MAKALAH
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
“TEORI PEMBUATAN MEDIA PRESENTASI”
Oleh
NAILA FAUZA
14175021
PENDIDIKAN FISIKA A
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Festiyed, MS
Dr. Usmeldi, M.Si
PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga sampai saat ini kita masih diberikan kesempatan untuk mengikuti
perkuliahan. Shalawat serta salam tidak lupa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menjadi inspirasi terbesar dalam kehidupan setiap manusia.
Makalah ini membahas teori pembuatan media presentasi. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memotivasi dan membantu penyelesaian makalah ini.
Terutama kepada Ibu Prof. Dr. Festiyed, MS dan bapak Dr. Usmeldi, M.Si, yang telah
membimbing penulis menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita
mengenai perkembangan media pembelajaran fisika berbasis ICT. Penulis menyadari makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan yang perlu untuk dibenahi. Oleh karena itu, kritik dan
saran senantiasa diterima untuk pengembangan makalah berikutnya.
Padang, 24 Februari 2015
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan Penulisan ... 2
D. Manfaat Penulisan : ... 2
BAB II KAJIAN TEORI ... 3
A. Pengertian Presentasi ... 3
B. Media Presentasi ... 6
C. Prinsip-Prinsip Dalam Membuat Media Pembelajaran ... 7
D. Presentasi Yang Efektif Dan Efisien ... 11
BAB III PEMBAHASAN ... 14
A. Matriks Pembuatan Media presentasi ... 14
B. Ayat Alquran Tentang Pemanfaatan Media Presentasi ... 16
BAB IVPENUTUP ... 20
A. Kesimpulan ... 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak metode yang dapat ditempuh dalam menyampaikan suatu informasi kepada
khalayak. Salah satunya adalah melalui metode presentasi. Presentasi adalah suatu kegiatan
berbicara di hadapan hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering digunakan dalam acara
resmi dan dunia politik, presentasi lebih sering digunakan dalam dunia pendidikan dan bisnis.
Presentasi dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pemikiran-pemikiran baru
mengenai suatu masalah agar dapat dipahami oleh audience. Namun tidak semua orang bisa
melakukan presentasi. Hal ini dikarenakan presentasi dilakukan banyak orang, bahkan tidak
jarang audience belum kenal sama sekali oleh presentator. Sehingga wajar jika presentator
merasa gugup dan grogi yang akhirnya dapat mempengarui penampilannya di hadapan
audience. Persiapan yang kurang sangat mempengaruhi seseorang ketika akan berpresentasi.
Latihan dan memahami masalah yang akan dibahas terlebih dahulu, terkadang orang yang
sudah mahirpun tetap akan merasa gugup pada awalnya. Ada beberapa trik dan tahap yang perlu
diperhatikan dalam melakukan presentasi agar bisa lancar dan tidak terlalu gugup ataupun
cangguang ketika mengahadapi audience.
Proses belajar yang dilaksanakan di sekolah (formal) maka perubahan yang terjadi pada
siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. maka
proses interaksinya adalah dikelas, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau
materi pelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dan pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Guru sebagai
pembimbing terlaksananya kegiatan ini di dalam kelas dituntut mampu menggunakan alat-alat
yang dapat diesediakan. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan
efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini:
1.
Apa pengertian Presentasi dalam Pembelajaran?
2
3.
Bagaimana pengembangan presentasi pembelajaran yang kreatif, efektif, efisien,
menarik dan interaktif?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak penulis capai dalam penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian Presentasi dalam Pembelajaran?
2.
Untuk mengetahui saja Langkah-langkah Presentasi?
3.
Bagaimana pengembangan presentasi pembelajaran yang kreatif, efektif, efisien,
menarik dan interaktif?
D.
Manfaat Penulisan :
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Presentasi
Presentasi dalam Wikipedia adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin
atau salah satu bentuk komunikasi. presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik,
pendapat atau informasi kepada orang lain. Sedangkan menurut Suantara (2013) Presentasi
adalah suatu upaya untuk memanfaatkan suatu informasi kepada audens/ orang lain.
Presentasi menurut Hartatik (2011) adalah penyampaian suatu materi atau masalah
kepada pendengar dan khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan
sebagai kegiatan seseorang yang berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan seminar,
kuliah, mengajar di kelas, ataupun kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan presentasi
disebut presentator atau presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut
audience.
Presentasi adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada pendengar dan
khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan sebagai kegiatan seseorang
yang berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan seminar, kuliah, mengajar di kelas,
ataupun kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau
presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut audience.
Presentasi merupakan salah satu cara dalam upaya menjelaskan sesuatu topik atau
bahasan tertentu dengan menggunakan (multi) media dalam waktu yang relatif singkat. Media
yang dimaksud dapat berupa media tulisan, visual, verbal atau gabungan dari berbagai media
(multi-media). Dengan kata lain, presentasi mestilah bertujuan untuk menyampaikan atau
menjelaskan sesuatu bahasan dengan menggunakan alat peraga yang menyebabkan
pembahasan tersebut menjadi sistematis, menarik dan mudah dimengerti.
Selain makalah, juga menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan dalam presentasi.
Kemudian latihan sebelum melakukan presentasi agar benar-benar siap dan menyesuaikan
penyampaian materi dengan waktu yang disediakan.
Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk (biasanya
dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk
meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat tertentu).
4
efektif menjelaskan bahasan-bahasan yang kompleks dan rumit sedemikian rupa sehingga
kegiatan belajar-mengajar menjadi tidak membosankan dan melelahkan.
Ada beberapa tipe presentasi, yaitu:
1.
Informasi, menyampaikan suatu informasi baru kepada audience dengan harapan audience
akan mengetahui dan memahami topik yang dipresentasikan, mis: workshop, seminar,
kuliah, dsb.
2.
Persuasi, bertujuan untuk mengubah perilaku atau kebiasaan dari audience, misalnya:
kampanye, penyuluhan narkoba, dsb.
3.
Entertaining, bertujuan untuk menghibur peserta, berusaha agar peserta tetap
memperhatikan kita
Pemilihan media dalam proses pembelajara sangat penting dilakukan. Pemilihan ini
bertujuan agar media yang dipilih dapat dimanfatkan secara efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran.Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran yang konstruktif antara lain:
1. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan lingkungan belajar
3. Kesesuaian media dengan karakteristik pembelajaran
4. Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media
5. Efisiensi media dalam kaitannya dengan waktu, tenaga dan biaya
6. Keamanan bagi pembelajaran
7. Kemampuan media dalam mengaktifkan peserta didik
Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya menggunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) beserta aplikasinya, seperti: perangkat komputer
yang tersambung dengan jaringan internet, LCD/proyektor, CD pembelajaran, televisi, bahkan
menggunakan web atau situs-situs tertentu dalam internet.
5
1.
Pencarian informasi dengan menggunakan mesin pencari (search engine) termasuk
didalamnya layanan pengelolaan uploud dan download dokumen. Search engine tersebut
diantaranya google, yahoo, altavista, ask, dsb.
2.
Layanan kelompok diskusi dengan menggunakan mailing-list.
3.
Layanan komunikasi melalui surat elektronik (email). Dalam perkembangannya, email
dipergunakan sebagai pendukung layanan jejaring sosial seperti facebook, twitter, dsb.
4.
Layanan media komunikasi (interaksi) berbasis situs web, seperti blog.
5.
Ketersediaan aplikasi/progam yang bersifat freeware (boleh diunduh) untuk media
pembelajaran, seperti aplikasi perhitungan zakat, aplikasi pembelajaran baca tulis
Al-Qur’an, aplikasi perhitungan warisan, dsb
.
Pemanfaatan dan pengembagan media pembelajaran berbasis ICT bukanlah hal yang
sulit, tetapi kita perlu mengolah materi yang akan dibuatkan medianya menjadi berbasis ICT.
Langkah-langkahmengolah materi menjadi berbasis ICT adalah:
1.
Tahap 1. Seleksi buku.
Memilih sebuah buku yang akan menjadi acuan dengan pertimbangan isi materi, tingkat
kesulitan, metodologi instruksional, dan integritas keilmuan penulis.
2.
Tahap 2. Strukturisasi-Sturkturisasi diawali dengan membuat proposisi dari teks dasar.
Setelah menentukan proposisi utama, makro, dan mikro, langkah selanjutnya adalah
mengalihkannya ke bentuk outline, sehingga didapatkan sebuah model representasi teks.
3.
Tahap 3. Seleksi materi yang sesuai kebutuhan peserta didik.
Tidak semua materi yang ada pada topik/materi diperlukan oleh peserta didik. Oleh karena
itu dibutuhkan pemilihan kembali terhadap materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
4.
Tahap 4. Reduksi
Reduksi pada materi yang akan diajarkan dilakukan dengan cara penyederhanakan bahasa,
visualisasi, dan penggunaan teknik historis dalam pemaparannya. Penyederhanaan bahasa
dilakukan dengan mengabaikan hal-hal kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Visualisasi dilakukan dengan memberikan gambar dari suatu proses yang terjadi. Akan lebih
mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk gambar (visual)
Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media
pembelajaran, yakni
1.
Tujuan
6
2.
Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka
gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek
yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan
bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain
akademik.
3.
Keadaan peserta didik
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara
peserta didik. Msialnya kalau peserta didik tergolong tipe auditif/visual maka peserta didik yang
tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari peserta didik yang tergolong visual
dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
4.
Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media
tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat
mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi
keperluan peserta didik dan guru.
5.
Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya
benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
B.
Media Presentasi
Sebenarnya, hampir semua jenis media pada dasarnya dibuat untuk disajikan atau
dipresentasikan kepada sasaran. Yang membedakan antara media presentasi dengan media pada
umumnya adalah bahwa pada media presentasi, pesan atau materi yang akan disampaikan
dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (projector).
Pesan atau materi yang dikemas bisa berupa teks, gambar, animasi, audio dan video yang
dikombinasi dalam satu kesatuan yang utuh.
7
Tingkatan presentasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Slide Presentation
a.
Merupakan presentasi linear (berurutan)
b.
Dikembangkan menggunakan teks, gambar/clipart, photo
c.
Tidak ada interaksi dengan pemakai
d.
Tidak ada percabangan (tidak ada link atau hyperlink).
2.
Multimedia Presentation
a.
Dikembangkan dengan menggunakan teks, gambar/clipart, audio, digitized video, animasi
b.
Tidak ada interaksi antara pemakai dan komputer
c.
Interaksi terjadi antara presenter dan audience
d.
Ada percabangan (link atau hyperlink).
3.
Interactive Multimedia Presentation
a.
Dikembangkan dengan menggunakan teks, gambar/clipart, audio, digitized video, animasi
b.
Terjadi interaksi antara pemakai dan komputer, berupa form data entry
c.
Format: kiosk, training program, education program
d.
Ada percabangan (link atau hyperlink).
4.
Multimedia Web Pages
a.
Aplikasi dibangun menggunakan authoring software, dapat dijalankan menggunakan
browser
b.
Keunggulan: memanfaatkan hypertext, dan akses ke external database
c.
Ada percabangan (link atau hyperlink).
C.
Prinsip-Prinsip Dalam Membuat Media Pembelajaran
Saat merancang sebuah pembelajaran, guru tentunya juga harus memilih media
pembelajaran yang akan digunakannya. Guru harus memilih media dalam pembelajaran dengan
hati-hati. Ada berbagai prinsip yang harus dipertimbangkan sehingga kegiatan belajar mengajar
benar-benar efektif. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru memilih media untuk
pembelajaran yang akan dilaksanakannya:
1.
Efektivitas Media Pembelajaran
8
pembelajaran yang akan disajikan. Guru harus menimbang-nimbang apakah suatu media
pembelajaran yang akan digunakan lebih efektif bila dibandingkan dengan media yang lain.
Misalnya, pada pembelajaran IPA di SD tentang terjadinya gerhana matahari dan gerhana
bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan saat melalukan peredaran.
Contoh media dalam pembelajaran pada materi ini yang tersedia di sekolah misalnya media
pembelajaran berupa gambar dalam bentuk charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model
peredaran matahari, bumi dan bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan sedalam
apa siswa akan belajar jika menggunakan media pembelajaran berupa gambar, dan sejauh serta
sedalam apa siswa akan belajar bila media yang digunakan adalah model peredaran matahari,
bumi dan bulan. Media dalam pembelajaran yang seharusnya dipilih dapat dilihat dari tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai serta materi pembelajaran yang diajarkan. Bila guru hanya
menginginkan siswa mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan yang segaris, maka media
pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih mudah dipahami siswa. Tetapi jika guru ingin
siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka model peredaran matahari, bumi dan bulan
tentau
lebih
baik
untuk
digunakan.
Selain itu makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat sebuah
media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru bisa mempertimbangkan, apakah biaya
yang digunakan untuk menggunakan media pembelajaran tertentu sebanding dengan hasil
pembelajaran yang akan diperoleh siswa.
2.
Taraf Berpikir Siswa
Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir siswa.
Benda-benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai media pembelajaran bila
dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula media pembelajaran yang kompleks
dari segi struktur atau tampilan akan lebih sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang
sederhana. Contoh media pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam tubuh manusia
haruslah tidak serumit media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA. Media pembelajaran
yang sering digunakan untuk materi ini misalnya torso (model 3 dimensi) atau gambar.
Walaupun sama-sama menggunakan gambar atau torso, tetapi tingkat kerumitan (kompleksitas)
gambar dan torso harus dibedakan. Media pembelajaran di SD tentunya tidak boleh serinci
media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA.
9
3.
Interaktivitas Media Pembelajaran
Prinsip ketiga yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam pembelajaran di
kelas adalah interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan siswa dapat berinteraksi dengan media
pembelajaran? Makin interaktif media, makin bagus media pembelajaran itu karena lebih
mendorong siswa untukterlibat aktif dalam belajar.. Misalnya, saat mengajar materi tentang
operasi hitung bilangan bulat, contoh media dalam pembelajaran di SD yang dapat digunakan
adalah video tentang bagaimana cara melakukan operasi hitung bilangan bulat atau guru dapat
juga menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif pembelajaran mandiri tentang
operasi hitung bilangan bulat. Bila siswa diberikan tontonan video, tentunya interaksi yang
terjadi antara siswa dengan media pembelajaran hanya satu arah saja: dari media ke siswa.
Sedangkan bila menggunakan media pembelajaran berbentuk multimedia interaktif yang
dioperasikan pada sebuah komputer, maka interaksi siswa dengan media tentu lebih tinggi.
Dalam hal ini, maka media yang paling cocok untuk dipilih adalah media pembelajaran dalam
bentuk multimedia interaktif.
4.
Ketersediaan Media Pembelajaran
Guru boleh saja berangan-angan menggunakan media pembelajaran yang sangat efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran, dan interaktivitasnya
tinggi. Tetapi jika media yang sedemikian tidak tersedia, tentu juga sia-sia. Media yang dipilih
saat merancang pembelajaran secara logis sudah tersedia di sekolah, atau paling tidak bila tidak
dimiliki masih dapat diperoleh dengan mudah, misalnya dengan meminjam atau membuat
sendiri. Jumlah media yang akan digunakan juga harus diperhitungkan dengan jumlah siswa di
kelas. Bila media pembelajaran digunakan bukan secara klasikal, tetapi secara berkelompok
atau individual, maka jumlah media pembelajaran yang tersedia harus mencukupi.
5.
Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran
10
6.
Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran
Sebagus apapun media, misalnya media pembelajaran interaktif berbasis komputer, tentu
tidak akan efektif bila guru sendiri memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan
menggunakannya. Media pembelajaran yang dipilih harus dapat digunakan oleh guru dengan
baik. Sebenarnya kendala kemampuan guru dalam mengoperasikan suatu media pembelajaran
dapat saja diatasi apabila guru yang bersangkutan memiliki kemauan untuk belajar
menggunakan media pembelajaran tersebut.
7.
Alokasi Waktu
Isu ketersediaan waktu dalam pembelajaran memang sangat krusial. Guru selalu dikejar
waktu untuk menyelesaikan tuntutan kurikulum. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran yang notabene efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, mempunyai
relevansi yang baik dengan materi pelajaran, dan berbagai kelebihan lainpun kadang-kadang
terpaksa harus dikesampingkan bilamana alokasi waktu menjadi pertimbangan yang penting.
Akan tetapi ketersediaan waktu seringkali bisa disiasati dengan berbagai cara berdasarkan
pengalaman yang telah dimiliki oleh guru.
8.
Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran
Prinsip pemilihan media pembelajaran berikutnya adalah fleksibelitas. Media pembelajaran
yang dipilih oleh guru untuk kegiatan belajar mengajar di kelasnya seharusnya memiliki
fleksibelitas yang baik. Media pembelajaran itu dikatakan mempunyai fleksibelitas yang baik
apabila dapat digunakan dalam berbagai situasi. Kadangkala, saat proses pembelajaran
berlangsung terjadi perubahan situasi yang berakibat tidak dapat digunakannya suatu media
pembelajaran. Contoh media pembelajaran yang menggunakan sumber energi untuk
pengoperasiannya kadangkala justru dapat menghambat kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung bila aliran listrik mati.
9.
Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran
Bagi anak-anak SD atau TK, kadangkala guru harus hati-hati memilih media pembelajaran.
Ada media pembelajaran yang kalau tidak hati-hati dalam penggunaannya dapat
mengakibatkan kecelakaan atau siswa terluka. Media pembelajaran yang dipilih haruslah media
pembelajaran yang aman bagi mereka sehingga hal-hal yang tidak diinginkan saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung tidak terjadi.Contoh media pembelajaran di SD yang kurang
aman misalnya penggunaan alat-alat yang mudah terbakar, tajam (mudah melukai) atau panas,
atau bahan-bahan kimia bersifat korosif.
10.
Kualitas Teknis Media Pembelajaran
11
juga dapat ditentukan oleh kualitas produksi media oleh suatu produsen. Jika di sekolah tersedia
media pembelajaran yang sejenis tetapi diproduksi oleh beberapa produsen, maka sebaiknya
guru memilih yang sekiranya memiliki kualitas teknis terbaik, misal dari segi keterbacaan
tulisan atau gambar, komposisi warna, ketelitian alat, dan sebagainya.
D.
Presentasi Yang Efektif Dan Efisien
Presentasi yang efektif dan efisien memerlukan persiapan agar infomasi yang
disampaikan berkesan dalam, merangsang kepenasaran peserta, menarik untuk didiskusikan,
dan menyenangkan. Persiapan yang matang menyangkut penguasan diri terhadap materi, seni
mengelola situasi belajar yang menarik, penataan ruang, lingkungan pendukung, pemanfaatan
media, dan mengenal apa yang diharapkan oleh peserta akan membantu seseorang untuk siap
melakukan presentasi. Namun, dalam situasi yang lain, seseorang perlu mempersiapkan diri
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya pada saat seseorang akan
presentasi di depan para ahli, pejabat, mahasiswa, atau tamu undangan lain, mendadak listrik
padam sehingga tidak dapat memvisualisasikan puluhan lembar kerja yang sudah dipersiapkan
semalaman, atau kendala teknis lain yang sedikit banyak mengganggu konsentrasi dan
perhatian pemirsa (audience).
Kemampuan untuk menggali sifat dan harapan pemirsa akan membantu mengawali
presentasi yang sangat menakjubkan bahkan tidak terbayangkan sebelumnya. Cara pandang
yang selalu menganggap bahwa pembawa acara, fasilitator, pelatih atau guru sebagai tokoh
sentral yang harus menguasai segalanya akan mempersempit ruang gerak dan kreativitas diri
orang yang akan melakukan presentasi, lebih jauh akan terjebak pada rutinitas dan kerepotan
yang berakhir dengan kekecewaan. Pemirsa adalah gudang informasi dan pengetahuan yang
perlu digali oleh presenter sebagai fasilitator. Kemudian dirangkaikan melalui cara yang mudah
peserta pahami, permainan reflektif yang menggugah, simulasi dan aktualisasi akan lebih
bermanfaat daripada rangkaian materi yang keluar dari mulut pembicara secara terus-menerus.
Hal penting yang perlu ditekankan dalam presentasi, yaitu pemirsa dapat memahami,
menghayati dan mengaktualisasikan apapun yang disajikan baik dalam situasi ruang maupun
setelah keluar dari pintu ruangan, mereka tetap asyik untuk membicarakannya.
12
1. Sederhana
Ang Tian Teck dalam bukunya Sticky Presentation mengatakan“Ketika Anda
berkomunikasi Anda harus membuat pesan itu sederhana. Menjadikan sederhana, akan
membuat Anda mudah menyampaikannya dan membuat audiens mudah memahami.”
Apa maksud dari slide yang sederhana? Slide sederhana adalah slide yang memiliki teks
ringkas, tidak ada bullet point, satu slide satu pesan. Ini aturan ideal slide yang sederhana.
Ringkas, berarti Anda menggunakan kalimat yang tidak terlampau panjang yang
memungkinkan audiens mudah mengingat apa yang Anda tampilkan dengan baik.
Banyak praktisi presentasi membuat aturan tentang batasan penggunaan kata dalam satu slide.
Ada aturan maksimal 33 kata dalam satu slide, ada aturan maksimal 36 dalam satu slide, ada
aturan kurang lebih 15 kata dalam satu slide, bahkan ada juga yang menyarankan cukup 6 kata
saja.
Saya tidak menyarankan Anda memilih aturan yang mana, karena menurut saya apa
yang kita tampilkan pada slide sangat fleksibel. Tapi tentunya semakin ringkas kalimat yang
Anda gunakan akan semakin baik.Kemudian tidak ada bullet point berarti, sedapat mungkin
saat membuat slide Anda menghindari membuat penjelasan dalam bentuk poin-poin pada satu
slide. Tapi dalam beberapa kasus bisa jadi kita sulit membuang bullet point. Saran paling baik
kalau memang harus ada bullet pastikan bulletnya minim, kemudian ganti bullet dengan gambar
atau simbol yang mendukung.
Terakhir satu slide satu pesan artinya, pada satu slide upayakan jangan membahas
banyak hal, fokuskan diri Anda pada satu pesan saja. Ini adalah saran terbaik yang akan
membuat audiens memahami apa yang Anda sampaikan dengan baik. Namun jika memang
Anda perlu membahas beberapa hal karena menurut Anda ide yang akan Anda sampaikan
berhubungan atau berurutan, Anda bisa menambahkan animasi pada tiap pesan. Supaya Anda
bisa membahasnya satu-satu secara berurutan.
2. Visual
Slide adalah media visual, artinya slide yang baik harus menggunakan tampilan visual
yang baik dan komunikatif.Mengapa harus visual? Menjawab pertanyaan tersebut saya akan
mengutip isi presentasi Tom Wujec di TED 2009 dengan judul presentasi “3
Ways The Brain
13
gambar itu interaktif agar kita bisa melibatkan audiens lebih dalam. Ketiga, perbesar memori
dengan membuat kesan visual.
Dari apa yang disampaikan Tom Wujec tersebut, jelas bahwa slide visual itu penting
untuk membantu audiens mudah memahami apa yang Anda sampaikan dan untuk menjaga
perhatian audiens dengan lebih baik.
3. Kontras
Kontras adalah prinsip desain yang berarti perbedaan. Menerapkan prinsip kontras
berarti Anda menciptakan perbedaan antar elemen dalam slide presentasi. Dengan menciptakan
kontras akan membantu audiens memperhatikan dengan cepat, melihat mana pesan utama dan
pendukung dan membantu audiens menangkap pesan kunci yang Anda sampaikan dengan
mudah.
4. Pengulangan
Prinsip pengulangan berarti menggunakan elemen yang sama untuk beberapa slide atau
keseluruhan slide presentasi. Hal ini dimaksudkan untuk membuat sebuah hubungan antara satu
slide dengan slide yang lain. Dengan begitu audiens akan mudah menangkap bahwa slide
memiliki suatu hubungan atau merupakan satu kesatuan.
Ada banyak cara membuat pengulangan. Bentuk paling sederhana, Anda bisa membuat
pengulangan pada template dan konsisten menggunakannya untuk semua slide presentasi.
Membuat pengulangan dengan template memungkinkan Anda memiliki slide presentasi yang
harmonis secara keseluruhan karena memiliki bentuk dan warna latar belakang yang
sama.Namun Anda tetap harus hati-hati, karena jika template yang digunakan tidak menarik
dapat juga dapat menimbulkan kebosanan.
5. Perataan
Inti dari prinsip perataan adalah bagaimana menempatkan setiap elemen dalam slide
saling terhubung satu sama lain sehingga slide menjadi harmonis. Hal ini mengisyaratkan
bahwa setiap elemen harus ditempatkan dengan sengaja untuk mendapatkan tampilan slide
yang baik, rapi dan profesional, bukan secara acak atau asal-asalan.
6. Kedekatan
14
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Matriks Pembuatan Media Presentasi
No
Persiapan
Pelaksanaan
1.
a.
Pendahuluan berisi uraian singkat tentang tiga hal pokok, yaitu:
1)
Latar belakang pemilihan judul,
2)
Masalah atau perumusan masalah,
3)
Tujuan dan manfaat penyampaian masalah.
a.
Menguasai presentasi
Mengawalinya dengan salam pembuka, perkenalan
diri, dan sikap yang simpatik dan sopan.
2. b.
Isi atau pembahasan
Di sini diuraikan secara lengkap dan rinci megenai permasalahan yang
dibahas. Oleh karena itu, presentator harus membaca resSensi
sebanyak-banyaknya.
b.
Penyampaian materi
Sampaikan judul materi, pendahuluan, isi atau
pembahasan, kesimpulan dan saran. Perhatikan waktu yang
telah ditetapkan. Sediakan pula waktu untuk sesi tanya
jawab.
15
Di sini presentator menuliskan kesimpulan dari pembahasan dan saran
yang berkaitan dengan isi makalah.
Sampaikan judul materi, pendahuluan, isi atau
pembahasan, kesimpulan dan saran. Perhatikan waktu yang
telah ditetapkan. Sediakan pula waktu untuk sesi tanya
jawab.
4.
d.
Mengelola tanya jawab
Berikan
kesempatan
pada
audience
untuk
memberikan pertanyaan, pelajari pertanyaan tersebut
kemudian jawablah secara jelas dan singkat.
5.
e.
Mengakhiri presentasi
16
B.
Ayat Alquran Tentang Pemanfaatan Media Presentasi
1.
Surat Al alaq 3-5
مَرْكلأا َكُّبَرَو ْأَرْقا
ِ ْمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنلإا َمَّلَع مَلَقْلاِب َمَّلَع يِذَّلا
Artinya:
“
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat diatas, maka dapat kita lihat bahwa Allah menjelaskan dalam proses pembelajaran
atau proses pentransferan pengetahuan kepada manusia dari yang semula tidak tahu menjadi
tahu, itu menggunakan perantara berupa pena. Menurut tafsir, pena disini yang dimaksud
adalah baca dan tulis.Secara tidak langsung, Allah mengisyaratkan bahwa Allah itu akan
memberikan pengetahuan kepada manusia, akan tetapi itu tidak langsung begitu saja, tetapi
butuh perantara atau media dalam pembelajaran.
2.
QS. Al
Isra’ ayat 84
Artinya
: Katakanlah: “Tiap
-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-
masing”.
Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
17
3.
QS. An Nahl ayat 89
Artinya:
“Dan ingatlah akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap
-tiap umat seorang saksi atas
mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri”
.
Ayat ini secara tidak langsung Allah mengajarkan kepada manusia untuk menggunakan
sebuah alat/ benda sebagai suatu media dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagaimana
Allah Swt menurunkan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw untuk menjelaskan segala
sesuatu, maka sudah sepatutnya jika seorang menggunakan suatu media tertentu dalam
menjelaskan segala hal.Ayat diatas juga menjelaskan tentang bagaimana seharusnya syarat
suatu media yang akan digunakan. Pada surat An Nahl ayat 89 tersebut dijelaskan bahwa Al
Qur’an selain berperan untuk menjelaskan, juga merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai
petunjuk, rahmat, dan pemberi kabar gembira bagi orang yang menyerahkan diri. Media
yang digunakan dalam pengajaran harus mampu menjelaskan kepada para peserta didik
tentang materi yang sedang mereka pelajari. Syarat ini sejalan dengan esensitas sebuah
media dalam pengajaran pada QS. Al Isra’ : 84.
4.
QS. Al Maidah ayat 16
18
itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.
Pada ayat diatas, Allah Swt menyebutkan tiga macam kegunaan dari Al Qur’an. Hal ini
jika kita kaitkan dengan media dalam pendidikan maka kita akan mengetahui bahwa
minimal ada tiga syarat yang harus dimiliki suatu media sehingga alat ataupun benda yang
dimaksud dapat benar-benar digunakan sebagi media dalam pembelajaran. Tiga aspek itu
adalah :
1.
Bahwa media harus mampu memberikan petunjuk (pemahaman) kepada siapapun
peserta didik yang memperhatikan penjelasan guru dan memahami medianya.
Ringkasnya, media harus mampu mewakili setiap pikiran sang guru sehingga dapat
lebih mudah memahami materi.
2.
Dalam Tafsir Al Maraghi disebutkan bahwa Al Qur’an sebagai
media yang digunakan
oleh Allah akan mengeluarkan penganutnya dari kegelapan Aqidah berhala. Keterangan
ini memiliki makna bahwa setiap media yang digunakan oleh seorang guru seharusnya
dapat memudahkan peserta didik dalam memahami sesuatu.
3.
Sebuah media harus mampu mengantarkan para peserta didiknya menuju tujuan belajar
mengajar serta tujuan pendidikan dalam arti lebih luas. Media yang digunakan minimal
harus mencerminkan (menggambarkan) materi yang sedang diajarkan. Semisal dalam
mengajarkan nama-nama benda bagi anak-anak, maka media yang digunakan harus
mampu mewakili benda-benda yang dimaksud. Tidak mungkin dan tidak diperbolehkan
mengajarkan kata
“Meja”
tetapi media yang digunakan adalah motor.
5.
QS. Al Ahzab ayat 21
Artinya:
“
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
19
Tugas seorang guru pada hakikatnya bukan sekedar
transfer of knowladge
(mentransfer ilmu) bagi para peserta didiknya. Melainkan juga harus mampu merubah
kepribadiannya. Karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar tapi juga mendidik.
20
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belakangan ini, presentasi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan
sehari-hari. Presentasi merupakan penyampaian materi kepada audience, baik dalam kegiatan seminar
maupun diskusi. Presentasi atau penyajian suatu topik bahasan pada intinya adalah suatu bentuk
seni untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada pendengar dengan tujuan agar mereka
dapat dengan mudah memahaminya.
Sebagai presentator harus mempunyai kemampuan untuk memahami materinya terlebih
dahulu agar tidak canggung ketika sesi tanya jawab dibuka. Selain itu, presentator juga harus
memperhatikan penamilannya di depan audience agar mendukung dan menarik minat audience
untuk memperhatikan. Jika penampilan asal-asalan, maka audience bisa mengacuhkan
presentator tersebut.
Keterampilan berbicara di depan publik dengan segala kreativitas dan gaya
penyampaian, juga dipengaruhi oleh pengalaman atau jam terbang yang telah dikantongi
presenter. Selain itu, kemauan dan kemampuan mempelajari metode-metode yang berkembang
ataupun melihat, memperhatikan dan mempelajari orang-orang yang piawai dalam penyajian
juga menjadi faktor penentu bagi kesuksesan presentasi.
Ada beberapa cara yang perlu dilakukan ataupun persiapan saat melakukan presentasi.
Diakui atau tidak, hal itu sangat mendukung ketika presentasi.
B.
Saran
Untuk melakukan sebuah presentasi, kita harus mempunyai sedikit kemampuan dan
pengetahuan bagaimana menjadi presentator yang baik dan benar. Dan untuk menjadi
presentator yang baik dan benar, dibutuhkan tempat untuk latihan, peran guru yang
memberikan bimbingan, kapasitas pribadi untuk mengolah bahan-bahan presentasi dan
ilmu pengetahuan yang memadai. Dengan kata lain, sebelum Anda melakukan presentasi,
Anda harus melakukan persiapan semaksimal mungkin. Anda bisa meminta bimbingan
pada guru atau orang yang lebih berpengalaman dalam hal tersebut sehingga pada saat
melakukan presentasi Anda telah memiliki bekal dan kemampuan yang memadai. Selain
21
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
https://id.scribd.com/doc/178938946/BAB-5-PRESENTASI-EFEKTIF-doc (diakses 03 Maret
2015)
https://id.scribd.com/doc/97170071/Presentasi-Yang-Efektif-Parlin (diakses 03 Maret 2015)
https://id.scribd.com/doc/82856614/121227-Makalah-Presentasi-Nadya-Ayu-Sekarrini
(diakses 03 Maret 2015)
Wikipedia.org. 2007. Presentasi, (online), (http://id. wikipedia.org / wiki/Presentasi, diakses
03 Maret 2015).
Budi, Indra.2004. Bagaimana Presentasi Yang Efektif, (online), (http://www.cs. ui.ac.id,
diakses 03 Maret 2015)
Harianto, GP. 2000. Teknik Penulisan Literatur. Bandung: Agiamedia.