PENGARUH IMPLEMENTASI
ACTIVE LEARNING
DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2006/2007
S K R I P S I
Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Tarbiyah
N IM : 11101 074
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
Winarno. S. Si.. M. Pd.
Setelah diadakan
pengarahan, bimbingan, koreksi dan
perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari:
N a m a
: ASIYAH
N IM
: 1 1 1 0 1 0 7 4
Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
J u d u l
: PENGARUH
IMPLEMENTASI
ACTIVE
LEARNING
DALAM
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2006/2007
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah.
Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan
digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
JL Stadion No. 03 Salatiga 9 (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : ASIY AH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 074 yang
berjudul : ’’PENG ARUH IM PLEM ENTA SI
A C T IV E LE A R N IN G
DALAM
PEM BELAJA R AN PENDIDIKAN AGAM A ISLAM TER H A D A P PR ESTASI
B E LA JA R PENDIDIK AN DI SM A ISLAM SUD IRM AN 2 BO Y O LALI Telah
dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari : Rabu tanggal 10 Safar 1428 H, yang
bertepatan dengan tanggal : 28 Pebruari 2007 M, dan telah diterima sebagai bagian
dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SA R JA N A dalam Ilmu Tarbiyah.
10 S a f a r 1428 H
Salatiga,
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk
- kapak dan Ibu tercinta
Suamiku tersayang
- Anakku tercinta
- Sahabat-sahabat setia
M O T T O
Hari esok harus lebih baik dari hari ini.
K A T A P E N G A N T A R
^jLuuVi (sic. ^Ii]b ^Ic. Jli^xLaJl
i K ^ l j 4il(_rlc. j ^ U Va l o i Aa^ ^^ic. ^LuJl j S^iL-all j
Puji dan syukur hanya kami panjatkan kepada A llah SW T yang telah berkenan m elimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat m enyelesaikan tugas skripsi ini. Sholawat serta salam tetap pada diri nabi Muhammad SAW , dan para pengikutnya yang taat dan patuh menjalankan ajarannya serta meninggalkan larangannya.
Skripsi ini disusun untuk m em enuhi syarat-syarat guna m em peroleh gelar Saijana Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agam a Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu saja penulis banyak mem peroleh bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih k ep a d a :
1. Bapak Drs. Imam Sutom o, M .A g. selaku ketua STAIN Salatiga, yang telah memberikan bimbingan pada penulis selam a belajar di Fakultas Tarbiyah. 2. Bapak Fatchurrohman M . A g. selaku Ketua Program Studi jurusan Pendidikan
3. Bapak Winamo, S. Si, M. Pd. selaku pembimbing, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Setyo Sutrisno selaku kepala SMA Islam Sudirman 2 Boyolali,
serta guru dan karyawan yang telah memberikan izin dan informasi sehingga
sangat membantu dalam penulisan dan pelaksanaan penelitian.
5. Ayah dan Ibu yang telah memberikan asuhan dan bantuan material dan
spiritual, serta segenap keluarga yang telah memberikan bimbingan dan
motivasi selama penulis menuntut ilmu hingga selesai menulis skripsi ini.
6. Sahabat seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan sumbangan
pikiran hingga terselesainya dalam menyusun skripsi.
Akhir kata penulis berdoa semoga amal baik Bapak, Ibu serta saudara
sekalian mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga ilmu yang
penulis peroleh dapat dikembangkan dan diamalkan untuk masyarakat, negara dan
agama. Amiin yarobbal ‘alamiin.
Salatiga, 2007
DAFTAR TABEL
1. Tabel keadaan ruang SMA Islam Sudirman 2 Boyolali...49
2. Tabel keadaan siswa SMA Islam Sudirman 2 Boyolali...51
3. Tabel tenaga pendidik SMA Islam Sudirman 2 Boyolali... 51
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat H id u p ...63
2. Hasil penelitian tabel angka kasar X A ...64
3. Hasil penelitian tabel angka kasar X B ... 65
4. Uji Kompetensi dan kunci jaw ab an ...66
5. Lembar konsultasi sk rip si... 67
6. Pembimbing dan asisten pem bim bing... 68
7. Lampiran tabel nilai t ... 69
8. Surat ketetangan p enelitian... 70
1. Gambar 1 tentang Struktur Organisasi SMA Islam Sudirman 2 Boyolali...48
D A F T A R ISI
HALAMAN JU D U L... i
NOTA D IN A S... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN M OTTO... v
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR IS I ... viii
BABI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Penegasan Ju d u l... 3
C. Rumusan M asalah... 4
D. Tujuan Penelitian...5
E. Hipotesis... 5
F. Metode Penelitian...5
G. Sistematika Penulisan Skripsi...11
BABU. LANDASAN TEORI
1. Memperkenalkan Belajar A k tif... 13
2. Gaya B elajar...15
3. Sisi Sosial Proses Belajar... 16
4. Sepuluh Metode Untuk Mendapatkan Partisipan/ K apanpun...1 7 5. Bagaimana Menjadikan Siswa Aktif Sejak A w al...20
6. Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Secara A k tif... 23
7. Bagaimana Menjadikan Belajar Tidak Terlupakan... 25
B. Pendidikan Agama Isla m ...26
C. Tujuan Pendidikan Agama Isla m ...29
D. Tujuan Pendidikan Agama di S M T A ... 31
E. M etode Pengajaran Agama Isla m ... 33
F. Evaluasi Pendidikan Agama I sla m ... 36
G. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian B elajar... 40
2. Pengertian Prestasi B elajar... 41
3. Pedoman Umum Untuk B elajar... 42
4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi B elajar... 43
BAB III. LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Islam Sudirman 2 Boyolali... 46
B. Letak Geografis... 47
C. Struktur Organisasi SMA Islam Sudirman 2 Boyolali... 48
D. Kondisi SMA Islam Sudirman 2 B oyolali...49
BAB IV. ANALISIS DATA... 54
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... i... 59
B. Saran-saran...59
B A B I
P E N D A H U L U A N
Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru,
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
membelajarkan siswa. Untuk dapat membelajarkan siswanya, salah satu cara
yang dapat ditempuh oleh guru adalah dengan menerapkan pendekatan CBSA
( Cara Belajar Siswa Aktif).
Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi Cara Belajar
Siswa Aktif merupakan suatu fenomena, terlepas dari besar kecilnya kadar
keaktifan siswa dalam belajar tersebut. Fenomena adanya cara belajar siswa
aktif, perlu digunakan untuk lebih mengembangkan potensi-potensi belajar
siswa.
Cara belajar siswa aktif perlu dikembangkan, karena cara belajar siswa
aktif secara faktual dapat meningkatkan kadar keaktifan siswa. Merupakan
suatu kenyataan yang baru muncul dalam belajar mengajar memerlukan suatu
penanganan khusus, terutama terhadap sifat konservatif guru pada umumnya.
Semua metode dalam proses belajar mengajar dapat mengaktifkan
siswa. Bagaimanapun, cara belajar “ duduk - dengar - catat - hafal = DDCH “
siswa dalam kadar yang lebih besar, kalau mungkin sampai 100 %. Untuk itu
perlu adanya penataan bahan, pelaksanaan proses belajar mengajar, alat evaluasi
dan sebagainya, inklusif terhadap penyusunan satuan pelajaran dan yang lebih
jauh lagi terhadap organisasi kurikulum.
Mulai tahun pelajaran 2004 / 2005 SMA Islam Sudirman 2 Boyolali
sudah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ). Kurikulum 2004
ini berarti active learning telah diterapkan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam, yang berarti pula bahwa sebelum tahun pelajaran itu active learning
belum dijalankan atau dengan kurikulum 94. Kurikulum 94 tersebut siswa
belum diaktifkan, sehingga dalam proses belajar mengajar berpusat pada guru,
bukan pada siswa.
Perubahan kurikulum tersebut diharapkan siswa akan lebih aktif dan
siswa setelah lulus akan memiliki keterampilan khusus yang diperoleh dari
SMA Islam Sudirman 2 Boyolali, yang dikenal dengan istilah kecakapan hidup
( life skill ). Active learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diharapkan ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
Melihat latar belakang tersebut di atas, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali dengan judul :
“ P e n g a r u h Im p le m e n ta si A c tiv e L e a rn in g d a la m P em b ela ja ra n
P en d id ik a n A g a m a Isla m te r h a d a p P r e sta s i B e la ja r P en d id ik a n A g a m a
B. Penegasan Judul
Pada uraian selanjutnya penulis akan mencoba menjelaskan apa
sebenarnya maksud judul tersebut, adapun judul tersebut dapat diuraikan
menurut kalimat-kalimat yang ada pada ju d u l:
a. Implementasi.
Yaitu penerapan dalam strategi belajar mengajar dengan menggunakan
metode tertentu yang sesuai dengan materi yang diajarkan saat itu, dalam
kegiatan belajar mengajar tidak ada metode yang terbaik, artinya seorang
pendidik harus memilih metode dan strategi yang sesuai dengan
kemampuan anak didik SMA Islam Sudirman 2 Boyolali.1
b. Active Learning
Yaitu sesuatu kegiatan belajar mengajar yang menitikberatkan pada
keaktifan siswa. Siswa berpedoman istilah sebagai berikut : apa yang saya
dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya tahu dan apa yang saya kerjakan
aya memahami dengan baik. Agar belajar efektif guru harus menggunakan
gaya belajar yang digunakan dalam active learning yaitu diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi dan debat dalam kelas, pengalaman lapangan,
simulasi, dan studi kasus.
c. Prestasi Belajar.
Yaitu sesuatu yang telah dicapai dalam proses belajar mengajar sehingga
menimbulkan kelakuan baru atau dapat merubah kelakuan lama sehingga
lebih mampu menghadapi situasi dalam hidupnya sesuai dengan
kemampuan siswa di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali. 2
d. Pendidikan Agama Islam
Yaitu suatu usaha yang disengaja untuk membimbing anak didik agar
menjadi muslim yang sejati, beramal sholeh, berakhlaq mulia dan berguna
bagi masyarakat, agama dan negara sesuai dengan Pendidikan Agama Islam
atau sesuai dengan bidang studi yang diajarkan di SMA Islam Sudirman 2
Boyolali
C. Perumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang penulis ajukan dalam hal ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi active learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali ?
2. Apakah terdapat pengaruh implementasi active learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa ?
D. Tujuan Penelitian
Agar dapat memberikan gambaran konkret serta arah yang jelas dalam
pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai,
y aitu :
a. Untuk mengetahui implementasi active learning dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali.
b. Untuk mengetahui pengaruh implementasi active learning pembelajaran
Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa di SMA Islam
Sudirman 2 Boyolali.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah “ Suatu kesimpulan yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul ”.3
Dengan demikian pentinglah kiranya jika penulis mengajukan hipotesis, yaitu :
“ Ada pengaruh positif Implementasi Active Learning dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar “.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif. Untuk mendapatkan data yang akan dipergunakan dalam
memecahkan masalah tersebut, harus diperlukan perencanaan yang matang
dan prosedur yang tepat.
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta,
2. Langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
a. Populasi dan Sampel
Populasi adalah “ Keseluruhan subjek penelitian Populasi penelitian
ini mencakup seluruh siswa SMA Islam Sudirman 2 Boyolali, yang
jumlahnya 222 orang. Sampel diambil 30 % dari jumlah siswa yang
dijadikan subjek penelitian, yakni sebanyak 60 orang dengan teknik
sampel random sampling ( acak). b. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
1) Teknik Tes
Tes adalah “ Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan 4
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.
Tes digunakan untuk menggali data tentang prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam siswa SMA Islam Sudirman 2 Boyolali.
2) Teknik Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yaitu mencari data
mengenai hal - hal / variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, agenda, leger dan sebagainya. Hal ini penulis
menggunakan dokumen yang berupa daftar nilai atau leger mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. ? 4
3) Teknik Observasi
Observasi adalah “ Pengamatan dan pencatatan secara
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki ” 5. Pelaksanaannya
penulis mengadakan observasi / pengamatan langsung pada saat
proses belajar mengajar di kelas, terkait dengan implementasi active learning.
4) Teknik Interview
Menurut Sutrisno Hadi, Interview adalah “ Suatu proses
tanya jawab lisan pada dua orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik yang satu dapat melihat pada yang lain, dan dapat
mendengar percakapan diantara mereka dengan telinga mereka
sendiri “.6
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung
dengan guru Pendidikan Agama Islam dan kepada siswa, tentang
bagaimana proses pengajaran yang menggunakan active learning.
c. Teknik Analisis
Usaha mendapatkan data yang akan digunakan untuk memberikan
kesimpulan tentang penelitian ini diperlukan data yang benar dan
selanjutnya dianalisis yang nantinya akan dihasilkan suatu keputusan.
Data yang penulis kumpulkan adalah berbentuk angka ( kuantitatif ),
dalam menganalisis data tersebut digunakan metode statistik.
5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM , Yogyakarta, 1981, him 136.
Tahap-tahap analisis data yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui implementasi active learning pembelajaran pendidikan agama Islam diadakan perhitungan rata-rata dari hasil belajar
siswa SMA Islam Sudirman 2 Boyolali, dengan rumus :
Keterangan
M = fx N
M : Mean
fx : Jumlah nilai atau angka-angka yang sudah dikalikan
dengan frekuensi masing-masing
N : Jumlah Individu
b. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Pembahasan data tentang prestasi belajar maka harus melihat hasil
tes yang telah dijawab oleh siswa ( sebagai subjek penelitian ). Tes- tes
tersebut telah penulis susun yang berhubungan dengan prestasi belajar,
kemudian untuk menghitung hasil tes yang telah dijawab oleh siswa,
maka perlu diadakan ketentuan agar dalam memberikan nilai hasilnya
akan lebih meyakinkan dan lebih terarah.
Nilai
Ketentuan tersebut dasarnya yaitu acuan norma, asumsinya bahwa
kemampuan orang berbeda, tes harus membedakan orang, keterangan
tersebut di atas, digunakan untuk membatasi hasil tes 1. Semua hasil skor tabulasi dijumlahkan dari setiap kelompok prestasi belajar, sehingga
akan kita dapatkan hasil perhitungan yang menunjukkan nilai rata-rata.
Hasil tersebut kita identifikasikan pada variabel terikat ( y ). Setelah data
terkumpul, maka perlu disusun sebagai data yang teratur, karena hal ini
akan memudahkan dalam pengolahan. Adapun pengolahan data tersebut
dapat dihitung setelah variabel-variabel tersebut diketahui dengan jelas.
Implementasi active learning belajar Pendidikan Agama Islam adalah sebagai variabel bebas ( x ), sedangkan prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam sebagai variabel terikat ( y ). Kemudian dimasukkan
dalam rumus “ U ji B e d a M ea n ( t - t e s t ) “
Keterangan:
Xi = Mean kelompok pertama
X2 = Mean kelompok kedua
SD 12 = Standard Deviasi kelompok pertama
SD2 = Standard Deviasi kelompok kedua
nj = Jumlah subjek kelompok pertama
n2 = Jumlah subjek kelompok kedua
Penulis memasukkan data-data pada rumus tersebut di atas maka akan
kita dapati angka-angka yang menunjukkan apakah ada pengaruh atau
tidak ada.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini ditulis dalam lima bab, yang secara sistematis dapat
dijabarkan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN : Berisikan tentang latar belakang masalah,
penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
v /
BAB II LANDASAN TEORI : Berisikan tentang masalah implementasi active
y
learning, pengertian Pendidikan Agama Islam, tujuan Pendidikan Agama Islam, metode pengajaran Agama Islam , evaluasi Pendidikan
Agama Islam, pedoman umum untuk belajar dan beberapa metode
belajar aktif (101 Bagaimana mengaktifkan siswa dalam belajar ).
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam.
BAB IH LAPORAN HASIL PENELITIAN : Berisikan tentang gambaran
umum SMA Islam Sudirman 2 Boyolali dan Hasil Penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN : Berisikan tentang Analisis Data meliputi
Implemetitasi active learning Pendidikan Agama Islam, Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, Pengaruh Implementasi active learning Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
B A B II
L A N D A S A N T E O R I
A. Implementasi Active Learning
Active Learning merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan dinamis, dalam proses ini peserta didik mengalami “ Keterlibatan intelektual- emosional disamping keterlibatan fisiknya. Jadi dipandang dari segi peserta didik, maka Active Learnig adalah suatu proses kegiatan yang dilakukannya dalam belajar. Dipandang dari sudut guru atau fasilitator, strategi belajar yang direncanakan sedemikian rupa sehingga proses belajar-mengajar yang dilaksanakan menuntut atktivitas dari peserta didik yang dilakukannya secara aktif. Dengan demikian maka proses belajar mengajar dimana peserta didik terlibat secara intelektual emosional dapat direncanakan guru dalam suatu sistem instruksional yang efektif dan efisien, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai lebih baik \
Proses belajar mengajar yang lebih memberikan tekanan kepada
kegiatan peserta didik sering dikenal dengan “ Pengajaran yang berpusat pada
peserta didik “. Sistem pengajaran ini peranan dan partisipasi yang tinggi dari
peserta didik sangat ditonjolkan. Sebagai lawan dari sistem pengajaran ini, yaitu
yang memberikan peranan dan aktifitas yang besar kepada guru. Di sini guru yang
aktif mengambil inisiatif menetapkan dan mengeijakan segala sesuatunya, siswa
hanya tinggal duduk dan mendengarkan wejangan guru. Sistem seperti ini
disebut “ Pengajaran yang berpusat pada guru “. Gaya mengajar ini telah
melupakan bahwa peserta didik bukanlah sekedar benda mati yang tidak akan
memberi reaksi bila diberi rangsangan. Penganut sistem ini mengingkari bahwa
peserta didik merupakan makhluk hidup yang mempunyai kemampuan dasar dan
potensi yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.
Gaya mengajar yang disebutkan di atas sangatlah bertentangan, yang
satu memusatkan perhatian kepada pemberian peranan dan partisipasi aktif untuk
peserta didik, sedangkan yang lainnya memberikan peranan dan kegiatan serta
inisiatif yang lebih besar pada guru dalam proses belajar mengajar. Dari uraian di
atas, maka gaya mengajar yang menempatkan peserta didik sebagai titik pusat
kegiatan belajar mengajar akan dapat menghasilkan suatu proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien.
1. Memperkenalkan belajar aktif.
Lebih dari 2400 tahun silam, Konfiisius menyatakan Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya lihat, saya ingat Yang saya kerjakan, saya pahami
Tiga pernyataan sederhana ini berbicara banyak tentang perlunya cara belajar aktif. Saya telah memodifikasi dan memperluas kata-kata bijak Konfiisius itu menjadi apa yang saya paham belajar aktif.
Yang saya dengar, saya lupa
Yartg saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan dan diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami.
Yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuna dan keterampilan.
2 Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
Ada sejumlah alasan mengapa sebagian besar orang cenderung lupa
tentang apa yang mereka dengar. Salah satu alasan yang paling menarik ada
kaitannya dengan tingkat kecepatan bicara guru dan tingkat kecepatan
pendengaran siswa. Pada umumnya guru berbicara dengan kecepatan 100 hingga
200 kata per menit. Tetapi, berapa banyak kata-kata yang dapat ditangkap siswa
dalam per menitnya? Ini tentunya juga bergantung pada cara mereka
mendengarkannya, jika siswa benar-benar berkonsetrasi mereka akan dapat
mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap 50 hingga 100 kata per menit
atau setengah dari apa yang dikatakan guru. Itu karena siswa juga berpikir banyak
selama mereka mendengarkan. Akan sulit menyimak guru yang bicaranya
nerocos. Besar kemungkinan, siswa tidak bisa konsentrasi karena sekalipun
materinya menarik, berkonsentrasi dalam waktu yang lama memang bukan perkara
mudah. Penelitian menunjukkan bahwa siswa mampu mengdengarkan ( tanpa
memikirkan ) dengan kecepatan 400 hingga 500 kata per menit. Mendengarkan
dalam waktu berkepanjangan terhadap seorang guru yang berbicara terlalu
lambat, siswa cenderung menjadi jenuh dan pikiran mereka mengembara entah
kemana.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dalam perkuliahan bergaya caramah. Mahasiswa kurang menaruh perhatian selama 40 % dari seluruh waktu kuliah. Mahasiswa dapat mengingat 70 % dalam 10 menit pertama kuliah, sedangkan dari sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat mengingat 20 % materi kuliah.
Dua figur terkenal dalam gerakan pendidikan kooperatif, David dan Roger Johnson, bersama Karl Smith, mengemukakan beberapa persoalan berkenaan dengan perkuliahan yang berkepanjangan yaitu perhatian mahasiswa menurun seiring berlalunya waktu, cara kuliah macam ini hanya menarik bagi peserta didik auditori, cara ini cenderung mengakibatkan kurangnya proses belajar tentang informasi faktual, cara ini mengasumsikan bahwa mahasiswa memerlukan informasi yang sama dengan langkah penyampaian yang sama pula,
3 mahasiswa cenderung tidak menyukainya. 3
2. Gaya Belajar
Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki
bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan baik hanya dengan
melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka menyukai penyampaian
informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru.
Selama pelajaran, biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Peserta
didik visual ini berbeda dengan peserta didik auditori. Yang biasanya tidak
sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dikeijakan oleh guru, dan
membuat catatan. Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan
mengingat. Peserta didik kinestifik belajar terutama dengan terlibat langsung
dalam kegiatan. Mereka cenderung impulsif, semau gue, dan kurang sabaran.
Selama pelajaran, mereka mungkin gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan
mengerjakan sesuatu.
Kalangan pendidik juga mencermati adanya perubahan cara belajar
siswa. Selama lima belas tahun terakhir, Schroeder dan kolegannya ( 1993 ) telah
menerapkan indicator tipe Myer-Briggs ( MBT1 ) pada mahasiswa baru. MBTI
merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam dunia
pendidikan dan dunia usaha masa kini. Instrumen ini sangat berguna untuk
memahami fungsi perbedaan individu dalam proses belajar 4. Hasilnya
menunjukkan bahwa sekitar 60 persen dari mahasiswa yang masuk memiliki
orientasi praktis ketimbang teoritis terhadap pembelajaran, persentase itu
bertambah tiap tahunnya. Mahasiswa lebih suka terlibat dalam pengalaman
langsung dan konkret daripada mempelajari konsep-konsep dasar terlebih dahulu
dan baru kemudian menerapkannya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sekolah
lebih suka kegiatan belajar yang benar-benar aktif daripada kegiatan yang
reflektif abstrak, dengan rasio lima banding satu. Semua ini dapat disimpulkan
bahwa cara belajar dan mengajar aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini. Agar
bisa efektif, guru harus menggunakan yang berikut ini : diskusi dan proyek
kelompok kecil, presentasi dan debat dalam kelas, latihan melalui pengalaman,
pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus. Secara khusus Schroder
menekankan bahwa siswa masa kini “ Bisa beradaptasi dengan baik terhadap
kegiatan kelompok dan belajar bersama
3. Sisi Sosial Proses Belajar
Abraham Maslow mengajarkan kepada kita bahwa manusia memiliki dua kumpulan kekuatan/kebutuhan yang satu berupaya untuk tumbuh dan yang satu condong kepada keamanan. Orang yang dihadapkan pada kedua kebutuhan ini akan memilih keamanan ketimbang pertumbuhan. Kebutuhan akan rasa aman lurus aman dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya kebutuhan untuk mencapai sesuatu, mengambil resiko, dan menggali hal-hal baru. Pertumbunan berjalan dengan langkah-langkah kecil. Menurut Maslow “ Tiap-tiap langkah maju hanya dimungkinkan bila ada rasa aman, ini merupakan langkah ke depan dari suasana rumah yang aman menuju yang belum diketahui ”. 5
Jerome Brunes membahas sisi sosial proses belajar dalam buku
klasifikasinya, Toward a Theory o f Instruction. Dia menjelaskan tentang “Kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja
sama dengan mereka guna mencapai tujuan Hal ini ia sebut resiprositas
(hubungan timbal balik). Bruner berpendapat bahwa resiprositas merupakan
sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk menstimulasi kegiatan
belajar. Dia menulis sebagai berikut : “ Dimana dibutuhkan tindakan bersama,
dan dimana resiprositas diperlukan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuan,
di situlah terhadap proses yang membawa individu ke dalam pembelajaran,
membimbingnya untuk mendapatkan kemampuan yang diperlukan dalam
pembentukan kelompok. 6
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.
Kegiatan belajar mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif,
namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil
akan memungkinkan anda untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara
khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya memungkinkan
mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong mereka untuk tidak
hanya belajar bersama, namun juga mengajarkan satu sama lain.
4. Sepuluh metode untuk mendapatkan partisipan/kapanpun
Kegiatan belajar aktif tidak dapat belangsung tanpa partisipasi siswa.
Ada bermacam cara untuk menyusun diskusi dan mendapatkan respon dari siswa
pada saat kepan saja selama pelajaran sebagian sangat cocok bila waktunya
terbatas / ketika siswa perlu dorongan supaya berpartisipasi. Metode-metode itu
antara lain: diskusi terbuka, kartu jawaban, jejak pendapat, diskusi sub kelompok,
mitra belajar, penyemangat, diskusi panel, ruang terbuka, permainan, memanggil
pembicara selanjutnya.7
a. Diskusi Terbuka
Ajukan pertanyaan dan lemparkan kepada seluruh kelompok tanpa melakukan
pengaturan lebih lanjut. Diskusi terbuka yang sifatnya langsung sangatlah
menarik.
b. Kartu Jawaban
Bagikan Kartu indeks dan mintakan jawaban atas pertanyaan anda tanpa
menyertakan nama. Gunakan kartu jawaban utnuk menghemat waktu / untuk
melindungi privasi dari jawaban yang bisa menyinggung perasaan.
c. Jejak Pendapat
Susunlah sebuah survei singkat yang diisi dan dihitung hasilnya di tempat itu
juga, lakukan pemungutan suara secara lisan. Gunakan pemungutan suara
untuk mendapatkan data secara cepat dan dalam bentuk yang bisa dihitung.
d. Diskusi Sub kelompok
Gunakan diskusi sub kelompok bila anda memiliki cukup waktu untuk
memproses pertanyaan dan soal. Ini merupakan salah satu metode utama
untuk mendapat partisispasi dari seluruh siswa.
e. Mitra Belajar
Perintahkan siswa untuk mengeijakan tugas / mendiskusikan pertanyaan
utama dengan siswa yang duduk di sebelahnya. Gunakan mitra belajar bila
melaksanakan diskusi kelompok kecil. Sebuah pasangan merupakan
konfigurasi kelompok yang baik untuk membangun hubungan saling
mendukung dan untuk melaksanakan aktivitas kompleks yang tidak cocok
dengan konfigurasi kelompok besar.
f. Penyemangat
Datangi semua kelompok dan mutasi jawaban singkat atas pertanyaan utama.
Gunakan kalimat penyemangat bila anda menginginkan sesuatu secara cepat
dari siswa.
g. Diskusi Panel
Perintahkan sejumlah kecil siswa untuk mengemukakan pendapat mereka di
depan kelas. Sebuah Panel informal dapat dibentuk dengan meminta pendapat
dari sejumlah siswa yang sudah ditentukan, yang masih berada di tempat
duduk masing-masing. Gunakan panel bila waktunya mencukupi untuk
mendapatkan jawaban yang lebih serius dan terfokus terhadap pertanyaan
anda.
h. Ruang Terbuka
Perintahkan sebagian siswa untuk membentuk lingkaran diskusi, dan
perintahkan sebagian lain untuk membentuk lingkaran pendengar di sekeliling
mereka. Gunakan formasi ruang terbuka untuk membantu pemfokusan pada
diskusi kelompok besar. Metode ini merupakan metode terbaik untuk
i. Permainan
Gunakan latihan yang menyenangkan / permainan kuis untuk memancing
pendapat, pengetahuan / keterampilan siswa. Permainan juga sangat
membantu memunculkan suasana dramatis yang kelak akan terus diingat oleh
siswa.
j. Memanggil Pembicara Selanjutnya
Perintahkan siswa untuk tunjuk jari ketika mereka ingin berbagi pendapat.
Gunakan teknik ini bila yakin ada minat yang cukup besar terhadap diskusi
atau aktivitas belajar, dan ingin meningkatkan interaksi siswa.
5. Bagaimana Menjadikan Siswa Aktif Sejak Awal
Memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan siswa aktif
semenjak awal. Jika tidak, kemungkinan besar kepasifan siswa akan melekat.
Susunlah aktivitas pembuka yang menjadikan siswa lebih mengenal satu sama
lain merasa lebih leluasa ikut berfikir, dan memperlihatkan minat terhadap
pelajaran. Kegiatan belajar aktif ada 3 tujuan penting yang harus dicapai, yaitu :
a. Pembentukan tim : membantu siswa untuk lebih mengenal satu sama lain dan
menciptakan semangat keijasama dan interpendensi.
b. Penilaian sederhana : pelajarilah sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.
8
c. Keterlibatan belajar langsung : ciptakan minat awal terhadap pelajaran.
Ketiga tujuan di atas, bila dicapai akan membantu menciptakan
lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan kemauan mereka untuk 8
ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang
positif. Tujuan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Strategi Pembentukan Tim
1) Bertukar Tempat
Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal, berbagi pendapat dan membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan diri/menukar pendapat secara aktif.
2) Siapa saja yang ada di kelas
Aktivitas ini merupakan perburuan/pencarian teman sekelas, bukannya pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam sejumlah cara dan untuk ukuran kelas apapun. Cara ini membantu terbentuknya semangat tim dan memungkinkan adanya gerakan fisik sejak awal pelajaran.
3) Menyusun Aturan Dasar Kelas
Ini merupakan metode jajak pendapat yang memungkinkan siswa untuk menetapkan aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian dari proses pembentukan tim ini, mereka lebih cenderung mendukung norma atau aturan yang mereka tetapkan. 9
b. Strategi Penilaian Sederhana
Merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak mengancam untuk
mengetahui siswa, anda bisa menggunakannya untuk menilai “ Secara Instan “
latar belakang, pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian siswa.
3) Sampel Perwakilan
Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian banyaknya dan mustahil
untuk segera memahami siapa saja mereka. Prosedur ini memungikinkan anda
untuk menarik sampel perwakilan siswa dari seluruh kelas dan mengetahuinya
dengan mewawancarai mereka di depan kelas,
c. Strategi Perlibatan Belajar Langsung
1) Berbagi Pengetahuan Secara Aktif
Merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran yang
anda ajarkan. Anda juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat
pengetahuan siswa sambil melakukan pembentukan kegiatan tim. Cara ini
cocok pada segala ukuran kelas dan dengan materi pelajaran apapun.
2) Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok Tiga Orang
Merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan
dengan sebagian teman sekelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan
mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di kelas.
3) Menyemarakkan Suasana Belajar
Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklim belajar informal yang
santai dengan meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi
pelajaran yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa
berhumor, namun juga berpikir. i0
6. Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Keterampilan, dan
Sikap Secara Aktif.
Pendidikan disegala jenjang pada umunya dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran pengetahuan
(kognitif) mencakup pemerolehan informasi dan konsep. Pembelajaran ini tidak
hanya berkenaan dengan pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan
penerapan pada situasi baru. Pembelajaran perilaku (keterampilan) mencakup
pengembangan kompetensi dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas,
memecahkan masalah, dan mengungkapkan pendapat. Pembelajaran afektif
(sikap) mencakup pengkajian dan penjelasan tentang perasaan dan prefensi. Siswa
dilibatkan dalam menilai diri mereka sendiri dan hubungan pribadi mereka
terhadap materi pelajaran.11
Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan dan sikap berlangsung
melalui proses penyelidikan/proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap
mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Dapat dikatakan, mereka
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka/
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Mereka mengupayakan
pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru. Mereka tertarik untuk
mendapatkan informasi/menguasai keterampilan guna menyelesaikan tugas yang
diberikan kepada mereka. Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang membuat
mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakini. Semua ini
mereka untuk berpikir, bekerja, dan merasa U. Strategi yang digunakan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas Penuh
Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan pengajaran yang
dibimbing oleh guru lebih interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi
untuk menyajikan informasi dan gagasan yang melibatkan siswa secara
mental.
b. Menstimulasi Diskusi
Menggali cara-cara untuk mengintensifkan dialog dan debat tentang
persoalan-persoalan utama dalam materi yang dipelajari.
c. Pengajuan Pertanyaan
Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa yang telah dipelajari dalam
kegiatan belajar mengajar.
d. Belajar Bersama
Membahas cara-cara untuk merancang tugas belajar yang dikerjakan
oleh siswa dalam kelompok kecil.
e. Pengajaran Sesama Siswa
Membahas cara-cara yang memungkinkan siswa untuk mengajar satu
sama lain. 12
f. Belajar Secara Mandiri
Membahas aktivitas balajar yang dilakukan siswa secara individual
dan pribadi.
g. Pembelajaran Afektif
Membahas tentang siswa dalam memahami perasaan, nilai-nilai dan
sikap mereka.
h. Pengembangan Keterampilan
Membahas tentang keterampilan mempelajari dan mempratikkan baik
teknis maupun nonteknis. 13
7. Bagaimana Menjadikan Belajar Tidak Terlupakan
Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester atau bidang studi. Mereka beranggapan bahwa pada saat-saat akhir mereka dapat menjejalkan lebih banyak informasi dan menyelesaikan topik dan materi yang masih dalam agenda mereka. Makna dari “ Menyelesaikan “ mata pelajaran masih perlu dipertanyakan, karena ada kalanya guru hanya sekedar menyelesaikan materi yang masih tersisa. Mamaksakan diri mengajar hingga batas akhir sering kali berakibat pada terjadinya pengajaran yang tidak tertata, ada terlewatkan atau ada yang masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan bersifat aktif, ada peluang untuk terjadinya peluang pemahaman. Bila kita menyediakan waktu untuk memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya pengingatan.14
Pembelajaran akan dapat dinikmati bila ada kesempatan untuk mengingat
kan dan memberikan sentuhan akhir yang menyentuh perasaan. Ada banyak
tindakan positif yang bisa diambil untuk menciptakan penutup mata pelajaran
yang bermakna dan tak terlupakan.
a. Strategi Peninjauan Kembali
Membahas cara-cara untuk membantu siswa mengingat apa yang telah mereka
pelajari dan menguji pengetahuan, kemampuan mereka yang sekarang.
b. Penilaian Sendiri
Membahas cara-cara untuk membantu siswa menilai apa yang sekarang
mereka ketahui, kerjakan, dan sikap apa yang sekarang mereka pegang.
c. Perencanaan Masa Depan
Membahas cara-cara untuk membantu siswa mempertimbangkan apa yang
akan mereka lakukan dalam rangka menerapkan hal-hal yang telah mereka
pelajari.
d. Ucapan Perpisahan
Membahas cara-cara untuk membantu siswa mengenang pengalaman mereka
bersama-sama dan mengungkapkan apresiasi mereka.
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.
Sebelum membahas tentang pendidikan Agama, terlebih dahulu akan
penulis kemukakan tentang pengertian pendidikan itu sendiri:
Menurut Ahmad D Merimba : Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rokhani si
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 1
Menurut Ki Hajar Dewantara : Pendidikan adalah daya upaya untuk
memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan
jasmani anak-anak. 2 3
Pengertian Agama Islam adalah :
Agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada wahyu Allah SWT yang
disampaikan pada umat manusia melalui Nabi besar Muhammad SAW untuk
3 kesejahteraan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Sehingga Pendidikan Agama Islam dapat diartikan:
Suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak
setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-
ajaran agama Islam seta dapat menjadikannya sebagai pedoman dalam
hidupnya. 4
Garis besar dari pengertian Pendidikan Agama Islam di atas menitik
beratkan pada masalah pengamalan, yaitu melaksanakan segala sesuatu yang
telah diajarkan oleh para pendidik, sehingga dalam Pendidikan Agama Islam
ini sangat diharapkan adanya bentuk tingkah laku yang benar-benar selaras
dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam ajaran Islam.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohani berdasarkan hukum Islam, sesuai dengan firman Allah ;
■jJJT
»
jJIUJI
< E ^
Artinya: ... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. ( Al- Mujaadilah : 11 ) 5
Jelas bagi kita bahwa Al-Qur’an adalah sumber yang paling utama dan tidak
diragukan lagi yang merupakan sumber dari segala sumber hukum, seperti
halnya masalah pendidikan disana juga disebutkan :
' V , v>S> 3
^ ± 1 1 ^ I 0 - * _j j j I
J . S> 3s* u'
Ij j' . i ^ 11 , ^ C
Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rosul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah ( As-Sunah). 6
Di samping Al-Qur’an sebagai sumber hukum yang pertama pada masalah
pendidikan, maka masih harus dilengkapi dengan sumber hukum yang kedua,
yaitu Al-Hadits. Sunah Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa belajar dan
menuntut ilmu tidak terbatas pada golongan tertentu saja. Seperti sabda N ab i:
( A
aL
»
j ^luL» o!
j jj
A
aI
luajA^iajjS ^IxJ! ulL
Artinya: Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki
7
dan perempuan. (HR. Muslim dan Ibnu Majjah)
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Sebelum diuraikan tujuan Pendidikan Agama Islam, maka terlebih dahulu
penulis kemukakan tetang tujuan Pendidikan Nasional. Karena tujuan Pendidikan
Agama harus ada korelasi dengan tujuan Pendidikan Nasional.
Undang-undang no. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 menyatakan : Pendidikan
Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta Peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. * 8 9
Tujuan Pendidikan Nasional sekaligus juga menjadi arah Pendidikan
Agama Islam dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan Agama
akan membawa dan mengantarkan serta membina anak didik kita agar menjadi
warga negara Indonesia yang baik dan sekaligus umat yang beragama.
Menurut Arifin : Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan Taqwa
dan Akhlaq serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang
. 9
berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran agama.
1. M . M . Achiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, him. 35 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem Pendidikan Nasional, A neka Ilmu, Semarang, 2003,
him. 7
Menurut Hasan Langgulung : Tujuan Pendidikan Islam merupakan
tujuan hidup manusia, persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat,
perwujudan sendiri-sendiri sesuai dengan pandangan Islam, persiapan untuk
menjadi warga negara yang baik perkembangan yang menyeluruh dan
berpadu bagi pribadi pelajar.10
Dari beberapa pendapat tentang tujuan Pendidikan Agama Islam
tersebut, pada dasarnya identik dengan tujuan hidup muslim yaitu tunduk
dan mengabdikan diri kepada Alias SWT. Seperti firman Allah :
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku. ( Adz-Dzaariyaat: 5 6 ) 11
Atas dasar ayat tersebut, penulis ambil pengertian bahwa ketaqwaan
merupakan tujuan yang utama dalam pendidikan Islam, karena ketaqwaan
adalah nilai tertinggi di sisi Allah, sedangkan iman dan akhlaq (budi pekerti)
adalah merupakan unsur sikap dan pernyataan dari insan muttaqin.
Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup
setiap manusia/muslim seperti dikemukakan oleh Ahmad D Marimba
sebagai berikut:
Tujuan m anusia m enurut agam a Islam adalah untuk m enjadi ham ba A llah :
hamba Allah mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri
_______ kepada-Nya, dan jelaslah bahwa manusia hanya diperkenankan memilih 10 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, A l M a’arif, Bandung, 1980,
Lampiran 8
YAYASAN ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN BOYOLALI
SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI
Jalan : Perintis Kemerdekaan Boyolali Phon. (0276) 324488
SURAT KETERANGAN
Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAIN ) Salatiga.
Lampiran 9
DAFTAR SKK
Nama : ASIYAH Jurusan : Tarbiyah
NIM : 111 01 074 Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dosen : Luftiana Zahriani, S.H.
No. Nama Kegiatan Tanggai Pelaksanaan Peranan Skor
1. ORMASS 27Agustus 2001 Peserta 3
2. Seminar Bhs. Arab 13 Nopember 2001 Peserta 2
3. Diskusi HMJ Syariah 29 Nopember 2001 Peserta 2
4. Seminar Bahasa Arab Ittaqo 14 September 2002 Peserta 2
5. Konser Musik Amal ( SMC ) 30 September 2002 Peserta 2
6. Seminar FSI “Mewujudkan Jati Diri Muslim dengan Iman, Amal dan Ilmu”
17 Nopember 2002 Peserta 2
7. Diskusi pelatihan PMII 6 April 2003 Panitia 2
8. Pengajian Akbar Maulud Nabi SAW 15 April 2003 Peserta 2
9. Seminar Politik HMJ Syariah 19 Nopember 2003 Panitia 2
10. Music In Campus V 19 Desember 2003 Panitia 2
11. Seminar HMJ Tarbiyah 21 Desember 2004 Peserta 2
12. Peringatan HUT RI Ke-58 17 Desember 2005 Panitia 2
13. Pengajian Akbar Maulud Nabi SAW 10 April 2004 Panitia 2
14. Pesantren Kilat 19-23 Oktober 2004 Panitia 2
15. Pengajian Akbar Malud Nabi SAW 20 Maret 2005 Panitia 2
16. Peringatan HUT RI Ke-59 17 Agustus 2005 Panitia 2
17. Pesantren Kilat 15-18 Nopember 2005 Panitia 2
18. Pengajian Idul Adha 1426H 1 Januari 2006 Panitia 2
19. Pengajian Akbar Tahun Baru Hijriah 1426H
31 Januari 2006 Panitia 2
20. Pengajian Idul Adha 12 Januari 2006 Panitia 2
21. Pengajian Isro’ M i’raj 21 Januari 2006 Panitia 2
22. Pengajian Idul Adha 31 Desember 2006 Panitia 2
23. Peringatan HUT RI Ke-60 17 Agustus 2006 Panitia 2
24. Pesantren Kilat 19 Oktober 2006 Panitia 2
25. Pengajian Akbar Idul Adha 1 Januari 2007 Panitia 2
Jumlah 51
Salatiga, 14 Pebruari 2007
Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan STAIN-Salati.
Evaluasi dilakukan reliabel jika ia dapat dipercaya, konsisten/stabil
dan produktif. Tekanannya adalah ketelitiannya, sampai dimana tes/alat
evaluasi dapat dipercaya kebenarannya. Sedangkan objektivitas adalah
kualitas yang menunjukkan identitas atau kesamaan dari skor-skor yang
diperoleh dari data yang sama dari penskor-penskor kompeten yang sama.
Terakhir adalah kepraktisan, merupakan kualitas yang menunjukkan
kemungkinan dapat dijalankannya suatu kegunaan umun dan suatu teknik
pencarian, dengan mendasarkan pada biaya, waktu yang diperlukan untuk
menyusun, dan mudah melakukan interprestasi hasil-hasil tes tersebut.
5. Prinsip evaluasi pendidikan Islam
Dalam sistem evaluasi Pendidikan Islam berlaku prinsip-prinsip :
terus menerus, menyeluruh, ikhlas, berorientasi pada kompetensi, mengacu
pada patokan, ketentuan belajar, menggunakan berbagai cara, valid, adil,
terbuka dan berkesinambungan.22
a. Terus Menerus
Evaluasi ini dilakukan secara kontinyu, pada waktu mengajar sambil
mengevaluasi sikap dan perhatian murid pada waktu pelajaran hampir
selesai.
b. Menyeluruh
Seluruh segi perkembangan yang patut dibina harus dievaluasi antara
lain : hafalan, ketajaman pemahaman, kecepatan berfikir, keterampilan,
c. Ikhlas
Kebersihan niat hati guru agama bahwa ia melakukan evaluasi itu dalam
rangka efisiensi tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam.
d. Berorientasi pada kompetensi
Penilaian mengacu pada kempetensi yang dimuat dalam kurikulum.
Semua kompetensi yang ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik
mendapat peluang yang sama untuk dinilai.
e. Mengacu pada patokan
Penilaian mengacu pada hasil belajar sebagai kriteria ditetapkan.
Sekolah menetapkan kriteria sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
f. Ketuntasan Belajar
Pencapaian hasil belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat
pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggung
jawabkan sesuai prasyarat penguasaan kompetensi lebih lanjut. Sekolah
dapat menetapkan tingkat ketuntasan belajar sesuai kondisi dan
kebutuhan.
g. Menggunakan berbagai cara
Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara untuk memantau
kemajuan dan hasil belajar peserta didik. Tes maupun nontes
h. Valid, adil, terbuka, dan berkesinambungan
Penilaian memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar
peserta didik, adil terhadap semua peserta didik, terbuka bagi semua
pihak, dan dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan terus menerus
untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta
didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.
G. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Belajar
Menurut Oemar Hamalik : Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.23
Psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku. Perilaku mengandung arti yang sangat luas, meliputi pengetahuan
kemampuan berpikir, keterampilan, penghargaan terhadap suatu sikap, minat.
Tidak semua perilaku merupakan hasil belajar, karena sebagian dilibatkan
oleh proses perkembangan dan pertumbuhan. Ada 3 macam unsur belajar,
yaitu: motif untuk belajar, tujuan yang ingin dicapai, situasi yang
mempengaruhi.24
a. Motif untuk belajar
Yaitu sesuatu yang mendorong individu untuk berperilaku yang langsung
menyebabkan munculnya perilaku. Tanpa motif seseorang tidak dapat
belajar, karena dengan hal tersebut dapat memberi semangat dan arah
dalam belajar.
b. Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan merupakan suasana akhir suatu persoalan.
c. Situasi yang mempengaruhi
Pemilihan bidang studi yang sesuai dengan keadaan diri sendiri banyak
menunjang efisiensi belajar. Di samping itu faktor penunjang lainnya
adalah : keadaan diri sendiri, keadaan/situasi belajar, keadaan proses
belajar, keadaan guru/dosen yang memberi pelajaran, keadaan teman
bergaul dan belajar, keadaan program pendidikan yang ditempuh.
2. Pengertian Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa, prestasi
adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan.
b. Unsur-unsur penting dalam prestasi belajar:
1) Prestasi merupakan hasil suatau pekerjaan. Hal ini mengandung arti bahwa prestasi itu tidak dicapi dengan secara kebetulan, tetapi melalui suatu usaha yang sengaja untuk memperolehnya baik individu maupun masyarakat.
2) Prestasi itu hanya dapat diperoleh setelah individu itu benar-benar berusaha semaksimal mungkin dengan harapan mencapai hasil yang didapat menyenangkan hati.25
Bukti semaksimal dari keberhasilan kegiatan yang disengaja oleh
seseorang untuk mencapai tujuan adalah agar mendapatkan hasil yang
menyenangkan hati dengan bukti yang diperoleh suatu pengertian, pemahaman
kecakapan yang berupa pendidikan.
Dalam hal ini, tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan adalah : hal ihwal
keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), personal,
kepribadian/sikap (afektif), kelakuan, keterampilan/penampilan (psikomotorik)26.
Tujuan pendidikan tersebut ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
atas dirinya setelah dapat menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas kegiatan yang
diberikan oleh guru di sekolah dalam bentuk perubahan tingkah laku yang lebih
maju, dari belum tahu menjadi tahu, dari belum bisa menjadi bisa.
3. Pedoman Umum Untuk Belajar
Pedoman umum untuk belajar antara lain: keteraturan dalam belajar, disiplin
belajar, konsentrasi belajar, pemakaian perpustakaan.27
a. Keteraturan Dalam Belajar
Pokok pangkat pertama cara belajar yang baik adalah keteraturan.
Pengetahuan mengenai cara belajar yang efisien pada umumnya berupa
rumusan-rumusan untuk bekeija secara teratur. Hanya dengan bekerja teratur
seseorang/murid akan memperoleh hasil yang baik. Mereka harus belajar
secara teratur mengikuti pelajaran.
b. Disiplin Belajar
Asas lain dalam belajar yang baik adalah disiplin, dengan jalan
berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam belajar
______barulah seorang murid mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Sifat 26 Ibid, him. 32
bermalas-malasan, keinginan mencari gampangnya, kesengajaan untuk
berusaha memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan-
gangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan siswa dalam belajar.
c. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan
mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan belajar,
maka konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran
dengan mengesampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan mata
pelajaran.
d. Pemakaian Perpustakaan
Selain keteraturan, disiplin, dan konsentrasi, masih ada satu hal lagi
yang perlu dijadikan pedoman oleh seorang siswa yaitu belajar dengan
memanfaatkan perpustakaan, karena perpustakaan mempunyai nilai yang
tinggi dalam menunjang keberhasilan siswa.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar
Faktor yang datang dari diri pelajar terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan pelajar besar sekali pengaruhnya terhadap
hasil belajar yang dicapai. Di samping kemampuan, faktor lain yang juga
kontribusi terhadap hasil belajar seseorang ialah motivasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan psikis.
bahwa perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang
disadarinya. Jadi, sejauh mana usaha pelajar untuk mengkondisikan dirinya
bagi perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil belajar akan ia capai,
b. Faktor yang datang dari luar dirinya (lingkungan)
Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi
hasil balajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru.
Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab
itu, hasil belajar di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas pelajar dan kualitas
• 28
pengajaran.
5. Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar.
Menurut Oemar Hamalik ada 4 faktor kesulitan belajar, yaitu faktor yang
bersumber dari diri sendiri, faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, faktor
yang bersumber dari lingkungan keluarga, faktor yang bersumber dari lingkungan
masyarakat. 29
a. Faktor yang bersumber dari diri sendiri
Yaitu faktor yang timbul dari diri mahasiswa itu sendiri. Faktor ini disebut
faktor intern, karena sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan studi
mahasiswa. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain, tidak mempunyai
tujuan belajar yang jelas, kurangnya minat terhadap bahan pelajaran,
kesehatan yang sering terganggu.
28
29 Husni Rahim, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, 2 001, him. 64
b. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
Hambatan tidak hanya bersumber dari diri siswa/mahasiswa, tetapi
kemungkinan bersumber dari sekolah atau lembaga Universitas itu sendiri.
Misalnya: kurangnya bahan bacaan pada waktu mengajar, kurangnya sarana
dan prasarana, bahan pelajaran atau materi pelajaran tidak sesuai dengan
kemampuan siswa.
c. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi sebagian besar waktu belajar
dilaksanakan di rumah. Karena itu aspek-aspek kehidupan dalam keluarga
turut mempengaruhi kemajuan studi, bahkan mungkin juga dapat dikatakan
menjadi faktor dominan untuk kesuksesan siswa di sekolah atau Universitas.
Misalnya masalah kemampuan ekonomi, broken home, rindu kampung halaman, bertamu dan menerima tamu, kurangnya kontrol orang tua.
d. Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat
Beberapa aspek yang bisa mengganggu kelancaran studi siswa tentunya erat
sekali hubungannya dengan siswa itu sendiri. Misalnya bekerja disamping
B A B III
L A P O R A N H A S IL P E N E L IT IA N
A. Gambaran Umum SMA Islam Sudirman 2 Boyolali
Kalau kita membicarakan masalah latar belakang sejarah berdirinya SMA
Islam Sudirman 2 Boyolali, maka tidak terlepas tentang Boyolali, khususnya
masalah terbatasnya sekolah tingkat atas yang mengakibatkan banyak lulusan
SMP tidak tertampung di SMTA Negeri. Masalah tersebut muncul pada tahun
1981/1982 sehingga muncul pakar pendidik, tepatnya pada tanggal 15 Juli 1981,
yang disponsori oleh beberapa direktur SMTA Negeri Boyolali, seperti MAN
Boyolali, SMA N Boyolali, SMEA Negeri Boyolali dan SMT Pertanian Boyolali.
Maka berhasilah rencana satu malam untuk mendirikan SMA Islam di kota
Boyolali dengan nama SMA Islam Sudirman 2 Boyolali. Di beri nama demikian
karena sekolah tersebut terlaksana di bawah Yayasan Islamic Center Sudirman Ambarawa Semarang.
Pada saat berdiri masih mondok di Man Boyolali yang terletak di Jalan
Kates 97 Boyolali dengan status terdaftar. Tahun 1986 statusnya meningkat
menjadi diakui, tahun 1987 sudah menempati gedung milik sendiri di Jalan
Perintis Kemerdekaan Boyolai. Tahun 1992 statusnya disamakan oleh Bapak
Suyoto Iskandar. Tahun 2002/2003 statusnya menjadi terakreditasi B oleh Bapak
Drs. Setyo Sutrisno sampai sekarang. ^
B . Letak Geografis
SM A Islam Sudirman 2 B oyolali terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan B oyolali, D esa Pulisen, Kecamatan B oyolali Kota, Kabupaten B oyoali. Luas arealnya 6553 m 2, dengan luas bangunan 1714 m2, dengan batasan sebagai b eriku t:
L Sebelah Barat berbatasan dengan SM K N 1 B oyoali
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jurang Gandul dan lahan pertanian penduduk D esa Karang N ongko Boyolali.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk.
C. Struktur Organisasi SM A Islam Sudirman 2 B oyolali
Kalau kita melihat kondisi SMA Islam Sudirman 2 Boyolali sampai tahun
pelajaran 2006/2007 mengalami berbagai peningkatan sarana dan prasarana,
seperti tabel berikut:
D. Kondisi SMA Islam Sudirman 2 Boyolali
Tabel 1. Keadaan Ruang
No Nama Ruang Keterangan
1 Kepala Sekolah 1 ruang
2 Guru 1 ruang
3 Tata Usaha ( T U ) 1 ruang
4 Konsultasi BP 1 ruang
5 BP 1 ruang
6 UKS 1 ruang
7 Koperasi 1 ruang
8 OSIS dan Pramuka 1 ruang
9 Perpustakaan 1 ruang
10 Laboratorium Bahasa/Komputer 1 ruang
11 Laboratorium Biologi 1 ruang
12 Laboratorium Fisika/Kimia 1 ruang
13 Media Pembelajaran 1 ruang
14 Pertemuan 1 ruang
Denah ruang SMA Islam Sudirman 2 Boyolali
SMA Islam Sudirman 2 Boyolali memiliki siswa 222 dengan perincian sebagai
berikut:
Tabel 2. Keadaan Siswa
No Kelas L P Jumlah
1 XA 8 21 29
2 XB 8 23 31
3 XI Ilmu Alam 6 24 30
4 XI Ilmu Sosial 15 21 36
5 XII Ilmu Alam 9 18 27
6 XII Ilmu Sosial 1 13 19 32
7 XII Ilmu Sosial 2 10 21 31
Tenaga pendidik yang sekarang bertugas di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali ada 24
orang:
Tabel 3. Tenaga Pengajar
No Kode Nama Guru Status Mapel
1 A Drs. Setyo Sutrisno DPK. Kep. Sek Bhs. Inggris
2 B Drs. M. Ahyar DPK Sejarah, Bhs. Jawa
3 C Gunanto, S.Pd. GTY PPKn
4 D Drs. Slamet Widodo GTY Pend. Seni, Sosiologi
5 E Rochmad, S.Pd. DPK Fisika
6 F GatotNS, S.Pd. DPK Ekonomi, Bhs. Jawa
No Kode Nama Guru Status Mapel
8 H Lestari Rahayu, S.Pd. GTY Bhs. Inggris
9 I Anjar Sigit, S.Ag. GTY Pend. Agama Islam
10 J Sigit H, S.Pd. GTY Pend.Jaskes
11 K Teguh, S.Pd. GB Bahasa & Sastra Indonesia
12 L Sri Hastuti, S.Pd. GTT Bahasa & Sastra Indonesia
13 M Abdul Rouf, S.Pd. GB Ekonomi
14 N Purwiyatmo, S.Pd. GTY Sosiologi Antro, Geografi
15 0 Sugiyanti, S.Pd. GB Tata Negara
16 P Umi Fauzah, S.Pd. GB Kimia
17
Q
Rini, S.Pd. GTT Ekonomi18 R Andah, S.Pd. GB Matematika
19
s
Khotimah, S.Pd. GTT Bahasa & Sastra Indonesia20 T Didiek, S.Pd. GTT Teknologi Informasi,
Keterampilan Komputer
21 U Ragil, S.Pd. GTT Biologi
22 V Daryono, S.Pd. GTT Biologi
23
w
Susilo Pribadi, S.Pd. GTT Bhs. Inggris24 X Supamo, S.Pd. GTT Ket. Komputer
25 Wijanto, SH GTY B P /B k
26 Bibit Sulistyo KTU
Tabel 4. Kondisi siswa mulai menggunakan Kurikulum 2004
( Tahun Pelajaran 2004/2005 - 2006/2007 )
TAHUN KELAS L P JUMLAH KELAS L P JUMLAH KELAS L P JUMLAH
2004/2005 X 1 11 19 30 XI IA 9 18 27 XII IA 9 18 27
X 2 10 20 30 XI ISI 9 22 31 XII ISI 9 22 31
X 3 10 20 30 XIIS2 13 19 32 XIIIS2 13 19 32
2005/2006 XI 8 24 34 XI IA 5 25 30
X2 11 21 32 XI IS 14 12 36
2006/2007 XI 8 21 29