• Tidak ada hasil yang ditemukan

111 pengantar ekonomi islam oleh chandra natadipurba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "111 pengantar ekonomi islam oleh chandra natadipurba"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

oleh

CHANDRA NATADIPURBA

Mata Kuliah ke-1

Kajian Akademik

Islamic Studies of Economics Group (ISEG)

Universitas Padjadjaran Bandung

(2)

BAB I

Mengapa Ekonomi Islam?1

Pendahuluan

Pembahasan mengenai urgensi2 dan pentingnya ekonomi Islam untuk diterapkan dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat muslim khususnya dan seluruh manusia pada umumnya, bisa didekati dari dua sudut pandang.

Pertama, melalui pemahaman yang mendalam terhadap pengertian Islam dan kesempurnaan sistem Islam serta segenap konsekuensi-konsekuensi logisnya. Pendekatan ini ditempuh lewat “pembacaan” atas ayat-ayat yang tertera lewat Al-Quran dan sunah Rasul-Nya3. Oleh karena pemahaman ini diambil dari sumber dan literatur orisinal Islam, kita sebut saja pendekatan tekstual atau literer.

Studi Kasus:

Keotentikan dan Kebenaran Al Quran

1) Apakah bukti kebenaran dan keotentikan Al Quran?

2) Adakah bukti, walau satu saja, yang menyalahkan sifat-sifat Al Quran?

Kedua, pendekatan mengenai urgensi dan pentingnya ekonomi Islam bisa juga dilihat melalui kritik terhadap fenomena-fenomena ketidakadilan, kemiskinan, kemerosotan nilai dan kesesatan motif yang terjadi dalam perekonomian akibat diberlakukannya sistem ekonomi non-Islam dengan segala macam dan semua bentuk dan turunannya. Karena pendekatan ini berangkat dari pemahaman atas fenomena, mari kita sebut saja pendekatan ini pendekatan kontekstual atau fenomenologis.

Pendekatan Tekstual

Kita meyakini Islam tidak hanya sebagai seperangkat ibadah ritual, namun juga sebagai sebuah sistem hidup yang menyeluruh, sebagaimana Allah SWT berfirman

t

Π

ö

θ

u

ø

9

$

#

à

M

ù

=

y

ϑ

ø

.

r

&

ö

Ν

ä

3

s

9

ö

Ν

ä

3

o

Ψƒ

Ï

Š

à

M

ô

ϑ

o

ÿ

ø

C

r

&

u

ρ

ö

Ν

ä

3

ø

n

=

t

æ

©

É

L

y

ϑ

÷

è

Ï

Ρ

à

M

Š

Å

Ê

u

u

ρ

ã

Ν

ä

3

s

9

z

Ν≈

n

=

ó

M

}

$

#

$

Y

Ψƒ

Ï

Š

“...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, telah Ku-cukupkan untukmu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agamamu...” (Q.S. Al-Maidah 3).

1

Disampaikan pada kuliah seri pertama dalam mata kuliah “Pengantar dan Sejarah Ekonomi Islam” Kajian Akademik ISEG Unpad Semester Ganjil 2006 – 2007

2

Penting disini bermakna bernilai, berguna atau diperlukan. Sedangkan urgensi berarti kepentingan yang bersifat mendesak atau dibatasi waktunya. (Lihat Cambridge Learner’s Dictionary 2nd edition 2006). Lihat juga definisi yang bagus mengenai perbedaan kata “penting” dan “urgen” dalam 7 Habits of Highly Effective People oleh Stephen Covey.

(3)

$

y

γ

ƒ

r

'

¯

t

ƒ

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti lanngkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu...” (Q.S. Al-Baqarah 208)

Prinsip-prinsip kesempurnaan dan universalitas Islam ini dirangkum oleh seorang mujahid dan mujadid besar abad 21 dengan sebuah kalimat yang indah dan mengena

“Islam adalah sistem yang syamil (menyeluruh), yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak (moral) dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia juga adalah aqidah dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.”4

Kesempurnaan Islam itu tentu saja mencakup wilayah ekonomi yang berurusan dengan bagaimana manusia mengatur hidupnya untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dalam ekonomi Islam, ada empat nilai utama yang menjadi sifat ekonomi Islam, yaitu: Rabbaniyah (Ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan dan Pertengahan. Nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan dan keunikan yang utama, bahkan dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh dan tampak jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam.5

Ekonomi Islam bersifat Rabbaniyah

Pertama, ekonomi Islam adalah ekonomi Rabbaniyah (ketuhanan), karena titik berangkatnya dari Allah, tujuannya mencari ridha Allah dan cara-caranya tidak bertentangan dengan syariat-Nya.

u

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Q.S. Al-Mulk 15)

Oleh karena itu, sesungguhnya semua aktivitas ekonomi manusia pada hakekatnya adalah pelaksanaan dari ketundukannya pada perintah Allah dan usaha untuk ber-taqarrub (mendekatkan diri) pada Allah.

Kedua, ekonomi dalam pandangan Islam, bukanlah tujuan. Tetapi merupakan kebutuhan bagi manusia dan sarana yang lazim agar bisa hidup dan bekerja untuk mencapai tujuannya yang tinggi. Ekonomi merupakan sarana penunjang baginya dan menjadi pelayan bagi aqidah dan risalahnya. Aqidah adalah asas sistem Islam. Aqidah yang menyeluruh tentang alam, kehidupan dan manusia yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar dan filosofis dalam diri manusia seperti: “dari mana manusia berasal”, “kemana tujuan hidupnya”, “untuk apa ia ada”, “dari mana datangnya alam yang luas ini”, “siapa yang mula-mula menciptakan alam semesta”, “kenapa kita mati” dan sebagainya.

4 Hasan Al Banna,

Surat Terbuka untuk Generasi Da’wah. 2003. Jakarta: Al I’tishom, hlm.6. Hasan Al-Banna dilahirkan pada tahun 1906 M, di sebuah desa bernama Al-Mahmudiyyah, yang masuk wilayah Al-Buhairah, Mesir. Dia adalah pendiri dan pemimpin pertama Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam terbesar di dunia saat ini.

5

(4)

ö

“Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, Padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik." (Q.S. Al-An’am 14)

Ketiga, sifat ekonomi Islam yang Rabbani adalah pengawasan internal atau hati nurani, yang ditumbuhkan oleh iman di dalam hati seorang muslim, dan menjadikan pengawas bagi dirinya. Oleh karena itulah, bagi seorang muslim “pengawas iman sebelum pengawas raja.”

Ÿ

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.” (Al-Baqarah 188)

Rasulullah SAW bersabda

“Dari Abu Abdillah, Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma, beliau berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alayhi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya perkara yang halal itu sudah jelas, dan perkara yang haram juga sudah jelas. Dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar (syubhat), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Maka siapa yang menjaga diri dari perkara syubhat tersebut, maka sesungguhnya dia telah membersihkan dien (agama) dan kehormatannya. Dan siapa yang terjatuh ke dalam perkara tersebut, maka dia telah terjatuh ke dalam perkara yang haram. Seperti penggembala yang menggembala ternaknya di sekitar hima (tanah khusus yang tidak boleh dimasuki siapapun—ed.), dikhawatirkan dia akan terjatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja itu mempunyai hima, dan ketahuilah bahwa hima Allah (batas-batas yang telah ditetapkan-Nya—ed) adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging yang apabila ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh tersebut. Ketahuilah bahwa itu adalah qalb (jantung hati). (Hadist riwayat Imam Bukhari dan Muslim)6

Keempat, adanya konsep perwakilan (istikhlaf) dalam harta Allah. Sesungguhnya seluruh harta baik yang ada di langit dan di bumi, ada pada manusia maupun alam adalah kepunyaan Allah SWT.

ç

μ

s

9

6 H.R. Bukhari dan Muslim dari Nukman bin Basyir. Imam Bukhari dalam

(5)

“Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. “(Thaha 6).

Dengan kesadaran seperti itu, manusia tidak akan menjadi gila harta dan menjadi dermawan dengan harta yang dimilikinya.

Ekonomi Islam sangat memperhatikan Akhlak

Sesungguhnya Islam tidak pernah mengizinkan ummatnya untuk mendahulukan kepentingan ekonomi di atas pemeliharaan nilai-nilai dan keutamaan yang diajarkan agama. Seorang muslim –baik secara pribadi maupun bersama-sama– tidak bebas mengerjakan apa saja yang diinginkannya atau apa yang menguntungkan saja. Setiap muslim terikat pada setiap aktivitas ekonomi yang dilakukannya oleh iman (keyakinannya pada Allah dan hal yang gaib) dan akhlak (perilaku yang mulia).

Ÿ

”..Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu7.” (Q.S. An-Nuur 33)

$

p

κ

š

r

'

¯

t

ƒ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah8, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (Q.S. Al-Maidah 90 – 91)

Ekonomi Islam berwawasan kemanusiaan

Menghargai kemanusiaan manusia adalah bagian dari prinsip Ilahiah yang telah memuliakan manusia dan menjadikannya sebagai khalifah. Jika prinsip-prinsip ekonomi Islam berlandaskan kepada

7

Maksudnya: Tuhan akan mengampuni budak-budak wanita yang dipaksa melakukan pelacuran oleh tuannya itu, selama mereka tidak mengulangi perbuatannya itu lagi.

8

(6)

Quran dan as-Sunnah, yang merupakan nash-nash Ilahiah, maka manusia adalah pihak yang mendapatkan arahan (mukhathah) dari nash-nash tersebut. Manusia berupaya mengusahakan terlaksananya nash-nash tersebut.

ö

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf 96)

Islam memperbolehkan manusia mengkonsumsi rezeki yang halal dan tidak memperbolehkan berlebih-lebihan dalam beragama seperti mengharamkan pernikahan dan mengharamkan memakan daging yang halal seperti agama Manuwiyah, agama Barmaniah, dan pendeta-pendeta agama Nasrani.

$

p

κ

š

r

'

¯

t

ƒ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (Q.S. Al-Maidah 87 – 88)

Ekonomi Islam adalah Ekonomi Pertengahan

Di antara nilai-nilai pokok dalam Islam adalah nilai pertengahan. Islam menyeimbangkan antara dunia dan akherat, antara individu dan masyarakat, akal dan hati, realita dan idealita, modal dan aktivitas, produksi dan konsumsi dan sebagainya. Keseimbangan Islam menyangkut berbagai bidang9.

Pertama, keseimbangan dalam masalah harta.

Islam memandang bahwa harta adalah kebaikan, perhiasan hidup dan pilar kehidupan bagi manusia. Namun, Islam pun memandang harta sebagai firnah dan ujian bagi pribadi dan masyarakat. Oleh karena itu, kelebihan maupun kekurangan harta tidak menjadi indikator bagi mulia tidaknya seseorang dalam Islam.

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al-Kahfi 46)

(

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. Al-Anfal 28)

9

(7)

Kedua, keseimbangan dalam kepemilikan dalam Islam.

Sesungguhnya Islam menempatkan aturan mengenai kepemilikan pada keseimbangan, tidak mengagungkan individual seperti kapitalisme dan juga tidak mematikan potensi individu melalui kepemilikan kolektif yang diwakili oleh negara sebagaimana dalam sistem komunis.

$

y

γ

ƒ

r

'

¯

t

ƒ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu….”(Q.S. An-Nisa 29)

Rasulullah SAW bersabda, “Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal: rumput, air dan api.”10

Kesempurnaan Islam

Sebagai sebuah paket yang sempurna itulah, Islam sudah cukup sebagai pedoman manusia dalam menjalani hidup ini sehingga dapat meraih tujuannya yaitu meraih ridha Allah dan mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. Sedangkan berbagai isme, cara pandang dan dien (petunjuk) lainnya tidaklah sebanding dengan kesempurnaan Islam dalam memberikan arah (guidance) bagi manusia. Allah SWT berfirman

“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci” (Ash-Shaff 9)

Itulah kemudian, setiap manusia muslim harus menjalankan prinsip dan praktik ekonomi Islam sebagai suatu bagian yang built in dalam sistem Islam yang sempurna. Jika hal ini dilakukan maka kaum muslimin akan menjadi model representatif dari kehendak-kehendak Allah SWT untuk menebar bunga hidayah dan rahmat bagi seluruh umat manusia, menciptakan taman kehidupan yang seimbang dimana setiap orang menemukan keamanan yang diciptakan oleh keadilan dan kenyamanan syang diciptakan oleh kemakmuran, dimana setiap orang merasakan kemudahan yang diciptakan ilmu pengetahuan dan harapan serta optimisme yang dilahirkan agama. Proyek peradaban ini bertujuan menciptakan taman kehidupan dimana bunga-bunga kebaikan, kebenaran, dan keindahan tumbuh bersemi. Dan taman itulah yang kelak menjadi saksi kemanusiaan dalam sejarah11

y

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan12 agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (Q.S. Al-Baqarah 143).

10

H.R. Abu Daud dalam bab jual beli dan sewa menyewa, dengan redaksi “Orang-orang muslim berserikat…” (3477) dari salah seorang Muhajirin sahabat nabi ia berkata: “Aku berperang bersama Rasulullah َﻢﱠﻠَﺳَوِﻪْﻴَﻠَﻋُﷲاﻰﱠﻠَﺻ …”

11

Anis Matta. Proyek Peradaban Kita dalam Menikmati Demokrasi. 2002. Jakarta: Pustaka Saksi. hlm. 8 12

(8)

ÉΟó¡Î0

«

!$# Ç⎯≈uΗ÷q§9$# ÉΟŠÏm§9$#

BAB II

Kejatuhan Kapitalisme?13

Pendahuluan

Keruntuhan Tembok Berlin tahun 1989, menjadi satu penanda (milestone) penting dalam sejarah dunia kontemporer. Peristiwa ini dianggap sebagai lambang dari kemenangan kapitalisme14 terhadap komunisme15. Tampak di permukaan penyebabnya adalah Mikail Gorbachev yang gagal dengan eksperimen glasnots16 dan perestroika17, namun komunisme Uni Sovyet sebenarnya menyimpan kelemahan sistemik yang memuncak pada tragedi itu. Sistem yang mengatur seluruh bentuk aktivitas ekonomi masyarakat melalui negara itu ternyata gagal dalam membuat efisiensi perekonomian, yang justru menjadi salah satu sendi dari sistem ekonomi kapitalisme. Sebagai sebuah gambaran, kekuasaan yang begitu besar bagi pejabat Uni Sovyet memberikan ruang yang sangat terbuka untuk perilaku korupsi. Akhirnya “bom waktu” itu meledak melampaui batas yang bisa ditanggung Sovyet, pada akhirnya glasnots dan perestroika-nya Gorbachev hanyalah “sumbu peledaknya”. Francis Fukuyama mengatakan bahwa peristiwa itu pula menjadi tanda bahwa kapitalisme adalah sistem terunggul yang menjadi pemenang akhir dari pergulatan seluruh sistem yang mengatur hidup manusia dan itulah akhir dari sejarah, seperti yang diungkapkannya dalam buku, “The Last Man and The End of History.”

Studi Kasus:

Catatan Pinggir 5 berjudul “1999”

1) Apa bukti-bukti “Kejatuhan Kapitalisme”? 2) Apa sebab “Kejatuhan Kapitalisme”?

Pemikiran Kritis

Tapi apakah benar sejarah telah berakhir dan berujung pada kemenangan kapitalisme yang menjadi sistem akhir yang menjadi puncak dari tata kehidupan manusia seperti tesis Fukyama? Kita tidak pernah bisa menyangkal buah-buah peradaban Barat yang melahirkan kemajuan pengetahuan dan teknologi dengan berbagai turunannya, peningkatan standar kehidupan yang terbentuk dalam tata-susunan ekonomi mereka, berbagai ekspresi seni-budaya yang dibangun sejak Rennainsance sampai post-modernisme serta segala bentuk macam ekspresi keunggulan kehidupan manusia hari ini dibanding katakanlah, kehidupan manusia seribu tahun yang lalu. Namun, pertanyaan paling mengemuka sampai dengan saat ini bagi kapitalisme adalah: apakah memang semua orang yang ada

13 Disampaikan pada kuliah seri kedua dalam mata kuliah “Pengantar dan Sejarah Ekonomi Islam” Kajian Akademik ISEG Unpad Semester Ganjil 2006 – 2007

14 Untuk menyederhanakan pembahasan, kapitalisme disini juga ditujukan pada bentuk atau penamaan yang serupa dengannya seperti ideologi pasar bebas (free-market), liberalisme, dan neo-liberalisme dengan segala bentuk derivasinya. Dalam kuliah-kuliah berikutnya, akan diperlihatkan pembahasan mengenai perbedaan dan asal muasal masing-masing istilah secara empirik dan etimologis dengan lebih detail.

15 Komunisme disini juga sementara diserupakan dengan sosialisme, Marxisme, Leninisme dengan segala bentuk dan turunannya.

16

Arti glasnots secara sederhana adalah keterbukaan. 17

(9)

dalam sistem kapitalisme ini sudah merasakan seluruh keunggulan tersebut? Ataukah ternyata, segala “bentuk ekspresi keunggulan” ini hanya dirasakan oleh “segelintir orang” di sebuah “petak belahan bumi” yang kita namakan Eropa dan Amerika Utara? Data-data dibawah ini yang dikumpulkan oleh Anup Shah dari Global Issues bisa membuka horison kita mengenai kapitalisme.

1. Setengah dari penduduk dunia (sekitar tiga miliar orang) hidup dengan uang di bawah $2 atau sekitar Rp 18.000 sehari.18

2. GDP (Gross Domestic Product) atau Pendapatan Domestik Bruto dari 48 negara termiskin di dunia (kira-kira seperempat jumlah negara di dunia) tidak lebih sejahtera dari tiga negara terkaya di dunia.19

3. Hampir satu miliar orang memasuki abad 21 tanpa bisa membaca atau menandatangai nama mereka sendiri.20

18 Perhitungan didasarkan pada

Purchasing Power Parity (PPP) atau Paritas Daya Beli, yang didasarkan pada harga-harga yang cenderung untuk tetap pada nilai tukar bebas dan oleh karena itu orang-orang dapat membeli dengan jumlah barang dan jasa yang sama di berbagai negara, maka perhitungan PPP didasarkan pada kemampuan satu dollar untuk dibelanjakan di berbagai negara. Sebagai contoh, jika seorang miskin di sebuah negara miskin hidup dengan satu dollar per hari pindah ke Amerika Serikat tanpa ada perubahan pada pendapatan mereka, mereka akan tetap hidup dengan $1 per hari. Sebagai tambahan referensi bisa dilihat:

• Ignacio Ramonet, The Politics of Hunger, Le Monde Diplomatique, November 1998

• The 9th International Anti-Corruption Conference, dengan sambutan kunci dari James Wolfensohn (Presiden International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) atau lebih dikenal dengan nama World Bank/Bank Dunia), Agustus 2000

March Recognizes the Billions Living on Less than Two Dollars a Day, EarthTimes.org, October 24, 2000 • The Poverty Lines: Population Living with Less than 2 Dollars and less than 1 Dollar a Day dari PovertyMap.net

yang menyediakan dua peta yang menunjukkan konsentrasi populasi yang hidup di bawah 1 atau 2 dolar per hari diseluruh dunia.

Juga perlu dicatat beberapa hal dibawah ini, sebagaimana yang telah disebutkan oleh World Bank, dipertanyakan dan dikritik oleh berbagai pihak

• World Bank telah dikritik karena menggunakan definisi kemiskinan adalah hidup di bawah $1 per hari (yang mereka katakan berjumlah sekitar 1,3 miliar orang). Gambaran itu dan tentang pemilihan definisi itu dikritik oleh banyak kalangan, salah satunya adalah dari Universitas Ottawa Kanada yaitu Profesor Michel Chossudovsky • Sebagai tambahan juga perlu dicatat bahwa Amerika Serikat misalnya, menyatakan batas kemiskinan adalah $11

per hari. Karena, menurut mereka, batasan satu dolar tidak manusiawi.

• Di sisi yang lain, Morgan Spurlock, nominator Oscar untuk film dokumenter Super Size Me dimana dia melakukan percobaan pada dirinya sendiri dengan hanya memakan burger selama 30 hari hanya untuk melihat efeknya, memproduksi sebuah film dokumenter lain yang memfilmkan kehidupannya selama 30 hari hanya dengan upah minimum $5.15 per jam.

• Kritik yang lebih mendasar dari itu misalnya adalah kritik dari Columbia University, dalam laporan yang berjudul “How not to Count the Poor”. Laporan ini menggambarkan bahwa cacat definisi dari kemiskinan, pengukuran yang tidak akurat dari paritas daya beli, dan tingkat presisi yang lemah sebagai tiga titik lemah yang akan mengarahkan pada “penyederhanaan yang luas dari masalah kemiskinan global dan ketidaktepatan infomasi dan fakta. Hal ini membuat seolah-olah Bank Dunia dapat mengatakan bahwa “dunia baik-baik saja” dalam rangka strategi pengurangan kemiskinan, dan memberikan penghargaan “sukses” pada desain dan implementasi dari kebijakan yang “baik” dan “lebih baik” yang sudah Bank Dunia lakukan.

Tidak hanya itu, bahkan statistik di atas juga diperkuat oleh pernyataan beberapa orang terkemuka di dunia:

• New York Times dalam satu quote of day selection untuk 18 Juli 2001 menyatakan: “Dunia yang dimana setengahnya menikmati kenyamanan dan kemelimpahan, sementara setengah ras manusia yang lain hidup dengan hanya $2 per hari, sangat tidak stabil.” (George Walker Bush)

• Lihat juga James Wolfensohn dalam The Other Crisis World Bank menyatakan, “Hari ini, di seluruh dunia, 1,3 miliar orang hidup dengan dibawah $1 per hari, 3 miliar dengan dibawah $2 per hari, 1,3 miliar orang kesulitan air bersih, 3 miliar orang kekurangan sanitasi yang memadai, 2 miliar orang tidak menikmati listrik.”

• Koffi Anan, Sekjen PBB 2001 – 2006, dalam pidato pada Hari Internasional untuk Perang melawan Kemiskinan pada 17 Oktober 2000 menyatakan, “Hampir setengah dari populasi dunia hidup dengan dibawah $2 per hari, bahkan ini belum termasuk penindasan manusia, ketidakberdayaan dan kekuasaan yang brutal yang menjadi keseharian kaum miskin.”

19

Ignacio Ramonet, The Politics of Hunger, Le Monde Diplomatique, November 1998 20

(10)

4. Kurang dari satu persen yang dunia habiskan untuk senjata cukup untuk membiayai sekolah setiap anak sampai tahun 2000.21

5. 51 persen lembaga terkaya di dunia adalah perusahaan.22

6. Negara terkaya di dunia adalah negara yang sekaligus juga mempunyai jarak terlebar antara si kaya dan miskin.23

7. Semakin miskin suatu negara, maka pembayaran utangnya diambil dari orang-orang yang tidak pernah menerima uang itu sama sekali.24

8. 20% dari populasi di negara maju, mengkonsumsi 86% dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan di seluruh dunia.25

9. Lima teratas orang terkaya di dunia menikmati 82% peningkatan ekspor dan 68% investasi langsung luar negeri (foreign direct invesment) untuk negara berkembang tidak sampai 1 persennya26.

10. Pada tahun 1960, 20% orang di negara-negara terkaya mempunyai 30 kali pendapatan dibanding dengan 20% penduduk termiskin — namun pada 1997, perbandingannya menjadi 74 kali lipat27.

11. Sebuah analisis tren jangka panjang menunjukkan bahwa jarak antara negara kaya dan miskin adalah28:

o 3 banding 1 pada tahun 1820 o 11 banding 1 pada tahun 1913 o 35 banding 1 pada tahun 1950 o 44 banding 1 pada tahun 1973 o 72 banding 1 pada tahun 1992

12. “Hidup 1,7 miliar anak memprihatinkan di tahun 2000 karena pemerintah gagal mengurangi angka kemiskinan.”29

13. Negara miskin kini menghabiskan $13 pada utang untuk setiap $1 bantuan yang mereka terima.30

14. Beberapa ratus miliarder sekarang mempunyai kekayaan yang serupa dengan 2,5 miliar penduduk termiskin di dunia.31

15. “48 negara termiskin di dunia mencatat 0,4% dari ekpor global.”32

16. “Kombinasi kekayaan 200 orang terkaya di dunia mencapai $1 trillion (hampir sama dengan Rp 10.000 triliun) pada 1999; kombinasi pendapatan 582 juta orang yang hidup pada 43 negara paling miskin adalah $146 miliar (sekitar Rp 1.460 triliun).”33

17. “Dari seluruh kegagalan hak asasi manusia hari ini, sebagian besar masalah ekonomi dan sosialnya paling mempengaruhi jumlah terbesar dan paling tersebar di sleuruh dunia.”34 18. “Sekitar 790 juta orang di negara berkembang masih dalam kekurangan makanan yang layak

dan hampir dua pertiga tinggal di Asia dan Pasifik.”35

21

State of the World, Issue 287 – Februari 1997, New Internationalist 22

Lihat:

Holding Transnationals Accountable, IPS, Agustus 11, 1998

Top 200: The Rise of Corporate Global Power oleh Sarah Anderson dan John Cavanagh, Institute for Policy Studies, November 2000

23

The Corporate Planet, Corporate Watch, 1997 24

Debt – The Facts, Penerbitan 312 – Mei 1999, New Internationalist 25

1998 Human Development Report, United Nations Development Programme 26

1999 Human Development Report, United Nations Development Programme 27 Ibid

28 Ibid 29

Missing the Target; The Price of Empty Promises, Oxfam, Juni 2000 30

Global Development Finance, World Bank, 1999 31

Economics Forever; Building Sustainability into Economic Policy, PANOS Briefing 38, Maret 2000 32

Human Development Report 2000, halaman 82, United Nations Development Programme 33

Ibid, halaman 82 34

(11)

19. Menurut UNICEF, 30.000 anak-anak meninggal setiap hari karena kemiskinan. Dan mereka “meninggal dalam sunyi di desa-desa termiskin, far removed from the perhatian dan kesadaran dunia. Pasrah dan lemah dalam hidup membuat sekarat massal lebih tidak terlihat dibanding kematian” sama dengan 210.000 anak-anak setiap minggu atau hampir 11 juta anak-anak di bawah lima tahun setiap tahunnya.36

20. Untuk pertumbuhan ekonomi dan hampir seluruh indikator perekonomian, dalam 20 tahun terakhir (periode globalisasi 1980 – 2000) telah menunjukkan penurunan yang sangat jelas dalam perkembangan dengan periode sebelumnya, yaitu antara 1960 – 1980. Dalam setiap indikator, semua negara dibagi dalam 5 kelompok yang sama, sesuai dengan pada level pencapaian negara itu pada periode 1960 atau 1980. Berikut ini adalah temuannya37:

o Pertumbuhan: Kejatuhan tingkat pertumbuhan ekonomi terjadi pada seluruh

kelompok negara.

o Tingkat harapan hidup: Perkembangan tingkat harapan hidup juga menurun di 4 dari

5 kelompok negara, dengan perkecualian kelompok negara-negara terkaya (tingkat harapan hidup 69 – 76 tahun).

o Kematian bayi dan anak: Perkembangan usaha penurunan kematian bayi dan anak

juga menurun selama periode globalisasi dibandingkan dua dekade yang lalu.

o Pendidikan dan tingkat melek huruf: Perkembangan pendidikan juga menurun selama

globalisasi.

21. “Sekarang ini, di seluruh dunia, 1,3 miliar orang hidup dengan uang kurang dari $1 per hari; 3 miliar hidup dengan $2 per hari; 1.3 miliar orang tidak punya akses kepada air bersih; 3 miliar tidak memiliki sanitasi yang memadai; 2 miliar tidak punya akses listrik.” 38

22. 50 orang terkaya di Eropa dan Amerika Utara mempunyai penghasilan yang sama dengan 2,7 miliar miskin di dunia. “Potongan kue yang diambil oleh 1% orang sama dengan 57% orang paling miskin.”39

23. 497 orang terkaya di dunia pada tahun 2001 tercatat memiliki kekayaan $1.54 trillion (Rp 15.400 triliun), melebihi kombinasi Pendapatan Nasional Bruto selurh negara sub-sahara ($929.3 billion atau Rp 9.293 triliun) atau negara-negara kaya minyak di Timur Tengah dan Afrika Utara ($1.34 trillion atau Rp 13.400 triliun). Ini juga lebih besar dari kombinasi pendapatan setengah dari seluruh manusia miskin di dunia.40

24. Kira-kira 12 persen populasi dunia menggunakan 85 persen air, dan 12 persen ini tidak hidup di dunia ketiga41.

25. Coba perhatikan pengeluaran dan konsumsi global berikut ini42:

35

World Resources Institute, Pilot Analysis of Global Ecosystems, February 2001, (dalam bagian Food Feed and Fiber). Perlu dicatat bahwa walaupun tingkat produksi pangan meningkat , namun tetap kelaparan terjadi dimana-mana

36

Lihat catatan berikut ini:

Progresss of Nations 2000, UNICEF, 2000

• Robert E. Black, Saul S. Morris, Jennifer Brycce, Where and Why are 10 Million Children Dying Every Year? The Lancet, Volume 361, Nomor 9376, 28 Juni 2003. (Catatan: lihat artikel yang mengatakan 10 juta, ada makalah yang menyatakan 10,8 juta)

State of the World’s Children, 2005. UNICEF (situs ini mengatakan jumlahnya 10,6 juta pada tahun 2003) 37

The Scorecard on Globalization 1980 – 2000: Twenty Years of Diminished Progress, oleh Mark Weisbrot, Dean Baker, Egor Kraev dan Judy Chen, Center for Economics Policy and Research, August 2001

38 James Wolfenson,

The Other Crisis, World Bank, October 1998, diambil dari The Reality of Aid 2000, (Earthscan Publications, 2000), halaman 10

39 Larry Elliott,

A Cure Worse than the Disease, The Guardian, January 21, 2002 40

John Cavanagh dan Sarah Anderson, World’s Billionaires Take a Hit, But Still Soar, The Institute for Policy Studies, March 6, 2002

41

Maude Barlow, Water as Commodity – The Wrong Prescription, The Institute for Food and Development Policy, Backgrounder, Summer 2001, Volume 7 Nomor 3

42

(12)

Prioritas Global $U.S. Billions

Kosmetik di Amerika Serikat 8

Es krim di Eropa 11

Parfum di Eropa dan Amerika Serikat 12

Makanan hewan di Eropa dan Amerika Serikat 17

Perjamuan bisnis di Jepang 35

Rokok di Eropa 50

Minuman beralkohol di Eropa 105

Obat-obatan narkotika di seluruh dunia 400

Belanja militer di seluruh dunia 780

26. Dan bandingkan dengan biaya tambahan untuk mencapai akses universal dalam penyediaan pelayanan sosial dasar dalam negara berkembang43:

Prioritas Global $U.S. Billions

Pendidikan Dasar bagi semua 6

Air dan sanitasi untuk semua 9

Kesehatan reproduksi bagi semua wanita 12

Kesehatan dasar dan nutrisi 13

Jumlah anak-anak di seluruh dunia adalah 2,2 miliar dengan jumlah anak-anak miskin sebanyak 1 miliar orang. Untuk 1,9 miliar anak dari negara-negara berkembang, diantaranya

o 640 juta tanpa air yang mencukupi (1 berbanding 3) o 400 juta tanpa air yang aman (1 berbanding 5) o 270 juta tanpa pelayanan kesehatan (1 berbanding 7)

Jumlah anak-anak di seluruh dunia adalah 121 juta yang menikmati pendidikan

o 10,6 juta meninggal tahun 2003 sebelum mereka berumur 5 tahun (sama dengan

populasi anak-anak di Prancis, Jerman, Yunani dan Italia)

o 1,4 juta meninggal setiap tahun karena kekurangan air minum yang aman dan sanitasi

yang mencukupi

Kondisi kesehatan anak-anak di seluruh dunia

o 2,2 juta anak-anak meninggal setiap tahun karena mereka tidak diimunisasi

43

(13)

o 15 juta anak-anak yatimkarena HIV/AIDS (sama dengan jumlah anak di Jerman atau

Amerika Serikat)

27. Total kekayaan 8,3 juta orang terkaya di seluruh dunia meningkat 8,2 persen menjadi $30,8 trillion pada tahun 2004, memberi mereka kendali atas seperempat dari total aset keuangan dunia. Dengan kata lain, sekitar 0,13% dari populasi dunia dikendalikan oleh 25% aset dunia pada tahun 2004.44

Telaah Teoritis

Menurut Prof. Jerry Z. Muller, kapitalisme adalah sistem sosial dimana produksi dan distribusi barang dan jasa dilakukan melalui mekanisme pasar, berdasarkan kepemilikan pribadi dan pertukaran secara bebas antara masing-masing individu (Syaiful Rahman; 2006). Dalam sejarah, kapitalisme muncul dengan banyak wajah, namun secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga.

Pertama, free market mechanism atau mekanisme pasar bebas atau liberalisasi. Kebanyakan negara di dunia sekarang ini menjalankan sistem ekonomi ini seperti Amerika Serikat, Kanada, Rusia, negara-negara Asia seperti Jepang, Korea, Afrika, Amerika Latin dan bahkan Indonesia. Kebanyakan penentang kapitalisme menyamakan kapitalisme dengan pasar bebas, walaupun sebenarnya antara kedua hal tersebut memang sedikit berbeda. Pasar bebas adalah hanya salah satu dari jenis kapitalisme, namun karena pasar bebas adalah gagasan inti Adam Smith (bapak moyangnya kapitalisme) dan juga sistem ini pula yang banyak menciptakan jurang kemiskinan di negara-negara berkembang maka wajah inilah yang paling banyak dicap sebagai “kapitalisme yang sebenarnya”.

Kedua, ekonomi Keynesian, yang diciptakan oleh John M. Keynes, ekonom Cambridge yang merombak cara berpikir kapitalisme dan memperkenalkan makroekonomi yaitu kapitalisme dengan campur tangan pemerintah yang cukup dominan untuk mengatasi kondisi-kondisi luar biasa seperti Depresi Besar. Kebijakan pemerintah Amerika Serikat semasa Franklin Delano Rooselvelt pada zaman Malaise adalah contoh ekonomi Keynesian. Dengan program pembangunan Hoover Dam dan proyek New Deal, Rooselvelt menstimulasi ekonomi dengan multiplier effect di sisi permintaan sehingga ekonomi kembali bergerak dan secara dramatis mengurangi angka pengangguran di Amerika Serikat pada waktu itu.

Ketiga, ekonomi kapitalisme dengan wajah kesejahteraan atau Welfare Economics. Sistem ekonomi ini tetap menggunakan pasar sebagai medium aktivitas ekonominya, namun negara menjamin hak-hak dasar masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, pangan dan sistem jaminan sosial yang menjamin bahwa warga negara paling miskin sekalipun (asal tidak pernah melanggar hukum) dapat bertahan hidup. Sistem model ini dapat kita temukan di negara-negara Skandinavia (Norwegia, Swedia, Denmark), Jerman, Prancis dan negara-negara Eropa daratan lainnya. Menariknya, istilah kapitalisme tidak pernah diciptakan Adam Smith, yang menciptakan istilah ini justru Karl Marx (Skousen; 2006), penentang paling sengit dari model kebebasan individu ala Adam Smith. Namun, sebagaimana Dialektika Hegelian menyatakan “sebuah tesis justru akan lebih kuat setelah diuji dengan antitesis“. Niat Marx untuk meruntuhkan kapitalisme justru membuat fondasi kapitalisme semakin dalam dan kukuh sehingga menjadi sebuah sintesis yang menjadi akhir sejarah manusia (Fukuyama; 1992).

Setelah 300 tahun diuji dengan berbagai macam teori dan kondisi sampai sekarang ekonomi klasik Adam Smith tetap hidup dan dipelajari di seluruh dunia. Mark Skousen mencatat beberapa intelektual dan filsuf terkemuka pernah mencoba menggoyang dominasi Smithian, seperti Thomas Robert Malthus yang pesimis dengan teori demografinya, John Stuart Mill beserta kaum sosialis, si gila Marx yang menjerumuskan ekonomi ke abad kegelapan, pemberontakan John Maynard Keynes serta

44

(14)

“pengikutnya seperti yang kemudian tobat” seperti Paul Samuelson dan Nicholas Mankiw. Namun, akhirnya bendera ekonomi kapitalisme klasik kembali berkibar gagah di bawah komandan baru, Milton Friedmann, sang pendiri aliran monetaris. Jadi, kemenangan ekonomi pasar sudah menjelajahi semua pikiran Barat dari Cambridge sampai Chicago. Dalam level praksis WTO, IMF dan World Bank pun tetap mendasarkan seluruh praktiknya kepada kapitalisme pasar bebas. Jadi, apa alasan kita untuk menentang kapitalisme lagi seperti yang kita pertanyakan di edisi lalu?

Pada zaman kontemporer, sebenarnya teori tentang kejatuhan kapitalisme sebenarnya telah banyak dikemukakan oleh para teoritisi baik teoritisi ekonomi Islam maupun konvensional. Para ekonom ekonomi Islam seperti Umer Chapra, Taqiuddin An-Nabhany, Yusuf Qardhawy, Abdul Mannan dan lainnya sangat gigih menentang kapitalisme. Di sisi lain, Sri Edi-Swasono menulis dalam “Ekonomi dan Dehumanisasi?” bahwa ide pasar-bebas sudah berakhir (the end of laissez faire) sebagaimana dikemukakan oleh Keynes (1936), Polanyi (1944), Myrdall (1960 – 1970) dan Kuttner (1990 – 2005). Tentangan terhadap ilmu ekonomi mainstream juga dilanjutkan dengan: What’s Wrong with Economics (Ward, 1972), Is Economics Relevant? (Heilbroner, 1971), The Death of Economics (Ormerod, 1994), Debunking Economics (Keen, 2001), The Moral Dimensions, Towards A New Economics (Etzioni, 1988), dan Economic Democracy: The Political Struggle of The 21th Century (JW Smith, 2000).

Menurut Swasono, “ilmu ekonomi seolah-olah hanya merupakan ilmu menciptakan pertumbuhan ekonomi.” Pada gilirannya, niat untuk membuat ekonomi bertumbuh menyebabkan eksploitasi buruh dan menyebabkan ekonomi menjadi tanpa nilai-nilai moral, yang disebut Swasono sebagai “Dehumanisasi Ekonomi”. Padahal Adam Smith sendiri menulis The Theory of Moral Sentiments (1759) yang memuliakan nilai-nilai moral dan kemanusiaan sebelum dia menulis magnum opus-nya An Inquiry into the Nature and Causes of Wealth of Nations (1776). Dalam karya ini, kata keramat bagi kaum kapitalisme yaitu “tangan gaib” bahkan hanya muncul satu kali. Dua setengah abad menunggu, tidak ada “tangan gaib” yang diidamkan Smith muncul mengatur ekonomi dengan sendirinya (self regulating). Bahkan, lanjut Swasono, dalam “globalisasi rakus” ini, “tangan gaib” malah menjadi “tangan gagal” atau “tangan kotor”. Secara satiris, Amartya Sen (peraih Nobel 1998) menceritakan sebuah kegagalan si “tangan gaib” dalam musibah kelaparan di Gujarat sebagai lelucon intelektual yang sangat memalukan. Pada saat musibah itu terjadi, Gubernur Bombay melarang pengiriman bantuan pangan ke lokasi kelaparan, katanya biarlah mekanisme pasar menyelesaikannya sendiri sesuai yang ia baca dari buku Adam Smith tentang beroperasinya an invisble hand. Akibat tidak dikirimnya bantuan itu, bisa diduga tentu saja orang-orang yang kelaparan itu mati (Sen, 1982) dan kemiskinan memang “berkurang”. Kita harus mengakui keterbatasan pasar dan tidak bisa mengabaikan “kegagalan inheren pasar.” Bahkan George Soros45 juga mengkritik kegagalan kapitalisme di pasar uang dalam pidatonya di depan Kongres Amerika Serikat.46 Soros juga menulis sebuah buku yang berjudul Open Society: Reforming Global Capitalism yang memuat otokritik terhadap kapitalisme. Hal ini menarik, karena kritik terhadap kapitalisme justru dilakukan oleh orang yang selama ini justru dikenal sebagai “kapitalis sejati.”47

45 George Soros adalah seorang Yahudi yang lahir di Budapest, Hongaria pada 12 Agustus 1930 dengan nama György Schwartz. Dia dikenal sebagai pelaku spekulasi pasar uang yang kontroversial “who broke Bank of England 1992” dan menyebabkan kejatuhan mata uang poundsterling. Namanya mulai dikenal di Indonesia ketika Mahatir Mohammad menuduhnya sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap krisis ekonomi Asia tahun 1997 – 1998. Berguru pada Karl Popper di London School of Economics yang prestisius itu, ia membangun filsafatnya sendiri dalam menggumuli kehidupan pasar uang dan kehidupan pribadinya yang dipandu oleh dua kata kunci: refleksivitas dan falibilitas.

46

Goenawan Mohammad. Catatan Pinggir 5. 2003. Jakarta: Penerbit Grafiti. 47

(15)

Praktik Kapitalisme

Pada praktiknya sebenarnya perilaku kapitalisme tidak hanya ada dalam lapangan ekonomi saja, namun juga sebenarnya ada dalam seluruh sendi kehidupan, sehingga pada satu sisi kapitalisme menjadi seperti agama dengan tuhannya adalah uang. Ia tampak dalam bidang politik, sosial, budaya, pendidikan bahkan menembus bidang-bidang yang sangat sublim seperti alam pemikiran dan jiwa manusia. Paham politik yang menjadi pasangan kapitalisme adalah demokrasi. Kalau dalam demokrasi kita kenal “daulat rakyat”, maka kapitalisme mengenal “daulat konsumen”. Kalau kapitalisme mengenal “modal” maka demokrasi bicara mengenai “suara”. Walaupun kapitalisme tidak harus selalu membutuhkan wadah demokrasi untuk berkembang, kapitalisme akan “berkembang biak” lebih baik dengan diberlakukannya sistem demokrasi. Oleh karena itulah, sangat wajar jika kampiun kapitalisme dunia hari ini, Amerika Serikat dan komprador-kompradornya48 mengkampanyekan pasar bebas dan demokrasi menuju tata global yang lebih baik. Dalam bidang pendidikan, kapitalisme masuk lewat isu privatisasi pendidikan dengan akan diberlakukannya Badan Hukum Perguruan Tinggi sebagai bentuk pencabutan subsidi perguruan tinggi oleh pemerintah. Padahal, pendidikan adalah hak setiap warga negara yang ditegaskan lewat Undang Undang Dasar.49 Artinya negara wajib untuk menyediakan seluruh fasilitas pendidikan namun tidak berhak mengatur apa yang harus diajarkan. Apalagi jika kita perhatikan riwayat negara-negara maju, faktor pendidikan memegang peranan penting dan sangat erat sekali kaitannya dengan kualitas manusianya. Dua negara yang sangat maju kualitas SDM-nya seperti Iran dan Jerman, membebaskan biaya pendidikannya dari TK sampai dengan S-3.50 Irlandia yang mempunyai indeks manusia tertinggi di Eropa tahun 2006 ini juga memulainya dengan menanggung seluruh biaya pendidikannya. Sementara negara-negara berkembang yang dipaksa oleh IMF dan Bank Dunia untuk mengurangi semua subsidinya, termasuk dalma pendidikan dan kesehatan, semakin dalam terperosok ke dalam rendahnya kualitas manusia. 51Dalam bidang alam pikiran dan manusia, bahkan legitimasi kapitalisme dibangun lebih lama lagi lewat pemikiran seorang sosiolog bernama Max Weber dalam The Protestan Ethic and The Spirit of

Capitalism52 yang menunjukkan bahwa kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Barat hari ini dicapai

lewat spirit kerja keras yang dilandasi oleh etika Protestan dan spirit kapitalisme.53

Kesimpulan

Pendek kata, kapitalisme sudah hidup dan berkembang di seluruh sektor kehidupan kita dan sebagian besar orang mengalami dampak buruk yang dirasakan baik langsung maupun tidak langsung. Dan dampak buruk yang kita rasakan seperti kemiskinan, ketidakadilan, kesusahan dan pelanggaran pada hak-hak yang paling asasi pada dasarnya tidak pernah memberikan kesempatan bagi kita untuk memilih. Kapitalisme sudah menguasai kehidupan kita, tanpa kita sempat menanyakan pada diri kita dan untuk mengatakan tidak pada kapitalisme.

Keuntungan dunia baru kini Pemimpin industri besar

Katanya memiliki visi dan mulia tapi kejam kepadaku

Mereka menjanjikan dunia

48 Komprador bermakna negara boneka atau negara yang pemimpinnya dikendalikan oleh negara besar yang menjadi negara induknya

49 Lihat Pasal 31 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 50

Chandra Natadipurba. Aufklarung Edisi 1BHPMN So What Gitu Loh. 2005. Bandung: Departemen Kajian dan Keilmuan BEM FE Unpad 2005 – 2006.

51

Dalam hal ini, Indonesia menjadi contoh yang sangat baik. Semakin tahun ke tahun, Human Development Index (HDI) Indonesia semakin menurun dari tahun ke tahun, seiring dengan komersialisasi pendidikan yang diterapkan di Indonesia 52

Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul yang sama oleh Penerbit Obor 53

(16)

dimana setiap orang menjadi kaya, pintar dan muda Namun, seandainya pun aku hidup untuk merasakannya Bagiku itu sudah sangat terlambat

(17)

É

Ο

ó

¡

Î

0

«

!

$

#

Ç

⎯≈

u

Η

÷

q

§

9

$

#

É

ΟŠ

Ï

m

§

9

$

#

BAB III

Islam dan Sekularisme54

Tulisan ini membahas Islam dan Sekularisme dalam lima bagian:

• Latar Belakang Sejarah Kristen Barat

• Kristen Barat Masa Kini

• Sekular – Sekularisasi – Sekularisme

• Islam: Konsep Agama serta Dasar Etika dan Moralitas

Latar Belakang Kristen Barat Masa Kini

Kaitan antara kapitalisme dan Kristen Barat salah satunya dapat dilihat dalam buku The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism yang ditulis oleh Max Weber.

Auguste Comte, seorang filsuf-sosiolog Prancis menyatakan bahwa dia melihat “adanya kebangunan ilmu dan kejatuhan agama” di Eropa dan Kristen Barat pada umumnya. Fiedrich Nietzche, filsuf-penyair Jerman melalui novel filsafatnya Zarathustra menyatakan bahwa “Tuhan telah mati”. Sigmund Freud, pendiri aliran psikoanalisis menulis sebuah buku yang dianggap serangan terbesar terhadap theisme Barat, yaitu “The Future of An Illusion”.

Menurut Karl Marx, sejarah modern mirip seperti psikologi perkembangan manusia. Mula-mula manusia masih kecil yang percaya dengan banyak dogma dan takhyul mirip seperti manusia primitif, namun lama-lama kelamaan beranjak remaja dengan ilmu pengetahuan yang mulai membebaskannya dari dogma. Puncaknya adalah ketika manusia dan sejarah peradaban pada titik tidak percaya lagi pada sesuatu yang berbau dogma.

Studi Kasus:

Krisis multidimensional yang diselesaikan dengan moral

1) Mungkinkah politik yang kotor dimasuki oleh orang-orang masjid? 2) Mungkinkah agama mengatur kehidupan publik?

Sekarang kita tertinggal oleh Barat, seperti yang pernah kita diskusikan di materi “Kejatuhan Kapitalisme”,

Kita tidak pernah bisa menyangkal buah-buah peradaban Barat yang melahirkan kemajuan pengetahuan dan teknologi dengan berbagai turunannya, peningkatan standar kehidupan yang terbentuk dalam tata-susunan ekonomi mereka, berbagai ekspresi seni-budaya yang dibangun sejak

Rennainsance sampai post-modernisme serta segala bentuk macam ekspresi keunggulan kehidupan

manusia hari ini dibanding katakanlah, kehidupan manusia seribu tahun yang lalu.

(18)

Apakah kemudian kita harus mengejar Barat dengan cara mencontoh Barat dengan meninggalkan agamanya? Karena, seperti yang kita lihat di atas, Barat meninggalkan agamanya dan itu sebab mereka sukses55. Jadi, kalau kita ingin sukses seperti Barat kita harus meninggalkan agama kita?

Untuk menjawab ini, kita akan sedikit menggunakan metode uji hipotesis dalam Statistik56

Jika suatu peryataan benar dan kita menerimanya, maka sikap kita adalah sikap yang benar. Jika suatu peryataan salah dan kita menerimanya, maka sikap kita adalah sikap yang salah. Jika suatu peryataan benar dan kita menolaknya, maka sikap kita adalah sikap yang salah. Jika suatu peryataan salah dan kita menolaknya, maka sikap kita adalah sikap yang benar.

Misalnya:

• Jika kita mendengar seseorang berkata “bumi bulat” dan kita menerima pernyataan itu maka sikap kita adalah sikap yang benar.

• Jika kita mendengar seseorang berkata “ bumi datar” dan kita menerima pernyataan itu maka sikap kita adalah sikap yang salah.

• Jika kita mendengar seseorang berkata “bumi bulat” dan kita menolaknya pernyataan itu maka sikap kita adalah sikap yang salah.

• Jika kita mendengar seseorang berkata “bumi datar” dan kita menolak pernyataan itu maka sikap kita adalah sikap yang benar.

Kalau kita aplikasikan kepada bagaimana sikap Barat dan Islam dalam beragama, metode uji hipotesis tadi bisa kita gunakan untuk menjawab pertanyaan di atas. Mengapa Barat maju? Jawabannya adalah karena mereka meninggalkan agamanya! Bagaimana cara mereka meninggalkan agamanya? Melalui proses sekularisasi!

Alasan Barat meninggalkan agamanya karena mereka merasa bahwa dogma-dogma Kristen menghambat kemajuan mereka khususnya dalam ilmu pengetahuan dan kebebasan berpikir. Sebagai bukti, ketika gereja Kristen Barat begitu mendominasi kehidupan, Eropa mengalami Dark Ages (masa kegelapan).

Hal yang sebaliknya terjadi pada Islam, ketika masyarakat Islam semakin dekat Islam dengan Al-Quran dan As-Sunah, mereka semakin jaya. Sebagai bukti, masyarakat Islam mencapai puncak kejayaan pada masa Abbassiyah ketika mereka tiba pada puncak kejayaan Fiqh dan pengetahuan, pada masa imam-imam besar sepeti Bukhari, Hanafi, Syafii, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Khaldun dan sebagainya. Pada saat itulah, pilar-pilar kebudayaan tegak terpancang pada bangunan peradaban Islam yang besar.57

• Umat Islam maju jika mereka menjalankan agamanya, karena agamanya benar. • Umat Islam mundur jika mereka meninggalkan agamanya, karena agamanya benar • Umat Kristen maju jika mereka meninggalkan agamanya, karena agamanya salah.

• Umat Kristen mundur jika mereka menjalankan agamanya, karena agamanya salah.

55 Yang dimaksud sukses disini adalah secara duniawi. Sebab, sukses dalam pengertan Islam. Hal ini didasarkan pada ayat Quran sebagai berikut, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung (sukses). Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Q.S Ali Imran:185). Rasulullah bersabda, ”Dan sebaik-baik perkataan adalah kitabullah.” (Hadist Riwayat Muslim dari shahabat Jabir bin ’Abdillah)

56

Lihat Sudjana, Metode Statistik untuk Ekonomi dan Niaga. 1979. Bandung: Penerbit Tarsito 57

(19)

Jadi, keinginan sebagian umat Islam yang ingin mensekulerkan Islam sama sekali tidak punya alasan sejarah dan merupakan “fallacy logic.”58

Sekuler, Sekularisasi dan Sekularisme

Sekuler

Sekular berasal dari kata Saeculum yang mempunyai arti dengan dua konotasi waktu dan lokasi: waktu menunjukkan pengertian “sekarang” atau “kini” dan lokasi menunjuk pada pengertian “dunia” atau “duniawi”.59

Sekularisasi

Pengertian sekularisasi menurut teolog Belanda, Cornelis van Peusen (mahaguru filsafat Universitas Leiden) adalah pembebasan manusia “pertama-tama dari agama dan kemudian dari metafisika60 yang mengatur nalar dan bahasanya.”

Sedangkan menurut Harvey Cox, teolog dari Harvard University,

Sekularisasi adalah terlepasnya dunia dari pengertian-pengertian religius dan religius-semu, terhalaunya semua pandangan dunia (worldview/weltanschaung) yang tertutup, terpatahkannya semua mitos supranatural dan lambang-lambang suci…”defatalisasi sejarah”, penemuan manusia akan kenyataan bahwa dia ditinggalkan dengan dunia di tangannya, sehingga dia tidak bisa lagi menyelahkan nasib atau kemalangan atas apa yang ia perbuat dengannya; manusialah yang mengalihkan perhatiannya lepas dari dunia-dunia di atas sana ke arah dunia sini dan waktu kini.

Secara singkat Peusen dan Cox sama-sama ingin mengatakan adanya pergeseran dari Allah-centris world kepada man-centris world. Dari dunia yang berpusat kepada Allah kepada dunia yang berpusat kepada manusia. Bahkan Cox juga menyatakan bahwa ”sekularisasi tidak hanya melingkupi aspek sosial-politik, tapi juga merembesi aspek kultural, proses tersebut menunjukkan “lenyapnya penentuan religius dari lambang-lambang integrasi kultural”.

Komponen-komponen integral di dalam dimensi sekularisasi adalah: 1. Penidak-keramatan alam atau rasionalisasi.

Penidak-keramatan alam adalah pembebasan alam dari nada-nada keagamaan. Istilah ini diambli dari Max Weber yang menulis “Essay in Sociology”

2. Desakralisasi politik

Desakralisasi politik adalah penghapusan seluruh legitimasi sakral kekuasaan politik, yang merupakan syarat perubahan politik, perubahan sosial yang menunjukkan proses sejarah. 3. Dekonsekrasi nilai-nilai

Dekonsekrasi nilai-nilai adalah pemberian makna sementara dan relatif terhadap semua karya-karya budaya dan setiap sistem nilai termasuk agama serta pandangan-pandangan hidup yang bermakna mutlak dan final, sehingga sejarah dan hari depan menjadi terbuka untuk perubahan dan manusia pun bebas untuk menciptakan perubahan-perubahan itu serta menceburkannya ke dalam proses evolusioner.” Hal ini mengakibatkan konsekuensi manusia sekuler sadar akan kenisbian dan kepercayaan-nya, mereka harus hidup dengan keinsafan bahwa aturan-aturan dan kode-kode etik perilaku yang membimbing kehidupannya sendiri akan berubah sewaktu-waktu.

58

Fallacy logic bermakna kesalahan berpikir. Lihat Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial. 2005. Bandung: Rosdakarya 59

Syed Naquib Al Attas, Islam dan Sekularisme. 1979. Bandung: Pustaka Salman 60

(20)

Sekularisasi adalah akibat penyalahterapan filsafat Yunani dalam teologi dan metafisika Barat yang dalam abad 17 di antaranya adalah Revolusi Ilmiah oleh Rene Descartes61 dengan sikap skeptisme. Dari sini kemudian muncul paham-paham:

• Atheisme62

Setelah gagal menentang sekularisasi, teolog modern Kristen kemudian menganjurkan dan mendesak umat Kristen untuk bergabung dengan sekularisasi. Mereka mengatakan bahwa akar-akar sekularisasi ada di dalam Injil. Padahal, anggapan bahwa sekularisasi mempunyai akar-akar Injil adalah tidak beralasan. Sekularisasi muncul dari tafsiran atas Kitab Injil. Ini adalah buah dari sengketa filsofis antara orang Barat dan kaum rasionalis. Bagi orang Islam sendiri, kaum Kristen itu ada dua, yaitu ahli kitab (yang benar-benar mengikuti ajaran Nabi Isa) dan Kristen Barat yang sudah banyak mengalami penyelewengan agama.

Sekularisme

Ideologi sekularisme seperti proses sekularisasi, juga menidak-keramatkan alam dan mendesakralisasi politik, tetapi tidak pernah mendekonsekrasikan nilai-nilai karena ia membentuk sistem nilainya sendiri dengan maksud agar dipandang sebagai sistem yang mutlak dan final. Karena sekularisasi menisbikan semua nilai, maka sekularisme kemudian menjadi ancaman bagi sekularisasi itu sendiri! Karena sekularisme menganggap bahwa sekularisasi adalah sistem yang final.

Latar Belakang Kristen yang Murni

Sebelumnya perlu dijelaskan bahwa semua agama samawi adalah sama dalam aqidah dan berbeda dalam syariah, seperti yang disebut dalam Al Quran. Dan sesungguhnya manusia itu dahulunya umat yang satu sampai Allah mengutus para nabi dan Rasul.

t

Mungkin Descartes bersama Immanuel Kant adalah pemikir yang paling mempengaruhi peradaban Barat. Cogito ergo sum (aku berfikir maka aku ada) mungkin pernyataan filsafat yang paling populer sampai sekarang.

62

Atheisme adalah paham yang mempercayai bahwa Tuhan itu tidak ada 63

Agnotisisme adalah paham yang mempercayai bahwa manusia tidak bisa mengetahui apakah Tuhan itu ada atau tidak 64 Paham yang menyatakan bahwa kebijakan terbaik adalah kebijakan yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia. Paham ini pertamakali digagas oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill.

65 Paham yang menganggap bahwa kebenaran hanya dapat dilihat dapat melalui bukti yang material (indrawi). Artinya jika sesuatu tidak dindra berarti ia tidak ada, contohnya kita tidak dapat mengetahui adanya Tuhan karena Tuhan tidak dapat diindra. Materialisme dialektik dipopulerkan oleh Karl Marx.

66

Paham yang mempercayai bahwa alam semesta ini tidak diciptakan Tuhan tapi ada melalui satu evolusi. Penggagas teori ini adalah Charles Darwin.

67

(21)

à

Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al Baqarah 213)

Sehingga inti ajaran seluruh nabi dan rasul, yang merupakan orang-orang terbaik pada zamannya, adalah sama yaitu menyeru kepada Tidak ada sesembahan yang haq (benar) selain Allah68 (Tauhidullah). Masing-masing zaman mempunyai syariat (tata cara beribadah, bermuamalah dan sebagainya) sampai Allah menurunkan Rasul terakhir dan kitab penutup yaitu Muhammad dan Al-Quran sebagai penyempurna risalah Allah kepada manusia.

Begitupula Nabi Isa, beliau hadir dengan tugas utama untuk mengembalikan orang Yahudi kepada Tauhid dan memberi kabar akan kedatangan Rasul terakhir yang bernama Ahmad (Muhammad), sehingga dakwahnya bersifat lokal dan temporal.

Allah SWT berfirman dalam Al Quran

ø

Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Q.S. Ash-Shaf 6)

68

(22)

Sehingga agama yang dibawa oleh Nabi Isa tidak memiliki “hukum suci yang diwahyukan”. Jadi, di dalam Al-Quran, Allah tidak menugaskan Nabi Isa alaihissalam dengan misi untuk menegakkan suatu agama baru yang disebut Kristen. Sebenarnya, beberapa pengikut dan termasuk Paulus itulah yang beranjak meninggalkan wahyu asli dan ajaran sejati, dan dia pulalah yang mulai berkhutbah tentang suatu agama baru serta memulai untuk membangun suatu dasar-dasar bagi agama baru.

Bukti-bukti bahwa Kristen bukanlah agama baru adalah:

• Kristen tidak mempunyai “Hukum Suci yang Diwahyukan” (syariah) yang terungkap dalam ajaran-ajaran, perkataan dan sunah Nabi Isa

• Karena agama Kristen buatan manusia, maka agama Kristen secara berangsur sistem ritualnya dengan mengasimilasi kebudayaan dan tradisi lain, di samping membuatnya sendiri

• Ia juga mulai merumuskan sistem kepercayaanya seperti di Nicea, Konstantinopel dan Chalcedon

• Ia juga mengadopsi hukum-hukum Romawi karena tidak mempunyai syariah

• Ia juga meminjam pikiran-pikiran Yunani-Romawi sebagai weltanschaung, teologi dan mistis Sehingga, kesimpulannya agama Kristen Barat sebagian besar merupakan agama kebudayaan yang dibuat-buat.

Di sisi yang lain, agama wahyu seperti Islam misalnya tidak membutuhkan “perkembangan” lebih lanjut dalam hukum sucinya

• Hukum Islam adalah perkataan dan perbuatan Rasul

• Islam melampaui sejarah dan tidak bergantung kepada semacam “evolusi” dan “perkem-bangan” pencarian jatidiri seperti yang dialami Kristen

Oleh karena itu, Islam adalah agama yang melampaui pengaruh-pengaruh “evolusi” dan “kesejarahan” manusia, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya adalah mutlak. Hal ini dikarenakan:

• Islam memiliki visi dan konsep tentang Tuhan, alam semesta, realitas, manusia dan hari kemudian.

• Islam mendekonsekrasikan nilai yang bukan Islam (atau yang bertentangan dengan Islam) namun tetap menerima tradisi-tradisi baik (al-‘urf)69

• Dalam Islam tidak ada kebutuhan lebih lanjut akan “evolusi” nilai dan relativisasi nilai-nilai

• Desakralisasi politik sudah dimulai dengan menolak legitimasi sakral bagi siapapun, kecuali jika ia sesuai dengan praktik Rasulullah SAW berdasar “Hukum Suci yang Diwahyukan”

Namun, pasca beliau diangkat ke langit (atau disalib menurut versi Kristen), banyak aspek-aspek fundamental yang diubah-ubah oleh orang-orang setelah dia, persis seperti apa yang dikemukakan oleh Al-Quran.

69

Hal yang mendasari ini adalah kaidah ushul fiqh yang mengatakan “Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan itu seperti sebuah syarat” atau dengan ungkapan lain “yang ditentukan dengan ‘urf itu seperti yang ditentukan dengan ketegasan

lafadh.” Makna kaidah ini adalah: Sesuatu yang sudah menjadi sebuah kebiasaan bersama, maka hukumnya seperti sebuah syarat yang harus dipenuhi atau seperti sebuah kata yang shorih (lugas). Dengan catatan kalau ‘urf ini tidak bertentangan dengan sebuah tashrih sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya. Atas dasar ini maka: (1) Kalau ada dua orang yang melakukan akad, maka konsekuensi dari akad tersebut mengikuti adat kebiasaan yang berlaku di daerah setempat. Misalnya seseorang yang membeli sepeda motor, dan ‘urf yang berlaku terdapat garansi mesin selama satu tahun, maka garansi itu wajib dipenuhi oleh pihak penjual meskipun tidak disebutkan dalam akad. (2) Nafkah yang boleh dituntut oleh seorang istri adalah yang menjadi kebiasaan masyarakat setempat menurut kadar kaya dan miskinnya suami. (3) Barangsiapa yang menyewa mobil atau kendaraan lainnya, maka si penyewa boleh memuat barang yang menurut ‘urf setempat bisa dimuat dalam kendaraan tersebut. (4) Seorang tamu boleh memakan makanan yang tersaji di meja ruang tamu, meskipun tanpa dipersilakan tuan rumah, kalau adat yang berlaku seperti itu. (Dikutip dari Majalah Al Furqon Tahun 6 Edisi 4: Dzul Qo’dah

(23)

Westernisasi Kristen (Pembaratan Kristen)

Akar sejarah sekularisasi tidak pernah bisa dilepaskan dari sejarah Kristen Barat itu sendiri, karena sekularisasi adalah akibat dari penyelewengan ajaran asli Nabi Isa oleh pendeta-pendeta sesudahnya. Adapun yang dimaksud dengan penyelewengan itu adalah:

1. Mengangkat Nabi Isa menjadi Tuhan melalui Konsili Nicea70

Konsili ini adalah pertemuan uskup dari seluruh wilayah Kristen pada waktu itu untuk menyepakati masalah yang sudah selama 3 abad menjadi sumber perpecahan dalam kaum Kristen71 itu sendiri. Golongan pertama menganggap Nabi Isa adalah manusia biasa. Penulis berpendapat bahwa golongan ini adalah pengikut dari kaum Hawariyun, pendapat penulis ini didasarkan pada Q.S. Ash Shaff ayat 14

$

p

κ

š

r

'

¯

t

ƒ

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

Sedangkan golongan kedua menganggap bahwa Nabi Isa adalah Tuhan, atau setidak-tidaknya Anak Tuhan.72 Sejarah mencatat, voting yang memilih Nabi Isa sebagai Tuhan mengalahkan suara yang tetap menganggap Nabi Isa sebagai Rasul.73

2. Memindahkan pusat agama Kristen dari Yerussalem menjadi Roma.

Dari semua agama besar di dunia, hanya Kristen yang memindahkan pusat agamanya, yaitu dari Yerussalem ke Roma. Hal ini melambangkan pergeseran nilai dan ajaran Nabi Isa yang memang semula hanya untuk ditujukan bagi kaum Yahudi (karena Nabi Isa memang orang Yahudi) menjadi agama universal untuk semua manusia. Padahal, Nabi Isa sendiri tidak pernah menyatakan bahwa Kristen adalah agama universal. Ajaran yang dibawa nabi Isa

70

Sumber yang valid untuk menelusuri kebenaran Konsili Nicea didapat juga lewat kesaksian Ustadzah Irene Handono yang dahulunya adalah biarawati dan mengeluarkan VCD ceramah yang berisi uraian mengenai Konsili Nicea

71

“Telah terpecah orang–orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh (golongan) dan telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua firqoh dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh semuanya dalam neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jama’ah”. Hadits shohih dishohihkan oleh oleh Syaikh Al-Albany dalam Dzilalil Jannah dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shohih Al-Musnad Mimma Laisa Fi Ash-Shohihain -rahimahumullahu-.

Juga Firman Allah Ta’ala: …dan janganlah kalian termasuk orang-orang musyrikin, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (Q.S. Ar-Ruum: 31-32)

72 Di sisi yang lain, ajaran yang luas tersebar adalah ajaran Paul dari Tarsus yang mengajarkan hal-hal yang justru tidak pernah ada dalam ajaran Nabi Isa yaitu Nabi Isa sebagai Tuhan, doktrin trinitas, penebusan dosa dan konsep dosa turunan. 73

(24)

berintikan ajaran Tauhid (menyeru untuk menyembah Allah saja), dan sekaligus mengabarkan datangnya seorang nabi bernama Ahmad (Muhammad) yang akan membawa agama paripurna, terakhir dan bersifat universal bagi seluruh dunia.

3. Membuat doktrin Trinitas, penebusan dosa, dosa turunan.

Nabi Isa tidak pernah mengajarkan hal-hal seperti ini, yang membuatnya adalah Paul dari Tarsus, yang dianggap Rasul bagi umat Kristen sekarang karena telah berjasa menyebarkan Kristen ke seluruh Romawi dengan sangat giat. Namun, ajaran-ajaran yang terlanjur menyebar luas inilah yang dinilai sesat karena tidak sesuai dengan ajaran Nabi Isa yang sebenarnya. Dengan kata lain, Paul dari Tarsus inilah menyebabkan kesesatan Kristen menyebar luas kemana-mana.

4. Membuat bid’ah dalam agama seperti peringatan hari Natal74

Praktik Natal sebenarnya lebih bermuatan politis dibanding dengan agama. Pada waktu itu sebagian besar orang Romawi terbelah agamanya menjadi dua, yaitu agama pagan (penyembah alam) dan Kristen yang baru berkembang dan semakin banyak pemeluknya dari hari ke hari. Kaisar Roma pada waktu itu Constantin menganggap ini adalah peluang untuk menyatukan orang Romawi yang luas dan terdiri dari berbagai bangsa, suku dan bahasa. Agar pemeluk agama pagan tidak terlalu resisten jika agama Kristen dijadikan agama resmi negara, beberapa kebiasaan agama pagan kemudian diadopsi menjadi kebiasaan agama Kristen. Salah satunya adalah kepercayaan bahwa anak dewa matahari agama pagan yang lahir pada tanggal 25 Desember. Peringatan ini dirayakan dengan sukaria, dansa dansi dan turun ke jalan bagi pemeluk agama pagan. Kaisar Konstantin berusaha mengintegrasikan kepercayaan ini agar negara Romawi bersatu dalam satu agama, yaitu Kristen. Dari sinilah muncul peringatan Natal yang setiap 25 Desember itu.

Islam: Konsep Agama serta Dasar Etika dan Moralitas

Islamisasi adalah pertama-tama pembebasan mansuia dari tradisi magis, mitologis, animistis, nasional-kultural dan sesudah itu adalah pengendalian sekuler terhadap nalar dan bahasanya.

Agama berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti tidak kacau, yaitu dari a adalah tidak, dan gama adalah kacau. Religioun berasal dari bahasa Latin “religio” yang secara samar menunjuk pada pengertian “ikatan manusia dengan Tuhan-Tuhannya”.

Sementara makna Dienul Islam tidak memungkinkan pemisahan agama dan Tuhan dengan kehidupan akibat arti dari Dien itu sendiri.

Menurut Naquib Al Attas, arti pokok Dien jika disusutkan, dapat menjadi empat:75 1. Keberhutangan

2. Kepatuhan

3. Kekuasaan bijaksana 4. Kecenderungan alami

Keberhutangan memberikan konsekuensi menyerah, tunduk, patuh. Sedangkan dayn berarti berada di bawah kewajiban. Dien juga memberi arti madinah, yaitu kota dimana ada aturan dan hakim atau penguasa (dayyan) serta tata tertib. Sedangkan, tamaddun berarti peradaban.

74

Lihat sumber yang sama yaitu Ustadzah Irene Handono. 75

(25)

Al Quran suci sendiri memberi makna Dien dengan beberapa ayat yang sangat jelas menggambarkan bagaimana manusia sangat tergantung dengan Tuhan-Nya.

ø

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".76

Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. Al Mu’minun 12 – 14)

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Q.S. Al Baqarah 245)

u

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. (Q.S. Ali Imran 83)

76

(26)

*

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar. (Q.S. At Taubah 111)

Kesimpulan

Jika seseorang menyangkal teori dan praktik ekonomi Islam karena seharusnya ekonomi bersifat bebas nilai dan tidak berhubungan dengan agama sembari mencontohkan bahwa kapitalisme adalah salah satu contoh tentang sistem ekonomi bebas nilai, pernyataan orang itu keliru besar!

Karena, sebagaimana sudah kita jelaskan dalam uraian di atas, ada hubungan yang sangat erat antara penyelewengan agama Kristen dengan munculnya proses sekularisasi, sebagai upaya pelarian dari kesalahan agama itu. Paham sekuler kemduian melahirkan banyak isme-isme lainnya yang salah satunya adalah kapitalisme.

Dengan kata lain, Kristen Barat menyebabkan adanya sekularisasi, dan sekularisasilah yang akhirnya menghasilkan kapitalisme. Hubungan di antara ketiganya terlihat jelas, sejelas mentari yang terbit di pagi hari. Sedangkan ekonomi Islam lahir dari sistem sempurna Islam yang mulia dan rahmat bagi semesta alam. Wahai kaum muslimin di seluruh dunia, bersatulah!77

77

Referensi

Dokumen terkait

Pada kenyataannya, dalam pendugaan kepadatan populasi orangutan menggunakan metode survei sarang, secara keseluruhan sarang yang ditemukan bervariasi mulai dari sarang

By reading this The Prelude: Or Growth Of A Poet's Mind By William Wordsworth, you could greater than exactly what you obtain from other publication The Prelude: Or Growth Of A

Perencanan tata ruang wilayah dikatakan baik atau tidaknya apabila dilihat dari penataan ruangnya sudah berjalan dengan baik atau tidak, dan penataan ruang yang baik dan

Sesuai dengan kegiatan di atas dengan bantuan program EVIEWS maka dapat dibahas sebagai berikut:.. 1) Keterbatasan penulis dalam membuat Tugas Akhir adalah data yang

Jenis Soal Soal 3.2 Menerap kan cara perawata n sistem pelumas an. Siswa dapat menerangkan fungsi perawatan system pelumasan. Siswa dapat menjelaskan fungsi

2) menyampaikan jawaban kuesioner sebagaimana pada angka 1) kepada petugas survei atau pelaksana survei. Batas waktu terakhir penyampaian jawaban kuesioner ditentukan

efisiensipengendara pada saat keluar- masuk ruang parkir, menciptakan suasana yangaman dan nyaman, dan menata pintu masuk dan keluar fasilitas parkir denganjalur

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan perancangan model sistem pendukung keputusan dalam pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).