• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 12 PENCITRAAN KOPERASI DAN UMKM Oleh: Hindun - Pencitraan koperasi dan UMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 12 PENCITRAAN KOPERASI DAN UMKM Oleh: Hindun - Pencitraan koperasi dan UMKM"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 12

PENCITRAAN KOPERASI DAN UMKM

Oleh:

Hindun

Pentingnya Peningkatan Sumber Daya Manusia

(2)

Terlepas dari motivasi awal yang muncul, secara kuantitas gerakan koperasi mengalami peningkatan pencitraan. Namun, secara kualitas masih banyak permasalahan yang harus diselesaikan terkait dengan koperasi. Baik itu dari kualitas sumber daya manusianya, maupun kinerjanya koperasi itu sendiri.

(3)

berhasil membuat sejahtera anggotanya tetapi masih banyak hal yang perlu dibenahi.

(4)

Sampai dengan saat ini pada usia ke 62, sejak tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai Hari Koperasi melalui Kongres I di Tasikmalaya pada tahun 1949, gerakan koperasi Indonesia mengalami dinamika tersendiri. Berbagai macam sikap pesimis dan optimis terus saja bermunculan. Tentunya pengurus koperasi harus bersikap lebih professional. Para pengurus koperasi jangan hanya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai jabatan sampingan yang tidak dikerjakan secara sungguh-sungguh.

(5)

Selain itu, perkembangan gerakan koperasi Indonesia sendiri mengalami pasang surut. Berangkat dari lembaga sosial masyarakat, koperasi berinteraksi dengan banyak lembaga yang ada di masyarakat Indonesia. Kondisi ini membawa konsekuensi bahwa beberapa aspek eksternal saling berkaitan dan saling mempengaruhi, seperti system perekonomian yang di anut, kebijakan pemerintah yang diambil pada periode yang bersangkutan, kondisi sumber daya ekonomi dan sumber daya alam serta sumber daya manusia, budaya, dan nilai-nilai social setempat.

Semangat Wirakoperasi/Wirausaha Untuk Meningkatkan Citra Koperasi dan UMKM

(6)

yang diharapkan. Masyarakat umumnya memiliki kesan yang negatif terhadap koperasi. Koperasi banyak diasosiasikan dengan organisasi usaha yang penuh dengan ketidak-jelasan, tidak professional. Citra koperasi tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi hubungan koperasi dengan pelaku usaha lain, maupun perkembangan koperasi itu sendiri. Memperbaiki dan meningkatkan citra koperasi secara umum merupakan salah satu tantangan yang harus segera mendapat perhatian. Salah satunya, spirit yang harus digali dan dibumikan oleh segenap pelaku koperasi.

(7)

seringkali tanpa mempersoalkan cara dan etika didalamnya. Koperasi dan UMKM tidaklah memerlukan kewirausahaan seperti itu, karena jelas semangatnya tidak sesuai. Bagi koperasi dan UMKM, yang diperlukan adalah semangat kewirakoperasian dan kewirausahaan, yang tujuan utamanya adalah pelayanan dan kesejahteraan bersama yang berasaskan pada kekeluargaan, kerja sama, dan kesetiakawanan. Atas dasar perbedaan pandangan hidup, keduanya memang berusaha mengembangkan kualitas pribadi pada seseorang apa yang dianggap terbaik dan unggul.

Keduanya merupakan himpunan pribadi berkualitas, yang bertujuan mengembangkan dan memajukan usaha, berani menghadapi berbagai kesulitan atau hambatan dan mencari solusinya, selalu percaya dan berani hidup di atas kaki sendiri, bersedia mengambil resiko dan memikul tanggung jawab atas segenap tindakannya. Kendati demikian, ada perbedaan mendasar yang terkait dengan tujuan dan asas.

(8)

koperasi dan UMKM itu sendiri. Lingkungan yang tidak ramah, yang mengganggu, apalagi yang memusuhi akan sangat menghambat perkembangan koperasi. Dalam tingkat perkembangan seperti saat ini, koperasi dan umkm terlalu lemah untuk dapat mengatasi kesulitan lingkungan dengan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, pemerintah harus banyak membantu perkembangan koperasi dan umkm, terlebih bagi koperasi dan UMKM yang baru saja tumbuh dan berdiri.

(9)

agar koperasi dan UMKM tetap berkembang secara mandiri.

Ketergantungan dinamika koperasi dan UMKM di Indonesia, memang tak terlepas dari campur tangan pemerintah. Kita bisa melihat fenomena ini semasih berjayanya Koperasi Unit Desa (KUD) dan UMKM. Pemerintah saat itu, mendorong pertumbuhan koperasi dan UMKM. Singkatnya, KUD dan UMKM banyak dimanjakan dengan berbagai fasilitas dan bantuan. Namun sedikit saja, KUD dan UMKM desa yang mampu bertahan hingga saat ini.

(10)

Dinamika gerakan koperasi Indonesia diakui atau tidak, lebih difokuskan untuk pembangunan pada sector marjinal, seperti sector pertanian dan sector informal yang masih bergerak dengan fasilitas yang sangat miskin teknologi dan informasi. Koperasi termasuk alat yang tepat untuk memberikan kesempatan kepada sector tradisional ini untuk berintegrasi dengan masyarakat modern. Karena pada hakikatnya koperasi adalah gerakan masyarakat, terdapat anggapan umum bahwa inisiatif tidak akan timbul jika tidak ada program khusus dari pemerintah. Karenanya, di kebanyakan Negara berkembang, peranan pemerintah tampak menonjol, yang mengakibatkan ketergantungan dan kegagalan koperasi untuk mandiri.

Sebagai bagian dari system ekonomi, koperasi dan UMKM memerlukan kesempatan untuk bekerja sebagai suatu system dalam rangka gerakan untuk mandiri (otonom).

(11)

dan UMKM dikemudian hari. Secara tidak langsung otonomi merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk menegakkan prinsip-prinsip koperasi dan UMKM.

(12)

dalam harus mengarah pada sisi operasional koperasi dan umkm itu sendiri. Dengan begitu, jelas bahwa perubahan mendasar dari sisi manajemen, khususnya antisipasi terhadap perubahan ekonomi global menuntut juga perubahan pada manajemen koperasi.

(13)

membentuk koperasi,” katanya. Menurut dia, masih banyak koperasi yang belum berperingkat baik dan belum berdisiplin khususnya dalam melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sekali setahun. “Hanya 40% dari koperasi kita yang aktif saat ini,” katanya.

(14)

Guna mendukung tumbuhnya citra koperasi dan UMKM sebagai bentuk kongkret demokrasi ekonomi, ada beberapa hal yang perlu dan harus dilakukan dalam format pembangunan ekonomi, antara lain:

1) Penghapusan praktik-praktik monopoli dan oligopoly yang merugikan masyarakat. Sampai saat ini masalah monopoli dan oligopoly ini belum ditangani dengan baik, sehingga iklim usaha secara umum belum mendukung pembangunan perekonomian yang tangguh.

2) Upaya untuk membuat struktur ekonomi lebih seimbang dengan jumlah pengusaha menengah yang tangguh yang makin banyak jumlahnya.

3) Pemberdayaan ekonomi lemah, khususnya usaha berskala kecil dan koperasi. Termasuk dalam hal ini adalah upaya untuk meningkatkan hubungan kemitraan yang saling menguntungkan antae berbagai skala usaha.

(15)

Karena hal yang terakhir akan lebih banyak menciptakan ketergantungan permanen, sedangkan yang pertama akan menjamin kesinambungan pembangunan koperasi sebagai wujud demokrasi ekonomi.

5) Pemberdayaan institusi microfinance sebagai upaya memberdayakan koperasi dan UMKM.

Maksud pencitraan adalah untuk member image

(16)

Standar penilaian yang ditetapkan kepada koperasi-koperasi terbaik yang menerima penghargaan sangat ditekankan pada penerapan prinsip-prinsip dasar koperasi. Selain bertujuan untuk memperkuat unsur kelembagaan, penetapan koperasi terbaik dan pemberian penghargaan kepada koperasi juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing koperasi dalam perekonomian.

Pentingnya pencitraan koperasi dan UMKM memang harus diperhatikan karena pencitraan koperasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberi image kepada masyarakat bahwa ada gerakan koperasi nasional melalui berbagai kegiatan, seperti diskusi-diskusi atau seminar terkait dengan perkoperasian. Upaya dalam meningkatkan citra koperasi dan UMKM terus menerus perlu dilakukan untuk menumbuh-kembangkan kesadaran akan makna penting kehidupan koperasi dan UMKM dalam masyarakat luas. Citranya bisa terdongkrak melalui penyertaannya dalam kurikulum pendidikan nasional secara mandiri.

(17)

Untuk menegakkan citra koperasi dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan teknis pengawasan koperasi kepada pengawas koperasi. Misalnya di bandung, Sebanyak 80 pengawas koperasi Bandung, mengikuti bimbingan teknis tentang pengawasan koperasi yang diadakan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung di Hotel Narapati Bandung. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai tugas dan tanggung jawab pengawas, organisasi, serta manajemen dan akuntansi dan wawasan pengawasan internal. Peran pengawasan ini salah satu instrumen untuk menegakkan citra koperasi, sebagai koperasi yang terpercaya dengan fokus utama membangun kinerja koperasi yang terstandar.

(18)

pendapatan ekonomi, tetapi juga keuntungan sosial dan kultural, dengan fokus utama peningkatan kesejahteraan secara berkeadilan.

Dengan adanya bimbingan pengawasan ini, selain menjalankan fungsi kontrol, seorang pengawas juga harus dapat memberikan saran untuk perbaikan dan analisa hasil pemeriksaan baik secara lisan maupun laporan secara tertulis. Dan juga peran koperasi akan meningkatkan kemampuan berkompetisi dengan badan usaha lain, sekaligus menjadi salah satu pilar yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Membangun Citra Koperasi Lewat ‘Etalase’

(19)

sumber daya lokal, manajemennya mampu menunjukkan keunggulan kompetitif.

Kriteria penilaiannya tidak harus didasarkan atas keunggulan dari aspek besarnya sisa hasil usaha (SHU), kepemilikan modal sendiri, jumlah anggota dan lainnya lagi. Jadi, bisa saja koperasinya tidak besar, tetapi dapat memberdayakan koperasi tersebut menjadi tangguh dan mandiri.

Sasaran dari penemuan koperasi etalase adalah agar koperasi semacam itu dapat menjadi lokomotif bagi kemajuan bisnis koperasi dan UMKM setempat, terutama dikaitkan dengan produk-produk industri kreatif. Koperasi demikian dapat berupa koperasi serba usaha, koperasi agrobisnis, koperasi wanita, koperasi unit desa maupun koperasi karyawan. Keunikan usaha maupun keunggulan yang dimilikinya dinilai layak ditunjukkan kepada masyarakat luas.

(20)

di berbagai kegiatan usaha. Setiap koperasi itu tentu memiliki keunikan masing-masing sesuai jenis kegiatan usaha yang dilakukannya. Sebagai contoh, beberapa KUD di Jatim cukup kompetitif melalui kegiatan di bidang persusuan dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal. Sejumlah koperasi wanita sangat eksis di bidang simpan pinjam dengan menerapkan sistem tanggung renteng, sehingga kerapkali sistem tersebut dipelajari pelaku koperasi dari luar Jawa. Ada pula koperasi karyawan yang mengelola rumah sakit yang representatif.

Untuk menjabarkan pentingnya menemukan koperasi etalase di setiap kabupaten/kota, pihak Kementerian KUKM telah mengadakan rapat koordinasi di Surabaya diikuti Dinas Koperasi & UMKM Jatim serta dinas yang membidangi koperasi dan UKM dari 20 kabupaten/kota di Jatim.

(21)

mengatakan koperasi etalase merupakan koperasi yang terpilih berdasarkan persyaratan tertentu, dimana harus memiliki kelebihan/keistimewaan dalam bentuk keunikan, kekhasan, keunggulan, kepatutan yang dapat dipakai sebagai contoh.

Sebagai ‘etalase’, maka koperasi tersebut harus layak dipamerkan, sebagai upaya membangun citra koperasi. Selain itu, koperasi bersangkutan pun bisa memperkenalkan diri atau mempromosikan produk, kegiatan atau kelembagaannya.

Menurut Endah, jumlah koperasi secara nasional pada tahun 2011 mencapai 175.102 unit, diantaranya 71% aktif dan 29% tidak aktif. Masih banyak koperasi aktif, tetapi citra koperasi terkesan surut, sehingga perlu diperbaiki dengan meningkatkan kinerjanya antara lain melalui penetapan ikon koperasi di setiap daerah guna menstimulasi koperasi lainnya.

(22)

dan UKM,” tuturnya dalam rakor pengembangan koperasi etalasi di Hotel Inna Simpan, Surabaya, pada 16 Oktober lalu. Rakor dimaksudkan mencari masukan tentang pengembangan koperasi etalase melipti persamaan persepsi tentang definisi, kriteria, keunikan

dan keunggulan lokal.

Koperasi etalase bisa muncul berdasarkan ciri fisik, jenis koperasi, skala usaha ataupun komoditas. Untuk itu, penemuannya membutuhkan kecermatan dalam proses, seleksi agar diperoleh koperasi yang benar-benar memiliki keistimewaan.

Dengan ditemukannya koperasi etalase, maka ada wahana bagi instansi pemerintah daerah guna menginformasikan keberhasilan program pembinaannya kepada koperasi. Di lain pihak, melalui predikat sebagai ‘etalase’, koperasi bersangkutan bisa memperkenalkan diri atau mempromosikan produk, kegiatan maupun kelembagaannya.

(23)

http://benredfield.blogspot.com/2012/05/ mengembangkan-koperasi.html

http://lensa.diskopjatim.go.id/laporan-utama/14-laporan-utama/245-membangun-citra-koperasi-lewat-etalase.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/citra- koperasi-sebagai-pelaku-ekonomi-yang-profesional-dan-mandiri/

http://www.pelitaonline.com/read-cetak/4719/tegakkan-citra-koperasi/

(24)

Nama : Hindun

NRP : 100231100077

TTL : Bangkalan, 26 September 1990

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran matematika memerlukan perbaikan yang mampu memfasilitasi siswa untuk dapat memahami materi matematika dengan lebih mendalam agar hasil belajar

Ekstraksi DNA dari saliva dilakukan dengan menggunakan Oragene DNA, kemudian sampel yang telah diekstraksi selanjutnya diamplifikasi pada PCR (Polymerase Chain

1) Pembelian buku secara langsung yang dilakukan oleh perpusakaan baik langsung ke penerbit, maupun toko buku dan juga pemesanan buku kepada penerbit maupun toko buku.

Pemberian insentif yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan untuk mencapai kinerja

Perbincangan ini mengaplikasikan ilmu pragmatik berdasarkan Prinsip Makna dalam Interaksi (Thomas, 1995). Teknik analisis dokumen digunakan untuk meneliti ujaran yang

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio keuangan perusahaan

Beberapa kelurusan dengan pola yang kuat dan tegas, terutama di timurlaut daerah penyelidikan, mempertegas keberadaan struktur-struktur berarah baratlaut-tenggara dan

itu sebelum mendirikan bangunan harus ada kejelasan status tanah yang bersangkutan. Artinya, pemilik bangunan tersebut harus memiliki surat-surat yang bersangkutan dengan