i
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
OLEH
MUHAMAD KHANAFI NIM. 11714011
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
x
MOTTO
نوَي إِ وَ وَ فْ نإِيوَ نىٌّ إِ وَ وَ نوَ نَّٱ ننَّيإِ ن ۚنۦٓ إِ إِ فْ وَ إِ نيُ إِ وَ يُ ن وَ نَّ إِ وَ نوَ وَ وَ نيوَ وَ
Artinya: “Jika kamu bersungguh-sungguh, kesungguhan itu untuk
kebaikanmu sendiri.” (QS. Al-Ankabut, ayat; 6)
xi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karuniaNya, Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tiada hentinya
Kedua orang tuaku, Bapak Mujari dan Ibu Haniyah yang telah membesarkan dan mendidikku dengan kasih sayang, pengorbanan, dan kesabaran yang tiada batas. Dan juga telah mensupport, membimbing, dan selalu mendoakanku hingga dapat menyelesaikan sarjana. Tanpa doanya aku bukan siapa-siapa. Kakak tercintaku Lia Hidayati yang telah memberikan dukungan baik
material maupun moril.
Vina Amelia Saputri yang selalu menemaniku selama ini, mensupportku, menyayangiku dengan cinta, yang menjadi motivasiku, yang selalu memberikan kesabaran dan penuh kasih sayang.
Bapak Drs Mukti Ali M. Hum selaku pembimbing skripsi sekaligus pemberi motivasi, dukungan serta pengarahan sampai selesainya penulisan skripsi ini dengan rasa sabar.
Seluruh Bapak/Ibu Dosen, terutama dosen Komunikasi Dan Penyiaran Islam yang telah memberikan ilmu dari awal masuk perkuliahan hingga sekarang kepadaku, terimakasih atas dorongan, motivasinya, dan bimbingannya.
Sahabat-sahabati PMII Rayon Dakwah Kota Salatiga, Intan, Desi, Dwi Maratus, Rohman, ulfatul hasanah, wahyu katalia, aeni nadhifa, dan yang lainnya yang tidak bisa kujelaskan satu persatu.
xii
Kakak-kakak KPI angkatan 2013, Puji Mulyono, Khusna Fadhilla, Ahmad Wasik Uzzulfa, M Rifngani, yang selama ini membimbing dan mensupport di fakultas dakwah.
Teman-teman Seni Musik Club IAIN Salatiga, M Abdur Rouf Ali, Pangesti Ardianti, Guswin, Sri Mulyani, Apsari Javiera, faith kumala, dan yang lainnya yang tidak bisa kejelaskan satu persatu.
Sahabat BOLANG (Boleh Piknik Asal Irit) yang selalu mensupport dan selalu memberiku motivasi. Sofyan, Hanafi Ali, Ardhiyan, Rhiki, Dhiki, Andika n Muhlis.
Teman-teman jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2014 yang selalu memberiku pembelajaran baru, Adib, Pujiono, Desi, Rozikin, Intan, Rima, dan yang lainnya tidak bisa kusebutkan satu persatu.
Teman-teman KKN Ds Klitikan yang selalu memberiku motivasi, Sylvia, Ulfa, Mardhiyah, Tsabit, Sugiyarti, Nasirun, Anjar, Fatma dan yang lainnya tidak bisa kesebutkan satu persatu.
Teman-teman DEMA (Dewan Mahasiswa) Institut tahun 2018
Seluruh staff IAIN Salatiga yang membantu dalam administrasi maupun yang lainnya.
xiii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan kasih sayagnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad Saw kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang menjadi suri tauladan bagi kita.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. 2. Dekan Fakultas Dakwah Dr. Mukti Ali, M.Hum
3. Ketua jurusan KPI IAIN Salatiga, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Dosen Pembimbing Skripsi Dra. Maryatin, M.Pd. yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan.
4. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan
xiv
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin
Salatiga, 26 Agustus 2018
xi ABSTRAK
Khanafi, Muhamad. 2018. Strategi Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club IAIN Salatiga dalam Meningkatkan Perilaku Solidaritas Sosial. Skripsi, Salatiga: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen pembimbing Dr. Mukti Ali, M.Hum
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Perilaku Organisasi, Solidaritas Organisasi.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana arus pesan komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas organisasi seni musik club IAIN Salatiga. (2) Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas organisasi seni musik club IAIN Salatiga. (3) Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung komunikasi organisasi dalam meningatkan perilaku solidaritas anggota seni musik club IAIN Salatiga.
Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan yang sifatnya kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui tehnik wawancara, observasi, dan dokumentasi, data yang ada dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman kemudian di tarik sebuah kesimpulan.
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LOGO INSTITUT ... ii
NOTA PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
MOTTO... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Kegunaan Penelitian ... 8
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ... 20
B. Landasan Teori ... 24
C. Komunikasi... 24
D. Strategi Komunikasi ... 34
E. Komunikasi Organisasi ... 40
1 Jenis-jenis Komunikasi Organisasi ...41
2 Metode Komunikasi Organisasi...44
3 Fungsi Komunikasi Organisasi ...45
4 Membangun Komunikasi Yang Evektif ...47
5 Unsur Komunikasi ...49
6 Tujuan Komunikasi Organisasi ...51
7 Hambatan Komunikasi ...52
F. Perilaku Organisasi...54
G. Solidaritas Organisasi ... 55
1 Jenis-jenis Solidaritas ...56
2 Bentuk Solidaritas ...58
BAB III METODE PENELITAN A. Jenis Penelitian ... 60
B. Jenis Pendekatan Penelitian ...61
3
D. Fokus Penelitian ...62
E. Sumber dan Jenis Data ... 63
F. Teknik Pengumpulan Data... 65
G. Teknik Analisis Data ...67
H. Teknik validasi data ... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 70
B. Temuan penelitian ... 77
C. Analisis Data...93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 101
B. Saran ... 104
DAFTAR PUSTAKA
4 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, keberhasilan suatu organisasi
pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan organisasi tergantung bagaimana penerapan komunikasi yang di lakukan oleh semua pihak dengan baik
secara internal maupun eksternal. Komunikasi merupakan salah satu cara yang mendasar yang dilakukan bagi setiap manusia, dengan berkomunikasi manusia
dapat melakukan interaksi dalam keluarga, teman, lingkungan pekerjaan maupun lingkungan masyarakat. Secara luas komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses memberikan informasi, data, saran atau ide untuk mengkoordinasikan
kegiatan dalam organisasi, guna melancarkan komunikasi demi tercapainya tujuan yang di tetapkan.
Komunikasi sebagai kata benda (noun), communication, berarti: (1) pertukaran simbol, pesan, dan informasi, (2) proses pertukaran antarindividu melalui simbol yang sama, (3) seni untuk informasi. Komunikasi akan berjalan
efektif apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator (penyampai pesan) dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan (penerima pesan). Hal ini
5
Dalam proses komunikasi, percakapan kedua orang dapat dikaitkan komunikatif apabila keduanya mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti
makna dari bahan/pesan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasar, dalam arti bahwa komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antar dua pihak yang terlibat. Dikatakan
minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yaitu agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima
paham atau keyakinan, melakukan perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain (Suryanto, 2015:48).
Berbicara tentang komunikasi, peran penting komunikasi sangat diperlukan pada sebuah organisasi. Dengan adanya komunikasi, sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik sesuai aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi itu
sendiri. Komunikasi yang terjalin secara baik dalam sebuah organisasi dapat menambah keharmonisan hubungan antara anggota-anggota dalam sebuah
organisasi itu sendiri yang pada akhirnya dapat membangun solidaritas serta keutuhan anggota-anggota yang ada dalam naungan sebuah organisasi tersebut
agar terus bertahan dan memperkokoh organisasinya. Keberhasilan, keutuhan serta jalinan erat antara sesama anggota organisasi didukung penuh oleh sebuah komunikasi, artinya komunikasi sangat berperan penting dalam kemajuan organisasi itu sendiri. “Organisasi adalah sebuah kelompok individu yang
6
Komunikasi organisasi berperan untuk membangun iklim komunikasi didalam organisasi, sebagai proses saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti. Dimana pesan yang akan disalurkan bersifat member informasi, mengatur, membujuk, dan mengintegrasikan antara kelompok kecil di dalam
organisasi. Komunikasi organisasi dalam suatu organisasi berbeda dengan organisasi lainnya. Hal ini karena bentuk organisasi dan iklim yang dibangun
setiap kelompok berbeda. Iklim dapat di pengaruhi oleh lingkungan eksternal organisasi maupun internal organisasi itu sendiri. Iklim sendiri merupakan kiasan yang menunjukkan situasi yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu
iklim organisasi dalam organisasi berpengaruh pada tindakan dan tingkah laku anggotanya dan berdampak pada kinerja yang dihasilkan individunya. Agar suatu
organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, makan suatu organisasi harus mempunyai iklim organisasi yang positif.
Di dalam organisasi, komunikasi memiliki peran penting. Karena tanpa adanya komunikasi kegiatan yang akan di jalani oleh suatu organisasi tidak akan berjalan dengan yang diharapkan. Dengan adanya komunikasi maka di dalam
suatu organisasi dapat mengetahui mengenai kepribadian masing-masing dengan baik antara jajaran pimpinan organisasi maupun anggota organisasi. Oleh karena
7
Untuk itu diperlukan adanya strategi komunikasi yang merupakan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen
(communication manajemen) untuk mencapai suatu tujuan bersama. Strategi yang digunakan dalam meningkatkan solidaritas merupakan hal yang penting yang harus dilakukan. Dengan adanya strategi komunikasi inilah diharapkan bisa
memberikan dampak bagi seluruh komponen yang ada di dalam organisasi agar dapat meningkatkan solidaritas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Solidaritas dapat diartikan kesatuan kepentingan, simpati, dll, sebagai salah satu anggota dari kelas yang sama. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan organisasi dapat disimpulkan bahwa solidaritas adalah rasa kebersamaan dalam suatu
kelompok tertentu yang menyangkut tentang kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama. Solidaritas dalam organisasi sangat dibutuhkan,
karena agar bisa menjalin kerja sama yang baik untuk bisa mempertahankan suatu organisasi tersebut, karena dalam suatu organisasi kalau ada salah satu anggota
maupun kelompok tidak bisa solid maka tidak akan bisa mempertahankan suatu organisasinya (http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-solidaritas.html diakses pada senin 21 mei 2018, pukul 21.43).
Adanya kebersamaan atau solidaritas dari para anggota organisasi ini tentu tidak terlepas dari pola komunikasi yang dibangun oleh para anggotanya. Di
8
kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama.
Salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang berada di IAIN Salatiga adalah Seni Musik Club IAIN Salatiga. Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan sebuah wadah untuk kegiatan mahasiswa yang mempunyai bakat, mengembangkan minat,
dan mempunyai keahlian tertentu. Lembaga ini merupakan partner organisasi kemahasiswaan intra kampus lainnya seperti senat mahasiswa dan dewan
mahasiswa, baik yang berada di tingkat program studi, jurusan maupun universitas. Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club merupakan suatu wadah bagi mahasiswa yang berminat dan berpotensi dalam bidang musik baik band
maupun paduan suara mahasiswa. Disamping bermusik juga melatih bagaimana kita hidup berorganisasi sehingga ketika sudah kembali ke masyarakat akan siap
untuk menghadapinya. Karena tidak dipungkiri lagi bahwasanya seorang mahasiswa adalah kaum intelektual yang mana masyarakat telah menaruh harapan
yang lebih kepada kita semua. Dan realitanya kuliah kurang bisa menjawab semua itu. Dengan SMC kami mencoba untuk memberikan solusi bagi masalah tersebut, dan memberikkan jawaban bahwasanya Unit Kegiatan Mahasiswa bukan ajang
buat nongkrong, mencari teman dll. Akan tetapi bagaimana bisa berproses untuk bisa menghadapi kehidupan yang sudah siap menunggu kita semua.
9
GETAR, dengan kata lain devisi music teater GETAR yang kemudian dengan musyawarah bersama dan berlandaskan kebutuhan dan juga untuk memajukan
kesenian, khususnya di bidang musik. Maka dibentuklah UKM musik, dan diberi nama Walisongo Musik Club (WMC) sedangkan nama SMC berdiri setelah adanya peralihan nama dan juga kedudukan STAIN Salatiga menjadi IAIN
Salatiga. Semula SMC yang dulu mempunyai nama STAIN Musik Club dan sekarang berganti nama menjadi Seni Musik Club.
Beberapa kegiatan sering diadakan sebagai salah satu upaya merekatkan jalinan komunikasi dari para anggotanya misalnya konser perdana yang di adakan dua kali dalam setahun, konser akhit tahun, ramadhan in kampus maupun kegiatan
mengisi acara seperti seminar, atau hari-hari besar lainnya.selain itu juga sering mengikuti acara festival di luar kota.
Organisasi seni musik club menjalin hubungan yang baik dengan sesama anggota, musisi di salatiga maupun unit kegiatan mahasiswa yang sama-sama
menggeluti bidang musik baik di salatiga maupun universitas-universitas lain di Indonesia.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti berupaya melakukan penelitian di
unit kegiatan mahasiswa seni musik club IAIN Salatiga, dengan memfokuskan
penelitian pada “Strategi Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Seni
10 B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah
dalam peneitian ini, yaitu :
1. Bagaimana arus pesan komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN Salatiga ?
2. Bagaimana strategi komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN Salatiga ?
3. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN Salatiga ?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan dan menganalisis strategi
komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas UKM Seni Musik Club IAIN Salatiga yang terangkum dari beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana arus pesan komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN
Salatiga.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi organisasi dalam
11
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung komunikasi organisasi dalam meningatkan perilaku solidaritas sosial anggota Seni Musik Club IAIN
Salatiga.
D.Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak, yaitu :
1. Secara teoristis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang ilmu komunikasi dan mengembangkan ilmu komunikasi khususnya
mengenai strategi komunikasi organisasi Seni Musik Club IAIN Salatiga dalam meningkatkan perilaku solidaritas antar anggota organisasi.
2. Secara praktis a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang ilmu komunikasi serta melatih kemampuan secara deskriptif, serta memotivasi diri agar bisa menganalisis suatu
permasalahan yang terjadi. b. Bagi Lembaga
12 c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian diharapakan bisa menjadi informasi yang bermanfaat
bagi pembaca terutama bagi para aktivis organisasi agar dapat menjalankan suatu organisasi menjadi lebih baik.
E. Penegasan Istilah
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pengiriman dan penerimaan informasi
atau pesan antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan mudah. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan berita atau pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami.
2. Strategi Komunikasi
Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu, “stratus”yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Jadi strategi adalah konsep
militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal (The Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.
Sedangkan kata komunikasi berasal ari bahasa latin, yaitu communicatus yang
13
keahlian dan lain-lain. Melalui penmggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainnya (Marhaeni Fajar,2009:31-32).
Dengan demikian strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan
komunikasi yang optimal (Hafied Cangara, 2014:64). 3. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan suatu kumpulan sekelompok orang yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu tugas dan fungsi tertentu. komunikasi organisasi sangat penting dalam pengaplikasian pada kehidupan
sehari-hari, terutama pada sebuah komunitas-komunitas yang tentu saja memiliki arus komunikasi berupa penyampaian pesan dari atasan kepada
bawahan, dan dari bawahan kepada atasan atas sebuah peraturan-peraturan dalam sebuah orgaisasi yang telah dibuat 4 dan dijalani serta ditaati. Serta
memiliki peranan jaringan komunikasi yang merupakan cakupan dari pola-pola komunikasi. Komunikasi organisasi berperan untuk membangun iklim komunikasi didalam organisasi, sebagai proses saling menukar pesan dalam
satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti. Dimana pesan yang akan disalurkan bersifat
14
Komunikasi organisasi dalam suatu organisasi berbeda dengan organisasi lainnya. Hal ini karena bentuk organisasi dan iklim yang dibangun
setiap kelompok berbeda. Iklim dapat di pengaruhi oleh lingkungan eksternal organisasi maupun internal organisasi itu sendiri. Iklim sendiri merupakan kiasan yang menunjukkan situasi yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh
karena itu iklim organisasi dalam organisasi berpengaruh pada tindakan dan tingkah laku anggotanya dan berdampak pada kinerja yang dihasilkan
individunya. Agar suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, makan suatu organisasi harus mempunyai iklim organisasi yang positif (Poppy Ruliana, 2016: 164).
Arus komunikasi dalam organisasi, “Arah arus komunikasi organisasi
dapat dilihat secara vertikal, yaitu komunikasi ke atas dan ke bawah, serta
komunikasi lateral yang menyamping” (Wiryanto, 2004:62).
4. Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah suatu sifat yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu, meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap
organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha
15
Perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sitem studi dari sifat organisasi seperti misalnya: bagimana organisasi dimulai, tumbuh, dan
berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota selain individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan institusi-insitusi yang lebih besar.
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan menganalisis prinsipprinsip dasar yang merupakan salah satu bagian
daripadanya. Menurut Miftah Thoha (2007 : 36) mengemukakan prinsip-prinsip dasar perilaku organisasi, yaitu: Manusia berbeda perilaku, Kebutuhan,
Membuat Pilihan untuk Bertindak, Pengalaman, Reaksi Senang atau Tidak Senang, Sikap dan Perilaku Seseorang.
5. Solidaritas
Solidaritas dapat diartikan kesatuan kepentingan, simpati, dll, sebagai salah satu anggota dari kelas yang sama. Dengan demikian, bila dikaitkan
dengan organisasi dapat disimpulkan bahwa solidaritas adalah rasa kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang
kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama. Solidaritas dalam organisasi sangat dibutuhkan, karena agar bisa menjalin kerja sama yang baik untuk bisa mempertahankan suatu organisasi tersebut, karena dalam suatu
16
maka tidak akan bisa mempertahankan suatu organisasinya
(http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-solidaritas.html
diakses pada senin 21 mei 2018, pukul 21.43). F. Kerangka Berfikir
Dalam pembahasan skripsi ini yang berjudul “strategi komunikasi unit
kegiatan mahasiswa seni musik club dalam meningkatkan solidaritas” perlu
adanya penjelasan-penjelasan agar tidak keluar dari koridor-koridor yang
ditentukan, karena hal tersebut merupakan definisi-definisi dari sejumlah fakta atau gejala-gejala yang diamati.
Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran terfokus dari penelitian dan menghindari terjadinya kesalahpahaman. Untuk itu penulis akan menjelaskan
tentang judul tersebut:
Komunikasi merupakan proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami
dengan mudah. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan berita atau pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami.
Strategi komunikasi yang merupakan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communication manajemen) untuk
17
solidaritas merupakan hal yang penting yang harus dilakukan. Dengan adanya strategi komunikasi inilah diharapkan bisa memberikan dampak bagi seluruh
komponen yang ada di dalam organisasi agar dapat meningkatkan solidaritas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Komunikasi organisasi merupakan penghasilan, penyaluran, dan
menerima pesan-pesan dalam keseluruhan proses organisasi. Dalam organisasi, kemampuan komunikator, keakuratan pesan, proses pengendalian, ketetapan
saluran dan menerima pesan merupakan komponen yang sangat penting. Terganggunya semua komponen itu akan membawa komunikasi tidak dapat berjalan dengan semestinya. Komunikasi bertujuan untuk member dan menerima
informasi, untuk mempengaruhi orang lain, membantu orang lain (misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan mengevaluasi
perilaku yang efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa tujuan tersebut tidak akan dapat tercapai (Hendyat Soetopo,2010:189-190).
Suatu sifat yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu, meliputi aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu
18
Solidaritas merupakan wujud kepedulian antar sesama kelompok atau individu secara bersama yang menunjukkan pada suatu keadaan hubungan antara
individu dan kelompok yang di dasarkan pada persamaan moral, kolektif yang sama, dan kepercayaan yang dianut, rasa saling percaya, kesetiakawanan, kekompakan, saling menghormati maupun saling menghargai yang ada pada
seseorang disuatu kelompok maupun organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Proses interaksi yang dilakukan oleh manusia berupa komunikasi persuasif yang melibatkan psikologi, perasaan, dan pikiran manusia. Dalam hubungan manusia dilakukan antara dua atau lebih individu dan perilaku individu
yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
Teori hubungan masunia Elton Mayo, dalam teori ini mengkaji aspek
psikologis dan humanis yang berorientasi pada hubungan manusia makhluk sosial. Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan
sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi
19
Organisasi berjalan semata-mata bukan karena aturan atau tatanan manajemen saja. Melainkan ada aspek yang lebih penting yakni individu yang
menjalankannya.
Ada 6 (enam) anggapan dasar dari teori ini, sebagai berikut:
1. Rata-rata manusia tidaklah mempunyai pembawaan tidak suka bekerja tetapi tergantung kepada kondisi yang dapat dikontrol. Pekerjaan mungkin
merupakan sumber kepuasan atau mungkin juga sebagai sumber hukuman.
2. Contoh dari luar, ancaman dan hukuman tidaklah merupakan alat untuk membawa sesuatu kepada tujuan. Keefektifan usaha pimpinan terletak pada
usaha membangun, mengangkat dan membangun komitmen pekerja.
3. Komitmen terhadap satu tujuan adalah satu fungsi dari ganjaran yang dihubungkan dengan pencapaian mereka. Asumsi ini menunjukkan hubungan
antara aktualisasi diri dengan komitmen pekerjaan.
4. Rata-rata manusia belajar di bawah kondisi yang pantas, tidak hanya menerima
tetapi juga mencari rasa tanggung jawab. Menghindari rasa tanggung jawab, kurang ambisi dan penekanan pada mencari rasa aman umumnya merupakan
20
5. Kapasitas untuk melatih tingkat imajinasi yang relatif tinggi, cerdas, kreatif dalam pemecahan masalah organisasi didistribusikan secara luas dan tidak
sempit kepada seluruh pekerja.
6. Di bawah kondisi kehidupan industri modern, petensi intelektual dan
21 F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami isi skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum skripsi ini, adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:
Bab 1. Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah yang mendasari penelitian. Selanjutnya bagian ini mengurai rumusan masalah yang berisi tentang masalah-masalah yang akan diteliti, tujuan dan manfaat
penelitian, manfaat penulisan, penegasan istilah dan kerangka berfikir.
Bab II. Berisi tentang ini meliputi tinjauan pustaka dan kajian teoritis,
yang didalamnuya dibagi menjadi empat sub bab, yaitu pengertian komunikasi, strategi komunikasi yang meliputi pengertian strategi. Sub bab kedua membahas tentang komunikasi organisasi yang meliputi pengertian komunikasi
organisasi, jenis-jenis komunikasi organisasi, metode komunikasi organisasi, fungsi komunikasi organisasi, membangun komunikasi yang efektif, unsure
komunikasi, tujuan komunikasi, hambatan. Sub bab yang ketiga membahas tentang solidaritas organisasi yang meliputi, pengertian solidaritas organisasi, jenis solidaritas, bentuk solidaritas. Sub bab yang ke empat membahas tentang
22
Bab III. Merupakan bab yang menerangkan tentang metodologi penelitian meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan
data, teknik analisis data dan teknik validitas data
Bab IV. Merupakan bab yang menerangkan gambaran umum unit kegiatan mahasiswa seni musik club IAIN Salatiga, penyajian data dan analisis
data.
Bab V. Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran.
23 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
1. Kajian Pustaka
Agar penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club IAIN Salatiga Dalam Meningkatkan Perilaku Solidaritas Sosial maka peneliti menggunakan rujukan penelitian terdahulu yang relevan, sehingga dapat menjadi bahan pembanding ataupun bahan
rujukan dalam penelitian ini.
Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Organisasi Pimpinan Dalam
Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai Kantor Camat Dayun Kabupaten Siak Sri Indrapura yang diteliti oleh Rusmini (UIN Sultan Syarif Kasim Riau Fakultas Dakwah
dan Komunikasi tahun 2012:1-76). Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitif yaitu menganalisis dengan menggunakan angka-angka dan table kemudian dicari persentasenya dan jumlah frekuwensi setiap jawaban
responden.
Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu angket
24
Seksi Kantor Camat Dayun. Dokumentasi berupa pengumpulan data-data sejarah maupun kelengkapan lain yang dibutuhkan.
Adapun hasil dari penelitian ini bahwa Staregi Komunikasi Organisasi Pimpinan Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai Kantor Camat Dayun
Kabupaten Siak Sri Indrapura dalam bentuk komunikasi vertikal mendapatkan hasil 68,84%. Bahwa strategi telah terlaksana dengan cukup baik.
Dalam Penelitian Gugum Gumilar (Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung tahun 2007:1-89) yang berjudul Komunikasi Kelompok Pada Komunitas Geng Motor XTC Bandung“Studi Kualitatif dengan
Pendekatan Etnografi Komunikasi mengenai Komunikasi Kelompok Komunitas Geng Motor XTC di Lingkungan daerah salah satu SMUN di Bandung dalam Mempertahankan/Membangun Solidaritas Kelompok)”. Hasil penelitian adalah
bahwa Solidaritas komunitas geng XTC di lingkungan salah satu SMUN di Bandung tercipta karena adanya norma kelompok berupa: disiplin anggota
kelompok, loyalitas anggota terhadap kelompok, kesetiakawanan antar anggota kelompok. Selain itu bentuk komunkasi geng motor XTC di lingkungan salah satu
SMUN di Bandung termasuk jenis komunikasi kelompok kecil.
25
Kelompok Tani Qoriyah Toyyibah Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga” tahun 2016:113-126. Hasil dari kesimpulan penelitian ini yaitu pemberdayaan
masyarakat kelompok tani Qoriyah Toyyibah pada perjalanannya menunjukkan kemajuan yang signifikan dari jumlah anggota dan kualitas produksinya, terutama bagaimana dalam melindungi kelompoknya. Dalam mengembangkan usaha untuk
meningkatkan komoditas padi organik untuk kesejahteraan anggotanya meraka melalui beberapa langkah diantaranya, dengan melakukan pertemuan-pertemuan
rutin yang membahas kekurangan dan kelebihan anggotanya agar tetap bisa bertahan dalam menghadapi kompetisi yang sangat berat.
Penelitian yang diteliti oleh Mahfudin Fajrie (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara) dalam Journal Inject, Interdisiplinary Journal Of Communication yang berhudul “Gaya Komunikasi Masyarakat Pesisir Wesung
Jawa Tengah” tahun 2017:53-76. kesimpulan penelitian ini bahwa gaya
komunikasi masyarakat pesisir dalam berkomunikasi dengan sesama masyarakat
pesisir, masyarakat luar wilayah kecamatan wedung dan turis adalah the equalitarian style. Gaya komunikasi yang bersifat dua arah dan dilakukan secara terbuka. Artinya masyarakat pesisir kecamatan wedung dalam berkomunikasi
lebih suka dan cenderung dua arah sehingga respon baik dari komunikator dan komunikan. Pada dasarnya masyarakat pesisir kecamatan wedung mempunyai
26
Jurnal penelitian ini penulis merujuk pada Journal Inject, Interdisiplinary Journal Of Communication IAIN Salatiga yang di teliti oleh Imam Subqi (Dosen
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga) yang berjudul “Pola Komunikasi Keagamaan
Dalam Membentuk Kepribadian Anak” tahun 2016 165:180. hasil dari
kesimpulan penelitian ini yaitu pembinaan agama dengan pembinaan mental
diawali sejak anak dilahirkan ke dunia, mulailah ia menerima pendidikan dan perlakuan. Mula-mula ibu dan bapaknya, kemudian dari anggota keluarga yang
lain, semuanya itu ikut memberikan dasar-dasar pembentukan kepribadiannya. Apabila pembinaan agama itu tidak diberikan kepada anak sejak kecil, maka akan sukarlah baginya untuk menerima apabila ia dewasa, karena dalam kepribadiannya
yang terbentuk sejak kecil itu tidak dapat unsure-unsur agama. Jika dalam kepribadian itu tidak ada nilai-nilai agama, akan mudahlah orang melakukan
segala sesuatu menurut dorongan dan keinginan jiwanya tanpa mengindahkan kepentingan dan hak orang lain. Tetapi jika dalam kepribadiannya tertanam
27 2. Landasan Teori
A. Definisi Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Semua mahluk di bumi ini termasuk manusia melakukan komunikasi, apalagi posisi manusia yang telah kita ketahui bersama sebagai mahluk sosial
tentu membutuhkan sebuah interaksi, yang dimana interaksi tersebut tidak dapat seseorang lakukan tanpa adanya komunikasi. Istilah komunikasi atau
dalam bahasa Inggris (communication) yang berhulu dari kata Latin (communicatio), dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah sama makna.
Dalam komunikasi yang melibatkan dua orang, komunikasi berlangsung apabila adanya kesamaan makna. (Effendy, 2009 : 9) sesuai
dengan definisi tersebut pada dasarnya seseorang melakukan komunikasi adalah untuk mencapai kesamaan makna antara manusia yang terlibat dalam
komunikasi yang terjadi, dimana kesepahaman yang ada dalam benak komunikator (penyampai pesan) dengan komunikan (penerima pesan)
28
menyortir, memilih dan mengirim simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator” (Mulyana, 2007:69).
Beberapa pakar juga meyakini bahwa komunikasi dapat digunakan
sebagai alat untuk mengubah seseorang, baik itu tingkah laku, kepercayaan, maupun persepsi, seperti yang diungkapkan oleh Gerald R. Miller, yakni
“Komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber
mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima” (Mulyana, 2007:61).
Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, dari kegiatan keseharian manusia dilakukan dengan berkomunikasi.
Dimanapun, kapanpun, dan dalam kesadaran atau situasi macam apapun manusia selalu terjebak dengan komunikasi. Dengan berkomunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuan hidupnya, karna
dengan berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan manusia yang amat mendasar. Oleh karena itu sebagai makhluk sosial manusia ingin berhubungan
29
Dari definisi di atas menjelaskan bahwa, komunikasi merupakan proses penyampaian simbol-simbol baik verbal maupun nonverbal. Maka dari
itu komunikasi terbagi menjadi dua bagian yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi secara langsung dengan lisan atau tulisan. Didalam kegiatan komunikasi, kita
menempatkan kata verbal untuk menunjukan pesan yang di kirimkan atau yang diterima dalam bentuk kata – kata baik lisan maupun tulisan. Kata verbal
sendiri berasal dari bahasa latin, verbalis verbum yang sering pula dimaksudkan dengan berarti atau bermakna melalui kata atau yang berkaitan dengan kata yang digunakan untuk menerangkan fakta, ide atau tindakan yang
lebih sering berbentuk percakapan daripada tulisan. (Liliweri,2002:135).
2. Bentuk Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ada beberapa konteks komunikasi berdasarkan tingkatan (level),
dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta paling banyak.
a. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication): Komunikasi intra
pribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari atau tidak. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan
30
intra pribadi ini inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain orang
biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri, hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi orang dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi orang dengan diri sendiri.
b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication): Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Kedekatan hubungan
pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respons non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Sebagai komunikasi yang paling lengkap
dan sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Komunikasi tatap muka ini
membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya.
c. Komunikasi Kelompok: Kelompok adalah sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya
31
sebagainya. Dengan demikian, 31komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan oleh kelompok kecil.
d. Komunikasi Publik: Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak dapat
dikenali satu persatu. Ciri-ciri komunikasi publik adalah : terjadi ditempat umum (public), misalnya auditorium, kelas, tempat ibadah, atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang; merupakan peristiwa sosial yang
biasanya telah direncanakan; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan
sebagainya; acara-acara lain mungkin direncanakan sebelum dan atau sesudah ceramah disampaikan pembicara. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan,
atau membujuk.
e. Komunikasi Organisasi: Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi
formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung
32
f. Komunikasi Massa: Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak ataupun elektronik, yang dikelola
suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan
selintas (khusus media elektronik). (Mulyana, 2003 : 72-75)
3. Unsur Komunikasi
Menurut Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ada lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain yang diambil dari
definisi Lasswell yang terdiri dari : (a) Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. (b) Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang. (c)
Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. (d) Komunikan : Orang yang menerima pesan. (e) Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Dalam unsur-unsur tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.32
a. Komunikator: Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dalam artian komunikator adalah orang yang
33
atau pikiran komunikan, agar komunikan dapat memahami apa yang disampaikan oleh komunikator.
b. Pesan: Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal maupun non verbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Kata-kata memungkinkan orang berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota
tubuh, juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya. (Mulyana, 2003 : 63)
c. Media: Media yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Saluran merujuk pada penyajian
pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi) (Mulyana, 2003 : 63).
d. Komunikan: Komunikan yaitu orang yang menerima pesan dari
komunikator. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal maupun non verbal yang dia terima
34
e. Efek: Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap,
perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya. ( Mulyana, 2003 :
4. Sifat Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek” menjelaskan dalam berkomunikasi memiliki sifat-sifat
adapun beberapa sifat komunikasi tersebut: (a). Tatap muka ( face-to-face ). (b). Bermedia ( Mediated ). (c). Verbal ( Verbal )Lisan ( Oral )Tulisan. (d). Non verbal ( Non-verbal ).
Komunikator (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari komunikan itu sendiri,
dalam penyampain pesan komunikator bisa secara langsung (faceto-face) tanpa mengunakan media apapun, komunikator juga dapat menggunakan bahasa
sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, media tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.
Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau
35
dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.
5. Proses Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang
memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik dengan
berbagai tujuannya. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada suatu alat yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap
yakni proses komunikasi secara primer dan secara sekunder.
a. Proses Komunikasi Primer
Sebagaimana yang dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy : “Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.”
36 b. Proses Komunikasi Sekunder
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa “Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.” (Effendy, 2009:16).
Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dengan
jumlah yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Media kedua ini memudahkan proses komunikasi yang
disampaikan dengan meminimalisir berbagai keterbatasan manusia mengenai jarak, ruang, dan waktu. Maka, dalam menata lambang-lambang untuk
memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan
dipergunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Menurut Effendy pada proses komunikasi secara sekunder, media yang dipergunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1). Media Massa
37
(2). Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit.Seperti telepon,surat,telegram,spanduk, papan
pengumuman. (Effendy, 2009:18).
6. Tujuan Komunikasi
Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah
mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut
Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah : (a). Perubahan sikap (attitude change). (b). Perubahan pendapat (opinion change). (c). Perubahan
perilaku (behavior change). (d). Perubahan sosial (sosial change). (Effendy, 2009: 8).
B. Definisi strategi komunikasi
Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu, “stratus”yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Jadi strategi adalah konsep
militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal (The Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan
38
diambil oleh organisasi. Strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi (Basri, 2005:3).
Sedangkan kata komunikasi, yaitu communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Menurut Berelson dan Steiner (1964), komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain.
Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainnya (Fajar, 2009:31-32).
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2003:29).
Dalam berhasil-tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi, terlebih dalam kegiatan komunikasi massa,
tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern, yang kini banyak dipergunakan di Negara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bahkan tidak
mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.
Strategi komunikasi yang baik secara makro (planned multimedia
strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy)
39
memperoleh hasil yang optimal. (2) Menjembatani “kesenjangan budaya”
akibat kemudahan yang diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya
media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Komunikasi merupakan suatu proses yang rumit. Dalam upaya
membentuk strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan komponen-komponen dan faktor-faktor pendukung dan
penghambat komunikasi. Dalam strategi komunikasi elemen yang harus diperhatikan didalam merumuskan strategi komunikasi adalah pengenalan khalayak, pesan, metode, media dan komunikator (Fajar, 2009:183)
a. Mengenal Khalayak
Sebelum melakukan proses komunikasi perlu mempelajari siapa yang
akan menjadi sasaran komunikasi. Langkah pertama yang harus diketahui yaitu dengan mengenal khalayak dalam menjalankan proses komunikasi agar efektif.
Dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidaklah pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya khalayak dapat
dipengaruhi oleh komunikator, tetapi komunikator juga dapat di pengaruhi oleh komunikan atau khalayak.
40
dan kemudian tercapai hasil yang positif, maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metoda dan
media.
Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan memahami kerangka pengalaman dan
kerangka referensi khalayak secara seksama dan tepat yang meliputi:
1. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri dari: (a)
Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan. (b) Kemampuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media yang digunakan. (c) Pengetahuan khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang digunakan.
2. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma kelompok dan masyarakat yang ada.
3. Situasi dimana khalayak itu berada (Fajar, 2009:184). b. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam proses perumusan strategi yaitu dengan menyusun pesan. Menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian.
Berkaitan dengan pesan, Wilbur Scramm (1955) dalam bukunya Onong
41
mempengaruhi dan menarik perhatian sasaran yang dimaksud. (2) pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan sehingga sama-sama dapat dimengerti. (3) pesan harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. (4) pesan
harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tadu yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia digerakan untuk
memberikan tanggapan yang dikehendaki. c. Menetapkan Metode
Untuk mencapai efektifitas dari suatu komunikasi selain bergantung
pada kemampuan isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka juga akan turut di pengaruhi oleh metode-metode
penyampaian kepada sasaran. Dalam dunia komunikasi metode penyampaian atau mempengaruhi itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu: menurut cara
pelaksanaannyadan menurut isinya. Hal tersebut diurai lebih lanjut, bahwa yang pertama, semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedangkan yang kedua yaitu melihat
komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan yang dimaksud yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama (menurut pelaksanaannya),
42
1. Redundancy (Repetition): merupakan cara untuk mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan dikit demi sedikit, seperti yang dilakukan
dalam propaganda. Metode ini memungkinkan peluang mendapatkan perhatian khalayak semakin besar, pesan penting mudah diingat oleh khalayak dan member kesempatan bagi komunikator untuk memperbaiki
kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
2. Conalizing: dilakukan dengan cara komunkator berusaha memahami dahulu
soal komunikan seperti kerangka referensi dan bidang pengalaman komunikan, kemudian menyusun pesan dan metode yang sesuai dengan hal itu. Bertujuan agar pesan dapat diterima terlebih dahulu baru kemudian
dilakukan perubahan-perubahan sesuai dengan keinginan komunikator. 3. Informatif: mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan
yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai dengan fakta dan data maupun pendapat yang sebenarnya.
4. Persuasif: mempengaruhi komunikan dengan jalan membujuk. Dalam hal ini komunikan tidak diberi kesempatan untuk berfikir kritis dan bila mungkin akan terpengaruh tanda didasari.
5. Edukatif: mempengaruhi khalayak dengan pesan-pesan yang bersifat mendidik, yakni memberikan suatu ide kepada khalayak berdasarkan fakta,
43
6. Kursif: mempengaruhi khalayak dengan pemaksaan, pesan-pesan metode ini biasanya diwujudkan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah-perintah
dan intimidasi (Fajar, 2009:184-203). C. Definisi Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Dalam pengertiannya, komunikasi organisasi terdapat dua konteks yaitu komunikasi dan organisasi. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “comunis” atau “common”. Dalam bahasa inggris berarti sama. Berkomunikasi
berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna. Melalui komunikasi akan bisa membaca berbagai hal, gagasan atau sikap dengan partisipan lainnya.
Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita sering kali mempunyai makna yang berbeda terhadap lambing yang sama. Oleh karena itu komunikasi
seharusnya dipertimbangkan sebagai aktifitas dimana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali jika diinterpretasikan oleh
partisipan yang terlibat.
Komunikasi organisasi merupakan penghasilan, penyaluran, dan menerima pesan-pesan dalam keseluruhan proses organisasi. Dalam organisasi,
kemampuan komunikator, keakuratan pesan, proses pengendalian, ketetapan saluran dan menerima pesan merupakan komponen yang sangat penting.
44
(misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan mengevaluasi perilaku yang efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa tujuan
tersebut tidak akan dapat tercapai (Soetopo, 2010:189-190).
Komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan
sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakay atau dimana saja mereka berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlihat dalam
komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, begitu pula sebaliknya.
Kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat menimbulkan macet dan berantakan dalam berkomunikasi. Pentingnya komunikasi dalam organisasi
perlu menjadi perhatian karena dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya (Muhammad, 2011:1).
2. Jenis-jenis komunikasi organisasi
Dalam buku yang di tulis Effendy (2012:112) mengatakan bahwa dalam kehidupan organisasi dalam prosesnya terdiri dari dua dimensi yaitu
dimensi komunikasi internal dan dimensi komunikasi eksternal. Komunikasi internal terjadi dalam suatu organisasi yang terdiri dari seluruh anggota semua
45
komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi pada publik yang dijadikan sasaran atau segmentasi
a. Komunikasi ke bawah
komunikasi ke bawah berasal dari seseorang yang mempunyai posisi jabatan lebih tinggi kepada mereka yang brotoritas lebih rendah. Komunikasi
kebawah biasanya berupa kebijakan, perintah, petunjuk dan informasi yang bersifat umum. Komunikasi ini dapat dilakukan melalui tatap muka, melalui
telepon, papan bulletin, pengumuman, dan sebagainya.
Menurut Katz dan Kahn (Rahman, 2000) ada lima jenis tipe khusus komunikasi downward (komunikasi kebawah), yaitu: (1) Instruksi kerja (job
instruction), yaitu komunikasi yang merujuk pada penyelesaian tugas-tugas
khusus. (2) Rasio kerja (job rationale), yaitu komunikasi yang menghasilkan
pemahaman terhadap tugas dan hubungan dengan pengaturan lainnya. (3) Prosedur dan pelaksanaan (procedure and practice), yaitu komunikasi tentang
kebijakan-kebijakan, aturan-aturan, regulasi dan manfaat-manfaat yang ada. (4) Umpan balik (feed back), yaitu komunikasi yang menghargai tentang bagaimana individu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. (5) Doktrin dan
tujuan (indoctrinations of goals), yaitu komunikasi yang dirancang dengan karakter ideology yang memberikan motivasi karyawan tentang pentingnya
46 b. Komunikasi Ke atas
Komunikasi ke atas dalam organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi. Dalam organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas, yaitu setiap bawahan dapat mempunyai alasan
yang baik atau meminta informasi dari atau member informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Komunikasi jenis ini akan
menarik ide-ide dan membantu karyawan untuk menerima jawaban yang lebih baik tentang masalah dan tanggung jawabnya serta membantu kemudahan arus dan penerimaan komunikasi dari bawahan ke atasan, yakni dalam hal ini
pendengaran yang baik menghasilkan pendengar yang baik. Komunikasi ke atas ini memiliki empat tipe khusus, yaitu: (1) informasi tentang sikap pekerja,
moral dan efisiensi yang berhubungan dengan kebijakan, perencanaan, dan masalah-masalah. (2) pengembangan yang signifikan dalam unit-unit kerja
departemen. (3) kesalahan yang menurunkan efisiensi. (4) masalah tidak diketahui cara penyelesaiannya oleh pekerja.
c. Komunkasi Horizontal
Dalam komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi
47
pemecahan masalah, upaya pemecahan konflik, dan membina hubungan melalui kegiatan bersama.
Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakup semua jenis kontak antarpesona. Media saluran komunikasi horizontal terjadi dalam bentuk rapat komisi, interaksi pribadi, obrolan di telepon, memo di catatan,
kegiatan sosial dan lingkaran kualitas.
d. Komunikasi keluar atau komunikasi diagonal
Komunikasi ini adalah komunikasi lintas saluran maksudnya komunikasi sebagai sebuah sistem mempunyai batasan dengan pihak luar seperti pemerintah, pelanggan, dan masyarakat pada umumnya. Organisasi
berkomunkasi dengan pihak luar dapat melalui bagian public relation atau media iklan lain (Pace, 2013:184-195).
3. Metode komunikasi organisasi
Penyampaian informasi dari komunikasi internal dan komunikasi eksternal
di atas berbentuk saluran media komunikasi. Beberapa saluran dan media komunikasi internal dan eksternal dapat disampaikan secara lisan dan tertulis. a. Komunikas lisan
Saluran komunikasi lisan ini dilakukan oleh seseorang dengan cara berkomunikasi tatap muka yang biasa dilakukan dalam organisasi agar orang
48
lisan tersebut dilakukan. Komunikasi lisan biasa dilakukan melalui komunikasi antarpribadi, kelompok, baik pelaksanaan tugas organisasi (task) maupun dalam
pertemuan formal (rapat), penyampaian laporan organisasi, hingga ke pertemuan informal. Komunikasi lisan dikenal pula dengan komunikasi antarpribadi. Cara berkomunikasi lisan tersebut mempunyai pengaruh yang
sangat besar di antara dua pihak yang berkomunikasi, dimana para partisipannya dapat menyampaikan dan merespon informasi secara verbal
maupun nonverbal sehingga memudahkan pemahaman bersama. b. Saluran komunikasi tertulis
komunikasi tertulis adalah salah satu cara berkomunikasi yang
memindahkan pesan (informasi) secara tertulis dari satu sumber, dan dikirimkan atau dialihkan kepada pihak penerima. Komunikasi tertulis biasanya
dilakukan untuk memperkuat komunikasi lisan, atau untuk mengingatkan sesuatu (melalui bukti tertulis), maupun ketika seseorang tidak bisa
menggunakan komunikasi lisan.
Keuntungan komunikasi tertulis bersifat permanen, karena pesan-pesan organisasional yang disampaikan secara tertulis, selain itu catatan tertulis juga
menegah untuk melakukan penyampaian terhadap gagasan-gagasan yang disampaikan.
4. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
49
fungsi yaitu: (1) To Tell. Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan
pekerjaan. Terkadang komunikasi merupakan proses pemberian informasi mengenai bagaimana seorang atau sekelompok orang harus mengerjakan satu tugas tertentu. (2) To Sell. Komunikasi berfungsi untuk “menjual” gagasan dan
ide, pendapat, fakta, termasuk menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu yang merupakan subjek layanan. (3) To learn. Komunikasi berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan para karyawan agar mereka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain, tentang apa yang “dijual” atau yang diceritakan oleh
orang lain tentang organisasi. (4) To decide. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi pekerjaan, atau siapa yang
menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana
memanfaatkan sumber daya, serta mengalokasikan manusia, mesin, metode, dan teknik dalam organisasi.
Sementara menurut Charles Condrad (1985), ada dua fungsi makro
komunikasi organisasi, yaitu fungsi komando dan fungsi relasi yang bermuara pada fungsi komunikasi yang mendukung organisasi dalam pengambilan
50
1. menciptakan dan melanjutkan sifat impersonal dalam organisasi. 2. membuat negoisasi antar unit
kegiatan.
3. menentukan dan mendefinisikan peran organisasi.
Fungsi komunikasi untuk mengambil keputusan dalam suasana yang ambigu dan tidak pasti
1. Menjaga keseimbangan antara kepentingan organisasi dan kepentingan individual.
2. mengelola berbagai akibat yang ditinggalkan atau memelihara tradisi organisasi
3. Menciptakan perspektif bagi peluang pembagian pengalaman/pemerkayaan kerja.
Sumber: Conrad (1985).
5. Membangun komunikasi yang efektif dalam organisasi
Dalam membangun efektifitas komunikasi dalam organisasi ditentukan oleh sejauhmana manusia meminimalisir kesalahpahaman atas pesan-pesan
yang di pertukarkan oleh komunikator dan komunikan. Ada beberapa cara agar komunikasi dapat efektif dalam organisasi yaitu: (a) Kemampuan orang untuk
51
orang untuk berinteraksi secara baik, misalnya mampu mengalih-bahasakan semua maksud dan isi hatinya secara tepat, jelas dalam suasana yang
bersahabat. (c) Kemampuan orang untuk menyesuaikan budaya pribadinya dengan budaya yang sedang dihadapinya. (d) Kemampuan orang untuk memberikan fasilitas atau jaminan bahwa dia bisa menyesuaikan diri atau bisa
mengelola berbagai tekanan orang atau lingkungan lain terhadap dirinya. organisasi harus dapat menikmati prestasi peranan yang dapat diandalkan dari
para personelnya, dalam hal ini setiap personel tidak hanya dituntut untuk bersedia berkarya, tetapi juga harus melaksanakan tugas khusus yang menjadi tanggung jawab utamanya (wardiah,2016:246-247).
Keempat aspek itu menunjukan efektivitas komunikasi itu tidak ditentukan hanya karena setiap orang sudah melakukan interaksi, relasi, dan
komunikasi sesuai dengan profesi. Kata kunci efektifitas komunikasi yaitu kemampuan seseorang komunikator untuk menjaga keseimbangan antara
kegiatan interaksi, relasi, dan komunikasi di antara dua budaya organisasi (Liliweri, 2014:393-394).
Keefektifan adalah ketepatan sasaran dari suatu proses yang berlangsung
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sementara itu ang dimaksud dengan keefektifan organisasi adalah ketepatan sasaran suatu proses