• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI

ACTIVE LEARNING

DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

S K R I P S I

Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Tarbiyah

N IM : 11101 074

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

Winarno. S. Si.. M. Pd.

Setelah diadakan

pengarahan, bimbingan, koreksi dan

perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari:

N a m a

: ASIYAH

N IM

: 1 1 1 0 1 0 7 4

Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

J u d u l

: PENGARUH

IMPLEMENTASI

ACTIVE

LEARNING

DALAM

PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah.

Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

(3)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

JL Stadion No. 03 Salatiga 9 (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : ASIY AH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 074 yang

berjudul : ’’PENG ARUH IM PLEM ENTA SI

A C T IV E LE A R N IN G

DALAM

PEM BELAJA R AN PENDIDIKAN AGAM A ISLAM TER H A D A P PR ESTASI

B E LA JA R PENDIDIK AN DI SM A ISLAM SUD IRM AN 2 BO Y O LALI Telah

dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari : Rabu tanggal 10 Safar 1428 H, yang

bertepatan dengan tanggal : 28 Pebruari 2007 M, dan telah diterima sebagai bagian

dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SA R JA N A dalam Ilmu Tarbiyah.

10 S a f a r 1428 H

Salatiga,

(4)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk

- kapak dan Ibu tercinta

Suamiku tersayang

- Anakku tercinta

- Sahabat-sahabat setia

(5)

M O T T O

Hari esok harus lebih baik dari hari ini.

(6)

K A T A P E N G A N T A R

^jLuuVi (sic. ^Ii]b ^Ic. Jli^xLaJl

i K ^ l j 4il(_rlc. j ^ U Va l o i Aa^ ^^ic. ^LuJl j S^iL-all j

Puji dan syukur hanya kami panjatkan kepada A llah SW T yang telah berkenan m elimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat m enyelesaikan tugas skripsi ini. Sholawat serta salam tetap pada diri nabi Muhammad SAW , dan para pengikutnya yang taat dan patuh menjalankan ajarannya serta meninggalkan larangannya.

Skripsi ini disusun untuk m em enuhi syarat-syarat guna m em peroleh gelar Saijana Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agam a Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini tentu saja penulis banyak mem peroleh bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih k ep a d a :

1. Bapak Drs. Imam Sutom o, M .A g. selaku ketua STAIN Salatiga, yang telah memberikan bimbingan pada penulis selam a belajar di Fakultas Tarbiyah. 2. Bapak Fatchurrohman M . A g. selaku Ketua Program Studi jurusan Pendidikan

(7)

3. Bapak Winamo, S. Si, M. Pd. selaku pembimbing, yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Setyo Sutrisno selaku kepala SMA Islam Sudirman 2 Boyolali,

serta guru dan karyawan yang telah memberikan izin dan informasi sehingga

sangat membantu dalam penulisan dan pelaksanaan penelitian.

5. Ayah dan Ibu yang telah memberikan asuhan dan bantuan material dan

spiritual, serta segenap keluarga yang telah memberikan bimbingan dan

motivasi selama penulis menuntut ilmu hingga selesai menulis skripsi ini.

6. Sahabat seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan sumbangan

pikiran hingga terselesainya dalam menyusun skripsi.

Akhir kata penulis berdoa semoga amal baik Bapak, Ibu serta saudara

sekalian mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga ilmu yang

penulis peroleh dapat dikembangkan dan diamalkan untuk masyarakat, negara dan

agama. Amiin yarobbal ‘alamiin.

Salatiga, 2007

(8)

DAFTAR TABEL

1. Tabel keadaan ruang SMA Islam Sudirman 2 Boyolali...49

2. Tabel keadaan siswa SMA Islam Sudirman 2 Boyolali...51

3. Tabel tenaga pendidik SMA Islam Sudirman 2 Boyolali... 51

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat H id u p ...63

2. Hasil penelitian tabel angka kasar X A ...64

3. Hasil penelitian tabel angka kasar X B ... 65

4. Uji Kompetensi dan kunci jaw ab an ...66

5. Lembar konsultasi sk rip si... 67

6. Pembimbing dan asisten pem bim bing... 68

7. Lampiran tabel nilai t ... 69

8. Surat ketetangan p enelitian... 70

(10)

1. Gambar 1 tentang Struktur Organisasi SMA Islam Sudirman 2 Boyolali...48

(11)

D A F T A R ISI

HALAMAN JU D U L... i

NOTA D IN A S... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN M OTTO... v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR IS I ... viii

BABI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Penegasan Ju d u l... 3

C. Rumusan M asalah... 4

D. Tujuan Penelitian...5

E. Hipotesis... 5

F. Metode Penelitian...5

G. Sistematika Penulisan Skripsi...11

BABU. LANDASAN TEORI

(12)

1. Memperkenalkan Belajar A k tif... 13

2. Gaya B elajar...15

3. Sisi Sosial Proses Belajar... 16

4. Sepuluh Metode Untuk Mendapatkan Partisipan/ K apanpun...1 7 5. Bagaimana Menjadikan Siswa Aktif Sejak A w al...20

6. Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Secara A k tif... 23

7. Bagaimana Menjadikan Belajar Tidak Terlupakan... 25

B. Pendidikan Agama Isla m ...26

C. Tujuan Pendidikan Agama Isla m ...29

D. Tujuan Pendidikan Agama di S M T A ... 31

E. M etode Pengajaran Agama Isla m ... 33

F. Evaluasi Pendidikan Agama I sla m ... 36

G. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian B elajar... 40

2. Pengertian Prestasi B elajar... 41

3. Pedoman Umum Untuk B elajar... 42

4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi B elajar... 43

(13)

BAB III. LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Islam Sudirman 2 Boyolali... 46

B. Letak Geografis... 47

C. Struktur Organisasi SMA Islam Sudirman 2 Boyolali... 48

D. Kondisi SMA Islam Sudirman 2 B oyolali...49

BAB IV. ANALISIS DATA... 54

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... i... 59

B. Saran-saran...59

(14)

B A B I

P E N D A H U L U A N

Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru,

pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk

membelajarkan siswa. Untuk dapat membelajarkan siswanya, salah satu cara

yang dapat ditempuh oleh guru adalah dengan menerapkan pendekatan CBSA

( Cara Belajar Siswa Aktif).

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi Cara Belajar

Siswa Aktif merupakan suatu fenomena, terlepas dari besar kecilnya kadar

keaktifan siswa dalam belajar tersebut. Fenomena adanya cara belajar siswa

aktif, perlu digunakan untuk lebih mengembangkan potensi-potensi belajar

siswa.

Cara belajar siswa aktif perlu dikembangkan, karena cara belajar siswa

aktif secara faktual dapat meningkatkan kadar keaktifan siswa. Merupakan

suatu kenyataan yang baru muncul dalam belajar mengajar memerlukan suatu

penanganan khusus, terutama terhadap sifat konservatif guru pada umumnya.

Semua metode dalam proses belajar mengajar dapat mengaktifkan

siswa. Bagaimanapun, cara belajar “ duduk - dengar - catat - hafal = DDCH “

(15)

siswa dalam kadar yang lebih besar, kalau mungkin sampai 100 %. Untuk itu

perlu adanya penataan bahan, pelaksanaan proses belajar mengajar, alat evaluasi

dan sebagainya, inklusif terhadap penyusunan satuan pelajaran dan yang lebih

jauh lagi terhadap organisasi kurikulum.

Mulai tahun pelajaran 2004 / 2005 SMA Islam Sudirman 2 Boyolali

sudah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ). Kurikulum 2004

ini berarti active learning telah diterapkan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam, yang berarti pula bahwa sebelum tahun pelajaran itu active learning

belum dijalankan atau dengan kurikulum 94. Kurikulum 94 tersebut siswa

belum diaktifkan, sehingga dalam proses belajar mengajar berpusat pada guru,

bukan pada siswa.

Perubahan kurikulum tersebut diharapkan siswa akan lebih aktif dan

siswa setelah lulus akan memiliki keterampilan khusus yang diperoleh dari

SMA Islam Sudirman 2 Boyolali, yang dikenal dengan istilah kecakapan hidup

( life skill ). Active learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diharapkan ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.

Melihat latar belakang tersebut di atas, maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali dengan judul :

P e n g a r u h Im p le m e n ta si A c tiv e L e a rn in g d a la m P em b ela ja ra n

P en d id ik a n A g a m a Isla m te r h a d a p P r e sta s i B e la ja r P en d id ik a n A g a m a

(16)

B. Penegasan Judul

Pada uraian selanjutnya penulis akan mencoba menjelaskan apa

sebenarnya maksud judul tersebut, adapun judul tersebut dapat diuraikan

menurut kalimat-kalimat yang ada pada ju d u l:

a. Implementasi.

Yaitu penerapan dalam strategi belajar mengajar dengan menggunakan

metode tertentu yang sesuai dengan materi yang diajarkan saat itu, dalam

kegiatan belajar mengajar tidak ada metode yang terbaik, artinya seorang

pendidik harus memilih metode dan strategi yang sesuai dengan

kemampuan anak didik SMA Islam Sudirman 2 Boyolali.1

b. Active Learning

Yaitu sesuatu kegiatan belajar mengajar yang menitikberatkan pada

keaktifan siswa. Siswa berpedoman istilah sebagai berikut : apa yang saya

dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya tahu dan apa yang saya kerjakan

aya memahami dengan baik. Agar belajar efektif guru harus menggunakan

gaya belajar yang digunakan dalam active learning yaitu diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi dan debat dalam kelas, pengalaman lapangan,

simulasi, dan studi kasus.

(17)

c. Prestasi Belajar.

Yaitu sesuatu yang telah dicapai dalam proses belajar mengajar sehingga

menimbulkan kelakuan baru atau dapat merubah kelakuan lama sehingga

lebih mampu menghadapi situasi dalam hidupnya sesuai dengan

kemampuan siswa di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali. 2

d. Pendidikan Agama Islam

Yaitu suatu usaha yang disengaja untuk membimbing anak didik agar

menjadi muslim yang sejati, beramal sholeh, berakhlaq mulia dan berguna

bagi masyarakat, agama dan negara sesuai dengan Pendidikan Agama Islam

atau sesuai dengan bidang studi yang diajarkan di SMA Islam Sudirman 2

Boyolali

C. Perumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang penulis ajukan dalam hal ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi active learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali ?

2. Apakah terdapat pengaruh implementasi active learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa ?

(18)

D. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran konkret serta arah yang jelas dalam

pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai,

y aitu :

a. Untuk mengetahui implementasi active learning dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali.

b. Untuk mengetahui pengaruh implementasi active learning pembelajaran

Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa di SMA Islam

Sudirman 2 Boyolali.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah “ Suatu kesimpulan yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul ”.3

Dengan demikian pentinglah kiranya jika penulis mengajukan hipotesis, yaitu :

“ Ada pengaruh positif Implementasi Active Learning dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar “.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif. Untuk mendapatkan data yang akan dipergunakan dalam

memecahkan masalah tersebut, harus diperlukan perencanaan yang matang

dan prosedur yang tepat.

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta,

(19)

2. Langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

a. Populasi dan Sampel

Populasi adalah “ Keseluruhan subjek penelitian Populasi penelitian

ini mencakup seluruh siswa SMA Islam Sudirman 2 Boyolali, yang

jumlahnya 222 orang. Sampel diambil 30 % dari jumlah siswa yang

dijadikan subjek penelitian, yakni sebanyak 60 orang dengan teknik

sampel random sampling ( acak). b. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data

sebagai berikut:

1) Teknik Tes

Tes adalah “ Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan 4

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.

Tes digunakan untuk menggali data tentang prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam siswa SMA Islam Sudirman 2 Boyolali.

2) Teknik Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yaitu mencari data

mengenai hal - hal / variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, agenda, leger dan sebagainya. Hal ini penulis

menggunakan dokumen yang berupa daftar nilai atau leger mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam. ? 4

(20)

3) Teknik Observasi

Observasi adalah “ Pengamatan dan pencatatan secara

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki ” 5. Pelaksanaannya

penulis mengadakan observasi / pengamatan langsung pada saat

proses belajar mengajar di kelas, terkait dengan implementasi active learning.

4) Teknik Interview

Menurut Sutrisno Hadi, Interview adalah “ Suatu proses

tanya jawab lisan pada dua orang atau lebih berhadap-hadapan

secara fisik yang satu dapat melihat pada yang lain, dan dapat

mendengar percakapan diantara mereka dengan telinga mereka

sendiri “.6

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung

dengan guru Pendidikan Agama Islam dan kepada siswa, tentang

bagaimana proses pengajaran yang menggunakan active learning.

c. Teknik Analisis

Usaha mendapatkan data yang akan digunakan untuk memberikan

kesimpulan tentang penelitian ini diperlukan data yang benar dan

selanjutnya dianalisis yang nantinya akan dihasilkan suatu keputusan.

Data yang penulis kumpulkan adalah berbentuk angka ( kuantitatif ),

dalam menganalisis data tersebut digunakan metode statistik.

5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM , Yogyakarta, 1981, him 136.

(21)

Tahap-tahap analisis data yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui implementasi active learning pembelajaran pendidikan agama Islam diadakan perhitungan rata-rata dari hasil belajar

siswa SMA Islam Sudirman 2 Boyolali, dengan rumus :

Keterangan

M = fx N

M : Mean

fx : Jumlah nilai atau angka-angka yang sudah dikalikan

dengan frekuensi masing-masing

N : Jumlah Individu

b. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Pembahasan data tentang prestasi belajar maka harus melihat hasil

tes yang telah dijawab oleh siswa ( sebagai subjek penelitian ). Tes- tes

tersebut telah penulis susun yang berhubungan dengan prestasi belajar,

kemudian untuk menghitung hasil tes yang telah dijawab oleh siswa,

maka perlu diadakan ketentuan agar dalam memberikan nilai hasilnya

akan lebih meyakinkan dan lebih terarah.

(22)

Nilai

Ketentuan tersebut dasarnya yaitu acuan norma, asumsinya bahwa

kemampuan orang berbeda, tes harus membedakan orang, keterangan

tersebut di atas, digunakan untuk membatasi hasil tes 1. Semua hasil skor tabulasi dijumlahkan dari setiap kelompok prestasi belajar, sehingga

akan kita dapatkan hasil perhitungan yang menunjukkan nilai rata-rata.

Hasil tersebut kita identifikasikan pada variabel terikat ( y ). Setelah data

terkumpul, maka perlu disusun sebagai data yang teratur, karena hal ini

akan memudahkan dalam pengolahan. Adapun pengolahan data tersebut

dapat dihitung setelah variabel-variabel tersebut diketahui dengan jelas.

(23)

Implementasi active learning belajar Pendidikan Agama Islam adalah sebagai variabel bebas ( x ), sedangkan prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam sebagai variabel terikat ( y ). Kemudian dimasukkan

dalam rumus “ U ji B e d a M ea n ( t - t e s t ) “

Keterangan:

Xi = Mean kelompok pertama

X2 = Mean kelompok kedua

SD 12 = Standard Deviasi kelompok pertama

SD2 = Standard Deviasi kelompok kedua

nj = Jumlah subjek kelompok pertama

n2 = Jumlah subjek kelompok kedua

Penulis memasukkan data-data pada rumus tersebut di atas maka akan

kita dapati angka-angka yang menunjukkan apakah ada pengaruh atau

tidak ada.

(24)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini ditulis dalam lima bab, yang secara sistematis dapat

dijabarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN : Berisikan tentang latar belakang masalah,

penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

v /

BAB II LANDASAN TEORI : Berisikan tentang masalah implementasi active

y

learning, pengertian Pendidikan Agama Islam, tujuan Pendidikan Agama Islam, metode pengajaran Agama Islam , evaluasi Pendidikan

Agama Islam, pedoman umum untuk belajar dan beberapa metode

belajar aktif (101 Bagaimana mengaktifkan siswa dalam belajar ).

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam.

BAB IH LAPORAN HASIL PENELITIAN : Berisikan tentang gambaran

umum SMA Islam Sudirman 2 Boyolali dan Hasil Penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN : Berisikan tentang Analisis Data meliputi

Implemetitasi active learning Pendidikan Agama Islam, Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, Pengaruh Implementasi active learning Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.

(25)

B A B II

L A N D A S A N T E O R I

A. Implementasi Active Learning

Active Learning merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan dinamis, dalam proses ini peserta didik mengalami “ Keterlibatan intelektual- emosional disamping keterlibatan fisiknya. Jadi dipandang dari segi peserta didik, maka Active Learnig adalah suatu proses kegiatan yang dilakukannya dalam belajar. Dipandang dari sudut guru atau fasilitator, strategi belajar yang direncanakan sedemikian rupa sehingga proses belajar-mengajar yang dilaksanakan menuntut atktivitas dari peserta didik yang dilakukannya secara aktif. Dengan demikian maka proses belajar mengajar dimana peserta didik terlibat secara intelektual emosional dapat direncanakan guru dalam suatu sistem instruksional yang efektif dan efisien, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai lebih baik \

Proses belajar mengajar yang lebih memberikan tekanan kepada

kegiatan peserta didik sering dikenal dengan “ Pengajaran yang berpusat pada

peserta didik “. Sistem pengajaran ini peranan dan partisipasi yang tinggi dari

peserta didik sangat ditonjolkan. Sebagai lawan dari sistem pengajaran ini, yaitu

yang memberikan peranan dan aktifitas yang besar kepada guru. Di sini guru yang

aktif mengambil inisiatif menetapkan dan mengeijakan segala sesuatunya, siswa

hanya tinggal duduk dan mendengarkan wejangan guru. Sistem seperti ini

disebut “ Pengajaran yang berpusat pada guru “. Gaya mengajar ini telah

melupakan bahwa peserta didik bukanlah sekedar benda mati yang tidak akan

memberi reaksi bila diberi rangsangan. Penganut sistem ini mengingkari bahwa

(26)

peserta didik merupakan makhluk hidup yang mempunyai kemampuan dasar dan

potensi yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.

Gaya mengajar yang disebutkan di atas sangatlah bertentangan, yang

satu memusatkan perhatian kepada pemberian peranan dan partisipasi aktif untuk

peserta didik, sedangkan yang lainnya memberikan peranan dan kegiatan serta

inisiatif yang lebih besar pada guru dalam proses belajar mengajar. Dari uraian di

atas, maka gaya mengajar yang menempatkan peserta didik sebagai titik pusat

kegiatan belajar mengajar akan dapat menghasilkan suatu proses belajar mengajar

yang efektif dan efisien.

1. Memperkenalkan belajar aktif.

Lebih dari 2400 tahun silam, Konfiisius menyatakan Yang saya dengar, saya lupa

Yang saya lihat, saya ingat Yang saya kerjakan, saya pahami

Tiga pernyataan sederhana ini berbicara banyak tentang perlunya cara belajar aktif. Saya telah memodifikasi dan memperluas kata-kata bijak Konfiisius itu menjadi apa yang saya paham belajar aktif.

Yang saya dengar, saya lupa

Yartg saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat

Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan dan diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami.

Yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuna dan keterampilan.

2 Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

Ada sejumlah alasan mengapa sebagian besar orang cenderung lupa

tentang apa yang mereka dengar. Salah satu alasan yang paling menarik ada

kaitannya dengan tingkat kecepatan bicara guru dan tingkat kecepatan

(27)

pendengaran siswa. Pada umumnya guru berbicara dengan kecepatan 100 hingga

200 kata per menit. Tetapi, berapa banyak kata-kata yang dapat ditangkap siswa

dalam per menitnya? Ini tentunya juga bergantung pada cara mereka

mendengarkannya, jika siswa benar-benar berkonsetrasi mereka akan dapat

mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap 50 hingga 100 kata per menit

atau setengah dari apa yang dikatakan guru. Itu karena siswa juga berpikir banyak

selama mereka mendengarkan. Akan sulit menyimak guru yang bicaranya

nerocos. Besar kemungkinan, siswa tidak bisa konsentrasi karena sekalipun

materinya menarik, berkonsentrasi dalam waktu yang lama memang bukan perkara

mudah. Penelitian menunjukkan bahwa siswa mampu mengdengarkan ( tanpa

memikirkan ) dengan kecepatan 400 hingga 500 kata per menit. Mendengarkan

dalam waktu berkepanjangan terhadap seorang guru yang berbicara terlalu

lambat, siswa cenderung menjadi jenuh dan pikiran mereka mengembara entah

kemana.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dalam perkuliahan bergaya caramah. Mahasiswa kurang menaruh perhatian selama 40 % dari seluruh waktu kuliah. Mahasiswa dapat mengingat 70 % dalam 10 menit pertama kuliah, sedangkan dari sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat mengingat 20 % materi kuliah.

Dua figur terkenal dalam gerakan pendidikan kooperatif, David dan Roger Johnson, bersama Karl Smith, mengemukakan beberapa persoalan berkenaan dengan perkuliahan yang berkepanjangan yaitu perhatian mahasiswa menurun seiring berlalunya waktu, cara kuliah macam ini hanya menarik bagi peserta didik auditori, cara ini cenderung mengakibatkan kurangnya proses belajar tentang informasi faktual, cara ini mengasumsikan bahwa mahasiswa memerlukan informasi yang sama dengan langkah penyampaian yang sama pula,

3 mahasiswa cenderung tidak menyukainya. 3

(28)

2. Gaya Belajar

Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki

bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan baik hanya dengan

melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka menyukai penyampaian

informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru.

Selama pelajaran, biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Peserta

didik visual ini berbeda dengan peserta didik auditori. Yang biasanya tidak

sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dikeijakan oleh guru, dan

membuat catatan. Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan

mengingat. Peserta didik kinestifik belajar terutama dengan terlibat langsung

dalam kegiatan. Mereka cenderung impulsif, semau gue, dan kurang sabaran.

Selama pelajaran, mereka mungkin gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan

mengerjakan sesuatu.

Kalangan pendidik juga mencermati adanya perubahan cara belajar

siswa. Selama lima belas tahun terakhir, Schroeder dan kolegannya ( 1993 ) telah

menerapkan indicator tipe Myer-Briggs ( MBT1 ) pada mahasiswa baru. MBTI

merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam dunia

pendidikan dan dunia usaha masa kini. Instrumen ini sangat berguna untuk

memahami fungsi perbedaan individu dalam proses belajar 4. Hasilnya

menunjukkan bahwa sekitar 60 persen dari mahasiswa yang masuk memiliki

orientasi praktis ketimbang teoritis terhadap pembelajaran, persentase itu

bertambah tiap tahunnya. Mahasiswa lebih suka terlibat dalam pengalaman

(29)

langsung dan konkret daripada mempelajari konsep-konsep dasar terlebih dahulu

dan baru kemudian menerapkannya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sekolah

lebih suka kegiatan belajar yang benar-benar aktif daripada kegiatan yang

reflektif abstrak, dengan rasio lima banding satu. Semua ini dapat disimpulkan

bahwa cara belajar dan mengajar aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini. Agar

bisa efektif, guru harus menggunakan yang berikut ini : diskusi dan proyek

kelompok kecil, presentasi dan debat dalam kelas, latihan melalui pengalaman,

pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus. Secara khusus Schroder

menekankan bahwa siswa masa kini “ Bisa beradaptasi dengan baik terhadap

kegiatan kelompok dan belajar bersama

3. Sisi Sosial Proses Belajar

Abraham Maslow mengajarkan kepada kita bahwa manusia memiliki dua kumpulan kekuatan/kebutuhan yang satu berupaya untuk tumbuh dan yang satu condong kepada keamanan. Orang yang dihadapkan pada kedua kebutuhan ini akan memilih keamanan ketimbang pertumbuhan. Kebutuhan akan rasa aman lurus aman dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya kebutuhan untuk mencapai sesuatu, mengambil resiko, dan menggali hal-hal baru. Pertumbunan berjalan dengan langkah-langkah kecil. Menurut Maslow “ Tiap-tiap langkah maju hanya dimungkinkan bila ada rasa aman, ini merupakan langkah ke depan dari suasana rumah yang aman menuju yang belum diketahui ”. 5

Jerome Brunes membahas sisi sosial proses belajar dalam buku

klasifikasinya, Toward a Theory o f Instruction. Dia menjelaskan tentang “Kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja

sama dengan mereka guna mencapai tujuan Hal ini ia sebut resiprositas

(hubungan timbal balik). Bruner berpendapat bahwa resiprositas merupakan

(30)

sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk menstimulasi kegiatan

belajar. Dia menulis sebagai berikut : “ Dimana dibutuhkan tindakan bersama,

dan dimana resiprositas diperlukan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuan,

di situlah terhadap proses yang membawa individu ke dalam pembelajaran,

membimbingnya untuk mendapatkan kemampuan yang diperlukan dalam

pembentukan kelompok. 6

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.

Kegiatan belajar mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif,

namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil

akan memungkinkan anda untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara

khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya memungkinkan

mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.

Pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong mereka untuk tidak

hanya belajar bersama, namun juga mengajarkan satu sama lain.

4. Sepuluh metode untuk mendapatkan partisipan/kapanpun

Kegiatan belajar aktif tidak dapat belangsung tanpa partisipasi siswa.

Ada bermacam cara untuk menyusun diskusi dan mendapatkan respon dari siswa

pada saat kepan saja selama pelajaran sebagian sangat cocok bila waktunya

terbatas / ketika siswa perlu dorongan supaya berpartisipasi. Metode-metode itu

antara lain: diskusi terbuka, kartu jawaban, jejak pendapat, diskusi sub kelompok,

(31)

mitra belajar, penyemangat, diskusi panel, ruang terbuka, permainan, memanggil

pembicara selanjutnya.7

a. Diskusi Terbuka

Ajukan pertanyaan dan lemparkan kepada seluruh kelompok tanpa melakukan

pengaturan lebih lanjut. Diskusi terbuka yang sifatnya langsung sangatlah

menarik.

b. Kartu Jawaban

Bagikan Kartu indeks dan mintakan jawaban atas pertanyaan anda tanpa

menyertakan nama. Gunakan kartu jawaban utnuk menghemat waktu / untuk

melindungi privasi dari jawaban yang bisa menyinggung perasaan.

c. Jejak Pendapat

Susunlah sebuah survei singkat yang diisi dan dihitung hasilnya di tempat itu

juga, lakukan pemungutan suara secara lisan. Gunakan pemungutan suara

untuk mendapatkan data secara cepat dan dalam bentuk yang bisa dihitung.

d. Diskusi Sub kelompok

Gunakan diskusi sub kelompok bila anda memiliki cukup waktu untuk

memproses pertanyaan dan soal. Ini merupakan salah satu metode utama

untuk mendapat partisispasi dari seluruh siswa.

e. Mitra Belajar

Perintahkan siswa untuk mengeijakan tugas / mendiskusikan pertanyaan

utama dengan siswa yang duduk di sebelahnya. Gunakan mitra belajar bila

(32)

melaksanakan diskusi kelompok kecil. Sebuah pasangan merupakan

konfigurasi kelompok yang baik untuk membangun hubungan saling

mendukung dan untuk melaksanakan aktivitas kompleks yang tidak cocok

dengan konfigurasi kelompok besar.

f. Penyemangat

Datangi semua kelompok dan mutasi jawaban singkat atas pertanyaan utama.

Gunakan kalimat penyemangat bila anda menginginkan sesuatu secara cepat

dari siswa.

g. Diskusi Panel

Perintahkan sejumlah kecil siswa untuk mengemukakan pendapat mereka di

depan kelas. Sebuah Panel informal dapat dibentuk dengan meminta pendapat

dari sejumlah siswa yang sudah ditentukan, yang masih berada di tempat

duduk masing-masing. Gunakan panel bila waktunya mencukupi untuk

mendapatkan jawaban yang lebih serius dan terfokus terhadap pertanyaan

anda.

h. Ruang Terbuka

Perintahkan sebagian siswa untuk membentuk lingkaran diskusi, dan

perintahkan sebagian lain untuk membentuk lingkaran pendengar di sekeliling

mereka. Gunakan formasi ruang terbuka untuk membantu pemfokusan pada

diskusi kelompok besar. Metode ini merupakan metode terbaik untuk

(33)

i. Permainan

Gunakan latihan yang menyenangkan / permainan kuis untuk memancing

pendapat, pengetahuan / keterampilan siswa. Permainan juga sangat

membantu memunculkan suasana dramatis yang kelak akan terus diingat oleh

siswa.

j. Memanggil Pembicara Selanjutnya

Perintahkan siswa untuk tunjuk jari ketika mereka ingin berbagi pendapat.

Gunakan teknik ini bila yakin ada minat yang cukup besar terhadap diskusi

atau aktivitas belajar, dan ingin meningkatkan interaksi siswa.

5. Bagaimana Menjadikan Siswa Aktif Sejak Awal

Memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan siswa aktif

semenjak awal. Jika tidak, kemungkinan besar kepasifan siswa akan melekat.

Susunlah aktivitas pembuka yang menjadikan siswa lebih mengenal satu sama

lain merasa lebih leluasa ikut berfikir, dan memperlihatkan minat terhadap

pelajaran. Kegiatan belajar aktif ada 3 tujuan penting yang harus dicapai, yaitu :

a. Pembentukan tim : membantu siswa untuk lebih mengenal satu sama lain dan

menciptakan semangat keijasama dan interpendensi.

b. Penilaian sederhana : pelajarilah sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.

8

c. Keterlibatan belajar langsung : ciptakan minat awal terhadap pelajaran.

Ketiga tujuan di atas, bila dicapai akan membantu menciptakan

lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan kemauan mereka untuk 8

(34)

ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang

positif. Tujuan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Strategi Pembentukan Tim

1) Bertukar Tempat

Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal, berbagi pendapat dan membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan diri/menukar pendapat secara aktif.

2) Siapa saja yang ada di kelas

Aktivitas ini merupakan perburuan/pencarian teman sekelas, bukannya pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam sejumlah cara dan untuk ukuran kelas apapun. Cara ini membantu terbentuknya semangat tim dan memungkinkan adanya gerakan fisik sejak awal pelajaran.

3) Menyusun Aturan Dasar Kelas

Ini merupakan metode jajak pendapat yang memungkinkan siswa untuk menetapkan aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian dari proses pembentukan tim ini, mereka lebih cenderung mendukung norma atau aturan yang mereka tetapkan. 9

b. Strategi Penilaian Sederhana

Merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak mengancam untuk

mengetahui siswa, anda bisa menggunakannya untuk menilai “ Secara Instan “

latar belakang, pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian siswa.

(35)

3) Sampel Perwakilan

Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian banyaknya dan mustahil

untuk segera memahami siapa saja mereka. Prosedur ini memungikinkan anda

untuk menarik sampel perwakilan siswa dari seluruh kelas dan mengetahuinya

dengan mewawancarai mereka di depan kelas,

c. Strategi Perlibatan Belajar Langsung

1) Berbagi Pengetahuan Secara Aktif

Merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran yang

anda ajarkan. Anda juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat

pengetahuan siswa sambil melakukan pembentukan kegiatan tim. Cara ini

cocok pada segala ukuran kelas dan dengan materi pelajaran apapun.

2) Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok Tiga Orang

Merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan

dengan sebagian teman sekelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan

mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di kelas.

3) Menyemarakkan Suasana Belajar

Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklim belajar informal yang

santai dengan meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi

pelajaran yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa

berhumor, namun juga berpikir. i0

(36)

6. Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Keterampilan, dan

Sikap Secara Aktif.

Pendidikan disegala jenjang pada umunya dimaksudkan untuk

mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran pengetahuan

(kognitif) mencakup pemerolehan informasi dan konsep. Pembelajaran ini tidak

hanya berkenaan dengan pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan

penerapan pada situasi baru. Pembelajaran perilaku (keterampilan) mencakup

pengembangan kompetensi dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas,

memecahkan masalah, dan mengungkapkan pendapat. Pembelajaran afektif

(sikap) mencakup pengkajian dan penjelasan tentang perasaan dan prefensi. Siswa

dilibatkan dalam menilai diri mereka sendiri dan hubungan pribadi mereka

terhadap materi pelajaran.11

Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan dan sikap berlangsung

melalui proses penyelidikan/proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap

mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Dapat dikatakan, mereka

mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka/

pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Mereka mengupayakan

pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru. Mereka tertarik untuk

mendapatkan informasi/menguasai keterampilan guna menyelesaikan tugas yang

diberikan kepada mereka. Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang membuat

mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakini. Semua ini

(37)

mereka untuk berpikir, bekerja, dan merasa U. Strategi yang digunakan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas Penuh

Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan pengajaran yang

dibimbing oleh guru lebih interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi

untuk menyajikan informasi dan gagasan yang melibatkan siswa secara

mental.

b. Menstimulasi Diskusi

Menggali cara-cara untuk mengintensifkan dialog dan debat tentang

persoalan-persoalan utama dalam materi yang dipelajari.

c. Pengajuan Pertanyaan

Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa yang telah dipelajari dalam

kegiatan belajar mengajar.

d. Belajar Bersama

Membahas cara-cara untuk merancang tugas belajar yang dikerjakan

oleh siswa dalam kelompok kecil.

e. Pengajaran Sesama Siswa

Membahas cara-cara yang memungkinkan siswa untuk mengajar satu

sama lain. 12

(38)

f. Belajar Secara Mandiri

Membahas aktivitas balajar yang dilakukan siswa secara individual

dan pribadi.

g. Pembelajaran Afektif

Membahas tentang siswa dalam memahami perasaan, nilai-nilai dan

sikap mereka.

h. Pengembangan Keterampilan

Membahas tentang keterampilan mempelajari dan mempratikkan baik

teknis maupun nonteknis. 13

7. Bagaimana Menjadikan Belajar Tidak Terlupakan

Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester atau bidang studi. Mereka beranggapan bahwa pada saat-saat akhir mereka dapat menjejalkan lebih banyak informasi dan menyelesaikan topik dan materi yang masih dalam agenda mereka. Makna dari “ Menyelesaikan “ mata pelajaran masih perlu dipertanyakan, karena ada kalanya guru hanya sekedar menyelesaikan materi yang masih tersisa. Mamaksakan diri mengajar hingga batas akhir sering kali berakibat pada terjadinya pengajaran yang tidak tertata, ada terlewatkan atau ada yang masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan bersifat aktif, ada peluang untuk terjadinya peluang pemahaman. Bila kita menyediakan waktu untuk memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya pengingatan.14

Pembelajaran akan dapat dinikmati bila ada kesempatan untuk mengingat­

kan dan memberikan sentuhan akhir yang menyentuh perasaan. Ada banyak

tindakan positif yang bisa diambil untuk menciptakan penutup mata pelajaran

yang bermakna dan tak terlupakan.

(39)

a. Strategi Peninjauan Kembali

Membahas cara-cara untuk membantu siswa mengingat apa yang telah mereka

pelajari dan menguji pengetahuan, kemampuan mereka yang sekarang.

b. Penilaian Sendiri

Membahas cara-cara untuk membantu siswa menilai apa yang sekarang

mereka ketahui, kerjakan, dan sikap apa yang sekarang mereka pegang.

c. Perencanaan Masa Depan

Membahas cara-cara untuk membantu siswa mempertimbangkan apa yang

akan mereka lakukan dalam rangka menerapkan hal-hal yang telah mereka

pelajari.

d. Ucapan Perpisahan

Membahas cara-cara untuk membantu siswa mengenang pengalaman mereka

bersama-sama dan mengungkapkan apresiasi mereka.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.

Sebelum membahas tentang pendidikan Agama, terlebih dahulu akan

penulis kemukakan tentang pengertian pendidikan itu sendiri:

Menurut Ahmad D Merimba : Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan

secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rokhani si

terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 1

(40)

Menurut Ki Hajar Dewantara : Pendidikan adalah daya upaya untuk

memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan

jasmani anak-anak. 2 3

Pengertian Agama Islam adalah :

Agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada wahyu Allah SWT yang

disampaikan pada umat manusia melalui Nabi besar Muhammad SAW untuk

3 kesejahteraan manusia baik di dunia maupun di akhirat.

Sehingga Pendidikan Agama Islam dapat diartikan:

Suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak

setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-

ajaran agama Islam seta dapat menjadikannya sebagai pedoman dalam

hidupnya. 4

Garis besar dari pengertian Pendidikan Agama Islam di atas menitik

beratkan pada masalah pengamalan, yaitu melaksanakan segala sesuatu yang

telah diajarkan oleh para pendidik, sehingga dalam Pendidikan Agama Islam

ini sangat diharapkan adanya bentuk tingkah laku yang benar-benar selaras

dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam ajaran Islam.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik dalam perkembangan jasmani dan

rohani berdasarkan hukum Islam, sesuai dengan firman Allah ;

(41)

■jJJT

»

jJIUJI

< E ^

Artinya: ... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. ( Al- Mujaadilah : 11 ) 5

Jelas bagi kita bahwa Al-Qur’an adalah sumber yang paling utama dan tidak

diragukan lagi yang merupakan sumber dari segala sumber hukum, seperti

halnya masalah pendidikan disana juga disebutkan :

' V , v>S> 3

^ ± 1 1 ^ I 0 - * _j j j I

J . S> 3s* u'

Ij j' . i ^ 11 , ^ C

Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang

Rosul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada

mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka

Kitab dan Hikmah ( As-Sunah). 6

Di samping Al-Qur’an sebagai sumber hukum yang pertama pada masalah

pendidikan, maka masih harus dilengkapi dengan sumber hukum yang kedua,

yaitu Al-Hadits. Sunah Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa belajar dan

menuntut ilmu tidak terbatas pada golongan tertentu saja. Seperti sabda N ab i:

( A

a

L

»

j ^luL» o!

j j

j

A

a

I

luaj

A^iajjS ^IxJ! ulL

(42)

Artinya: Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki

7

dan perempuan. (HR. Muslim dan Ibnu Majjah)

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum diuraikan tujuan Pendidikan Agama Islam, maka terlebih dahulu

penulis kemukakan tetang tujuan Pendidikan Nasional. Karena tujuan Pendidikan

Agama harus ada korelasi dengan tujuan Pendidikan Nasional.

Undang-undang no. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 menyatakan : Pendidikan

Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta Peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. * 8 9

Tujuan Pendidikan Nasional sekaligus juga menjadi arah Pendidikan

Agama Islam dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan Agama

akan membawa dan mengantarkan serta membina anak didik kita agar menjadi

warga negara Indonesia yang baik dan sekaligus umat yang beragama.

Menurut Arifin : Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan Taqwa

dan Akhlaq serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang

. 9

berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran agama.

1. M . M . Achiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, him. 35 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem Pendidikan Nasional, A neka Ilmu, Semarang, 2003,

him. 7

(43)

Menurut Hasan Langgulung : Tujuan Pendidikan Islam merupakan

tujuan hidup manusia, persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat,

perwujudan sendiri-sendiri sesuai dengan pandangan Islam, persiapan untuk

menjadi warga negara yang baik perkembangan yang menyeluruh dan

berpadu bagi pribadi pelajar.10

Dari beberapa pendapat tentang tujuan Pendidikan Agama Islam

tersebut, pada dasarnya identik dengan tujuan hidup muslim yaitu tunduk

dan mengabdikan diri kepada Alias SWT. Seperti firman Allah :

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan

supaya mereka menyembah-Ku. ( Adz-Dzaariyaat: 5 6 ) 11

Atas dasar ayat tersebut, penulis ambil pengertian bahwa ketaqwaan

merupakan tujuan yang utama dalam pendidikan Islam, karena ketaqwaan

adalah nilai tertinggi di sisi Allah, sedangkan iman dan akhlaq (budi pekerti)

adalah merupakan unsur sikap dan pernyataan dari insan muttaqin.

Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup

setiap manusia/muslim seperti dikemukakan oleh Ahmad D Marimba

sebagai berikut:

Tujuan m anusia m enurut agam a Islam adalah untuk m enjadi ham ba A llah :

hamba Allah mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri

_______ kepada-Nya, dan jelaslah bahwa manusia hanya diperkenankan memilih 10 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, A l M a’arif, Bandung, 1980,

(44)
(45)

Lampiran 8

YAYASAN ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN BOYOLALI

SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI

Jalan : Perintis Kemerdekaan Boyolali Phon. (0276) 324488

SURAT KETERANGAN

Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAIN ) Salatiga.

(46)

Lampiran 9

DAFTAR SKK

Nama : ASIYAH Jurusan : Tarbiyah

NIM : 111 01 074 Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dosen : Luftiana Zahriani, S.H.

No. Nama Kegiatan Tanggai Pelaksanaan Peranan Skor

1. ORMASS 27Agustus 2001 Peserta 3

2. Seminar Bhs. Arab 13 Nopember 2001 Peserta 2

3. Diskusi HMJ Syariah 29 Nopember 2001 Peserta 2

4. Seminar Bahasa Arab Ittaqo 14 September 2002 Peserta 2

5. Konser Musik Amal ( SMC ) 30 September 2002 Peserta 2

6. Seminar FSI “Mewujudkan Jati Diri Muslim dengan Iman, Amal dan Ilmu”

17 Nopember 2002 Peserta 2

7. Diskusi pelatihan PMII 6 April 2003 Panitia 2

8. Pengajian Akbar Maulud Nabi SAW 15 April 2003 Peserta 2

9. Seminar Politik HMJ Syariah 19 Nopember 2003 Panitia 2

10. Music In Campus V 19 Desember 2003 Panitia 2

11. Seminar HMJ Tarbiyah 21 Desember 2004 Peserta 2

12. Peringatan HUT RI Ke-58 17 Desember 2005 Panitia 2

13. Pengajian Akbar Maulud Nabi SAW 10 April 2004 Panitia 2

14. Pesantren Kilat 19-23 Oktober 2004 Panitia 2

15. Pengajian Akbar Malud Nabi SAW 20 Maret 2005 Panitia 2

16. Peringatan HUT RI Ke-59 17 Agustus 2005 Panitia 2

17. Pesantren Kilat 15-18 Nopember 2005 Panitia 2

18. Pengajian Idul Adha 1426H 1 Januari 2006 Panitia 2

19. Pengajian Akbar Tahun Baru Hijriah 1426H

31 Januari 2006 Panitia 2

20. Pengajian Idul Adha 12 Januari 2006 Panitia 2

21. Pengajian Isro’ M i’raj 21 Januari 2006 Panitia 2

22. Pengajian Idul Adha 31 Desember 2006 Panitia 2

23. Peringatan HUT RI Ke-60 17 Agustus 2006 Panitia 2

24. Pesantren Kilat 19 Oktober 2006 Panitia 2

25. Pengajian Akbar Idul Adha 1 Januari 2007 Panitia 2

Jumlah 51

Salatiga, 14 Pebruari 2007

Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan STAIN-Salati.

(47)

Evaluasi dilakukan reliabel jika ia dapat dipercaya, konsisten/stabil

dan produktif. Tekanannya adalah ketelitiannya, sampai dimana tes/alat

evaluasi dapat dipercaya kebenarannya. Sedangkan objektivitas adalah

kualitas yang menunjukkan identitas atau kesamaan dari skor-skor yang

diperoleh dari data yang sama dari penskor-penskor kompeten yang sama.

Terakhir adalah kepraktisan, merupakan kualitas yang menunjukkan

kemungkinan dapat dijalankannya suatu kegunaan umun dan suatu teknik

pencarian, dengan mendasarkan pada biaya, waktu yang diperlukan untuk

menyusun, dan mudah melakukan interprestasi hasil-hasil tes tersebut.

5. Prinsip evaluasi pendidikan Islam

Dalam sistem evaluasi Pendidikan Islam berlaku prinsip-prinsip :

terus menerus, menyeluruh, ikhlas, berorientasi pada kompetensi, mengacu

pada patokan, ketentuan belajar, menggunakan berbagai cara, valid, adil,

terbuka dan berkesinambungan.22

a. Terus Menerus

Evaluasi ini dilakukan secara kontinyu, pada waktu mengajar sambil

mengevaluasi sikap dan perhatian murid pada waktu pelajaran hampir

selesai.

b. Menyeluruh

Seluruh segi perkembangan yang patut dibina harus dievaluasi antara

lain : hafalan, ketajaman pemahaman, kecepatan berfikir, keterampilan,

(48)

c. Ikhlas

Kebersihan niat hati guru agama bahwa ia melakukan evaluasi itu dalam

rangka efisiensi tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam.

d. Berorientasi pada kompetensi

Penilaian mengacu pada kempetensi yang dimuat dalam kurikulum.

Semua kompetensi yang ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik

mendapat peluang yang sama untuk dinilai.

e. Mengacu pada patokan

Penilaian mengacu pada hasil belajar sebagai kriteria ditetapkan.

Sekolah menetapkan kriteria sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

f. Ketuntasan Belajar

Pencapaian hasil belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat

pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggung­

jawabkan sesuai prasyarat penguasaan kompetensi lebih lanjut. Sekolah

dapat menetapkan tingkat ketuntasan belajar sesuai kondisi dan

kebutuhan.

g. Menggunakan berbagai cara

Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara untuk memantau

kemajuan dan hasil belajar peserta didik. Tes maupun nontes

(49)

h. Valid, adil, terbuka, dan berkesinambungan

Penilaian memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar

peserta didik, adil terhadap semua peserta didik, terbuka bagi semua

pihak, dan dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan terus menerus

untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta

didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.

G. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Belajar

Menurut Oemar Hamalik : Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan

atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah

laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.23

Psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

perilaku. Perilaku mengandung arti yang sangat luas, meliputi pengetahuan

kemampuan berpikir, keterampilan, penghargaan terhadap suatu sikap, minat.

Tidak semua perilaku merupakan hasil belajar, karena sebagian dilibatkan

oleh proses perkembangan dan pertumbuhan. Ada 3 macam unsur belajar,

yaitu: motif untuk belajar, tujuan yang ingin dicapai, situasi yang

mempengaruhi.24

a. Motif untuk belajar

Yaitu sesuatu yang mendorong individu untuk berperilaku yang langsung

menyebabkan munculnya perilaku. Tanpa motif seseorang tidak dapat

(50)

belajar, karena dengan hal tersebut dapat memberi semangat dan arah

dalam belajar.

b. Tujuan yang ingin dicapai

Tujuan merupakan suasana akhir suatu persoalan.

c. Situasi yang mempengaruhi

Pemilihan bidang studi yang sesuai dengan keadaan diri sendiri banyak

menunjang efisiensi belajar. Di samping itu faktor penunjang lainnya

adalah : keadaan diri sendiri, keadaan/situasi belajar, keadaan proses

belajar, keadaan guru/dosen yang memberi pelajaran, keadaan teman

bergaul dan belajar, keadaan program pendidikan yang ditempuh.

2. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa, prestasi

adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan.

b. Unsur-unsur penting dalam prestasi belajar:

1) Prestasi merupakan hasil suatau pekerjaan. Hal ini mengandung arti bahwa prestasi itu tidak dicapi dengan secara kebetulan, tetapi melalui suatu usaha yang sengaja untuk memperolehnya baik individu maupun masyarakat.

2) Prestasi itu hanya dapat diperoleh setelah individu itu benar-benar berusaha semaksimal mungkin dengan harapan mencapai hasil yang didapat menyenangkan hati.25

Bukti semaksimal dari keberhasilan kegiatan yang disengaja oleh

seseorang untuk mencapai tujuan adalah agar mendapatkan hasil yang

(51)

menyenangkan hati dengan bukti yang diperoleh suatu pengertian, pemahaman

kecakapan yang berupa pendidikan.

Dalam hal ini, tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan adalah : hal ihwal

keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), personal,

kepribadian/sikap (afektif), kelakuan, keterampilan/penampilan (psikomotorik)26.

Tujuan pendidikan tersebut ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

atas dirinya setelah dapat menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas kegiatan yang

diberikan oleh guru di sekolah dalam bentuk perubahan tingkah laku yang lebih

maju, dari belum tahu menjadi tahu, dari belum bisa menjadi bisa.

3. Pedoman Umum Untuk Belajar

Pedoman umum untuk belajar antara lain: keteraturan dalam belajar, disiplin

belajar, konsentrasi belajar, pemakaian perpustakaan.27

a. Keteraturan Dalam Belajar

Pokok pangkat pertama cara belajar yang baik adalah keteraturan.

Pengetahuan mengenai cara belajar yang efisien pada umumnya berupa

rumusan-rumusan untuk bekeija secara teratur. Hanya dengan bekerja teratur

seseorang/murid akan memperoleh hasil yang baik. Mereka harus belajar

secara teratur mengikuti pelajaran.

b. Disiplin Belajar

Asas lain dalam belajar yang baik adalah disiplin, dengan jalan

berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam belajar

______barulah seorang murid mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Sifat 26 Ibid, him. 32

(52)

bermalas-malasan, keinginan mencari gampangnya, kesengajaan untuk

berusaha memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan-

gangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan siswa dalam belajar.

c. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan

mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan belajar,

maka konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran

dengan mengesampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan mata

pelajaran.

d. Pemakaian Perpustakaan

Selain keteraturan, disiplin, dan konsentrasi, masih ada satu hal lagi

yang perlu dijadikan pedoman oleh seorang siswa yaitu belajar dengan

memanfaatkan perpustakaan, karena perpustakaan mempunyai nilai yang

tinggi dalam menunjang keberhasilan siswa.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar

Faktor yang datang dari diri pelajar terutama kemampuan yang

dimilikinya. Faktor kemampuan pelajar besar sekali pengaruhnya terhadap

hasil belajar yang dicapai. Di samping kemampuan, faktor lain yang juga

kontribusi terhadap hasil belajar seseorang ialah motivasi belajar, minat dan

perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan psikis.

(53)

bahwa perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang

disadarinya. Jadi, sejauh mana usaha pelajar untuk mengkondisikan dirinya

bagi perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil belajar akan ia capai,

b. Faktor yang datang dari luar dirinya (lingkungan)

Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi

hasil balajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru.

Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab

itu, hasil belajar di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas pelajar dan kualitas

• 28

pengajaran.

5. Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar.

Menurut Oemar Hamalik ada 4 faktor kesulitan belajar, yaitu faktor yang

bersumber dari diri sendiri, faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, faktor

yang bersumber dari lingkungan keluarga, faktor yang bersumber dari lingkungan

masyarakat. 29

a. Faktor yang bersumber dari diri sendiri

Yaitu faktor yang timbul dari diri mahasiswa itu sendiri. Faktor ini disebut

faktor intern, karena sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan studi

mahasiswa. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain, tidak mempunyai

tujuan belajar yang jelas, kurangnya minat terhadap bahan pelajaran,

kesehatan yang sering terganggu.

28

29 Husni Rahim, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, 2 001, him. 64

(54)

b. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah

Hambatan tidak hanya bersumber dari diri siswa/mahasiswa, tetapi

kemungkinan bersumber dari sekolah atau lembaga Universitas itu sendiri.

Misalnya: kurangnya bahan bacaan pada waktu mengajar, kurangnya sarana

dan prasarana, bahan pelajaran atau materi pelajaran tidak sesuai dengan

kemampuan siswa.

c. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga

Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi sebagian besar waktu belajar

dilaksanakan di rumah. Karena itu aspek-aspek kehidupan dalam keluarga

turut mempengaruhi kemajuan studi, bahkan mungkin juga dapat dikatakan

menjadi faktor dominan untuk kesuksesan siswa di sekolah atau Universitas.

Misalnya masalah kemampuan ekonomi, broken home, rindu kampung halaman, bertamu dan menerima tamu, kurangnya kontrol orang tua.

d. Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat

Beberapa aspek yang bisa mengganggu kelancaran studi siswa tentunya erat

sekali hubungannya dengan siswa itu sendiri. Misalnya bekerja disamping

(55)

B A B III

L A P O R A N H A S IL P E N E L IT IA N

A. Gambaran Umum SMA Islam Sudirman 2 Boyolali

Kalau kita membicarakan masalah latar belakang sejarah berdirinya SMA

Islam Sudirman 2 Boyolali, maka tidak terlepas tentang Boyolali, khususnya

masalah terbatasnya sekolah tingkat atas yang mengakibatkan banyak lulusan

SMP tidak tertampung di SMTA Negeri. Masalah tersebut muncul pada tahun

1981/1982 sehingga muncul pakar pendidik, tepatnya pada tanggal 15 Juli 1981,

yang disponsori oleh beberapa direktur SMTA Negeri Boyolali, seperti MAN

Boyolali, SMA N Boyolali, SMEA Negeri Boyolali dan SMT Pertanian Boyolali.

Maka berhasilah rencana satu malam untuk mendirikan SMA Islam di kota

Boyolali dengan nama SMA Islam Sudirman 2 Boyolali. Di beri nama demikian

karena sekolah tersebut terlaksana di bawah Yayasan Islamic Center Sudirman Ambarawa Semarang.

Pada saat berdiri masih mondok di Man Boyolali yang terletak di Jalan

Kates 97 Boyolali dengan status terdaftar. Tahun 1986 statusnya meningkat

menjadi diakui, tahun 1987 sudah menempati gedung milik sendiri di Jalan

Perintis Kemerdekaan Boyolai. Tahun 1992 statusnya disamakan oleh Bapak

Suyoto Iskandar. Tahun 2002/2003 statusnya menjadi terakreditasi B oleh Bapak

Drs. Setyo Sutrisno sampai sekarang. ^

(56)

B . Letak Geografis

SM A Islam Sudirman 2 B oyolali terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan B oyolali, D esa Pulisen, Kecamatan B oyolali Kota, Kabupaten B oyoali. Luas arealnya 6553 m 2, dengan luas bangunan 1714 m2, dengan batasan sebagai b eriku t:

L Sebelah Barat berbatasan dengan SM K N 1 B oyoali

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jurang Gandul dan lahan pertanian penduduk D esa Karang N ongko Boyolali.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk.

(57)

C. Struktur Organisasi SM A Islam Sudirman 2 B oyolali

(58)

Kalau kita melihat kondisi SMA Islam Sudirman 2 Boyolali sampai tahun

pelajaran 2006/2007 mengalami berbagai peningkatan sarana dan prasarana,

seperti tabel berikut:

D. Kondisi SMA Islam Sudirman 2 Boyolali

Tabel 1. Keadaan Ruang

No Nama Ruang Keterangan

1 Kepala Sekolah 1 ruang

2 Guru 1 ruang

3 Tata Usaha ( T U ) 1 ruang

4 Konsultasi BP 1 ruang

5 BP 1 ruang

6 UKS 1 ruang

7 Koperasi 1 ruang

8 OSIS dan Pramuka 1 ruang

9 Perpustakaan 1 ruang

10 Laboratorium Bahasa/Komputer 1 ruang

11 Laboratorium Biologi 1 ruang

12 Laboratorium Fisika/Kimia 1 ruang

13 Media Pembelajaran 1 ruang

14 Pertemuan 1 ruang

(59)

Denah ruang SMA Islam Sudirman 2 Boyolali

(60)

SMA Islam Sudirman 2 Boyolali memiliki siswa 222 dengan perincian sebagai

berikut:

Tabel 2. Keadaan Siswa

No Kelas L P Jumlah

1 XA 8 21 29

2 XB 8 23 31

3 XI Ilmu Alam 6 24 30

4 XI Ilmu Sosial 15 21 36

5 XII Ilmu Alam 9 18 27

6 XII Ilmu Sosial 1 13 19 32

7 XII Ilmu Sosial 2 10 21 31

Tenaga pendidik yang sekarang bertugas di SMA Islam Sudirman 2 Boyolali ada 24

orang:

Tabel 3. Tenaga Pengajar

No Kode Nama Guru Status Mapel

1 A Drs. Setyo Sutrisno DPK. Kep. Sek Bhs. Inggris

2 B Drs. M. Ahyar DPK Sejarah, Bhs. Jawa

3 C Gunanto, S.Pd. GTY PPKn

4 D Drs. Slamet Widodo GTY Pend. Seni, Sosiologi

5 E Rochmad, S.Pd. DPK Fisika

6 F GatotNS, S.Pd. DPK Ekonomi, Bhs. Jawa

(61)

No Kode Nama Guru Status Mapel

8 H Lestari Rahayu, S.Pd. GTY Bhs. Inggris

9 I Anjar Sigit, S.Ag. GTY Pend. Agama Islam

10 J Sigit H, S.Pd. GTY Pend.Jaskes

11 K Teguh, S.Pd. GB Bahasa & Sastra Indonesia

12 L Sri Hastuti, S.Pd. GTT Bahasa & Sastra Indonesia

13 M Abdul Rouf, S.Pd. GB Ekonomi

14 N Purwiyatmo, S.Pd. GTY Sosiologi Antro, Geografi

15 0 Sugiyanti, S.Pd. GB Tata Negara

16 P Umi Fauzah, S.Pd. GB Kimia

17

Q

Rini, S.Pd. GTT Ekonomi

18 R Andah, S.Pd. GB Matematika

19

s

Khotimah, S.Pd. GTT Bahasa & Sastra Indonesia

20 T Didiek, S.Pd. GTT Teknologi Informasi,

Keterampilan Komputer

21 U Ragil, S.Pd. GTT Biologi

22 V Daryono, S.Pd. GTT Biologi

23

w

Susilo Pribadi, S.Pd. GTT Bhs. Inggris

24 X Supamo, S.Pd. GTT Ket. Komputer

25 Wijanto, SH GTY B P /B k

26 Bibit Sulistyo KTU

(62)

Tabel 4. Kondisi siswa mulai menggunakan Kurikulum 2004

( Tahun Pelajaran 2004/2005 - 2006/2007 )

TAHUN KELAS L P JUMLAH KELAS L P JUMLAH KELAS L P JUMLAH

2004/2005 X 1 11 19 30 XI IA 9 18 27 XII IA 9 18 27

X 2 10 20 30 XI ISI 9 22 31 XII ISI 9 22 31

X 3 10 20 30 XIIS2 13 19 32 XIIIS2 13 19 32

2005/2006 XI 8 24 34 XI IA 5 25 30

X2 11 21 32 XI IS 14 12 36

2006/2007 XI 8 21 29

Gambar

Tabel 1. Keadaan Ruang
Tabel 2. Keadaan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam dengan menggunakan multimedia pembelajaran siswa kelas VII di

Pertimbangan lain dalam menggunakan strategi active learning untuk pembelajaran bahasa Arab adalah: Didalam kesehariannya pembelajaran bahasa Arab sangat

Berdasarkan analisis data penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya peningkatan motivasi belajar PAI bagi siswa melalui metode pembelajaran active learning di SMA

Berdasarkan analisis data penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya peningkatan motivasi belajar PAI bagi siswa melalui metode pembelajaran active learning di SMA

Berdasarkan hasil analisis korelasi, pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam dan prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa SMA Tunas Luhur Paiton Probolinggo

lebih menekankan dengan penerapan atau pelaksanaan dari pendekatan active learning meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di

Pembelajaran aktif (active learning) adalah proses pembelajaran di mana siswa mendapat kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktifitas belajar, berupa hubungan interaktif dengan

Selanjutnya skripsi yang ditulis oleh Ice Luciana yang berjudul Korelasi Pendekatan Active Learning dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI di SD