• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Langkah – langkah Audit medis PERTEMUAN 7

Dr.Noor Yulia MM

(2)

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Mahasiswa mampu menguraikan langkah-langkah audit , identifkasi permasalahan dalam

perbaikan, upaya dalam menerapkan perbaikan, dan tindak lanjut perbaikan

Mahasiswa mampu menguraikan langkah –

(3)

PENDAHULUAN

• Audit atau pemeriksaan

Audit  klinik  adalah  salah  satu  bagian  dari  manajemen

 mutu  pelayanan  medis.

Dalam arti luas audit bermakna evaluasi terhadap suatu

organisasi, sistem, proses, atau produk.

Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan

tidak memihak, yang disebut Auditor .

Tujuan audit adalah untuk melakukan verifkasi subjek dari

audit telah dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima

(4)

Sumber data

Dalam audit klinis, sumber data yang digunakan umumnya adalah rekam medis pasien , baik dari rawat jalan maupun rawat inap

Rekam medis merupakan sumber data yang paling baik di rumah sakit meskipun banyak

(5)

5 LANGKAH AUDIT

Langkah 1 : mempersiapkan audit Langkah 2 : memilih kriteria

Langkah 3 : mengukur tingkat kinerjaLangkah 4 : melakukan perbaikan

(6)

Langkah 1 : mempersiapkan audit

a. Melibatkan pengguna pelayanan

Survey kepuasan pelanggan

Laporan insiden / kejadian

Cerita / rumor pasien atau kelompok

tertentu

Observasi langsung

Percakapan langsung

(7)

b. Memilih topik

terdapat bukti adanya Keluhan pasien dengan angka

komplikasi yang tinggi __> masalah serius

• apakah terdapat standar pelayanan klinis pada topic yang dipilih

apakah terdapat standar / panduan pelayanan klinis

terhadap topic trsebut

dilihat apakah masalah yag terjadi memiliki peluang

unuk dapat dirubah

apakah topic yang dipilih memiliki peluang untuk dapat

dirubah

apakah permasalahan teb merupakan rioritas organisasi contoh : dari hasil survey kepuasan pelanggan , topic

(8)

Pemilihan topik audit merupakan langkah awal yang

penting dalam audit medis.

Pemilihan topik audit dapat ditentukan dari Rapat komite medis,

Rapat komite medis dengan direksi rumah sakit, Maupun mekanisme lain yang melibatkan komite

medis.

Kebiasaan yang berlaku adalah memprioritaskan

kasus-kasus dengan ciri –ciri : high   volume, high   risk,   dan High cost.

Dapat   pula  ditambahkan   dalam   daftar   kriteria  

tersebut  beberapa   kondisi   lain   misalnya  kerawanan   terhadap  complain,  problem  prone,  masukan  dari

 direksi,  dan  data  penyimpangan  lain.  

Topik   audit   selain   merupakan   diagnosis   juga   dapat

  merupakan   prosedur   tertentu,   misalnya   sectio

(9)

c. menentukan tujuan :

yaitu memperbaiki , meningkatkan , memastikan atau merubah kebijakan

contoh :

untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dalam hal visite dokter yang dikeluhkan maka :

dibuat standar untuk memperbaiki kinerja dokter

memastikan kehadiran doker ,

(10)

d

.

membentuk struktur organisasi

dengan membuat program audit yang terstruktur : ada

struktur organisasi , uraian tugas , program kerja dll dimana tim yang dibentuk mempunyai auditor yang berkualitas

Komite medis membuat  tim untuk melaksanakan audit.

Tim ini sebaiknya diketuai oleh  ketua  subkomite  mutu

 dan  beranggotakan  dokter  dengan  reputasi  yang  baik   dirumah sakit tersebut.

Selain  para   dokter, Tim audit sebaiknya juga

beranggotakan perekam Medis dalam   jumlah yang Cukup karena sebagian besar pengumpulan   data nanti akan bersumber dari rekam medis.

Tentukan  juga  jumlah  sampel  (misal  100  kasus  terakhir)

(11)

e. mengidentifkasi dan

mengembangkan kemampuan untuk

audit

kemampuan klinis , kemampuan

manajerial , metode audit , analisa

data dll

f. mendorong dan mendukung

partisipasi staf dalam audit

komitmen dan keterlibatan staf

(12)

Langkah 2 : memilih kriteria

Menetapkan kriteria apa yang dapat diukur secara objektif

Struktur : Apa yang dibutuhkan : peralatan , fasilitas fsik , jumlah, struktur organisasi, ketrampilan SDM , dll

Proses : apa yang diharapkan : assessment , komunikasi , terapi , dokumentasi , dll

Hasil : apa yang diharapkan : kepuasan pasien , biaya yang efsien dll

Menyusun kriteria yang valid

– Dapat diukur , Berdasarkan bukti ( standar akreditasi ) dan berhubungan dengan aspek penting dalam pelayanan ,

Menetapkan tingkat kinerja ( standar)

– Tingkat kinerja = standar adalah criteria dan target yang harus dicapai, berbasis bukti

(13)

Penetapan Kriteria dan Standar Penetapan kriteria dan

standar ini tidak harus selalu mengacu pada standar yang sudah ada.

Bila rumah sakit telah mempunyai panduan praktek klinis

(dulu sering  disebut standar pelayanan  medis) atau

clinical pathway, maka kriteria dan standar dapat diambil  dari dokumen tersebut.

Kriteria adalah bukti yang diperlukan dan harus ada bahwa

pasien telah diberi pelayanan pada taraf seoptimal mungkin.

Standar adalah baku nilai yang menjelaskan kriteria

tersebut.

Usahakan membuat kriteria dan standar mulai dari input,

proses, dan output.  

Dapat juga  kriteria  dibuat  mulai   Audit klinis dengan

(14)

Langkah 3 : mengukur tingkat kinerja

( standar)

a. Perencanaan pengumpulan data :

Agar data yang dikumpulkan tepat dan

memang hanyak yang diperlukan maka perlu detail

Kelompok pasien yan g akan diaudit Professional kesehatan yang terlibat Jangka waktu

Contoh :

(15)

b. Metode pengumpulan data :

• perhitungan jumlah sampel ,jumlah pasien dalam periode waktu tertentu • contoh : menentukan besar sampel yaitu

Jika jumlah pasien/ kasus yang di audit perbulan adalah 50 , maka seluruhnya dipakai

Jika jumlah pasien ≥ 50 maka jumlah sampel adalah 50

– Cara mengambil sampel menggunakan sistematik random sampling – Contoh mengambil sampel : menggunakan systematic randam samplingContoh : jumlah sampel perbulan 150 , maka sampel diambil dengan cara

150 / 50 = 3 ,jadi satu sampel diambil setiap kelipatan 3 sampai didapat sebanyak 50 sampel dan jika dikehendaki , jumlah sampel dapat

diperbesar

Penanganan data dengan melakukan pengolahan data , analisisa data, dan melihat aspek legal dan etisnya

– Data yang telah dikumpulkan kemudian di olah , dan dianalisa dengan membandingkan antara data yang berhasil dikumpulkan dengan standar yang telah dibuat.

(16)

•  pengumpulan  data pada audit bisa retrospektif (dari rekam medis) maupun prospektif (pengamatan langsung).  

• Bias  pada  penelitian  prospektif  tentu  lebih  mudah  terjadi  karena  klinis tahu  sedang  diamati  untuk  audit.  

• Dengan  demikian,  studi  retrospektif  melalui  berkas  rekam medis lebih disukai.

• pengumpulan   data   dapat   menjadi   pekerjaan   yang   melelahkan   dan  menjemukan. Data tidak akan menjadi

informasi apabila data tersebut tidak bisa menjawab secara spesifk permasalahan yang mengemuka.

• Oleh sebab itu, kriteria dan standar yang telah disusun pada langkah selanjutnya perlu dirumuskan menjadi pertanyaan yang spesifk.  

• Contoh dari kriteria dan standar di atas, yaitu pemeriksaan darah rutin pada kelompok kriteria penegakan diagnosis dapat diubah menjadi pertanyaan  spesifk sebagai berikut: “Apakah pemeriksaan darah rutin dilakukan dalam rangkaian

(17)

Langkah 4 : melakukan perbaikan

Identifkasi perbaikan

Penghalang :

pemahaman yang kurang ,

moral yang rendah ,

komunikasi buruk ,

budaya ,

consensus tidak diperoleh

Menerapkan perbaikan dengan

(18)

Analisis  data

Analisa data adalah bagian yang cukup rumit dan krusial

dalam audit medis.

Analisis data harus dilakukan oleh dokter yang berkompeten Perlu dimulai dengan pemeriksaan silang analisis

penyimpangan.  

Analis harus memastikan bahwa penyimpangan yang

dicatat oleh petugas data (asisten) adalah benar

penyimpangan,bukan sekedar kesalahan pencatatan.

Walaupun  bukan  merupakan penelitian, analisis harus

dimulai dengan analisis populasi.

Diharapkan sampel populasi yang diambil sudah

menggambarkan populasi.

 Setelah  langkah‐langkah  tersebut  dilakukan,  mulailah

(19)

Langkah 5 : mempertahankan

perbaikan

Lakukan pemantauan dan evaluasi Re audit

(20)

AUDIT MEDIS

Defnisi audit medis :

Kementerian Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no.755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik rumah sakit adalah : sebagai upaya evaluasi secara

profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya dan dilaksanakan oleh profesi medis

Tujuan audit medis terkait dengan upaya peningkatan mutu dan standarisasi adalah

(21)

Tujuan dilakukannya Audit Medis

Kegiatan audit medis dilakukan

untuk :

mengevaluasi mutu pelayanan medis,

untuk mengetahui penerapan standar

pelayanan medis,

untuk melakukan perbaikan-perbaikan

upaya pelayanan medis sesuai dengan

kebutuhan pasien dan standar

(22)

Pelaksanaan Audit Medis

Dalam peraturan perundang-undangan tentang perumahsakitan, pelaksanaan audit medis

dilaksanakan sebagai implementasi fungsi

manajemen klinis dalam rangka penerapan tata kelola klinis yang baik di rumah sakit.

Audit medis tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya kesalahan seorang staf medis

(23)

Dalam hal terdapat laporan kejadian dengan

dugaan kelalaian seorang staf medis, mekanisme yang digunakan adalah mekanisme disiplin

profesi, bukannya mekanisme audit medis. • Audit medis dilakukan dengan :

mengedepankan respek terhadap semua staf medis (no blaming culture)

dengan cara tidak menyebutkan nama (no

naming),

(24)

Audit medis yang dilakukan oleh

rumah sakit

adalah kegiatan evaluasi profesi secara sistemik yang melibatkan mitra bestari (peer group) yang terdiri dari: kegiatan peer-review, surveillance

dan assessment terhadap pelayanan medis di rumah sakit.

(25)

Secara umum, pelaksanaan audit medis harus dapat

memenuhi 4 (empat) peran penting, yaitu :

a. sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-masing staf medis pemberi

pelayanan di rumah sakit;

b. sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis (clinical privilege) sesuai kompetensi yang dimiliki; c. sebagai dasar bagi komite medik dalam

merekomendasikan pencabutan atau penangguhan kewenangan klinis (clinical privilege);

d. sebagai dasar bagi komite medik dalam

(26)

Audit medis dapat pula diselenggarakan dengan melakukan evaluasi berkesinambungan (on-going professional practice evaluation), baik secara

perorangan maupun kelompok.

Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dapat merupakan kegiatan yang

(27)

Langkah -langkah pelaksanaan audit

medis

sebagai berikut:

a. Pemilihan topik yang akan dilakukan audit.

• Tahap pertama dari audit medis adalah pemilihan topik yang akan dilakukan audit.

• Pemilihan topik bisa berupa

– penanggulangan penyakit tertentu di rumah sakit (misalnya : thypus abdominalis),  

– penggunaan obat tertentu (misalnya: penggunaan antibiotik),

– tentang prosedur atau tindakan tertentu,

– tentang infeksi nosokomial di rumah sakit,

– tentang kematian karena penyakit tertentu, dan lain-lain.

• Pemilihan topik ini sangat penting, terutama :

(28)
(29)

Penetapan standar dan kriteria.

Setelah topik dipilih maka perlu ditentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci terkait dengan topik tersebut.

• Misalnya topik yang dipilih typhus abdominalis maka perlu ditetapkan :

– prosedur pemeriksaan, diagnosis dan pengobatan

typhus abdominalis.

• Penetapan standar dan prosedur ini oleh mitra bestari

(peer group) dan/atau dengan ikatan profesi setempat.

• Ada dua level standar dan kriteria yaitu

Must do : merupakan absolut minimum kriteria dan

Should do : merupakan tambahan kriteria hasil

(30)

c

. Penetapan jumlah kasus/sampel

yang akan diaudit.

Dalam mengambil sampel bisa dengan

menggunakan metode pengambilan sampel tetapi bisa juga dengan cara sederhana yaitu menetapkan kasus yang akan diaudit dalam kurun waktu tertentu,

misalnya dari bulan Januari sampai Maret.

(31)

d.

Membandingkan standar/kriteria

dengan pelaksanaan pelayanan

Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit

medis mempelajari rekam medis untuk mengetahui apakah kriteria atau standar dan prosedur yang telah ditetapkan telah dilaksanakan atau telah dicapai

dalam masalah atau kasus-kasus yang dipelajari.

Data tentang kasus-kasus yang tidak memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan dipisahkan dan dikumpulkan untuk di analisis.

Misalnya dari 200 kasus ada 20 kasus yang tidak

(32)

e.

Melakukan analisis kasus yang tidak

sesuai standar dan kriteria.

• Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit medis menyerahkan ke 20 kasus tersebut pada mitra bestari (peer group) untuk dinilai lebih lanjut.

Kasus-kasus tersebut di analisis dan didiskusikan apa kemungkinan penyebabnya dan mengapa terjadi ketidaksesuaian dengan standar.

(33)

f. Menerapkan perbaikan.

Mitra bestari (peer group) melakukan tindakan

korektif terhadap kelima kasus yang deefsiensi tersebut secara kolegial, dan menghindari “blaming culture”.

Hal ini dilakukan dengan membuat

rekomendasi upaya perbaikannya,

cara-cara pencegahan dan penanggulangan, mengadakan program pendidikan dan latihan,

penyusunan dan perbaikan prosedur yang ada dan

(34)

G. Rencana reaudit.

Mempelajari lagi topik yang sama di waktu kemudian,

misalnya setelah 6 (enam) bulan kemudian.

Tujuan reaudit dilaksanakan untuk mengetahui apakah

sudah ada upaya perbaikan.

Hal ini bukan berarti topik audit adalah sama terus menerus, audit yang dilakukan 6 (enam) bulan kemudian ini lebih

untuk melihat upaya perbaikan.

Namun sambil melihat upaya perbaikan ini, Subkomite mutu

profesi atau tim pelaksana audit dan mitra bestari (peer group) dapat memilih topic yang lain.

Hasil reaudit seharusnya lebih baik daripada hasil audit

sebelumnya karena reaudit dilakukan setelah implementasi perubahan dilakukan.

Apabila hasilnya sama saja,analisis dan perencanaan

(35)

Dasar hukum

1. Peraturan Menteri Kesehatan

no.755/MENKES/PER/IV/2011 tentang

Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.

2. Keputusan Menteri Kesehatan

no.496/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit (Telah dicabut

dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan no.755/MENKES/PER/IV/2011 tentang

(36)

Komunikasi   yang elegan antara pelaksana audit

dan sejawatnya  sangat  menentukan keberhasilan

tahap perencanaan dan  implementasi  perubahan  ini.Para klinisi mungkin  akan tersinggung apabila audit

mengatakan kepada   mereka, Penatalaksanaan demam dengue kita masih jelek  karena

penyimpangan pada penegakan diagnosis terjadi pada lebih dari separuh kasus.” Sebagai  gantinya, pemimpin audit dapat mengatakan  hasil tersebut dengan kalimat lebih positif yang  bermakna  kurang  lebih  sama seperti misalnya, “Kita  masih  perlu

 bekerja  sama  untuk  meningkatkan  ketelitian   pada   sempurnanya   penegakan   diagnosis   demam  

(37)

KESIMPULAN

sesuai   uraian di atas Audit Medis merupakan gabungan proses yang melibatkan tim yang

kompeten,  dilakukan  secara  sistematis, – dianalisis  sesuai  perkembangan  keilmuan

 terkin

bertujuan  untuk  meningkatkan  mutu  pelayanan.

Audit medis sebaiknya dapat secara rutin

dilakukan sebagai salah satu tugas rutin para klinisi dalam mempertanggungjawabkan

Referensi

Dokumen terkait

peralatan/fasilitas yang terdiri dari alat bantu pendaratan visual dan instrument. Hal-hal yang dijelaskan diatas merupakan upaya untuk melaksanakan kegiatan penerbangan

Peri Penulis mengucapkan terima kasih untuk para peserta yang sudah berpartisipasi dalam lomba yang kami adakan Februari 2013 lalu.. Dan terima kasih pada Fonny Jodikin

memastikan keamanan transfusi yaitu meliputi: pelayanan transfusi darah yang teratur dengan sistem bermutu di semua kawasan; pengambilan darah hanya dari pendonor darah

Visi kami adalah untuk memperkuat posisi kami sebagai maskapai penerbangan jarak jauh bertarif rendah yang terdepan dalam skala global serta membangun jaringan

Kehutanan Petani Penggarap Lahan Perhutani Perhutani 200.00 Ha 8 13 Perebutan Hak Pengelolaan Atas Tanah Kehutanan Petani Penggarap Lahan Perhutani Taman Nasional Gunung Halimun

Ada dua bentuk penyesuaian yang dilakukan santriwati yaitu adaptasi (mengubah perilaku sesuai lingkungan) dan adjustment (mengubah lingkungan agar sesuai perilaku). Kondisi kamar

Berdasarkan analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa: (1) karakteristik siswa Sekolah Dasar di wilayah Desa Gonilan Kartasura Sukoharjo sebagian besar adalah

Evaluasi Mengevaluasi Mengevaluasi respon respon subjektif subjektif dan dan objektif objektif setelah setelah dilakukan dilakukan intervensi intervensi dan dan