• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIMIA KUALITATIF (3 SKS) RH.CH DJ.HBB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KIMIA KUALITATIF (3 SKS) RH.CH DJ.HBB"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

KIMIA KUALITATIF (3 SKS)

RH.CH DJ.HBB

I. *Pendahuluan

Analisa kualitatif

*Metoda H

2

S, *Metoda Alternatif,

*Analisa anion, *campuran

*Kualitatif-kromatografi

II. Dasar-dasar: Asam, Basa, Buffer,

K

a

, K

b

, Kh, pH, Kw,

(2)

Buku pegangan.

1

Qualitatif Inorganic Analysis

by Vogel

. 2

Chemical Principles in the Labo

ratory with Qualitative Analysis

by Emil J Slowinski

. 3

Laboratory Exercises in General

(3)

Kontrak kuliah

Pengampu tim : rh dan ch.d, hbb

Jumlah pertemuan : 6 – 9

Metode : TATAP MUKA

TUGAS

DISKUSI TUGAS

UTS / MODUL I

UAS / MODUL II

(4)

% penilaian :

Kehadiran (75%)  0 %

Tugas mandiri + Klp 25 %

UTS (M.I)  75 %

Total = 100%

Bila range nilai 100

NA = {M.1 + M.2} / 2

Bila range nilai 50

(5)

THE TEACHING OF

ANALYTICAL CHEMISTRY

As analytcal procedures have become

more automated,direct interaction

between analyst and sample has

diminished.

Clasical analysis

instrumental anal

s

A

(6)

automated anal

automated anal

with robotic

S = sample

C = computer

A = analyst

R = Robotics

I = instrument

S

I

C

A

S

I

C

A

(7)

c1=f-1(s)

s=(fc1…)P,T

Once obtained from the sample and

reagen, analytical information must be

transleted

into chemical informaion

(

qualitative

and

quantitaive

data)

Analytical

information

reagen

sample

Chemical

(8)

Specialization in Analytical Chemis

Methode Problems

1. Separation m

envirom analysis

2. Mass Spectm

food analysis

3. Atomic Spectcp

biocheml analys

4. Molcr Spectcp

pharmcl analysis

5. Structur Elucidt

Clinical analysis

6. Chemometrics

material science

7. Trace Analysis

automated analys

8. Micro analys

toxicologi

9. Surface anal

forensic analysis

10.Electroanalysis

geochemical anal

(9)

The relationship among fundamental of analytical chem (I), anlytical knoledge of spesific field (II), and knowledge required for specialist (pie-haped

area)

• Prodc of clinics

Microelectronc

Chemical metallurgy Technology

enviromental protection

II

(10)

sampel pretreatment

*sample

reagent indicator

chemical physical reagent signal

analytical investigation

* signal

mathematical investigation

sampling Mechanicaltreatment Chemical treatment

treatment indication readout

Smoothing

(11)

*Analytical information

Signal information

know chemical information

Y chem Inf chem Inf

knowledge for recognition

(12)

KEDUDUKAN ANALISA KIMIA

menentukan

ANALISIS KIMIA

mengetahui

*Macam *Struktur/sifat *Jumlah

pertanian

Analisis dalam : ilmu pengetahuan

industri

Row material, kualitas kontrol, pengolahan

(13)

Anorganik

kualitatif

anion

kation

organik

ANALISA KIMIA

kuantitatif

(14)

DASAR ANALISIS KUALITATIF

1. KESIMPULAN SEMENTARA

Reaksi-kimia penunjang pemeriksaan pendahuluan:

a. Reaksi spesifik/khas – pereaksi spesifik untuk bahan tertentu

b. Reaksi sensitif/peka  mampu menunjukan bahan yang sedikit.

c. Reaksi selektif  reaksi atas sekelompok bahan yang berbeda.

(15)

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN:

1.

diperkuat 2. dipertegas

ANALISIS

SESUNGGUHNYA

2. KESIMPULAN DIFINITIF

TEST

SIFAT FISIS

TEST

SIFAT KIMIA

Pemeriksaan pendahuluan

Analisa

kering

Analisa

(16)

CONTOH ANALISIS

SAMPEL : serbuk warna biru

. Sifat fisis : warna biru , tidak bau,larut dlm air kristal senyawa tunggal/tdk camp 1. Kesimpulan awal : SENYAWA CuSO4 5H2O

Bukan CuSO4 (serbuk putih)

2. Penegasan test kimia (1) : CuSO4 5H2O  ?

biru  pucat  serbuk putih (?)

(17)

Penegasan test kimia (2) :

1.sampel dilarutkan dalam air 2. (+) NH4OH

• Larutan CuSO4 5H2O (+) 2.NH4OH endpan

muda

• Endp (+) NH4)OH  kompleks biru tua.

• tulis reaksi (endapan & Komplk) yang terjadi • (hal.78 Vogel’s)

• Bagaimana bila sampel tdk tunggal (camp) ?

• Praduga dr sifat fisis sampel diperlukan,

larut dlm air  tdk mungkin anion yang ada :

(18)

Sampel larut dalam air  kation yang mungkin

ada (Ni, Fe, atau Ni, Mn,

• (+) NH4OH >>>  Cu, Ni sbg kompleks biru tua

* Fe mengendap sbg Fe(OH)3

merah

* Mn sbg endapan merah. perlu cek endapan merah dari Fe atau Mn. perlu pereaksi spesifik yaitu pereaksi yang

hanya dengan satu kation tertentu memberi reaksi tertentu untuk setiap kation.

Cu,Ni,Pb,Ag,Hg,Co,Fe 3+(+) CNS  [Fe(CNS)6]

(19)

Spesifik dan sensitif (batas pengenalannya) 25.10-5 mg Fe (III)

• 4Fe3+ (+) 3[Fe(CN)6]4-  Fe4[Fe(CN)6]3

biru persia

spesifik & sensitif

Tulis reaksi Cu, Ni dengan amoniak  kompleks

(20)

ANALISA PENDAHULUAN KERING.

Pengamatan fisis : *kristal ,*warna, *bau.

pemanasan bahan sampel

* tdk terurai perub fisik

* terurai

. Perubahan wana . Meleleh . Sublimasi/menguap tanpa mencair . Terbentuk uap air . Timbul gas / asap

(21)

Cara kerja analisa kering

1)

2 spatula

1--- 3 garam Cl mudah menguap

uap yang terbentuk tdk menyebab kan api berwarna

warna api tgt dari kation M n+

(22)

M n+ + n HCl  MCl n

warna dari M n+

Perubahan warna pada nyala api :

Nyala oks nyala red kation p p Cu d d

p/d p/d Co

p/d d Ni

(23)

Pengaruh warna Na, perlu dicegah dg penyerap warna kuning Na  kaca cobalt (spektroskp)

• flame test dengan kaca cobalt

Warna flame

waran flame dg kc cobalt

Logam

Golden-yellow Nil Natrum Na

Violet Crimson Kalium K

Brick -red Light-green Calsium Ca

Crimson Purple Strontium Sr

(24)

SPECTROSCOPIC TEST FLAME SPECTRA

• Sinar ads

monokromatis

tertentu prisma spektra warna

S

element Diskripsi warna

spectra

Panjang gelombang nm

Na Dobel kuning 589,0 - 589,6

K Dobel merah 766,5 - 769,9

Dobel violet 404,4 - 404,7

Li Merah tungal 670,8

(25)

Spetra warna

Na 589,6 / 589.0

K 766,9 / 766,5 404,7/404,4

Li 670,8 610,3

Ti 535,0

Ba 535,6-534,7-524,3-513,7 487,4

(26)

2) MUTUBORAKS

dipanaskan dalam nyala oks & red

tidak berwarna dari

metaborat

.

Spatula dg metaborat disentuhkan

sampel kemudian di panaskan

dalam

nyala oks & red

pada kondisi

panas & dingin

, warna yang ter

amati adalah warna

kation

(27)

Reaksi yang terjadi :

1.penguraian boraks pada nyala oksidasi

• Na2B4O7.7H2O  Na2B4O7 + 10 H2O

• Na2B4O7 2 NaBO2 + B2O3

B2O3 + CuO  Cu(BO2)2 (metaborate)

NaBO2 + CuO  NaCuBO3 (orthoborate)

2.penguraian pada nyala reduksi adanya C

dua reaksi terjadi bersama sama.
(28)

(i).Cu (II) berwarna tereduksi  Cu(I) tdk

berwarna sbg metaborat

• 2Cu(BO2) 2 + 2NaBO2 + C  2CuBO2 + COg

Na2B4O7

(ii).Cu (II) borate tereduksi  Cu metal merah

• 2Cu(BO2) 2 + 4NaBO2 + 2C  2Cu + 2COg

2Na2B4O7

Bila metal metaborat bercampur dengan

Nametaborat  terbentuk kompleks dg tipe

Na2[Cu(BO2)4], Na2[Ni(BO2)4], Na2[Co(BO2)4

(29)

REAKSI ARANG.

dipakai untuk mereduksi kation (logam)

• Nyala api ditiupkan ke lekukan arang.

Na2CO3 + sampel dicampur 

masukkan dalam lekukan arang. reaksi bertahap akan terjadi :

arang.

. Na2CO3 + MSO4  MCO3 + Na2SO4

• MCO3  MO + CO2

• MO  M + CO M = Cu MO = oksida log

(30)

REAKSI BASAH

• 1. air : panas / dingin

encer : v v

2.

asam

pekat : v v

. 3. campuran asam

Amati gas yang keluar dari proses

pelarutan

s

(31)

ANALISIS SISTIMATIS KUALITATIF KATION

PEMISAHAN BERDASAR SEGOL/KLP KATION

KARENA PERSAMAAN SIFAT TERHADAP PEREAKSI

*

* *

* * * *

s

LRT

END

END LRT END LRT

PEREAKSI

PEREAKSI PEREAKSI

(32)

KEUNTUNGAN CARA PEMISAHAN

• 1 Sampel tdk terbagi dalam reaksi spesifik • 2 Menunjukkan per kelompok sesuai sifat

angota kelompok terhadap pereaksi yang di tambahkan

. 3 Pemisahan  kelompok kecil  terisolasi.

Hasil analisis sistimatis perlu pembuktian dg

pereaksi selektif  terbentuk zat baru yang

(33)

PENGENALAN BERDASAR SIFAT FISIS

• mengendapan

• melarutan

• zat berwarna lain

kristal

• pembent gas

lrt pereaksi endapan

(34)

SKEMA ANALISA METODA H2S

gol Sampel I

II

III

lrt IV V sisa endp

s HCl 6 M >>

HCl (0,2M)=pH 0,5

,---H2S jenuh (0,1M)

----, NH4OH,NH4Cl, pH 9

(NH4)2S

----,(NH4)2CO3 0,2 M,

(35)

METODA STANDART H2S

by BERGMANN  FREESENIUS NOYES

• Metoda H2S  metoda analisa berdasar pemisahan/

pembagian pergolongan (terbagi) dalam 5 golongan .

Gol klorida : Ag , Hg, Pb  mengendap

sebagai endp klorida berwarna putih. AgCl , Hg2Cl2 , Pb(Cl) 2 putih

Gol H2S  garam sulfida dari Pb, Cu,

Cd, Bi, As(III,V), Sb(III,V),Sn(II,IV),Hg(II)

2

GOL I

(36)

Gol (NH4)2S  garam garam sulfida : Co,

Ni, Fe, Mn, Zn, Al(OH)3, Cr(OH)3

Gol (NH4)CO3  garam garam karbonat

CaCO3, SnCO3, BaCO3

Gol Sisa. berisi ion Mg, K, Na,NH4

tetap berupa larutan.

Setiap kelompok golongan dipisahkan dan di identifikasi secara difinitif.

GOL III

GOL IV

(37)

PEMBAHASAN METODA H2S

PERLAKUAN BAHASAN

Pe(+) HCl 6 M pd pemiahan gol I.

Kation gol (II) teroksidasi ke posisi oks tertinggi.

Sn(II) Sn(IV), Sb(III)Sb(V)

Pengaturan pH 0,5, H2S 0,1M

Perlu perhatian

Untuk mengendapkan MS

gol(II), krn Ksp MS gol (II) << dari gol (III)  kondisi asam

memungkinkan pemisahan

gol (II) dan (III) dpt terjadi Pengaturan pH 9-10 sedikit

alkalis.dengan buffer

Kation gol (III) mengendap sbg MS / M(OH)n, kondisi ini [OH] dan [S=] sbg media pengendap dalam larutan

sangat rendah, kompleks

(38)

Pengaturan pH 9,5-10 kondisi basis

M gol (IV) me sbg MCO3 Memisahkan gol (IV) dan (V)

Catatan penting

keberhasilan metoda H

2

S

1. pe(+) pereaksi diupayakan urut

2. Upayakan pemisahan unsur per-gol dg

baik, pertimbangkan harga relatif Ksp

Gol (I) dan (II)

* pe(+)HCl

Ag

+

, Hg

2+,

Pb

2+

M

Cl (gol I)

pe(+)H

2

S

Ag

+

, Hg

2+,

Pb

2+

M

S

bersama gol H

2

S (gol II)

pe(+)H

2

S

tdk dapat/ mampu me

M

Cl

lagi

Pe(+)HCl pada

M

S tdk mdh melarutkan

(39)

SKEMA ANALISIS

SENYAWA GOLONGAN I

end gol I

Pb?

Ag? endp

lrt Hg?

Bagan Anilsa gol klorida.

Air, didihkan

Cuci air panas, (+) NH4OH >>

(40)

Tulis reaksi yang terjadi pada setiap langkah anlisis dari bagan gol klorida.

BAHASAN PROSEDUR ANAL GOL I

perlakuan bahasan

1. Mn+(gol I) di endapkan sbg MCl

[Cl] > Ag,Pb sbg kompls Cl

Shg pe(+)HCl harus tepat utk mengendapkan tetapi tdk

mencukupi  kompleks.

2. Pe(+) H2O pd end gol I, dan pemanasan

Melarutkan PbCl2 bila ada ?

kelrt PbCl2 (33,4g/l,100oC)

(9,9 g/l,20oC),uji dif Pb

3. Pe(+) NH4OH AgCl larut Ag(NH3)2Cl

Hg2Cl2  HgNH2Cl + Hg

(41)

Kompls Ag(NH3)+ akan rusak

pada pe(+) asam  Ag+ dan

mengendap kembali sbg AgCl

jika ada Hg+dan Ag+Ag(NH

3)+

dan Hg cenderung mengalami redoks,jika Hg cukup >>> 

kajian adanya Ag meragukan.

4. Pe(+) aquaregia ,

kemudian dipanakan Pada pelarutan dg aquaregia  Ag dan Hg sbg kompl Cl.

(HgCl4)=, (AgCl

2)- , pe(+) air pd

larutan asam kuat, akan me ngendapkan kembali AgCl dan

dapat dipisahkan dg (HgCl4)=

Pelarutan AgCl dlm NH3 dan

pengendapan kembali AgCl

pada pe(+) HNO3 sbg tes

(42)

UJI DIFINITIF GOL I (GOL KLORIDA)

UJI DIFINITIF Pb PbCl2 ,larut ? [Ag,Hg,Pb]  MCl + H2O 

endp gol I AgCl,Hg2Cl2 2PbCl2 + 4H2O  2 Pb2+ + 4 HCl + 4OH-

• larutan  mengkristal spt jarum

• PbCl2 + CrO4=  + 2Cl

-• PbCl2 + H2SO4 pkt  pth + 2Cl tetes tetes

PbCrO4

(43)

UJI DIFINITIF Ag

AgCl + NH4OH  [Ag(NH3]Cl lrt grm kompleks

[Ag(NH3]Cl + HNO3  AgCl + 2 NH4NO3

putih

Reaksi Tananaef.

AgCl disentrifuse, hasil sentrifuse ditaruh di kertas saring (+) 1 tetes MnSO4 dan KOH

MnSO4 + 2KOH  Mn(OH)2 + K2SO4

2AgCl + 3Mn(OH)2  2Ag + Mn2O3 + 3H2O + MnCl2

hitam

coklat pd pinggiran noda

(44)

Uji mikroskopi

teteskan lrt [Ag(NH3)2]+ pd gelas obyek dan

panaskan sampai NH3 menguap  kristal AgCl

• amati dg mikroskop kristal jarum dari AgCl

• UJI Hg

endapan campuran (HgNH2Cl , Hg)

* (+) 1-2 tetes akuregia,  sampai tdk terbentuk

asap coklat

* Endapan camp (+) H2O  bg dua untuk uji Hg

2 HgNH2Cl + 2HCl + HNO3  2HgCl2 + 2NO +

N2 + 4H2O

(45)

UJI DIFINITIF Hg

* Bagian dr larutan (+) KI  + Cl

+ 2KI  lrt , lrt

* Reakasi Tananaef

bagian dari larutan diteteskan pada kertas saring, (+) 1 tetes SnCl2 5 %, 1 tetes anilin  end pth 

hitam (anilin sbg katalisator)

2HgCl2 + Sn2+  Hg2Cl2 + Sn4+ + 2Cl- anilin

2HgCl2 + Sn2+  2Hg + Sn4+ + 2Cl- anilin

HgI2

HgI2 HgI4= HgI

(46)

-ANALISA PEMISAHAN KATION GOL H2S

• Endapan yang terbentuk dalam gol ini ;

cklt *As  *Sn 

CuS *Sb 

cklt As2S3

As2S5

Sb

2

S

3

Sb2S5

CuS

SnS2 SnS

CdS

PbS HgS

(47)

TINJAUAN TEORI PEMISAHAN GOL

Dasar teori untuk di

mengerti ,

diketahui

,

fahami

, mengapa pemisahan

baik antar gol atau dalam satu

golongan harus dilakukan sesuai

prosedur yang cukup ketat.

antara lain : * Pengaturan pH

(48)

PEMISAHAN GOL H2S & (NH4)2S

• Kedua kation gol H2S & (NH4)2S mengendap

 ( )MS (garam S), kecuali ( )Al , ( )Cr

• Mengapa ? Garam kedua gol H2S & (NH4)2S

tidak mengendap bersama-sama.

Alasan teori :

* Gol H2S  garam sulfida yang terbentuk tidak

larut dalam asam keras/kuat encer.

* Gol (NH4)2S  garam sulfida yang larut dalam

asam keras/kuat encer.

(49)

* Keasaman larutan (pH)

• pH pe ( ) gol H2S, dengan [H+] = 0,2 M menye

babkan [S=] kecil (<<),  garam dg Ksp <<

yang akan me ( ) dan sukar larut

• Ksp gol H2S  CuS 10-35 HgS 10-52

Ag2S 10-50 CdS 10-27

• Ksp gol (NH4)2S  CoS 10-21 ZnS 10-22

(50)

Bahasan pengaturan pH pada pemisahan per golongan.

*

pengendapan gol H2S

gas H2S jenuh yang dialirkan ke larutan sampel dg pH 0,5 = [H+] = 0,2 M

mempengaruhi [S=] dlm larutan. [S=] = ?

gas H2S  gas yang sukar larut

[ ] max dlm larutan = 0,1M

dalam larutan  asam lemah sekali

Ka1 = 10-7 Ka

(51)

H2S H+ + HS- ………… Ka1 = 10-7

HS- H+ + S= ………… Ka2 = 10-13

• Ka1 < ,  [HS-] yang dihasilkan <

Ka2 << ,  ∑ HS- yang meng-ion <<,  S= <<<

• Adanya HCl  ∑ H+ dalam larutan bertambah cukup besar  kesetimbangan bergeser

H2S H+ + HS- + H+ pengaruh ion < bersamaan

HS- H+ + S= + H+ <<

(52)

Pengaruh HCL secara kuantitatif terhadap [S-]

• H2S H+ + HS

[H+] [HS-] [H2S]

• Ka1 = [HS-] = Ka1 x

[H2S] [H+]

HS- H+ + S=

[H+] [S=] [HS-]

• Ka2 = [S=] = Ka2 x

(53)

[S=] = Ka1 x Ka2 x [H2S] [H+]2

0,1

[S=] = 10-7 x 10-13 x [H+]max = 0,1M

[H+]2

10-21

[S=] = , untuk pe ( ) gol H2S, HCl = 0,2M

[H+]2

10-21

[S=] = --- = 2,5 x 10-20

(54)

Bila [Mn+] = 0,1 M 

[Mn+] x [S=] = 0,1 x 2,5.10-20 = 2,5 10-21

• Sehingga endapan akan terbentuk bila • [Mn+] x [S=] > Ksp MS

• Garam garam Sulfida yang mempunyai : • Ksp > 2,5 10-21 akan tetap larut

• Ksp < 2,5 10-21 akan mengendap

• Bila [ ] asam atau pH larutan diubah  [S=]

(55)

* Semakin asam  pH larutan <<  [S=] <<

* semakin basis  pH larutan >>  [S=] >>

• Ini berarti bila keadaan asam  garam Sulfida

yang semula mengendap  tdk mengendap

dan sebaliknya.

• pH tinggi (basis)  garam sulfida yang semula

tidak mengendap akan di endapkan.

• Akbat perhitungan pH, maka pe(+) HCl harus

(56)

. Bila HCl terlalu banyak  endapan S yang

mempunyai Ksp < 2,5.10-21 seharusnya me( )

• Dalam gol H2S akan tetap larut, dan baru

mengendap dalam gol (NH4)2S

• Bila HCl kurang ( ) S dg Ksp > 2,5.10-21 

• Seharusnya mengendap pada go lII, telah

mengendap di gol II.

• Kecuali ZnS dg Ksp 10-23 tdk mengendap pd

(57)

Karena pengabaian bbrp dalam perhitungan : *hidrols S=  hidrolisa memperbesar kelarutan

*perhitungan menggunakan [konsentrasi] bukan

aktifitas ion.  a = k, [ ]

PEMISAHAN GOL (NH

4

)

2

CO

3

Pemisahan gol ini sama dengan gol Clorida (I) Terisolasi satu sama lain.

(58)

PEMBUATAN GAS H2S

1. REAKSI PIRIT – HNO3 DALAM PESAWAT KIPP

FeS + 2 HNO3  Fe(NO3)2 + H2S

2. --- CAMPURAN PARAFIN, ASBES,BELERANG

S O

(59)

Keuntungan cara 2

1. Bahan (tioasetamida) berupa padatan

2. Mudah disimpan dan mudah pemakaian

3. S= terbentuk karena hidrolisa larutannya yg

berjalan terus menerus  pembentukan ( )

lebih kasar  memudahkan pemisahan

4. Endapan lebih murni

Pembentukan ( ) cara ini dikenal sebagai cara

“HOMOGENIOUS PRECIPITATION” pe ( ) homogen

(60)

KESIMPULAN PEMISAHAN

METODA H2S

1. gol (II) dan gol (III) dapat dipisahkan karena perbedaan relatif Ksp dan pengaturan pH lrt 2. [H+],pH harus diatur dg cermat  pemisahan *[H+] >> (terlalu asam)  gol (II) me ( )sbgn *[H+] << (-)asam  sbg gol (III) me( )bersama gol (II).

3. Pemisahan gol (III) dan (IV) , pH larutan dikon disikan >> dari pemisahan gol (II)/(III)

(61)

4. pH diatur >> pH pemisahan sebelumnya 

pemisahan gol (IV) & (V) terjadi

• pH tidak boleh terlalu tinggi  MgCO3 ikut me

( )

• pH tidak boleh terlalu rendah (Ba,Ca) sbg

CO3 tdk mau me ( )

5. MgCO3 tdk larut dlm air namun tdk ikut me( )

bersama (Ba,Ca,Sr) sbg ( ) CO3  dpt dipisah

6. pH dan perbedaan Ksp pemisahan Ba

dengan kation lain segol  pada pe (+) H+ 

CrO4= Cr2O7=

(62)

Tugas (IV)& (V)

• Buat diagram alur pemisahan kemungkinan

campuran kation gol (I) Ag, Hg, Pb . Gol(II), gol (III), gol(IV),gol(V).

Dengan bahasan setiap langkah yang anda lakukan.

7 kemungkinan dr gol (I) :

1) Ag 2) Hg 3) Pb 4) Ag,Hg 5) Ag,Pb

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi tersebut mensyaratkan bahwa perencana yang komprehensif haruslah (Altshuler, dalam Faludi, 1983: 193): Memahami kepentingan masyarakat, dan memiliki pengetahuan

Menurut Indrawati (2011) nilai PCV merupakan petunjuk yang sangat baik dalam menentukan volume total eritrosit dalam sirkulasi darah. Dengan teknik pemusingan yang cepat eritrosit

Rudy Mega akan mengikuti kebersamaan hamba Tuhan se-GSRI Taman Sari pada hari Senin, 03 Januari 2011 sampai dengan hari Rabu, 05 Januari 2011 di daerah Ciater, Bandung Bagi jemaat

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah (1) Untuk mendiskripsikan penerapan media gambar dalam bentuk tugas terstruktur dalam meningkatkan hasil belajar materi “Kepadatan Populasi

Kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) merupakan lahan dengan faktor pembatas yang akan memengaruhi produktivitas umbi ubi kayu, sehingga perlu material tambahan (input)

Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu debit ini pada prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai akan

Rapat Dengar Pendapat dengan Bupati Batubara, Dinas Kelautan &amp; Perikanan, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Pertambangan &amp; Energi,

Hasil pengujian Tabel 2 membuktikan bahwa purwarupa yang dibangun mampu menunjukkan nilai frekuensi dan level dari sinyal yang dipancarkan oleh alat komunikasi