• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGENDROKILO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGENDROKILO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH

STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI

SISWA S D NEGERI NGENDROKILO KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukaln untuk Memperoleh Gelar

V*

Oleh:

MUHAMMAD ROFIUDIN

NIM: 11408245

JURUSAN TARBIYAH

(2)

ABSTRAKSI

Muhammad Rofiudin. 2010. Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Memilih Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang Tahun 2010. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan SI Ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010

Pembahasan yang muncul adalah “Apakah ada hubungannya kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010.

Berdasarkan permasalahan yang diajukan tersebut, maka hipotesis yang muncul adalah:

Ha : “Ada hubunganya antara kreativitas guru memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010” diterima.

Untuk memecahkan permasalahan dan membuktikan hipotesis yang diajukan penulis mengadakan penelitian di SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang dengan obyek penelitian adalah siswa kelas VI (enam) dan menggunakan sampling seluruh populasi kelas VI (enam) karena banyaknya populasi hanya 26 (duapuluh enam) anak.

Setelah data diperoleh melalui metode dokumentasi dan metode angket, kemudian nilai nilai tersebut dianalisis dengan analisa Product Moment Correlation dari

Karl Pearson. Ternyata terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010 dimana di dapatkan nilai korelasi sebesar 0,540 lebih besar dari nilai r hitung 0,388 pada taraf signifikansi 5%, serta hasil output dari software SPSS. 17 yang menunjukkan Sig-2 tailed sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,005.

(3)

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02, Telp (0298)323706,323433 Salatiga

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara Muhammad Rofiudin dengan No Induk : 114 08 245 yang berjudul:

“PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGENDROKILO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010”

Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 bertepatan dengan tanggal 18 Romadhon 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

(4)

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433,fa0 2 3 4 3 3 Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nomor : Salatiga 11 Agustus 2010

Lampiran : 1 (satu) naskah

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada

Yth.Ketua STAIN Di Salatiga

Assalamualaikum Wr, Wb

Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:

Nama : MUHAMMAD ROFIUDIN

NIM : 11.408.245

Jurusan /Progdi

: PAI / Ekstensi

Judul : PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGENDROKILO MAGELANG TAHUN 2010

Untuk diajukan dalam sidang Munaqosah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa.

(5)

MOTTO

Mengerjakan sesuatu yang setengah-setengah tidak akan saya lakukan,

mengerjakannya sampai tuntas atau tidak dilakukan sama sekali.

Ada tiga hal cara pintar untuk dilakukan:

1. Melalui Pemikiran, itu adalah yang paling mulia

2. Melalui contoh / meniru , itu yang paling mudah

3. Melalui pengalaman, itu yang terpahit.

Gunakan wajahmu ke sinar matahari maka bayang-bayangmu tersebut jatuh

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga apa yang saya inginkan telah

terwujud yaitu, skripsi yang berjudul “Pengaruh Kreativitas Guru dalam Memilih

Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN Ngendrokilo

Kabupaten Magelang tahun 2010”

Skripsi yang saya tulis ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri ( STAIN ) Salatiga , Banyak pihak yang telah membantu penulisan skripsi

ini sampai akhirnya dapat terselesaikan. Untuk itu saya ucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Ketua Jurusan Tarbiyah

3. Bapak Ketua Program Studi SI Ekstensi

4. Bapak Dosen Pembimbing Skripsi

5. Segenap Civitas Akademika STAIN Salatiga

6. Kepala Sekolah SDN Ngendrokilo

7. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Banjaragung

dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

Apa yang telah dituliskan disini masih banyak kekurangan dalam segala

(7)

diterima dengan lapang dada agar skripsi ini menjadi lebih baik dan lebih

bermakna

Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat

khususnya SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang

Salatiga Agustus 2010

(8)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

E. Garis Besar Skripsi

BAB II T INJAUAN TEO R IT IS PENELITIAN 10

A. Belajar

B. Kreativitas 24

C. Strategi Belajar 29

D. Hasil Belajar 29

E. Pendidikan Agama Islam 30

F. Hasil Pendidikan Agama Islam 31

G. Kerangka Pikir 31

(9)

BAB III METODE PENELITAN ( KORELASI) 34

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian 35

C. Populasi dan Sampel 36

D. Metode Pengumpulan Data 37

E. Variabel Penelitian 38

F. Definisi Operasional Variabel 39

G. Instrumen Penelitian 40

H. Pengujian Instrumen Penelitian 42

I. Metode Analisis Data 48

BAB IV H A SIL DAN PEM BAH ASAN 53

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 53

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data 54

BAB V K ESIM PULA N DAN SARAN

A. Kesimpulan 61

B. Saran 62

DAFTAR PUSTAKA

(10)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga

orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang

sesuai dengan kebutuhan. Sekolah merupakan lembaga formal yang

menyelenggarakan pendidikan bagi siswa. Pendidikan formal adalah pendidikan

yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan berkesinambungan. Sedangkan

pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara tertentu tetapi

tidak mengikuti peraturan yang ketat.

Sebagai penyelenggara pendidikan formal, sekolah mengadakan kegiatan

secara berjenjang dan berkesinambungan. Disamping itu sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal juga. Berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan

prestasi belajar anak didiknya. Dalam proses belajar mengajar terdapat banyak hal

yang mendukung dan saling berkaitan dalam dunia pendidikan dan proses belajar

mengajar

Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan output yang berkualitas.

Dari berbagai macam karakteristik imput yang masuk lembaga pendidikan itu

diharapkan mampu menghasilkan output yang baik dan berkualitas. Demikian itu

merupakan tugas dari lembaga pendidikan yang tidak bisa diabaikan.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan dalam hal ini diharapkan mampu

(11)

maupun sarana di sekitarnya agar output dari lembaga pendidikan yang

diampunya mencapai hasil maksimal diranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sesuai dengan tuntutan saat ini dimana guru diharapkan mampu melaksanakan

rambu rambu pendidikan yang diamanatkan dalam UU no 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dan Permendiknas No 22, 23, dan 24 tahun 2006

yang menjadi rambu rambu bagi guru dalam melaksanakan tugas.

Kita ketahui bersama bahwa rambu - rambu di atas merupakan acuan bagi

tenaga pendidik dalam pengembangan kurikulum. Guru sebagai tenaga pendidik

sangat dibutuhkan tingkat kreatifitasnya dalam pengembangan indikator sesuai

kompetensi dasar yang tertuang dalam Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus.

Berangkat dari permasalahan diatas maka guru diharapkan lebih kreatif,

kritis dan mampu mengeluarkan ide ide yang sifatnya inovatif agar hasil belajar

siswanya mencapai target yang direncanakan. Seorang guru harus mampu

mengembangkan ketrampilan berfikir kreatif, bagaimana memecahkan masalah

secara kreatif, dan mampu memfasilitasi peserta didiknya untuk berfikir kreatif

dan inovatif

Kreatifitas menurut Lumsdaine(1995:14) adalah mempergunakan

imajinasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau

gagasan orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru

serta bermakna. Artinya untuk menjadi kreatif guru harus mengembangkan

pemikiran alternatif atau kemungkinan dengan berbagai cara sehingga mampu

(12)

lingkungannya sehingga diperoleh cara - cara baru untuk mencapai tujuan yang

lebih bermakna.

Akan tetapi pada saat ini menurut hemat penulis masih ada sebagian guru

yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional dan belum mencoba

menerapkan strategi - strategi pembelajaran baru yang lebih inovatif.

Menurut Agus Sujanto (1996:53) Pelaksanaan pengajaran sering hanya

guru mendikte dan si anak mencatat dan kemudian menghafalkannya persis

seperti bunyi catatan dan sama sekali tidak ada kaitan dengan pengertian ataupun

perubahan perbuatan anak karenanya.

Menurut Suharman (2005:375), Kreativitas tidak hanya dilakukan oleh

orang yang memang pekeijaannya menuntut pemikiran kreatif (sebagai suatu

profesi) tetapi juga dapat dilakukan oleh orang - orang biasa di dalam

menyelesaikan tugas - tugas dan mengatasi masalah.

Keberhasilan pencapaian hasil belajar tidak bisa lepas dari pemilihan

metode dan strategi belajar yang tepat . Ketepatan metode dan strategi belajar

sangat membantu siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Metode merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan

materi . Sedangkan strategi pembelajaran adalah langkah langkah yang dipilih

oleh guru dalam mnyampaikan materi pembelajaran. Dengan demikian kreatifitas

pemilihan metode dan strategi pembelajaran mutlak diperlukan seorang guru

(13)

Guru menjadi kurang kreatif dikarenakan alasan - alasan sebagai berikut:

1. Malas berfikir, bertindak , dan berusaha melakukan sesuatu

2. Impulsif

3. Menganggap remeh orang lain

4. Mudah putus asa , cepat bosan dan tidak tahan uji

5. Cepat puas

6. Tidak berani menanggung resiko

7. Tidak percaya diri

8. Tidak disiplin

9. Tidak tahan menerima kritik

Dari uraian diatas peneliti ingin mencari gambaran yang kongkrit dan

akurat mengenai hal ini dan tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “

Pengaruh Kreatifitas Guru dalam Memilih Strategi Pembelajaran Terhadap

Hasil Belajar PAI di SD Ngendrokilo Magelang Tahun 2010”

B. Perumusan Masalah

Dengan mamperhatikan latar belakang masalah yang tertera diatas maka

dapat dikemukakan rumusan masalah yang ada sebagai berikut

1. Apakah kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar PAI di SD Ngendrokilo Magelang tahun

(14)

2. Adakah pengaruh yang signifikan antara kreativitas guru dalam

memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI di SD

Ngendrokilo tahun 2010 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bahwa kreatifitas guru dalam memilih strategi

pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar PAI di SD

Ngendrokilo Magelang tahun 2010.

2. Untuk mengetahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

kreatifitas guru dalam memilh strategi pembelajaran terhadap hasil

belajar PAI di SD Ngendrokilo tahun 2010

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Dengari adanya penelitian ini dapat menambah literature yang berupa

sumbangan Ilmu Pengetahuan bagi Mahasiswa pada umumnya dan

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga

pada khususnya

2. Manfaat praktis

Meningkatkan pengetahuan penulis tentang masalah-masalah yang

terkait dengan penelitian ini dan diharapkan akan berguna bagi pihak -

(15)

3. Manfaat metodologis

Dapat melaksanakan tindakan ilmiah serta menyusun metode-metode

yang tepat sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan yang

direncanakan.

E. Garis Besar Skripsi

Gambaran umum dari skripsi ini dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Bagian Awal , Mencakup Halaman Sampul Depan, Halaman Judul,

Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar

Tabel

2. Bagian Isi, terdiri d a ri:

2.1 BAB I PENDAHULUAN terdiri dari :

A. Latar Belakang Masalah ; memuat uraian secara umum tentang

hal-hal yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, kemudian

menjurus kepada hal hal yang bersifat lebih spesifik khususnya

yang berkaitan dengan fenomena atau permasalahan yang timbul di

obyek penelitian, kemudian mengarah kepada arti pentingnya

penelitian dilakukan.

B. Perumusan Masalah merupakan rumusan masalah dalam bentuk

pertanyaan yang dapat diteliti secara jelas dan diuji melalui

pengumpulan dan analisis data. Disamping itu juga memuat

batasan atau asumsi yang dipergunakan dalam penelitian.

(16)

D. Manfaat Penelitian, memuat manfaat yang dapat di petik dari

penelitian ini baik secara teoritis, praktis, maupun metodologis.

E. Garis Besar Skripsi, memuat gambaran umum dari susunan skripsi

ini yang di tuliskan secara naratif dalam bentuk beberapa paragraph

pernyataan.

2.2 BAB II KAJIAN TEORI , memuat kerangka teori, konsep,

definisi ataupun preposisi yang ada hubungannya dengan variabel -

variabel penelitian. Kerangka teoritis ini dibuat untuk memecahkan

masalah penelitian dengan menggambarkan variabel dan hubungan

antar variabel penelitian. Disamping itu , dalam kajian teori ini

juga ditujukan untuk menjadi landasan dalam pengembangan

model penelitan dan perumusan hipotesis. Dalam Penelitian ini

dijelaskan mengenai:

A. Belajar

B. Kreativitas

C. Kreativitas Guru

D. Strategi Pembelajaran

E. Hasil Belajar

F. Pendidikan Agama Islam

G. Hasil Pendidikan Agama Islam

H. Kerangka Pikir

(17)

2.3 BAB m METODE PENELITIAN ( K O RELA SI), menjelaskan

tentang jenis penelitian yang digunakan, tempat dan waktu

penelitian, populasi dan sampling (beserta tehnik yang digunakan

dalam pemilihan sampel dan nara sumber), tehnik pengumpulan

data, alat pengukur data, serta diungkapkan tehnik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini. Hal yang dimuat dalam

BAB III meliputi:

A. Pendekatan Penelitian {Kuantitatif)

B. Jenis Penelitian

C. Tempat dan Waktu Penelitian

D. Populasi dan Sampling

E. Metode Pengumpulan Data

F. Variabel Penelitian

G. Definisi Operasional Variabel

H. Instrumen Penelitian

I. Pengujian Instrumen Penelitian

J. Metode Analisis Data

2.4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi gambaran umum,

data yang berkaitan dengan obyek penelitian , baik berupa data

primer maupun data sekunder. Data yang disajikan tersebut

kemudian di bahas sebagaimana yang disebutkan dalam BAB I I I .

Dalam Bab ini hal-hal yang dijelaskan meliputi:

(18)

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data, meliputi

3. Bagian Penutup ,berisi:

A. Kesimpulan, memuat rangkuman hasil analisis dan

pembahasan yang pada dasarnya merupakan jawaban atas

permasalahan yang diajukan sebelumya

B. Rekomendasi berisi masukan atau saran berkenaan dengan

kesimpulan yang diperoleh, khususnya bagi pembuat kebijakan

dalam penentuan atau pengambilan tindakan yang bertujuan untuk

memperbaiki keadaan, menyempurnakan prosedur kerja, serta

saran bagi peneliti lain yang sedang atau akan melakukan

penelitian dengan topik sejenis.

4. Bagian Akhir, bagian ini meliputi:

A. Daftar Pustaka, memuat referensi yang diacu dan dibaca

langsung dalam menyusun penelitian ini dan disajikan

menurut abjad nama penulis tanpa noitior urut

B. Lampiran, berisi lampiran - lampiran berupa tabel dan

dokumen - dokumen lain yang menunjang pelaksanaan

(19)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar selalu dikaitkan dengan perubahan tingkah laku.

Perubahan dari hasil belajar antara lain dengan sikap, pengetahuan, pemahaman

terhadap apa yang telah dipelajari. Perubahan tingkah laku ini di peroleh dari

pengalaman dan latihan - latihan, bukan perubahan yang sifatnya sementara,

seperti yang diungkapkan oleh IL Pasaribu sebagai berikut, ’’Belajar adalah suatu

proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan. Perubahan tersebut tidak

dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan

sementara”.(Pasaribu, 1983:59).

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan (kondisi) belajar yang lebih efektif. Sistem lingkungan belajar seperti

ini terdiri dari berbagai komponen-komponen yang saling mempengaruhi.

Komponen komponen itu misalnya tujuan pengajaran yang ingin dicapai, materi

yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan

sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar

(20)

2. Jenis Jenis Belajar

Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan

perubahan itu bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar mempunyai

cirri-ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat ciri-ciri yang ada di dalamnya,

mencoba membagi jenis-jenis belajar ini, disebabkan sudut pandang. Oleh karena

itu, sampai saat ini belum ada kesepakatan atau keragaman dalam

merumuskannya. A. De Block misalnya berbeda dengan C. Van Parreren dalam

merumuskan sistematika jenis-jenis belajar. Demikian juga antara rumusan

sistematika jenis-jenis belajar yang dikemukakan oleh C. Van Parreren dengan

Robert M. Gagne.

Jenis-jenis belajar yang diuraikan dalam pembahasan berikut ini

merupakan penggabungan dari pendapat ketiga ahli di atas. Walaupun begitu, dari

pendapat ketiga para ahli di atas, ada jenis-jenis belajar tertentu yang tidak

dibahas dalam kesempatan ini, dengan pertimbangan sifat buku yang dibahas.

Oleh karena itu, jenis-jenis belajar yang diuraikan berikut ini menyangkut

masalah belajar arti kata-kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis,

belajar kaedah, belajar konsef/pengertian, belajar keterampilan motorik, dan

(21)

1. Belajar arti kata-kata

Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang

terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah

dikenal, tetapi belum tahu artinya. Misalnya, pada anak kecil, dia sudah

mengetahui kata “kucing” atau “anjing”, tetapi dia belum mengetahui bendanya,

yaitu binatang yang disebutkan dengan kata itu. Namun lam kelamaan dia

mengetahui juga apa arti kata “kucing” atau “anjing”, Dia sudah tahu bahwa

kedua binatang itu berkaki empat dan dapat berlari. Suatu ketika melihat seekor

anjing dan anak tadi menyebutnya “kucing”. Koreksi dilakukan bahwa itu bukan

kucing, tetapi anjing. Anak itu pun tahu bahwa anjing bertubuh besar dengan

telinga yang cukup panjang, dan kucing itu bertubuh kecil dengan telinga yang

kecil dari pada anjing.

Setiap pelajar atau mahasiswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang

belum diketahui. Tanpa hal ini, maka sukar menggunakannya. Kalau pun dapat

menggunakannya, tidak urung ditemukan kesalahan penggunaan. Mengerti arti

kata-kata merupakan dasar-dasar terpenting. Orang yang membaca akan

mengalami kesukaran untuk memahami isi bacaan. Karena ide-ide yang terpatri

dalam setiap kata. Dengan kata-kata itulah, para penulis atau pengarang

melukiskan ide-idenya kepada siding pembaca. Oleh karena itu, penguasaan arti

(22)

2. Belajar Kognitif

Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah

mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui

tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.

Misalnya, seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalamannya

kepada temuannya. Ketika dia menceritakan pengalamannya selama dalam

perjalanan, dia tidak tidak dapat menghadirrkan objek-objek yang pernah

dilihatnya selama dalam perjalanan itu di hadapan temannya itu, dia hanya dapat

menggambarkan semua objek itu dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Gagasan

atau tanggapan tentang objek-objek yang dilihat itu dituangkan dalam kata-kata

atau kalimat yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya.

Bila tanggapan berupa objek-objek materiil dan tidak materiil telah

dimiliki, maka seseorang telah mempunyai alam pikiran kognitif. Itu berarti

semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, semakin kaya dan

luaslah alam pikiran kognitif orang itu.

Belajar kognitif penting dalam belajar. Dalam belajar, seseorang tidak bisa

melepaskan diri dari kegiatan belajar kognitif. Mana bisa kegiatan mental tidak

berproses ketika memberikan tanggapan terhadap ojek-objek yang diamati.

Sedangkan belajar itu sendiri adalah proses mental yang bergerak kea rah

(23)

3. Belajar Menghafal

Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam

ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah,

sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu

waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.

Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu

mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan. Efektif tidaknya dalam

menghafal dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan

menjadi tidak terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur, menghafal

tanpa perhatian adalah kacau, dan menghafal tanpa ingatan adalah sia-sia.

4. Belajar Teoritis

Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta

(pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami

dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti teijadi dalam bidang-bidang

studi ilmiah. Maka, diciptakan konsep-konsep, relasi-relasi di antara konsep-

konsep dan struktur-struktur hubungan. Misalnya, “bujur sangkar” mencakup

semua persegi empat; iklim dan cuaca berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman; tumbuh-tumbuhan dibagi dalam genus dan species. Sekaligus

dikembangkan dalam metode-metode untuk memecahkan problem-problem

(24)

5. Belajar Konsep

Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek

yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu

mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek

ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran

orang dalam bentuk repressentasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat

dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).

Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus

didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek

dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi,

tumbuhan, rumah, mobil, sepeda motor dan sebagainya. Konsep yang

didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung

menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak

berbadan. Hanya dirasakan adanya melalui proses mental. Misalnya, saudara

sepupu, saudara kandung, paman, bibi, belajar, perkawinan, dan sebagainya,

adalah kata-kata yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, bahkan dengan

mikroskop sekalipun. Untuk memberikan pengertian pada semua kata itu

diperlukan konsep yang didefinisikan dengan menggunakan lambang bahasa.

Akhirnya, belajar konsep adalah berfikir dalam konsep dan belajar

pengertian. Taraf ini adalah taraf konprehensif. Taraf kedua dalam taraf berfikir.

(25)

6. Belajar Kaidah

Belajar kaidah (rule) termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual

(intellectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua

konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang

mereprentasikan suatu keteraturan. Orang yang telah mempelajari suatu kaidah,

mampu menghubungkan beberapa konsep.

Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah. Kaidah

merupakan suatu representasi (gambaran) mental dari kenyataan hidup dan sangat

berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa kaidah

merupakan suatu keteraturan yang berlaku sepanjang masa. Oleh karena itu,

belajar kaidah sangat penting bagi seseorang sebagai salah salah satu upaya

penguasaan ilmu selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.

7. Belajar Berpikir

Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus

dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam

pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya

menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode beketja tertentu.

Dalam konteks ini ada istilah berpikir konvergen dan berpikir divergen.

Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar atau satu

(26)

Berpikir divergen adalah berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan

diperoleh jawaban-jawaban unit yang berbeda-beda tetapi benar. Konsep Dewey

tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

a. Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.

b. Masalah itu dipeijelas dan dibatasi.

c. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.

d. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian

hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk diterima atau

ditolak.

e. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku

sabagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada

kesimpulan.

Langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

a. Kesadaran akan adanya masalah.

b. Merumuskan masalah.

c. Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.

d. Menguji hipotesis-hipotesis itu.

(27)

Meskipun diperlukan langkah-langkah, menurut Dewey, tetapi pemecahan

masalah itu tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan meloncat-loncat

antara macam-macam langkah tersebut. Lebih-lebih apabila orang berusaha

memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

2. Prinsip-Prinsip Belajar

Telah dipahami belajar adalah berubah. Berubah berarti belajar, tidak

berubah, berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar adalah perubahan.

Tetapi tidak semua perubahan berarti belajar.

Agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan

efesien tentu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat

melapangkan jalan ke arah keberhasilan. Maka calon guru/pembimbing

seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip

belajar yang dapat terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh

setiap siswa secara individual. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan

partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

intruksional;

1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya;

2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

(28)

3. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya;

4. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;

5. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapainya;

6. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang;

7. Belajar memerlukan lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar yang efektif;

8. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya;

9. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapakan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang

diharapkan;

10. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa

3. Teori Belajar

Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang, dalam

hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah

satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah

sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya

(29)

karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh E.Mulyasa (2007:93), bahwa tugas guru tidak hanya

menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator

yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate o f learning) kepada

seluruh peserta didik. Untuk mampu melakukan ini si guru harus mampu

menyiapkan proses pembelajarannya.

Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya

terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan

bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran. Berikut ini akan dibahas

teori-teori belajar dan implikasinya dalam proses pembelajaran. Diantaranya :

1. Teori Gagne, Gagne beranggapan bahwa hirarki belajar itu ada, sehingga

penting bagi guru untuk menentukan urutan materi yang harus diberikan

terlebih dahulu. Keberhasilan siswa belajar kemampuan yang lebih

tinggi, ditentukan apakah siswa itu memiliki kemampuan belajar yang

rendah atau tidak. Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yaitu :

• Belajar Isyarat

• Belajar Stimulus Respon

• Belajar merangkaikan

• Belajar asosiasi verbal

Belajar diskriminasi

Belajar konsep

(30)

Sebagai implikasinya maka proses belajar mengajar harus

memperhatikan kejadian instruksional yang meliputi (1) menarik

perhatian, (2) menjelaskan tujuan, (3) mengingat kembali apa yang telah

dipelajari, (4) memberikan materi pelajaran, (5) memberi bimbingan

belajar, (6) member kesempatan, (7) memberi umpan balik tentang benar

tidaknya tindakan yang dilakukan, (8) menilai hasil belajar, dan (9)

mempertinggi retensi dan transfer

2. Teori Piaget, menurut prinsip teori Piaget (a) Manusia tumbuh

beradaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik, kepribadian,

sisioemosional, kognitif dan bahasa ;(b) pengetahuan datang melalui

tindakan; (c) perkembangan kognitif sebagian besar tergantung seberapa

jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

Implikasinya dalam proses pembelajaran yaitu: (1) memusatkan

perhatian berflkir atau proses mental anak, tidak sekadar hasilnya tetapi

juga prosesnya, (2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri,

keterlibatan aktif dalam pembelajaran, penyajian pengetahuan jadi tidak

mendapat tekanan, (3) memaklumi perbedaan individual, maka kegiatan

pembelajaran diatur dalam kelompok kecil, (4) peran guru sebagai

seorang yang mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa

dapat memperoleh pengalaman luas.

3. Teori Bruner, didalam teorinya Bruner mengemukakan bahwa

(31)

berurutan yaitu (a) enactive representation, segala pengertian anak

tergantung kepada responnya; (b) iconic representation, pola berfikir

anak tergantung kepada organisasi visual (benda-benda yang konkrit) dan

organisasi sensorisnya; dan (c) symbolic representation, anak telah

memiliki pengertian yang utuh tentang sesuatu hal, pada periode ini anak

telah mampu mengutarakan pendapatnya dengan bahasa.

Implikasi teori ini adalah : (a) menghadapkan anak pada suatu situasi

yang membingungkan atau suatu masalah; (b) anak akan berusaha

membandingkan realita diluar dirinya dengan model mental yang telah

dimilikinya; dan (c) dengan pengalamannya anak akan mencoba

menyesuaikan atau mengorganisasikannya kembali struktur-struktur

idenya dalam rangka mencapai kesimbangan di dalam benaknya. Untuk

itu siswa akan mencoba melakukan sintesis, analisis, menemukan

informasi baru dan menyingkirkan informasi yang tidak perlu.

4. Teori Ausubel , dia berpendapat bahwa belajar penemuan itu penting,

tetapi dalam beberapa situasi tidak efisien , ia lebih menekankan guru

sentral, sehingga Ausubel kurang menekankan belajar aktif.

Penekanannya pada ekspositorik. Ausubel menekankan pengajaran

verbal yang bermakna (meaningful verbal instruction)

5. Teori Vygotski, beranggapan bahwa pembelajaran terjadi bila anak -

anak bekeija atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari

namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya,

(32)

maksudnya adalah perkembangan kemampuan siswa sedikit diatas

kemampuan yang sudah dimilikinya.

Implikasinya yaitu dengan memberikan bantuan penuh kepada anak

dalam tahap-tahap awal pembelajaran yang kemudian berangsur-angsur

dikurangi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil

alih tanggungjawab semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.

6. Teori Konstruktivis, ide-ide Piaget, Vygotsky, Bruner dan lain-lain

membentuk suatu teori pembelajaran yang dikenal dengan teori

Konstruktivis. Ide utamanya adalah : (a) siswa secara aktif membangun

pengetahuannya sendiri; (b) agar benar-benar dapat memahami dan dapat

menerapkan pengetahuan siswa harus bekeija memecahkan masalah,

menemukan segala sesuatu untuk dirinya sendiri; (c) belajar adalah

proses membangun pengetahuan bukan penyerapan atau absorbs; dan (d)

belajar adalah proses membangun pengetahuan yang selalu diubah secara

berkelanjutan melalui asimilasi dan akomodasi informasi baru.

Menurut Suradjiono, dalam Susilo (2000:116), pembelajaran adalah keija

mental aktif, bukan menerima pengajaran dari guru secara pasif. Guru

berperanan member dukungan, tantangan berfikir, melayani sebagai

pelatih namun siswa tetap kunci pembelajaran

Implikasi dari teori ini adalah (1) memusatkan perhatiannya kepada

berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar hasilnya saja; (2)

mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif

(33)

mulai dari komplek ke sederhana, daripada bottom-up dari yang

sederhana bertahap berkembang ke kompleks ,dan (4) menerapkan

pembelajaran koperatif.

B. Kreatifitas

1. Pengertian Kreativitas

Pengertian kreativitas selalu dikaitkan dengan kemampuan seseorang

untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, maupun karya nyata

yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Tabrani & Rusyan,

1991 :189).

Seseorang dikatakan kreatif tentu ada indikator-indikator yang

menyebabkan seseorang itu disebut kreatif. Indikator yang sebagai ciri dari

kreativitas dapat diamati dalam dua aspek yakni aspek aptitute dan nonaptitute.

Ciri-ciri aptitute adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses

berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitute adalah ciri-ciri yang lebih berkaitan

dengan sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh

(Munandar, 1992:73) menunjukan indikator kreativitas sebagai berikut:

1. Dorongan ingin tahu besar

2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik

3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah

4. Bebas dalam menyatakan pendapat

(34)

6. Menonjol dalam salah satu bidang seni

7. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak

mudah terpengaruh oleh orang lain.

8. Rasa humor tinggi

9. Daya imajinasi kuat

10. Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan,

karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan

cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan orang lain)

11. Dapat bekeija sendiri

12. Senang mencoba hal-hal baru

13. Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan

(kemampuan elaborasi)

Dari uraian mengenai ciri-ciri kreativitas diatas maka dapat dipahami

bahwa seseorang dikatakan kreatif apabila dalam interaksinya dengan lingkungan

ciri-ciri dari kreativitas mendominasi dalam aktivitas kehidupannya, dan

melakukan segalanya dengan cara-cara yang unik. Semua ciri-ciri tersebut secara

konstruktif dapat dimunculkan dalam diri setiap individu, sebab setiap individu

memiliki potensi kreatif. Tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kreatifitas,

hal ini memberikan makna bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif dalam

(35)

Kreativitas agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri

individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).

Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan

potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan

menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua

kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas

ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya

dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Munandar, 1999:80). Motivasi

intrinsik ini yang hendaknya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal ini

dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan

kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan

hal-hal baru.

Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong

munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus

dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang mampu dan

memungkinkan individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya. Maka

penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat memupuk

dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya.

2. Jenis - Jenis Kreativitas

Hadi Pramono dalam blognya (http://hadipramono.web.id/blog/

(36)

a. Verbal/linguistic: kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau

tertulis

b. Matematis/logis: Kemampuan memanipulasi sistem nomor dan

konsep logis

c. Spasial: Kemampuan melihat dan memanipulasi pola dan desain

d. Musikal: Kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik,

seperti nada irama, dan keselarasan

e. Kinestis-tubuh: Kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan,

seperti dalam olah raga atau tari

f. Interpersonal: Kemampuan memahami orang lain, pikiran, serta

perasaan

3. Kreativitas Guru

Dalam ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia’ disebutkan bahwa Guru adalah

orang yang pekeijaannya mengajar. Guru adalah tenaga professional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan

bimbingan dan melakukan pelatihan. Menurut Undang Undang Nomor 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik professional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai,

dan menilai peserta didik. Melalui tugas yang demikian itu guru memiliki peran,

fungsi, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembelajaran. Guru

merupakan pihak yang berada di barisan paling depan dalam sistem pendidikan

(37)

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional juga menyebutkan bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.

Dalam usaha mencapai tujuan belajar mutlak diperlukan adanya sistem

lingkungan ( kondisi ) belajar yang lebih efektif. Sistem lingkungan belajar ini

sendiri dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing masing akan saling

mempengaruhi. Komponen komponen itu misalnya tujuan pengajaran yang akan

di capai, materi yang ingin diajarkan ,guru dan siswa yang memainkan peranan

serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana

prasarana belajar mengajar yang tersedia.

Guru sebagai salah satu komponen dalam hal ini memegang peran yang

besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena itu guru diharapkan mampu

mengembangkan segenap potensi dirinya sesuai dengan tuntutan jaman dan

kondisi lingkungan tempat dia mengajar. Dalam hal ini kreatifitas seorang guru

mutlak diperlukan.

Dari uraian umum diatas tentang kreatifitas, hendaknya hal ini dapat di

terapkan oleh guru dalam kehidupan sehari hari maupun dalam proses

pembelajaran sehingga kebiasaan berperilaku kreatif ini dapat tertanam pada

(38)

C. Strategi Belajar

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif

dan efisien . (Senjaya, 2008:73)

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk

penggunaan metode dan pemanfaaan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam

pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam

hal ini adalah tujuan pembelajaran (Depdiknas, 2008:8)

D. Hasil Belajar

Menurut Dimjati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa , hasil

belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari

sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran (Dimjati

dan Mudjiono ,1999:250-251 ).

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang tealah belajar

akan teijadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu

(39)

Winkel (1991:36) dalam bukunya yang berjudul: Psikologi Pengajaran,

menurutnya, pengertian belajar adalah “Suatu aktifitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-nilai

sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Menurut Nasution (1982:68) belajar adalah sebagai perubahan kelakuan,

pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu

yang belajar. Perubahan itu tiudak hanya mengenai sejumlah pengalaman,

pengetahuan, melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,

pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek

organisasi atau pribadi individu yang belajar.

E. Pendidikan Agama Islam

Daradjat (1992:86) mengemukakan beberapa pengertian Pendidikan

Agama Islam sebagai berikut:

a) Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya

pandangan hidup (way o f life)

b) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang didasarkan berdasar

(40)

c) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran Agama

Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

nantinya setelah selsai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati

dan mengamalkan ajaran ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

menyeluruh, serta menjadikan ajaran Agama Islam itu sebagai suatu

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesjahteraan hidup di dunia

maupun di akhirat kelak.

Pendidikan Agam Islam adalah suatu usaha untuk menanamkan sikap budi

pekerti atau akhlak keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

sesuai dengan ajaran-ajaran dasar Agama Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an

dan Al-Hadits (Depdiknas,2003:2)

F. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Hasil belajar Pendidikan Agama Islam merupakan perubahan perilaku

siswa pada bidang Pendidikan Agama Islam yang dinyatakan dalam angka setelah

melalui proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

G. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel dependen dan

independent. Sebagai variabel bebas atau independent adalah Kreativitas Guru

dalam Memilih Strategi Pembelajaran (x) sedangkan variabel tak bebasnya

(41)

Dari variabel yang penulis sebutkan diatas penulis menduga adanya

pengaruh yang signifikan antara kreativitas guru dalam memilih strategi

pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SDN Ngendrokilo

Gambar 2.1

Kerangka Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen

H. Hipotesis

a. Anggapan Dasar

Sebagai anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Materi pelajaran PAI yang diterima seluruh siswa adalah sama sesuai

dengan kurikulum tahun 2006 dan diajarkan oleh guru yang sama.

2. Siswa menerima materi pelajaran dengan metode yang sama.

3. Penguasaan hasil belajar PAI dapat ditunjukkan dengan hasil tes.

4. faktor faktor lain selain variabel yang dikemukakan tidak mempengaruhi.

b. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang

telah dikemukakan, dirumuskan hipotesis umum sebagai berikut: "Kreatifitas

(42)

Hipotesis diatas, secara rinci dirumuskan hipotesis nol ( HO) dan Hipotesis

alternatif (H 1) sebagai berikut:

1. HO: ada pengaruh antara kreatifitas guru dalam memilih strategi

pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SDN Ngendrokilo.

2. H I: ada pengaruh yang signifikan antara kreatifitas guru dalam memilih

(43)

BAB

m

METODE PENELITIAN ( K O RELA SI)

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian

tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka,

nieskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya seperti kata-kata atau

kalimat yang tersusun dalam angket, kalimat hasil konsultasi atau wawancara

antara peneliti dan informan.

Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif

yang diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala

pengukuran. Suatu pemyataan/pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban,

sangat setuju, kurang setuju, tidak setuju dimana masing masing: sangat setuju

diberi angka 4, setuju 3, kurang setuju2 , dan tidak setuju 1, (Sugiyono,2002:7)

Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang

diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen - instrumen formal standar

dan bersifat mengukur. (Sukmadinata,2006:95).

2. Pendekatan Penelitian

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah permasalahan

asosiatif yaitu suatu pertanyaan peneliti yang bersifat menghubungkan dua

variabel atau lebih. Hubungan variabel dalam penelitian adalah hubungan kausal,

(44)

mempengaruhi) dan variabel dependent (dipengaruhi). Variabel independent

dalam penelitian ini adalah kreatifitas guru dalam memilih strategi belajar

mengajar (X), dan variabel dependent adalah hasil belajar PAI siswa SD Negeri

Ngendrokilo Magelang (Y).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SD Ngendrokilo Kabupaten Magelang.

Sekolah ini berada di pedesaan, jauh dari perkotaan, sekitar 14 km dari kota

Magelang. Siswa masih banyak yang berjalan kaki sebab daerahnya berbukit dan

lereng gunung Sumbing.

2. Waktu Penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama kurang

lebih dua bulan sejak bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No

Tahapan

kegiatan

Waktu pelaksanaan

Juli Agustus

I II

in

IV I

n

m

IV

1 Persiapan X

(45)

3 Dokumentasi X X

4 Angket X X

5 Konsultasi X X

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1997:108)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri

Ngendrokilo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang yang berjumlah 26

Dan seluruh guru PAI yang beijumlah 1 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 1997:109). Mengenai ukuran sampel Apabila subyek peneliti kurang

dari seratus, lebih baik diambil seluruhnya. Sedangkan subyek apabila cukup

besar dapat diambil sebanyak 10 % sampai 15 % atau 20 % atau lebih

(Arikunto, 1993:107).

Karena populasi dalam penelitian ini kurang dari seratus maka dalam

(46)

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara Accidental

sample yaitu tehnik pengambilan sampel berdasarkan kesediaan responden untuk

mengisi kuesioner baik dari sisi waktu dan pemikiran. (Singarimbun dan Efendi,

1997:162)

D. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan pendekatan penelitian dan sumber data yang akan

digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis

dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan kegiatan penelitian

diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu sehingga proses

penelitan dapat berjalan lancer. Berdasarkan dengan proses pengumpulan data

tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian bermaksud memperoleh bahan

bahan yang relevan , akurat dan reliable . Untuk memperoleh data seperti yang

dimaksudkan itu pekeijaan research menggunakan teknik, prosedur, alat-alat serta

kegiatan yang dependable, yang dapat diandalkan (Arikunto,2006:89).

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini

menggunakan tehnik observasi, wawancara dan studi dokumenter.

1. Dokumentasi

Menurut Arikunto, dokumen berasal dari kata dokumen yang berarti

(47)

digunakan untuk kepentingan penelitian ini diperoleh dari dokumentasi

(Arikunto, 1996:148).

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar

sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Guba dan Lincoln

(Moloeng,2007:216) mengemukakan dokumen ini adalah setiap bahan tertulis

ataupun film. Dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk mengumpulkan

data tentang hasil belajar PAI siswa SDN Ngendrokilo Magelang tahun 2010.

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

digunakan metode angket.

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal yang ia ketahui ( Arikunto, 1996:139).

Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

menggunakan pertanyaan yang harus dikeijakan atau dijawab oleh orang yang

meliputi sasaran angket tersebut. Dalm penelitian ini angket digunakan untuk

mengumpulkan data tentang kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran.

E. Variabel Penelitian

(48)

Sesuai dengan judul penelitian tersebut diatas maka variabel penelitian ini

adalah kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran dan hasil belajar PAI.

F. Definisi Operasional Variabel

Guna menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel-variabel yang

dianalisis atau untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, perlu di

jelaskan definisi oprasional masing masing variabel

1. Kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran

Kemampuan guru dalam melaksanakan rangkaian kegiatan yang

didesain untuk mencapai hasil belajar meliputi penggunaan metode dan

pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada.

2. Hasil belajar PAI

Hasil belajar Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini dibatasi

pada hasil nilai harian yang dilaksanakan pada periode Juli sampai

dengan Agustus 2010.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, diam arti lebih lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah . Variasi

jenis instrumen penelitan adalah angket, cek lis (check-list) atau daftar centang,

(49)

Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam bentuk skala sikap dari

Linkert, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala

deskriptif.

Angket penelitian ini berupa angket tertutup untuk mengungkap data

tentang variabel bebas yaitu kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran.

Pada bagian ini yang diungkap meliputi durasi, frekwensi, persistensi, ketabahan

dan keuletan, tingkat aspirasi , tingkat kualifikasi, devosi , sikap dan aktifitas

guru.

Kuesioner dari penelitian ini merupakan kuesioner yang menggunakan

skala likert, untuk mengklasifikasi variabel yang akan diukur dalam penelitian.

Skala likert ini biasa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Alternatif jawaban menggunakan skala Linkert dengan empat alternatif

jawaban, yaitu (a) selalu, (b) kadang-kadang, (c) jarang (d) tidak pernah. Skor

untuk jawaban dari pertanyaan/pemyataan positif adalah (a)=4, (b)=3, (c)=2

(d)=l, sedangkan untuk pertanyaan/pemyataan negatif skor sebaliknya.

Tabel 3.2

Kisi kisi Instrumen Penelitian

No Indikator Kreatifitas guru Nomor soal

(50)
(51)

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi

karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data sangat menentukan bermutu

tidaknya hasil penelitian, sedang benar tidaknya data, tergantung dari baik

tidaknya instrumen pengumpulan data.

Menurut Umar (2003:87), instrumen yang baik memenuhi lima kriteria

yaitu, (1) validitas, sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan

mengukur yang ingin diukur, (2) reliabilitas, yaitu sejauh mana suatu hasil

pengukuran relative konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali, (3)

sensitivitas, yaitu kemampuan suatu instrument untuk melakukan diskriminasi,

(objektivitas,yaitu data diisikan pada kuesioner terbebas dari penilaian subjektif,

dan (5) fisibilitas, yaitu berkenaan dengan teknis pengisian kuesioner, serta

penggunaan sumber daya dan waktu. Sebelum digunakan, instrumen dalam

penelitian ini akan diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas, tempat uji coba

(try - out) di MI Banjaragung Kabupaten Magelang.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau keshahinan sebuah instrument. Suatu instrument yang valid atau

sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya , instrument yang kurang valid

(52)

sesuai hal dan sifat yang diukur, artinya setiap butir instrumen telah benar-benar

menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep menjadi dasar

penyusunan instrumen.

Validitas menurut Azwar (1997:55) didefinisikan sebagai seberapa cermat

suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya atau menurut Singarimbun & Effendi

(1989:124) adalah sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin

diukur.

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket, sehingga benar-

benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen valid jika mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud. Jika r ( korelasi), dengan item tersebut valid.

Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel

internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara

keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada

analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian di korelasikan

dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh

(53)

rxy = N

w

/ V N

\

y

Dengan pengertian:

rxy : Koefisien Korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah Subyek

X : Skor item

Y : Skor total

X * : Jumlah Skor item

X j> : Jumlah Skor total

X * 2 : Jumlah kuadrat skor item

X y 2 Jumlah kuadrat skor total

(Suharsimi Arikunto,(2002:146)

Dalam menentukan valid tidaknya instrumen adalah dengan cara

mengkorelasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan nilai tabel nilai

koefisien korelasi (r) pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%.

(54)

maka instrumen penelitian tersebut dianggap valid. Dengan demikian instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengambil data.

Uji validitas instrument penelitian di lakukan dengan bantuan program

SPSS 17.0 fo r windows. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk

menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non

parametrik (Ghozali,2001:14).

Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan program SPSS 17.0 fo r

windows, didapatkan nilai r xy item pertanyaan nomor 1 diperoleh hasil rxy =

0.607. Hasil tersebut di konsultasikan pada tabel r product moment dengan db 26

dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,388.Ketentuan jika rxy > dari r tabel

maka soal termasuk valid pada taraf signifikansi 5%. Kemudian indikator dari

program SPSS menunjukkan kalau nilai itu sangat signifikan pada taraf

signifikansi 5% atau Sig.(2-tailed).

Langkah untuk mencari koefisien korelasi item pertanyaan 1-15 ditempuh

dengan menggunakan cara yang sama.

Ringkasan dari hasil perhitungan tingkat validitas instrument penelitian

dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan lampiran tersebut menunjukkan

bahwa dari 15 item pertanyaan terdapat 10 pertanyaan yang dianggap valid.

Selanjutnya item yang valid akan digunakan sebagai bahan untuk penelitian

(55)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989:63), Setiap

alat pengukur seharusnya memilik kemampuan untuk memberikan hasil

pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu .

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat di percaya sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik ( Arikunto,2002:154 ).

Menurut Simamora(2002:63), reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner.

Kuesioner yang reliable adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara beruang

ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Realibilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala

pengukuran).

Suatu kuesioner disebut reliable atau handal jika jawaban - jawaban

seorang konsisten (Setiaji,2004:60). Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relative sama

(Azwar,2000:3). Pada penelitian ini untuk mencari realibilitas instrumen

menggunakan rumus alpha dengan menggunakan tehnik Formula Alpha Cronbach

dan menggunakan program SPSS 17.0 for windows, karena instrumen dalam

penelitian ini berbentuk angket atau daftar pertanaan yang skornya merupakan

(56)

mencari reliabiUtas instrument yang skornya bukan 1 dan 0 misalnya angket atau

soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha.

Untuk uji realibilitas instrumen di gunakan rumus Alpha dari Cronbach

(Umar,2003:106) sebagai berikut:

^ c r t 2 = varian total

Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika kuesioner dalam

satu variabel memiliki jawaban konsisten dan stabil dari waktu ke waktu, dengan

syarat nilai uji reliabilitas dapat menunjukkan nilai alpha lebih besar dari 0,6

(Ghozali,2001:32).

Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17.0 fo r

windows diperoleh hasil dari rl 1= 0,932. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan

pada tabel r product moment. Dari r product moment dengan db 26 dan taraf

signifikansi 5% diperoleh nilai 0,388 r„ = Koefisien reliabilitas

a = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan

(57)

Dari hasil perhitungan data tersebut diketahui bahwa harga rl 1 0,932 lebih

besar daripada r tabel yang sebesar 0,388. Ketentuan jika rl 1 > dari r tabel maka

instrument termasuk reliable pada taraf signifikansi 5%.

I. Metoda Analisis Data

1. Analisa Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana terdiri dari satu variabel dependen

(variabel terikat) dan satu variabel independen (variabel bebas). Analisis regresi

linier sederhana dinyatakan dengan hubungan persamaan regresi:

Y = a + bx

(Sudjana 2005: 312).

(Sudjana 2005: 315).

Keterangan:

X : Variabel independen

Y : Variabel dependen

Gambar

Gambar 2.1Kerangka Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2Kisi kisi Instrumen Penelitian
Tabel 4.1Tabel Uji Normalitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rujukan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Barang/Jasa Biddokkes Polda Bali Bali Nomor : Kep / 48 / I / 2017 tanggal 24 Januari 2017 perihal Penetapan Penyedia Pengadaan

[r]

Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan hukum dan lingkup desain tata letak serta permohonan atau pembatalan pendaftaran desain tata letak

[r]

Panitia Pengadaan (C) Pengadaan Barang Teknologi Informasi dan Jasa Lainnya dilingkungan Badan Kepegawaian Negara Tahun anggaran 2016 akan melaksanakan Pelelangan Umum

dilaksanakan oleh Kelompok Kerja II ULP Kabupaten Belitung Timur TA 2015, maka. dengan ini Kami mengundang Saudara guna mengklarifikasi dokumen

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari pembelajaran dengan sistem magang terhadap kemampuan siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB dalam keterampilan mencuci

Objek penelitian ini adalah mengenai Sistem Informasi Akademik penglolaan nilai mahasiswa di STBA YAPARI Bandung, penelitian ini di lakukan untuk memperoleh data