45 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus
Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5 di SDN Tegalrejo 03 salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diperoleh daftar nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA pra siklus (lampiran 4) menunjukkan sebagian besar siswa memperoleh nilai kurang dari KKM (70). Dari 24 siswa, terdapat 15 siswa yang memperoleh nilai < 70, dan 9 siswa memperoleh nilai ≥ 70.
Hasil belajar IPA siswa pra siklus atau sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPA Siswa Pra siklus
Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan
≥ 70 15 62,5 % Tidak Tuntas
< 70 9 37,5% Tuntas
Jumlah 24 100 %
Nilai Rata-rata 72,9
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 58
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus pada mata pelajaran IPA, terdapat 9 atau 37,5% siswa tuntas dengan nilai ≥ 70 yang, sedangkan 15 siswa atau 62,5 % yang tidak tuntas dengan nilai < 70.
Gambar 4.1
Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA Pra siklus
Dari uraian hasil belajar prasiklus dapat diketahui sebagian nilai siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA belum mencapai KKM 70. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu diadakan suatu pembaharuan dengan sebuah model dalam pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif dan lebih realistik agar pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Rusman (2012 : 187) pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Model Contextual Teaching and Learning (CTL) juga memiliki tujuh prinsip yaitu kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belejar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. Ketujuh prinsip tersebut saling berkaitan satu samalain, salah satunya prinsip Inquiry(menemukan) yang menekankan siswa mempelajari dan menemukan sendiri pengetahuan mereka. Sehingga dari pengetahuan yang mereka pelajari dengan menemukan sendiri diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
37,50%
62,50%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tuntas Tidak tuntas
4.2Deskripsi Hasil Siklus I
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan melalui dua kali pertemuan, dengan perencanaan tindakan yakni peneliti berkolaborasi dengan guru kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga, untuk menentukan materi pelajaran IPA yang akan disampaikan. Didalam Siklus I ini dilakukan kegiatan tatap muka sebanyak 2 kali pertemuan, waktu masing-masing dari pertemuan adalah 2 x 35 menit. Dalam pelaksanaannya, peneliti juga mempersiapkan segala perlengkapan yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar seperti RPP yang sesuai sintak model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lengkap dengan LKS, soal evaluasi dan juga segala perlengkapan seperti media, sumber buku. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti menjelaskan kepada guru tentang isi dari RPP yang akan di pakai agar terjadi kolaborasi sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi KBM guru, siswa dan lembar keaktifan siswa yang sesuai sintak karakteristik dalam pembelajaran siswa aktif, guna untuk mengamati bagaimana kegiatan guru dan siswa juga keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I
Penelitian siklus I meliputi pelaksanaan tindakan dan observasi yang berlangsung pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 April 2015 dan pertemuan 2 pada hari Kamis 30 April 2015 dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun kegiatan yang dilakukan pada pertemuan 1 dan 2 adalah :
1. Pertemuan 1
perlengkapan belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang berisi 4 -5 orang siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang Daur Air. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan apresepsi yakni menanyakan tentang “Kegiatan apa saja yang tidak pernah luput dalam menggunakan air?”.
Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS IPA tentang kegunaan air dan daur air. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA.
Pada langkah Kontruktivisme (Contructivism) siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri, guru hanya menyajikan masalah yang disampaikan dengan memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang kejadian-kejadian secara umum dan siswa mengkaitkan dengan berbagai pengalamannya di kehidupan sehari-hari berkaitan materi pada LKS tentang daur air dan kegunaan air.
Pada Langkah Bertanya (Questioning) guru merespon siswa dengan melakukan tanya jawab seputar materi daur air dan kegunaan air dan siswa menyampaikan jawaban-jawaban mereka/hipotesis tentang daur air dan kegunaan air yang disajikan oleh guru dan menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai hal – hal apa saja yang belum diketahui siswa.
Penyimpulan (Conclussion) langkah – langkah tersebut di upayakan agar siswa dapat menemukan pengetahuan dari benak meraka sendiri. Disini guru hanya berlaku sebagai fasilitator untuk siswanya, guru hanya membimbing siswa memberikan respon serta menjawab pertanyaan tentang materi daur air dan kegunaan air apa yang tidak diketahui. Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS tentang materi daur air dan kegunaan air yang diberikan oleh guru sesuai petunjuk serta langkah didalam LKS.
Pada tahap Masyarakat belajar (Learning Community) Guru meminta setiap kelompok untuk belajar bersama mendiskusikan berbagai bentuk permasalahan yang ada, guru membimbing siswa agar dapat bertukar ide serta sharing terhadap anggota kelompok siswa, untuk berbagi pengetahuan terhadap tentang materi daur air dan kegunaan air.
Pada langkah Pemodelan (Modeling) guru menerangkan dari penjabaran secara abstrak tentang materi ke tahap konkrit dengan menggunakan alat peraga gambar daur air sebagai media pembelajaran serta dengan memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang materi daur air dan kegunaan air pada LKS ke depan kelas sementara kelompok lain memberikan tanggapan.
Pada tahap Refleksi (Reflection) Guru bersama siswa secara klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan guru memberikan respon kepada siswa untuk mengingat kembali tentang materi daur air dan kegunaan air yang telah di pelajari selama pembelajaran berlangsung.
Pada tahap Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS tentang materi daur air dan kegunaan air serta menampilkan LKS yang paling baik sebagai penghargaan atas kinerja siswa dengan menilai secara kelompok.
2. Pertemuan 2
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, membimbing siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran. Setelah itu guru memeriksa kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai pengaturan tempat duduk, pemeriksaan perlengkapan belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang berisi 4 -5 orang siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan apresepsi yakni menanyakan tentang “coba ingat kembali apa kegunaan air dalam kehidupan sehari – hari di lingkunganmu ?”
Dalam kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS IPA tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA.
Pada langkah Kontruktivisme (Contructivism) siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri, guru hanya menyajikan masalah yang disampaikan dengan memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air melalui kejadian-kejadian secara umum dan siswa mengkaitkan dengan berbagai pengalamannya di kehidupan sehari-hari berdasar materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air.
menghemat air yang disajikan oleh guru dan menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai hal – hal apa saja yang belum diketahui berkaitan materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air.
Pada langkah Menemukan (Inquiry) setiap kelompok di beri kesempatan untuk mengerjakan LKS materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air yang di berikan oleh guru. Didalam LKS terdapat langkah – langkah siklus inquiry yang tersusun meliputi Observasi (Observation), Bertanya (Questioning), Mengajukan dugaan (Hipotesis), Pengumpulan data (Data gathering), Penyimpulan (Conclussion) langkah – langkah tersebut di upayakan agar siswa dapat menemukan pengetahuan dari benak meraka sendiri. Disini guru hanya berlaku sebagai fasilitator untuk siswanya, guru hanya membimbing siswa memberikan respon serta menjawab pertanyaan siswa tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air. Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air yang diberikan oleh guru sesuai petunjuk serta langkah didalam LKS.
Pada tahap Masyarakat belajar (Learning Community) Guru meminta setiap kelompok untuk belajar bersama mendiskusikan tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air, guru membimbing siswa agar dapat bertukar ide serta sharing terhadap anggota kelompok siswa, untuk berbagi pengetahuan terhadap tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air.
Pada tahap Refleksi (Reflection) Guru bersama siswa secara klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan guru memberikan respon kepada siswa untuk mengingat kembali materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air yang telah di pelajari selama pembelajaran berlangsung.
Pada tahap Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air serta menampilkan LKS yang paling baik sebagai penghargaan atas kinerja siswa dengan menilai secara kelompok.
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya tentang peristiwa alam.kemudian guru memberikan soal evaluasi siklus 1 materi tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan cara menghemat air Dan terakhir guru bersama – sama menutup kegiatan pembelajaran.
4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I
Hasil tindakan dan observasi pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat berdasarkan hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa selama KBM IPA dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut :
a. Hasil Tindakan
Tabel 4.2
Hasil Belajar IPA Siswa Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan
< 70 4 16,7 % Tidak Tuntas
≥ 70 20 83,3 % Tuntas
Jumlah 24 100 %
Nilai Rata-rata 77,9
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Dilihat dari tabel 4.2 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus 1, terdapat 4 siswa dengan persentase 16,7% yang tidak tuntas dengan nilai < 70, sedangkan ada 20 siswa dengan persentase 83,3% yang tuntas dengan nilai ≥ 70.
Berdasarkan tabel 4.2 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA pada siklus I, yang dapat dilihat pada gambar4.2.
Gambar 4.2
Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA Siklus I
83,30%
16,70%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tuntas Tidak Tuntas
b. Hasil Observasi KBM Guru Siklus I
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru diamati dengan menggunakan lembar observasi KBM guru yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil observasi KBM guru siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 12 dan lampiran 13).
1. Pertemuan 1
Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan 1 adalah sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal guru belum mengkondisikan siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.
2) Guru juga telah membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 siswa. 3) Guru memberi informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan
siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang konsep daur air di bumi.
4) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang konsep daur air dan kegunaan air.
5) Guru bertanya jawab tentang kegiatan – kegiatan dalam penggunaan air. Guru juga telah memberi respon tentang jawaban siswa tentang kegiatan – kegiatan dalam penggunaan air.
6) Didalam kegiatan inti guru telah melaksanakan langkah – langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
8) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan tanya jawab, terlihat pada saat guru memberikan arahan untuk mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan
9) Pada kegiatan akhir guru belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa.
10) Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
11) Siswa dan guru telah mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan baik.
Pada siklus I pertemuan 1 terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah pada kegiatan awal guru belum mengkondisikan siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran, guru belum membimbing siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri, pada kegiatan akhir guru belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa, guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Pertemuan 2
Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan 2 adalah sebagai berikut:
1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.
3) Guru memberi informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang konsep daur air di bumi.
4) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang konsep siklus daur air dan kegunaan air..
5) Guru bertanya jawab tentang kegiatan – kegiatan dalam penggunaan air. Guru juga telah memberi respon tentang jawaban siswa tentang kegiatan – kegiatan dalam penggunaan air.
6) Didalam kegiatan inti guru telah melaksanakan langkah – langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
7) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan tanya jawab, terlihat pada saat guru memberikan arahan untuk mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan.
8) Pada kegiatan akhir guru belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa.
9) Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
10) Siswa dan guru telah mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan baik.
c. Hasil observasi KBM/keterlibatan siswa Siklus I
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi KBM/keterlibatan siswa yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 14 dan lampiran 15).
1. Pertemuan 1
Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan 1 adalah sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal siswa belum merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.
2) Siswa telah membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 siswa.
3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang konsep daur air di bumi Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh.
4) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang konsep siklus daur air dan kegunaan air.
5) Siswa mendengarkan penjelasan guru menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan – kegiatan dalam penggunaan air
6) Didalam kegiatan inti siswa telah mengikuti langkah – langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
8) Siswa bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan.
9) Pada kegiatan akhir siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru.
10) Siswa belum diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada siklus I pertemuan 1 terlihat ada beberapa tindakan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat ada empat aspek yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 2. siswa belum belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis dengan berdiskusi dengan teman menemukan pengalaman belajarnya sendiri, siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru, siswa belum diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama pertemuan 1. Pada aspek yang lain juga masih terdapat kekurangan sehingga mendapatkan skor 3 sedangkan untuk aspek yang lain siswa telah memperoleh skor 4. Total dari 20 aspek, skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan 1 adalah 62 dengan persentase 77,5% dengan kriteria baik. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada (lampiran 14).
2. Pertemuan 2
Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan 2 adalah sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal siswa telah merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.
3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang konsep daur air di bumi.
4) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang konsep siklus daur air dan kegunaan air.
5) Siswa mendengarkan penjelasan guru menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan – kegiatan dalam penggunaan air
6) Didalam kegiatan inti siswa telah mengikuti langkah – langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
7) Siswa bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan.
8) Pada kegiatan akhir siswa belum diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru.
9) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 1.
10) Siswa belum diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
dengan persentase 83,7 % dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada (lampiran 15).
d. Hasil observasi Keaktifan siswa Siklus I
Dalam proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi yang berisi 13 indikator keaktifan siswa yang telah disesuaikan dengan aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar aktif dengan prinsip model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun hasil observasi keaktifan siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 8 dan lampiran 9).
1. Pertemuan 1
Aspek dan indikator Keaktifan Siswa 1 Pengalaman 1. melakukan pengamatan
2. membaca
3. membuat sesuatu 3
2 Interaksi 1. berdiskusi
2. mengajukan pertanyaan 3. meminta pendapat orang lain 4. bekerja dalam kelompok
4
3 Komunikasi 1. memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang
2. menceritakan/mempresentasikan 3. mendengarkan atau memberi
komentar atau mempertanyakan 4. melaporkan secara lisan atau tertulis 5. mengemukakan pikiran atau
pendapat
5
4 Refleksi 1. menyimpulkan kembali hasil kerja
atau pikiran sendiri 1
hasil kerja atau pikiran. Pada aspek yang lain telah dilakukan sehingga disetiap indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus I pertemuan 1 adalah 216 dengan rata - rata perolehan skor 9 atau dengan katagori keaktifan sedang. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil keaktifan siswa siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada (lampiran 8).
2. Pertemuan 2
Aspek dan indikator Keaktifan Siswa 1 Pengalaman 1. melakukan pengamatan
2. membaca
3. membuat sesuatu 3
2 Interaksi 1. berdiskusi
2. mengajukan pertanyaan 3. meminta pendapat orang lain 4. bekerja dalam kelompok
4
3 Komunikasi 1. memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang
2. menceritakan/mempresentasikan 3. mendengarkan atau memberi
komentar atau mempertanyakan 4. melaporkan secara lisan atau tertulis 5. mengemukakan pikiran atau
pendapat
5
4 Refleksi 1. menyimpulkan kembali hasil kerja
atau pikiran sendiri 1
9,87 dengan katagori keaktifan sedang. Untuk lebih jelasnya tentang hasil keaktifan siswa siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel (lampiran 9).
4.2.4 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan 1 dan 2 maka selanjutnya peneliti mengadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil nilai belajar siswa, hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 1 dan 2. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti atau belum. Adapun refleksi hasil analisis data yang diperoleh pada siklus I pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan 1
Pada lembar hasil obervasi KBM guru siklus I pertemuan 1 dari 20 kriteria lembar observasi guru, 16 kriteria yang telah dilaksanakan oleh guru dan terdapat 4 kriteria yang belum dilaksanakan oleh guru yakni guru belum mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran karena masih ada beberapa siswa yang belum masuk kelas setelah istirahat pertama. Pada proses pembelajaran berlangsung guru belum sepenuhnya membimbing siswa untuk menggunakan kemampuan berfikir kritis dalam kelompok diskusi untuk menemukan pengalaman belajarnya sendiri. Pada akhir pembelajaran guru belum memberikan tindak lanjut atau PR kepada siswa dan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah di lakukan.
selama pertemuan 1. Pada aspek yang lain juga masih terdapat kekurangan sehingga mendapatkan skor 3 sedangkan untuk aspek yang lain siswa telah memperoleh skor 4. Total dari 20 aspek, skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan 1 adalah 62 dengan persentase 77,5% dengan kriteria baik.
Kemudian dari hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 0 yakni, siswa belum melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Pada aspek yang lain telah dilakukan sehingga disetiap indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus I pertemuan 1 adalah 216 dengan rata - rata perolehan skor 9 dengan katagori keaktifan sedang.
Kekurangan pada siklus I pertemuan 1 ini akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya dengan cara memperbaiki RPP yang akan digunakan pada pertemuan berikutnya dan juga berkonsultasi pada guru kelas.
2. Pertemuan 2
Hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti yakni siswa harus tuntas 100% artinya seluruh siswa mencapai nilai KKM (70). Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai < 70. Dari 24 siswa, terdapat 4 siswa yang memperoleh nilai < 70, dan 20 siswa memperoleh nilai ≥ 70.
Pada lembar hasil obervasi KBM guru siklus I pertemuan 2 masih terdapat kekurangan yang belum dilakukan oleh guru yakni, guru masih belum memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa serta guru belum memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang telah di lakukan.
kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama pertemuan 2. Pada aspek yang lain juga masih terdapat kekurangan sehingga mendapatkan skor 3 sedangkan untuk aspek yang lain siswa telah memperoleh skor 4. Total dari 20 aspek, skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan 2 adalah 67 dengan persentase 83,7 % dengan kriteria sangat baik.. Kekurangan pada siklus I pertemuan 2 ini akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya dengan cara memperbaiki RPP yang akan digunakan pada pertemuan berikutnya dan juga berkonsultasi pada guru kelas.
Kemudian dari hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang belum dilakukan sehingga mendapatkan skor 0 yakni, siswa belum melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Pada aspek yang lain telah dilakukan sehingga disetiap indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus I pertemuan 2 adalah 237 dengan rata - rata perolehan skor 9,87dengan katagori keaktifan sedang.
Kekurangan pada siklus I pertemuan 2 ini akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya dengan cara memperbaiki RPP yang akan digunakan pada pertemuan berikutnya dan juga berkonsultasi pada guru kelas.
4.3Deskripsi Hasil Siklus II
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II
Didalam Siklus 2 ini, dilakukan kegiatan tatap muka sebanyak 2 kali pertemuan, waktu masing-masing dari pertemuan adalah 2 x 35 menit. Dalam pelaksanaannya, peneliti juga mempersiapkan segala perlengkapan yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar seperti RPP yang sesuai sintak model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lengkap dengan LKS, soal evaluasi dan juga segala perlengkapan seperti media, sumber buku. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti menjelaskan kepada guru tentang isi dari RPP yang akan di pakai agar terjadi kolaborasi sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi KBM guru, siswa dan lembar keaktifan siswa yang sesuai sintak karakteristik dalam pembelajaran siswa aktif, guna untuk mengamati bagaimana kegiatan guru dan siswa juga keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
Pelaksanaan tindakan dan observasi ini dilakukan selama penelitian siklus II berlangsung yakni pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015 pada jam pelajaran 3-4 dan pertemuan 2 pada Jumat tanggal 15 Mei 2015 pada jam pelajaran 3-4 dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun kegiatan yang dilakukan pada pertemuan 1 dan 2 adalah :
1. Pertemuan 1
Pertemuan 2 ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pada jam pelajaran 3-4 membahas materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.
perlengkapan belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang berisi 4 -5 orang siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan apresepsi yakni dengan memberikan peraga gambar di depan papan tulis “peristiwa apa yang ada pada gambar?”.
Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS IPA tentang kegunaan air dan daur air. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA.
Pada langkah Kontruktivisme (Contructivism) siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri, guru hanya menyajikan masalah tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan yang disampaikan dengan memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang kejadian-kejadian secara umum dan siswa mengkaitkan dengan berbagai pengalamannya di kehidupan sehari-hari berdasar masalah peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.
berkaitan tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Pada langkah Menemukan (Inquiry) setiap kelompok di beri kesempatan untuk mengerjakan LKS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan yang di berikan oleh guru. Didalam LKS terdapat langkah – langkah siklus inquiry yang tersusun meliputi Observasi (Observation), Bertanya (Questioning), Mengajukan dugaan (Hipotesis), Pengumpulan data (Data gathering), Penyimpulan (Conclussion) langkah – langkah tersebut di upayakan agar siswa dapat menemukan pengetahuan dari benak meraka sendiri. Disini guru hanya berlaku sebagai fasilitator untuk siswanya, guru hanya membimbing siswa memberikan respon serta menjawab pertanyaan tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan yang diberikan oleh guru sesuai petunjuk serta langkah didalam LKS.
Pada tahap Masyarakat belajar (Learning Community) Guru meminta setiap kelompok untuk belajar bersama mendiskusikan berbagai bentuk permasalahan yang ada, guru membimbing siswa agar dapat bertukar ide serta sharing terhadap anggota kelompok siswa, untuk berbagi pengetahuan terhadap materi tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Pada tahap Refleksi (Reflection) Guru bersama siswa secara klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan guru memberikan respon kepada siswa untuk mengingat kembali materi tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan yang telah di pelajari selama pembelajaran berlangsung.
Pada tahap Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan serta menampilkan LKS yang paling baik sebagai penghargaan atas kinerja siswa dengan menilai secara kelompok.
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak berkaitan dengan peristiwa alam dan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Guru menanyakan pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan terakhir guru bersama – sama menutup kegiatan pembelajaran
2. Pertemuan 2
Pertemuan 2 ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 15 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pada jam pelajaran 3-4 membahas materi yang berkaitan tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb).
dampak serta penanggulangannya, coba ingat kembali peristiwa alam apa saja yang terjadi di indonesia ?” dan apa dampak nya bagi mahkluk hidup?
Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS IPA tentang kegunaan air dan daur air. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA.
Pada langkah Kontruktivisme (Contructivism) siswa menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri, guru hanya menyajikan masalah tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) yang disampaikan dengan memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) yang berkaitan kejadian-kejadian secara umum dan siswa mengkaitkan dengan berbagai pengalamannya di kehidupan sehari-hari berdasar masalah tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) di lingkungan mereka.
Pada Langkah Bertanya (Questioning) guru merespon siswa dengan melakukan tanya jawab seputar materi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) dan siswa menyampaikan jawaban-jawaban mereka/hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai hal – hal apa saja yang berkaitan tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb).
oleh guru. Didalam LKS terdapat langkah – langkah menggunakan prinsip menemukan (inquiry) yang tersusun meliputi: Observasi (Observation), Bertanya (Questioning), Mengajukan dugaan (Hipotesis), Pengumpulan data (Data gathering), Penyimpulan (Conclussion) langkah – langkah tersebut diupayakan agar siswa dapat menemukan pengetahuan dari benak meraka sendiri. Disini guru hanya berlaku sebagai fasilitator untuk siswanya, guru hanya membimbing siswa memberikan respon serta menjawab pertanyaan seputar materi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS tentang materi kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) yang diberikan oleh guru sesuai petunjuk serta langkah didalam LKS.
Pada tahap Masyarakat belajar (Learning Community) Guru meminta setiap kelompok untuk belajar bersama mendiskusikan berbagai bentuk permasalahan yang ada, guru membimbing siswa agar dapat bertukar ide serta sharing terhadap anggota kelompok siswa, untuk berbagi pengetahuan terhadap materi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb).
Pada langkah Pemodelan (Modeling) guru menerangkan dari penjabaran secara abstrak tentang materi kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) ke tahap konkrit dengan menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran serta dengan memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) pada LKS ke depan kelas sementara kelompok lain memberikan tanggapan.
Pada tahap Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS serta menampilkan LKS yang paling baik sebagai penghargaan atas kinerja siswa dengan menilai secara kelompok.
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak berkaitan dengan peristiwa alam dan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). Guru menanyakan pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah dilakukan, guru membagikan soal evaluasi siklus II dan terakhir guru bersama – sama menutup kegiatan pembelajaran.
4.3.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II
Hasil tindakan dan observasi pada siklus II pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat berdasarkan hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa selama KBM IPA dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan siswa serta hasil observasi keaktifan siswa siklus II pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut :
a. Hasil Tindakan Siklus II
Tabel 4.3
Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan
< 70 0 0 % Tidak Tuntas
≥ 70 24 100 % Tuntas
Jumlah 24 100 %
Nilai Rata-rata 79,8
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Dilihat dari tabel 4.3 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus II, terdapat 24 siswa dengan persentase 100 % yang mendapatkan nilai tuntas ≥ 70sesuai KKM matapelajaran IPA.
Berdasarkan tabel 4.33 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA siswa siklus II, yang dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3
Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA Siklus II
100%
0% 0%
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tuntas Tidak Tuntas
b. Hasil observasi KBM guru Siklus II
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru diamati dengan menggunakan lembar observasi KBM guru yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).berbantuan media. Adapun hasil observasi KBM guru siklus II pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 16 dan lampiran 17). 1. Pertemuan 1
Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan 1 adalah sebagai berikut: 1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa merapikan tempat
duduk dan siap mengikuti pelajaran.
2) Guru juga telah membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 siswa.
3) Guru telah memberi informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia.
4) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia.
5) Guru telah bertanya jawab tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia. Guru juga telah memberi respon tentang jawaban siswa tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia. 6) Didalam kegiatan inti guru telah melaksanakan langkah – langkah
pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
8) Pada kegiatan akhir guru telah memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa.
9) Guru telah memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan cara menunjuk beberapa siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka.
10) Siswa dan guru telah mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada siklus II pertemuan 1 telah dilakukan perbaikan. Kekurangan yang terdapat pada siklus I telah diperbaiki oleh guru pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan diantaranya adalah guru telah memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa serta guru telah memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang telah di lakukan(lampiran 16).
2. Pertemuan 2
Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan II adalah sebagai berikut: 1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa merapikan tempat
duduk dan siap mengikuti pelajaran.
2) Guru juga telah membimbing siswa membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 siswa.
3) Guru telah memberi informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi(pertanian, perkotaan, dsb).
4) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi(pertanian, perkotaan, dsb).
6) Didalam kegiatan inti guru telah melaksanakan langkah – langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
7) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan tanya jawab, terlihat pada saat guru memberikan arahan untuk mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan.
8) Pada kegiatan akhir guru telah memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa.
9) Guru telah memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan cara menunjuk beberapa siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka.
10) Siswa dan guru telah mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada siklus II pertemuan 2 semua kekurangan telah diperbaiki. Pembelajaran telah berjalan sesuai dengan RPP dan langkah-langkah pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL) dilihat pada (lampiran 17).
c. Hasil observasi KBM/keterlibatan siswa Siklus II
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi KBM/keterlibatan siswa yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus II pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 18 dan lampiran 19).
1. Pertemuan 1
1) Pada kegiatan awal siswa telah merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.
2) Siswa telah membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 siswa.
3) Siswa telah mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran yakni tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia.
4) Siswa telah mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia.
5) Siswa telah mendengarkan penjelasan guru menjawab pertanyaan guru tentang peristiwa alam dan dampak peristiwa alam di Indonesia.
6) Didalam kegiatan inti siswa telah mengikuti langkah – langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
7) Siswa bersama guru telah melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan
8) Siswa telah menerima tindak lanjut/PR yang diberikan oleh guru. 9) Siswa menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang
telah dilakukan.
adalah 80 dengan persentase 100% dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada (lampiran 18).
2. Pertemuan 2
Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan II adalah sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal siswa telah merapikan tempat duduk dan siap mengikuti pelajaran.
2) Siswa telah membentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 kelompok berisi 4 -5 siswa.
3) Siswa telah mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran yakni melakukan pengamatan tentang kegiatan – kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi(pertanian, perkotaan, dsb)
4) Siswa telah mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang akan dicapai pada pembelajaran yakni tentang kegiatan – kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi(pertanian, perkotaan, dsb).
5) Siswa telah mendengarkan penjelasan guru menjawab pertanyaan guru tentang kegiatan – kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi(pertanian, perkotaan, dsb).
6) Didalam kegiatan inti siswa telah mengikuti langkah – langkah pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
7) Siswa bersama guru telah melakukan kegiatan tanya jawab, siswa mengisi LKS dengan langkah atau prosedur yang benar, mencatat dan menjawab pertanyaan terkait dengan hasil diskusi oleh kelompok lain, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, membahas dan menarik kesimpulan atas hasil diskusi yang telah dilakukan
9) Siswa menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
10) Siswa dan guru telah mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada siklus II pertemuan 2 terlihat adanya perbaikan dari kekurangan-kekurangan di siklus I. Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat semua aspek mendapatkan skor 4. Total dari semua skor yang diperoleh siswa dalam siklus II pertemuan 2 adalah 80 dengan persentase 100% dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat pada (lampiran 19).
d. Hasil observasi Keaktifan siswa Siklus II
Dalam proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi yang berisi 13 indikator keaktifan siswa yang telah disesuaikan dengan aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar aktif dengan prinsip model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun hasil observasi keaktifan siswa siklus II pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada (lampiran 10 dan lampiran 11).
1. Pertemuan 1
Aspek dan indikator Keaktifan Siswa 1 Pengalaman 1. melakukan pengamatan
2. membaca
3. membuat sesuatu 3
2 Interaksi 1. berdiskusi
2. mengajukan pertanyaan 3. meminta pendapat orang lain 4. bekerja dalam kelompok
4
3 Komunikasi 1. memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang
2. menceritakan/mempresentasikan 3. mendengarkan atau memberi
komentar atau mempertanyakan 4. melaporkan secara lisan atau tertulis 5. mengemukakan pikiran atau
pendapat
4 Refleksi 1. menyimpulkan kembali hasil kerja
atau pikiran sendiri 1
Pada siklus II pertemuan 1 terlihat ada beberapa aspek yang telah diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang telah diperbaiki dan ditingkatkan sehingga siswa beberapa indikator keaktifan dapat dilaksanakan yakni antaralain melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Dengan demikian indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus II pertemuan 1 adalah 251 dengan rata - rata perolehan skor 10,46 dengan katagori keaktifan tinggi. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil keaktifan siswa siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada (lampiran 10).
2. Pertemuan 2
Aspek dan indikator Keaktifan Siswa 1 Pengalaman 4. melakukan pengamatan
5. membaca
6. membuat sesuatu 3
2 Interaksi 5. berdiskusi
6. mengajukan pertanyaan 7. meminta pendapat orang lain 8. bekerja dalam kelompok
4
3 Komunikasi 6. memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang
7. menceritakan/mempresentasikan 8. mendengarkan atau memberi
komentar atau mempertanyakan 9. melaporkan secara lisan atau tertulis 10. mengemukakan pikiran atau
pendapat
5
4 Refleksi 2. menyimpulkan kembali hasil kerja
Pada siklus II pertemuan 1 terlihat ada beberapa aspek yang telah diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang telah diperbaiki dan ditingkatkan sehingga siswa beberapa indikator keaktifan dapat dilaksanakan yakni antaralain melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Dengan demikian indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus II pertemuan 2 adalah 279 dengan rata - rata perolehan skor 11,62 dengan katagori keaktifan tinggi. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil keaktifan siswa siklus II pertemuan 2 dapat dilihat pada pada (lampiran 11).
4.3.4 Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan 1 dan 2 sebagai pemantapan dari siklus I maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil nilai belajar siswa dan juga hasil observasi KBM guru serta hasil observasi KBM/keterlibatan siswa yang dilaksanakan pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus II.
Refleksi ini digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti atau belum. Adapun refleksi hasil analisis data yang diperoleh pada siklus II pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan 1
PR serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan..
Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat semua aspek telah dilakukan sehingga tidak ada lagi yang mendapatkan skor dibawah 3. Siswa telah menerima tindak lanjut yang diberikan oleh guru berupa PR dan Siswa juga telah menyampaikan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama pertemuan 1. Total dari semua skor yang diperoleh siswa dalam siklus II pertemuan adalah 80 dengan persentase 100% dengan kriteria sangat baik. Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada siklus II pertemuan 1 ini.
Kemudian dari hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang telah diperbaiki dan ditingkatkan sehingga siswa beberapa indikator keaktifan dapat dilaksanakan yakni antaralain melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Dengan demikian indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus II pertemuan 1 adalah 251 dengan rata - rata perolehan skor 10,46 dengan katagori keaktifan tinggi.
Kekurangan pada siklus I pertemuan 2 ini akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya dengan cara memperbaiki RPP yang akan digunakan pada pertemuan berikutnya dan juga berkonsultasi pada guru kelas.
2. Pertemuan2
Hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yakni siswa tuntas 100% artinya seluruh siswa telah mencapai nilai KKM yang ditentukan yakni (70). Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa dari 24 siswa dalam satu kelas mereka telah memperoleh nilai tuntas ≥ 70.
tindakan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan RPP.
Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat semua aspek telah dilakukan sehingga semua aspek telah mendapatkan skor 4. Hal ini terlihat pada hasil lembar observasi KBM/keterlibatan siswa dari keseluruhan total skor yang diperoleh siswa mendapatkan skor sebanyak 80 dengan persentase 100% masuk dalam kriteria sangat baik. Semua ini menunjukkan bahwa perbaikan-perbaikan yang dilakukan mampu membuat hasil yang diharapkan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Kemudian dari hasil lembar observasi keaktifan siswa terlihat dari 4 aspek keaktifan ada tiga indikator keaktifan yang telah diperbaiki dan ditingkatkan sehingga siswa beberapa indikator keaktifan dapat dilaksanakan yakni antaralain melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Dengan demikian indikator keaktifan mendapat nilai 1. Total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus II pertemuan 1 adalah 279 dengan rata - rata perolehan skor 11,62 dengan katagori keaktifan tinggi.
4.4 Perbandingan Hasil Penelitian dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II a. Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa pada pra siklus sebelum ada tindakan hanya terdapat 9 siswa yang mendapatkan nilai tuntas ≥ 70. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan yakni 20 siswa yang mendapatkan nilai tuntas ≥ 70 dari 24 siswa satu kelas.
mendapatkan nilai tuntas. Berikut ini dapat dilihat tabel perbandingan hasil belajar siswa dari pra siklus sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
No Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II
Jml
Siswa Persen (%) Pesrta Jml Didik
Persen
(%) Pesrta Jml Didik
Persen (%)
1 Tuntas 9 37,5% 20 83,3 % 24 100%
2 Tidak
Tuntas 15 62,5% 4 16,7 % 0 0%
Jumlah 24 100 % 24 100% 24 100%
Dari tabel 4.4 perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA. Pada pra siklus terdapat 9 siswa dengan persentase 37,5% yang mendapatkan nilai tuntas. Kemudian pada siklus I terdapat 20 siswa dengan persentase 83,3% yang memperoleh nilai tuntas. Dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 24 siswa dengan persentase 100% yang memperoleh nilai tuntas dalam satu kelas.
Gambar 4.4
Diagram Batang Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Dari gambar 4.4 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II, menunjukkan bahwa persentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada pra siklus persentase hasil belajar siswa adalah 37,5%. Kemudian pada siklus I persentase hasil belajar siswa menjadi 83,3%. Pada siklus II persentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi persentase 100%. Hal Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tegalrejo 03 salatiga sebesar 100 % sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti.
b. Perbandingan Hasil Observasi KBM Guru
KBM guru pada siklus I dan II tiap pertemuan terjadi peningkatan, dari siklus I guru tidak melakukan tindakan kemudian pada siklus II ada perbaikan.
Perbaikan yang dilakukan oleh guru pada siklus II adalah guru telah melakukan guru telah memberikan tindak lanjut berupa PR kepada siswa serta guru telah memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang telah di lakukan.
c. Perbandingan Hasil Observasi KBM/Keterlibatan Siswa
Observasi KBM/keterlibatan siswa dilakukan pada tiap siklus pertemuan I dan II. Untuk observasi KBM/keterlibatan siswa dapat dilihat berdasarkan penjumlahan perolehan skor tiap siklus pada pertemuan I dan II. Skor yang diperoleh pada siklus I adalah 129 dengan persentase 80,62% Sedangkan skor diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan yakni 160 dengan persentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang ada di dalam RPP. Siswa juga telah melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pada siklus I.
Perbaikan yang dilakukan oleh siswa adalah siswa telah diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru serta guru telah memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang telah di lakukan.
Perbandingan skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 4.5 :
Tabel 4.5
Perbandingan Skor Hasil Observasi KBM/Keterlibatan Siswa Siklus I Dan Siklus II
Tahap Pelaksanaan
Peroleh Skor Total Skor
Persentase % Pertemuan 1 Pertemuan 2
Siklus I 62 67 129 80,62%
Dari tabel 4.5 dapat dilihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II yakni pada siklus I jumlah skor yang diperoleh adalah 129 dengan persentase 80,62 % sedangkan pada siklus II jumlah skor yang diperoleh mengalami peningkatan yakni 160 dengan persentase 100%. Berdasarkan tabel 4.5 disajikan diagram batang perbandingan persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5
Diagram Batang Perbandingan Persentase Hasil Observasi KBM/keterlibatan Siswa
Siklus I dan Siklus II
Dari gambar 4.5 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I dan II dapat dilihat bahwa persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase hasil observasi KBM/keterlibatan menunjukkan 80,62 % dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Hal ini membuktikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan keterlibatan siswa.
80,62%
100%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
SiklusI I Siklus II
d. Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Observasi Keaktifan siswa dilakukan pada tiap siklus pertemuan I dan II. Untuk observasi Keaktifan siswa dapat dilihat berdasarkan penjumlahan perolehan skor tiap siklus pada pertemuan I dan II. Skor yang diperoleh pada siklus I adalah 453 dengan rata – rata skor 9,43 atau dengan katagori keaktifan siswa sedang. Sedangkan skor diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan yakni 530 dengan rata – rata skor 11,04 dengan katagori keaktifan siswa tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menunjukkan peningkatan keaktifan melalui 4 aspek dengan 13 indikator keaktifan didalam lembar observasi dengan sintak model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Siswa juga telah melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pada siklus I.
Perbaikan yang dilakukan oleh siswa adalah siswa telah diberikan tindak lanjut berupa PR oleh guru serta guru telah memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang telah di lakukan. Perbandingan skor hasil observasi keaktifan siswa siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 4.6 :
Tabel 4.6
Perbandingan Skor Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I dan II
Tahap Pelaksanaan
Peroleh Skor
Total Skor
Rata – rata jumlah
skor
Katagori keaktifan siswa Pertemuan
1 Pertemuan 2
Siklus I 216 237 453 9,43 Sedang
Siklus II 251 279 530 11,04 Tinggi
Dari tabel 4.6 dapat dilihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II yakni pada siklus I jumlah skor yang diperoleh adalah 453 dengan skor rata-rata hasil observasi keaktifan menunjukkan 9,43 dengan katagori siswa sedang, sedangkan pada siklus II jumlah skor yang diperoleh mengalami peningkatan yakni 530 dengan skor rata-rata hasil observasi keaktifan 11,04 dengan katagori keaktifan siswa tinggi. Berdasarkan tabel 4.6 disajikan diagram batang perbandingan persentase hasil observasi keaktifan siswa siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6
Diagram Batang Perbandingan Skor Rata-rata Hasil observasi Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II
Dari gambar 4.6 tentang diagram batang perbandingan skor rata-rata hasil observasi Keaktifan siswa pada siklus I dan II dapat dilihat bahwa persentase hasil observasi keaktifan siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I skor rata-rata hasil observasi keaktifan menunjukkan 9,43 dan pada siklus II meningkat menjadi 11,04. Hal ini membuktikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan keaktifan siswa.
9,43
11,04
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Siklus I Siklus II
4.5Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diketahui peningkatan dari hasil belajar, hasil observasi KBM guru, hasil observasi KBM/keterlibatan siswa serta keaktifan siswa pada pra siklus atau sebelum dilakukan tindakan, siklus I dan siklus II setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Rincian dari hasil peningkatan pada pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
a. Pra siklus
Pada pra siklus atau pada saat belum dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) hasil belajar siswa rendah. Rendahnya hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor dari siswa itu sendiri dan faktor dari guru. Faktor yang berasal dari siswa adalah siswa bermain sendiri saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa kurang tertarik dalam menerima penjelasan materi, siswa sering bercerita sendiri. Sedangkan faktor yang berasal dari guru adalah guru menggunakan metode ceramah selama proses belajar mengajar berlangsung, guru kurang kreatif dalam membuat dan menggunakan alat peraga, guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, guru kurang mengaktifkan interaksi dan tanya jawab antara guru dan siswa dan kurangnya umpan balik antara guru dengan siswa terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berimbas kepada hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi rendah atau hasil belajar tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), terlihat dari 24 siswa dalam satu kelas hanya 9 siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥ 70 dengan persentase 37,5% sedangkan sisanya sebanyak 15 siswa dengan persentase 62,5% memperoleh nilai tidak tuntas < 70.
b. Siklus I
siswa yang mendapatkan nilai tuntas ≥ 70 adalah sebanyak 20 siswa dengan persentase 83,3% sedangkan yang memperoleh nilai tidak tuntas < 70 adalah sebanyak 4 siswa dengan persentase 16,7%.
Pada pelaksanaan siklus I ini peneliti melakukan pengamatan tentang KBM yang dilakukan oleh guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil dari pengamatan siklus I tentang guru dan siswa adalah mereka telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) namun masih ada beberapa kekurangan atau beberapa tindakan yang tidak dilakukan. Seperti guru belum memberikan tindak lanjut berupa PR dan siswa belum diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung, sehingga hal itu berpengaruh pada hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I. Adapun skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I adalah 129 dengan persentase 80,62%.
Kemudian dari hasil observasi keaktifan siklus I pada lembar observasi keaktifan, siswa telah memenuhi kegiatan pada lembar observasi keaktifan yang berisi 4 aspek keaktifan dengan 13 indikator keaktifan, namun terdapat tiga indikator keaktifan yang belum sepenuhnya di lakukan oleh siswa yakni, siswa belum melaksanakan meminta pendapat orang lain, siswa belum memperhatikan atau memberi komentar atau pertanyaan yang menantang dan siswa belum menyimpulkan kembali hasil kerja atau pikiran. Adapun total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus I pertemuan 1 dan 2 adalah 453 dengan rata – rata skor 9,43 dengan katagori keaktifan siswa sedang.
c. Siklus II
nilai tuntas adalah 24 siswa dengan persentase 100% artinya seluruh siswa dalam satu kelas telah mencapai nilai KKM yang di tentukan yakni 70.
Pada pelaksanaan siklus II ini peneliti melakukan pengamatan tentang KBM yang dilakukan oleh guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil dari pengamatan siklus I tentang guru dan siswa adalah mereka telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada siklus II ini. Skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus II adalah 160 dengan persentase 100%.
Kemudian dari hasil observasi keaktifan siklus II, siswa telah memenuhi 4 aspek keaktifan dengan 13 indikator keaktifan. Adapun total keseluruhan skor dari 13 indikator keaktifan yang diperoleh semua siswa dalam siklus II pertemuan 1 dan 2 adalah 530 dengan rata – rata skor 11,04 atau dengan katagori keaktifan siswa tinggi. Dengan demikian siswa secara keseluruhan atau 100% siswa telah mencapai rata – rata skor indikator keaktifan x ≥10 atau dengan katagori keaktifan siswa tinggi, dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa.