B

11. Nur Hidayah, S.Pd.I Guru Kelas V A

12. Ruchani, M.Pd.I Guru Kelas V B

13. Mahsun Azmi, S.Ag Guru Kelas VI

14. Ulish Sihah,A.Ma Guru Bahasa Arab

15. M. Abdul Rohim, S.Pd.I Guru Akidah Akhlak

16. Zuhrotun, S.Pd.I Guru Sejarah Kebudayaan Islam

(71)

18. Abdul Manaf, S.Pd Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

19. Wawan Qodratullah Tata Usaha

20. Ponimin Penjaga Sekolah

D. Subjek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V A Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 7 laki-laki dan 11 perempuan yang pada tahun pelajaran 2015/2016 tercatat sebagai siswa V A MIN Kecandran Kota Salatiga.

Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas V A MIN Kecandran Tahun Pelajaran

2015/2016

No. Nama Jenis Kelamin

1. Abdenigara Ahma H L

2. Agus Kristian L

3. Amelia Sahad P

(72)

5. Asaris Suraya L

6. Bagus Hardiansyah L

7. Devi Kurnia Sari P

8. Elga Bagas Saputra L

9. Jihan Hasna Aisya P

10. Raka Dian Cahya D L

11. Rammaddityan L

12. Rayi Dian Cahya D P

13. Silvina Febriyanti P

14. Sri Lestari P

15. Syifa Nur Rahma P

16. Vina Lutfiana P

17. Yunita Ayu Ardani P

18. Zulfa Adilla Safitri P

(73)

1. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun. 2. Kemampuan siswa rata-rata sedang. 3. Siswa malu bertanya.

4. Semua siswa barasal dari desa.

5. Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar berpendidikan rendah.

E. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 dengan rincian sebagai berikut:

1. Observasi, Selasa 12 Mei 2015.

2. Kegiatan Siklus I, Selasa 11 Agustus 2015. 3. Kegiatan siklus II, Kamis 13 Agustus 2015.

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Agustus 2015. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

(74)

1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Concept Mapping pada mata pelajaran IPA kelas V.

2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Selasa tanggal 11 Agustus 2015.

3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I. 4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah

pembelajaran.

5) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi alat pencernaan pada manusia.

6) Menyiapkan alat pembelajaran.

b. Pelaksanakan Tindakan

1) Pra Pembelajaran

(75)

c) Menyiapkan lembar tes formatif. 2) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a.

b) Absensi

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari.

e) Pre test

3) Kegiatan Inti Eksplorasi:

a) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi alat pencernaan manusia.

b) Guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan strategi Concept Mapping.

c) Guru memberikan tugas secara kelompok untuk mendiskusikan dengan temannya terkait tentang materi alat pencernaan pada manusia.

Elaborasi:

a) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 6-8 orang.

(76)

c) Guru meminta siswa untuk membuat sebuah Concept Mapping tentang alat pencernaan manusia.

d) Masing-masing kelompok bertugas untuk membuat sebuah Concept Mapping dengan menggunakan spidol warna dengan indah dan menarik.

e) Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.

Konfirmasi:

a) Guru memberikan pujian dan tepuk tangan kepada tiap-tiap kelompok yang sudah mempresentasikan hasil diskusinya.

b) Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa.

c) Guru memberikan umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

d) Guru mengadakan post test. 4) Kegiatan Akhir

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang alat pencernaan manusia.

b) Guru meminta siswa untuk mengulang materi yang telah diberikan di rumah masing-masing.

c) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan

(77)

c. Pengamatan atau Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:

1) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

2) Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran yang berlangsung.

d. Refleksi

Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:

1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

2) Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

3) Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru.

(78)

1) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran.

2) Penggunaan waktu kurang efektif dan efisien.

3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

1) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat pembelajaran.

2) Guru menentukan konsep-konsep yang lebih relevan.

3) Guru mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif.

4) Guru menyusun konsep-konsep dalam suatu bagan, konsep yang inklusif diletakkan di bagian atas atau puncak peta lalu dihubungkan dengan kata penghubung.

5) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien.

6) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(79)

Agustus 2015. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP. Peneliti menggunakan strategi Concept

Mapping dalam proses pembelajaran. Adapun tahap

perencanaan meliputi:

1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Concept Mapping pada mata pelajaran IPA kelas V.

2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015.

3) Menentukan materi yang akan diajarkan pada siklus II. 4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah

pembelajaran.

5) Membuat instrumen penelitian yaitu:

(80)

b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia.

6) Menyiapkan alat pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pra Pembelajaran

a) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung. b) Menyiapkan RPP.

c) Menyiapkan lembar tes formatif. 2) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a.

b) Absensi.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari.

e) Pre test

3) Kegiatan Inti Eksplorasi:

a) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia. b) Guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan

(81)

c) Guru memberikan tugas secara kelompok untuk mendiskusikan dengan temannya terkait materi tentang penyakit yang menyerang alat pencernaan pada manusia.

Elaborasi:

a) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 6-8 orang.

b) Guru memberikan beberapa spidol warna dan kertas manila kepada masing-masing kelompok.

c) Guru meminta siswa untuk membuat sebuah Concept

Mapping tentang penyakit yang menyerang alat

pencernaan manusia.

d) Masing-masing kelompok bertugas untuk membuat sebuah Concept Mapping dengan menggunakan spidol warna dengan indah dan menarik.

e) Guru berkeliling sambil memantau setiap kelompok dalam proses pembuatan Concept Mapping.

f) Guru akan memberikan hadiah kepada setiap kelompok yang membuat Concept Mapping dengan indah dan menarik.

g) Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.

(82)

a) Guru memberikan pujian dan tepuk tangan kepada tiap-tiap kelompok yang sudah mempresentasikan hasil diskusinya.

b) Guru memberikan hadiah kepada setiap kelompok yang telah membuat Concept Mapping.

c) Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa.

d) Guru memberikan umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

e) Guru mengadakan post test. 4) Kegiatan Akhir

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia.

b) Guru meminta siswa untuk mengulang materi yang telah diberikan di rumah masing-masing.

c) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan

berdo’a bersama-sama.

c. Pengamatan atau Observasi

Gambar

Gambar 1. 1 Siklus Penelitian
Tabel 3.1 Perbatasan MIN Kecandran
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MIN Kecandran
Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas V A MIN Kecandran Tahun Pelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan skripsi ini digunakan untuk menganalisa Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank yang diukur dengan return on asset

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

Maintenance atau perawatan adalah suatu usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan agar kondisi dan performance dari mesintetapterjaga, namun dengan biaya

Kuadrat Bilangan yang MendekatiKelipatan 10 (dari kanan)Misalkan bilangan yang akan dikuadratkan adalah c, dimana c merupakan bilangan bulat yang lebih dari

Penilaian pelaksanaan pemantauan dan evaluasi menggunakan formulir sebagaimana pada Lampiran Pada akhir pelaksanaan penelitian, setiap peneliti melaporkan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Seimbang pada Balita di Posyandu Mayang Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kota Blitar”

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL7. NOMOR 4 TAHUN 2017

terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis. Memerhatikan fakta empiris yang ditemukan pada Rumah Sakit Bhayangkara. Tingkat II Medan saat ini serta didukung